ABSTRAK
Jeans Herbert (2015). Studi Ekplorasi Persepsi Siswa Jurusan TKR Terhadap Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban Di SMK Negeri 6 Bandung. Departemen Pendidikan Teknik Mesin. Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata mengenai tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang kesehatan dan keselamatan kerja ketika berada di lapangan/workshop, gambaran nyata mengenai standar kesehatan dan keselamatan kerja siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja di industri dan gambaran pemahaman siswa terhadap memahami rambu-rambu kesehatan dan keselamatan kerja dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan bakal terjadi di lapangan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif eksploratif. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi, dan kuesioner untuk mendapatkan data tingkat persepsi siswa jurusan TKR terhadap standar kesehatan dan keselamatan kerja pada mata diklat memperbaiki roda dan ban di SMK Negeri 6 Bandung. Sampel diambil sebanyak 20 siswa secara sampling purposive dari total populasi siswa Kelas XII TKR SMK Negeri 6 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa jurusan TKR terhadap standar kesehatan dan keselamatan kerja pada mata diklat memperbaiki roda dan ban di SMK Negeri 6 Bandung, secara umum memiliki gambaran pada kategori baik. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terdapat disekolah sudah sesuai dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja di industri. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR terhadap rambu-rambu kesehatan dan keselamatan kerja dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di lapangan sudah sesuai dan baik.
Kata kunci: Siswa TKR, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja , Roda dan
ABSTRACT
Jeans Herbert (2015). Study Eksploration Perception TKR Students About
Occupational Health And Safety on fixing wheels and tires studies at SMK Negeri 6 Bandung
The purpose of this research is to gain a real picture of the level students understanding in SMK 6 Bandung about occupational health and safety when in the field / workshop, a real picture of standards occupational health and safety students of SMK Negeri 6 Bandung be compared at industry and an overview of students' understanding about the signs of occupational health and safety and when the students handling and prevention of occupational accidents are likely to happen in the field. The method used in this research is descriptive exploratory method. Data collection is interview, documentation, observations, and questionnaires to obtain data perceived level students majoring in TKR on occupational health and safety at fixing wheels and tires study in SMK Negeri 6 Bandung. Samples taken as many as 20 students purposive sampling of the total student population Class XII SMK TKR 6 Bandung. The results showed that the level of understanding of the students majoring in TKR on occupational health and safety standards in fixing wheels and tires study at SMK Negeri 6 Bandung, generally have a good overview of the category. Occupational health and safety at school are similar with occupational health and safety standards in the industry. Level of understanding of class XII students TKR against signs of health and safety and the handling and prevention of occupational accidents that may occur in the field is fit and well.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Mengenai Pendidikan Menengah Kejuruan ... 7
B. Tinjauan Tentang Siswa TKR (Teknik Kendaraan Ringan) ... 11
C. Tinjauan Tentang Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban ... 12
D. Filosofi dan Pengertian Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 13
E. Teori-Teori Penyebab Multi Kecelakaan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) ... 17
1. Teori Domino H.W Heinrich ... 17
2. Model Gordon ... 19
3. Teori Haddon ... 19
4. Teori Frank Bird Jr. ... 20
F. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah ... 21
G. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselmatan Kerja (K3) di Industri ... 22
H. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja ... 23
I. Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja (Preventif) ... 24
J. Peranan Pekerja dalam Mencegah Kecelakaan ... 25
K. Penggunaan Peralatan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja ... 26
L. Syarat Pemilihan Alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 27
M.Peralatan-Peralatan Keselamatan Kerja ... 29
2. Sabuk Pengaman/keselamatan (Safety Belt) ... 32
3. Peralatan Pelindung Kebisingan(Ear Plug/Ear Muff) ... 32
4. Peralatan Pelindung Mata (Safety Glasses) ... 34
5. Pelindung Muka (Face Shield) ... 36
6. Masker (Respirator) ... 37
7. Pelindung Tangan ... 38
8. Pelindung Kaki ... 39
9. Alat Pelindung Tubuh (Apron) ... 40
10.Baju Kerja ... 41
N. Rambu-Rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 41
1. Manfaat Pemasangan Rambu ... 42
2. Bentuk Dasar Rambu-Rambu Standar Yang Perlu Dipahami ... 45
O. Rambu-Rambu di Laboratorium/ Workshop ... 45
1. Rambu Larangan ... 45
2. Rambu Peringatan ... 46
3. Rambu Prasyarat/Wajib Dilaksanakan... 47
4. Rambu Pertolongan ... 48
5. Strategi Penerapan K3 di Dunia Industri ... 49
P. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran ... 50
Q. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Kelengkapannya 51 1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ... 51
2. Kelengkapan P3K ... 53
BAB III METODE PENELITIAN ... 54
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54
B. Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 54
1. Subjek Populasi ... 54
2. Sampel Penelitian ... 55
C. Metode Penelitian... 55
D. Paradigma Penelitian ... 59
E. Data dan Sumber Data ... 59
1. Data ... 59
2. Sumber Data ... 60
F. Instrumen Penelitian... 60
G. Teknik Pengumpulan Data ... 60
1. Metode Observasi... 61
2. Metode Dokumentasi ... 62
3. Metode Wawancara ... 62
4. Angket ... 63
H. Teknik Analisis Data ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Pengujian Instrumen... 67
B. Deskripsi Data ... 69
1. Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 69
2. Melaksanakan Prosedur K3... 71
3. Aspek-aspek Keamanan Kerja ... 72
4. Mengontrol Kontaminasi ... 74
5. Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 75
6. Pengangkatan Benda Kerja Secara Manual Pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban... 76
7. Pemahaman Rambu-rambu K3 dan Penanganan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja ... 79
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 81
1. Analisis Persepsi Pemahaman Siswa Terhadap K3 ... 81
a. Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja .... 82
b. Melaksanakan Prosedur K3... 83
c. Aspek-aspek Keamanan Kerja ... 83
d. Mengontrol Kontaminasi ... 84
e. Mendemonstrasikan Pemadaman Kecelakaan ... 84
2. Analisis Pengangkatan Benda Kerja Secara Manual ... 84
3. Analisis Pemahaman Siswa TKR Terhadap Rambu-rambu K3 dan Penanganan Kecelakaan Kerja ... 86
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Simpulan ... 88
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Safety vs Healty ... 14
2.2 Haddon Matrix Khas ... 20
2.3 Haddon Matrix Khas ... 20
3.1 Kisi-kisi Instrumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 56
3.2 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ... 66
4.1 Hasil Uji Validitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 68
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pemahaman siswa Berdasarkan Nilai ... 70
4.3 Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 71
4.4 Melaksanakan Prosedur K3 ... 72
4.5 Aspek-aspek Keamanan ... 72
4.6 Mengontrol Kontaminasi ... 75
4.7 Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 77
4.8 Pengangkatan Kerja Secara Manual... 78
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Deskriptif Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 70
4.2 Deskriptif Prosedur K3 ... 72
4.3 Deskriptif Aspek-aspek Keamanan ... 73
4.4 Deskriptif Kontrol Kontaminasi ... 75
4.5 Pemahaman Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 76
4.6 Pengangkatan Benda Secara Manual ... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Teori Henrich ... 18
2. 2 Teori Heinrich ... 18
2. 3 Model Gordon ... 19
2.4 Teori Frank Bird Jr. ... 21
2.5 Pelindung Kepala ... 30
2.6 Pelindung Kepala untuk Keperluan Umum ... 31
2.7 Peralatan Pelindung Kebisingan ... 33
2.8 Peralatan Pelindung Mata ... 36
2.9 Peralatan Pelindung Muka ... 37
2.10 Peralatan Pelindung Tangan ... 38
2.11 Peralatan Pelindung Kaki ... 39
2.12 Apron ... 40
2. 13 Baju Kerja ... 41
2. 14 Kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 ... 44
2. 15 Bentuk dasar rambu K3 ... 45
2. 16 Rambu Larangan K3 ... 46
2. 17 Rambu Peringatan K3 ... 47
2. 18 Kombinasi Rambu Prasyarat K3 ... 48
2. 19 Kombinasi Rambu Pertolongan K3 ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
Kisi-kisi Instrumen ... 92
Angket Penelitian ... 97
Daftar Pertanyaan Wawancara ... 101
Hasil Tes Wawancara ... 103
Perhitungan Angket ... 106
Dokumentasi Penelitian ... 107
DAFTAR SINGKATAN
ANSI = American National Standart Institute
APAR = Alat Pemadam Api Ringan
APD = Alat Perlindungan Diri
Depnakertrans = Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
K2 = Keselamatan Kerja
K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kepmendiknas = Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
KKN = Kuliah Kerja Nyata
P3K = Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Permendiknas = Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
PI = Praktik Industri
PLP = Program Latihan Profesi
PMI = Palang Merah Indonesia
PMR = Palang Merah Remaja
POAC = Planning, Organizing, Actuating, Controlling
PP = Peraturan Pemerintah
SI = Standar Isi
SKKNI = Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
SKL = Standar Kompetensi Lulusan
SMK = Sekolah Menengah Kejuruan
SOP = Standar Operasional Prosedur
STM = Sekolah Teknik Menengah
TKR = Teknik Kendaraan Ringan
TSM = Teknik Sepeda Motor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari perkembangan dan kemajuan dunia saat ini, Indonesia
membutuhkan berbagai bantuan dan faktor-faktor pendukung guna menjamin
kelangsungan bangsanya. Salah satu faktor utama untuk memajukan bangsa
adalah melalui pendidikan. Pendidikan penting bagi sebuah bangsa karena
didalam suatu pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan indah
untuk dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Hal tersebut tercantum
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, bab II
dalam pasal (3) dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yagn demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan yang berkualitas sesuai
tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi
oleh faktor pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang
disengaja, terarah dan bertujuan. Sebagaimana yang dikutip dari Sudjana
(2005:33) “Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan.” Tujuan pendidikan yang
harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau pola tingkah laku
yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik pengalaman, sikap maupun
keterampilan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu tumpuan di bidang
pendidikan guna terciptanya SDM Indonesia yang berkualitas. SMK adalah suatu
lembaga pendidikan kejuruan teknologi yang mempersiapkan para lulusannya
2
mempunyai rasa tanggung jawab. Sehingga menuntut para siswa untuk dapat
menguasai segala kompetensi yang diajarkan oleh para pendidik. Salah satu
kompetensi tersebut adalah kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dimana dalam K3 ini siswa diharapkan mampu untuk memahami dan
menerapkan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dengan mengutamakan
keamanan dalam bekerja sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang
bekerja, termasuk siswa pada saat melaksanakan praktek di tempat kerja. Siswa
merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah, hal tersebut penting untuk
dipahami sebelum para siswa masuk dan terjun langsung ke dalam dunia industri.
Pemahaman yamg cukup tentang K3 membuat siswa dapat melaksanakan
pekerjaan dengan aman dan produktif. Demi menjamin segala kemungkinan yang
terjadi maka setiap siswa harus waspada dan berusaha agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dalam bekerja.
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum
memberikan perhatian yang serius terhadap pentingnya pemahaman K3. Adapun
pelajaran K3 yang sudah diberikan kepada siswa dirasakan belum efektif karena
hanya terpaku dalam penguasaan secara teoritis tanpa sejalan dengan praktisnya.
Masalah lain yang turut mempengaruhi pelaksanaan K3 di sekolah adalah masih
belum ada kesesuaian antara standar di sekolah dengan standar K3 di industri.
Pengetahuan tentang K3 yang diajarkan oleh guru adalah untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan siswa pada saat bekerja di sekolah maupun di dalam
dunia industri dan menghindarkan siswa terhadap resiko kecelakaan kerja yang
mungkin terjadi. Siswa-siswa di SMK lebih rawan mengalami kecelakaan kerja
dikarenakan pada pembelajaran praktikum siswa dihadapkan dengan bahan,
peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. Seharusnya
sekolah terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memperhatikan standar
K3 yang sesuai untuk siswa.
Kaitan penerapan K3 dengan perilaku siswa ketika melaksanakan dan
berada di ruang praktikum belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat
3
ban. Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan kesehatan dan keselamatan
kerjanya dan unsur–unsur K3 belum terimplementasikan dengan maksimal
termasuk penerapan APD (Alat Pelindung Diri) padahal hal tersebut penting
untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, baik secara langsung
ataupun tidak yang terjadi disekolah. Mata diklat memperbaiki roda dan ban
merupakan salah satu contoh mata pelajaran yang dipelajari siswa pada saat duduk
di kelas XII. Mata diklat memperbaiki roda dan ban mengajarkan siswa
bagaimana melakukan proses pembongkaran ban dan roda yang baik kemudian
melakukan perawatan ataupun perbaikan pada roda sesuai dengan standar
keamanan kendaraan. Proses memperbaiki roda dan ban ini memang rawan terjadi
kecelakaan yang menyebabkan siswa terkadang keseleo saat salah dalam
penggunaan peralatan praktikum dan cedera kaki atau tangan karena tertimpa
ukuran dan berat ban, oleh karena itu pemahamanan K3 dirasakan sangat penting
untuk diperhatikan dalam pelajaran ini. K3 dalam mata diklat memperbaiki roda
dan ban bagi siswa yang memahaminya tentu akan memberikan rasa aman ketika
melakukan kegitan praktikum. Siswa yang baik tentunya akan menilai atau
merespon K3 dengan menerima pengetahuan tersebut dalam tindakan yang
berulang–ulang sehingga akan terbentuk perilaku yang baik sebelum dan dalam
melakukan kegiatan praktikum.
Perilaku itu terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan, sehingga
tercapainya suatu hal yang diinginkan dalam penerapan K3 yaitu terhindar dari
kecelakaan kerja. Standar kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai di sekolah
seharusnya sama dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di
dunia industri. Hal ini sangat berpengaruh ketika siswa lulusan SMK tersebut
masuk dunia kerja. Kebiasaan antara perilaku siswa terhadap standar K3 di
sekolah seharusnya bisa membuat siswa mudah untuk beradaptasi dengan standar
K3 di industri. Disinilah pentingnya dilakukan penelitian mengenai standar
kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di SMK dan untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa dengan standar K3 yang terdapat di sekolah.
Standar K3 di sekolah harusnya sesuai dengan standar di industri baik dari segi
4
yang cukup jauh, seharusnya mulai dilakukan evaluasi sedini mungkin karena
SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang banyak mencetak lulusan yang
siap kerja. Sehingga diharapkan kelak dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk
menjaga K3 apabila nantinya mereka bekerja pada industri ataupun berwirausaha
sendiri.
Latar belakang masalah diatas menarik peneliti untuk mengetahui seberapa
jauh kesiapan siswa SMK Negeri 6 Bandung dalam menerapkan standar K3 dalam
melaksanakan praktikum di workshop sekolah, maka diangkatlah judul “STUDI
EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA MATA
DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6
BANDUNG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di SMK Negeri 6 Bandung
masih kurang baik.
2. Masih banyak siswa yang mengabaikan instruksi kerja sesuai prosedur
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
3. Peralatan pengamanan waktu praktek (sarung tangan, pakaian kerja,
masker, sepatu anti selip dan lain-lain) yang ada di sekolah belum
lengkap dan jumlahnya masih terbatas.
4. Petunjuk dan rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
SMK Negeri 6 masih kurang minim.
5. Pemahaman tentang upaya penanganan dan penanggulangan saat
terjadi kecelakaan kerja belum dilakukan maksimal.
C. Perumusan Masalah
Setiap penelitian perlu dirumuskan terlebih dahulu masalah yang akan
diteliti secara jelas dan dibatasi. Mengutip pendapat Sugiyono (2012: 55), yakni
5
melalui pengumpulan data.” Penelitian ini menggunakan rumusan masalah deskriptif, menurut Sugiyono (2012: 56), bahwa:
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan dan hubungan variabel itu dengan variabel lain pada sampel.
Berdasarkan dari cakupan perumusan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian kali ini adalah:
1. Seberapa besar tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang
K3 ketika berada di lapangan/workshop?
2. Apakah standar K3siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar
K3 di industri?
3. Apakah siswa SMK Negeri 6 Bandung memahami rambu-rambu K3dan
upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan
bakal terjadi di lapangan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang akan dicapai dalam penelitian kali ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang K3 ketika
berada di lapangan/workshop.
2. Standar K3 siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi Standar K3 di
industri.
3. Pemahaman siswa SMK Negeri 6 Bandung terhadap rambu-rambu K3 dan
upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan
bakal terjadi di lapangan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antaran lain adalah sebagai berikut :
6
a. Sebagai bahan masukan untuk sekolah, guru dan siswa tentang standar K3
yang tepat sehingga semua pihak merasa diuntungkan sebelum masuk
dunia kerja.
b. Memberikan masukan kepada sekolah bahwa K3 sangat penting pada
semua pelajaran teori maupun praktek agar proses belajar mengajar dapat
berjalan lancar dan menjauhkan dari segala kemungkinan kecelakaan kerja
yang bakal terjadi.
2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman
mengenai K3 sesuai standar yang berlaku baik di sekolah maupun dunia
industri.
3. Bagi pembaca skripsi ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai K3
yang ada di sekolah dan sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Struktur organisasi penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I berisi tentang pendahuluan yang mengungkapkan tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II berisi tentang Kajian teoritis yang menjelaskan tentang Tinjauan Mengenai
Pendidikan Menengah Kejuruan, tinjauan tentang siswa TKR (Teknik
Kendaraan Ringan), Tinjauan tentang Mata Diklat Perbaikan Roda Dan
Ban, Filosofi dan Pengertian Umum K3, Teori-Teori Penyebab Multi K3,
Standar K3di Sekolah, Dasar Hukum K3di industri, Penyebab Terjadinya
Kecelakaan Kerja, Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja (Preventif),
Peranan Pekerja dalam Mencegah Kecelakaan, Penggunaan Peralatan
Kesehatan dan Kecelakaan Kerja, Syarat Pemilihan Alat K3,
Peralatan-Peralatan Keselamatan Kerja, Rambu-Rambu K3, Rambu-Rambu di
Laboratorium/ Workshop.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan waktu
penelitian, subjek dan populasi penelitian, metode penelitian, hubungan
7
pengumpulan data dan instrumen penelitian, validitas data instrumen,
tahap pelaksanaan, dan analisis data.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini dibahas
tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang eksplorasi
persepsi siswa kelas XII SMK Negeri 6 Bandung terhadap standar K3
pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban di SMK Negeri 6 Bandung.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pengambilan data dilakukan di satu tempat agar mendapatkan data
akurat. Lokasi pengambilan data dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung sebagai
salah satu sekolah terbaik yang ada di Jawa Barat sebagai dasar patokan untuk
penelitian di sekolah-sekolah lainnya. Hasil dari penelitian yang dilakukan di
SMK Negeri 6 Bandung nantinya diharapkan bisa dibawa pulang ke daerah
sebagai ilmu guna mengembangkan sekolah dan SMK tertinggal tempat penulis
berada. Penelitian ” STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN
TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3) PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN
DI SMK NEGERI 6 BANDUNG” dilaksanakan pada bulan November dan
Desember 2014.
B. Subjek Populasi/Sampel Penelitian
1. Subjek Populasi
Faktor yang penting dalam penelitian adalah data yang menjawab
pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis
yang telah diturunkan. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang ada di
lapangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 61) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pengertian yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa populasi pada penelitian ini diartikan sebagai sekelompok orang atau barang
yang berdiam di suatu tempat dan memiliki ciri yang dapat membedakan
dirinya dengan yang lain. Populasi pada penelitian ini adalah lima kelas siswa
TKR kelas XII yang ada di SMK Negeri 6 Bandung. Masing-masing kelas ini
55
adalah dikarenakan mereka telah memahami tentang standar kesehatan dan
keselamatan kerja yang ada di industri (dunia kerja). Pemahaman yang cukup
ini diharapkan dapat menjadi pembanding mereka ketika menjawab angket.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam suatu kegiatan penelitian adalah mewakili dan dijadikan
responden subjek penelitian atau yang akan diteliti dan dijadikan responden
penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 62)
menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Agar sampel yang diambil representatif, maka diperlukan teknik pengambilan sampel. Penentuan sampel perlu dilakukan
dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan data yang
benar, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipercaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2013: 85) teknik sampling purposive merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Total sampel yang diteliti
berjumlah 20, diambil secara acak dari lima kelas TKR. Pengambilan sampel
ini didasarkan pada tingkat keahlian dan pemahaman terhadap standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di bengkel Otomotif SMK
Negeri 6 Bandung.
C. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan sebelumnya, penelitian
inimasuk dalam penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian eksploratif yang
dimaksudkan adalah salah satu jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk
memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang
digunakan dalam penelitian. Penelitian deskriptif eksploratif ini bertujuan untuk
menggambarkan persepsi siswa di SMK Negeri 6 Bandung terhadap standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada. Sedangkan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data-data yang
terkumpul berupa angka dan diolah dengan bantuan analisis statistik, dengan
56
persepsi siswa TKR terhadap penerapan keselamatan kerja pada mata diklat
Memperbaiki Roda dan Ban SMK Negeri 6 Bandung.
Data hasil penelitian yang diinginkan didapat dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui penyebaran angket. Mengemukakan angket atau
kuisioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Variabel Indikator Sub Indikator Nom
or Soal
Persepsi siswa terhadap penerapan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja 1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
1.1 Menjelaskan kesehatan kerja 1.2 Menjelaskan keselamatan
kerja
1 2
2. Melaksanakan prosedur K3
2.1 Menghindari bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat. 2.2 Mengikuti kebijakan yang
syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.
3
4
3. Aspek-aspek keamanan kerja
3.1 Mematuhi tanda bahaya dan peringatan.
3.2 Memakai pakaian pengamanan sesuai SI (Standard Intenational). 3.3 Menyebutkan prosedur
keselamatan kerja.
3.4 Menyebutkan Tanda bahaya 3.5 Menyebutkan pemakaian alat
57
4. Mengontrol kontaminasi
4.1 Menyebutkan kontrol kontaminasi
4.2 Menyebutkan Tanda bahaya kontrol kontaminasi.
4.3 Mengidentifikasikan
pemadaman kebakaran yang sesuai pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat kerja. 10 11 12 5. Mendemonstrasika n pemadaman kebakaran
5.1 Mendemonstrasikan kegiatan pemadaman kebakaran dan prosedur kerja berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan Perusahaan. 13,20 Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) siswa SMK Negeri 6 Bandung pada mata diklat Memperbaiki Roda dan Ban
6. Pengangkatan
Benda Kerja Secara
Manual
6.1 Menjelaskan proses pelaksanaan pekerjaan perbaikan roda dan ban. 6.2 Menganalisis berat material
dengan benar dengan menggunakan ,teknik yang tepat.
6.3 Menyebutkan perlengkapan yang tepat sesuai kebutuhan. 6.4 Memeriksa part-part
/komponen/materil yang diangkat terhadap resiko kecelakaan.
6.5 Melakukan teknik pengangkatan dengan prosedur standar kerja Indonesia.
58
mempertimbangkan metode, penyimpanan, berat, tinggi dan posisi dengan benar.
Pemahaman rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan kerja dan Penanggulanga n Kecelakaan Kerja 7. Pemahaman Rambu-rambu K3 dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja
7.1Mengidentifikasi rambu-rambu K3 dengan tepat. 7.2Mengidentifikasi jenis-jenis
potensi bahaya (Hazard) 7.3Menganalisis
potensi-sumber-sumber bahaya
7.4Mengidentifikasi tindakan penanggulangan kecelakaan kerja.
7.5Melaksanakan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di bengkel sekolah 7.6Menyebutkan rambu-rambu
yang berkaitan dengan standar kesehatatan dan keselamatan kerja yang ada di tempat praktikum
7.7Menyebutkan (jumlah) sarana keamanan penunjang praktek yang ada di bengkel
7.8Mengidentifikasikan perlengkapan standar P3K bagi siswa tersedia di tempat praktikum
7.9Mengidentifikasikan peran aktif siswa dan pengajar dalam salling menjaga standar keselamatan dan kesehatan kerja ketika melakukan kegiatan praktikum. 7.10 Mengidentifikasikan
penerapan sistem K3 di
sekolah yang dirasakan sesuai dengan standar K3 di
59
D. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 8) paradigma penelitian diartikan sebagai pola
fikir yang menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menggambarkan paradigma
penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu seperti pada gambar berikut:
Gambar 3.1Paradigma Penelitian
(Sumber: Dokumen Pribadi)
E. Data dan Sumber Data
1. Data
Menurut Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa “Data adalah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi.” Berdasarkan definisi tersebut, maka
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data langsung berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi yang terjadi di lapangan (SMK Negeri
6 Bandung). Sedangkan data tidak langsung didapat melalui analisis data
angket.
STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
ANALISIS DATA
SISWA TKR dan Workshop SMK
SEKOLAH & PENDIDIK
DOKUMENTASI
KESIMPULAN
60
2. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (2010: 172) mengemukakan bahwa “ yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data tersebut
diperoleh.” Berdasarkan kutipan di atas maka sumber data yang utama dalam
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XII jurusan Teknik Kendaraan
Ringan (TKR) SMK Negeri 6 Bandung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Data hasil penelitian sangat ditentukan oleh
instrumennya.Sebagaimana yang dikemukakan menurut Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 39) menyatakan bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.” Menurut Sugiyono (2002:
97), instrumen penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Valid, artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur;
2. Reliabel, artinya instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam menjaring data penelitian
yaitu:
1. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data dari responden
mengenai seberapa besar pemahaman siswa TKR kelas XII SMK Negeri 6
Bandung tentang standar keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Dokumentasi adalah untuk melihat lebih dekat seperti apa standar K3 di
SMK Negeri 6 Bandung.
3. Observasi digunakan untuk memperoleh data real (nyata) dilapangan.
4. Melakukan teknik angket sebagai alat pokok pengumpul data kepada siswa
yang nantinya digunakan sebagai sumber data yang valid dalam penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
61
lapangan (field research), yang berguna untuk memperoleh data-data lapangan
langsung. Penelitian lapangan (field research) adalah proses penelitian yang
dilakukan dengan mendatangi langsung sekolah atau objek yang akan diteliti,
sedangkan penelitian kepustakaan (library research) adalah proses penelitian
yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang
relevan dengan masalah yang dibahas. Terdapat empat teknik pengumpulan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner.
Wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2012:203) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua dari antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengn perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila
hasil responden yang diamati tidak terlalu besar.Proses pelaksanaan
pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu participant
observation (observasi peserta) dan non participant. Selanjutnya dari segi
instrument yang digunakan, maka dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi Berperan-serta (participation observation)
Observasi berperan serta adalah sebuah penelitian yang membuat peneliti
ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data peneliti.
b. Observasi Non-partisipan
Apabila dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diteliti, maka dalam observasi ini peneliti
62
dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang
mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai
dibalik perilaku yang tampak, yang terucap dan yang tertulis.
Observasi non-partisipan terdapat dua jenis, yaitu observasi terstruktur dan
observasi tidak terstruktur. Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi, hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati.
2. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen
yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.dalam hal dokomen Bogdan dalam Sugiyono (2012:329) menyatakan “In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative producted
by an individual which describe his or her own action, experience and belief.”
3. Metode Wawancara
Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan
wawancara tidak terstruktur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2011:197), dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono
(2011:207), mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif. Seperti yang dijelaskan
oleh Sugiyono (2011:209) mengenai analisis statistik deskriptif:
63
untuk umum atau generalisasi atau tidak menarik kesimpulan hanya memberikan gambaran secara deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana data itu diambil.
Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian statistik deskriptif ini
tidakterdapat uji signifikansi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud
untuk membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. Statistik
deskriptif dalam penelitian ini penyusunan dan penyajian data penelitian melalui
bentuk tulisan, tabel, dan dalam bentuk grafik/diagram/gambar. Penyajian data
yang telah diperoleh dari pengumpulan data secara pengamatan data primer masih
bersifat kasar dan mentah.
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 37) bahwa:
“mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti.” Ketika
melaksanakan penelitian ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan,
antara lain:
4. Angket
Penjelasan dari Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) menyatakan bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.” Berdasarkan penjelasan mengenai
angket di atas, maka penulis menggunakan angket ini sebagai teknik untuk
mengetahui standar kesehatan dan keselamatan kerja pada siswa yang ada di SMK
Negeri 6 Bandung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) angket
tertutup berarti angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih pada kolom atau tempat yang sesuai. Penentuan angket tertutup
ini atas pertimbangan bahwa dengan angket tertutup ini memudahkan responden
untuk memilih serta adanya keseragaman jawaban. Menurut Sugiyono (2013:92)
skala likert adalah “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
64
telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah ke dalam bentuk
kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang
telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada
ketentuan Sugiyono (2013: 94).
Tabel 3.1
Skala Jawaban Angket pada Skala Likert
Pernyataan/Pertanyaan
Skala Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju Kurang
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Sugiyono (2013: 94)
Data yang telah diolah sesuai dengan yang diinginkan, kemudian harus
disajikan dalam bentuk penyajian data yang mudah dimengerti maknanya dan
juga mudah diinterpretasikan. Penyajian data dalam penilitian ini dimaksudkan
untuk menjelaskan data yang disajikan dari hasil penelitian mengenai kelengkapan
fasilitas standar kesehatan dan keselamatan kerja siswa sehingga informasi yang
disampaikan mudah dimengerti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Persiapan kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
1) Mengecek kelengkapan instrumen penelitian berupa pedoman observasi
2) Melakukan observasi pada objek yang diteliti
3) Mengecek macam-macam isian data
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Menurut Sugiyono (2013: 147), menjelaskan bahwa:
65
Penelitian ini tidak mengajukan hipotesis sehingga perhitungan untuk
menguji hipotesisnya tidak dilakukan. Penelitian deskriptif memusatkan
perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
saat penelitian dilaksanakan. Peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian
yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian menggambarkan atau melukiskannya
sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada
saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan
datang. Karena itu tidak selalu menuntut adanya hipotesis, tidak menuntut adanya
perlakuan atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan
peneliti tinggal mendeskripsikannya. Variabel yang diteliti bisa tunggal, atau lebih
dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikan hubungan beberapa
variabel.
1. Langkah-langkah Analisis Data
Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab perumusan terhadap masalah
yang diajukan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka
pekerjaan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Uji statistik data yang
digunakan dalam menganalisis data terlebih dahulu harus diperhatikan apabila
data itu apakah terkait dengan data kuantitatif atau data kualitatif. Berkaitan
dengan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, dimana pengukuran
semua variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala likert, maka data
pengukuran standar K3 pada siswa di SMK Negeri 6 sebagai data kuantitatif.
Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan, untuk data
kuantitatif, maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif. Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:
a. Persiapan, meliputi memeriksa jumlah lembaran angket yang
dikembalikan, memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran pengisian.
b. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban, menghitung skor
yang diperoleh dari tiap responden.
c. Klasifikasi data
66
e. Perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai
(persen, rata-rata, SD)
f. Memvisualisasikan data (tabel, grafik)
g. Menarik kesimpulan penelitian menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian, mensintesiskan semua jawaban pertanyaan penelitian dalam
satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara
keseluruhan. Termasuk dalam statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013: 148), “...adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi
sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan prosentase.”
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk penelitian kuantitatif,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin
mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan
adalah statistik inferensial. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif jenis
deskriptif survey. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor
yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
[image:30.595.142.481.588.710.2]dengan tabel kriteria.
Tabel 3.2
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No. Persentase Kriteria
1. 75%-100% Sangat Baik
2. 50%-75% Baik
3. 25%-50% Cukup Baik
4. 1%-25% Kurang Baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan pada Bab IV
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR di SMK Negeri 6 Bandung
tentang K3 ketika berada di lapangan/workshop menyatakan bahwa
pemahaman siswa dalam kondisi sudah baik.
2. Standar K3 siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar K3 di
industri. Hal ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh melalui
perhitungan angket yaitu pada kondisi baik. Sebagian besar siswa kelas
XII TKR yang menyatakan telah sesuai dengan standar yang ada di
industri.
3. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR terhadap rambu-rambu K3 dan
upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang
kemungkinan terjadi di lapangan sudah sesuai. Hal ini ditunjukan dengan
data yang diperoleh melalui perhitungan angket yaitu pada kondisi baik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kepada pihak sekolah:
a. Pemahaman dan standar masih harus ditingkatkan lagi K3 bagi guru,
pihak sekolah dan khususnya siswa sendiri agar terbiasa dengan
standar K3 yang ada di industri sebelum masuk dalam dunia kerja dan
terhindar dari kecelakaan yang mungkin terjadi. Kemudian sanksi
tegas bagi siswa yang melanggar peraturan dan standar K3 bisa
89
Jeans Herbert, 2015
memperhatikan keamanan dan keselamatan bekerja yang ada di
lapangan ketika melakukan kegiatan praktikum.
b. Penerapan standar K3 di sekolah harus benar-benar sesuai dengan di
industri, sehingga siswa yang lulus tidak memerlukan waktu lama
untuk beradaptasi dengan standar K3 di industri. Siswa berhak untuk
menyampaikan keluhan yang dirasa kurang sesuai kepada pihak
sekolah tentang standar K3 yang ada di sekolah. Hal ini bertujuan
untuk kemajuan dan keselamatan bersama.
c. Pemasangan rambu-rambu K3 di bengkel sekolah harus lebih tepat dan
efisien agar benar-benar dirasakan manfaatnya, kemudian penanganan
kecelakaan kerja di sekolah wajib dikuasai oleh setiap pihak agar siap
dalam setiap kondisi. Ketrampilan kesehatan dan penanggulangan
kecelakaan kerja ini bisa diperoleh siswa melalui kegiatan pada jam
tambahan wajib diluar jadwal pelajaran sekolah(ekstra kulikuler)
melalui kegiatan UKS, PMI, PMR ataupun Pramuka. Kegiatan ini
tentunya akan memberikan efek yang positif bagi siswa, jurusan dan
pihak sekolah.
2. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian ini dengan
menggunakan variabel dan indikator-indikator yang lebih luas agar
menghasilkan gambaran mengenai standar K3 yang ada di sekolah