PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY
BRANDING KOTA BANDUNG
(Survei Pada Pengunjung Event kuliner Terhadap Kinerja Penyelenggara
Event Kuliner di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
Disusun Oleh :
Hendra Setia Putra
1105464
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Oleh
Hendra Setia Putra
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
©Hendra Setia Putra Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang, skripsi ini tidak boleh diperbanyak
seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing:
Ayu Krishna Yuliawati S.Sos, MM NIP: 19730725 200312 2 002
Mengetahui Ketua Program Studi
Dr.Chairul Furqon. S,Sos, MM NIP: 19720615 200312 1 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung ”, beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika dan ilmu yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi apabila di
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015
Yang membuat penyataan
ABSTRAK
Hendra Setia Putra (1105464), “Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung Sebagai Kota Kuliner (Survey Pada Pengunjung Event
Kuliner Terhadap Penyelenggara Event Kuliner Di Kota Bandung)”, dibawah bimbingan Ayu Krishna Yuliawati S.Sos, MM
Kota Bandung adalah salah satu kota kuliner terkenal di Indonesia, maka tidak heran Kota Bandung setiap minggunya selalu dikunjungi oleh para wisatawan ,Kota Bandung saat ini sedang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal tersebut, terlihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dari skala kecil, menengah, sampai besar.Bahkan Pemerintah Kota Bandung mengadakan event kuliner setiap minggu yang bertujuan agar dapat meningkatkan city branding Kota Bandung sebagai Kota Kuliner ke satu di Indonesia
Objek dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu event
markerting, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah city branding Kota
Bandung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.Yang menjadi responden atau populasi dari penelitian ini adalah pengunjung event kuliner di Kota Bandung. Dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan sampel penelitian sebanyak 100 responden.Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson product moment dan analisis regresi linear sederhana.Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini berdasarkan metode cross
sectional method.
Hasil penelitian didapatkan deskripsi event marketing di Kota Bandung menurut pengunjung event kuliner tersebut berada pada kategori cukup baik dengan penilaian tertinggi pada sub variabel Product dan terendah pada sub variabel
positioning.Adapun deskripsi city branding Kota Bandung berada pada kategori
tinggi dengan penilaian tertinggi pada sub variabel pulse dan terendah pada sub variabel The Prerequisites.Sehingga Pemerintah Kota Bandung sebaiknya melalui Dinas Pariwisata Kota Bandung agar bisa memaksimalkan potensi kuliner yang ada dengan mengadakan event kuliner,agar banyak dikunjungi oleh para wisatawan dan meningkatkan city branding Kota Bandung sebagai Kota kuliner.
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Hendra Setia Putra (1105464), "The influence of the event marketing to city
branding the city of bandung as a city culinary (Survey on visitors event culinary against the event culinary in the city of bandung )", under guidance of Ayu Krishna
Yuliawati S.Sos, MM
The city of bandung is one of the famous culinary in indonesia , then it is not surprising the city of bandung every week always visited by tourists , the city of bandung is currently in progress rapidly .This , seen from many company that moves culinary sector of small scale,middle class,to large.Event the government city of bandung hold culinary event every week aimed at to increase the city branding the city of bandung as a city culinary to one in Indonesia.
An object in this research that being free is variable markerting event , while the bound to be variable is the city branding the city of bandung .Methods used in this research is descriptive method and verifikatif.Who became respondents or the population of this research is the culinary visitors in the city of bandung.By using the formula obtained slovin the sample as many as 100 respondents .A nalysis technique used is a correlation coefficient pearson product moment and linear regression analysis simple .The time the implementation of this research based on a method of cross sectional method .
The results of the study obtained description event marketing in the greater bandung for visitors event culinary it is in category pretty good with the highest in sub variable product with the lowest in sub variable positioning.adapun description city branding bandung city be in the high with the highest in sub variable pulse with the lowest in sub variable the prerequisites . So that the government was bandung city should through dept. of tourism bandung city to maximize potential culinary that is with a culinary event , that frequently visited by tourists and increase city branding bandung city as a city culinary.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Marketing Hospitality and Tourism . Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Bauran Promosi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Event Marketing ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 City Branding ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Peneltian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN . Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Rancangan Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Profil Pemerintah Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Pengalaman Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Deskripsi Event Marketing Menurut Responden .. Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Deskripsi City Branding Kota Bandung Menurut Responden . Error! Bookmark not defined.
4.1.6 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Pembahasan Event Marketing wisata kuliner di Kota Bandung Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Pembahasan City Branding Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 City Branding Kota atau Kabupaten di Indonesia ... 2
Tabel 1.2 Data Kunjungan wisatawan ke Kota Bandung ... 3
Tabel 1.3 Kontribusi Sektor Pariwisata Kota Bandung ... 5
Tabel 1.4 Jumlah Event Sosial-Budaya Januari 2011- Juli 2014 ... 5
Tabel 1.5 Event Kuliner di Kota Bandung Tahun 2014 ... 6
Tabel 1.6 Rencana Event kuliner di Kota Bandung Tahun 2015 ... 8
Tabel 2.1 Definisi City Branding ... 26
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45
Tabel 3.2 Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data ... 54
Tabel 3.3 Scoring Untuk Jawaban Kuesioner ... 60
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 61
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 63
Tabel 3.6 Uji Realibilitas Variabel X dan Variabel Y ... 65
Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Kuesioner ... 68
Tabel 3.8 Pedoman untuk memberikan interprestasi ... 72
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 82
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 83
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 84
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 84
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 85
Tabel 4.6 Karakteristik Asal Daerah Responden ... 86
Tabel 4.7 Jenis Event Kuliner Yang dikunjungi Responden ... 87
Tabel 4.8 Seberapa kali Responden mengunjungi Event Kuliner ... 87
Tabel 4.9 Sumber Informasi Mengenai Event Kuliner ... 88
Tabel 4.10 Alasan Utama Responden mengunjungi Event kuliner ... 89
Tabel 4.11 Orang yang menemani pada saat event ... 90
Tabel 4.12 Tanggapan responden terhadap Daya Tarik Tema event ... 91
Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai Kesan Pengunjung event ... 93
Tabel 4.15 Tanggapan responden terhadap Price ... 94
Tabel 4.16 Tanggapan responden terhadap Place ... 95
Tabel 4.17 Tanggapan responden terhadap Public Relations ... 97
Tabel 4.18 Tanggapan responden terhadap Positioning ... 98
Tabel 4.19 Rekapitulasi Tangapan responden Terhadap Event Marketing ... 99
Tabel 4.20 Tanggapan responden terhadap Presence ...104
Tabel 4.21 Tanggapan responden terhadap People ...105
Tabel 4.22 Tanggapan responden terhadap Place ...106
Tabel 4.23 Tanggapan responden terhadap Potential ...107
Tabel 4.24 Tanggapan responden terhadap Pulse ...108
Tabel 4.25 Tanggapan responden terhadap The Prerequisites ...110
Tabel 4.26 Rekapitulasi Tanggapan responden Terhadap City Branding ...111
Tabel 4.27 Output Korelasi Antara Event Marketing dan City Branding ...116
Tabel 4.28 Interprestasi Koefisien Korelasi ...117
Tabel 4.29 Output Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding ...118
Tabel 4.30 Klasifikasi Kuat Lemahnya Hubungan Antar Variabel ...118
Tabel 4.31 Output Koefisien Regresi ...118
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pengetahuan Tentang Event Kuliner di Kota Bandung ... 9
Gambar 1.2 Ketertarikan Mengunjungi Event-event di Kota Bandung ... 10
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 39
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian ... 40
Gambar 3.1 Gambar Garis Kontinum ... 68
Gambar 4.1 Garis Kontinum Event Marketing ...102
Gambar 4.2 Garis Kontinum City Branding ...114
Gambar 4.3 Normal Probality Plot ...115
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ADMINISTRATIF
LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 3 VALIDITAS DAN RELIBILITAS
LAMPIRAN 4 DATA VALIDITAS DAN RELIBILITAS MANUAL
LAMPIRAN 5 DATA ORDINAL
LAMPIRAN 6 DATA INTERVAL
LAMPIRAN 7 OUTPUT KORELASI DAN REGRESI VARIABEL
LAMPIRAN 8 CATATAN BIMBINGAN
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan kota-kota
yang ada semakin ketat. Kota-kota yang ada saling berkompetisi dengan tempat lain
untuk memperebutkan perhatian, pengunjung, pembeli, penyelengara event, dan
terutama investasi dari para investor.Keadaan ini telah menciptakan situasi kompetisi
tersebut tidak lagi antara kota-kota dalam suatu Negara,namun kompetitor yang ada
berasal dari kota-kota di Negara lain.Karena kemajuan teknologi dan deregulasi
pasar, bahkan kota-kota kecil pun dapat dikonfrontasi oleh kompetitornya yang
berlokasi pada benua lain.
Konsep City Branding bukan hanya slogan ataupun logo sebuah kota, akan
tetapi merupakan sebuah pemasaran kota untuk meningkatkan Brand kota tersebut.
Slogan, logo, desain interior, arsitektur bangunan, ruang publik, serta unsur penataan
visual kota lainnya merupakan bagian utama dari konsep City Branding. Konsep City
Branding menuntut adanya sinergitas dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik
dari aspek sumber daya manusia, fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem
transportasi yang saling terhubung. Tanpa sinergitas yang baik, upaya City Branding
akan sia-sia, maka dari fungsinya tidak hanya mencakup komunikasi pemasaran kota
secara umum, akan tetapi dapat juga mendukung strategi pengembangan
seni-budaya, pariwisata, sentra industri dan perdagangan. Dampaknya dari semua itu akan
turut meningkatkan perekonomian dari masyarakat di kota tersebut sehingga
kesejahteraan masyarakat semakin meninggkat.
Di Kota-kota Negara lain strategi dalam memperkenalkan potensi wisata yang
dimiliki dengan membuat konsep City Branding. Misalnya di Singapura memiliki
pariwisata. Dalam rangka memperkenalkan suatu daerah obyek wisata kepada
wisatawan. Pemerintah daerah memiliki strategi yang berbeda-beda agar daerah
tersebut mudah dikenal oleh wisatawan.Indonesia sebagai negara yang memiliki
potensi alam dan budaya yang mampu menyuguhkan potensi wisatanya, harus dapat
beradaptasi dan siap bersaing untuk mengembangkan potensi wisatanya dengan
konsep City Branding yang lebih modern. Oleh karena itu, beberapa kota di Indonesia
mengadopsi strategi City Branding untuk mempromosikan potensi
pariwisatanya.Beberapa kota di Indonesia yang sudah menerapkan City Branding
diantaranya adalah :
Tabel 1.1
City Branding Kota atau Kabupaten di Indonesia
No Kota City Brand
1. Solo Spirit of Java
2. Yogyakarta Never Ending Asia
3. Jakarta Enjoy Jakarta
4. Surabaya Sparkling Surabaya
5. Batu, Malang Shining Batu
6. Banyuwangi The Sunrise of Java
7. Bandung Parijs Van Java
(www.swa.co.id 6 Maret 2014)
City Branding Kota Bandung yang sering disebut Parijs Van Java kini
berganti menjadi “Bandung Juara” .Bandung Juara merupakan slogan dan logo yang
saat ini di kenal oleh banyak pihak terutama masyarakat Kota Bandung. Melalui City
Branding Bandung Juara,seluruh masyarakat Kota Bandung harus mencintai
Bandung sebagai kota yang juara dalam segala hal dengan harapan bisa terlahir
Bandung yang baru yang lebih unggul di antara kota lainnya. Sama halnya dengan
visi Kota Bandung juara yaitu memiliki arti Kota Bandung yang nyaman, unggul dan
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Dinas Pariwisata Kota Bandung menyebutkan bahwa Kota Bandung
termasuk sebagai salah satu kota wisata ke 24 di dunia saat ini,dan urutan ke 2
se-Asia Tenggara (ASEAN) sebagai Kota wisata terfavorit bahkan di Indonesia sendiri
Kota Bandung masuk urutan ke 1 sebagai Kota kuliner dan Kota Seni Budaya
Internasional. Bahkan pada tahun 2013, Kota Bandung sempat di usulkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia sebagai Kota desain ke UNESCO (Organisasi
Kebudayaan PBB). namun kenyataanya ditolak dan akhirnya tidak mendapatkan
penghargaan dari UNESCO sebagai Kota kreatif di dunia seperti Kota Seoul.Padahal
Kota Bandung memiliki budaya yang di sebut “SAPTA PESONA” yang artinya Keamanan,Ketertiban,Kebersihan,Kesejukan, Keramahan dan Ketenangan untuk para
wisatawan saat berkunjung di Kota Bandung (Wawancara dengan Sekretaris Dinas
Pariwisata Kota Bandung Tahun 2015)
Maka dari itu Pemerintah Kota Bandung terus berbenah,banyak potensi yang
ada di Kota Bandung seperti perpaduan unik gedung tua, factory outlet, restoran,
wisata alam, dan akses yang mudah menjadikan Kota Bandung sebagai tempat yang
ideal untuk liburan.Potensi inilah yang membuat industri pariwisata terutama wisata
kuliner,dan fashion di Kota Bandung berkembang pesat dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di sekitarnya. Bahkan jumlah pengunjung Kota Bandung meningkat
menjadi 8 juta wisatawan di tahun 2014 dari tahun sebelumnya 2013 yang mencapai
5 juta wisatawan (Pikiran Rakyat, 14 September 2014) terlihat dari tabel 1.2
berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2015 :
Tabel 1.2
Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2008 – 2013
Tahun Wisatawan Nusantara (orang)
Wisatawan Mancanegara (orang)
Jumlah (orang)
2008 2.481.489 157.066 2.638.555
2009 2.928.157 168.712 3.096.869
2010 3.024.666 180.603 3.205.269
2012 4.354.857 158.848 4.513.705
2013 5.726.447 170.982 5.897.429
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2015
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan peningkatan kunjungan dari tahun 2008 -
2011, tetapi dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali
meningkat pada tahun 2013.Hal ini menunjukkan fluktuasi jumlah kunjungan
wisatawan, namun mayoritas jumlah pengunjung meningkat.
Dalam peraturan daerah Kota Bandung No 7 tahun 2012 tentang
penyelengaraan pariwisata tertulis bahwa Pemerintah Kota Bandung mempunyai
kewenangan penuh dalam penyelengaan sebuah event dan memfasilitasi event
tersebut terutama promosi yang berkaitan dengan destinasi pariwisata dan produk
pariwisata yang diadakan oleh Kota Bandung. Hal ini menunjukan Kota Bandung
mengembangkan potensi ekonomi melalui industri pariwisata dengan tujuan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kota Bandung
melalui pendayagunaan produksi lokal agar dapat bersaing dengan daerah lainnya.
Saat ini banyak sekali event kepariwisataan dan usaha bisnis kuliner di Kota
Bandung berkembang pesat. Masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya sangat tertarik
terhadap kuliner baru yang ditawarkan para pengelola restoran maupun event kuliner
yang diadakan setiap minggunya, dalam hal ini banyak wisatawan sangat mengetahui
tempat kuliner yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang menarik untuk
dikunjungi. Suasana yang didukung oleh desain Interior ruangan yang baik akan
memberikan kenyamanan bagi para pengunjung dan wisatawan, serta dapat
menciptakan daya tarik tersendiri bagi tempat kuliner tersebut. Bahkan saat ini Kota
Bandung dianugerahi sebagai kota kuliner ke 1 di Indonesia menurut walikotanya
Ridwan Kamil berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pariwisata Republik
Indonesia.
Perkembangan wisata kuliner di Kota Bandung sedang mengalami kemajuan
yang cukup pesat.Hal tersebut, terlihat dari banyaknya perusahaan yang bergerak di
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuliner, pendapatan sektor pariwisata Kota Bandung meningkat dari tahun ke
tahunnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Kemajuan wisata
kuliner yang semakin pesat tersebut dapat dilihat dari data Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Bandung tahun 2013, sebagai berikut :
Tabel 1.3
Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung
Tahun PAD Kota Bandung Presentase (%)
2011 372.423.970.433 49%
2012 443.331.559.083 56%
2013 610.122.000.000 73%
Sumber : Dispenda Kota Bandung (data diolah) Tahun 2013
Dilihat dari presentase setiap tahunnya bahwa sektor pariwisata kuliner sangat
melonjak tajam, seiring dengan pertumbuhan restoran, rumah makan , dan event yang
diselengarakan di Kota Bandung, Akan tetapi menurut data yang di peroleh dibawah
ini menunjukan bahwa sektor event kuliner merupakan sektor yang paling kecil
dalam melaksanakan event di Kota Bandung, dilihat dari Tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.4
Jumlah Event Sosial-Budaya Periode Januari 2011- Juli 2014
No Jenis Event Jumlah Event %
1 Kuliner 8 10%
2 Budaya 39 46%
3 Fashion 17 20%
4 Musik 15 18%
5 Hobby 5 6%
Total 84 100%
Sumber: Diolah dari berbagai Media 2014
Berdasarkan tabel 1.4 sektor kuliner hanya melaksanakan event sebanyak 8
kali dengan presentase 10% , event yang paling dikenal yaitu festival kuliner keukeun
diadakan dengan 17 event di tahun 2014, Musik dengan 15 event yang terselengara di
Kota Bandung. Adapun event kuliner yang terselenggara di Kota Bandung selama
tahun 2014, menurut data terbaru yang diperoleh berjumlah 20 event yang di masukan
ke dalam tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.5
Event kuliner di Kota Bandung selama tahun 2014
NO NAMA EVENT
2. Cibadak CN Kec. Astana Anyar 15 Februari 2014 30.000 Orang 3. Lengkong CN Kec. Lengkong 19 April 2014 5000 Orang 4. Cibiru CN Kec. Cibiru 6 September 2014 1000 Orang 5. Ujung Berung
CN
Kec. Ujung Berung 27 September 2014 700 Orang
6. Bandung Kulon CN
Kec. Bandung Kulon 27 Setember 2014 600 Orang
7. Sukasari CN Kec. Sukasari 11 Oktober 2014 500 Orang 8. Panyileukan CN Kec. Panyileukan 1 November 2014 500 Orang 9. Holis CN Kel. Cibuntu 1-2 November
2014
1000 Orang
10. Arcamanik CN Kec. Arcamanik 8 November 2014 850 Orang 11. Bandung Wetan
CN
Kec. Bandung Wetan 8 November 2014 750 Orang
12. Dago Culinary Night
Kel. Dago 15 November 2014 1000 Orang
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Night
6 Desember 2014 1000 Orang
16. Cinambo CN Kec. Cinambo 6 Desember 2014 700 Orang 17. Cibeunying
Kaler CN
Kec. Cibeunying 13 Desember 2014 650 Orang
18. Cibaduyut CN Kec. Bojongloa Kidul
13 Desember 2014 650 Orang
19. Panyileukan CN Kec. Panyileukan 13 Desember 2014 700 Orang 20. Situsaer CN Kec. Situsaer 31 Desember 2014 1000 Orang 21. Bojongloa kaler
CN
Kec. Bojongloa Kaler
31 Desember 2014 1500 Orang
Sumber : Diolah dari berbagai sumber 2015
Dalam tabel 1.5 menunjukan bahwa begitu banyaknya event kuliner yang
diselengarakan di Kota Bandung selama tahun 2014, bahkan sebenarnya banyak
sekali event yang diadakan oleh setiap kecamatan di Kota Bandung. Hal itu
dikarenakan Dinas Pariwisata Kota Bandung mewajibkan agar setiap kecamatan di
Kota Bandung wajib menyelengarakan event kuliner setiap minggunya di akhir
pekan agar masyarakat terfokus dalam satu wilayah, sehingga meminimalisir
kemacetan yang selalu terjadi di Kota Bandung di akhir pekan. Salah satu
keberhasilannya adalah Kota Bandung dapat meningkatkan Indeks kebahagian yang
saat ini sebagai salah satu Kota di Indonesia dengan Indeks Kebahagian masyarakat
terbesar di tahun 2015.
Menurut survei dari The AC Nielsen Company menyatakan bahwa 44% dari
orang Indonesia suka makan di luar rumah atau di restoran setiap akhir
pekannnya.(http://swamagazine.blogspot.com 15 Februari 2015) hal ini menunjukan
bahwa masyarakat Kota Bandung sangat antusias dengan adanya event yang diadakan
setiap minggunya. Pemerintah Kota Bandung menyiapkan peraturan yang
yang diadakan setiap akhir pekannya dan dikoordinasikan dengan Dinas Pariwisata
Kota Bandung untuk dipublikasikan setiap minggunya kepada masyarakat.Adapun
rencana Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2015 dari bulan Januari hingga bulan
Juli 2015 menurut data dari Dinas Pariwisata Kota Bandung di dalam tabel 1.6
berikut ini :
Tabel 1.6
Rencana Event Kuliner Di Kota Bandung Tahun 2015 ( Januari – Juli 2015)
NO NAMA EVENT KULINER
PENYELENGARA TANGGAL PELAKSANAAN
1. Kopo CN Kel . Kopo 24 Januari 2015 2. Cipadung CN Kel. Cipadung 7 Februari 2015 3. Batununggal
CN
Kec. Batununggal 4 April 2015
4 Cibiru CN Kec Cibiru 10 April 2015 10. Asia Africa CN Pemerintah Kota
Bandung
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kurang Tahu
16. Cibadak CN Pemerintah Kota Bandung
Bulan Ramadhan tahun 2015
Sumber : Dinas Pariwisata Bandung (Data diolah) 2015
Dalam menyelenggarakan sebuah event, penyelengaranya adalah pemerintah
daerah, perguruan tinggi, pengusaha atau pebisnis, komunitas dan Event Organizer
yang mengadakan event setiap bulannya.Event Organizer adalah salah satu pengelola
suatu kegiatan event (Pengorganisir Acara) dalam hal ini berkerja sama dengan
Pemerintah Kota Bandung agar setiap kegiatan yang di selenggarakan bertujuan
untuk memperoleh keuntungan di kedua belah pihak, baik penyelenggara maupun
yang hadir pada saat kegiatan berlangsung.
Keuntungan ini tidak harus bersifat material namun juga bisa bersifat non
material.Event organizer lebih mengarah pada profesi, yaitu suatu lembaga baik
formal maupun non formal, yang di percaya untuk melakukan kegiatan.Misalnya;
peluncuran suatu produk baru, pesta, seminar, pagelaran musik, dan lain sebagainya,
disesuaikan dengan permintaan pengguna jasa atau inisiatif event organizer sendiri
dalam menyelenggarakan sebuah event.Dalam pra penelitian yang di lakukan kepada
masyarakat Kota Bandung terlihat dalam gambar1.1 pengetahuan tentang Event
event Lain-lain
(0%) Musik (7%)
Fashion (47%) Kuliner (40%)
Budaya (7%)
Sumber : Pengolahan data pra penelitian tahun 2015
Gambar 1
Pengetahuan Tentang Event Kuliner di Kota Bandung
Pada gambar 1.1 menunjukan dari 50 Responden yang dipilih, sekitar 47%
atau sebanyak 23 Orang menyatakan tahu tentang Event kulinmer yang di adakan
setiap kali oleh pemerintah Kota Bandung. Sedangkan sisanya tidak tertarik tentang
adanya event kuliner yang selalu diadakan di Kota Bandung ,hal ini yang menjadi
permasalahan yang mendasari penelitian yang dilakukan penulis terhadap event
kuliner tersebut dapat tidaknya meningkatkan City Branding Kota Bandung sebagai
kota kuliner. Pada umumnya masyarakat Kota Bandung sangat mengenal Bandung
sebagai kota fashion maupun kota budaya bukan sebagai kota kulinernya, akan tetapi
kenyataanya masyarakat Kota Bandung sangat antusias terhadap event kuliner yang
selalu diadakan oleh pemerintah Kota Bandung. Terlihat dari pra penelitian yang
dilakukan tentang ketertarikan mengunjungi event di Kota Bandung berdasarkan
jenisnya di jelaskan dalam gambar 1.2 di bawah ini :
Sumber : Pengolahan data pra penelitian tahun 2015
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketertarikan Mengunjungi Event-event di Kota Bandung
Di dalam gambar 1.2 menunjukan 40% atau sebanyak 24 orang dari 50
Responden yang secara acak dipilih menyatakan tertarik untuk mengunjungi event
kuliner di Kota Bandung, hal ini menjadi prospek yang cerah bagi industri
kepariwisataan di Kota Bandung.
Berangkat dari pemaparan tersebut terdapat kesenjangan antara fakta di
lapangan dengan pra penelitian yang dilakukan.Kota Bandung sebagai kota kuliner ke
1 kurang terkenal di masyarakat Kota Bandung, dengan event lainnya yang
terselenggara di Kota Bandung.Salah satu cara efektif dalam membangun citra baik di
benak masyarakat khususnya wisatawan adalah dengan menggelar event-event
pariwisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan terutama event kuliner. Seperti
yang dikemukakan Phil Crowther di dalam jurnal yang berjudul Marketing event
outcomes: from tactical to strategic bahwa pemasaran event dapat berdampak pada
nilai jual sebuah event tersebut , dan sebuah strategi yang dilakukan kota maupun
daerah untuk meningkatkan citra daerah tersebut di masyarakat yang
mengunjunginya.
Kegiatan event kuliner di Kota Bandung saat ini masih tahap awal
pelaksanaan untuk meningkatkan citra Kota Bandung sebagai kota kuliner. Selain
itu, event dapat dilakukan ketika suatu program atau kegiatan baru berjalan.Hal ini
bertujuan agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat maupun wisatawan dalam
mengunjungi event kuliner yang diadakan.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
perlu diadakannya penelitian mengenai kepariwisataan di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota Bandung” (Survei
Pada Pengunjung Event Kuiner Terhadap Kinerja Penyelenggara Event Kuliner Di Kota Bandung )” untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan wisatawan untuk mengunjungi Event kuliner di Kota
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Kota Bandung telah dipersepsikan oleh pengunjung dengan berbagai sebutan
seperti Paris Van Java, kota wisata kuliner, kota kembang, maupun kota fashion.
Dengan berbagai daya tarik destinasi Kota Bandung yang diantaranya belanja,
budaya, industri kreatif, sejarah, jajanan khas Kota Bandung dan cuacanya yang
sejuk menjadikan mereka ingin mengunjungi Kota Bandung. Agar Kota Bandung
lebih dikenal sampai mancanegara perlu adanya City Branding untuk membedakan
antara satu dan yang lainnya serta mencerminkan identitas Kota Bandung itu sendiri.
Sebuah brand yang kuat mampu merubah persepsi orang terhadap suatu obyek
sehingga akan mempengaruhi pula bagaimana perilaku mereka terhadap suatu obyek
tersebut.
Masalah yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah Kota Bandung belum
memiliki city branding yang ditetapkan oleh pemerintah secara komprehensif,
padahal dari brand dapat mencerminkan identitasnya.Karena brand dibentuk dari
struktur yang diharapkan oleh pemasar yang mampu memperbaiki persepsi yang
negatif.Citra positif Kota Bandung terdapat pada destinasi wisata yang mampu
menarik wisatawan untuk datang.Namun citra negatif Kota Bandung lebih
menyangkut diantaranya fasilitas publik, perubahan iklim yang semakin panas,
permasalahan sampah yang tidak selesai, lahan yang semakin sempit di perkotaan,
dan kemacetan yang sering terjadi di Kota Bandung setiap harinya.
Dengan adanya brand Kota Bandung Juara, Kota Bandung mempunyai misi
dalam memajukan wisata kuliner diantaranya adalah Event Culinary Night (CN) yang
selalu di gabungkan dengan car free night (jalur bebas kendaraan) yang diadakan
oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Kecamatan se-Kota Bandung setiap
minggunya. Bahkan tertulis di dalam peraturan daerah Kota Bandung No 7 tahun
2012 bahwa Pemerintah Kota Bandung sebagai pelaksana sebuah event
kepariwisataan wajib memfasilitasi, memelihara serta melestarikan daya tarik wisata
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun dilihat antusiasme masyarakat dan wisatawan dalam mengunjungi
acara event kuliner yang diselengarakan di setiap kecamatan Kota Bandung
cenderung menurun setiap kali diadakan.Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
konsep dan tema acara yang ditampilkan kurang diminati oleh masyarakat maupun
pengunjung.Maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut tentang Event Marketing
dalam meningkatkan City Branding Kota Bandung sebagai kota kuliner ke 1 di
Indonesia.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam identifikasi masalah, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi tentang Event Marketing Terhadap Pengunjung
Event-event kuliner di Kota Bandung?
2. Bagaimana deskripsi tentang City Branding Kota Bandung Terhadap
Pengunjung Event-event kuliner di Kota Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding Kota
Bandung sebagai kota kuliner?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada perumusan masalah,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui deskripsi tentang Event Marketing Terhadap Pengunjung
Event-event kuliner di Kota Bandung.
2. Mengetahui deskripsi City Branding Kota Bandung Terhadap Pengunjung
Event-event kuliner di Kota Bandung.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Event Marketing Terhadap City Branding
Kota Bandung sebagai kota kuliner.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Memperkuat pandangan bahwa pengembangan kekuatan Event Marketing
dalam event kuliner benar-benar dibutuhkan guna pencapaian yang
maksimal dalam meningkatkan City Branding Kota Bandung.
b. Memberikan masukan teoritis bagi perkuliahan ilmu manajemen khususnya
manajemen pemasaran, dan mengembangkan ilmu yang didapatkan serta
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca yang berkaitan dengan
bahasan penelitian ilmiah, yaitu mengenai Event Marketing khususnya
pengaruh terhadap City Branding Kota Bandung.
2. Kegunaan Praktis
Bagi Pemerintah Kota Bandung dan Event Orgainer (EO) diharapkan dapat
menjadi pengetahuan dari konsep City Branding yang dapat dipengaruhi oleh Event
Marketing, dan memberikan masukan berharga bagi Pemerintah Kota Bandung
mengenai pentingnya mengembangkan Event Marketing terutama dalam event
kuliner untuk meningkatan City Branding Kota Bandung sebagai kota
kuliner.Diharapkan dengan adanya penelitian ini para pemangku kepentingan tersebut
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas event-event pariwisata di Kota Bandung
dan saling bekerjasama dalam rangka menarik para wisatawan baik lokal maupun
mancanegara sebagai upaya meningkatkan perkembangan sektor pariwisata dalam
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh yang
terjadi antara Event Marketing terhadap City Branding Kota Bandung . Terdapat dua
variabel yang dijadikan objek penelitian dalam penelitian ini , yaitu Event Marketing
sebagai variabel bebas (X), seta City Branding sebagai variabel terikat (Y).
Responden dari penelitian ini adalah Penyelengara event kuliner di Kota Bandung dan
Pengunjung Event kuliner yang di selengarakan di Kota Bandung terutama 3 Event
besar yang diadakan pada tahun 2015 yaitu Braga Culinary Night, Cibadak Culinary
Night, dan Asia Afrika Culinary Night.
Penelitian ini menggunakan cross sectional method karena penelitian
dilakukan pada kurun waktu tertentu. Menurut Husein Umar (2004, hlm. 43) yang
dimaksud dengan cross sectional method adalah metode penelitian dengan cara
mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu tidak berkesinambungan dalam
jangka waktu panjang. Penelitian dengan menggunakan metode ini, informasi dari
sebagian populasi dikumpulkan langsung ditempat kejadian secara empirik dengan
tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang
diteliti. Untuk penelitian ini dilakukan di event kuliner yang diadakan oleh
Pemerintah Kota Bandung dalam kurun waktu 9 bulan yaitu dari bulan Januari 2015
sampai dengan bulan Agustus 2015.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan jenis
penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Arikunto (2010, hlm.3), “Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau
penelitian.” Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai Event Marketing serta City Branding terhadap Kota Bandung yang
dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung.
Penelitian verifikatif menurut Arikunto (2010, hlm.15), “Penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain.” Dengan kata lain penelitian verifikatif ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara Event
Marketing (variabel X) dan City Branding (variabel Y) yang tengah diteliti.
Penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang pelaksanaanya
dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.
Dalam penelitian ini menguji mengenai Event Marketing terhadap City Branding
Kota Bandung. Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
deskriptif dan verifikatif, maka metode yang digunakan yaitu metode explanatory
survey penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian
hipotesis. Menurut Maholtra (2009, hlm. 96) metode survey digunakan untuk
mengeksplorasi situasi masalah, yaitu mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam
masalah yang dihadapi manajemen.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Malhotra (2004, hlm.83) desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja
yang digunakan untuk melakukan penelitian. Kerangka kerja tersebut memliki
spesifikasi prosedur yang diperlukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
untuk menstruskturkan dan menjawab permasalahan penelitian. Desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal. Desain kausal ini bertujuan
untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, antara satu variabel dengan variabel
lainnya (Malhotra 2009, hlm. 100).
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut membantu kita untk mengklasifikasikan gejala disekitar ke dalam kategori
khusus dari variabel (Arikunto, 2010, hlm. 91). Definisi variabel perlu dibuat untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan, memahami variabel.
Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Maholtra (2009, hlm. 248), yang dimaksud dengan variabel bebas dan
variabel terikat yaitu:
1. Variabel bebas (variable independent) adalah variabel atau alternatif yang
dimanipulasi dan yang mempengaruhi diukur dan dibanding. Dalam peneliltian ini
yang merupakan variabel bebas adalah Event Marketing (X).
2. Variabel terikat (variable dependent) adalah variabel yang mengukur efek dari
variabel independent pada unit tes. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah City Branding (Y)
Secara rinci operasionalisasi variabel penelitian ini dijelaskan dalam tabel 3.1
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep
Indikator
Tingkat ukuran
Skala
Pertanyaan
Tertutup
Ordinal Bagaimana daya tarik tema event
Ordinal Bagaimana daya tarik hiburan
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengunjungi event pengunjung
setelah mengunjungi
event ?
Price Keterjangkauan harga tiket masuk
kepada memadai atau tidak ? jelaskan ?
Ordinal Ketrategisan letak lokasi event publikasi event di media sosial atau maupun cetak
Ordinal Seberapa sering frekuensi
publikasi event di media sosial event di Kota Bandung
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengunjung? partispasi pengunjung dan membuat event tersebut menjadi mudah dikenal ? Jelaskan ? Daya tarik media
identity (brosur ,
undangan maupun prees relees ) terhadap event
Ordinal Daya tarik media identity seperti
Positioning Kredibilitas event
kuliner sebagai event ternama
(prestigius)
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dinnie (2010, hlm. 8)
Kota wisata Bandung sebagai
salah satu Kota
Ordinal Bagaimana kondsi sikap toleransi
Ordinal Dengan iklim Kota Bandung yang cocok hal lain apa yang membuat
wisatawan merasa wisata yang ada di Kota Bandung
Ordinal Apakah fasilitas umum yang ada di Kota Bandung cukup memadai ?
Potential Kemudahan memperoleh sebagai salah satu kota tujuan wisata apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung sehingga Para wisatawan bisa merasa nyaman dan tertarik untuk tinggal lebih lama di Kota Bandung ? dan
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memasarkan produk event kuliner kepada para wisatawan ?
Pulse Ketertarikan kota Bandung dengan event kulinernya
Ordinal Apa alasan yang menjadi
tertariknya para wisatawan untuk berkunjung di Kota Bandung sekaligus menghabiskan waktu untuk tinggal ? Keindahan Kota
Bandung dengan arsitektur bangunan yang menarik
The Prerequisites
Kemudahan memperoleh tempat tinggal di Kota Bandung
Ordinal Bagaimana kemudahan memperoleh tempat tinggal yang nyaman di Kota Bandung ?
Apakah kondisi fasilitas publik di seluruh Kota Bandung sangat menunjang terhadap para wisatawan yang berkunjung ?
Kelengakapan fasilitas publik yang ada di Kota Bandung
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Menurut Maholtra (2009, hlm.43) sumber data dapat diperoleh, baik secara
langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan
dengan objek penelitian.
1. Sumber data primer
Merupakan sumber data yang diciptakan peneliti dengan tujuan menangani
masalah khusus (Maholtra, 2009, hlm.43). Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan
kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap
mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu para pengunjung event kuliner di
Kota Bandung.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan dengan
maksud diluar masalah yang sedang ditangani (Maholtra, 2009, hlm.43). Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel serta situs yang
berkaitan dengan penelitian tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini dapat
terlihat pada tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data
No. Tujuan Data Sumber Data Jenis Sumber
Kota atau Kabupaten di
Indonesia
www.swa.co.id Sekunder
2. Untuk mengetahui
wisatawan ke Kota
4. Untuk mengetahui
Event Sosial Budaya
ytang diadadakan di
Data Event kuliner di
Kota Bandung selama
7. Tingkat pengetahuan
masyarakat tentang
event di Kota
Bandung
Data kuesioner pra
penelitian
Hasil Penelitian Primer
8. Tanggapan tentang
event kuliner di Kota
Bandung
Data Tanggapan
tentang event kuliner di
Kota Bandung
Hasil Penelitian Primer
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 402) teknik pengambilan data adalah suatu
usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan motode yang telah ditentukan.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber promer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yangtidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian lapangan (field research) dimana penelitian ini dilakukan dengan
mendatangi langsung konsumen untuk memperoleh data primer mengenai masalah
yang akan diteliti. Ada beberapa cara yang dilakukan antara lain :
a. Observasi atas objek dan peristiwa yang terjadi
b. Pengumpulan data lainnya berupa menyebarkan kuesioner melalui offline dan
online, yang dimaksud dengan menyebarkan kuisioner online adalah dengan
memberikan link yang kemudian akan muncul tampilan google docs berisikan
pernyataan dari kuisioner setelah meng-klik link tersebut. Sedangkan secara
offline, peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung bertatap muka dengan
para pengunjung event kuliner di Kota Bandung.
2. Penelitian kepustakaan (library research) dimana penelitian kepustakaan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data sekunder yang digunakan
sebagai landasan perbandingan dalam menyusun hipotesis penelitian. Data
sekunder ini diperoleh dengan membaca dan mempelajari lliteratur, dan sumber
data lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu kepuasan
pengguna- sehingga dapat menjadi landasan teori yang kuat serta mendukung
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1 Populasi
Pelaksanaan suatu penelitian membutuhkan populasi sebagai sumber data,juga
tidak terlepas dari penelitian yang akan diteliti, karena melalui objek penelitian akan
diperleh variabel-variabel yang merupakan permasalahan dalam penelitian dan
diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang keberhasilan
penelitian.Menurut Maholtra (2009, hlm 306),suatu populasi adalah total dari semua
elemen yang terbagi dalam beberapa seperangkat karakteristik.Setiap proyek riset
pemasaran memiliki populasi yang didefinisikan unik untuk dijelaskan dalam istilah
parameter.Tujuan dari proyek riset pemasaran adalah untuk mendapatkan informasi
tentang karakteristik atau parameter dari suatu populasi.
Berdasarkan pengertian diatas,peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
populasi merupakan objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Populasi dari penelitian ini adalah
para pengunjung event kuliner di Kota Bandung ataupun yang pernah
mengunjunginya pada tahun 2014.
Jadi dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut
etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah
ditentukan.Populasi dalam penelitian ini adalah para pengunjung event kuliner yang
diselenggrakan di Kota Bandung terutama 3 event Kuliner terbesar yang
diselenggarakan Pemerintah Kota Bandung yaitu Braga Culinary Night, Cibadak
Culinary Night, dan Asia Afrika Culinary Night yaitu sebesar 157.078 menurut data
yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bandung ditahun 2014.
3.5.2 Sampel
Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, maka
peneliti mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan.Sampel adalah
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Maholtra, 2009, hlm. 364). Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi
merupakan sampel yang representatif.Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
adalah para pengunjung event kuliner di Kota Bandung.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability
sampling yang bergantung pada penilaian peneliti bukan dari kesepakatan untuk
disertakan dalam sampel. Sampel nonprobability dapat menghasilkan perkiraan yang
baik tentang karakterisitik populasi (Malhotra, 2009, hlm. 364).
Teknik nonprobability sampling memiliki banyak jenis, salah satunya yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti (Malhotra 2009,
hlm. 364).
Dalam menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan tabel penentuan
jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan
tingkat kesalahan 10%. Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :
n = + �e�
Diketahui:
n = ukuran sampel
N= ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang ditolerir
Berdasarkan perhitungan dengan rumus dalam pengambilan sampel di atas, maka
didapat jumlah sampel sebanyak:
n = + 55 . . , = , =
Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin diatas adalah berjumlah
99,6 orang. Namun untuk menjaga keakuratan data dan mempermudah penelitian,
diambil adalah berjumlah 100 orang responden pengunjung event kuliner di Kota
Bandung.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampling
Dalam penelitian ini tamu yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan
tersebar diseluruh populasi.Sehingga untuk mendapatkan sampel representative, maka
dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sempling atau sempel acak
sederhana. Simple random sempling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 118) yaitu teknik
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan pertimbangan tujuan
penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan metode verifikatif. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan
jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan.
1. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang
dilakukan oleh konsumen berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya
diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu
kesimpulan.
2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk
menguji pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang
diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah
diterima atau ditolak.
Untuk mengetahui pengaruh Event Marketing terhadap City Branding maka
dilakukan analisis data berupa penyebaran kuisioner kepada para pengunjung Event
kuliner di Kota Bandung. Setelah data diperoleh maka selanjutnya adalah mengolah
data dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap
,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari data yang terkumpul di
beri skor seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Scoring Untuk Jawaban Kuesioner Skala Likert
Sumber : (Malhotra, 2009, hlm. 298)
3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “uji validitas adalah suatu derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti”. Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam salah satu
derajat ketepatan pengukuran tentang isi dari pernyataan yang peneliti buat. Tujuan
dali uji validitas ini adalah untuk menguji keabsahan instrumen penelitian yang
hendak disebarkan. Teknik yang akan digunakan adalah teknik korelasi melalui
koefisien korelasi product moment. Skor ordinal dari setiap item pertanyaan yang
diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal keseluruhan item, jika koefisien
korelasi tersebut positif, maka item tersebut valid, sedangkan jika negatif maka tidak
valid yang kemudian akan digantikan atau dikeluarkan dari kuesioner. Rumus
korelasi product moment dijabarkan dibawah ini :
Jawaban Responden Skor
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 4
(Sugiyono, 2014, hlm. 248)
Keterangan :
= Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari dari seluruh item
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ � = Jumlah kuadrat skor dalam distribusi X
∑ � = Jumlah kuadrat skor dalam distribusi Y n = Jumlah responden
Keputusan pengujian validitas item didasarkan sebagai berikut :
1. Item pertanyaan valid jika r hitung> r tabel
2. Item pertanyaan tidak valid jika r hitung< r tabel
Perhitungan uji validitas item yang dilakukan menggunakan bantuan aplikasi
SPSS for Windows 22.0 Berikut adalah hasil uji validitas terhadap item instrumen
variabel penelitian X dan Y yang dilakukan dengan menyebarkan kepada 30
responden:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X
No Indikator rhitung rtabel Keterangan
Event Marketing (X)
Product (Produk)
1 Daya tarik tema event yang diselengarakan 0,664 0,361 Valid
2 Daya tarik hiburan pertunjukan yang 0,781 0,361 Valid
= ∑ � �− ∑ � ∑ �
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditampilkan dalam event
3 Kesan dibenak pengunjung yang mengunjungi
event 0,803 0,361 Valid
Price (Harga) 4 Keterjangkauan harga tiket masuk dalam
sebuah event 0,596 0,361 Valid
5 Kesesuain harga dan fasilitas yang diberikan
dalam sebuah event 0,676 0,361 Valid
Place (Tempat )
6 Kenyamanan fasilitas di dalam event. 0,718 0,361 Valid
7 Keamanan pada saat event berlangsung.
0,740 0,361 Valid
8 Kestrategisan fasilitas parkir dalam sebuah
event 0,577 0,361 Valid
Public Relations (Informasi Publik) 9 Freskuensi publikasi event di media sosial
atau maupun cetak 0,667 0,361 Valid
10 Daya tarik media identity (brosur , undangan
maupun prees relees ) terhadap event 0,751 0,361 Valid 11 Ketersediaanya pusat informasi bagi para
pengunjung di dalam event 0,607 0,361 Valid Posittioning (Posisi)
12 Kredibilitas event sebagai event ternama
(prestigious) kuliner 0,706 0,361 Valid
13 Kemenarikan segmentasi event terhadap
keinginan para pengunjung event 0,806 0,361 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program IBM SPSS Statistics
22.00, 2015
Pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa hasil uji validitas dari seluruh pernyataan
yang terdapat pada variabel X (Event Marketing) memenuhi validitas yang memiliki r
hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df=n-2 (degree of
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Y
No Indikator rhitung rtabel Keterangan
City Branding (Y)
Presense (Kehadiran) 1 Keyakinan terhadap Kota Bandung sebagai
salah satu kota kuliner. 0,856 0,361 Valid 2 Pengetahuan terhadap Kota Bandung sebagai
Kota wisata 0,850 0,361 Valid
People (Orang) 3 Keramahan Penduduk Kota Bandung terhadap
orang asing 0,933 0,361 Valid
4 Tingkat toleransi masyarakat Kota Bandung
terhadap wisatawan 0,862 0,361 Valid
Place (Tempat) 5 Kesesuaian iklim/cuaca/suhu di Kota
Bandung 0,915 0,361 Valid
6 Kemudahan akses menuju tempat wisata yang
ada di Kota Bandung 0,726 0,361
Valid
Potential (Potensi) 7 Kemudahan memperoleh pekerjaan atau
melakukan bisnis 0,711 0,361 Valid
8 Daya Tarik potensi usaha kuliner di Kota
Bandung 0,901 0,361 Valid
Pulse (Semangat) 9 Ketertarikan kota Bandung dengan event
kulinernya 0,937 0,361 Valid
10 Keindahan Kota Bandung dengan arsitektur
bangunan yang menarik 0.920 0,361 Valid The Prerequisites (Prasyarat)
11 Kemudahan memperoleh tempat tinggal di
Kota Bandung 0,653 0,361 Valid
12 Kelengakapan fasilitas publik yang ada di
Kota Bandung 0.836 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Menggunakan Program IBM SPSS Statistics
Hendra Setia Putra, 2015
PENGARUH EVENT MARKETING TERHADAP CITY BRANDING KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 3.5, maka dapat disimpulkan
bahwa item peryataan pada variabel City Branding yang terdiri 6 instrumen
pernyataan dapat dikatakan valid, karena rhitung>rtabel.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan dari hasil suatu pengukuran.Menurut Sugiyono (2014, hlm. 268) “reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.Pengukuran dengan reliabilitas tinggi dapat dikatakan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur
terpercaya.Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach).Apabila datanya benar sesuai
dengan kenyataannya maka berapa kali pun diambil akan tetap sama. Pengujian
didasarkan pada rumus Alpha Cronbach dibawah ini :
(Arikunto, 2010, hlm. 239)
Keterangan :
� = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
∑ � = Jumlah Varians butir
� = Varians total
Sedangkan untuk mencari tiap butir menggunakan rumus varians berikut :
Sumber : Arikunto, 2010, hlm. 227
� = ( − ) −∑ ��