• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 626 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 626 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 626 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor:

PM 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan

Nasional, telah diatur mengenai program keamanan

penerbangan; dan

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur

Jenderal Perhubungan Udara tentang Pedoman Teknis

Operasional Program Keamanan Penerbangan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4956);

2.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 5);

3.

Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

4.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010

tentang

Organisasi

dan

Tata

Kerja

Kementerian

Perhubungan

sebagaimana

diubah

terakhir

dengan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 68 Tahun 2013;

5.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 33 tahun 2015

tentang Pengendalian Jalan Masuk (

Access Control

) Ke Daerah

Keamanan Terbatas Di Bandar Udara;

6.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 92 tahun 2015

tentang Program Pengawasan Keamanan Penerbangan

Nasional

(2)

2

7.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 127 Tahun 2015

tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional;

8.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 137 Tahun 2015

tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan

Penerbangan Nasional

9.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015

tentang

Program

Penanggulangan

Keadaan

Darurat

Keamanan Penerbangan Nasional

10.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 153 tahun 2015

tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok

(

Supply Chain

) kargo dan Pos Yang Diangkut Dengan

Pesawat Udara;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM

KEAMANAN PENERBANGAN.

Pasal 1

(1)

Badan Usaha Bandar Udara, Unit Penyelenggara Bandar

Udara, Badan Usaha Angkutan Udara, Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan,

Ragulated Agent

, Pengirim

Pabrikan (

Known Shipper

), dan

Surveyor Independent

harus

menyusun program keamanan penerbangan yang berpedoman

pada program keamanan penerbangan nasional.

(2)

Program keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri dari:

a.

Program Keamanan Bandar Udara (

Airport Security

Programme

);

b.

Program Keamanan Angkutan Udara (

Aircraft Operator

Security Programme

);

c.

Program Keamanan Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan (

ATS Provider Security Programme

); dan

d.

Program Keamanan Kargo dan Pos

.

Pasal 2

(1)

Tata cara penyusunan dan pengesahan program keamanan

penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum

dalam Pedoman Teknis Operasional Program Keamanan

Penerbangan.

(3)

3

(2)

Pedoman Teknis Operasional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) termuat dalam lampiran I, II, dan III peraturan ini dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Direktur Jenderal ini.

Pasal 3

Direktur Keamanan Penerbangan melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan Peraturan ini.

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 30 Oktober 2015

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

ttd

SUPRASETYO

SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :

1.

Menteri Perhubungan;

2.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;

3.

Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;

4.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

5.

Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

6.

Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;

7.

Para Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara;

8.

Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);

9.

Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero);

10.

Para Direktur Utama Badan Usaha Angkutan Udara; dan

11.

Para Direktur Utama Perusahaan Pemeriksa Keamanan Kargo dan Pos.

Salinan sesuai aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

HEMI PAMURAHARJO

Pembina Tk. I (IV/b)

NIP. 19660508 199003 1 001

(4)

4

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 626 TAHUN 2015

Tanggal : 30 OKTOBER 2015

PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL

PROGRAM KEAMANAN PENERBANGAN

(5)

5

DAFTAR ISI

I.

KETENTUAN UMUM

Definisi

II.

PETUNJUK PENYUSUNAN PROGRAM KEAMANAN

2.1

Program Keamanan Bandar Udara (

Airport Security Programme

)

2.2

Program Keamanan Angkutan Udara (

Aircraft Operator Security

Programme)

2.3

Program Keamanan Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (

ATS

Provider Security Programme

)

2.4

Program Keamanan Kargo dan Pos

III.

TATA CARA PENGESAHAN DAN AMANDEMEN PROGRAM KEAMANAN

3.1

Persyaratan

3.2

Prosedur

3.2.1

Pengesahan

3.2.2

Amandemen

(6)

6

I.

KETENTUAN UMUM

DEFINISI

Dalam peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan :

1.

Checklist adalah suatu alat observasi yang berbentuk daftar berisikan

faktor-faktor berikut subjek yang ingin diamati/diselidiki

2.

Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan

batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara

mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang

dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta

fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya

3.

Unit Penyelenggara Bandar Udara adalah lembaga pemerintah di bandar

udara yang bertindak sebagai penyelenggara bandar udara, yang

memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan untuk bandar udara yang

belum diusahakan secara komersial

4.

Badan Usaha Bandar Udara adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan

Usaha Milik Daerah atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan

terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan Bandar

udara untuk pelayanan umum.

5.

Badan usaha angkutan udara adalah badan usaha milik Negara, badan

usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia berbentuk perseroan

terbatas atau koperasi yang kegiatan utamanya mengoperasikan Bandar

udara untuk pelayanan umum

6.

Pengirim Pabrikan (

known consignor

) adalah Badan Hukum Indonesia

yang disertifikasi Menteri Perhubungan untuk melakukan pengendalian

keamanan terhadap barang produksinya secara regular dan sejenis untuk

dikirim melalui badan usaha angkutan udara atau perusahaan angkutan

udara asing.

7.

Surveyor Independen

adalah perusahaan yang melakukan pemeriksaan

Keamanan kargo yang dikirim oleh pabrikan di Kawasan Berikat Nasional

(KBN) yang disertifikasi oleh Menteri.

8.

Regulated Agent

adalah badan hukum Indonesia berupa agen kargo,

freight fowarder

atau bidang lainnya yang disertifikasi Menteri

Perhubungan yang melakukan kegiatan bisnis dengan Badan Usaha

Angkutan Udara atau Perusahaan Angkutan Udara Asing untuk

(7)

7

melakukan pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos yang

ditangani atau yang diterima dari Pengirim.

9.

Prosedur adalah aturan yang berisi tentang petunjuk pelaksanaan

kegiatan di bidang keamanan penerbangan

10.

Personel Keamanan Penerbangan adalah personel yang mempunyai lisensi

yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang Keamanan Penerbangan.

11.

Pengendalian Keamanan

(Security Control)

adalah penerapan suatu teknik

atau tindakan untuk mencegah disusupkannya/terbawanya Barang

Dilarang

(Prohibited Items)

yang dapat digunakan untuk melakukan

tindakan melawan hukum.

12.

Pemeriksaan Keamanan

(Security Screening)

adalah penerapan suatu

teknik atau cara lain untuk mengenali atau mendeteksi Barang Dilarang

(Prohibited Items)

yang dapat digunakan untuk melakukan tindakan

melawan hukum.

13.

Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN) adalah dokumen

tertulis yang memuat peraturan, prosedur dan langkah-langkah

pengamanan yang diambil untuk melindungi penerbangan dari tindakan

melawan hukum;

14.

Program Keamanan Bandar Udara adalah

(Airport Security Programme)

adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-langkah

serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh Unit Penyelenggara

Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar Udara untuk memenuhi

ketentuan yang terkait dengan operasi penerbangan di Indonesia

15.

Program Keamanan Angkutan Udara

(Aircraft Operator Security

Programme)

adalah dokumen tertulis yang memuat prosedur dan langkah-

langkah serta persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh Badan Usaha

Angkutan Udara untuk memenuhi ketentuan yang terkait dengan operasi

penerbangan di Indonesia.

16.

Program Keamanan Kargo dan Pos adalah dokumen tertulis yang memuat

prosedur dan langkah-langkah serta persyaratan yang wajib dilaksanakan

oleh

Regulated Agent/Known Consignor/Surveyor Independen

untuk

memenuhi ketentuan yang terkait dengan Keamanan kargo dan Pos.

17.

Keamanan penerbangan adalah suatu keadaan yang memberikan

perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hukum melalui

keterpaduan pemanfaatan suber daya manusia, fasilitas dan prosedur

(8)

8

18.

Daerah Keamanan Terbatas

(Security Restricted Area)

adalah

daerah-daerah tertentu di dalam bandar udara maupun di luar bandar udara yang

diidentifikasi sebagai daerah berisiko tinggi untuk digunakan kepentingan

penerbangan, penyelenggaraan bandar udara, dan kepentingan lain

dimana daerah tersebut dilakukan pengawasan dan untuk masuk

dilakukan pemeriksaan keamanan.

19.

Daerah Steril

(Sterile Area)

adalah daerah tertentu di dalam Daerah

Keamanan Terbatas setelah pemeriksaan keamanan terakhir yang

merupakan daerah pergerakan penumpang sampai dengan naik ke

pesawat udara dan di daerah tersebut selalu dalam pengendalian dan

pengawasan.

20.

Daerah Terbatas (

Restricted Area)

adalah daerah tertentu dibandar udara

dimana penumpang dan/atau non-penumpang memiliki akses masuk

dengan persyaratan tertentu.

21.

Daerah Publik (

Public Area

) adalah daerah-daerah pada bandar udara yang

terbuka untuk umum/publik.

22.

Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan penerbangan

23.

Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara

24.

Direktur adalah Direktur yang membidangi Keamanan Penerbangan

25.

Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara

26.

Kasubdit adalah Kepala Sub Direktorat Standarisasi, Kerjasama dan

Program Keamanan Penerbangan

27.

Otoritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh

Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan

pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan pelayanan

penerbangan

28.

Kasie adalah Kepala Seksi Kerjasama dan Program Keamanan

Penerbangan

(9)

9

II.

PETUNJUK PENYUSUNAN PROGRAM KEAMANAN

2.1

Program Keamanan Bandar Udara (

Airport Security Programme

).

NO

MATERI

URAIAN

Letter of Commitment

Komitmen perusahaan terhadap program

keamanan Bandar udara

Security Policy

Policy

Perusahaan terhadap Keamanan

Penerbangan

Kata pengantar

Daftar perubahan (

amandement

record

)

Data perubahan Program Keamanan

Bandar Udara (ASP) yang telah dilakukan

Distribusi Dokumen

Menyebutkan daftar instansi distribusi

dokumen Program Keamanan Bandar

Udara (ASP)

Daftar isi

Isi dan halaman program keamanan

bandar udara (ASP)

Daftar Singkatan

Singkatan – singkatan yang digunakan

dalam Program Keamanan Bandar Udara

(ASP)

BAB I ORGANISASI

1.1

Pendahuluan

1.1.1

Tujuan Penyusunan Program

Keamanan Bandar Udara

Tujuan pembuatan Program Keamanan

Bandar Udara (ASP)

1.2

Definisi

Isitilah – istilah dalam Program

Keamanan Bandar Udara

1.3

Dasar Hukum

Peraturan yang berkaitan dengan

keamanan penerbangan

1.

Dasar Hukum Nasional;

2.

Dasar Hukum Internasional.

1.4

Pembagian Tanggungjawab

tugas dan tanggungjawab unit kerja yang

berada di Bandar Udara;

a.

Kepala Kantor Otoritas

b.

Kepala Bandar Udara

c.

Badan Usaha Angkutan Udara

d.

Instansi Pemerintah :

Kepolisian

TNI

Pemerintah Daerah

Karantina

Kepabeanan

Keimigrasian

Kesehatan

Luar negeri

Intelijen Negara

Pertahanan Negara

Pos dan telekomunikasi

Penanggulangan terorisme

(10)

10

NO

MATERI

URAIAN

Bidang lain apabila diperlukan

e.

Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan

f.

Katering

g.

Handling Agent

h.

Konsesioner

i.

Instansi terkait lainnya

1.5

Komite Keamanan Bandar Udara 1.

Susunan keanggotaan KKBU terdiri

dari unsur – unsur :

Badan Intelijen Negara di daerah

Tentara Nasional Indonesia di

daerah

Kepolisian di daerah

Pemerintah daerah setempat

Bea cukai Bandar udara (untuk

Bandar udara internasional)

Imigrasi Bandar udara (untuk

Bandar udara internasiona)

Karantina

Kantor kesehatan Bandar udara

Penyelenggara pelayanan navigasi

penerbangan

Badan nasional penanggulangan

terorisme di daerah

Unit penyelenggara badan udara

ata badan usasha Bandar udara

Badan usaha angkutan udara dan

perusahaan angkutan udara asing

Badan usaha dibidang kargo dan

pos; dan

Ground handling.

2.

Menyebutkan berapa lama masa tugas

KKBU

3.

Lokasi dan nomor telepon sekretariat

KKBU

4.

Kegiatan administrasi KKBU

5.

Pertemuan rutin komite KKBU di

laksanakan (sekurang-kurangnya 4

(empat)) kali dalam setahun

6.

Prosedur koordinasi dan komunikasi?

a.

Prosedur koordinasi

b.

Prosedur komunikasi

BAB II PROFIL BANDAR UDARA

1.

Nama Bandar Udara

2.

Kelas Bandar Udara

3.

Alamat Bandar Udara

4.

Koordinat Bandar Udara

5.

Fax dan Email Bandar Udara

6.

Jam Operasional Bandar Udara

7.

Struktur Organisasi Bandar udara

(11)

11

NO

MATERI

URAIAN

BAB III LANGKAH – LANGKAH KEAMANAN

3.1

Langkah – Langkah Keamanan

3.1.1 Gambaran Umum

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

daerah keamanan Bandar Udara

2.

Yang melaksanakan kegiatan

keamanan di Bandar udara

3.

Sistem kegiatan keamanan yang

dilakukan

3.1.2 Perlindungan keamanan Bandar

udara

3.1.2.1 Penentuan daerah keamanan

Bandar udara

1.

Pembagian daerah keamanan di

bandar udara;

2.

Daerah yang termasuk daerah

keamanan terbatas di bandar udara;

3.

Daerah yang termasuk daerah terbatas

di bandar udara;

4.

Daerah yang termasuk daerah steril di

bandar udara;

5.

Daerah yang termasuk daerah publik

di bandar udara.

3.1.2.2 Perlindungan daerah keamanan

Bandar udara

1.

Langkah – langkah dalam rangka

melindungi daerah keamanan bandar

udara;

2.

Prosedur perlindungan daerah

keamanan.

3.1.2.3 Sistem izin masuk yang berlaku

di Bandar udara

Menyebutkan ijin – ijin masuk ke

daerah keamanan terbatas

daerah terbatas

daerah steril

daerah publik

3.1.2.4 Prosedur pendampingan dan

pengawalan

1.

Prosedur pendampingan di bandar

udara

2.

Prosedur pengawalan di bandar udara

3.

Yang bertanggungjawab terhadap

pengawalan di bandar udara

4.

Yang bertanggungjawab terhadap

pendampingan di bandar udara

3.1.2.5 Keamanan perimeter dan pagar

daerah keamanan terbatas

Bandar udara

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

keamanan perimeter dan daerah

keamanan terbatas

2.

Prosedur pelaksanaan keamanan pada

perimeter dan pagar daerah keamanan

terbatas

3.

Sistem pelaporan dalam hal terjadi

tindakan melawan hukum yang

mengancam keamanan bandar udara

pada perimeter dan pagar daerah

keamanan terbatas dan bandar udara

4.

Sistem pencatatan kegiatan

pengamanan perimeter dan pagar

daerah keamanan terbatas dan bandar

udara

(12)

12

NO

MATERI

URAIAN

3.1.2.6 Keamanan jalan-jalan

masuk/akses masuk daerah

keamanan terbatas

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

pengendalian jalan masuk DKT

2.

Menyebutkan jalan – jalan masuk ke

daerah keamanan terbatas

3.

Prosedur penjagaan keamanan jalan

masuk / akses masuk ke daerah

keamanan terbatas

4.

Prosedur untuk memasuki daerah

keamanan terbatas

3.1.2.7 Kegiatan Patroli dan Pos

Penjagaan

1.

Daerah – daerah yang menjadi objek

patrol

2.

Prosedur pelaksanaan patroli

3.

Pelaksanaan kegiatan keamanan pada

pos penjagaan

4.

Letak - letak pos penjagaan

3.1.2.8 Keamanan fasilitas navigasi

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

fasilitas navigasi

2.

Prosedur perlindungan keamanan

terhadap fasilitas navigasi

peralatan/aset/yang ada di bandar

udara ?

3.1.3 Perlindungan keamanan pesawat

udara

3.1.3.1 Tanggungjawab keamanan

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

keamanan pesawat udara;

2.

daftar badan usaha angkutan udara

yang beroperasi di bandar udara;

3.

prosedur perlindungan keamanan

pesawat udara di Bandar udara.

3.1.3.2 Prosedur perlindungan pesawat

udara dalam kondisi normal

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

pesawat udara RON;

2.

Langkah – langkah keamanan

terhadap pesawat RON.

3.1.3.3 Prosedur perlindungan pesawat

udara dalam kondisi ancaman

meningkat

Peran bandar udara dalam perlindungan

pesawat udara dalam kondisi ancaman

meningkat

3.1.3.4 Penyisiran keamanan pesawat

udara

1.

Yang bertanggung jawab dalam

melaksanakan penyisiran keamanan

pesawat udara

2.

Prosedur dalam melaksanakan

penyisiran keamanan pesawat udara

3.1.3.5 Pemeriksaan keamanan pesawat

udara

1.

Yang bertanggung jawab dalam

melaksanakan pemeriksaan keamanan

pesawat udara

2.

Prosedur dalam melaksanakan

pemeriksaan keamanan pesawat udara

3.1.4 Pengendalian Keamanan

Penumpang dan Bagasi

3.1.4.1 Pemeriksaan izin masuk dan

dokumen perjalanan

1.

Prosedur pemeriksaan izin masuk dan

dokumen perjalanan orang atau

penumpang yang akan masuk ke

daerah keamanan terbatas

(13)

13

NO

MATERI

URAIAN

2.

Hal-hal yang menjadi objek

pemeriksaan izin masuk dan dokumen

perjalanan

3.14.2 Prosedur pemeriksaan

penumpang

Prosedur pemeriksaan penumpang yang

akan masuk ke daerah keamanan

terbatas

3.1.4.3 Prosedur pemeriksaan bagasi

tercatat

Prosedur pemeriksaan bagasi tercatat

yang dilaksanakan di bandar udara

3.1.4.4 Prosedur pemeriksaan bagasi

kabin

Prosedur pemeriksaan bagasi kabin yang

dilaksanakan di bandar udara

3.1.4.5 Penanganan dan pencocokan

jumlah bagasi tercatat dan

penumpang

1.

Yang melaksanakan penanganan dan

pencocokan jumlah bagasi tercatat dan

penumpang yang akan berangkat

2.

Prosedur penanganan dan pencocokan

jumlah bagasi tercatat dan penumpang

yang akan berangkat

3.1.4.6 Prosedur pemeriksaan acak

(

random

)

1.

Prosedur pelaksanaan pemeriksaan

acak (

random

) dilaksanakan di bandar

udara

2.

Mekanisme pemilihan

orang/penumpang yang akan

dilakukan pemeriksaan acak (

random

)

3.

Perubahan atau peningkatan

persentase pemeriksaan acak pada

saat kondisi ancaman keamanan

penerbangan meningkat

4.

Prosedur pemeriksaan tidak terduga

(

unpredictable

) terhadap penumpang

dan bagasi yang telah di dilakukan

pemeriksaan

3.1.4.7 Penanganan penumpang transit

dan transfer

1.

Proses dan alur penanganan

penumpang transit dan transfer di

bandar udara;

2.

Yang bertanggung jawab terhadap

keamanan dan pengawasan

penumpang transit dan transfer.

3.1.4.8 Penanganan bagasi tercatat

transit dan transfer

1.

Yang bertanggung jawab terhadap

penanganan bagasi tercatat transit

dan transfer;

2.

Proses dan alur penanganan bagasi

tercatat transit dan transfer.

3.1.4.9 Prosedur pemeriksaan diplomat

dan kantong diplomatik

1.

2.

Prosedur pemeriksaan diplomat

Prosedur pemeriksaan kantong

diplomat

3.1.4.10 Prosedur pemeriksaan

penumpang tertentu

1.

Kriteria penumpang tertentu yang

berlaku di bandar udara;

2.

Prosedur penanganan dan

pemeriksaan penumpang tertentu.

3.1.4.11 Pengecualian pemeriksaan

keamanan

Yang termasuk dalam pengecualian

pemeriksaan keamanan di bandar udara

(14)

14

NO

MATERI

URAIAN

3.1.4.12 Prosedur penanganan dan

pemeriksaan

liquid, aerosol

dan

gel

(LAG’s) pada penerbangan

internasional

1.

Prosedur pemeriksaan LAG’s di bandar

udara

2.

Volume/berat jenis LAG’s yang di

izinkan untuk diangkut dalam

penerbangan

3.

Penanganan LAG’s yang di temukan

pada saat pemeriksaan

(

untuk penerbangan internasional)

3.1.4.13 Prosedur penanganan dan

pemeriksaan penumpang yang

membawa senjata api

1.

Prosedur penanganan dan

pemeriksaan penumpang yang

membawa senjata api

2.

Lokasi penyerahan senjata api bagi

penumpang yang datang

3.

Dokumen apa yang di berikan kepada

pemilik pada saat menyerahkan

senjata api

4.

Pemeriksaan bukti kepemilikan

senjata api pada saat proses

5.

Prosedur jika pemegang senjata api

tidak dapat menunjukan bukti

kepemilikan yang sah

3.1.4.14 Prosedur penanganan keamanan

penumpang dalam kategori

tahanan dan pelanggar imigrasi

1.

Yang bertanggung jawab terhadap

penanganan keamanan penumpang

dalam kategori tahanan dan pelanggar

imigrasi ?

2.

Prosedur penanganan keamanan

penumpang dalam kategori tahanan

dan pelanggar imigrasi ?

3.1.4.15 Penanganan bagasi tercatat yang

tidak diambil oleh pemiliknya

1.

Yang bertanggung jawab terhadap

penanganan dan keamanan bagasi

tercatat yang tidak diambil

pemiliknya?

2.

Prosedur yang berlaku terhadap

penanganan dan keamanan bagasi

tercatat yang tidak diambil oleh

pemiliknya.

3.1.4.16 Penanganan barang tidak

bertuan

1.

Prosedur penanganan barang tidak

bertuan yang ditemukan di wilayah

bandar udara

2.

Prosedur penanganan barang tidak

bertuan yang ditemukan di daerah

keamanan terbatas

3.

Proses penilaian resiko barang yang

tidak bertuan terkait dengan indikasi

bom

3.1.5 Pengendalian Keamanan Pekerja,

Penerbang dan Personel Kabin

dan Barang Bawaannya

3.1.5.1 Pemeriksaan izin masuk

1.

Izin masuk yang berlaku bagi pekerja,

penerbang dan personel kabin yang

akan masuk daerah keamanan terbatas

2.

Hal – hal yang diperiksa terkait izin

(15)

15

NO

MATERI

URAIAN

kabin yang akan masuk ke daerah

keamanan terbatas

3.1.5.2 Prosedur pemeriksaan pekerja,

penerbang dan personel kabin

Prosedur pemeriksaan pekerja, penerbang

dan personel kabin yang akan masuk ke

daerah keamanan terbatas ?

3.1.5.3 Prosedur pemeriksaan barang

bawaan pekerja, penerbang dan

personel kabin

1.

Prosedur pemeriksaan barang bawaan

pekerja, penerbang dan personel kabin

yang akan masuk ke daerah

keamanan terbatas

2.

Prosedur yang berlaku dalam hal

pekerja yang akan masuk ke daerah

keamanan terbatas membawa

prohibited item

3.1.6 Pengendalian Keamanan

Kendaraan

3.1.6.1 Pemeriksaan izin masuk

1.

Izin masuk yang berlaku bagi

kendaraan yang akan masuk daerah

keamanan terbatas

2.

Hal-hal yang diperiksa terkait izin

masuk kendaraan kabin yang akan

masuk ke daerah keamanan terbatas

3.1.6.2 Prosedur pemeriksaan keamanan

bagian luar kendaraan

1.

Prosedur pemeriksaan bagian luar

kendaraan

2.

Prosedur pemeriksaan bagian luar

kendaraan

3.1.6.3 Prosedur pemeriksaan keamanan

bagian dalam kendaraan

1.

Bagian-bagian dalam kendaraan yang

di periksa

2.

Prosedur pemeriksaan bagian dalam

kendaraan

3.1.6.4 Prosedur pemeriksaan keamanan

barang bawaan dalam kendaraan

Prosedur pemeriksaan barang bawaan

dalam kendaraan

3.1.7 Pengendalian Keamanan Kargo

dan Pos

3.1.7.1 Kebijakan keamanan

pengangkutan kargo dan pos

Prosedur pengangkutan kargo dan pos

yang diimplementasikan di bandar udara

3.1.7.2 Penanggung jawab keamanan

kargo dan pos

Yang bertanggung jawab terhadap

pemeriksaan keamanan kargo dan pos di

bandar udara

3.1.7.3 Prosedur pemeriksaan kargo

Prosedur pemeriksaan kargo dan pos di

bandar udara

(

jika pemeriksaan keamanan kargo dilaksanakan oleh bandar udara)

3.1.7.4 Prosedur penanganan dan

pengendalian keamanan kargo

dan pos transit

1.

Yang bertanggung jawab terhadap

penanganan dan pengendalian

keamanan kargo dan pos transit

(jika bandar udara yang melakukan

penanganan dan pengendalian keamanan kargo dan pos)

2.

Prosedur penanganan dan

pengendalian keamanan kargo dan pos

transit yang berlaku di bandar udara

3.1.7.5 Penanganan kargo dan pos dalam

kategori barang berbahaya

Prosedur penanganan jika di temukan

kargo dalam kategori barang berbahaya

(16)

16

NO

MATERI

URAIAN

3.1.8 Pengamanan catering dan barang

persediaan

Yang bertanggungjawab terhadap

keamanan catering dan barang

persediaan.

3.1.8.1 Penanggung jawab pengamanan

catering dan barang

persediaan/pembekalan

Yang bertanggung jawab terhadap

pengamanan catering dan barang

persediaan/pembekalan

3.1.8.2 Prosedur pengamanan dan

pemeriksaan catering dan barang

persediaan/pembekalan

Prosedur yang berlaku di bandar udara

terkait :

a.

Pengamanan catering dan barang

persediaan yang disiapkan di dalam

daerah keamanan terbatas

b.

Pemeriksaan catering dan barang

persediaan yang disiapkan di luar

daerah keamanan terbatas dan akan

masuk daerah keamanan terbatas

3.1.9 Barang dagangan (

merchandise

)

dan perbekalan (

supplies

)

Prosedur pemeriksaan keamanan

terhadap barang dagangan (

merchandise

)

dan perbekalan (

supplies

) sebelum

memasuki de daerah keamanan terbatas

3.2 Fasilitas Keamanan Penerbangan

3.2.1 Penyediaan peralatan keamanan

penerbangan

Proses dan prosedur penyediaan

peralatan keamanan penerbangan

3.2.2 Inventarisasi peralatan

keamanan

Inventarisasi peralatan keamanan

3.2.3 Standar Pengoperasian peralatan

keamanan

1.

Standar pengoperasian peralatan

keamanan ? Prosedur test harian

sebelum peralatan dioperasikan

2.

Yang bertanggung jawab

melaksanakan test harian sebelum

dioperasikan

3.

Prosedur melaksanakan test harian

3.2.4 Prosedur pemeriksaan rutin dan

/atau kalibrasi peralatan

keamanan

1.

Prosedur pemeriksaan rutin dan/atau

kalibrasi peralatan;

2.

Kapan pemeriksaan rutin dan/atau

kalibrasi peralatan dilaksanakan;

3.

Yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pemeriksaan rutin

dan/atau kalibrasi peralatan

keamanan.

3.2.5 Pemuktahiran /pembaharuan

peralatan keamanan ?

1.

Kapan pemuktahiran/pembaharuan

peralatan keamanan

2.

Prosedur/proses

pemuktahiran/pembaharuan

peralatan keamanan di bandar udara

BAB IV PENANGGULANGAN TINDAKAN MELAWAN HUKUM

4.1

Tanggung jawab Penanggulangan Yang bertanggung jawab terhadap

penanggulangan tindakan melawan

hukum di bandar udara

4.2

Tindakan awal penanggulangan

Tindakan awal penanggulangan terhadap

tindakan melawan

(17)

17

NO

MATERI

URAIAN

4.3

Komando Penanggulangan

1.

Yang memegang komando

penanggulangan dalam hal terjadinya

tindakan melawan hukum;

2.

Prosedur serah terima komando

penanggulangan tindakan melawan

hukum

4.4

Pengendalian penanggulangan

1.

Prosedur pengendalian

penanggulangan tindakan melawan

hukum di bandar udara;

2.

Yang bertanggung jawab terhadap

pengendalian penanggulangan

tindakan melawan hukum di bandar

udara.

4.5

Bantuan pelayanan navigasi

Bantuan pelayanan navigasi apakah yang

diberikan bandar udara dalam hal terjadi

tindakan melawan hukum di bandar

udara

4.6

Bantuan spesialis/ahli

Prosedur pengikutsertaan tenaga spesialis

dan ahli dalam hal terjadinya tindakan

melawan hukum di bandar udara

4.7

Media pemberitaan terkait

penanggulangan

Yang berwenang untuk melakukan

komunikasi kepada media pemberitaan

terkait penanggulangan tindakan

melawan hukum

4.8

Pelaporan hasil penanggulangan

1.

Sistem pelaporan hasil

penanggulangan tindakan melawan

hukum ke Menteri Perhubungan dan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara

2.

Yang berwenang melaporkan hasil

penanggulangan tindakan melawan

hukum

3.

Kapan laporan hasil penanggulangan

tindakan mealawan hukum di

sampaikan

4.9

Pelatihan penanggulangan

1.

Setiap kapankah pelatihan

penanggulangan di laksanakan

2.

Yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pelatihan

penanggulangan tindakan melawan

hukum

3.

Unit yang berpartisipasi dalam latihan

penanggulangan tindakan melawan

hukum

BAB V

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

5.1

Kebijakan program pendidikan

dan pelatihan keamanan

penerbangan

1.

Yang bertanggungjawab terhadap

pemenuhan diklat keamanan

penerbangan;

2.

Kebijakan bandar udara terkait

dengan pendidikan dan pelatihan

dibidang keamanan penerbangan;

(18)

18

NO

MATERI

URAIAN

3.

Program pendidikan dan pelatihan

personel keamanan penerbangan;

4.

Program pendidikan dan pelatihan

personel fasilitas keamanan

penerbangan;

5.

Kapan pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan akan dilaksanakan di

bandar udara.

5.2

Sertifikasi personel keamanan

penerbangan

1.

Program bandar udara untuk

memastikan setiap personel keamanan

penerbangan memiliki lisensi

2.

Program bandar udara untuk

memastikan perpanjangan lisensi

personel keamanan penerbangan

3.

Kriteria personel keamanan

penerbangan dan personel fasilitas

keamanan penerbangan

5.3

kebijakan pendidikan dan

pelatihan penyegaran personel

keamanan penerbangan

Program bandar udara untuk

memastikan diselenggarakannya

pendidikan dan pelatihan penyegaran

personel keamanan penerbangan

dilaksanakan

5.4

kebijakan pendidikan dan

pelatihan kepedulian keamanan

penerbangan

Program pendidikan dan pelatihan

kepedulian keamanan penerbangan di

bandar udara

5.5

kebijakan pendidikan dan

pelatihan tambahan peningkatan

kompetensi personel keamanan

Bandar udara

Diklat tambahan untuk peningkatan

kompetensi.

5.6

Pengembangan Program

Pendidikan dan Pelatihan

Keamanan Bandar Udara

Pengembangan Program Pendidikan dan

Pelatihan Keamanan Bandar Udara

5.7

Dokumentasi

Yang bertanggungjawab terhadap

rekaman bukti diklat

BAB VI

PENGAWASAN

6.1

Program pengawasan internal

1.

Program pengawasan internal yang

berlaku di bandar udara

2.

Yang dilakukan dalam rangka

pengawasan internal

3.

Yang bertanggung jawab dan

melaksanakan pengawasan internal

6.2

Prosedur pengawasan internal

Prosedur pengawasan internal yang

dilaksanakan di bandar udara terkait

1.

Jadwal pengawasan

2.

Pelaksanaan pengawasan

3.

Laporan hasil pengawasan

4.

Monitoring dan evaluasi tindak lanjut

hasil pengawasan

6.3

Pelaporan pengawasan internal

Yang bertanggung jawab terhadap

pelaporan hasil pengawasan internal

kepada regulator

6.4

Dokumentasi hasil pengawasan

(19)

19

NO

MATERI

URAIAN

2.

Yang bertanggung jawab terhadap

dokumentasi hasil pengawasan

internal

LAMPIRAN – LAMPIRAN

A.

Peta bandara udara (dilengkapi dengan keterangan (legend)

1.

Layout DKT Bandara;

2.

Layout DKT Terminal Penumpang;

3.

Layout DKT Terminl Kargo;

4.

Layout DKT Terminal VIP.

B.

Data bandara udara

1.

Daftar Accountable person;

2.

Daftar airline;

3.

Data personel avsec;

4.

Data personel fasilitas kampen;

5.

Data fasilitas kampen;

6.

Daftar No

Contact Emergency

;

C.

SK KKBU

D.

Airport Contingency Plan

E.

SOP

1.

SOP Penerbitan Pas;

2.

SOP Pengoperasian Peralatan Keamanan Penerbangan;

3.

SOP Pemeriksaan di SCP;

4.

SOP Pemeriksaan di

Access Control

;

5.

SOP Patroli;

6.

SOP HBS (jika ada);

7.

SOP Gap analysis;

8.

SOP Penanganan Bagasi Tidak Bertuan;

9.

SOP Penanganan Haji (jika ada);

10.

SOP Pengawasan Internal;

F.

Flow Chart Komunikasi

G.

Form – Form

1.

form penerimaan ancaman bom;

2.

form laporan ancaman bom;

3.

form laporan insiden keamanan penerbangan;

4.

form tanda terima penitipan senjata api (jika ada);

5.

form pakta integritas dengan pihak terkait di bandara;

6.

form laporan pengawasan internal.

H.

Manual

1.

Manual training program

2.

Manual pengawasan internal

(20)

20

2.2

Program Keamanan Angkutan Udara (

Aircraft Operator Security

Programme

)

NO

MATERI

URAIAN

Letter of Commitment

Komitmen perusahaan terhadap Program

Keamanan Angkutan Udara

Security Policy

Policy

Perusahaan terhadap Keamanan

Penerbangan

Kata pengantar

Daftar perubahan

(

amandement record

)

Data perubahan Program Keamanan Angkutan

Udara yang telah dilakukan

Daftar pemegang dokumen

Menyebutkan daftar instansi distribusi dokumen

Program Keamanan Angkutan Udara

Daftar isi

Isi dan halaman Program Keamanan Angkutan

Udara

Daftar singkatan

Singkatan – singkatan yang digunakan dalam

Program Keamanan Angkutan Udara

BAB I ORGANISASI

1.1

Pendahuluan

1.1.1

Tujuan Penyusunan Program

Keamanan Bandar Udara

Tujuan pembuatan Program Keamanan Angkutan

Udara (AOSP)

1.2

Definisi

Isitilah – istilah dalam Program Keamanan

Angkutan Udara (AOSP)

1.3

Dasar Hukum

Mencakup seluruh peraturan yang berkaitan

dengan keamanan penerbangan

1.

Dasar Hukum Nasional;

2.

Dasar Hukum Internasional.

1.4

Pembagian Tanggungjawab

1.

Struktur organisasi Badan Usaha Angkutan

Udara;

2.

Tanggungjawab unit management badan usaha

angkutan udara terkait keamanan

penerbangan;

3.

Unit penanggungjawab keamanan penerbangan

4.

Tanggungjawab Handing Agent :

a.

Ground handling

b.

Catering

c.

Cargo agent

d.

Cleaning

e.

Regulated agent

(menyebutkan nama – nama pihak ketiga yang

bekerjasama dengan badan usaha angkutan

udara)

1.5

Kebijakan Keamanan

1.

Kebijakan badan usaha angkutan udara

terhadap keamanan penerbangan (prosedur,

SDM, training, anggaran, QC, Contingency Plan,

fasilitas, kerahasiaan dokumen aosp);

2.

Kebijakan menolak mengangkut orang dan

barang berdasarkan penilaian resiko.

BAB II PROFIL BADAN USAHA ANGKUTAN UDARA

2.1

2.2

2.3

Sejarah berdirinya perusahaan;

Alamat kantor pusat badan usaha angkutan udara;

(21)

21

2.4

Rute berjadwal yang diterbangi;

Tipe pesawat yang dioperasikan

BAB III LANGKAH – LANGKAH KEAMANAN

3.1

Langkah–Langkah Keamanan

3.1.1

Gambaran Umum

1.

Yang bertanggungjawab dibidang keamanan

2.

Pendelegasian tugas terkait keamanan

penerbangan (

Ground Handling

; Perusahaan

Katering;

Regulated Agent

/ Pemeriksaan Kargo

dan Pos

3.1.2

Perlindungan Keamanan

Pesawat Udara

3.1.2.1

Tanggungjawab keamanan

terhadap perlindungan

pesawat

1.

Yang menjadi penanggungjawab atas

perlindungan keamanan pesawat udara;

2.

Siapa yang melaksanakan perlindungan

terhadap pesawat udara.

3.1.2.2

Prosedur perlindungan

pesawat udara dalam kondisi

normal;

1.

Siapa yang melaksanakan pemeriksaan

keamanan (

aircraft security check

),

2.

Prosedur perlindungan pesawat udara kondisi

normal;

3.

Siapa yang melakukan pemeriksaan terhadap

karyawan yang masuk pesawat udara

termasuk ijinnya;

4.

Siapa yang melaksanakan pengawasan

terhadap kegiatan naik turun penumpang,

bongkar muat muatan ke pesawat sampai

pesawat lepas landas;

5.

Prosedur bila diketahui orang tanpa izin masuk

kepesawat udara.

3.1.2.3

Prosedur perlindungan

pesawat udara dalam kondisi

ancaman meningkat

1.

Prosedur apabila pesawat udara menjadi objek

tindak melawan hukum;

2.

Langkah-langkah yang di ambil dalam kondisi

ancaman meningkat.

3.1.2.4

Penyisiran keamanan pesawat

udara;

(aircraft security

search)

1.

Siapa yang berwenang melakukan penyisiran

keamanan pesawat udara

(aircraft security

search)

2.

Kapan dilakukan penyisiran keamanan;

3.

Prosedur penyisiran keamanan pesawat

termasuk area – area dilakukannya penyisiran

keamanan pesawat (

checklist

aircraft security

search)

;

4.

Prosedur apabila terjadi penemuan benda

yang mencurigakan.

5.

Prosedur pendokumentasian terhadap

pelaksanaan penyisiran keamanan

penerbangan;

6.

Prosedur pelaporan terhadap pelaksanaan

penyisiran keamanan penerbangan kepada

yang berkepentingan (PIC/station

manager/supervisor AVSEC).

3.1.2.5

Pemeriksaan keamanan

pesawat udara

(aircraft

security check)

1.

Siapa yang melakukan pemeriksaan

keamanan pesawat udara

(aircraft security

check);

(22)

22

3.

Prosedur pelaksanaan pemeriksaan keamanan

pesawat udara (aircraft security check)

termasuk area – area dilakukannya

pemeriksaan keamanan pesawat udara

pesawat (sesuai checklist

aircraft security

check)

;;

4.

Prosedur apabila ditemukan benda yang

mencurigakan;

5.

Prosedur pendokumentasian terhadap

pelaksanaan pemeriksaan keamanan pesawat

udara (sesuai

aircraft security check

);

6.

Prosedur pelaporan terhadap pelaksanaan

pemeriksaan keamanan pesawat udara

(sesuai

aircraft security check

) kepada yang

berkepentingan (PIC/station

manager/supervisor AVSEC).

3.1.2.6

Pengendalian jalur masuk ke

pesawat udara

(control of

access to aircraft)

1.

siapa yang mengontrol jalur masuk ke

pesawat udara;

2.

Prosedur pengendalian jalur dari keluar ruang

tunggu sampai dengan masuk ke pesawat

udara;

3.

Tujuan dilakukan pengendalian jalur masuk

ke pesawat udara;

4.

Prosedur pengendalian terhadap pegawai

airline dan barang bawaan yang masuk ke

dalam pesawat udara yang telah steril.

3.1.2.7

Pengamanan pesawat parkir

bermalam/

Remain On Night

(RON)

1.

Prosedur penilaian resiko keamanan

(security

risk assessment)

terhadap lokasi parkir

pesawat yang bermalam;

2.

Yang bertanggungjawab terhadap pesawat

RON;

3.

Prosedur pengamanan terhadap pesawat RON;

4.

Yang melakukan pengawasan terhadap

pesawat RON.

3.1.2.8

Perlindungan pesawat udara

yang tidak dioperasikan

1.

Yang bertanggungjawab melakukan

pengawasan terhadap pesawat yang tidak

dioperasikan.

2.

Prosedur pengamanan terhadap pesawat yang

tidak dioperasikan;

3.1.2.9

Perlindungan ruang kendali

pesawat udara selama

penerbangan

1.

Yang beranggungjawab terhadap ruang

kendali pesawat udara selama penerbangan;

2.

Bagaimana prosedur bagi personel operasi

atau personel kabin masuk ke ruang kendali;

3.

Bagaimana prosedur perlindungan ruang

kendali pesawat udara.

3.1.3

Penanganan dan pengendalian

keamanan penumpang dan

bagasi kabin

1.

Tujuan penanganan dan pengendalian

keamanan penumpang dan bagasi kabin;

2.

Yang melakukan pemeriksaan keamanan

penumpang dan bagasi kabin;

3.

Prosedur pemeriksaan keamanan penumpang

dan bagasi kabin.

(23)

23

3.1.3.1

Prosedur pemeriksaan

penumpang pada lapor diri

(check-in)

1.

Yang melakukan prosedur pemeriksaan

penumpang pada lapor diri;

2.

Prosedur pemeriksaan penumpang pada lapor

diri antara lain :

a.

Passenger profiling

b.

Security question

c.

DG Question

3.

Batasan bagasi kabin yang boleh dibawa

3.1.3.2

Pemeriksaan dokumen

perjalanan

Prosedur pemeriksaan terhadap dokumen

perjalanan dan ID Penumpang

3.1.3.3

Pengawasan pergerakan

penumpang

(control of

movement of passengers)

1.

Yang bertanggungjawab terhadap pengendalian

dan pengawasan pergerakan penumpang

2.

Prosedur pengawasan pergerakan penumpang

(

control of movement of passengers

)

3.1.3.4

Prosedur penanganan

penumpang transit dan

transfer

1.

Prosedur penanganan penumpang transit

(penanganan penumpang yang tidak turun dari

pesawat, penanganan dan pemeriksaan ulang

terhadap penumpang transit yang turun)

2.

Prosedur penanganan penumpang transfer

(penanganan dan pemeriksaan ulang terhadap

penumpang transfer);

3.

Pengecualian terhadap penumpang yang di

perbolehkan tinggal dipesawat udara.

3.1.3.5 Prosedur penanganan bagasi

kabin penumpang transit dan

transfer

1.

Prosedur penanganan bagasi kabin

penumpang transit yang ditinggal oleh

pemiliknya;

2.

Prosedur terhadap barang penumpang transit

yang tidak melanjutkan penerbangan

3.

Prosedur penanganan bagasi kabin

penumpang transfer yang tidak dibawa dan

bagaimana prosedur memastikan tidak bagasi

kabin yang ditinggal oleh penumpang transfer

3.1.3.6 Penanganan penumpang dan

bagasi kabin yang dicurigai

1.

2.

Kategori penumpang yang dicurigai

Prosedur jika ditemukan barang dicurigai;

3.

Bagaimana prosedur pelaporan terhadap

penumpang dan bagasi kabin yang dicurigai

3.1.3.7 Penanganan penumpang yang

membawa senjata sebagai

security item

1.

Yang bertanggungjawab dalam penanganan

penumpang yang membawa senjata api

dan/atau senjata tajam sebagai

security item;

2.

Prosedur penanganan penumpang yang

membawa senjata api dan/atau senjata tajam

sebagai

security item

3.

Prosedur serah terima senjata api atau senjata

tajam;

4.

Batasan peluru yang dapat dibawa

penumpang;

5.

Prosedur penyimpanan senjata api dan peluru;

6.

Form tanda terima senjata api;

7.

Prosedur penolakan pengangkutan senjata

yang sesuai ketentuan.

(24)

24

3.1.3.8 Penanganan penumpang

tertentu (

measures for special

category passengers

)

Prosedur Penanganan penumpang tertentu

1.

Penumpang khusus dan cacat

2.

Balita dan anak kecil

3.

Wanita hamil

3.1.3.9 Penanganan tahanan atau

dalam pengawasan hukum

1.

Yang bertanggungjawab dalam Penanganan

tahanan atau dalam pengawasan hukum

2.

Tata cara umum terkait penanganan tahanan

3.

Prosedur penanganan penumpang dalam

status tahanan atau dalam pengawasan

hukum

4.

Prosedur transit / transfer tahanan bisa di

berangkatkan dengan jadwal penerbangan

terkoneksi pada hari yang sama.

3.1.3.10 Penanganan penumpang yang

melanggar ketentuan

keimigrasian

1.

Yang bertanggungjawab terhadap penanganan

penumpang yang melanggar ketentuan

imigrasi;

2.

Prosedur penanganan penumpang penumpang

yang melanggar ketentuan keimigrasian

3.1.3.11 Penanganan penumpang yang

mengalami gangguan jiwa

1.

Yang bertanggungjawab terhadap penumpang

yang mengalami gangguan jiwa;

2.

Prosedur penanganan yang mengalami

gangguan jiwa.

3.1.3.12 Penanganan penumpang yang

tidak patuh (

unruly

passengers

)

1.

Kategori jenis-jenis penumpang yang tidak

patuh (

unruly passengers

)

2.

Prosedur penanganan penumpang yang tidak

patuh

(unruly passengers

) di darat

3.

Prosedur penanganan penumpang yang tidak

patuh

(unruly passengers

) pada saat terbang

3.1.4 Pemeriksaan keamanan dan

Penanganan bagasi tercatat

1.

Tujuan pemeriksaan keamanan dan

penanganan bagasi tercatat;

2.

Yang bertanggungjawab dalam pemeriksaan

bagasi tercatat;

3.

Yang bertanggungjawab dalam penanganan

bagasi tercatat.

3.1.4.1 Prosedur pemeriksaan

keamanan bagasi tercatat

1.

Prosedur pemeriksaan keamanan dan

penanganan bagasi tercatat;

2.

Metode pemeriksaan bagasi tercatat;

3.

Perlindungan dan pengawasan keamanan

terhadap bagasi tercatat yang telah diperiksa

sampai di muat kepesawat;

4.

Prosedur terhadap bagasi tercatat yang di

curigai di lakukan penyusupan.

3.1.4.2 Prosedur penyiapan bagasi

tercatat

1.

Prosedur pemeriksaan keamanan dan

penanganan bagasi tercatat;

2.

Prosedur

profiling

terhadap bagasi tercatat

3.1.4.3 Pengawasan penyiapan bagasi

tercatat

Prosedur pengawasan bagasi tercatat dari

check-in,

makeup baggage area

sampai dimuat ke

pesawat udara

3.1.4.4 Prosedur pemuatan (

loading

)

dan penurunan (

unloading

)

bagasi tercatat

1.

Prosedur pemuatan bagasi tercatat dari

makeup baggage area

sampai ke pesawat

udara; dan

2.

penurunan dari pesawat sampai ke

baggage

claim area

(25)

25

3.1.4.5 Pengawasan pemuatan

(

loading

) dan penurunan

(

unloading

) bagasi tercatat

Prosedur pengawasan pemuatan bagasi tercatat

dari

makeup baggage area

sampai ke pesawat

udara dan penurunan dari pesawat sampai ke

baggage claim area

3.1.4.6 Prosedur penanganan bagasi

tercatat transit dan transfer

Prosedur penanganan bagasi tercatat transit dan

transfer

3.1.4.7 Pengawasan bagasi tercatat

transit dan transfer

Prosedur pengawasan bagasi tercatat transit dan

transfer

3.1.4.8 Prosedur rekonsiliasi bagasi

tercatat dan penumpang

Prosedur rekonsiliasi bagasi tercatat dan

penumpang (manual dan/atau otomatis)

3.1.4.9 Prosedur penanganan bagasi

tercatat tak bertuan

1.

Prosedur penanganan bagasi tercatat tak

bertuan

2.

Prosedur pelaporan bagasi tercatat tak bertuan

3.1.4.10 Prosedur penanganan bagasi

tercatat tak terklaim

(

unclaimed hold baggage

)

1.

Prosedur penanganan bagasi tercatat tak

terklaim (

unclaimed hold baggage

)

2.

Jangka waktu penyimpanan bagasi tercatat tak

terclaim

3.1.5

Pemeriksaan petugas

pembersih pesawat udara

1.

Prosedur pemeriksaan petugas pembersih

pesawat udara

2.

Yang melakukan pemeriksaan terhadap petugas

pembersih pesawat udara

3.1.6

Penanganan keamanan kargo

dan pos

Tujuan penanganan kargo dan pos

3.1.6.1 Kebijakan keamanan

pengangkutan kargo dan pos

Kebijakan badan usaha angkutan udara terhadap

kargo dan pos

3.1.6.2 Penanggung jawab

pemeriksaan keamanan kargo

dan pos

Yang bertanggungjawab terhadap pemeriksaan

kargo dan pos

3.1.6.3 Prosedur pemeriksaan

keamanan kargo dan pos

Prosedur pemeriksaan keamanan kargo dan pos

mulai dari shipper sampai diangkut ke dalam

pesawat

3.1.6.4 Prosedur penanganan,

pemuatan (

loading

) dan

penurunan kargo dan pos

Prosedur penanganan, pemuatan (

loading

) dan

penurunan (

unloading

) kargo dan pos

3.1.6.5 Prosedur penanganan dan

pengendalian keamanan kargo

dan pos transfer

Prosedur penanganan dan pengendalian

keamanan transfer kargo dan pos

3.1.6.6 Penanganan kargo dan pos

dalam kategori barang

berbahaya

1.

Prosedur penanganan barang berbahaya yang

diangkut sebagai kargo

2.

Prosedur penanganan barang berbahaya yang

dibawa penumpang, awak pesawat udara dan

COMAT

3.1.6.7 penanganan

high risk cargo

1.

Kategori

high risk cargo

2.

Prosedur penanganan

high risk cargo

3.

Yang melakukan penanganan terhadap

high

risk cargo

3.1.6.8 penanganan kargo dan pos

pada ancaman meningkat

1.

Prosedur penanganan kargo dan pos pada

ancaman meningkat

2.

Yang melakukan penanganan kargo dan pos

pada ancaman meningkat

3.1.7

Penanganan barang tertentu

3.1.7.1 Penanganan kantong diplomat

(26)

26

2.

Prosedur terhadap penanganan kantong

diplomatic (normal dan di curigai)

3.1.7.2 Prosedur penanganan

liquid,

aerosol

dan

gel

(LAG’s) pada

penerbangan internasional

1.

Prosedur penanganan LAG’s

2.

Prosedur penyampaian informasi terkait LAGs

kepada calon penumpang

3.1.7.3 Penanganan catering

1.

Kebijakan badan usaha angkutan udara

terhadap penanganan catering

2.

Yang bertanggungjawab terhadap

pemeriksaan catering

3.

Prosedurnya penyimpanan untuk menjamin

keamanan jasa boga dan barang

4.

Prosedur pengamanan pengiriman barang

catering ke pesawat

5.

Prosedur penerimaan catering ke pesawat

6.

Pihak yang bertanggung jawab melakukan

pengamanan

7.

Tindakan yang diambil bila ada kerusakan

seal dan tidak kesesuaian antara total barang

dengan

manifest

3.1.7.4 barang persediaan

1.

Kebijakan badan usaha angkutan udara

terhadap barang persediaan

2.

Yang bertanggungjawab terhadap barang

persediaan

3.

Prosedur pemeriksaan dan /atau

pengendalian keamanan terhadap barang

persediaan

3.1.8

pengendalian keamanan

terhadap awak pesawat udara

dan barang bawaannya

1.

Prosedur pengendalian keamanan terhadap

awak pesawat

2.

Prosedur pengendalian keamanan terhadap

barang bawaan awak pesawat

3.

Siapa yang bertanggungjawab terhadap barang

bawaannya

4.

Prosedur pengedalian terhadap awak

pesawat udara yang sedang tidang bertugas

(

extra crew

)

3.2

Langkah-langkah Keamanan Aset

3.2.1

Prosedur pengendalian

keamanan kantor station

badan usaha angkutan udara

1.

Prosedur pengendalian keamanan kantor

station di bandar udara

2.

Prosedur pengendalian dan pemeriksaan

keamanan kantor airline yang memiliki akses

langsung ke DKT Bandara

3.

Yang bertanggung jawab melakukan

pengendalian dan pemeriksaan keamanan

kantor airline yang memiliki akses langsung

ke DKT Bandara

3.2.2

Prosedur pengendalian

keamanan aset badan usaha

angkutan udara

1.

Prosedur pengendalian keamanan aset badan

usaha angkutan udara (hanggar, peralatan

komunikasi, peralatan IT, GSE, kendaraan

operasional dll)

2.

Prosedur pengendalian dan pemeriksaan

keamanan terhadap GSE, bus penumpang

dan kendaraan operasional yang

bersinggungan dengan daerah steril)

3.

Siapa yang bertanggung jawab keamanan

aset badan usaha angkutan udara

(27)

27

BAB IV PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERSONEL

4.1

Kebijakan program pendidikan

dan pelatihan keamanan

penerbangan

1.

Kebijakan badan usaha terkait dengan sistem

penerimaan (

recruitment

) pegawai dan

pemeriksaan latar belakang (

background

check

)

2.

Kebijakan badan usaha terkait sistem

pendidikan dan pelatihan dibidang

keamanan penerbangan

3.

Yang bertanggung jawab terhadap

penyelenggaran pendidikan dan pelatihan

dibidang keamanan penerbangan

4.

Sistem pendokumentasian (

recording

)

pendidikan dan pelatihan dibidang

keamanan penerbangan

4.2

Sertifikasi personel keamanan

penerbangan

1.

Prosedur untuk memastikan setiap personel

keamanan penerbangan memiliki lisensi

2.

Prosedur perpanjangan lisensi personel

keamanan penerbangan

4.3

Kebijakan pendidikan dan

pelatihan penyegaran personel

keamanan penerbangan

Program badan usaha untuk memastikan

diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan

penyegaran personel keamanan penerbangan

dilaksanakan

4.4

Kebijakan pendidikan dan

pelatihan kepedulian

keamanan penerbangan

Program pendidikan dan pelatihan kepedulian

keamanan penerbangan terlaksana di badan

usaha

4.5

Kebijakan pendidikan dan

pelatihan keamanan

penerbangan bagi awak

pesawat udara

1.

Program pendidikan dan pelatihan

keamanan penerbangan bagi awak pesawat

udara

2.

Program penyegaran (

refreshing

) pendidikan

dan pelatihan keamanan penerbangan bagi

awak pesawat udara

4.6

Kebijakan pendidikan dan

pelatihan inspektor keamanan

penerbangan internal

1.

Program pendidikan dan pelatihan inspektor

keamanan penerbangan internal

2.

Program penyegaran (refreshing) pendidikan

dan pelatihan inspektor keamanan

penerbangan internal

BAB V PENANGGULANGAN TINDAKAN MELAWAN HUKUM

5.1

Tindakan Awal Dan

Penyampaian Informasi

1.

Tanggungjawab penanggulangan tindakan

melawan hukum;

2.

Kategori tindakan melawan hukum

3.

Prosedur tindakan awal penanggulangan

terhadap tindakan melawan hukum

4.

Yang berwenang melakukan tindakan awal

penanggulangan terhadap tindakan melawan

hukum dan mendistribusikan informasi

5.2

Pelaporan

1.

Prosedur / proses pelaporan

penanggulangan tindakan melawan hukum

(buat flow chart dalam lampiran)

2.

Siapa yang bertanggung jawab terhadap

pelaporan penanggulangan tindakan melawan

hukum

5.3

Komunikasi Pemberitaan

1.

Prosedur komunikasi dari airline ke komite

keamanan bandara dan/atau KNKP

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melihat kemampuan sesungguhnya dari Bandar Udara dalam menghadapi keadaan darurat maka sesuai dengan ketentuan ICAO dalam Peraturan Direktur Jenderal

Pada saat peraturan ini berlaku, Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/176/VI/2001 tentang Sertifikasi Kecakapan Teknisi Elektronika Penerbangan

bahwa rencana penanggulangan keadaan darurat untuk pelayanan menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian dan/atau kecelakaan pesawat udara di bandar udara disusun dalam

Amandemen harus dilakukan dalam rangka perubahan terhadap Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (water aerodrome manual) untuk memastikan status amandemen serta data

Jalur pemeriksaan adalah jalur antrian pemeriksaan keamanan untuk penumpang, personel pesawat udara dan barang bawaan yang diangkut dengan pesawat udara dan orang

Perubahan jam operasi bandar udara yang bersifat sementara harus 1 (satu) jam diNOTAMkan sebelum keberangkatan pesawat udara dari bandar udara asal oleh Kepala Badan Usaha Bandar

NO KEGIATAN LAMA PROSES MASA BERLAKU PEMBAGIAN KEWENANGAN NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA KANTOR PUSAT KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA Jenis Pengawasan Audit - Inspeksi -

3.1.2 Pengawasan Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)