• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran

1101347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Gentarie Tresna Kasmaran 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUAT PERTANYAAN DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh

Gentarie Tresna Kasmaran NIM 1101347

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP. 195905081984031002

PEMBIMBING II

Ira Rengganis, M.Sn. NIP. 198002142008122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD FIP UPI

(4)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan Taggart (dalam

Kunandar, 2012, hlm.) PTK adalah suatu self-inquiry kolektif yang dilakukan

oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas

dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta

mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana

praktik itu dilaksanakan.

Menurut Hopkins (dalam Rochiati, 2008, hlm) Penelitian Tindakan

Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan

tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau

suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil

terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Arikunto, dkk. (2010, hlm. 3) Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.

McNiff (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 8) memandang hakikat

PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan

keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh

masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi,

dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.

Menurut Wijaya dan Dedi (2010, hlm. 16) manfaat PTK adalah sebagai

berikut:

a. Menumbuhkan kebiasaan menulis

b. Berpikir analitis ilmiah

(5)

d. Menumbuhkan semangat guru lain

e. Mengembangkan pembelajaran

f. Meningkatkan mutu sekolah secara keseluruhan.

Sedangkan keunggulan PTK (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 17)

yang dilaksanakan di sekolah, diantaranya:

a. Praktis dan langsung relvan untuk situasi yang aktual

b. Kerangka kerjanya teratur

c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif

d. Fleksibel dan adaptif

e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran

f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas

g. Dapat diguankan untuk meningkatkan kepekaan atau profesionalisme

guru.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian

tindakan kelas menurut Kemmis dan McTaggart. Model ini merupakan

pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin namun

terdapat perbedaan dalam komponen acting (tindakan dan observing

(pengamatan) menjadi satu kesatuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

bentuk desainnya Kemmis & McTaggart (dalam Wijaya dan Dedi, 2010, hlm.

(6)
[image:6.595.115.502.94.546.2]

20

Gambar 3.1

Desain penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto

(2010, hlm. 16)

Model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakikatnya

berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat

terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai

satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah

(7)

refleksi. Pada gamabr yang terdapat di atas tergambar dua siklus, dalam

pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus bergantung kepada permasalahan

yang perlu diselesaikan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sarijadi 3 yang berada di

Kota Bandung. Sekolah ini terletak diantara perumahan penduduk, pasar,

taman kanak-kanak dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini terletak

di jalan Sarimanis blok 17, kecamatan Sukasari kota Bandung. Sekolah ini

memiliki satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, 15 ruang kelas yang

perkelasnya memiliki tiga rombel dan satu lapang upacara dan olahraga.

Sekolah Dasar Sarijadi 3 ini gedungnya menyatu dengan SD Sarijadi 4,

dan mempunyai satu kepala sekolah yang sama. Karena disatukan setiap

kelasnya terdiri dari 3 rombel A,B, dan C. Kelas 1,,3,4,5,6 masuk mulai pukul

07.15 sedangkan kelas 2 masuk pukul 10.00 setelah kelas 1 pulang sekolah.

Sekolah ini terdiri dari 300 siswa.

D. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas III dengan jumlah siswa 30 orang, yang

terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Dengan

keadaan siswa laki-lakinya lebih aktif dibanding siswa perempuan.

E. Waktu Penelitian

Sesuai dengan program mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan,

waktu yang dibutuhkan diperkirakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan

Maret sampai bulan Mei 2015 pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Pada bulan Maret peneliti melakukan perenncanaan penelitian, pada bulan

April dan awal Mei peneliti melakukan tindakan penelitian dan bulan Mei

(8)

22

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

adalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

1) Lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Lembar observasi ini telah dirancang secara sistematis, tentang apa

yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Pedoman observasi

ini dipegang dan diisi oleh observer serta digunakan saat

pembelajaran berlangsung untuk mengamati seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Lemba observasi ini terdiri dari

deskripsi aktivitas kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran.

2) Instrumen Tes

Tes dipergunkan untuk memperoleh data tentang kamampuan siswa

membuat pertanyaan yaitu menggunakan Lembar Penliaian Akhir.

Instrumen dibuat sesuasi dengan materi yang diajarkan pada siswa

kelas III pada tema Pertanian dengan menggabungkan mata pelajaran

Bahasa Indonesia dan IPS berdasarkan kurikulum yang berlaku.

3) Lembar Tes Kemampuan Membuat Pertanyaan Siswa

Lembar tes kemampuan membuat pertanyaan siswa dipergunakan

untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam

menjelaskan fungsi kata tanya, menggunakan kata tanya dengan

benar dan membuat kalimat tanya dengan benar.

4) Insrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan yaitu berupa foto-foto yang

diambil selama proses pembelajaran dengan menggunakan kamera

(9)

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 308) “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data.” Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Observasi

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) “Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu.” Berdasarkan pengertian diatas

pada saat penelitian, peneliti menggunakan rekaman suara, foto atau

video untuk mengabadikan setiap kegiatan yang dilakukan siswa saat

pembelajaran berlangsung sebagai teknik pengumpulan data.

3. Field notes

Menurut Wiraatmadja (2008, hlm. 125) “Field Notes adalah sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian.” Berdasarkan

pengertian diatas pada saat penelitian, peneliti menggunakan field notes

untuk mencatat setiap perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Tes

“Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam

penelitian. Tes adalah seperangkat rangsang (stimuli) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban

yang dijadikan penetapan skor angka. Tes dibagi menjadi dua, yaitu tes

prestasi belajar dan tes kecerdasan.” (Wijaya dan Dedi, 2010, hlm. 79).

Teknik yang digunakan untuk memperolah informasi mengenai

kemampuan membuat pertanyaan siswa adalah tes tertulis. Tes

kemampuan membuat pertanyaan yang digunakan dalam bentuk essay

yang berjumlah sepuluh butir soal. Lima butir soal membuat pertanyaan

yang sudah disediakan jawabannya dan lima butir soal menjawab

(10)

24

H. Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2010, hlm. 16) “Secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui. yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi.”. Sebelum melakukan penelitian tindakan,

peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pendahuluan lalu dilanjutkan

dengan tahap pelaksanaan.

a. Perencanaan Tindakan

1) Permintaan izin dari Kepala SD

2) Observasi dan Wawancara

3) Identifikasi Masalah

Kegiatan identifikasi masalah dimulai dari:

(a) Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas

III SD.

(b) Menyusun konsep pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

(c) Merumuskan RPP dengan menggunakan metode make a

match.

(d) Menyusun dan menetapkan instrumen untuk setiap tahap

PTK.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap PTK terbagi menjadi beberapa siklus, yaitu:

SIKLUS I

1) Perencanaan (Planning)

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti merencanakan

beberapa rencana tindakan, yaitu:

(a) Wawancara dan observasi situasi kelas dan siswa pada saat

pembelajaran

(b) Pembuatan RPP

(c) Pembuatan LKS

(d) Menyiapkan sumber belajar

(e) Menyiapkan kartu soal dan jawaban

(11)

(g) Membuat format penilaian akhir

2) Pelaksanaan (Acting)

Pelaksaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan

yang sudah dibuat sebelumnya, kegiatannya meliputi:

(a) Siswa dibagikan kartu yang masing-masing kartu berisi

soal/ jawaban, setiap siswa memegang satu kartu.

(b) Siswa diminta mencari pasangan kartu yang dipegangnya.

(c) Siswa yang mampu menemukan kartu pasangannya

sebelum waktu habis diberikan bintang perhargaan.

(d) Dengan metode make a match kartu soal/ jawaban siswa

diharapkan bisa lebih mengerti penggunaan kata tanya.

(e) Siswa dibagikan teks cerita anak dan membaca cerita

tersebut.

(f) Siswa mencocokan dan menjawab pertanyaan yang terdapat

pada kertas soal latihan.

3) Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung,

untuk mengetahui:

(a) Situasi pembelajaran di kelas.

(b) Kemampuan siswa mencocokan kartu soal dan jawaban

secara tepat.

(c) Kerja sama siswa dalam mencocokan kartu soal dan

jawaban.

(d) Ketepatan waktu siswa dalam mencocokan jawaban.

4) Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi bertujuan untuk menganalisis penerapan

metode kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia dalam membuat pertanyaan. Dan untuk

(12)

26

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan

hasil refleksi pada siklus pertama

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan

perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus

sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan

menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam

pembelajaran.

4) Kesimpulan

SIKLUS III

1) Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan

hasil refleksi pada siklus kedua.

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru dan siswa melaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan metode kooperatif tipe make a match dengan

perencaan yang dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus

sebelumnya.

3) Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan dengan

menerapkan metode kooperatif tipe make a match dalam

pembelajaran.

4) Kesimpulan

Setelah melakukan PTK dengan tiga siklus, peneliti membuat kesimpulan

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode kooperatif tipe

make a match untuk meningkatkan kemampuan membuat pertanyaan

(13)

I. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data

Pada tahap ini data-data yang sudah terkumpul berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa, lembar post-test, dokumentasi dan field

notes akan dianalisis dengan dua cara, yaitu:

1. Rencana Pengolahan Data

Nana Sudjana (2012, hlm. 106) mengemukakan bahwa, “proses

mengubah skor mentah menjadi skor masak dengan menerapkan teknik

statistika disebut pengolahan data”. Rencana pengolahan data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti.

Peneliti menggunakan dua jenis rencana pengolahan data, yaitu:

a. Analisis Kuantitatif

1) Lembar Post-test

Untuk mengumpulkan data kuantitatif dalam penelitian ini

digunakan alat penilaian berupa lembar post-test.

Untuk penilaian soal dalam lembar post-test untuk setiap kata

tanya mempunyai bobot nilai yang berbeda karena setiap kata tanya

memiliki kesulitan tersendiri sehingga dibedakan. Untuk kata tanya

“apa”, “siapa”, “di mana” dan “berapa” berbobot 17,5 dan untuk kata tanya “mengapa” dan “bagaimana” berbobot 30. Untuk kata tanya

“mengapa” dan “bagaimana” memiliki bobot nilai yang lebih besar

karena dianggap masih sulit untuk digunakan siswa.

Dari lembar post-test ini peneliti menghitung persentase siswa

yang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih dari sama dengan 70,

dengan rumus:

Persentasi Siswa yang Lulus = ∑ S x 100%

N

Keterangan:

(14)

28

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 70% siswa yang

berjumlah 30 orang lulus dengan nilai diatas KKM yaitu lebih atau

sama dengan 70.

2) Lembar Tes Kemampuan Membuat Pertanyaan Siswa

Dari lembar lembar tes kemampuan membuat pertanyaan

siswa ini peneliti menghitung presentase siswa yang nilai indikator

membuat pertanyaannya mulai berkembang, dengan rumus :

Indikator kemampuan membuat pertanyaan = ∑ S x 100%

N

Keterangan:

S = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai indikator membuat

pertanyaan

N = Jumlah siswa secara keseluruhan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila lebih dari sama dengan

70%.

b. Analisis Kualitatif

Data yang dianalisis secara kualitatif diambil dari lembar observasi

aktivitas guru dan siswa, field notes dan dokumentasi berupa foto, video

atau rekaman suara yang akan diolah secara deskriptif kualitatif, yaitu

analisis berdasarkan data yang diperoleh untuk selanjutnya

dikembangkan pola hubungan.

2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk

membuktikan nilai kebenaran data dari hasil tes yang terlampir. Sedangkan

uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk membuktikan

nilai kebenaran data dari observasi terstuktur. Dalam penelitian ini uji

(15)

menguji kredibilitas data kualitatif dilakukan dengan cara yang mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data

yang diperoleh dari observasi terstuktur, dicek dengan field notes dan

[image:15.595.206.437.220.338.2]

dokumentasi.

Gambar 3.2

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Choer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Fika. (2008). Menggunakan Kalimat Tanya Secara Tertulis. Tersedia di : https://matakuliahq.files.wordpress.com/2008/11/pertemuan-8.pdf [05 Juni 2015]

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Santosa, Puji, dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, N. (2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.

Remajab Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wijaya dan Dedi, (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Permata

(17)

Wiraatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Gambar

Gambar 3.1 Desain penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto
Gambar 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Status hukum anak berkaitan erat dengan status hukum perkawinan dari orang tuanya, dalam arti kata, jika perkawinan sah menurut hukum maka anak hasil perkawinan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

Membuktikan bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis. - Menutup sebagian daun ubi kayu yang belum terkena sinar

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang digunakan Paguyuban Drumblek Salatiga dalam mengembangkan kesenian drumblek terdapat dua konsep, yaitu kerja sama

1) Pembinaan. KASIE Binwasdal Bidang Koperasi Kabupaten Semarang menjelaskanbahwa sejak awal Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan

Sehubungan dengan Surat Persetujuan dan Penetapan Pemenang General Manager PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Cawang-Tomang-Cengkareng Nomor : CJ.PM.03.1958 tanggal 14