• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Bontang, 04 Februari 2016 Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang. Hj. Kistari, SE Pembina Tk.I NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Bontang, 04 Februari 2016 Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang. Hj. Kistari, SE Pembina Tk.I NIP"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha atas tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2015.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini telah mengacu pada Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999, dalam rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat selama Tahun 2015 yang disesuaikan dengan RKT yang telah dirumuskan sebelumnya.

Kami menyadari bahwa materi LKIP ini masih jauh dari sempurna, mengingat bahwa masih banyak kendala yang dihadapi, baik ditinjau dari hasil pelaksanaan kegiatan maupun pengumpulan data kinerja serta cara merumuskan indikator kinerjanya.

Pada kesempatan ini tak lupa kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan hingga tersusunnya LKIP antor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2015.

Bontang, 04 Februari 2016

Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang

Hj. Kistari, SE Pembina Tk.I

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1. DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI ... 1

2. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 1

3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ... 2

4. PEMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED) YANG DIHADAPI ORGANISASI ... 2

5. STRUKTUR ORGANISASI ... 3

6. SUMBER DAYA MANUSIA ... 4

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ... 5

1. RENCANA STRATEGIS ... 5

1.1. VISI ... 5

1.2. MISI ... 5

1.3. TUJUAN ... 7

1.4. SASARAN ... 8

2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ... 8

3. PERJANJIAN KERJA ... 9

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 11

1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 11

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA... 11

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA... 12

2. REALISASI ANGGARAN ... 24

(4)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang dalam fungsi dan urusan yang menjadi kewenangannya, senantiasa berusaha untuk meningkatkan kinerja secara profesional dan proporsional. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya tersebut adalah dengan disusunnya Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2011 – 2016. Berdasarkan RENSTRA tersebut diharapkan telah tergambar rencana kerja yang ingin dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2015 merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja berikut pelaksanaan tugas dan fungsi dalam pencapaian visi dan misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang selama tahun anggaran 2015. Dalam penyusunannya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini senantiasa memperhatikan sasaran serta indikator kinerja yang tercantum dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) yang berdasarkan pada Keputusan Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang (KPM) No. 01 Tahun 2015.

Untuk menghitung capaian kinerja yang telah dilakukan atas Indikator Kinerja Utama yang ada, di Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang memiliki capaian kinerja rata-rata sebesar 100%. Hasil capaian yang ada diharapkan mampu menjadi sumber informasi serta menjadi sumber referensi yang efektif bagi perbaikan serta optimalisasi kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat khususnya dan Pemerintah Kota Bontang pada umumnya, yang selanjutnya mampu mendukung cita-cita nasional dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi di semua lini.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu dalam proses penyusunan LKIP Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2015 ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya.

Bontang, 04 Februari 2016

Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang

Hj. Kistari, SE Pembina Tk.I

(5)
(6)
(7)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1. DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI

Kantor Pemberdayaan Mayarakat Kota Bontang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Bontang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dasar pembentukan Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang adalah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, telah ditetapkan pula Struktur Organisasi Kantor Pembedayaan Masyarakat Kota Bontang.Adapun Struktur Organisasi dalam Peraturan Daerah tersebut terdiri dari :

1. Kepala Kantor

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi Penanggulangan Kemiskinan

4. Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat dan Tehnologi Tepat Guna

5. Jabatan Fungsional

2. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Walikota Bontang Nomor 46 tahun 2012Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural, Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang dipimpin oleh Kepala Kantor yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pemberdayaan masyarakat berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud diatas, Kepala Kantor mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat; 2. Perencanaan dan pelaporan kerja dan kegiatan;

(8)

2 penyelenggaraan urusan umum;

4. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan keuangan;

5. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan kepegawaian dan diklat internal kantor;

6. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan keprotokolan;

7. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan perlengkapan dan rumah tangga kantor;

8. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan teknologi tepat guna;

9. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan penanggulangan kemiskinan;

10. Pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan urusan fasilitasi kegiatan kemasyarakatan;

11. Pengorganisasian dan pembinaan kepada bawahan;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan lingkup bidang tugasnya.

3. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

Aspek strategis Organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang sesuai dengan Rencana Strategis 2011 – 2016 adalah :

1) Kebutuhan Rumah Layak Huni

2) Kebutuhan Pangan bagi Rumah Tangga Miskin

3) Peningkatan SDM Lembaga Kemasyarakatan (LPM, PKK dan RT) 4) Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG)

5) Penguatan Kelembagaan Masyarakat dan Partisipasi Masyarakat

4. PEMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)YANG DIHADAPI ORGANISASI

Permasalahan Utama yang dihadapi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang pada saat ini adalah :

1. Masih besarnya jumlah angka kemiskinan di Kota Bontang, berdasarkan data Tahun 2010 ada 8.348 KK Miskin atau 33.525 jiwa;

(9)

3 2. Belum berfungsinya secara optimal lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam ikut

serta memotivasi dan menggerakkan partisipasi dan keswadayaan Masyarakat; 3. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap sumber daya, teknologi, sumber

permodalan untuk meningkatkan pengembangan usaha ekonomi produktif; 4. Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) anggota Rumah Tangga Miskin;

5. Masih banyak Rumah Tangga Miskin yang tinggal di rumah yang tidak layak huni.

5. STRUKTUR ORGANISASI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA LAKSANA KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BONTANG

(Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008)

KEPALA KANTOR

JABATAN FUNGSIONAL

KASUBBAG TATA USAHA

KASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

KASI PARTISIPASI MASYARAKAT & TTG

(10)

4

6. SUMBER DAYA MANUSIA

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang memiliki Sumber Daya Manusia per 31 Desember 2015 berjumlah 14 orang PNS dan 8 orang tenaga Non PNS. Adapun 14 orang PNS tersebut berdasarkan golongan, jabatan dan pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Pangkat/Gol. Ruang Jenis Kelamin Pendidikan Jumlah Pegawai IV III II Non PNS L P S1 D3 SLTA SLTP SD 1 5 8 8 13 9 7 2 13 - - 22

(11)

5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

1. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis yang digunakan sebagai dasar penyusunan LKIP Tahun 2015 adalah Dokumen Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2011 – 2016.

Berdasarkan peran dan mandat Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Walikota Bontang Nomor 46 tahun 2012, Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural, yang dijabarkan pada tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, dirumuskanlah Visi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontangsebagai cerminan peran dan kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan.

1.1.VISI

Visi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang adalah :

“ MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT MENUJU MASYARAKAT BONTANG YANG MAJU DAN SEJAHTERA ”

Hakekat dari Visi tersebut adalah kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya berdasarkan potensi, kebutuhan, aspirasi dan kewenangan yang ada padanya yang difasilitasi oleh pemerintah daerah serta seluruh pelaku pemberdayaan masyarakat.

1.2.MISI

Untuk mewujudkan Visi Kantor Pemberdayan Masyarakat Kota Bontang ditetapkan Misi. Misi merupakan suatu yang menyebabkan Instansi/ Lembaga menjadi ada atau diadakan dan harus diemban oleh setiap Instansi/ Lembaga agar tujuan organisasi terwujud secara efektif dan efisien.

(12)

6 Bertolak dari visi Kantor Pemberdayaan Masyarakat tersebut, diharapkan Kantor Pemberdayaan Masyarakat dapat menjadi inspirator, fasilitator dan motor penggerak Pemberdayaan Masyarakat. Dengan demikian peran Kantor Pemberdayaan Masyarakat kedepan adalah mengembangkan kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungan secara mandiri, maka Misi Kantor Pemberdayan Masyarakat Kota Bontang adalah sebagai berikut :

Misi Pertama merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pembangunan.

Misi kedua merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam mewujudkan tatanan kehidupan sosial,budaya, masyarakat yang maju dan dinamis melalui pelestarian adat istiadat budaya lokal.

Misi ketiga merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat dan keluarga serta penguatan lembaga sosial ekonomi masyarakat.

1. Pemantapan kelembagaan dan pengembangan partisipasi serta keswadayaan masyarakat

2. Pemantapan kehidupan sosial budaya masyarakat

3. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

4. Peningkatan pendayagunaan teknologi tepat guna (TTG) sesuai dengan kebutuhan masyarakat

(13)

7 Misi keempat merupakan usaha Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan dan pemantapan Teknologi Tepat Guna (TTG) serta pendayagunaan teknologi Tepat Guna (TTG) untuk meningkatkan produktifitas usaha masyarakat.

Misi kelima merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyiapan Data Profil Kelurahan secara berjenjang.

Misi keenam merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat dalam peningkatan taraf hidup masyarakat yang dengan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat antara lain kebutuhan pangan, sandang dan papan.

1.3.TUJUAN

Tujuan dan indikator tujuan Kantor Pemberdayaan Masyarakat yang telah ditetapkan meliputi :

NO TUJUAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN

1 Mewujudkan peningkatan

kesejahteraan Rumah Tangga Miskin 1. Peningkatan keterampilan bagi RTM 2. Berkurangnya RTM di Kota

Bontang 2 Meningkatkan tempat tinggal yang

layak huni

Berkurangnya rumah tidak layak huni diKota Bontang

5. Pemantapan penyelenggaraan pemerintah kelurahan

(14)

8

3 Penguatan lembaga

kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

1. Peningkatan Kapasitas SDM Pengurus Lembaga

Kemasyarakatan (LPM,TP.PKK, dan Pengurus RT)

2. Meningkatnya Rasa Gotong Royong di Masyarakat 3. Meningkatnya Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan

4. Meningkatnya kapasitas kader pemberdayaan masyarakat

1.4 SASARAN

Sasaran strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

1. Meningkatnya keterampilan Rumah Tangga Miskin

Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin

2. Terwujudnya Rumah Layak Huni Persentase Rumah Layak Huni

3. Meningkatnya peran serta dan keberdayaan Masyarakat

Persentase Posyandu Aktif

Persentase PKK Aktif

Persentase LPM Berprestasi

2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KANTOR PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Kantor Pemberdayaan Masyarakat telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan /atau sasaran yang dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja dimasa depan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kantor Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut :

NO SASARAN IKU

1. Meningkatnya keterampilan Rumah Tangga Miskin

Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin

2. Terwujudnya Rumah Layak Huni Persentase Rumah Layak Huni 3. Meningkatnya peran serta dan

keberdayaan Masyarakat Persentase Posyandu Aktif Persentase PKK Aktif Persentase LPM Berprestasi

(15)

9

3. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,transparansi dan Kinerja Aparatur; sebagai wujud nyata antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi ; dan menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

Kantor Pemberdayaan Masyarakat telah melakukan perubahan Perjanjian Kinerja tahun 2015 untuk menjaga konsistensi pencapaian tujuan dan sasaran strategis. Perubahan Perjanjian Kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya keterampilan Rumah Tangga Miskin Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin 11,47 %

2. Terwujudnya Rumah Layak Huni

Persentase Rumah Layak Huni

17,96 % 3. Meningkatnya peran serta

dan keberdayaan Masyarakat

Persentase Posyandu Aktif 100 %

Persentase PKK Aktif 100 %

Persentase LPM Berprestasi

6,7 %

(16)

10

Rincian program dan Kegiatan dalam Perjanjian Kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN, KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DAN PMKS LAINNYA dengan rincian kegiatan :

1.1 Fasilitasi Perbaikan Atap, Lantai dan Dinding Keluarga Miskin; 1.2 Pelatihan Tata Boga;

1.3 Pengembangan Usaha Masyarakat.

2. PROGRAM PELATIHAN BAGI RUMAH TANGGA MISKINdengan rinciankegiatan sebagai berikut :

2.1 Peningkatan SDM Tenaga Kerja Pembantu Rumah Tangga;

2.2 Peningkatan SDM Tenaga Kerja Sopir;

2.3 Peningkatan SDM bagi Masyarakat yang Belum Bekerja.

3. PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT dengan rinciankegiatan sebagai berikut :

1.1 Pembinaan dan Pelatihan LPM;

2.2 Pembinaan dan Pelatihan PKK. (Sekretariat PKK); 2.3 Pembinaan dan Pelatihan PKK. (Pokja I);

2.4 Pembinaan dan Pelatihan PKK. (Pokja II); 2.5 Pembinaan dan Pelatihan PKK. (Pokja III); 2.6 Pembinaan dan Pelatihan PKK. (Pokja IV);

(17)

11

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang adalah perwujudan kewajiban Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai degan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat diukur berdasarkan Tingkat Capaian Sasaran dan indikator kinerja sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian pada program/kegiatan. Untuk mengetahui gambaran mengenai Tingkat Capaian Sasaran dan Program/Kegiatan dilakukan melalui media Rencana Kinerja yang dibandingkan dengan realisasinya.

Tabel dibawah ini memberikan informasi tentang capaian kinerja yang sudah diperoleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat selama tahun 2015:

No

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2015 Target Realisasi % Capai an (1) (2) (3) (4) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya Keterampilan Rumah Tangga Miskin Persentase PeningkatanKeter ampilan Warga Miskin % 11,47 11,47 100

(18)

12 2. Terwujudnya rumah layak huni Persentase rumah layak huni % 17,96 17,96 100

3. Meningkatnya peran serta dan keberdayaan Masyarakat 1. Persentase Posyandu Aktif % 100 100 100 2. Persentase PKK Aktif % 100 100 100 3. Persentase LPM Berprestasi % 6,7 46,66 696%

2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA KETERAMPILAN RUMAH TANGGA MISKIN Pencapaian sasaran Strategis 1 diukur melalui indikator kinerja sbb :

Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja

Satuan

Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Persentase Peningkatan

Keterampilan Warga Miskin % 11,47 11,47 100

Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Sasaran strategis 1 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Capaian % 2013

% Capaian

2014

Realisasi

2013 Realisasi2014 Realisasi 2015 Capaian % 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin % - - - - 11,47 100%

(19)

13 Perbandingan antara Realisasi Kinerja Sasaran strategis 1 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2011,2012, 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi2013 Realisasi2014 Realisasi 2015

Target RPJMD/RENSTRA 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin % 24,96% 35,76 - - 11,47 11,47

Penjelasan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 1 adalah

Sasaran ke-1 “Meningkatnya Keterampilan Rumah Tangga Miskin” diukur melalui indikator “Persentase Peningkatan Keterampilan Warga Miskin .”

- Target Warga Miskin yang akan dilatih selama 5 Tahun sebanyak 741

- Pada Tahun 2011 Jumlah Rumah Tangga Miskin yang mengikuti pelatihan

keterampilan adalah sebanyak 185 Orang yang diselenggarakan melalui beberapa Pelatihan antara lain : Pelatihan Operator Komputer, Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar, Pelatihan Menjahit Tingkat Lanjut, Pelatihan Bengkel Sepeda Motor, Pelatihan Tata Boga, Pelatihan Perbaikan Mesin Perahu, Pelatihan Sopir, dan Pelatihan Hasil Laut.

- Pada Tahun 2012 Jumlah Rumah Tangga Miskin yang mengikuti pelatihan

keterampilan adalah sebanyak 265 Orang yang diselenggarakan melalui beberapa Pelatihan antara lain : Pelatihan Las Dasar, Pelatihan Sopir, Pelatihan Tata Boga, Pelatihan Tata Rias dan Pelatihan Menjahit

- Pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 tidak ada kegiatan Pelatihan Keterampilan

Rumah Tangga miskin di Kantor Pemberdayaan Masyarakat karena pada saat asistensi Pelatihan Keterampilan diputuskan dilaksanakan di SKPD Teknis.

- Pada Tahun 2015 ada beberapa Pelatihan keterampilan yang dilaksanakan

oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat antara lain Peningkatan SDM Tenaga Kerja Pembantu Rumah Tangga, Peningkatan SDM Tenaga Kerja Sopir, Peningkatan SDM bagi Masyarakat yang belum bekerja dan Pelatihan Tata Boga dengan target sasaran sebanyak 85 orang, dan jumlah rumah tangga miskin yang mengikuti pelatihan Keterampilan sebanyak 85 orang

(20)

14 ,dari berbagai kegiatan Pelatihan Keterampilan yang dilaksanakan Pelatihan Tenaga Kerja Sopir memiliki peminat yang paling banyak hal ini disebabkan kegiatan Pelatihan Tenaga Kerja sopir selain mendapatkan pelatihan para peserta juga mendapatkan Surat Izin Mengemudi dan juga banyaknya permintaan tenaga kerja sopir didunia usaha baik diperusahaan besar maupun usaha kecil, sehingga pada tahun 2016 kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali agar dapat meningkatkan keterampilan anggota Rumah Tangga Miskin. Kegiatan Pelatihan Peningkatan SDM Tenaga Kerja Pembantu Rumah Tangga (Baby Sitter) kurang diminati oleh warga masyarakat karena Pelatihan tersebut terbilang baru di Kota Bontang sehingga masyarakat belum memahami manfaat yang akan didapat setelah mengikuti Pelatihan.

- Kendala – kendala yang dihadapi selama melaksanakan pelatihan antara

lain :

1. Pendidikan RTM yang rendah sehingga pada saat mengikuti Pelatihan kurang disiplin, tidak adanya etos kerja dan agak malas mengikuti pelajaran ketika didalam kelas.

2. Informasi Pelatihan RTM belum sepenuhnya tersampaikan (informasi hanya diketahui segelintir orang (Orang yang dekat dengan Ketua RT)

3. Setelah Pelatihan tidak ada kelanjutan (Pendampingan) sehingga hasil yang ingin dicapai murang maksimal

- Altenative Solusi yang dilakukan :

1. Perlunya pembinaan mental dan spiritual kepada RTM

2. Penyampaian informasi tidak hanya melalui kelurahan dan RT melalui pemasangan spanduk dan Banner

(21)

15

SASARAN 2 : TERWUJUDNYA RUMAH LAYAK HUNITER Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja

Satuan

Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Persentase Rumah Layak Huni % 17,96 17,96 100

Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Sasaran strategis 2 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Capaian % 2013

% Capaian

2014

Realisasi

2013 Realisasi2014 Realisasi 2015 Capaian % 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Persentase Rumah Layak Huni

% 100 100 14,97 17,96 17,96 100%

Perbandingan antara Realisasi Kinerja Sasaran strategis 2 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2011,2012, 2013 dan 2014 serta target RPJMD/Renstra adalah sebagai berikut :

185 265 - -85 100 200 300 2011 2012 2013 2014 2015

RTM yang mengikuti Pelatihan

(22)

16

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi2013 Realisasi2014 Realisasi 2015

Target RPJMD/RENSTRA 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Persentase Rumah Layak

Huni % 14,97% 13,17 14,97 17,96 17,96

Penjelasan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis 2 adalah

Sasaran ini diukur dengan menggunakan indikator kinerja Persentase Rumah Layak Huni. Target Rumah Tidak Layak Huni menjadi Rumah Layak Huni pada Tahun 2015 sebanyak30 rumah atau sebesar 17,96% dan terealisasi 17,96% maka nilai capaian sebesar 100% atau terealisasi sebanyak 30 Rumah. Jumlah bantuan Atap, Lantai dan Dinding Tahun 2014 dan Tahun 2015 terealisasi sebesar 30 rumah atau 100%, sasaran tersebut dilaksanakan melaluiPemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS Lainnya dan dilaksanakan dalam 1 (satu) kegiatan yaitu : Kegiatan Fasilitasi Perbaikan Atap, Lantai dan Dinding Keluarga Miskin, pencapaian sasaran sesuai dengan indikator terlaksana 100%. Pencapaian ini sesuai dengan Misi 6 Kantor Pemberdayaan Masyarakat “Percepatan Pengentasan Kemiskinan”.

 Target Rumah Tidak Layak yang akan direhab selama 5 Tahun sebanyak 167 Rumah

 Pada Tahun 2011 Persentase realisasi rumah layak huni sebesar14,9% atau sebanyak 25 rumah dari total 167 rumah tidak layak huni

 Pada Tahun 2012 Persentase Realisasi Rumah Layak Huni sebesar 13,17% atau sebanyak 22 rumah dari total 167 rumah tidak layak huni, sehingga total rumah yang diperbaiki sampai dengan tahun 2012 sebanyak 47 Rumah atau sebesar 28%. Target Rumah Layak Huni yang akan direhab pada Tahun 2012 sebanyak 23 rumah dan terealisasi hanya 22 rumah,jadi untuk pencapaiannya terealisasi hanya 95% karena ada 1 rumah yang lahannya termasuk hutan lindung.

 Pada Tahun 2013 Persentase Realisasi Rumah Layak Huni sebesar 14,97% atau sebanyak 25 rumah dari total 167 rumah tidak layak huni, sehingga total rumah yang diperbaiki sampai dengan tahun 2013 sebanyak 72 rumah atau sebesar 43% Target Rumah Layak Huni yang akan direhab pada Tahun 2013 sebanyak 25 rumah dan terealisasi seluruhnya jadi untuk pencapaiannya terealisasi 100%.

 Pada Tahun 2014 Persentase Realisasi Rumah Layak Huni sebesar 17,96% atau sebanyak 30 rumah dari total 167 rumah yang tidak layak huni, sehingga total rumah

(23)

17 yang diperbaiki sampai dengan tahun 2014 sebanyak 102 rumah atau sebesar 61%. Target Rumah Layak Huni yang akan direhab pada Tahun 2014 sebanyak 30 rumah dan terealisasi seluruhnya .jadi untuk pencapaiannya terealisasi 100%.

 Pada Tahun 2015 Persentase Realisasi Rumah Layak Huni sebesar 17,96% atau sebanyak 30 rumah dari total 167 rumah yang tidak layak huni, sehingga total rumah yang diperbaiki sampai dengan tahun 2015 sebanyak 132 rumah atau sebesar 79%. Target Rumah Layak Huni yang akan direhab pada Tahun 2015 sebanyak 30 rumah dan terealisasi seluruhnya .jadi untuk pencapaiannya terealisasi 100%

Jumlah Rumah Tidak layak huni yang telah direhab menjadi rumah layak huni dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 adalah sebanyak 132 Rumah sehingga masih tersisa sebanyak 35 Rumah yang belum direhab. Penyaluran bantuan Atap, Lantai dan Dinding(ALADIN) untuk Rumah Tangga Miskin sejauh ini tepat sasaran karena disalurkan dengan beberapa persyaratan antara lain : penerima bantuan ALADIN adalah Rumah Tangga Miskin yang berdomisili minimal 5 Tahun di Kota Bontang, Tanah dan rumah adalah milik sendiri /bukan penyewa dan terdaftar sebagai Rumah Tangga Miskin Kota Bontang.

Kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan bantuan ALADIN :

1. Data usulan penerima sering berubah –ubah

2. Tidak tersedianya tenaga teknis intern untuk membuat RAB 3. Banyaknya Rumah yang belum memiliki surat tanah

4. Keterbatasan anggaran

Alternative Solusi :

1. Melakukan Koordinasi Kembali ke Kelurahan-Kelurahan penerima program ALADIN.

2. Penghitungan RAB dilakukan oleh TimTeknis dari Dinas Pekerjaan Umum 3. Membuat surat keterangan kepemilikan yang ditanda tangani oleh Lurah

diketahui Camat.

(24)

18

SASARAN 3 : MENINGKATNYA PERAN SERTA DAN KEBERDAYAAN MASYARAKATTER Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja

Satuan

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian (%) Persentase

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Persentase Posyandu Aktif % 100 100 100

2 Persentase PKK Aktif % 100 100 100 3 Persentase LPM Berprestasi % 6,7 46,66 696% 14.97 13.17 14.97 17.96 17.96 0 5 10 15 20 2011 2012 2013 2014 2015

Prosentase Rumah Layak Huni

(25)

19 Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Sasaran strategis 3 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Capaian % 2013

% Capaian

2014

Realisasi

2013 Realisasi2014 Realisasi 2015 Capaian % 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Persentase Posyandu Aktif % 100 100 100 100 100 100 2 Persentase PKK Aktif % 100 100 100 100 100 100 3 Persentase LPM Berprestasi % - 497 - 33,33 46.66 696%

Perbandingan antara Realisasi Kinerja Sasaran strategis 3 Pada Tahun 2015 dibandingkan rentang waktu tahun 2011,2012, 2013 dan 2014 serta target RPJMD/Renstra adalah sebagai berikut :

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi2013 Realisasi2014 Realisasi 2015

Target RPJMD/RENSTRA 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Persentase Posyandu Aktif % 100 100 100 100 100 100 100

2 Persentase PKK Aktif % 100 100 100 100 100 100 100

(26)

20 Sasaran dari 3 (tiga) indikator kinerja diatas :

1. “Persentase Posyandu Aktif”.Pada tahun 2015 Posyandu aktif 100% . Sasaran indikator ini didukung oleh Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan PKK.

2. Persentase PKK Aktif pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi 100, maka nilai capaian indikator sasaran adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014, menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bontang telah mampu mempertahankanyang terkait dengan peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Jumlah PKK sebanyak 19 PKK terdiri dari 15 PKK Kelurahan, 3 PKK Kecamatan dan 1 PKK Kota,dan semuanya aktif. Sasaran indikator ini didukung oleh Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dalam Kegiatan Pembinaan dan Pelatihan PKK.

3. Target Jumlah LPM berprestasi sesuai yang tercantum dalam RPJMD pada tahun 2015 sebanyak 1 LPM dan terealisasi sebanyak 7 LPM, pencapaian sasaran sesuai dengan indikator terlaksana lebih dari target yang ditetapkan atau sebesar 696%. Sasaran ini didukung oleh Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dalam kegiatan Pembinaan dan Pelatihan LPM, pencapaian sasaran sesuai dengan indikator terlaksana 696%.

Pencapaian sasaran ini sesuai dengan Misi 1 Kantor Pemberdayaan Masyarakat yaitu “Pemantapan Kelembagaan dan Pengembangan partisipasi keswadayaan masyarakat” yang merupakan upaya Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

1. “Indikator Persentase Posyandu Aktif”

1. Realisasi Capaian indikator Posyandu Aktif pada Tahun 2011 adalah 100%, seluruh posyandu yang telah ada yaitu 102 Posyandu aktif dalam penyelenggaraan pelayanan bagi anak balita, sehingga Capaiannya sebesar 100%.

2. Realisasi Capaian indikator Posyandu Aktif pada Tahun 2012 adalah 100%, seluruh posyandu yang telah ada yaitu 102 Posyandu aktif dalam penyelenggaraan pelayanan bagi anak balita, sehingga Capaiannya sebesar 100%.

3. Realisasi Capaian indikator Posyandu Aktif pada Tahun 2013 adalah 100%, posyandu yang telah ada sebanyak 102 Posyandu aktif.Pada Tahun 2013 ada Pembentukan 2 Posyandu sehingga berjumlah 104 Posyandu aktif dalam

(27)

21 penyelenggaraan pelayanan bagi anak balita, sehingga Capaiannya sebesar 100%.

4. Realisasi Capaian indikator Posyandu Aktif pada Tahun 2014 adalah 100%, seluruh posyandu yang telah ada sebanyak 104 Posyandu aktif dan pada Tahun ini ada Pembentukan 8 Posyandu sehingga berjumlah 112 Posyandu aktifdalam penyelenggaraan pelayanan bagi anak balita, sehingga Capaiannya sebesar 100%.

5. Realisasi Capaian indikator Posyandu Aktif pada Tahun 2015 adalah 100%, posyandu yang telah ada sebanyak 112 Posyandu aktif dan pada Tahun ini ada Pembentukan 3 Posyandu sehingga berjumlah 115 Posyandu aktif dalam penyelenggaraan pelayanan bagi anak balita, sehingga Capaiannya sebesar 100%.

2. “Indikator Persentase PKK Aktif”

Jumlah PKK Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 19 PKK terdiri dari 1 (satu) TP. PKK Kota, 3 (Tiga) TP.PKK Kecamatan dan 15 (lima belas) TP. PKK “Persentase PKK Aktif “ 100%.

3. LPM Berprestasi

Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bontang sebanyak 15 LPM , sejak tahun 2011 sampai Tahun 2013 belum pernah dilakukan penilaian terhadap LPM di 15 Kelurahan hal itu disebabkan belum adanya indikator penilaian terhadap LPM tersebut, baik dari pusat maupun daerah. Indikator penilaian baru disusun pada Tahun 2014 sehingga pelaksanaan penilaian LPM Berprestasi baru dilaksanakan pada Tahun 2014. Jumlah LPM Berprestasi pada Tahun 2015 sebanyak 7 LPM sedangkan target LPM berprestasi Tahun 2015 sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bontang Tahun 2011 - 2016 hanya sebanyak 1 LPM atau sebesar 6,7%

Kendala-Kendala yang dihadapi:

1. Belum maksimalnya peran Pokjanal Posyandu dalam pembinaan pada Pokja Posyandu

2. Belum maksimalnya peran SKPD bermitra dengan PKK 3. Terbatasnya anggaran untuk LPM

(28)

22 Alternatif Solusi:

1. Melaksanakan Rapat rutin Pokjanal Posyandu tingkat kota

2. Melakukan Rapat Koordinasi (audiensi) dengan SKPD selaku anggota Dewan Pembina

3. Memaksimalkan anggaran dan tupoksi LPM

Tabel berikut membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi : 100% 100% 100% 100% 100% 0% 50% 100% 150% 2011 2012 2013 2014 2015

Posyandu Aktif

Posyandu Aktif 100% 100% 100% 100% 100% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 2011 2012 2013 2014 2015

PKK Aktif

PKK Aktif

(29)

23 0 0 0 5 7 0 2 4 6 8 2011 2012 2013 2014 2015

LPM BERPRESTASI

LPM Berprestasi

(30)

24

2. REALISASI ANGGARAN

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang sesuai dengan Rencana Strategis telah menetapkan sasaran untuk tahun 2015 sebanyak 3 sasaran strategi yang akan direalisasikan dalam 5indikator dan mempunyai 3 program utama yang dijabarkan ke dalam 12 kegiatan di tahun anggaran 2015.

Berikut tabel realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kantor Pemberdayaan Masyarakat tahun 2015 :

Kode

Rekening Uraian

Anggaran Setelah

Perubahan Realisasi % Lebih/Kurang

5.1 Belanja Tidak

Langsung 1.899.596.092 1.517.040.228 79,86 382.555.864 5.2 Belanja Langsung 7.081.836.203 5.729.724.504 80,91 1.352.111.699

JUMLAH ANGGARAN 2015 8.981.432.295 7.246.764.732 80,69 1.734.667.563

Berikut rincian Realisasi Belanja Langsung per Program Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang Tahun 2015 yang mendukung pencapaian perjanjian kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat :

NO Sasaran Strategis PROGRAM PAGU DANA REALISASI %

1 Keterampilan Rumah Meningkatnya Tangga Miskin

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat

Terpencil(KAT), Dan PMKS Lainnya

875.520.000 759.536.100 86,75 Pelatihan Bagi Rumah

Tangga Miskin 297.075.000 253.784.750 85,43 2

Tewujudnya rumah layak huni

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil(KAT), Dan PMKS Lainnya 875.520.000 759.536.100 86,75 5 Meningkatnya peran serta dan keberdayaan masyarakat Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 3.004.742.000 2.200.768.395 73,24 Jumlah

(31)

25 Tabel Realisasi Anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Satuan Kinerja Anggaran Target Realisasi Pers enta se Cap aian (%)

Program Pagu (Rp.) Realisasi

Persen tase Capai an (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Meningkatnya Keterampilan Rumah Tangga Miskin Jumlah Rumah Tangga Miskin yang mengikuti Pelatihan Keterampilan

Orang 85 85 100

1. Program Pelatihan bagi Rumah Tangga

Miskin 297.075.000 253.784.750 85,42 2. Program

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan PMKS lainnya

54.815.000 54.815.000 100

2. Terwujudnya rumah layak huni Persentase rumah layak huni % 17,96 % 17,96 100

Program

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil, dan PMKS Lainnya

723.885.000 655.055.450 90,49

3.

Meningkatnya peran serta dan keberdayaan masyarakat

Persentase Posyandu

Aktif % 100 % 100 100 Program Peningkatan Keberdayaan

Masyarakat 2.340.583.000. 1.789.625.470 74,46 Persentase PKK Aktif % 100 % 100 100 LPM Berprestasi Lemba ga 5 Lembag a 7 140 59,600,000.00 59,247,000. 99,40

(32)

26

BAB IV. PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang tersusun ini merupakan pertanggungjawaban Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontang atas keberhasilan dan kegagalan penyelenggaraan Rencana Kinerja selama Tahun2015. Laporan ini juga dapat dipakai sebagai sarana pengambilan keputusan dalam melakukan introspeksi dan refleksiuntuk membuat langkah-langkah perbaikan dan atau peningkatan kinerja dimasa-masa mendatang.

Disamping dikemukakan gambaran kinerja, juga dilaporkan analisis kinerja yang menggambarkan keberhasilan dan kegagalan masing-masing sasaran serta permasalahan yang dihadapi sebagai faktor penghambat keberhasilan. Dengan tersusunnya LKIP ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja yang telah dicapai tahun 2015 dan bermanfaat sebagai penjabaran pelaksanaan Rencana Kinerja di tahun berikutnya.

Adapun faktor-faktor utama penyebab keberhasilan adalah sebagai berikut :

1. Adanya integritas dan kerjasama yang solid dengan seluruh pegawai Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Bontangdalam mewujudkan Visi dan Misi serta Tupoksi yang diemban.

2. Terjalinnya hubungan koordinasi yang harmonis dan sinergi antar instansi terkait dalam hal yang mendukung tercapainya sasaran kegiatan kinerja yang telah ditetapkan. 3. Adanya bimbingan, dorongan dan saran-saran yang bersifat inovatif dari pimpinan

dalam hal ini adalah Walikota Bontang guna mengemban Visi dan Misi yang dilandasi aspirasi masyarakat.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kantor Pemberdayaan Masyarakat KotaBontangTahun2015ini dibuat semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Bontang, 20 Januari 2016 Kepala Kantor Hj. Kistari, SE Pembina Tk.I NIP. 19660127 198607 2 001

Gambar

Tabel dibawah ini memberikan informasi tentang capaian kinerja yang sudah diperoleh  Kantor Pemberdayaan Masyarakat selama tahun 2015:
Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 2
Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Sasaran Strategis 3
Tabel  berikut  membandingkan  realisasi  kinerja  sampai  dengan  tahun  2015  dengan  target  jangka  menengah  yang  terdapat  dalam  dokumen  perencanaan  strategis  organisasi :  100% 100% 100% 100% 100% 0% 50%100%150% 2011 2012 2013 2014 2015Posyandu Aktif Posyandu Aktif 100% 100% 100% 100% 100% 0% 20%40%60%80%100%120% 2011 2012 2013 2014 2015PKK Aktif PKK Aktif

Referensi

Dokumen terkait

(1) Bidang Perindustrian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kepala dinas dalam hal fasilitasi, koordinasi, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Industri Kimia,

Untuk mengetahui kualitas inderawi Roll Cake tepung ubi jalar ungu dan Roll Cake tepung terigu, tingkat kesukaan masyarakat terhadap Roll Cake tepung ubi jalar

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Obat trombolitik adalah obat yang bekerja menghancurkan bekuan darah yang telah terbentuk dengan mengaktifkan plasminogen.. Agregat fibrin yang terbentuk dan menyumbat

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran hari ini. 2) Siswa dan guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran bahasa Jawa. 3) Guru mengucapkan salam dan siswa

Dari penelitian ini diketahui bahwa Nadjib tidak dapat mencapai posisi mapan dengan hanya mengandalkan karya sastranya, namun lebih karena gerakan sosial dan politik yang

Pembahasan konsep teoretis dan aplikatif tata bunyi bahasa Indonesia yang meliputi produksi bunyi bahasa (fon) dan penataan fonem sebagai dasar pengajaran bahasa