• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN BIOLOGI DIKAITKAN DENGAN KETERCAPAIAN TUNTUTAN PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN BIOLOGI DIKAITKAN DENGAN KETERCAPAIAN TUNTUTAN PENILAIAN PADA KURIKULUM 2013."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN BIOLOGI

DIKAITKAN DENGAN KETERCAPAIAN TUNTUTAN PENILAIAN

PADA KURIKULUM 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Regina Pradistiana Octavianda

1100706

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN BIOLOGI DIKAITKAN DENGAN KETERCAPAIAN TUNTUTAN PENILAIAN

PADA KURIKULUM 2013

Oleh

Regina Pradistiana Octavianda 1100706

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Regina Pradistiana Octavianda 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindugi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

REGINA PRADISTIANA OCTAVIANDA

ANALISIS KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN BIOLOGI DIKAITKAN DENGAN KETERCAPAIAN TUNTUTAN PENILAIAN

PADA KURIKULUM 2013

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman, M.Pd.

NIP. 195012311979032029

Pembimbing II,

Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si.

NIP. 196409281989012001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr. H. Riandi, M.Si

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Konsepsi Siswa Terhadap Asesmen Biologi Dikaitkan Dengan Ketercapaian Tuntutan Penilaian Pada Kurikulum 2013” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari hasil karya orang lain, saya juga tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau mempertanyakan keaslian dari skripsi ini.

Bandung, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

DAFTAR ISI BAB II KONSEPSI SISWA TERHADAP ASESMEN DIKATIKAN DENGAN KETERCAPAIAN KURIKULUM 2013... 8

A. Pengertian Asesmen... B. Jenis-jenis Asesmen... C. Manfaat Asesmen... D. Konsepsi Siswa terhadap Asesmen... E. Kurikulum 2013... F. Tuntutan Penilaian pada Kurikulum 2013... G. Materi Sistem Pencernaan... BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... B. Populasi dan Sampel...

(6)

C. Jenis Penelitian... D. Instrumen Penelitian... E. Pengembangan Instrumen... F. Teknis Pengambilan Data... G. Analisis Data... H. Tahapan Penelitian...

29 29 33 35 37 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 40

A. Posisi Konsepsi Siswa terhadap Asesmen...

B. Perbandingan Konsepsi Siswa Laki-laki dan Perempuan... C. Kesesuaian Tuntutan Penilaian Kurikulum 2013...

40

64 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 75

A. Kesimpulan... B. Saran...

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemetaan pernyataan kuesioner konsepsi siswa terhadap

asesmen... 31

Tabel Profil indikator konsepsi improving learning ... 81

Tabel Profil indikator konsepsi critical judgment...... 81

Tabel Profil indikator konsepsi reproducing knowledge ... 82

Tabel Profil indikator konsepsi accountability...... 83

Tabel Profil indikator konsepsi problem solving...... 83

Tabel Profil indikator konsepsi rehearsing...... 84

Tabel Rekapitulasi konsepsi siswa terhadap asesmen pada materi sistem pencernaan... 97

Tabel Rekapitulasi konsepsi siswa perempuan terhadap asesmen pada materi sistem pencernaan... 101

Tabel Rekapitulasi konsepsi siswa laki-laki terhadap asesmen pada materi sistem pencernaan...

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur penelitian konsepsi siswa terhadap asesmen... 39 Gambar 4.1 Konsepsi siswa terhadap asesmen dalam materi sistem

pencernaan... 41 Gambar 4.2 Profil indikator konsepsi improving learning siswa terhadap

asesmen dalam materi sistem pencernaan... 44 Gambar 4.3 Profil indikator konsepsi critical judgment siswa terhadap

asesmen dalam materi sistem pencernaan... 47 Gambar 4.4 Profil indikator konsepsi reproducing knowledge siswa terhadap

asesmen dalam materi sistem pencernaan... 50 Gambar 4.5 Profil indikator konsepsi accountability siswa terhadap asesmen

dalam materi sistem pencernaan... 52 Gambar 4.6 Profil indikator konsepsi problem solving siswa terhadap

asesmen dalam materi sistem pencernaan... 56 Gambar 4.7 Profil indikator konsepsi rehearsing siswa terhadap asesmen

dalam materi sistem pencernaan... 61 Gambar 4.8 Perbandingan konsepsi siswa laki-laki dan perempuan terhadap

asesmen... 64 Gambar 4.9 Implementasi tuntutan penilaian Kurikulum 2013 pada

pelaksanaan pembelajaran... 69 Gambar 4.10 Profil kesesuaian tuntutan penilaian tugas terhadap kategori

konsepsi siswa... 70 Gambar 4.11 Profil kesesuaian tuntutan penilaian soal tes terhadap kategori

konsepsi siswa... 71 Gambar 4.12 Profil kesesuaian tuntutan penilaian LKS terhadap kategori

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A... A. Tabel Profil konsepsi siswa terhadap asesmen... B. Kuesioner konsepsi siswa terhadap asesmen... C. Rubrik analisis dokumen asesmen... D. Pedoman wawancara...

A. Rekapitulasi data konsepsi keseluruhan... B. Rekapitulasi data konsepsi siswa perempuan... C. Rekapitulasi data konsepsi siswa laki-laki...

97 B. LKS Praktikum Uji makanan...

C. LKS Praktikum Uji vitamin C... D. Soal tes unit (Kuis) 1... E. Soal tes unit (Kuis) 2... F. Soal ulangan harian (UH)...

107

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru selama pembelajaran sistem pencernaan...

121

(10)

1

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asesmen merupakan aspek yang penting dalam kegiatan belajar mengajar (Lee, Lin & Tsai, 2013). Asesmen digunakan untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Selain itu, asesmen seringkali dijadikan acuan untuk membuat perbandingan dan keputusan akhir dalam menentukan peringkat siswa. Asesmen juga berperan dalam mengukur keberhasilan program pembelajaran, metode pembelajaran hingga sistem pendidikan. Dengan demikian asesmen juga berkaitan dengan pengembangan pembelajaran, pembuatan kebijakan, perubahan kurikulum, hingga program pendidikan.

Sadler dan Remesal (dalam Lee et al., 2013) berpendapat bahwa

asesmen merupakan sebuah proses yang kompleks. Kompleksitas asesmen melibatkan berbagai komponen dimulai dari penggagas, pembuat, dan pelaksana asesmen. Setiap penggagas memiliki tujuan tersendiri dalam merancang suatu asesmen, kemudian untuk mencapai tujuan tersebut penggagas membuat beragam jenis asesmen yang sesuai dengan tujuan. Selanjutnya asesmen yang telah dibuat diberikan kepada pengguna asesmen.

(11)

2

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

formatif menyertakan feedback dari guru sebagai usaha agar siswa memperbaiki kinerjanya dan melengkapi kesalahan atau kekurangan terkait materi yang dipelajari.

Penggunaan asesmen dalam proses pembelajaran memiliki beberapa peran yang penting. Dimulai dari analisis metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, analisis efektifitas media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran, penilaian tugas yang diberikan kepada siswa, penilaian sikap siswa, evaluasi hasil belajar siswa, hingga membuat keputusan bagi

siswa. Semua peran asesmen tersebut pada umumnya dirancang oleh guru, kepala sekolah, atau instansi pendidikan tertentu. Walaupun penggagas asesmen berasal dari berbagai pihak, namun pengguna asesmen utama dalam dunia pendidikan adalah siswa. Oleh karena itu tidak salah apabila siswa juga memegang peran utama dalam asesmen. Hal ini berkaitan dengan pengalaman belajar siswa dan respon siswa, baik selama kegiatan pembelajaran maupun di akhir pembelajaran (Coffey et al., 2011).

Penggunaan asesmen dalam kegiatan belajar mengajar mengalami proses yang panjang. Proses tersebut akan membuat siswa membentuk suatu pandangan terhadap asesmen. Birenbaum et al. (dalam Lin et al., 2013) memberikan penguatan dengan menyatakan bahwa pandangan siswa terhadap asemen terbentuk oleh pengalamannya dalam memperoleh ragam asesmen, baik asesmen sumatifmaupun asesmen formatif selama pembelajaran. Selain itu, pandangan siswa terhadap asesmen juga akan mempengaruhi hasil asesmen yang diberikan kepadanya (Lee et al., 2013; Lin et al., 2013). Telah terbukti dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya, bahwa pandangan awal yang buruk mengenai asesmen akan menciptakan prestasi yang rendah secara akademik (Lee et al., 2013). Apabila siswa memandang asesmen sebagai

(12)

3

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

kemampuannya, maka siswa tersebut akan berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan asesmen. Pada umumnya penelitian yang dilakukan mengarah pada pengembangan jenis asesmen tertentu, dan mengkaji efektifitas asesmen yang telah dikembangkan tersebut dalam mengukur kemampuan, pemahaman, keterampilan, atau perilaku siswa. Penelitian mengenai konsepsi siswa terhadap asesmen belum banyak dilakukan, namun penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian yang sebelumnya. Penelitian mengenai konsepsi terhadap asesmen pernah dilakukan di New Zealand (Brown & Hirschfeld, 2007; Brown, Irving, Peterson, Hirschfeld, 2013; Brown & Harris, 2012) dan di Taiwan (Lee et al., 2013; Lin et al., 2013). Penelitian yang dilakukan di dua negara pada tahun yang berbeda menghasilkan kategori konsepsi siswa terhadap asesmen.

Hasil penelitian yang dilakukan di New Zealand dan Taiwan menunjukan temuan yang berkesinambungan. Enam kategori konsepsi siswa yang ditemukan oleh Lee et al. dan Lin et al. (2013) merupakan pengembangan dari temuan yang didapatkan oleh Brown et al. (2009). Brown

et al. (2009) menemukan dua kategori konsepsi siswa terhadap asesmen yaitu

assessment improves learning dan assessment makes students acountable.

Lee et al. (2013) dan Lin et al. (2013) melanjutkan penelitian tersebut, untuk meyakinkan kembali bahwa konsepsi siswa terhadap asesmen dapat dikategorikan berdasarkan pengalaman mereka dalam mendapatkan beragam asesmen selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lee et al. (2013) dan Lin et al. (2013) menemukan enam kategori konsepsi dengan indikator tertentu meliputi kategori konsepsi reproducing knowledge, rehearsing,

accountability, improving learning, problem solving, dan critical judgment.

(13)

4

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

yang utama dalam Kurikulum 2013 ini. Oleh karena itu Kurikulum 2013 juga dikenal dengan Kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah ditetapkan dalam silabus, untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap kompetensi tersebut diperlukan asesmen.

Salah satu karakteristik khas dari Kurikulum 2013 adalah telah tersedianya silabus kurikulum. Dalam silabus tersebut terdapat kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), analisis materi, media, serta tuntutan penilaian yang harus digunakan selama pembelajaran. Jika pada kurikulum

sebelumnya pembuatan silabus diserahkan secara penuh kepada guru untuk merancangnya, maka pada Kurikulum 2013 ini telah tersedia silabus yang berlaku untuk seluruh guru di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu keunggulan Kurikulum 2013 yang menuntut pencapaian tujuan pembelajaran oleh seluruh siswa di Indonesia.

Tuntutan penilaian menjadi salah satu hal yang telah ditetapkan di dalam Kurikulum 2013. Secara tidak langsung setiap guru harus memenuhi tuntutan penilaian tersebut termasuk guru Biologi di tingkat SMA. Tuntutan penilaian yang tercantum dalam Kurikulum 2013 mengacu pada target tercapainya kompetensi yang diinginkan setelah mempelajari materi Biologi.

Berdasarkan silabus kelas XI Kurikulum 2013, materi Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan mengandung Kompetensi Dasar (KD) yang memfasilitasi penggunaan beragam asesmen formatif dan asesmen sumatif. Dalam silabus telah tercantum tuntutan penilaian yang harus dilakukan oleh guru kepada siswa, diantaranya yaitu pemberian tugas, observasi oleh guru, serta pemberian tes secara tertulis.

Terdapat tiga tuntutan penilaian yang harus dipenuhi sesuai dengan silabus Kurikulum 2013. Tuntutan penilaian pertama adalah nilai yang

(14)

5

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

demikian kegiatan praktikum siswa dinilai oleh guru melalui observasi kinerja praktikum. Laporan tertulis dari hasil kegiatan praktikum juga menjadi salah satu tuntutan penilaian yang harus dilakukan oleh guru sebagai dokumen portofolio, dan diakhiri dengan tes tertulis untuk mengukur pemahaman siswa tentang jaringan penyusun sistem pencernaan dan mekanisme sistem pencernaan. Tes tertulis ini merupakan tuntutan penilaian yang ketiga. Semua tuntutan penilaian tersebut dapat diukur oleh rubrik penilaian tugas, rubrik observasi, LKS (lembar kerja siswa) selama

praktikum, dan lembar pertanyaan tes tertulis.

Penelitian ini akan menentukan letak posisi konsepsi siswa terhadap asesmen, sekaligus mengukur ketercapaian tuntutan penilaian Kurikulum 2013. Hasil analisis dari penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai konsepsi siswa terhadap asesmen biologi serta memberikan rekomendasi mengenai jenis asesmen yang sesuai untuk meningkatkan kualitas penilaian. Hasil analisis juga dapat membantu guru dalam melengkapi ragam asesmen yang seharusnya dialami oleh siswa sesuai dengan tuntutan pada kurikulum 2013.

Pentingnya peran siswa dalam asesmen tertuang dalam buku yang berjudul National Science Education Standards (NRC, 1996). Klausner dan Alberts (1996) mengemukakan bahwa pengguna utama dari asesmen adalah siswa. Walaupun asesmen melibatkan guru, kepala sekolah, pengawas, hingga pembuat kebijakan nasional, namun siswa tetap memegang peran penting selama penggunaan asesmen. Dengan demikian penting bagi pendidik dan pengambil kebijakan untuk melihat asesmen melalui sudut pandang siswa.

Pemberian ragam asesmen selama pembelajaran akan membentuk

(15)

6

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

sebelum menghadapi ujian. Dalam hal ini, siswa memegang peran penting sebagai pengguna utama asesmen selama kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengungkap peran asesmen melalui sudut pandang siswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana konsepsi siswa laki-laki dan perempuan terhadap peran asesmen Biologi serta kaitannya

dengan ketercapaian tuntutan penilaian Kurikulum 2013?”

C. Pertanyaan Penelitian

1. Pada posisi manakah kategori konsepsi siswa SMA terhadap peran asesmen Biologi?

2. Bagaimanakah perbandingan konsepsi siswa laki-laki dan siswa perempuan?

3. Bagaimanakah kesesuaian asesmen dilihat dari tuntutan penilaian pada Kurikulum 2013?

D. Definisi Operasional

Konsepsi asesmen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan siswa laki-laki dan perempuan terhadap asesmen berdasarkan pengalamannya dalam menerima berbagai jenis asesmen selama kegiatan belajar mengajar meliputi kategori konsepsi reproducing knowledge, rehearsing, accountability, improving learning, problem solving, dan critical judgment.

Enam kategori konsepsi tersebut dijaring melalui kuesioner yang telah dikembangkan berdasarkan indikator dari setiap kategori konsepsi.

(16)

7

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

E. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada materi struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan atau “Sistem pencernaan". Pemilihan materi disesuaikan dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013. Materi sistem pencernaan memfasilitasi penggunaaan beragam jenis asesmen meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada materi sistem pencernaan juga terdapat tuntutan pelaksanaan praktikum yang juga dapat mempengaruhi konsepsi siswa terhadap asesmen yang digunakan selama praktikum. Oleh

karena itu materi sistem pencernaan dipilih dalam penelitian ini, sehingga konsepsi siswa yang diteliti adalah konsepsi siswa sesuai dengan pengalamannya mendapatkan beragam jenis asesmen setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pencernaan.

F. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi posisi kategori konsepsi siswa SMA terhadap asesmen Biologi.

2. Membandingkan konsepsi siswa laki-laki dan siswa perempuan.

3. Menganalisis kesesuaian asesmen dilihat dari tuntutan penilaian pada Kurikulum 2013

G. Manfaat Penelitian

1. Membuktikan peran asesmen Kurikulum 2013 dalam memfasilitasi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa yang diwakili oleh konsepsi siswa terhadap asesmen Biologi.

(17)

28

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Baleendah. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil observasi, salah satu alternatif pelaksanaan remedial (perbaikan nilai) di SMA N 1 Baleendah dilakukan berbasis online. Keuntungan dari pelaksanaan remedial berbasis online ialah siswa dapat memperbaiki nilai ditengah jadwal pelajaran yang padat di sekolah. Guru juga menjadi lebih mudah dalam mengelola proses remedial yang diikuti oleh siswa dari kelas yang beragam melalui format penilaian secara digital. Pelaksanaan remedial dapat dilakukan tanpa waktu dan tempat yang khusus. Dengan demikian, remedial tersebut tidak mengganggu jadwal belajar mengajar di sekolah. Melalui program remedial berbasis online

tersebut, dapat terlihat bahwa perhatian sekolah terhadap pelaksanaan asesmen sangat tinggi. Oleh karena itu SMA N 1 Baleendah dipilih seabagai lokasi penelitian dalam menjaring konsepsi siswa terhadap asesmen Biologi yang melibatkan siswa kelas XI sebagai subjek penelitiannya.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah konsepsi siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) di SMAN 1 Baleendah terhadap asesmen Biologi pada materi sistem pencernaan yang terdiri dari enam kelas XI MIA.

2. Sampel

(18)

29

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

C. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif karena hanya menganalisis dan mendeskripsikan keadaan tanpa memberikan perlakuan. Pada penelitian ini diupayakan dapat memberikan gambaran mengenai konsepsi siswa terhadap peran asesmen Biologi. Gambaran tersebut akan menentukan posisi kategori konsepsi siswa terhadap asesmen secara spesifik dan hirarkis.

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi konsepsi siswa terhadap aesesmen, diantaranya adalah pengalaman belajar, jenis kelamin, dan kebiasaan belajar sebelum ujian. Konsepsi siswa merupakan sesuatu yang sangat pribadi dan khas dalam diri siswa. Hal tersebut diungkap melalui penelitian ini dengan menelusuri ragam asesmen yang pernah didapatkan, cara belajar siswa, serta pengalaman belajar mereka. Siswa diminta untuk menilai diri sendiri melalui kuesioner berbasis self asessment.

Pada penelitian ini kesesuaian jenis asesmen yang didapatkan siswa dengan tuntutan aspek penilaian kurikulum 2013 akan dianalisis. Ragam asesmen yang dibuat oleh guru akan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar tentang materi Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan yang tercantum di dalam Kurikulum 2013. Kesesuaian asesmen tersebut akan menjadi salah satu pendukung dan sarana konfirmasi mengenai posisi kategori konsepsi siswa

terhadap asesmen Biologi pada materi sistem pencernaan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua instrumen, yaitu kusioner dan rubrik analisis dokumen. Kuesioner dibuat untuk menentukan posisi kategori konsepsi siswa terhadap asesmen, sedangkan rubrik analisis dokumen dibuat untuk melihat kesesuaian ragam asesmen yang didapat siswa dengan kurikulum 2013. Pembuatan kedua instrumen mengacu pada materi sistem pencernaan, sehingga setiap konten fokus mengarah pada materi tersebut.

1. Kuesioner

(19)

30

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

berdasarkan jawaban dari kuesioner yang mereka isi kedalam enam kategori. Setiap kategori konsepsi memiliki indikator tersendiri. Indikator tersebut akan dilampirkan secara eksplisit dalam pernyataan yang diajukan dalam kuesioner, sehingga jawaban siswa akan mengarah pada konsepsi mereka terkait asesmen sains Biologi. Kuesioner dikembangkan berdasarkan indikator kategori konsepsi, adapun yang dimaksud adalah sebagai berikut

a. Reproducing knowledge indikatornya adalah 1) Menambah pengetahuan/informasi

2) Menguji daya ingat/hafalan b. Rehearsing indikatornya adalah

1) Meningkatkan frekuensi berlatih 2) Belajar kontinu

3) Mencoba variasi cara dalam topik yang sama c. Accountability indikatornya adalah

1) Merasa bertanggung jawab 2) Menentukan strategi belajar

d. Improving learning indikatornya adalah 1) Meningkatkan kemampuan

2) Meningkatkan motivasi

3) Membangun pengetahuan

e. Problem solving indikatornya adalah 1) Mengaplikasikan konsep

2) Memunculkan inspirasi 3) Membuat solusi dari masalah

f. Critical judgment indikatornya adalah 1) Menilai kemampuan diri

2) Mengkritisi kesulitan 3) Mengukur usaha diri

(20)

31

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

berdasarkan indikator, apabila satu pernyataan cukup menggambarkan kondisi siswa, maka tidak dibutuhkan pernyataan kedua.

Pernyataan konfirmasi dibuat untuk menggali pengalaman siswa selama mempelajari sistem pencernaan. Pernyataan tersebut meminta siswa untuk memberikan informasi mengenai ragam asesmen yang pernah didapatkan, cara belajar, strategi selama mengikuti praktikum, strategi dalam menghadapi ujian tertulis, dan pengalamannya dalam mengerjakan tugas. Jawaban dari setiap pernyataan konfirmasi diperlukan untuk memberikan data tambahan mengenai posisi kategori konsepsi mereka terhadap asesmen. Pemetan indikator dari konsepsi siswa disajikan lebih detil pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pemetaan Pernyataan pada Kuesioner Konsepsi terhadap Asesmen

Kategori Konsepsi Nomor pernyataan

Reproducing knowledge 4, 5, 28, 29, 35

Rehearsing 10, 23, 31, 32, 36

Accountability 12, 14, 16, 30, 33, 50

Improving learning 8, 39, 40, 42, 46

Problem solving 43, 44, 45, 47, 48

Critical judgment 17, 19, 20, 51, 53, 55

Pada beberapa pernyataan dalam kuesioner disediakan kolom isian yang harus dilengkapi oleh siswa setelah memilih jawaban. Melalui kolom isian tersebut siswa diminta untuk memberikan alasan, menentukan pilihan, melengkapi, atau menjawab pertanyaan. Pernyataan siswa terkait alasan, pilihan, dan jawaban pertanyaan akan dijadikan data tambahan sebagai salah satu pendukung dari posisi kategori konsepsi. Dengan demikian dapat ditelusuri alasan dari tinggi atau rendahnya posisi kategori konsepsi siswa terhadap asesmen.

(21)

32

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

rendah dan tinggi. Mengingat setiap siswa memiliki konsepsi yang khas dan pribadi, maka pernyataan konfirmasi dibuat untuk mengganti kegiatan wawancara. Konten pertanyaan wawancara yang semula direncanakan pada proposal diubah kedalam pernyataan, kemudian dituangkan kedalam kuesioner. Melalui pernyataan konfirmasi tersebut, hal-hal yang mendasari konsepsi siswa secara pribadi dapat terungkap. Tidak hanya itu saja, pernyataan konfirmasi juga dapat memberikan informasi mengenai kebiasaan belajar serta persiapan siswa sebelum menghadapi ujian. Hal ini berkaitan dengan peran asesmen dalam mempengaruhi pola pikir siswa.

2. Rubrik analisis studi dokumen

Dalam penelitian ini dilakukan analisis studi dokumen asesmen yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pencernaan. Dokumen yang dianalisis meliputi lembar kerja siwa (LKS) praktikum, lembar tes unit (kuis), lembar pertanyaan ulangan akhir materi, dan rencana perencanaan pembelajaran (RPP). Melalui dokumen tersebut, dapat ditelusuri ragam asesmen yang pernah di dapat oleh siswa. Selain itu dapat dianalisis pula bentuk-bentuk pertanyaan, tugas, atau penilaian yang membentuk konsepsi siswa terhadap asesmen dalam materi sistem pencernaan. Rubrik analisis studi dokumen yang

akan digunakan adalah sebagai berikut,

a. Rubrik pemetaan tuntutan penilaian Kurikulum 2013

Rubrik pemetaan tuntutan penilaian ini dibuat untuk melihat kesesuaian perangkat penilaian yang direncanakan oleh guru dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013. Setiap tujuan pembelajaran akan dipetakan kepada kompetensi dasar (KD) yang tercantum pada silabus beserta dengan tuntutan penilaian yang diminta dalam silabus tersebut.

b. Rubrik analisis jenjang kognitif pada soal asesmen tes.

(22)

33

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

pada lembar kuis dan ulangan. Hal ini dilakukan sebagai upaya konfirmasi mengenai konsepsi siswa dengan pengalaman siswa dalam mendapatkan ragam asesmen selama mempelajari materi sistem pencernaan.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dibuat untuk melakukan cross check antara pengalaman siswa dengan fasilitas ragam asesmen yang diberikan oleh guru. Hasil wawancara mengenai ragam asesmen yang dilaksanakan selama pembelajaran memberikan konfirmasi mengenai jenis asesmen yang mempengaruhi konsepsi siswa terhadap asesmen, karena konsepsi dipengaruhi oleh pengalaman siswa dalam mendapatkan asesmen, bukan dipengaruhi oleh asesmen yang tidak dilaksanakan.

E. Pengembangan Instrumen

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Instrumen kuesioner dikembangkan berdasarkan indikator kategori konsepsi yang diadaptasi dari hasil penelitian sebelumnya mengenai Conceptions of science

assessment yang dilakukan di New Zealand dan Taiwan (Brown et al., 2007; Brown et al., 2013; Brown & Harris, 2012; Lee et al., 2013; Lin et al., 2013).

Selama pengembangan, instrumen dikaji dan dijustifikasi (judgment) terlebih dahulu.

(23)

34

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

memberikan jawaban ‘Tidak’. Hal ini diperlukan untuk menggali informasi mengenai alasan siswa tidak memiliki pandangan tertentu terhadap asesmen. Pada kolom isian yang disediakan dalam lembar kuesioner, disediakan pilihan jawaban untuk memudahkan partisipan dalam mengisi alasan yang sesuai dengan pengalamannya. Pilihan jawaban dibuat untuk mengantisipasi siswa mengosongkan jawaban.

Pernyataan dibuat lebih terarah pada materi sistem pencernaan, meliputi jenis asesmen yang pernah didapatkan oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi, beberapa asesmen digunakan selama kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun kegiatan laboratorium diantaranya LKS uji makanan, LKS uji vitamin C, tugas menghitung BMR, tes unit (kuis), dan ulangan harian. Konsepsi siswa terhadap asesmen tersebut digali melalui kuesioner dengan mencantumkan jenis asesmen tersebut untuk mengingatkan siswa terhadap ragam asesmen yang pernah didapat selama mempelajari materi sistem pencernaan.

Pengambilan data dari kuesioner dilakukan sebanyak dua tahap. Tahapan tersebut disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dalam RPP. Pertemuan pertama dan kedua siswa melakukan praktikum uji makanan dan uji vitamin C di laboratorium, sedangkan pada pertemuan selanjutnya siswa melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian, maka

pernyataan konsepsi yang berhubungan dengan LKS praktikum dan pernyataan konsepsi yang berhubungan dengan tugas, kuis, dan ulangan dipisahkan menjadi dua kelompok pernyataan. Akan tetapi konsepsi tetap berlaku untuk keseluruhan pernyataan yang berjumlah 55 pernyataan.

(24)

35

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

pengerjaan juga dirasa belum jelas oleh siswa. Hal ini terlihat dari kekeliruan siswa dalam menuliskan jawaban dengan tanda silang (X) atau centang (√). Seharusnya hal-hal yang tercantum dalam petunjuk pengisian harus benar-benar disepakati, sehingga saat pengerjaan tidak banyak siswa yang bertanya kembali. Koreksi terakhir adalah mengenai petunjuk pengisian identitas. Kolom identitas yang disimpan di pojok halaman tidak membuat siswa menjadi peka untuk menuliskan namanya. Oleh karena itu penulis memindahkan kolom identitas ke halaman depan (cover), sehingga ketika siswa mendapatkan kuesioner secara spontan mengisi nama dan kelas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan. Dengan demikian, waktu selama proses pengerjaan kuesioner dapat berlangsung secara efektif.

F. Teknis Pengambilan Data

1. Pemberian kuesioner kepada partisipan.

Setelah melakukan observasi dan wawancara kepada guru, didapatkan informasi bahwa metode pembelajaran yang dilakukan adalah praktikum dan kegiatan di dalam kelas. Kegiatan praktikum dilakukan sebanyak dua kali pertemuan meliputi praktikum uji makanan dan praktikum uji vitamin C. Kegiatan praktikum dilanjutkan dengan dua kali pertemuan didalam kelas yakni membahas

organ pencernaan dan kelainan pada sistem pencernaan. Setiap dua kali pertemuan guru memberikan tes unit (kuis) dan diakhiri dengan ujian akhir materi (ulangan harian).

(25)

36

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

mengikuti kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pencernaan. Kuesioner diberikan kepada partisipan secara bertahap pada kelas A dan B. Masing-masing kelas mengisi dua berkas kuesioner. Walaupun kuesioner tersebut diisi secara bertahap, namun perhitungan skor dilakukan secara akumulatif untuk seluruh siswa dari kelas A dan B.

2. Menganalisis dokumen asesmen

Berkas dokumen asesmen meliputi LKS, soal tes unit, dan soal ulangan harian dianalisis untuk memberikan konfirmasi terkait konsepsi siswa terhadap asesmen. Terdapat dua LKS praktikum yang dianalisis yaitu LKS uji makanan dan LKS uji vitamin C. Tiga dokumen asesmen lainnya adalah soal pada kuis pertama mengenai zat makanan, soal kuis kedua mengenai dan organ pencernaan, serta dokumen soal ulangan harian sistem pencernaan.

Untuk menganalisis dokumen asesmen digunakan rubrik analisis kesesuaian tuntutan kurikulum 2013. Rubrik analisis mengukur kesesuaian antara perencanaan dengan penggunaan asesmen. Selain itu rubrik analisis digunakan untuk mengkonfirmasi posisi konsepsi siswa terhada asesmen. Hubungan antara tuntutan penilaian kurikulum 2013 dengan RPP dan pelaksanaan akan menunjukan keterkaitan antara kompetensi yang diukur melalui ragam asesmen

yang pernah didapatkan oleh siswa dengan konsepsi siswa terhadap asesmen.

3. Menganalisis dokumen RPP dan pelaksanaannya.

(26)

37

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

terhadap asesmen. Untuk mengukur terlaksana tidaknya rancangan penilaian ialah dengan melakukan cross check dari hasil wawancara guru dan siswa.

RPP merupakan implementasi dari tuntutan asesmen pada Kurikulum 2013. Analisis dokumen RPP akan disesuaikan dengan tuntutan pada KD 2.1, 2.2, 3.7 dan 4.7 terkait materi Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan atau “Sistem Pencernaan”, yang diambil dari KI 2, KI 3, dan KI 4 yaitu

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan bioprosesnya sehingga

dapat menjelaskan proses pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

4.7 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan pada organ-organ pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem pencernaan manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.

G. Analisis data

(27)

38

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

skor 0 pada jawaban ‘Tidak’, sedangkan pernyataan negatif diberikan skor 1 untuk jawaban ‘Tidak’ dan skor 0 untuk jawaban ‘Ya’.

Terdapat 32 pernyataan konsepsi yang akan menentukan pengelompokkan konsepsi siswa terhadap asemen Biologi. Apabila siswa memberikan jawaban yang sesuai dengan konsepsi maka ia akan mendapatkan total skor sejumlah 32 poin. Pernyataan yang mendukung pada konsepsi tertentu dikelompokkan sesuai dengan kategori konsepsinya meliputi reproducing knowledge, rehearsing, accountability, improving learning, problem solving, dan crticial judgment. Skor setiap kategori konsepsi juga akan dihitung dan dibuat reratanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besar skor konsepsi manakah yang mendominasi keenam kategori. Hasil kategorisasi juga akan disajikan dalam bentuk presentase dan grafik. Melalui ketiga bentuk penyajian tersebut akan dipetakan banyaknya siswa yang masuk ke dalam setiap kategori. Skor konsepsi tertinggi dapat menentukan pandangan secara umum siswa-siswi partisipan terhadap asesmen Biologi pada materi sistem pencernaan.

Analisis dokumen asesmen disajikan dalam bentuk tabel. Untuk menganalisis dokumen soal kuis dan ulangan, digunakan tabel identifikasi jenjang kognitif. Dokumen asesmen dianalisis untuk melihat kecenderungan soal dalam mendukung konsepsi siswa terhadap asesmen. Melalui tabel tersebut soal-soal

yang berkaitan dengan kategori konsepsi dapat ditemukan, sehingga dapat terlihat secara jelas keterlibatan soal-soal tersebut sebagai bentuk pengalaman siswa dalam memperoleh ragam asesmen serta mempengaruhi konsepsinya terhadap asesmen pada materi sistem pencernaan.

(28)

39

Regina Pradistiana Octavianda, 2015

siswa terhadap asesmen. Secara tidak langsung hasil penelitian ini mengungkap efektifitas tuntutan penilaian kurikulum 2013 dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran serta tuntutan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Apabila skor kesesuaian menunjukan angka yang rendah, maka hal ini menjadi informasi bahwa tuntutan penilaian kurikulum 2013 belum dapat dilaksanakan secara utuh.

H. Tahapan Penelitian

Seluruh rangkaian penelitian meliputi pengembangan kuesioner, pengambilan data, dan pengolahan data dapat dirangkum pada Gambar 3.1.

Membuat presentase berdasarkan kueisoner terkait enam kategori konsepsi yaitu reproducing knowledge, rehearsing,

accountability, improving learning, problem solving, dan critical judgment

Memberikan kuesioner COSA (Conceptions of Science Assessment Questionnaire)

kepada siswa

Melakukan studi dokumen, meliputi soal dan rubrik penilaian siswa

Menganalisis dokumen asesmen yang diterima oleh siswa pada materi Struktur dan

fungsi sel penyusun jaringan pada sistem pencernaan.

Menyusun laporan

Menganalisis kaitan antara kategori konsepsi siswa, kolom konfirmasi siswa, dengan asesmen yang digunakan pada materi sistem pencernaan.

Seminar proposal

Mengembangkan instrumen

Judgement instrumen

Menentukan lokasi dan populasi penelitian

Memilih 2 kelas XI IPA sebagai sampel secara purposive untuk menjadi partisipan

Gambar

Tabel 3.1. Pemetaan Pernyataan pada Kuesioner Konsepsi
Gambar 3.1 Tahapan penelitian konsepsi siswa terhadap asesmen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan bentuk-bentuk dan penyebab terjadinya alih kode dan campur kode pada mahasiswa

Lima faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk menetapkan komunikasi berjalan dengan efektif adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh penerima pesan, (2)

Pengukuran konsentrasi aktivitas radionuklida alam yang diambil dari sampel urin penduduk Desa Botteng Kabupaten Mamuju dilakukan dengan menggunakan Spektrometer

Program Studi Tujuan pada kegiatan Pertukaran Pelajar dapat berupa Program Studi lain di luar Universitas Brawijaya yang telah mendapatkan Akreditasi minimal setara dengan

Dengan demikian perencanaan jangka panjang adalah perencanaan 20 Tahun (5 periode jabatan), perencanaan jangka menengah adalah perencanaan 4 (empat) Tahun,

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing

Namun beberapa menit kemudian orang tua kita memanggil “JAKKKKA!!!!”, sekalipun tidak ada perubahan/pena mbahan kata lain, namun dari intonasi yang dipergunakan kali ini kita

Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan