PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KIMIA DASAR
BERBASIS METAKOGNITIF
EMPOWERMENT OF STUDENT’S THINKING SKILLS THROUGH DEVELOPMENT INSTRUCTIONAL MATERIALS BASIC CHEMISTRY
BASED METACOGNITIVE Utiya Azizah, Harun Nasrudin
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761
Email: utiyaazizah@unesa.ac.id
Abstrak. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa pada perkuliahan Kimia Dasar
di FMIPA Unesa, maka perlu dikembangkan perangkat perkuliahan berbasis metakognitif. Untuk mengetahui validitas perangkat perkuliahan yang dikembangkan dilakukan penelitian pengembangan mengacu pada R & D yang dikemukakan oleh Borg & Gall (2003). Data hasil penelitian di analisis menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil analisis diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: (1) perangkat perkuliahan yang dikembangkan terdiri dari rencana pembelajaran semester (RPS), lembar kegiatan mahasiswa (LKM), dan tes keterampilan metakognitif (TKM); (2) perangkat perkuliahan yang dikembangkan telah valid/layak ditinjau dari validitas konstruk, validitas isi, dan sesuai dengan keterampilan metakogitif yaitu planning skills, monitoring skills, dan evaluation skills.
Kata kunci: keterampilan berpikir, pengembangan, perangkat perkuliahan, metakognitif
Abstract. To increase the quality of learning basic chemistry in FMIPA Unesa, instructional materials
based metacognitive was developed.Design of development instructional materials was R & D by Borg & Gall (2003). Data of the study was analyzed by descriptive statistic. The result of the study were: (1) The instructional materials were developed consist of learning plans, worksheets, and metacognitive assessment; (2) The instructional materials in developing are good in construct validity, content validity, and appropriate with metacognitive skill consist of planning skills, monitoring skills, and evaluation skills.
Keywords: thinking skills, the development, instructional materials, metacognitive
PENDAHULUAN
Keterampilan berpikir merupakan isu
penting dalam dunia pendidikan di berbagai negara dan dijadikan outcome pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan kemampuan
penalaran (keterampilan berpikir) sangat
penting bagi penguasaan konsep [7]. Senada dengan pernyataan tersebut, standard proses
pembelajaran pada Perguruan Tinggi memiliki beberapa karakteristik, diantaranya bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah
dalam ranah keahliannya, mementingkan
internalisasi materi secara baik dan benar, serta mengutamakan pengembangan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan
[9]. Dari uraian tersebut, menunjukkan pentingnya keterampilan berpikir mahasiswa
dalam menyelesaikan masalah untuk
internalisasi konsep-konsep materi secara baik dan benar.
Mata kuliah kimia dasar diselenggarakan untuk seluruh mahasiswa jurusan Kimia, Biologi, Fisika, dan Matematika di FMIPA UNESA. Untuk memenuhi standar proses
pembelajaran, maka sangat diperlukan
pengembangan perangkat perkuliahan yang
sesuai dengan karakteristik permendikbud
nomor 49 tahun 2014 tersebut, sehingga dapat
memberikan kemudahan dosen untuk
menyajikan perkuliahan. Hal tersebut juga didasarkan pada pendapat bahwa tersedianya perangkat perkuliahan dapat mengarahkan mahasiswa untuk memahami suatu konsep dan dapat meningkatkan retensi hasil belajar [14]. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Azizah, dkk [2] bahwa perangkat pembelajaran IPA Bilingual SMP dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Azizah, dkk [3] bahwa perangkat pembelajaan yang diimplementasikan
dalam model Group Investigation Cooperative
dapat memberdayakan kecakapan beripikir dalam penguasaan konsep siswa.
Perangkat perkuliahan berbasis metakognitif sangat diperlukan. Hal tersebut berdasarkan
suatu pendapat bahwa pengembangan
keterampilan metakognitif diperlukan
mahasiswa dalam memecahkan
masalah-masalah pembelajaran kimia [11; 13].
Pembelajaran yang memberdayakan
keterampilan metakognitif adalah pembelajaran
yang menitikberatkan pada bagaimana
mahasiswa termotivasi dan berpartisipasi dalam
merancang apa yang hendak dipelajari,
memantau kemajuan hasil belajarnya, dan menilai apa yang telah dipelajari. Melalui
keterampilan metakognitif yang dimiliki,
mahasiswa dapat mengkonstruksi pengetahuan, mengaplikasikan konsep-konsep kimia, dan
memperdalam konsep-konsep kimia sehingga
melahirkan jawaban ilmiah yang
merepresentasi-kan penguasaan konsep. Hal tersebut sesuai dengan beberapa hasil penelitian bahwa mahasiswa dengan prestasi rendah kurang memiliki keterampilan metakognitif [6; 15].
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan menggunakan kerangka berpikir Research and Development (R & D) yang dikemukakan Borg dan Gall [4] dengan beberapa adaptasi yang sesuai. Secara lengkap
diagram alur penelitian pengembangan
perangkat perkuliahan dapat dilihat pada Gambar 1. Namun, dalam penelitian ini hanya
sampai tahap validasi teoritis perangkat
perkuliahan oleh para pakar.
Gambar 1 Diagram Alur Pengembangan Perangkat Perkuliahan
Tahap studi pendahuluan dilaksanakan
dengan melakukan studi pustaka yang bertujuan untuk melakukan analisis konsep dan teori yang berkaitan dengan perangkat perkuliahan yang dikembangkan, dan karakteristik mahasiswa, serta survey lapangan yang bertujuan untuk mengidentifikasi profil metakognitif dan pola penguasaan konsep awal mahasiswa, yang
masing-masing diselidiki melalui tes.
V STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN Validasi Teoritis Perangkat Perkuliahan
(oleh para Pakar) Studi Pustaka Survey Lapangan Perbaikan Perangkat Penyusunan Perangkat Perkuliahan
Validasi Empiris (Draf II) (Uji coba Terbatas Perangkat perkuliahan)
Perbaikan Perangkat Draf Awal
Perangkat Perkuliahan
(Draf I) Perangkat Perkuliahan valid secara teroritis dan
Pengidentifikasian tersebut berdasarkan analisis konten, perumusan kompetensi dan indikator, profil keterampilan metakognitif, serta tes penguasaan konsep.
Berdasarkan hasil studi pustaka dan survey lapangan disusun draf awal (prototipe) perangkat perkuliahan (draf I) yang terdiri dari Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) berbasis metakognitif, Tes Keterampilan Metakognitif (TKM), dan media
power point. Pemilihan format dan model
prototipe, pemilihan media, dan perancangan awal perangkat perkuliahan merupakan kegiatan utama tahap ini.
Prototipe perangkat perkuliahan yang
berhasil dikembangkan selanjutnya divalidasi secara teoritis (konstruk dan isi) oleh para ahli. Penilaian ahli terhadap perangkat perkuliahan, dilakukan oleh tiga orang ahli dalam bidang kimia/ pendidikan kimia. Berdasarkan masukan-masukan dari para ahli, peneliti mengadakan revisi draf I perangkat perkuliahan tersebut dan menjadi draf II perangkat perkuliahan.
Perangkat perkuliahan yang telah tervalidasi dari sisi konstruk dan isi di ujicobakan secara terbatas untuk dinilai feasibilitas perangkat perkuliahan (validasi empiris). Uji feasibilitas perangkat perkuliahan merupakan sarana untuk mengujicobakan prototipe perangkat perkuliahan dalam hal langkah-langkah yang ditempuh
mahasiswa selama proses dan tingkat
pemanfaatan perangkat perkuliahan saat
mengkonstruksi dan merekonstruksi pola
penguasaannya tersebut dijadikan acuan dalam
menyempurnakan prototipe perangkat
perkuliahan.
Berdasarkan hasil uji coba terbatas, peneliti mengadakan revisi draf II perangkat perkuliahan tersebut dan menjadi draf III perangkat perkuliahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dibahas meliputi hasil validitas konstruk dan validitas isi Rencana
Pembelajaran Semester (RPS), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) berbasis metakognitif, dan Tes Keterampilan Metakognitif (TKM).
Validitas Konstruk dan Validitas Isi RPS
Hasil rata-rata penilaian yang diberikan oleh validator terhadap RPS mata kuliah Kimia Dasar terkait validitas konstruk dan validitas isi disajikan dalam Gambar 2.
Gambar 2 Hasil Validitas Konstruk dan Isi RPS
Berdasarkan Gambar 1, didapatkan hasil
bahwa RPS yang dinilai kesemuanya
memperoleh kategori sangat valid (SV) menurut Riduwan [12], artinya RPS telah dinyatakan memenuhi syarat validitas konstruk dan validitas isi oleh para validator dan layak digunakan pada proses pembelajaran.
Validitas konstruk mengindikasikan bahwa komponen-komponen rancangan pembelajaran yang diuraikan dalam RPS telah sesuai dengan perangkat perkuliahan yang dikembangkan. Demikian pula, RPS juga telah dinyatakan memenuhi syarat validitas isi artinya kriteria atau isi rancangan pembelajaran yang diuraikan dalam RPS telah sesuai dengan perangkat perkuliahan yang dikembangkan, terkait tujuan, materi yang dipelajari, bahan dan alokasi waktu, serta metode penyajian. Validitas konstruk dan
89,32 83,33 88,87 90 87,63 0 20 40 60 80 100 Metode Penyajian Bahasa dan waktu Materi Tujuan Komponen
% Penilaian
validitas isi ini diperkuat oleh pernyataan akhir dari tiga validator yang menuliskan layak digunakan dengan perbaikan kecil (LDP).
Pemberdayaan keterampilan berpikir dan
kesesuaian RPS dengan keterampilan
metakognitif diindikasikan dengan adanya
metode penyajian pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan menerapkan keterampilan metakognitif yang meliputi planning skills, monitoring skills, dan evaluation skills [13; 8].
Validitas Konstruk dan Validitas Isi LKM
Hasil penilaian yang diberikan oleh validator terhadap 6 (enam) LKM dan Panduan LKM mata kuliah Kimia Dasar terkait validitas konstruk dan validtas isi disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3 Hasil Validitas Konstruk dan Validitas Isi LKM dan Panduan LKM
Gambar 3 mengkomunikasikan bahwa semua
LKM dan Panduan LKM yang dinilai
memperoleh kategori sangat valid (SV). Hal ini berarti, LKM dan Panduan LKM telah dinyatakan memenuhi syarat validitas konstruk dan validitas isi oleh para validator dan layak digunakan pada proses pembelajaran. Justifikasi ini diperkuat oleh pernyataan akhir dari tiga validator yang menuliskan layak digunakan dengan perbaikan kecil (LDP). Validitas
konstruk tersebut juga mengindikasikan bahwa komponen-komponen kegiatan pembelajaran yang diuraikan dalam LKM dan Panduan LKM telah sesuai untuk melatihkan keterampilan metakognitif, sehingga dapat digunakan untuk
mendukung perangkat perkuliahan yang
dikembangkan.
Demikian juga, validitas isi mengindikasikan bahwa LKM yang dikembangkan telah sesuai dengan indikator pembelajaran dalam RPS, melatihkan pengalaman belajar yang sesuai dengan indikator pembelajaran, melatihkan
keterampilan metakognitif yang meliputi
planning skill, monitoring skills dan evaluation skills, dan tepat digunakan dalam perkuliahan.
Pemberdayaan keterampilan berpikir dan
kesesuaian LKM dengan keterampilan
metakognitif dalam penelitian ini meliputi adanya kegiatan-kegiatan dalam planning skills yaitu mengidentifikasi pengetahuan yang telah diketahui, menetapkan tujuan belajar, dan menentukan strategi belajar [1; 10]. Dalam monitoring skills terdapat kegiatan-kegiatan memantau relevansi pengetahuan awal, tujuan belajar, dan strategi belajar dalam memecahkan masalah [10]. Demikian pula, dalam evaluation skills terdapat kegiatan mengevaluasi relevansi pengetahuan awal, tujuan belajar, dan strategi
belajar yang telah digunakan dalam
memecahkan masalah serta refleksi judgment
terhadap proses dan hasil berpikir [5].
Validitas Konstruk dan Validitas Isi Tes Keterampilan Metakognitif
Hasil penilaian yang diberikan oleh validator terhadap soal tes keterampilan metakognitif terkait validitas konstruk dan validitas isi disajikan dalam Gambar 4.
9 5 ,2 3 93 ,3 4 9 7,1 4 93 ,3 4 94,2 9 9 4,2 9 96 ,4 4 95 ,5 6 96,4 4 95 ,5 6 95 ,5 6 96,4 4 L K M 1 L K M 2 L K M 3 L K M 4 L K M 5 L K M 6 % P EN IL A IA N
Gambar 4 Hasil Validitas Konstruk dan Validitas Isi Tes Keterampilan Metakognitif
Gambar 4 mengkomunikasikan bahwa
seluruh soal tes keterampilan metakognitif berbentuk essay yang dinilai kesemuanya memperoleh kategori sangat valid (SV). Hal ini berarti, secara konstruk soal tes keterampilan metakognitif telah dinyatakan memenuhi syarat validitas konstruk oleh para validator artinya
stem dirumuskan dengan lugas, dan
gambar/tabel/ilustrasi memperjelas maksud
pertanyaan. Justifikasi diperkuat oleh pernyataan akhir dari validator yang menuliskan layak digunakan dengan perbaikan kecil (LDP).
Berdasarkan validitas isi, soal tes
keterampilan metakognitif telah dinyatakan memenuhi syarat validitas isi oleh para validator artinya soal tes keterampilan metakognitif telah memiliki kesesuaian dengan tujuan, kesesuaian dengan indikator keterampilan metakognitif dan kebenaran konsep. Justifikasi ini diperkuat oleh
pernyataan akhir dari validator yang menuliskan
layak digunakan dengan perbaikan kecil (LDP).
Pemberdayaan keterampilan berpikir
menggunakan keterampilan metakognitif dalam tes diindikasikan dengan kesesuaian Tes Keterampilan Metakognitif (TKM) dengan indikator keterampilan metakognitif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Perangkat perkuliahan yang dikembangkan
terdiri dari rencana pembelajaran semester (RPS), lembar kegiatan mahasiswa (LKM), dan tes keterampilan metakognitif (TKM).
2. Perangkat perkuliahan yang dikembangkan
telah valid/layak ditinjau dari validitas konstruk, validitas isi, dan sesuai dengan
keterampilan metakogitif yaitu planning
skills, monitoring skills, dan evaluation skills.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti atas dukungan dana penelitian ini melalui Penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2016.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arends, R.I. and Kilcher, A. (2010).
Teaching for student learning: becoming an accomplished teacher. New York: Routledge Taylor & Francis Group.
2. Azizah, U., Susantini, E., Supriyono. (2007).
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Bilingual Berorientasi Contextual Teaching
and Learning untuk Memberdayakan
Kecakapan Berpikir Siswa SMP. Laporan Penelitian Pengembangan Kerjasama Lintas
Disiplin Internal. Surabaya: Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Surabaya.
3. Azizah, U., Nasrudin, H., Mitarlis. (2010).
Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Kimia Berorientasi “Group Investigation
Cooperative” untuk Memberdayakan
Kecakapan Berpikir Siswa SMA Bertaraf Internasional. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya.
4. Borg, W.R. and Gall, M.D. (2003).
Educational research an instructional. New York: Longman Inc.
5. Bråten, I., and Stromso, H. (2005). “ The
relationship between epistemological
beliefs, implicit theories of intelligence,
and self-regulated learning among
norwegian postsecondary students.” British
9 8,6 1 9 8,1 5 99,0 7 9 9,0 7 9 9,0 7 100 9 9,3 8 9 8,1 5 98,7 7 98 ,7 7 9 7,5 3 9 9,3 8 T O P I K 1 T O P I K 2 T O P I K 3 T O P I K 4 T O P I K 5 T O P I K 6 % P E N IL A IA N
Journal of Educational Psychology, 75, 539–565.
6. Chi, M. T. H., Bassok, M., Lewis, M. W., Reimann, P., and Glase, R. (1989). “Self-explanations: How students study and use examples in learning to solve problems.” Cognitive Science, 13(2), 145-182.
7. Lawson, A.E. 2000. Managing the Inquiry
Classroom: Problem and Solutions. The
American Biology Teacher. 62(9) 641-648.
8. Livingston, J. A. (2003). Metacognition: An
overview. ERIC Doküman No: ED474273.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. (2014). Peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan No.49 tentang
standar nasional pendidikan tinggi. Jakarta: Mendikbud.
10.Pulmones, Richard. (2007). “Learning
chemistry in a metacognitive environment.”
The Asia Pasific – Education Researcher, 16(2). 165-183. ISSN: 0119-5646.
11.Rickey, D. and A. Stacy. (2000). “The role of
metacognition in learning chemistry.”
Journal of Chemical Education, 77(7), 915– 920.
12.Riduwan. (2012). Skala pengukuran
variabel-variabel penelitian. Bandung: Alfabeta.
13.Schraw, G. (2001). “Metacognition in
Learning and Instruction: Theory, Research and Practice.” In Hartman, H. J., (Ed.).
Kluwer Academic Publishers, 3–16. The
Netherlands: Dordrecht.
14.Soekamto, Hadi. 2002. Prosedur
Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Universitas Negeri Malang. Malang.
15.Zohar, A. and Dori, Y. (2003). “Higher-order
thinking skills and low-achieving students:
Are they mutually exclusive?” The Journal of