• Tidak ada hasil yang ditemukan

BONSAI. Adriana Hasibuan S.S, M.Hum NIP NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BONSAI. Adriana Hasibuan S.S, M.Hum NIP NIP"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BONSAI

KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H

TIRANIKA NATALIA BANGUN NIM 062203072

Pembimbing Pembaca

Drs.Nandi S

NIP.19600822 19880 31 022 NIP.19620727 19870 32 055 Adriana Hasibuan S.S, M.Hum

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN

(2)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BONSAI

KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H

TIRANIKA NATALIA BANGUN NIM 062203072

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN

(3)

Bonsai : Bonsai, 2010.

Disetujui Oleh

:

Program Diploma Bahasa Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,

Adriana Hasibuan S.S, M,Hum NIP. 1962727 19870 32 005

(4)

Bonsai : Bonsai, 2010.

PENGESAHAAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk Melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP. 19650909 199403 1 044 Prof.Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D.

Panitia :

No Nama Tanda Tangan 1. Adriana Hasibuan S.S, M.Hum ( ) 2. Drs. Nandi S ( ) 3. Adriana Hasibuan S.S, M.Hum ( )

(5)

Bonsai : Bonsai, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGATAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul... 1

1.2 Batasan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan ... 2

BAB II : GAMBARAN UMUM BONSAI ... 3

2.1 Mengenal Bonsai ... 3

2.2 Asal Usul Bonsai ... 3

2.3 Aneka Tanaman Bonsai ... 4

BAB III : CARA MEMELIHARA BONSAI ... 6

3.1 Memelihara Bonsai ... 6

3.2 Peralatan yang Digunakan Dalam Menanam Bonsai ... 7

3.3 Bentuk-bentuk Pertumbuhan Bonsai ... 7

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 9

4.1 Kesimpulan ... 9

4.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(6)

Bonsai : Bonsai, 2010.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kapada ALLAH Bapa di surga oleh karena kasih dan berkatNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelasaikan kertas karya ini dengan judul “BONSAI”.

Adapun penulisan kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 Jurusan Bahasa Jepang di Universitas Sumatera utara.

Walaupun kertas karya ini merupakan hasil buah pikiran yang maksimal dari penulis, namun dalam hal penyusunannya tidaklah dapat disajikan tanpa bantuan dari dorongan banyak pihak.

Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan berbagai pihak antara lain :

1. Bapak Prof.Drs.Syaifuddin,M.A.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S,M.Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Nandi S., selaku Dosen Pembimbing yang membimbing dan meluangkan waktu bagi penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. 4. Seluruh Staf Dosen Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 5. Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat yang sebesar-besarnya

kepada orangtua saya yang sangat penulis sayangi : Ayahanda Alm. T Bangun dan Ibunda M. Sinuhaji yang telah membesarkan, mendidik dan membimbing penulis sehingga sekarang dapat menyelesaikan kertas

karya ini. Saudaraku yang terkasih Apriani Bangun yang selalu memberi semangat dan dukungan sampai saat ini. Mama Tengah J. Sinuhaji dan keluarga.

6. Buat sahabatku Okta Manalu, Rebecca Tobing, Titiek Tambunan, Swasti Sitompul, Astrina Nenggolan, seluruh Stambuk 06 khusus kelas B, terima kasih atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis dari awal kuliah sampai kuliah saat ini.Terkhusus seseorang yang selalu mendoakan dan mendukung dalam semangat. GOD BLESS ALL

(7)

Bonsai : Bonsai, 2010.

Akhir kata penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, usul dan saran yang konstruktif sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas akhir ini.

Medan, Desember 2009 Penulis

TIRANIKA NATALIA BANGUN

(8)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kita ketahui bahwa setiap negara mempunyai berbagai kebudayaan. salah satunya negara yang mempunyai kebudayaan tersebut adalah negara Jepang. Negara Jepang memiliki banyak sekali kebudayaan. Diantara seperti sumo, minum teh, memelihara bonsai.

Memelihara bonsai merupakan salah satu kebudayaan dinegara Jepang didalam yang mendekatkan diri dengan alam,yang dimana bonsai merupakan salah satu seni pemangkasan tanaman (pohon) agar tumbuhan kerdil, mini atau cebol. Untuk memperoleh kesempurnaan membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, juga membutuhkan kreativitas, kesabaran, ketekunan, dan kecintaan pembuatan terhadap tanaman.

Seiring perkembangan zaman dimana kebudayaan menanam bonsai mulai maju,berbagai bentuk dan macam variasi pertumbuhan bonsai yang masih tetap berkembang hingga kini.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang kebudayaan di negeri Jepang yang berhubungan dengan memelihara bonsai.

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas, sehingga dapat mengaburkan penulisan, maka penulis membatasi masalah yang akan ditulis. Adapun masalah tersebut adalah :

1. Asal usul Bonsai. 2. Jenis-jenis Bonsai 3. Cara memelihara bonsai

4. Peralatan yang digunakan dalam menanam Bonsai 5. Mengenal Bonsai

6. Bentuk-bentuk pertumbuhan bonsai

(9)

Bonsai : Bonsai, 2010. 1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui salah satu kebudayaan Jepang yaitu membuat bonsai 2. Untuk mengetahui fungsi dan cara memelihara Bonsai

3. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari program D3 Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

1.4 Metode penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data-data atau informasi dengan cara membaca buku, ditambah dengan pencarian informasi melalui internet yang berhubungan dengan pembahasan kertas karya ini.

(10)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BAB II

GAMBARAN UMUM BONSAI

2.1 Mengenal Bonsai

Bonsai merupakan salah satu seni pemangkasan tanaman (pohon) agar tumbuh kerdil, mini atau cebol. Untuk memperoleh kesempurnaan membutuhkan waktu yang relatif lama. Selain itu, juga membutuhkan kreativitas, kesabaran, ketekunan, dan kecintaan pembuatan terhadap tanaman. Istilah bonsai berasal dari kata bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman. Dengan demikian bonsai bisa diartikan sebagai tanaman yang dikerdilkan dan ditanam di pot.

Tanaman yang dibuat menjadi bonsai umumnya pohon berbatang keras (berkayu), pohon yang berbuah, dan kadang-kadang pohon yang berbunga.

2.2 Asal Usul Bonsai

Istilah bonsai ini muncul diJepang pada masa pemerintahan Kamakura (1192-1333) yang dicatat dalam Kasuga Srhire yang berupa bukti berupa lukisan seorang pejabat Kamakura dengan bonsai. Pada masa yang sama, sebuah ilustrasi tentang bonsai muncul dalam gambar yang dikenal milik seorang pendeta bernama Honen. Ilustrasi itu mengambarkan bonsai dibuat dengan tujuan memenuhi kepuasan pengemarnya. Pada saat itu Pohon-pohon dikumpulkan dari berbagai lokasi, seperti pegunungan dan ladang, lalu dikerdilkan dan ditanam di pot. Meskipun kata “bonsai “berasal dari bahasa Jepang seni bonsai pertama kali muncul di Cina pada masa pemerintahan Dinasti Tsin (265-420) dan semakin marak pada masa Dinasti Tang (618-907). Pada masa Dinasti Yuan (1280-1368) banyak pejabat, pelajar, dan pedagang dari Jepang yang membawa seni bonsai itu ke negerinya. Di Jepang, pada tahun 1309, seni bonsai ini mulai konkritnya adalah banyaknya lukisan karya Takakane Takasima yang menggunakan bonsai sebagai objeknya.

(11)

Bonsai : Bonsai, 2010.

Pada masa Pemerintahan Edo (1603-1867) pembuatan taman dan taman dalam pot, khususnya tanaman hias dan tanaman dengan daun berwarna, mengalami perkembangan yang pesat. Sementara itu, seni bonsai menunjukkan kemajuan yang relatif lambat. Baru setelah akhir masa pemerintahan Edo, seni bonsai meningkat kembali, terutama setelah memunculkan sebagai ’pemberian warna’ dalam memperindah lukisan dan syair dalam bentuk southern sung.

Guna meningkatkan perhatian masyarakat terhadap seni bonsai, pada tahun 1914 pemerintahan Jepang mengadakan pameran bonsai untuk pertama kalinya di Tokyo. Sejak tahun 1934 sampai sekarang, pameran bonsai ini menjadi acara tahunan di musium Seni Metropolitan. Dari sinilah seni bonsai merambah ke penjuru dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bonsai yang tertua ada di dalam koleksi Happo -en (kebun pribadi dan restoran ekslusif) di Tokyo, dimana bisa ditemukan

bonsai-bonsai yang berusia 400 sampai 800 tahun.

2.3 Aneka Tanaman Bonsai

Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan bakal bonsai. Kriteria tanaman yang bisa di bonsai adalah sebagai berikut :

a. Tanaman Dikotil

Tanaman dikotil berbentuk pohon yang keras dan berkambium. Jenis tanaman inilah yang cocok dijadikan bonsai.

b. Berumur Panjang

Bonsai dibuat dari tanaman yang berumur panjang. Bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.

c. Tahan Hidup Menderita

Tanaman yang akan dibonsai sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai tanaman harus bisa hidup terus.

(12)

Bonsai : Bonsai, 2010.

d. Bentuknya Indah Secara Alami

Secara alami pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik atau kehidahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Bukan saja kriteria tumbuhan yang dipilih apa saja yang yang akan ditanam tapi juga jenis tumbuhan yang akan ditanam. Beberapa contoh tumbuhan untuk dibonsaikan :

a. Pinus

Daun berbentuk jarum, batang yang keras dan daun berwarna hijau cerah. Ketika dibuat bonsai, daun dan batang akan tanpak semakin indah. b. Bougenvil

Tanaman bongenvil akar yang kokoh, daun yang cantik, dan bunga yang sering menjadi fokusnya bunga bisa berwarna merah cerah, ungu hingga putih. Sehingga bonsai bongenvil memberi kesan tersendiri. c. Jeruk

Keindahan pada bonsai jeruk adalah yang tampak dari buahnya yang berwarna orange cerah atau hijau dan aroma khas.

d. Beringin

Bonsai beringin memiliki banyak keunggulan, antara lain daun yang rimbun, akarnya yang bisa dibentuk dalam berbagai gaya, dan sangat gampang menyesuaikan diri dalam berbagai gaya dalam media terbatas.

(13)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BAB III

MEMELIHARA BONSAI

3.1 Memelihara Bonsai

Ketika kita membuat bonsai bukan saja pemilihan tumbuhan yang kita perhatikan. Apabila kita menginginkan bonsai yang kita tanam tetap indah atau makin indah kita perlu perawatan dalam membonsai. Bonsai tidak begitu memerlukan perawatan yang terlalu merepotkan dan mengeluarkan dana yang begitu besar.

1. Penyiraman

Air untuk menyiram bonsai harus bersih, jernih, tidak berbau dan bekas garam. Pada musim kemarau bonsai sebaiknya disiram setiap hari, pada pagi dan sore hari. Sementara pada musim hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan karena tanaman yang terlalu basah menyebabkan akar membusuk.

2. Pemupukan

Pemupukan pada bonsai harus dilakukan dengan dosis yang tepat.Bentuk bonsai yang kerdil dan aneh sebagai kriteria utama bonsai harus dipertahankan.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap saat, terutama jika terlihat adanya tanaman liar.

4. Pemangkasan

Pemangkasan batang, cabang, ranting, dan daun bonsai dilakukan untuk membentuk bonsai sesuai dengan keinginan, sesuai dengan kondisi bonsai.

(14)

Bonsai : Bonsai, 2010.

3.2 Peralatan yang Digunakan Dalam Menanam Bonsai

Peralatan untuk menanam dan merawat bonsai sangat bervariasi. Setiap peralatan tersebut memiliki ukuran dan bentuk-bentuk yang berbeda, bisa saja jenis sama tetapi bentuk berbeda. Berikut beberapa peralatan yang digunakan dalam merawat bonsai :

1. Gunting

Gunting digunakan untuk memotong cabang atau akar tanaman tanaman tanpa meninggalkan bekas tonjolan pada bonsai yang dipotong. 2. Kawat

Kawat digunakan untuk melilit batang, cabang, atau ranting tanaman.

3. Kikir bengkok

Kikir bengkok untuk menyempurnakan hasil tanaman bonsai. 4. Pot untuk bonsai

Wadah atau pot yang tepat dan serasi bisa menambah keindahan bonsai. Aneka model bentuk pot yang digunakan seperti bundar, oval, bujur sangkar, dan lain-lain.

3.3 Bentuk-bentuk Pertumbuhan Bonsai

Menanam bonsai bukan berarti sekedar menanam pohon di pot. Membuat bonsai butuh ketekunan dan kreativitas, ketelitian dan kasih sayang. Bonsai sebagai benda seni hidup yang merupakan tanaman hidup yang hidup tumbuh, dan mengalami perubahan. Oleh karena itu kita harus juga memperhatikan gaya pertumbuhannya agar seni membuat bonsai terlihat lebih indah. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, miring, menggantung.

1. Tegak lurus

Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal akar sampai ke mahkota atau puncak batang Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat.

(15)

Bonsai : Bonsai, 2010. 2. Tegak berliku

Bonsai dengan gaya berliku memiliki batang tegak tetapi berlekuk-lekuk dan cabang tetap bisa dibiarkan tumbuh.

3. Gaya miring

Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar daripada pucuk batangnya. 4. Menggantung

Bonsai dengan model menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing curam. Untuk jenis bonsai ini diharuskan memilih pot yang lebih dalam agar menunjukkan kesan setengah menggantung.

(16)

Bonsai : Bonsai, 2010.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah membahas tentang bonsai, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bonsai merupakan salah satu seni pemangkasan tanaman (pohon) agar tumbuhan kerdil, mini atau cebol.

2. Pertama kali Istilah bonsai ini muncul di Jepang pada masa pemerintahan Kamakura (1192-1333) yang dicatat dalam Kasuga Srhire yang berupa bukti berupa lukisan seorang pejabat Kamakura dengan bonsai.

3. Ketika ingin menanam bonsai bukan saja kita memperhatikan daya tarik bonsai tersebut dikarenakan perawatan dalam pertumbuhan dan peralatan yang digunakan juga harus diperhatikan. Karena itu merupakan salah satu faktor seni membonsai.

4.2 Saran

1. Kita sebagai pelajar juga harus mengetahui seni kebudayaan Jepang seperti seni membuat bonsai.

2. Ketika menanam bonsai kita juga harus mengunakan kekreativitasan, ketelitian, ketekunan, dan kasih sayang untuk menghasilkan tanaman bonsai yang indah.

(17)

Bonsai : Bonsai, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Larkin, H.J., Bonsai Untuk Pemula, 1990. Seni Menanam Pohon-pohon

Kerdil, Jakarta : Penerbit Bahterai.

Budi Hardiansyah, 2006. Membuat dan Mempercantik Bonsai, Jakarta : AgroMedia Pustaka.

TIM Penulis PS, 1992. Membuat, Mengkoreksi dan Merawat Bakal Bonsai, Jakarta :Penebar Swadaya.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua adalah pembedaan jenis ketim- pangan agraria menurut locus di mana kesen- jangan itu berada yang menghasilkan dua kate- gori berikut: (1) ketimpangan distribusi, yaitu

Biasanya, sikap yang tercermin dari seorang guru baik itu dari segi tingkah laku, kepribadian, cara berbicara, perhatian yang diberikan atau bahkan sisi

Pada dasarnya, secara fisik laboratorium juga dapat merujuk pada ruangan tertutup atau ruangan terbuka.9 Laboratorium adalah unit penunjang akademik berupa ruangan tertutup atau

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut. a) Dalam pembelajaran seni budaya di SMP N 1 Slawi perlu adanya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Media Massa dan

(Azmiyawati dkk, 2010) menyatakan bahwasannya Matahari adalah sumber energi panas terbesar bagi kehidupan di bumi, matahari termasuk sumber energi panas dan cahaya dan termasuk

Proses mungkin dimulai dengan perkembangan cacat dalam pasokan dari kolesterol dan lemak untuk neuron, maju ke ekstensif oksidatif kerusakan, cacat mitokondria, dan

Dari pengamatan penulis selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, peserta mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan baik dan peserta masih