• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 31/05/64/TAXVIII,4MEI 2015  

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Provinsi Kalimantan Timur

Triwulan I Tahun 2015

1. PENDAHULUAN

Industri Manufaktur Mikro dan Kecil mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Hal ini di sebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah investasi yang relatif kecil. Oleh sebab itu, industri Mikro, dan Kecil dapat lebih fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap perubahan pasar. Industri Mikro dan Kecil tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat tanggap menangkap peluang ekspor dalam rangka meningkatkan devisa negara maupun untuk subsitusi impor dan meningkatkan (Supply) persediaan domestik. Pengembangan industri Mikro dan Kecil dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi usaha dan percepatan perubahan struktur, sebagai pra kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih stabil dan berkesinambungan.

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Kalimantan Timur

(termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan I tahun 2015 tumbuh sebesar

5,82 persen (y‐on‐y) dan ‐1,14 persen (q‐to‐q)

Pada kelompok Industri Besar dan Sedang perkembangan kegiatan

Industri pada triwulan I tahun 2015 dalam periode tahunan (y‐on‐y)

menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi namun pada periode

triwulanan (q‐to‐q) menunjukkan pertumbuhan yang menurun.*)

Produksi Industri Mikro dan kecil pada triwulan I Tahun 2015 periode

tahunan (y‐on‐y) Provinsi Kalimantan Timur tumbuh sebesar 0,47

persen dan triwulanan (q‐to‐q) tumbuh sebesar 1,69 persen.

Provinsi Kalimantan Utara periode tahunan maupun triwulanan

tumbuh sebesar 1,33 persen.

(2)

Sektor Industri Pengolahan (manufacturingindustri)merupakan salah satu dari tiga sektor yang menjaditheleadingeconomicsectordi Provinsi Kalimantan Timur, dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan. Nilai tambahyang tercipta(value added) dan dihasilkan dari sektor Industri Pengolahan (manufacturing

industri) adalah yang terbesar kedua kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur setelah sektor pertambangan dan penggalian. Namun peranan terbesar dari sektor Industri Pengolahan masih didominasi oleh Industri Migas sekitar 18,91 persen, sementara Industri non migas memberikan kontribusi sekitar 5,62 persen.

Kegiatan sektor Industri Pengolahan di Provinsi Kalimantan Timur, tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota yang ada. Beberapa wilayah yang menjadi kantong produksi dari kegiatan Industri adalah Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Tarakan dan beberapa wilayah kabupaten dengan spesifikasi kegiatan industri masing‐masing yang berbeda‐beda. Kota Balikpapan dengan Industri Pengolahan Migas, Mesin dan Peralatan; Kota Samarinda dengan Industri Pengolahan Kayu, Mesin dan Peralatan, Kota Bontang dengan Industri Pupuk dan Kimia, serta Gas; Kota Tarakan dengan Industri Pengolahan Ikan, dan beberapa kabupaten seperti Kutai Kartanegara, Paser serta Kutai Timur dengan komoditas andalan CrudePalmOil (CPO). Dalam release ini dijelaskan pertumbuhan produksi sektor Industri Pengolahan Non Migas, triwulan I tahun 2015 dimana provinsi Kalimantan Utara masih tergabung dengan Provinsi Kalimantan Timur untuk kelompok Industri Besar dan Sedang (IBS). Sementara pada kelompok Industri Mikro dan kecil (IMK) dijelaskan secara terpisah. 2. PERTUMBUHANPRODUKSIINDUSTRIPENGOLAHANBESARDANSEDANG 2.1.PertumbuhanTerhadapTriwulanYangSama (yony)

Perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan, khususnya kelompok Industri Besar dan Sedang pada periode triwulan I tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 5,82 persen. Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi IBS di Kalimantan Timur pada triwulan I mengalami peningkatan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Tahun 2014 yang tumbuh sebesar 1,45 persen.

(3)

Jenis Industri yang memberikan andil positif cukup besar terhadap pertumbuhan tersebut adalah Industri Makanan (Kode KBLI 10) tumbuh sebesar 6,34 persen dan mengalami peningkatan produksi lebih cepat dibandingkan triwulan IV tahun sebelumnya, yang tumbuh sebesar 1,51 persen. Industri Kayu, barang‐barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan Barang‐barang anyaman (Kode KBLI 16) yang mengalami peningkatan produksi 5,14 persen dan demikian juga pada kelompok Industri Industri Bahan Kimia tumbuh sebesar 1,80 persen.

Tabel1.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanBesardanSedang TriwulanItahun2015 (yony)

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%) yony Triw I 2014 Triw I2015 1 10 Industri Makanan 1,51 6,34 2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Ayaman (tidak termasuk furniture), dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya

‐1,69 5,14

3 20 Kimia dan Barang‐Barang dari Bahan Kimia ‐5,50 1,80 IBS ProvinsiKalimantanKalimantanUtara Timur dan 4,51 5,82

2.2.PertumbuhanProduksiterhadapTriwulanSebelumnya(qtoq)

Perkembangan kegiatan sektor industri pengolahan pada triwulan I tahun 2015 terhadap triwulan IV tahun 2014 secara umum dari ketiga kelompok Industri menunjukkan penurunan produksi dengan tercatatnya angka pertumbuhan sebesar ‐1,14 persen. Angka pertumbuhan pada triwulan I Tahun 2015 disebabkan terjadinya penurunan produksi pada kegiatan industri makanan dalam hal ini pengolahan minyak sawit (CPO) sebesar ‐1,40 persen, sementara itu pada kelompok Industri kayu juga menunjukkan penurunan yang tinggi sebesar ‐0,18 persen. Pada kelompok industri bahan kimia mengalami pertumbuhan sebesar 1,32 persen dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 1,05 persen.

(4)

Tabel2.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanBesardanSedang

TriwulanItahun2015 (qtoq)

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan q‐to‐q (%) Triw IV Triw I

1 10 Industri Makanan 1,52 ‐1,40

2 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu,Ayaman (tidak termasuk furniture), dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya

1,29 ‐0,18

3 20 Kimia dan Barang‐Barang dari Bahan Kimia 1,05 1,32 IBS ProvinsiKalimantanTimur dan

KalimantanUtara 1,65 ‐1,14

3. PERTUMBUHANPRODUKSIINDUSTRIMIKRODANKECIL(IMK)

Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil (IMK) memiliki arti penting dan strategis bagi pembangunan di daerah. Data Statistik Industri Mikro Kecil selama ini sudah memberi andil terhadap kebijakan pemerintah yang diarahkan pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan, khususnya usaha IMK.

Sejak tahun 2011 penyelenggaraan Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK) oleh BPS, dilaksanakan secara triwulanan, dimana triwulan I periode Januari‐Maret, triwulan II periode April‐Juni, triwulan III periode Juli‐ September, dan triwulan IV periode Oktober‐Desember.

Secara Nasional pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2015 cukup menggembirakan yang ditandai dengan angka pertumbuhan mencapai 5,65 persen (yony) dan 0,64 persen (qtoq). Sementara di

Provinsi Kalimantan Timur

(yony)

tumbuh sebesar 0,47

persen dan triwulanan

(qtoq)

tumbuh sebesar 1,69 persen.

Selanjutnya di Provinsi Kalimantan Utara periode tahunan

(yony)

maupun triwulanan (

qtoq)

tumbuh sebesar 1,33 persen, hal ini

(5)

3.1. PertumbuhanTerhadapTriwulanYangSama (yony) 3.1.1. ProvinsiKalimantanTimur

Kondisi perkembangan Kegiatan Industri Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Timur berkembang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan produksi tumbuh sebesar 0,47 persen. Angka pertumbuhan yang positif ini, sebenarnya masih menyisakan berbagai permasalahan pada usaha mikro dan kecil di wilayah ini, dimana para pengusaha masih mengalami hambatan dalam masalah permodalan, ketrampilan SDM, pemasaran produk, ketersediaan bahan baku, transportasi, pola musiman dan lain‐lain yang sering menyebabkan ketidakstabilan usaha.

Pada triwulan I 2015 (y‐on‐y) Industri Mikro Kecil provinsi Kalimantan Timur memiliki produksi cukup baik, dimana beberapa kelompok industri terlihat mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi seperti industri barang logam, bukan mesin dan peralatan (kode KBLI 25) tumbuh 34,78 persen, kegiatan pada kode KBLI ini tumbuh tinggi didorong oleh usaha industri pandai besi yang memiliki hubungan dengan pola musin tanam di sektor pertanian Tanaman pangan. Selain itu modifikasi plat dan monel kendaraan roda dua yang juga trend, pemasangan trails, pagar dan kanopi, seiring dengan pesatnya pembangunan yang dilakukan oleh rumahtangga. Industri Minuman (kode KBLI 11) tumbuh sebesar 20,52 persen, kelompok ini meliputi usaha industri minuman extra buah‐buahan dalam kemasan , dan air aren (tuak). Kelompok industri tekstil (kode KBLI 13) dengan pertumbuhan 11,09 persen, hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan terutama sarung tenun khas Samarinda dan kain gorden yang masih menjadi trend mode masyarakat didaerah ini.

Selain itu pertumbuhan produksi secara total terpacu juga oleh meningkatnya produksi pada kelompok Industri karet, barang dari karet dan plastik (kode KBLI 22) yang tumbuh sebesar 4,90 persen dan peningkatan produksi pada kelompok Industri Furniture (kode KBLI 31)

(6)

yang tumbuh sebesar 4,74 persen serta industri (percetakan dan reproduksi media rekaman kode KBLI 18) tumbuh sebesar 4,09 persen.

Tabel3.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanMikrodanKecil

ProvinsiKalimantanTimurTriwulanItahun2015

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan triwulan I (%) q‐to‐q y‐on‐y (1) (2) (3) (4) (5) 1 10 Industri Makanan 4,60 ‐2,62 2 11 Industri Minuman ‐1,95 20,52 3 13 Industri Tekstil ‐0,37 11,09

4 14 Industri Pakaian Jadi 11,99 ‐14,86

5 15 Industri Kulit, barang dari Kulit dan Alas kaki ‐4,05 ‐4,05 6 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman 11,83 ‐0,27 7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 3,95 4,09

8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 5,03 4,90

9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam ‐1,46 ‐13,41

10 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya 17,99 34,78

11 30 Industri Alat Angkut Lainnya ‐4,43 ‐12,24

12 31 Ind. Furniture ‐8,71 4,74

13 32 Ind. Pengolahan Lainnya 8,54 ‐37,36

14 33 Jasa Reparasi & Pemasangan Mesin dan Peralatan ‐1,73 ‐17,73

IMK(IndustriMikrodanKecil) 1,69 0,47

Selanjutnya beberapa kelompok industri mengalami penurunan produksi, diantaranya yang terbesar adalah Industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) dan pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar ‐37,36 persen dan ‐14,86 persen, dimana pada kelompok industri ini lebih banyak dipengaruhi oleh turunnya produksi pada komoditas kerajinan sapu lidi, sapu ijuk, sikat dari ijuk, dan stempel. Selain itu juga turunnya produksi berbagai komoditas karangan bunga, dan keranjang bunga sebagai dampak tingginya impor komoditas sejenis dan terjadinya subtitusi barang sejenis dengan bahan baku yang lain. Industri Barang Galian Bukan Logam (kode KBLI 23)

(7)

mengalami pertumbuhan ‐13,41 persen, turunnya produksi pada kelompok industri ini sebagai akibat dari menurun penggunaan masyarakat akan batu bata, dan genteng dari tanah. Hal ini merupakan siklus penggunaan batu bata dalam triwulan I memiliki kecenderungan tidak sebanyak pada triwulan selanjutnya yang berkaitan erat dengan pembangunan oleh Pemerintah dan swasta. Selain itu adanya penurunan penggunan genteng dari tanah sebagai dampak adanya subtitusi barang sejenis yang lebih efisien dalam penggunaan seperti seng dengan bahan alumunium. Begitupun dengan Kelompok industri alat angkut lainnya (Kode KBLI 30) dimana komoditas yang dihasilkan pada kelompok industri ini di dominasi oleh pembuatan perahu yang mengalami pertumbuhan sebesar ‐12,24 persen. 3.1.2.ProvinsiKalimantanUtara

Kondisi perkembangan Kegiatan Industri Mikro dan Kecil pada triwulan I tahun 2015 di Provinsi Kalimantan Utara berkembang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan produksi sebesar 1,33 persen. Angka pertumbuhan yang positif ini, sebenarnya masih menyisakan berbagai permasalahan pada usaha mikro dan kecil di wilayah ini, sebagaimana yang juga terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, hanya saja perkembangan jumlah usaha peningkatannya masih relatif lambat.

Selain permasalahan permodalan, ketrampilan SDM, pemasaran produk, ketersediaan bahan baku, transportasi, pola musiman, juga permasalahan lain seperti metal pengusaha turut menjadi penyebab ketidakstabilan usaha industri mikro kecil.

Periode triwulan I Tahun 2015 pertumbuhan produksi Industri Mokro Kecil (IMK) di wilayah Provinsi Kalimantan Utara secara tahunan (y‐on‐y) menunjukkan pertumbuhan yang positif, hal didorong oleh beberapa kelompok industri terlihat mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi seperti industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) tumbuh 9,58 persen, kegiatan pada kode KBLI ini tumbuh tinggi didorong oleh usaha industri percetakan yang memiliki

(8)

hubungan dengan permintaan masyarakat dan pemerintah akan barang cetakan seperti blangko, daftar, dan berbagai kertas cetakan surat lainnya. Selain itu modifikasi promosi berbagai usaha dalam beriklan mengalami trend yang lebih baik, sehingga memberi andil pembuatan spanduk mengalami peningkatan produksi. Industri Makanan (kode KBLI 10) tumbuh sebesar 5,73 persen, kelompok ini meliputi usaha industri makanan berupa makanan ringan seperti kripik dalam kemasan, krupuk udang dan koe basah dll. Kelompok industri alat angkatan lainnya (kode KBLI 30) dengan pertumbuhan sebesar 5,30 persen, industri tekstil (kode KBLI 13) dengan pertumbuhan 1,23 persen, hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan terutama kain gorden dan kain batik busaq yang masih menjadi trend mode masyarakat didaerah ini.

Selain itu pertumbuhan produksi secara total terpacu juga oleh meningkatnya produksi pada kelompok Industri alat angkut lainnya (kode KBLI 30) yang tumbuh sebesar 5,30 persen dan peningkatan produksi pada kelompok Industri lainnya (kode KBLI 32) yang tumbuh sebesar 9,35. Tabel4.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanMikrodanKecil

ProvinsiKalimantanUtaraTriwulanItahun2015 No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan triwulan I (%) q‐to‐q y‐on‐y (1) (2) (3) (4) (5) 1 10 Industri Makanan 5,73 5,73 2 13 Industri Tekstil 1,23 1,23

3 14 Industri Pakaian Jadi ‐6,75 ‐6,75

4 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman ‐0,79 ‐0,79 5 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 9,58 9,58

6 23 Industri Barang Galian Bukan Logam ‐4,73 ‐4,73

7 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya ‐7,39 ‐7,39

8 30 Industri Alat Angkut Lainnya 5,30 5,30

9 31 Ind. Furniture ‐5,79 ‐5,79

10 32 Ind. Pengolahan Lainnya 9,35 9,35

(9)

Selanjutnya beberapa kelompok industri mengalami penurunan produksi, diantaranya yang terbesar adalah industri pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar ‐6,75 persen, dimana pada kelompok industri ini lebih banyak dipengaruhi oleh turunnya produksi pada komoditas jahit pakaian jadi, sebagai dampak tingginya impor komoditas sejenis dan terjadinya subtitusi barang sejenis dipasaran. Industri Barang Galian Logam Bukan Mesin dan Peralatannya (kode KBLI 25) mengalami pertumbuhan ‐7,39 persen, turunnya produksi pada kelompok industri ini sebagai akibat dari menurun penggunaan masyarakat akan lemari kaca, bahan alumunium dan grafis dari kaca. Industri Barang galian Bukan Logam (kode KBLI 23) pada industri ini terjadi penurunan produksi sebagai dampak siklus penggunaan batu bata dalam triwulan I memiliki kecenderungan tidak sebanyak pada triwulan selanjutnya yang berkaitan erat dengan pembangunan oleh Pemerintah dan swasta. Selain itu adanya penurunan penggunan genteng dari tanah sebagai dampak adanya subtitusi barang sejenis yang lebih efisien dalam penggunaan seperti seng dengan bahan alumunium. Begitupun dengan Kelompok industri furniture (Kode KBLI 31) dimana komoditas yang dihasilkan pada kelompok industri ini di dominasi oleh pembuatan lemari, sofa berbahan baku kayu yang mengalami pertumbuhan sebesar ‐5,79 persen.

3.2. PertumbuhanProduksiterhadapTriwulanSebelumnya(qtoq) 3.2.1. ProvinsiKalimantanTimur

Secara total perkembangan industri mikro dan kecil triwulan I terhadap triwulan sebelumnya (qtoq) menunjukkan peningkatan produksi dengan tercatatnya angka pertumbuhan sebesar 1,69 persen. Apabila diamati berdasarkan kelompok Industri, terdapat lima kelompok yang memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan produksi IMK yaitu Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode KBLI 25) dengan pertumbuhan 17,99 persen, industri pakaian jadi (kode KBLI 14) sebesar 11,99 persen, industri Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman (kode KBLI 16) sebesar 11,83 persen, industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) sebesar 8,54 persen, industri makanan (kode KBLI 10) sebesar 4,60 persen.

(10)

Tabel5.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanMikrodanKecil

ProvinsiKalimantanTimurTriwulanItahun2015

No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan q‐to‐q (%) Tw‐IV 2014 Tw‐I 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 5,80 4,60

2 11 Industri Minuman 13,31 ‐1,95

3 13 Industri Tekstil 7,20 ‐0,37

4 14 Industri Pakaian Jadi 2,85 11,99

5 15 Industri Kulit, barang dari Kulit dan Alas kaki ‐4,05 ‐4,05 6 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman 5,75 11,83 7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 3,29 3,95 8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik ‐4,70 5,03

9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam ‐3,29 ‐1,46

10 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya 19,10 17,99

11 30 Industri Alat Angkut Lainnya 35,65 ‐4,43

12 31 Ind. Furniture ‐5,65 ‐8,71

13 32 Ind. Pengolahan Lainnya 1,34 8,54

14 33 Jasa Reparasi & Pemasangan Mesin dan Peralatan 1,34 ‐1,73

IMK(IndustriMikrodanKecil) 2,67 1,69

3.2.2. ProvinsiKalimantanUtara

Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di wilayah Provinsi Kalimantan Utara mulai periode triwulan I tahun 2015 ini disajikan secara terpisah dengan provinsi Kalimantan Timur, hal ini dilakukan guna memudahkan dalam menganalisa lebih lanjut tentang kegiatan IMK di Provinsi ke 34 di Indonesia. Selain itu juga dalam tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah sampel IMK, sehingga ada beberapa KBLI baru yang muncul dan bisa dirilis, namun berakibat ada angka q‐to‐q dan y‐on‐y yang nilainya sama, hal ini dikarenakan tidak ada indeks tahun 2014 atau triwulan sebelumnya (semua indeksnya 100).

(11)

Pada periode triwulan 1 tahun 2015 (qtoq) pertumbuhan produksi IMK di wilayah ini menunjukkan peningkatan produksi dengan tercatatnya angka pertumbuhan sebesar 1,33 persen. Apabila diamati berdasarkan kelompok Industri, terdapat empat kelompok industri yang dominan memicu terjadinya peningkatan pertumbuhan produksi yaitu industri percetakan dan reproduksi media rekaman (kode KBLI 18) tumbuh 9,58 persen, industri pengolahan lainnya (kode KBLI 32) tumbuh sebesar 9,35 persen, industri Makanan (kode KBLI 10) tumbuh sebesar 5,73 persen, industri alat angkutan lainnya (kode KBLI 30) dengan pertumbuhan 5,30 persen.

Tabel6.PertumbuhanProduksiIndustri PengolahanMikrodanKecil

ProvinsiKalimantanUtaraTriwulanItahun2015

No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan q‐to‐q (%) Tw‐IV 2014 Tw‐I 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan ‐ 5,73

2 13 Industri Tekstil ‐ 1,23

3 14 Industri Pakaian Jadi ‐ ‐6,75

4 16 Industri Kayu, Barang dari kayu, anyaman ‐ ‐0,79 5 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman

‐ 9,58

6 23 Industri Barang Galian Bukan Logam ‐ ‐4,73

7 25 Ind. Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya

‐ ‐7,39

8 30 Industri Alat Angkut Lainnya ‐ 5,30

9 31 Ind. Furniture ‐ ‐5,79

10 32 Ind. Pengolahan Lainnya ‐ 9,35

(12)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Aden Gultom, MM

(Kepala BPS Prov. Kalimantan Timur) Ub. Roosmawati, SE

(Kepala Bidang Statistik Produksi)

Telpon: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121 e‐mail: bps6400@bps.go.id; produksi6400@bps.go.id

Gambar

Tabel	1.	Pertumbuhan	Produksi	Industri		Pengolahan	Besar	dan	Sedang	 Triwulan	I	tahun	2015	(y‐on‐y)
Tabel	5.	Pertumbuhan	Produksi	Industri		Pengolahan	Mikro	dan	Kecil		 Provinsi	Kalimantan	Timur	Triwulan	I	tahun	2015
Tabel	6.	Pertumbuhan	Produksi	Industri		Pengolahan	Mikro	dan	Kecil		 Provinsi	Kalimantan	Utara	Triwulan	I	tahun	2015

Referensi

Dokumen terkait

- Bahwa mengenai permohonan pemohon/terbanding agar dinyatakan sah pernikahannya dengan termohon/pembanding yang dilaksanakan pada tahun 1987, kemudian mohon diberi izin

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. 84 Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui permintaan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4, Pasal 8 ayat (1), dan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum

Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI yang telah mendapatkan akreditasi dari.. Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang ditunjuk

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

Perawatan yang dapat dilakukan adalah rajin mengganti pakaian dalam, memakai celana yang tidak ketat, membasuh vagina dari depan ke belakang, sering mengganti pembalut

Mansyur Medan atau di tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau

a) Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Kecamatan Regol Kota Bandung, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan