• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diptera yang berbentuk langsing, baik tubuhnya, sayap maupun proboscisnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diptera yang berbentuk langsing, baik tubuhnya, sayap maupun proboscisnya."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tentang Nyamuk

2.1.1 Morfologi

Nyamuk adalah golongan serangga yang termasuk suku Culicidae, ordo Diptera yang berbentuk langsing, baik tubuhnya, sayap maupun proboscisnya. Proboscis adalah alat untuk menusuk dan mengisap cairan makanan atau darah.

Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis, dapat dijumpai 5.000 m di atas permukaan laut sampai kedalaman 1.500 m di bawah permukaan tanah di daerah pertambangan. Nyamuk dewasa hidup di udara, telur diletakkan di air sedangkan larva dan pupa hidup di dalam air

(aquatic). Tempat berkembang biak (Breeding place) adalah air yang sangat

bervariasi jenisnya (Levine, 1994). 2.1.2 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) dengan 4 tahap yaitu dari telur, larva (jentik), pupa hingga imago (dewasa). Selama bertelur, seekor nyamuk betina mampu meletakkan 100-400 butir telur. Biasanya telur tersebut diletakkan di bagian yang berdekatan dengan permukaan air dan tidak berhubungan langsung dengan tanah (Kardinan, 2004).

Telur menetas menjadi larva (jentik) setelah tujuh hari. Di dalam air jentik menjadi sangat aktif, yakni membuat gerakan ke atas dan ke bawah jika air teguncang. Namun, jika sedang istirahat, jentik akan diam dan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan air. Jentik akan mengalami empat kali proses pergantian kulit (instar). Proses ini menghabiskan waktu 7-9 hari. Setelah

(2)

itu, jentik berubah menjadi pupa. Bentuk pupa bengkok dan kepalanya besar. Pupa bernafas melalui rongga dada. Fase pupa membutuhkan waktu 2-5 hari. Selama fase ini, pupa tidak makan. Setelah melewati fase ini, pupa berubah menjadi nyamuk yang dapat terbang dan ke luar dari air. Nyamuk desawa jantan umumnya dapat bertahan hidup selama 6 sampai 7 hari, sedangkan yang betina dapat mencapai 2 minggu (Kardinan, 2004).

Nyamuk jantan hidup dari madu dan cairan tumbuh-tumbuhan, tetapi kebanyakan yang betina menghisap darah agar memperoleh zat makanan konsentrat yang diperlukan untuk pembentukan telur. Nyamuk dewasa mampu hidup beberapa minggu (dan banyak jenis nyamuk mampu melewati musim dingin), tetapi kebanyakan mati dalam beberapa hari (Levine, 1994).

2.2 Insektisida

Insektisida adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk memberantas serangga. Berdasarkan atas stadium serangga yang dibunuhnya, maka insektisida dibagi menjadi imagosida yang ditujukan pada serangga dewasa, larvasida yang ditujukan kepada larva serangga dan ovosida yang ditujukan untuk membunuh telurnya (Soedarto, 1990).

Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman) dan dengan langsung meracuni serangga tersebut.

Menurut cara masuknya insektisida ke dalam tubuh serangga dibedakan menjadi 3 kelompok sebagai berikut:

(3)

a. Racun Lambung

Racun lambung adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran dengan cara masuk ke pencernaan melalui makanan yang mereka makan. Insektisida akan masuk ke organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding usus kemudian ditranslokasikan ke tempat sasaran yang mematikan sesuai dengan jenis bahan aktif insektisida. Beberapa tempat sasaran itu seperti: menuju ke pusat syaraf serangga, menuju ke organ-organ respirasi, meracuni sel-sel lambung dan sebagainya. Dalam hal ini serangga harus memakan tanaman yang sudah disemprot insektisida yang mengandung residu dalam jumlah yang cukup untuk membunuh.

b. Racun Kontak

Racun kontak adalah insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trachea) atau langsung mengenai

mulut serangga. Serangga akan mati apabila bersinggungan langsung (kontak) dengan insektisida tersebut. Kebanyakan racun kontak juga berperan sebagai racun lambung.

c. Racun Pernafasan

Racun pernafasan adalah insektisida yang masuk melalui trachea serangga

dalam bentuk partikel mikro yang melayang di udara. Serangga akan mati bila menghirup partikel mikro insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun pernafasan berupa gas, asap, maupun uap dari insektisida cair (Munaf, 1997).

Berdasarkan cara kerjanya, insektisida dapat dibedakan atas: a. Insektisida golongan Antikolinesterase

(4)

Golongan ini terdiri dari:

1. Organofosfat seperti Parathion, Malathion, Systox, HETP, Diazinon, Diklorvos, dan lain-lain.

2. Golongan Karbamat seperti Carbaryl Aldicarb, Propoxur, Zectran, Metacil, dan lain-lain.

b. Insektisida golongan Organoklorin Golongan ini terdiri dari:

1. Derivat kloroethana seperti DDT

2. Siklodenia seperti Chlordane, Aldrin, Dieldrin dan lain-lain 3. Klorosikloheksan seperti Lindan

Insektisida sintesis tersebut walaupun mempunyai manfaat yang cukup besar pada masyarakat, namun dapat pula memberikan dampak negatif pada manusia dan lingkungan. Pada manusia dapat menimbulkan keracunan yang dapat mengancam jiwa manusia atau menimbulkan penyakit atau cacat. DDT dan organoklorin yang lain juga dapat berlaku sebagai agen kanker dan penyebab penyakit kardiovaskular yang dapat menimbulkan kematian. Sedangkan Parathion dapat menyebakan asma bronchial. Insektisida sintetis mempunyai dampak yang

tidak baik bagi lingkungan karena membutuhkan waktu yang lama untuk bisa didegradasi. Salah satu bentuk pengaruh insektisida terhadap lingkungan berupa peningkatan suhu udara (Munaf, 1997).

Insektisida alami merupakan senyawa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Insektisida alami mudah dibuat dan diformulasi dengan cara yang relatif sederhana dan bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya

(5)

mudah hilang. Berdasarkan kenyataan tersebut di atas maka perlu dicari alternatif lain untuk mengendalikan vektor penyakit tersebut dengan suatu metode yang lebih ramah lingkungan. Salah satu cara yang lebih ramah lingkungan adalah memanfaatkan tanaman anti nyamuk. (Kardinan, 2004).

2.3 Uraian Tanaman

2.3.1 Habitat dan Daerah Tumbuh

Kenanga (Canangium odoratum) adalah tumbuhan berbatang besar sampai

diameter 0,1-0,7 meter dengan usia puluhan tahun. Tumbuhan kenanga mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya. Tinggi pohon ini dapat mencapai 5-20 meter. Bunga kenanga akan muncul pada batang pohon atau ranting bagian atas pohon dengan susunan bunga yang spesifik. Sebuah bunga kenanga terdiri dari 6 lembar daun dengan mahkota berwarna kuning serta dilengkapi 3 lembar daun berwarna hijau. Susunan bunga tersebut majemuk dengan garpu-garpu. Bunga kenanga beraroma harum dan khas. Di pedesaan, kenanga sering dipelihara untuk dipetik bunganya. Tumbuhan liar yang kini mulai jarang ini mudah tumbuh di daerah dataran rendah mulai ketinggian 25-1000 meter di atas permukaan laut (Kardinan, 2005)

Beberapa hal berikut perlu mendapat perhatian agar bisa dihasilkan minyak kenanga yang bermutu baik.

a. Bunga kenanga yang yang baik dan tepat untuk dipanen adalah bunga yang warnanya sudah mulai kuning atau kuning benar.

b. Pemetikkan bunga kenanga diusahakan pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit. Pemetikkan bunga pada suhu rendah (pagi), berarti belum banyak minyak yang menguap (Lutony dan Rahmayati, 2002).

(6)

2.3.2 Taksonomi (Depkes RI, 2000) Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Anak Kelas : Dialypetalae Bangsa : Ranunculales

Famili : Annonaceae Marga : Cananga Spesies : Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson.

2.3.3 Kandungan Kimia Tumbuhan

Bunga kenanga mengandung saponin, flavonoida, poilifenol dan minyak atsiri (Depkes RI, 2000).

Minyak atsiri, yang dikenal dengan nama minyak kenanga, yang mempunyai khasiat dan bau yang khas. Hasil penelitian mereka menunjukkan, ekstrak bunga kenanga memiliki kemampuan menolak nyamuk karena adanya kandungan linalool, geraniol, dan eugenol (Anonimb, 2008).

a. Linalool

Gambar 1. Sruktur Linalool

Linalool adalah racun kontak yang meningkatkan aktivitas saraf sensorik pada serangga, lebih-besar menyebabkan stimulasi saraf motor yang

(7)

menyebabkan kejang dan kelumpuhan beberapa serangga, seperti kutu dewasa. Zat ini dapat ditemukan juga di minyak cengkeh, minyak jeruk (Nurdjannah, 2004).

b. Eugenol

Gambar 2. Sruktur Eugenol

Eugenol merupakan cairan tak berwarna atau kuning pucat, bila kena cahaya matahari berubah menjadi coklat kehitaman, dan berbau spesifik. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik (Nurdjannah, 2004).

Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut. Komponen eugenol dalam jumlah besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Sebagai insektisida eugenol pada konsenterasi 10% dapat menyebabkan tidak menghasilkan keturunan. Selain rasanya hangat, juga bersifat antiseptik dan yang paling penting dapat terhindar dari gangguan nyamuk, meskipun mekanisme yang pasti dari proses ini belum diketahui (Kardinan, 2007).

(8)

c. Geraniol

Gambar 3. Sruktur Geraniol

Geraniol berupa cairan berwarna kuning pucat, terdapat di minyak mawar, minyak palmarosa, minyak serai. Kandungan minyak tanaman sereh wangi meliputi geraniol dalam minyak sebesar 44,01%-51% dan citronella sebesar 0.5-1,3%. Bahan-bahan ini kemungkinan merupakan sisa metabolisme tumbuh- tumbuhan dan digunakan untuk menjalankan peran ganda, seperti menarik serangga atau mengusir serangga. Senyawa-senyawa tersebut diduga mempunyai daya tarik terhadap lalat buah tetapi aplikasi cairan ini ternyata tidak mematikan lalat buah sehingga dalam perangkap masih perlu ditambahkan larutan deterjen (Sudarmo, 1991).

Geraniol dapat mengakibatkan kematian 65% pada larva ulat kubis diduga geraniol diduga bersifat racun lambung, karena pada hari pertama terjadi kontak belum memperlihatkan gejala keracunan, tetapi setelah larva-larva tersebut makan sehingga mengakibatkan gejala keracunan bagi larva tersebut (Thamrin, 2008). 2.3.4 Khasiat Tumbuhan

Bunga Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson. Berkhasiat sebagai

obat nyeri haid, disamping itu bunganya untuk bahan kosmetik. Untuk obat nyeri haid dipakai 15 gram bunga segar Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson,

diseduh dengan 1 gelas air matang panas, setelah dingin airnya diminum sekaligus (Depkes RI, 2000).

(9)

Hasil penelitian menunjukkan, ketika mengoleskan ekstrak bunga kenanga pada marmut, maka minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak bunga kenanga meresap ke pori-pori lalu menguap ke udara. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor kimia (chemoreceptor) yang terdapat pada tubuh nyamuk dan menuju ke impuls

saraf. Itulah yang kemudian diterjemahkan ke dalam otak sehingga nyamuk akan mengekspresikan untuk menghindar tanpa mengisap darah marmut lagi (Nugraheni, 2009).

Ketika panen, dan diangkut dalam mobil atau terlalu lama disimpan dalam ruangan dapat mengakibatkan pening dan mual. Perasaan pening dan mual ini kemungkinan terhirupnya akumulasi senyawa eugenol, linalool, geraniol yang bersifat menguap. Hal inilah yang menyebabkan nyamuk enggan mendekati tanaman kenanga (Kardinan, 2007).

2.4 Minyak Atsiri

Minyak atsiri yang dikenal juga dengan nama minyak eteris atau minyak terbang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Ketaren, 1985).

2.4.1 Lokalisasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae (famili Umbellliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae), terkandung di dalam semua jaringan (pada famili Coniferae), pada

(10)

kayu manis (Lauraceae) banyak ditemui di kulit batang (korteks) (Gunawan dan Mulyani, 2004).

2.4.2 Aktivitas Biologi Minyak Atsiri dan Penggunaan

Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman (Ketaren, 1985).

Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavoring agent)

dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985). 2.4.3 Komposisi Kimia Minyak Atsiri

Minyak atsiri terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia dengan sifat fisika dan kimia yang juga berbeda. Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang digunakan, cara penyimpanan minyak dan jenis tanaman penghasil.

Minyak atsiri biasanya tersusun dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen dan 2) Hidrokarbon teroksigenasi.

a. Golongan hidrokarbon

Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon (C) dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri

(11)

sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit isopren) dan diterpen (4 unit isopren)

b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi

Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehid, keton, ester, eter dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua.

Senyawa terpen memiliki aroma kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih wangi (Ketaren, 1985).

2.5 Cara Isolasi Minyak Atsiri

Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) penyulingan (distillation), 2) pengepresan (pressing), 3) ekstraksi dengan

pelarut menguap (solvent extraction), 4) ekstraksi dengan lemak.

2.5.1 Metode Penyulingan a. Penyulingan dengan air

Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung di atas air atau terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri

(12)

khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung.

Penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh.

b. Penyulingan dengan uap

Model ini disebut juga penyulingan uap atau penyulingan tak langsung. Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja, air penghasil uap dan bahan yang akan disuling berada pada ketel yang berbeda. Uap yang digunakan berupa uap jenuh.

c. Penyulingan dengan air dan uap

Pada model penyulingan ini, bahan tanaman yang akan disuling diletakkan di atas rak-rak atau saringan. Kemudian ketel penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Lutony dan Rahmayati, 2000).

2.5.2 Metode Pengepresan

Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan mengalir ke

(13)

permukaan bahan. Contohnya minyak atsiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan cara ini (Ketaren, 1985).

2.5.3 Ekstraksi Dengan Pelarut Menguap

Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri dalam pelarut organik yang mudah menguap. Ekstraksi dengan pelarut organik pada umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, terutama untuk mengekstraksi minyak atsiri yang berasal dari bunga misalnya bunga cempaka, melati, mawar dan kena (Ketaren, 1985).

2.5.4 Ekstraksi Dengan Lemak Padat

Proses ini umumnya digunakan untuk mengekstraksi bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan rendeman minyak atsiri yang tinggi. Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu enfleurasi dan maserasi (Ketaren, 1985).

2.7 Lotion

Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar, dapat berupa suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pesuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan. Dapat

ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok (Ditjen POM, 1979).

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%) (Syamsuni, 2006).

(14)

Krim ada dua tipe yaitu:

1. Krim tipe minyak dalam air (M/A) 2. Krim tipe air dalam minyak (A/M)

Tingginya kandungan air (>60%) dapat memudahkan tumbuhnya mikroba didalam sediaan. Hal ini dapat dihindari melalui penambahan bahan pengawet. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12 - 0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02 – 0,05% (Anief, 2005).

Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan nonionik.

Trietanolamin stearat yang dikombinasikan dengan setil alkohol merupakan contoh pengemulsi campuran untuk emulsi m/a (Lachman, Lieberman, dan Kanig, 1994).

Dasar emulsi hidrofil melalui penambahan air akan membentuk tipe emulsi m/a.

Menurut Voight (1995), Keuntungan dari tipe emulsi ini adalah: a. Mampu menyebar dengan baik pada kulit.

b. Memberi efek dingin terhadap kulit. c. Bersifat lembut

Referensi

Dokumen terkait

Karena daya serap rata-rata kelas dengan pembelajaran fisika melalui pendekatan open-ended dalam kategori efektif dan memiliki nilai persentase lebih besar daripada daya

PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong

Jika dikaji lagi ayat perayat secara mendalam pada pasal 30 peraturan daerah kabupaten Jemebr nomor 6 tahun 2006 tentang pemerintaha desa mengenai mekanisme pencalonan kepala

Pelaksanaan strategi ini dapat dilaksanakan melalui kegiatan evaluasi dan peningkatan alokasi anggaran pendidikan kreatif untuk pengembangan lembaga pendidikan

Dalam menentukan dan melakukan deliniasi Central Business District (CBD) di wilayah kota Surakarta menggunakan citra satelit Quickbird (2004), nantinya dilakukan

rotary evaporator hingga volume 80 mL dan diekstraksi dengan NaHCO3 20%.. Lapisan air diasamkan dengan H2SO4 10%lalu diekstraksi dengan eter sebanyak empat

Media massa memainkan peranan penting dalam pembentukan kata baru bahasa Tamil bagi menyampaikan mesej kepada masyarakat dengan lebih efisien dan iklan merupakan salah satu

Tujuan penulis mengangkat topik ini adalah untuk memberikan penjelasan bagaimana dan apa yang dimaksud dengan slide, serta memberikan penjelasan tentang cara menerapkan