• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI–NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK: Studi Etnografi Pada Masyarakat Kec. Rakit Kulim, Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI–NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK: Studi Etnografi Pada Masyarakat Kec. Rakit Kulim, Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NILAI–NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA

BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

(Studi Etnografi Pada Masyarakat Kec. Rakit Kulim, Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau)

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

I S L A M U D D I N 1201475

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC

CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

(Studi Etnografi Pada Masyarakat Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri

Hulu, Provinsi Riau)

Oleh Islamuddin

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan kewarganegaraan sekolah

pasca sarjana

© Islamuddin 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

ISLAMUDDIN

NILAI–NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA

BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP 19570408 198403 1 003

Pembimbing II,

Dr. Kokom Komalasari, M. Pd NIP. 19721001 200112 2 001

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(4)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Islamuddin (1201475).Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Civic Culture Pada Budaya Suku Talang Mamak. (Studi Etnografi Pada Masyarakat Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh terjadinya gejala kritis jati diri dan karakter bangsa yang disebabkan oleh dampak negatif globalisasi sehingga membuka peluang terjadinya degradasi kebudayaan dan kearifan lokal dalam masyarakat suku Talang Mamak, rendahnya sumber daya manusia dalam masyarakat suku Talang Mamak sehingga mudahnya pengaruh dari luar, dan rendahnya kesadaran dalam pelestarian kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan budaya dalam bagian civic culture, kearifan lokal dalam bagian civic culture, pelestarian, pengembangan civic culture dan kendala dan upaya dalam pelestarian. Sehingga perlunya mengkaji mengenai nilai-nilai kearifan lokal sebagai civic culture pada budaya suku Talang Mamak.

(5)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Islamuddin (1201475). Wisdom Values of Local Civic Culture In Cultures of Talang Mamak Ethnicity. (Ethnographic Study of the District Rakit Kulim’s People, Indragiri Hulu Regency, Riau Province)

This research was motivated by the occurrence of identity and national character crisis symptoms caused by the negative impact of globalisation so that expose the possibility of culture and local wisdom degradation in Talang Mamak people. This research also motivated by the lack of human resources in the community of Talang Mamak, so that its easy to distracted by extraneous influences, and also the lack of awareness of culture conservation and values of local wisdom. This study aims to describe the culture in parts of civic culture, local wisdom in part civic culture, conservation, developing effort of civic culture and the constraint in conservation efforts. As the result,the values of local wisdom as a civic culture in the culture Talang Mamak is need to be assessed.

Research subjects batin, teacher of sociology, government and the society. This study using a qualitative approach with ethnographic methods. Data collection techniques using observation, interviews, documentation, and triangulation. Data analytical techniques is using data reduction, and verification of data display. The

result of this study were 1) Talang Mamak tribe has some culture, they’re the birth culture, ‘“mendanau”, “kumantan”, “gawai gadang” and death. In the

context of civic culture be found a mutual trust, attitudes to cooperate, beliefs (religious), responsibility, solidarity, consensus, unity and mutual support. 2) Talang Mamak ethnicity has values of local wisdom regarding the indigenous, land utilization, laws of inheritance, the men role and women role, wedding ceremonies, the use of herbs, and the code of conduct. In the context of civic culture are love of the homeland values, the values of equality, caring, responsibility, independence value and educational value. 3) Conservation is done by carrying out traditional ceremonies, embed cultural values and local wisdom, and attending the cultural events festival which organized by the government. 4) The development of civic culture run by naturally in the family and society. In the learning process of Talang Mamak culture by the way of internalization, socialization, and enculturation. 5) The constraints that been found in the conservation of culture and values of local wisdom in society of Talang Mamak are economic factors, educational factors, the confidence factor, and transportation factors. The effort that been taken to conserve is by way of collecting budget, motivate, and repair the road together. The culture of Talang Mamak has an indigenous values as part of a civic culture. Recommendations is addressed to the public, government and cultural experts to preserve and maintain the culture and values of local wisdom found in Talang Mamak community.

(6)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Indentifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penenlitian ... 10

3. Kebudayaan Suku Talang Mamak ... 21

B. Kearifan Lokal ... 24

1. Pengertian Kearifan Lokal ... 24

2. Kerakteristik Kearifan Lokal ... 28

3. Pelestarian Kearifan Lokal ... 28

4. Wacana Kearifan Lokal di Indonesia ... 30

C. Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 31

1. Pengertian Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 31

2. Karakteristik Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 35

3. Pengembangan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 36

D. Penelitian Terdahulu ... 40

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 49

1. Pendekatan penelitian ... 49

(7)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Penjelasan Istilah ... 51

1. Kebudayaan ... 51

2. Kearifan Lokal ... 52

3. Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 54

D. Instrumen Penelitian ... 55

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

1. Keadaan Geografis ... 60

2. Sejarah Suku Talang Mamak ... 61

3. Tingkat Pendidikan Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim ... 62

4. Penduduk Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim ... 63

5. Sistem Pemerintahan Adat Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim ... 64

6. Penggunaan Lahan dalam Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim ... 65

7. Rumah adat Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim... 68

8. Agama dan Kepercayaan Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim... 69

9. Hukum Adat ... 69

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 70

1. Deskripsi Budaya Suku Talang Mamak Dalam Bagian Civic Culture ... 71

2. Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Terkandung Dalam Budaya Suku Talang Mamak Dalam Bagian Civic Culture ... 96

3. Pelestarian Kebudayan dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Terkandung Dalam Suku Talang Mamak ... 108

4. Pengembangan Civic Culture Yang Terkandung Dalam Budaya Dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Suku Talang Mamak ... 115

5. Kendala dan Upaya Dalam Pelestarian Kebudayaan dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Terkandung Dalam Suku Talang Mamak ... 123

(8)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel. 4.1 Data Penduduku Suku Talang Mamak di Kec. Rakit Kulim ... 63 Tabel. 4.2 Deskripsi Budaya Suku Talang Mamak dalam bagian civic culture ... 90 Tabel. 4.3 Triangulasi Deskripsi Budaya Suku Talang Mamak dalam bagian civic culture ... 92 Tabel. 4.4 Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam dalam budaya suku Talang Mamak dalam bagian civic culture ... 100 Tabel. 4.5 Traingulasi Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam dalam

budaya suku talang mamak dalam bagian civic culture ... 102 Tabel. 4.6 Pelestarian kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam suku talang mamak ... 110 Tabel. 4.7 Triangulasi Pelestarian kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam suku talang mamak ... 111 Tabel. 4.8 Pengembangan civic culture yang terkandung dalam budayaa dan nilai- nilai kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak ... 118 Tabel. 4.9 Triangulasi Pengembangan civic culture yang terkandung dalam

budayaa dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak .... 119 Tabel. 4.10. Kendala dan upaya dalam pelestarian kebudayaan dan nilai-nilai

(9)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

(10)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Instrumen Penelitian Lampiran 2 Format Observasi Lapangan Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Rangkuman Hasil Wawancara Lampiran 5 Dokumentasi

(11)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang metode penelitian meliputi: lokasi dan subjek penelitian, pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analsis data, dan temuan penelitian serta tahap-tahap pelakasanaan penelitian di lapangan.

A. Lokasi dan Subjek Penenlitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rakit Kulim, Indragiri Hulu, Propinsi Riau. Penentuan lokasi penelitian ini berdasarkan kepada dekat lokasi penelitian yang akan dilaksanakan dan lokasi penelitian ini banyak di tempati oleh masyarakat suku Talang Mamak yang dikenal dengan Tujuh Talang. Tujuh Talang yang terdapat di Kecamatan Rakit Kulim meliputi, Talang Gedabu, Talang Parit, Talang Sungai Limau, Talang Perigi, Talang Durian Cacar, Talang Selantai, dan Talang Tujuh Tangga.

2. Subjek Penelitian

Dalam kaitannya penetapan subjek penelitian, maka ada beberapa kriteria yang digunakan yaitu “latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process)’ (Miles dan Huberman,2007:57). Adapun subjek penelitian adalah pemangku adat Talang Mamak, pemerintah, suku Talang Mamak dan para ahli budaya yang ada di Kecamatan Rakit Kulim.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

(12)

50

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa pendekatan kualitatif pendekatan naturalisitik karena situasi lapangan apa adanya dan tidak imanipulasi. Menurut Sugiyono (2011:15) menyimpulkan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpostivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawan eksprimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengembalian sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball.

Tehnik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi dan data yang akurat mengenai penelitian. Alasan lainnya mengapa peneliti memilih pendekatan kualitatif naturalistik adalah disebabkan data yang akan diperoleh dari penelitian ini di lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dang ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat mungkin bersifat alami, tanpa adanya rekayasa serta pengaruh dari luar. Sebagaimana Moleong (2003:3) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku orang-orang yang diamati.”

2. Metode Penelitian

(13)

51

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai respon terhadap realitas hidup yang ditemui di lapangan. (Grant & Fine, 1992; Spradley 1980; Creswell 1994). Dalam perspektif ontologis nature of the phenomena, entitas atau kenyataan sosial menjadi sangat penting artinya dalam

melakukan proses penelitian etnografi. Penelitian etnografi secara sistematis melakukan “deskripsi, analisis, dan intepretasi dengan menghayati interaksi dan persepsi masyarakat yang diteliti bukan persepsi atau angan-angan peneliti.” (Creswell, 1994 : 142) Perilaku dan praktik sosial budaya dalam segala bentuk interaksi, komunikasi, aturan, moralitas, sistem keyakinan dideskripsikan sebagaimana adanya dalam kehidupan keseharian.

Penelitian etnografi menurut Creswell (1994:145) “fokus pada masyarakat, memilih “informan yang diketahui memiliki pandangan yang luas dan mendalam terhadap aktivitas masyarakat yang diteliti. Menekankan pada makna bagaimana masyarakat make sense kehidupannya, pengalaman, dan struktur dunianya sendiri.” Selanjutnya Mason (2006:120) “Pengidentifikasian dan pemilihan informan yang tepat akan memperkuat akses sumber data yang relevan dengan pertanyaan penelitian.”

Penelitian etnografi konsepsi masyarakat Suku Talang Mamak sebagai pusat pembudayaan kompetensi mengkaji dan menyajikan pengalaman-pengalaman terbaik (best practice) tentang interaksi, relasi, dan situasi sosial budaya, praktek sosial budaya, organisasi adat, nilai di keluarga dan di masyarakat dalam kebudayaan dan kearifan lokal dalam bagian civic culture yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Suku Talang Mamak.

C. Penjelasan Istilah

Definisi oprasional adalah pembatasan mengenai konsep-konsep pokok dalam sebuah penelitian. Adapun yang menjadi konsep pokok dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kebudayaan Suku Talang Mamak

(14)

52

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suku talang mamak berisikan upacara-upacara adat seperti gawai yaitu pesta pernikahan, kemantan yaitu pengobatan penyakit, tambat kubur yaitu acara seratus hari kematian dan memperbaiki kuburan untuk peningkatan status sosial, khitanan, upacara melahirkan dibantu oleh dukun, upacara timbang bayi, upacara beranggul yaitu upacara yang tujuannya untuk menghibur orang yang sedang mengalami kemalangan.

Sejalan dengan pendapat diatas menurut Ruben, (2010) tradisi-tradisi Suku Talang Mamak yaitu:

Kumantan: suatu acara berdukun untuk mengobati penyakit dan memberi makan pelindung kampong, Menambak/naik tanah: yakni suatu acara menimbun kuburan, Cuci lantai: yakni suatu acara adat yang berlaku untuk anak-anak yang baru lahir, Gawai: yakni acara pernikahan, Mendanau: yakni suatu acara mencari ikan secara bersama ke suatu kolam, Berjudi: berjudi juga merupakan acara adat dan dilaksanakan pada saat adanya pesta-pesta, Menyabung ayam: menyabung ayam juga acara adat dan dilaksanakan pada pesta, Meratap: yakni suatu acara menangisi orang yang meninggal, Merota: yakni acara masuk ke liang kubur oleh keluarga yang meninggal sebagai tanda bahwa dia tidak rela keluarganya meninggal, lebih baik dirinya yang meninggal, dan Hari Menuju: yakni acara bagi yang sudah meninggal 7 hari.

Berdasarkan beberapa konsep mengenai kebudayaan tentang suku Talang Mamak, maka penulis mengidentifikasi beberapa indikator-indikator sebagai berikut:

Dari beberapa konsep mengenai indikator di atas, penulis mengatakan bahwa dari keseluruhan itu merupakan sebuah siklus kehidupan manusia, siklus kehidupan manusia yang dijalani terdapat sebuah kebudayaan yang ingin digali secara umum yang dijadikan landasan dalam penelitian ini.

2. Kearifan Lokal

(15)

53

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan

diikuti oleh anggota masyarakatnya”.

Gobyah (Sartini, (2004:57) yang menyatakan bahwa “kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal adalah perpaduan antara nilai budaya dengan nilai-nilai kepercayaan.”

Ernawi (2009) menjelaskan bahwa “secara substansi kearifan lokal dapat berupa aturan mengenai: 1) kelembagaan dan sanksi sosial, 2) ketentuan tentang pemanfaatan ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, 3) pelestarian dan perlindungan terhadap kawasan sensitif, serta 4) bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau ancaman lainnya.”

Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, (2011:x) bahwa “jawaban kreatif terhadap situasi geografis-politis, historis, dan situasional yang bersifat lokal yang mengandung sikap, pandangan, dan kemampuan suatu masyarakat di dalam mengelola lingkungan rohani dan jasmani.” Selanjutnya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata , 2011: vii) mengatakan bahwa

Nilai yang hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan dari ucapan, perbuatan dan materi yang dibuat manusia yang diturunkan melalui suatu aktivitas ritual atau pendidikan. Karena itu, fungsi langsung nilai adalah untuk mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah untuk mengekspresikan kebutuhan dasar yang berupa motivasional.

Berdasarkan beberapa konsep mengenai kearifan lokal, maka penulis menidentifikasi beberapa Indikator-indikator kearifan lokal sebagai berikut :

a. Pengetahuan. b. Kemampuan. c. Ucapan. d. Perbuatan.

e. Pemanfaatan ruang dalam lingkugan.

(16)

54

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture)

Menurut Winataputra (2012:57) civic culture merupakan “budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan separangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara.” Selanjutnya menurut Winataputra (2006:62) budaya kewarganegaran (civic culture) adalah civic virtue atau kebajikan atau ahlak kewarganegaraan yang mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran atau egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.”

Putnam (Budimansyah & Suryadi, 2008:186-187) Partisipasi ini dibangun atas hal-hal yang mendasar yaitu:

a) Egalitarianism atau hubungan timbal balik secara horizontal sesama warga.

b) Pluralisme, dimana perbedaan paham, kepercayaan, dan kepentingan sesame warga diterima sebagai kenyataan hidup yang harus dihargai, karena itu toleransi sosial politik memberi ciri krusial terhadap civic community.

c) Rasa saling percaya (trust) dan solideritas sesama warga.

Menurut Denny (2006:52) pengembangan civic culture pada saat sekarang ini bahwa:

Kini term civic culture ini digunakan sebagai label untuk merangkum berbagai nilai dan prilaku yang memperkukuh institus demokrasi. Elemen civic culture itu antara lain: penghormatan atas kultur kompetisi dengan nama fair play; kemempuan bekerja sama dan sikap saling percaya (level of trust, interpersonal trust) dalam interaksi sosial; sikap hidup yang tolern dan moderat; kompetensi teknis yang dibutuhkan warga negara yang aktif seperti kemampuan menyeleksi informasi dan berpikir kritis; self determination dan kepercayaan kepada sistem hukum serta institusi kenegaraan.

(17)

55

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan beberapa konsep mengenai civic culture, maka penulis menidentifikasi beberapa indikator-indikator civic culture sebagai berikut :

a. Nilai-nilai yang terkandung dalam kebudaya warga negara. b. Kesejajaran/egaliter,

c. saling percaya dan toleran, d. kehidupan yang kooperatif, e. solidaritas,

f. dan semangat kemasyarakatan. D. Instrumen Penelitian

Sebagai mana telah dijelaskan diatas bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen penelitiannya dilakukan oleh manusia. Hal ini senada dengan pendapat Sugiono (2011:222) bahwa “terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data”. Untuk menunjang instrumen penelitian maka penulis menggunakan dua format dalam pelaksanaan penelitian yaitu, format observasi dan pedoman wawancara.

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang akan terjun ke lapangan. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

(18)

56

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

researchers for gathering information are, participation in the setting, direct

observation, in-depth interviewing, document review”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif alat pengumpul data yang digunakan yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi.

Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, dapat dilihat sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian kualitatif menurut Cresswell (2010: 267) menyatkan bahwa: “observasi yang dilakukan dalam penelitian kulitatif adalah observasi yang didalamnya peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu dilokasi penelitian.” Menurut Bungin (2007:115) “bentuk observasi yang dilakukan dalam penelitian kualitatif salah satunya yaitu observasi Partisipatif.” Selanjutnya menurut pemahaman Stainback (Sugiono, 2011: 227) menyatakan “in participant observation, the researcher what people do, listen to what they say, and participates in their activities.

Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartipasi dalam aktivitas mereka. Menurut Patton (Sugiono, 2011:228) menyatakan bahwa salah satu manfaat observasi yaitu “melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.”

(19)

57

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati secara langsung tentang data-data yang diperlukan untuk mengetahui kebudayaan, kearifan lokal dan civic culture yang terdapat dalam masyarakat suku Talang Mamak sehingga tehnik observasi partisipatif ini membantu untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian yang ingin didapat dalam penelitian ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. “Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2007:186).

Teknik wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian antara lain: pemangku adat, tokoh masyarakat, dan yang dianggap perlu dalam penelitian ini, dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.

3. Dokumentasi

Hadari Nawawi (2005:133) menyatakan bahwa studi dokumentasi adalah “cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.”

(20)

58

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Triangulasi

Menurut Sugiono (2013:241) menyatakan bahwa “triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak”. Selanjutnya Mathison dalam Sugiono (2013:332) bahwa “the value of triangulasi lies in providing evidence-whether convergent, inconsistent, or contradictory”. Menurut Bungin (2012:265) triangulasi dengan metode ini dilakukan untuk “melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview.”

Maka dari itu, maka peneliti melakukan triangulasi agar peneliti dapat mengetahui data yang diperoleh apakah meluas, tidak konsisten dan kontradiksi. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik ini maka penulis akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Selain daripada itu, peneliti juga dapat mengetahui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi apakah terdapat sebuah perbedaan mengenai data yang diperlukan dalam penelitian ini.

F. Tehnik Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori baru yang barangkali ditemukan.

Dalam penelitian ini, mengenai nilai-nilai kearifan lokal sebagai civic culture pada budaya suku Talang Mamak. Penulis menganalisis data

(21)

59

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“pengumpulan data/reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi data.” Untuk memahami penelitian ini maka penjelasan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

2. Display data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

(22)

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab V membahas tentang simpulan dan saran. Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa simpulan dan rekomendasi sesuai dengan hasil penelitian. A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang diuraikan pada bahasan sebelumnya maka secara umum dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai kearifan lokal sebagai civic culture pada budaya suku Talang Mamak yaitu kebudayaan suku Talang Mamak terdapat sebuah nilai-nilai kearifan lokal dan merupakan bagian dari civic culture. Kebudayaan suku Talang Mamak sesuai dengan siklus kehidupan manusia meliputi kelahiran, perkawinan, mata pencaharian, pengobatan, dan kematian. Dalam proses kebudayaan ini terdapat nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak mengenai adat, penggunaan lahan, hukum waris, kedudukan anak laki-laki dan perempuan, upacara perkawinan, penggunaan tumbuhan, dan pedoman berprilaku sehari-hari.

Kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal terdapat sebuah nilai-nilai civic culture yaitu sikap saling percaya, sikap kemampuan bekerja sama, kepercayaan

(23)

131

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Simpulan Khusus

Merujuk pada sub masalah penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

a. Kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat suku Talang Mamak meliputi kelahiran, gawai gadang (upacara perkawinan), kumantan, mendanu dan kematian. Dalam Kelahiran meliputi, cuci lantai, upacara melahirkan dibantu oleh dukun, upacara timbang bayi, upacara beranggul dan khitanan. Upacara pernikahan disebut gawai gadang, meliputi bertandang, bertunangan, hataran, proses perkawinan, sabung ayam, dan penutup, sedangkan Kematian meliputi, menambak atau naik tanah, meratap atau merota, hari menuju, dan tambat kubur, kematian, mata pencaharian berupa mendanu, dan pengobatan berupa kumantan. Dalam konteks civic culture ditandai dengan sikap warga negara berupa: saling percaya, sikap kemampuan bekerja sama, kepercayaan (religius), tanggung jawab, solidaritas, musyawarah, kebersamaan, dan gotong royong. Suku Talang Mamak merupakan bagian civic culture sebab terdapat nila civic culture dalam kebudayaan suku Talang Mamak.

b. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat suku talang mamak dalam bagian civic culture meliputi: Mengenai adat ”lebih baik mati

anak daripada mati adat”, Mengenai penggunaan lahan “pembakaran dalam

pembersihan ladang”, Mengenai hukum waris” “Mati laki kerayat tinggal di bini, mati bini kerayat tinggal di laki; Harta di hutan dikuak diagi, harta di

rumah tembilang ditempa, harta pembawa dibawa pulang”, Mengenai

kedudukan anak laki-laki dan perempuan “Anak jantan disemendakan anak

betina ditelikurkan”, Gawai gadang meliputi :Utang lelaki kepada bini

(24)

132

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa: cinta tanah air, nilai kesetaraan, kepedulian, tanggungjawab, nilai kemandirian dan nilai edukasi.

c. Pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat suku Talang Mamak melaksanakan upacara-upacara adat, memberikan pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan kebudayaan kepada generasi muda, mengikuti perlombaan mengenai kebudayaan dan festival. Keseluruhan ini dilakukan agar masyarakat suku Talang Mamak dapat melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang dengan cara natural suku Talang Mamak.

d. Pengembangan civic culture yang terkandung dalam kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat suku Talang Mamak dengan cara natural belajar dengan cara alamiah dan spontan. Pendidikan tentang kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat suku Talang Mamak melalui pendidikan infomal (Keluarga) dan non formal (Masyarakat) juga berjalan dengan cara alamiah atau natural dan spontan. Dalam proses pembelajaran suku Talang Mamak terdapatnya sebuah proses pendidikan dengan cara internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

e. Kendala pelestarian meliputi: faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor kepercayaan diri, dan faktor transportasi. Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah di atas yaitu dengan cara mengumpulkan anggaran secara bersama-sama dalam masyarakat suku Talang mamak, memberikan motivasi bagaiman pentingnya pendidikan bagi kehidupan yang akan datang. Serta memberikan motivasi bahwa kebudayaan kita ini merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Selain itu, memperbaiki jalan dengan cara menimbun tanah agar jalan itu bisa dilalui untuk ikut dalam festival batang gansal.

B. Rekomendasi

(25)

133

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pemerintah setempat untuk menjaga kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam suku Talang Mamak sebab kebudayaan dan kearifan lokal yang terdapat dalam suku Talang Mamak merupakan kekayaan kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia. Memberikan fasilitas yang layak dari segi pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum. Sebab suku Talang Mamak merupakan bagian dari warga negara Indonesia.

2. Masyarakat suku Talang Mamak untuk menjaga kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal. Sebab kebudayaan yang terdapat dalam suku Talang Mamak memiliki nilai-nilai kearifan yang perlu dijaga dan dilestarikan.

3. Pencinta kebudayaan dan kearifan lokal dari berbagai bidang keilmuan agar mengembangkan kembali kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat suku Talang Mamak. Sebab peneliti belum menggali lebih dalam tentang kebudayaan dan nilai kearifan lokal karena keterbatasan nara sumber dan waktu peneliti.

4. Para pakar keilmuan yang bergelut di dunia pendidikan agar meneliti kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkait mengenai pendidikan di rumah, masyarakat dan sekolah.

(26)

134

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Agar, M. (1996). The professional stranger: An informal introduction to ethnography. New York: Academic Press.

Almond, Gabriel and Verba, Sidney. (1963). The Civic Culture: Political Attitude and Democracy in Five Nations. Boston: Little, Brown and Company.

Alwasih, C., Suryadi,K., Karyono,T. (2009). Etnopedagogi: Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru. Bandung; Kiblat Universitas Pendidikan Indonesia

Ayatrohaedi. (1986). Keperibadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya

Azis, A. Wahab. & Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: Alfabeta

Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. (2003). Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh: Dinas Kehutana

Bridges, Thomas. (1994). The Culture of Citizenship: Inveting Postmodern Civic Culture SUNY Series in Social and Political Thought. New York: State University Of New York

Budimansyah, D. & Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Bungin,B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bungin, B. (2012). Penelitian Kualitatif: Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Cogan and Derricott. (1998). Citizenship Education For the 21st Century: Setting the Context. London: Kogan Page

Creswell. John W . (1994). Reserach Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage Publications

Creswell, John.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(27)

135

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Denzin, N.K., & Lincoln Y. (2004). Handbook of Qualitative Research second edition.London: Sage Publications,Inc.

Effendi,Ridwan. (2006). Pendiidkan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI PRESS.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Geertz, Clifford. (1973). The Interpretation of Cultures: Selected Essays.New York: Basic Books

Grant, L., & Fine, G. A. (1992). Sociology unleashed: Creative directions in classical ethnography. In M. D. LeCompte, W.L. Millroy, & J. Preissle (Eds.), The Handboks of Qualitattive reserach in Education (pp.405-446). New York: Academic Press.

Hadari, Nawawi. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamka, ST. (2013). Kearifan Lokal Dalam Arsitektur. Universitas Briwijaya Malang: Program Pasca Sarjana Arsitektur Lingkungan Binaan.Tidak di Terbitkan.

Hamidy (2003) Jagad Melayu Dalam Lintas Budaya . Pekanbaru: Bilik Kreatif Press

Honigman,J.J. (1954). Culture and Personality. New York: Harper & Brothers. Horton, Paul B dan Chester L. Hunt. (1996). Sosiologi. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Ihromi, T.O. (2006). Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Isjoni. (2002). Komunitas Adat Terpencil Bahana Press:Pekanbaru.

Isjoni. (2005). Orang Talang Mamak:Prespektif Antropologi Ekonomi. UnriPress. Pekanbaru.

Jacman, W.R & Miller, A.R. (2004). Before Norms Institutions AND Civic Culture. United States of America: The University of Michigan Press

(28)

136

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koentjaraningrat, (1975). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gremedia

Koentjaraningrat. (2003). Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta Koentjaraningrat, (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Mason, J. (2006). Qualitative Researching, London: SAGE Publications Ltd Miles dan Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang

Metode-motode baru. Jakarta : Universitas Indoneisa Press.

Moleong, L.J. (2003). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong. L.J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya

Nader, Ralph. (1988) Developing a civic culture. From the maganize “Edges” published by the Canadian Institute of cultural Affairs. Copyright : Canadian Association For Adult Education. Excerpeted from Nader’s 1988 address to the CAAE

Nasution. (1996). Merode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito. Rosidi. A. (2011). Kearifan Lokal : Dalam Prespektif Budaya Sunda. Bandung :

PT Kiblat Buku Utama

Spradley, J.P. (1980). The Ethnographic Interview. Fort Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovich College Publisher

Rab, Tabrani, (2002). Nasib Suku Asli di Riau. Pekanbaru : Riau Cultural Institut Wuriyan, S. dan Syaifullah. (2006).ILmu Kewaganegaraan (Civics).

Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan FIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Winataputra,U.S. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan dalam prespektif

Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,(Gagasan,

(29)

137

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Winataputra, U.S dan Budimansyah, B. (2012). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Winataputra, U.S. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press.

Wiranata, I Gede A.B. (2011). Antropologi Budaya. Bandung; PT Citra Aditya Bakti.

Jurnal & Makalah :

Creese A., BhattA., Bhojani N., Martin P. (2008). Fieldnotes in team ethnography: researching complementary schools:Qualitative Research: SAGE Publications Los Angeles, London, New Delhi and Singapore) vol. 8(2) 197–215

Ernawi. (2009) Kearifan Lokal Dalam Perspektif Penataan Ruang, makalah utama pada Seminar Nasional Kearifan Lokal Dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan. Malang: Arsitektur Unmer.

Kabuto B. (2008). Parent-research as a process of inquiry: an ethnographic perspective Ethnography and Education Vol. 3, No. 2, June 2008, 177_194 ISSN 1745-7823

Palupi, L.S. (2007). Menigkatkan Rasa Cinta Tanah Aiar Dengan Pendidikan Berbasisi Nilai-Nilai Budaya. Prespektif Psikologi : tidak diterbitkan

Sartini, Ni Wayan. (2009). Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan, Seoka, dan Paribasa). Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume V No. 1 April 2009

Wagiran. (2012). Pengembangan Karakter Berbasis kearifan lokal Hamemayu Hayuning Bawana, Dalam Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II (2) , 329-339

Internet :

(30)

138

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Elfidayati. (2013). Adat Istiadat Suku Talang Mamak {Online} Tersedia di http://agama-islam-jawa.blogspot.com/2013/09/adat-istiadat-suku-talang-mamak.html {20 Oktober 2013}

Daily. (2011). Suku Talang Mamak {Online}.Tersedia: http://www.riaudailyphoto.com/2011/01/suku-talang-mamak.html {20 {Online} Tersedia : http://www.rotanindonesia.org/index.php/kliping-masyarakat-adat/497-talang-mamak-dan-masyarakat-adat-yang-merana. (1 Februari 2014)

Ruben, (2009). Selayang Pandang Talang Mamak {Online} Tersedia:

http://talangmamak.blogspot.com/2009/10/selayang-pandang-talang-Masyarakat Kesugengan Kidul Kabupaten Cirebon ditinjau dari “Civic Culture. Skripsi, FIPS, Universitas Pendidikan Indonesia. Fitria, E. (2007). Presepsi Suku Talang Mamak Terhadap Pendidikan Formal di

Desa Talang Parit, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi, FIPS, Universitas Riau.

Kusuma.E. (2012). Tradisi Sabung Ayam Pada Masyarakat Suku Talang Mamak: Studi Di Desa Talang Perigi Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi, FISIPOL, Universitas Riau.

Sukmayadi, T. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sunda. Tesis, Sekolah Pascasarja, Universitas Pendidikan Indonesia.

(31)

139

Islamuddin, 2014

NILAINILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA BUDAYA SUKU TALANG MAMAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wardhani. N.W. (2013). Pembelajaran Nilai-nilai Kearifan Lokal Sebagai Penguat Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Informal. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Yunus, et.al. (2011). Kearifan Lokal Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Adat Melayu Riau (Studi Kasus pada Suku Talang Mamak di Desa Talang Gedabu, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau), Univesitas Riau, Pekanbaru

Sumber Hukum

Referensi

Dokumen terkait