• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :

Galatha Prila Danisworo

NIM : 041424024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

NOKTURNO

kubiarkan cahaya bintang memilikimu…

kubiarkan angin, yang pucat dan tak habis-habisnya gelisah, tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu…

entah kapan kau bisa kutangkap…

1972

Mata Jendela

Sapardi Djoko Damono

WOMAN

was created from the rib of man,

not from his head to be above him…

not from his feet to be walked upon…

but,

from his side to be equal…

near his arm to be protected…

and close to his heart,

to be loved…

hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya,

(5)

v

Lembaran-lembaran yang hampir saja tak berguna ini, aku untai menjadi karya yang sederhana,

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

GALATHA PRILA DANISWORO. 2009. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LISTRIK STATIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RADIO.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pembelajaran dengan media radio efektif membantu siswa dalam mempelajari Listrik Statis.

Penelitian ini dilaksanakan di studio Radio Masdha FM pada bulan Agustus sampai September 2008. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan yang terdiri dari 30 siswa. Seluruh siswa diberi treatmen pengajaran dengan menggunakan media radio. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1) kuisioner untuk meneliti minat siswa dan (2) soal-soal test untuk meneliti prestasi siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki minat yang baik dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio dan prestasi belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

(9)

ix

ABSTRACT

GALATHA PRILA DANISWORO. 2009. EFFECTIVITY IN LEARNING STATIC ELECTRICITY USING RADIO STATION.

The purpose of this research is to know whether the learning method using radio station broadcasting can help students to learn static electricity.

The research had been held in Masdha FM radio station in August to September. Population and sample used in this research was students from IX grade of Kanisius Kalasan junior high school that consisted of 30 students. All students were given a learning treatment using radio station broadcasting. Research instruments used here were (1) questionnaires to know the students’ interest and (2) test exercises to know the students’ comprehension.

The results of this research shows that students have the good interest in following static electricity learning using radio station broadcasting media and the students’ comprehension have increased after following this learning activity using radio broadcasting media.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika.

Setelah penulis selesai menjalani proses pembuatan skripsi yang tidak sebentar, yang berjudul ‘Efektivitas Pembelajaran Listrik Statis Dengan Menggunakan Media Radio’ ini, yang tersisa dalam benak penulis hanyalah rasa syukur yang mendalam kepada Hyang Jagad. Rahmat dan kasih-Nya telah membantu penulis dalam menyusun setiap kata yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menghaturkan puji syukur yang setinggi-tingginya kepada Hyang Jagad, yang telah memperhatikan hamba-Nya yang selalu memohon pertolongan.

Perkenankanlah pula penulis menghaturkan terima kasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D sebagai dosen pembimbing atas segala bimbingan, bantuan, kesabaran, dan memberikan banyak koreksi kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

(11)

xi

3. Bapak Yusup Indrianto P., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Kalasan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Kanisius Kalasan.

4. Ibu F. Charuniawati selaku Guru Fisika di SMP Kanisius Kalasan yang telah memberikan kesempatan, kerjasama, dan dukungan untuk mengadakan penelitian.

5. Radio Masdha FM yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk on air dalam melakukan penelitian.

6. Kedua orang tua: Bapak Yohanes Capistrano Sunyoto Tupiyono dan Ibu Elisabeth Suparti yang telah membantu Tuhan dalam menciptakan kehidupan baru pada penulis; yang selalu memperhatikan, membimbing, dan menjaga penulis; yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis.

7. Kakakku yang gokil, konyol, dan kocak: Yohanes Barbarigo Danu Kristiyono yang selalu mendukung langkah penulis dan memberikan kasih sayang melalui candaan dan penghiburannya.

8. Keluarga besar: Mbah Kakung, Mbah Uti, Om To, Tante Ida, Alm. Dek Theo, Dek Hanan, Bulek Dewi, Om Sus, Bulek Noke’, Pak Zuguz, Ci’Om, Kak Rino, Kak Erick, Dimas, Mbak Watiex yang telah mendukung penulis dengan doa dan kasih sayang, dengan dukungan

(12)

xii

9. Benedictus Danang Putrajati, yang pernah menemani perjalanan penulis dan mengajarkan penulis merangkai dan memaknai hidup.

10.Stephanus Berlian Wibisono, yang pernah menemani perjalanan penulis dan memberikan canda tawa yang tak tergantikan.

11.Robertus Bellarminus Yohari Listyawan, yang pernah mengisi 30 hari penulis, terima kasih atas keindahan yang diberikan.

12.Jonathan Bara Diska Putra Krisnanto, yang telah membantu penulis untuk tidak skeptis dan mau menerima satu paket penulis apa adanya, terima kasih atas kesabarannya yang mendewasakan.

13.Teman-teman terdekat: Mamie Oyo, Ivana, Cyrilla, Unggul, Aynie Minoel, Dian, Shasa, Iken, Wima, Ida, Levina, Marley, Undul Paul, Koko Andri, Teguh Hun2, Fr. Atoer ”wall-E” (makasii buanged yaa nyod...), Fr. Palma, Gothetz, Nyonyach, Teetow, Tejo, Utoy. Terima kasih telah mau berbagi peristiwa kehidupan dengan penulis.

(13)

xiii

15.Teman-teman radio dan entertainment: Pakdhe Felix, Alfa Aresta, Ogep, Berli, Cumi, Titan, Tian, Dithe, Gaga, Lexa, Antox, Martin, Agung, Budi, Abel, Flora, Yudith, Anthonia Mumun, Cik Dee2, Cik Nyit2, Rangga, Caca, Mae, Reno, Tommy, Orlie, Mayient, Henta, Mbak Rossa L.A. Lights dan Djarum Black. Terima kasih atas segala kesempatan yang diberikan.

16.Teman-teman KKN Kelompok 2 Cangkring: Maz Nino, Koko Andri, Candra, Fhery, Marley Intan Mbokdhe, Buk Heti, Buk Rina, Buk Iin. Terima kasih untuk 30 hari yang ruaaarr biasaaa !!!

17.Keluarga Wayan: Pak dan Bu Wayan, Mbak Dian, Mbak Galuh, dan Nyoman yang selama ini selalu membantu, menghibur, dan menjadi saudara baru bagi penulis.

18.Teman-teman Altri College: Maz Daniel dan Ciek Imee; John de Britto 161: Ozzie dan Martin; STECE: Ira, Renny, YanYan, Anin, Sita, Ellend, Ita, Hellen; BOSA: Evi, Vindy, Hana, Venny, Lianita, Grisel, Agung, Denny, Theo, Khrisna, Hariadi, Focus; PL: Galuh dan Stefi.

19.Bajajku B 4265 ZX yang selalu setia saat panas maupun hujan.

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO dan PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Landasan Teori... 3

C. Rumusan Masalah ... 22

D. Tujuan Penelitian ... 23

E. Manfaat Penelitian ... 23

(15)

xv

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Treatment ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Validitas Instrumen ... 28

G. Rancangan Kegiatan Pengajaran ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB III DATA DAN ANALISIS ... 37

A. Pelaksanaan Penelitian ... 37

B. Data ... 40

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 44

BAB IV KESIMPULAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 53

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Pengelompokan gelombang radio menurut frekuensinya ... ………9 Tabel II.1 Rancangan Kegiatan Pengajaran ... …… .29 Tabel III.1. Pelaksanaan Siaran di Radio Masdha FM ... ……...38 Tabel III.2. Data siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media radio ....40 Tabel III.3. Data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa yang

disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik

………...42 Tabel III.4. Data skor siswa untuk pre-test dan post-test pada materi Manfaat listrik

statis, terjadinya petir, dan penangkal petir ... ……...43 Tabel III.5. Hasil analisis data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Apa itu

dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik,

contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di

SMP Kanisius Kalasan ... 58

Lampiran 2. Surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di Radio Masdha FM ... 59

Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMP Kanisius Kalasan ... 60

Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian di Radio Masdha FM ... 61

Lampiran 5. Proses Kegiatan Mengajar Listrik Statis Dengan Media Radio ... 62

Lampiran 6. Kuisioner Minat ... 118

Lampiran 7. Soal-soal Tes dan Jawabannya ... 120

Lampiran 8. Kuisioner Benar-benar mendengarkan On Air ... 124

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Banyak kejadian-kejadian di alam yang dapat dijelaskan dengan teori Fisika, misalnya : terjadinya petir, kelembaman, kuat arus listrik, dan benda jatuh bebas. Druxes, Born, dan Siemsen (1986:12) mendefinisikan “ fisika sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan serta menjelaskan

hukum-hukum alam, dan kejadian dalam alam menurut pemikiran manusia “. Para penemu fisika dalam menemukan suatu teori fisika, biasanya menggunakan metode ilmiah. Menurut Amien (1987:14) metode ilmiah dijelaskan sebagai berikut :

Metode ilmiah adalah metode yang biasanya diikuti oleh ilmuwan

dalam memecahkan suatu problem. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah 2. Merumuskan hipotesis

3. Mendisain dan melaksanakan eksperimen 4. Observasi

5. Mengumpulkan dan menganalis data

6. Mengulang kembali eksperimen untuk mencocokkan/membuktikan kebenaran data

(19)

Metode ilmiah ini sudah sering sekali digunakan dalam pembelajaran fisika di sekolah. Pada umumnya pengajaran fisika di sekolah dilakukan dengan metode ceramah dan mencatat. Dengan metode ini guru banyak mendominasi kegiatan pengajaran dengan hanya memberi pengetahuan kepada siswa. Model ceramah ini mengakibatkan pelajaran fisika kurang disenangi dan membosankan bagi siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diciptakan pengajaran yang lebih menyenangkan, di mana siswa dapat lebih antusias, lebih tertarik, dan bersemangat untuk belajar fisika. Untuk menciptakan kegiatan pengajaran yang berbeda dari sebelumnya dan dapat menarik perhatian siswa, maka guru harus dapat menggunakan media pengajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Selama ini penggunaan media dalam pembelajaran fisika sangat minim digunakan. Guru masih belum berani untuk memberikan variasi yang berbeda dalam penggunaan media pembelajaran fisika. Salah satu media yang jarang sekali digunakan yaitu dengan menggunakan media radio.

Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa sekarang ini radio merupakan salah satu media untuk komunikasi dan juga hiburan. Program radio adalah semua acara yang disiarkan melalui radio. Program radio dapat berbentuk : berita, sandiwara, kesenian, musik, dsb.

(20)

memberi suatu kesegaran baru bagi siswa karena siswa tidak hanya belajar memahami pengetahuan sekaligus juga dapat memberikan hiburan tersendiri bagi mereka karena adanya musik. Musik dapat memberikan semangat dan motivasi tersendiri bila seseorang jenuh dengan suatu hal. Oleh karena itu, dengan adanya musik maka siswa dapat termotivasi kembali untuk belajar dan memahami pengetahuan.

B.Landasan Teori

1. Hakikat Belajar Mengajar

(21)

Dalam proses belajar mengajar, hasil akhir pembelajaran bukanlah bergantung dari apa yang diberikan oleh guru kepada siswa melainkan lebih bergantung hasil interaksi siswa terhadap informasi dan bagaimana pengalaman dasar siswa dalam mengungkapkan pengetahuan secara individu.

2. Pengajaran Efektif

Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing pelajaran di dalam kehidupan, yakni membimbing perkembangan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh pelajar itu (Surakhmad 1982:14). Pengajaran terdiri dari dua macam kegiatan, yaitu kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar dilakukan oleh guru.

Mengajar pada hakikatnya adalah membimbing aktivitas belajar siswa. Aktivitas siswa dalam belajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat membawa hasil yang optimal. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar siswa dan meningkatkan mutu mengajarnya.

(22)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar dan dapat memberikan hasil belajar yang optimal. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, diperlukan minat belajar siswa.

3. Minat

Highard memberi rumusan tentang minat sebagai berikut: “interest is persisting tendency to pay attention and enjoy some activities or contents”

(Slameto, 2003:57). Dari kutipan di atas, minat didefinisikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan.

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya dalam belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu (Usman, 1990:22).

(23)

4. Media Pembelajaran

Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan (Boove, 1997 dalam berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu, media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan dan umpan balik.

(24)

pembelajar dan memanfaatkan media tertentu yang dapat menjadi sarana interaksi antara pengajar dan pembelajar.

Sistem pendidikan jarak jauh memiliki enam elemen kunci yang sekaligus merupakan karakteristik dari sistem tersebut, yaitu pemisahan antara guru dan pembelajar, pengaruh institusi pendidikan, penggunaan media yang menghubungkan guru dan pembelajar, berlangsungnya komunikasi dua arah antara guru dan pembelajar, memperhatikan pembelajar sebagai individu yang belajar, dan pendidikan sebagai suatu industri (Keegan, 1980 dalam

Penggunaan media dalam sistem pendidikan jarak jauh berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan antara pengajar dan pembelajar. Hal ini disebabkan adanya pemisahan secara fisik antara pengajar dan pembelajar dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam sistem belajar jarak jauh. Secara umum media yang sering digunakan sebagai delivery mode dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah media cetak, siaran radio, siaran televisi, konferensi komputer, surat elektronik (e-mail), video interaktif, telekomunikasi melalui satelit, dan teknologi komputer multimedia.

(25)

utama siaran radio dan siaran televisi adalah pada kemampuannya menjangkau khalayak dalam wilayah geografis yang luas.

5. Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat melalui ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan media pengangkut (seperti molekul udara).

a. Gelombang Radio

(26)

Nama Frekuensi Panjang

Tabel I.1. Pengelompokan gelombang radio menurut frekuensinya

(27)

tersebut pesawat penerima harus di-tune pada frekuensi sinyal pembawa (misalnya 95 MHz). Sinyal yang telah diperkuat kemudian dipisahkan dengan demodulator sehingga didapatkan sinyal suara (audio). Selanjutnya sinyal audio ini diperkuat dan disalurkan ke speaker sehingga dapat didengar.

Siaran AM menggunakan gelombang menengah (Middle Wave) pada frekuensi 535–1705 KHz. Gelombang AM pada malam hari dapat menjangkau daerah yang jauh tetapi mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca. Sebaliknya siaran FM yang menggunakan VHF pada frekuensi 88–108 MHz lebih kebal terhadap gangguan cuaca tetapi mudah terhalang oleh gunung, bangunan bertingkat atau kelengkungan bumi karena sifat pancarannya yang lurus (line of sight). Daerah dimana penerimaan kurang baik dibanding daerah sekitarnya disebut Blank Spot.

b. Penemuan

Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan oleh James Clerk Maxwell pada tahun 1873 dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.

(28)

mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tetapi dikatakan bahwa itu hanyalah induksi.

Antara 1886 dan 1888, Heinrich Rudolf Hertz adalah orang yang pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen. Ia memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian) dan menemukan bahwa persamaan elektromegnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan parsial yang disebut persamaan gelombang.

c. Keuntungan dan Kerugian

Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa sekarang ini radio merupakan salah satu media untuk komunikasi dan juga hiburan. Program radio ialah semua acara yang disiarkan melalui radio, misalnya berita dan kesenian.

1) Keuntungan-keuntungan

Radio merupakan cara yang tercepat untuk menyampaikan informasi dibandingkan dengan sepucuk surat yang dikirimkan melalui pos atau dibandingkan dengan TV yang lebih sempit daerah jangkauannya, sehingga harus disampaikan melalui alat pemancar lain dalam bentuk video-tape. Itu berarti membutuhkan waktu untuk pengangkutannya.

(29)

negara-negara yang sedang berkembang, radio terdapat dimana-mana, sedangkan TV hanya dimiliki oleh beberapa orang saja yang memang sanggup membelinya. Berita-berita (informasi) melalui radio dapat dilengkapi dengan acara-acara yang menarik, misalnya musik. Dengan demikian, pendidikan dapat dibuat dalam bentuk hiburan.

Siaran radio dapat membuat atau mengembangkan imajinasi sendiri bagi para pendengarnya. Bahkan mereka juga merasa lebih puas mendengarkan siaran radio dengan imajinasi yang mereka bangun daripada menonton acara di TV. Saat ini banyak orang lebih senang mendengarkan siaran radio daripada TV karena mereka dapat mengerjakan hal lain daripada hanya sekedar menonton TV.

Radio merupakan sarana komunikasi yang paling akrab. Radio dapat menjadi teman bila kita sedang melakukan perjalanan. Bahkan jika kita merasa sendirian maka radio akan berbicara serta menghampiri kita. Sedangkan TV tidak sebaik “kawan” radio. TV terlalu besar sehingga tidak mudah membawanya. Di dalam rumah, TV mempunyai tempat tersendiri. Oleh karena itu, TV tidak bisa menghampiri kita, kalau mau menonton, kita harus menghampiri tempat tersebut.

(30)

memahami pengetahuan sekaligus juga dapat memberikan hiburan tersendiri bagi mereka karena adanya musik. Musik dapat memberikan semangat dan motivasi tersendiri bila seseorang jenuh dengan suatu hal. Oleh karena itu, dengan adanya musik maka siswa dapat termotivasi kembali untuk belajar dan memahami pengetahuan.

2) Kerugian-kerugian

Kerugian-kerugian dari radio antara lain:

a) Radio tidak dapat dilihat sehingga seolah-olah pendengar menjadi buta.

b) Jika dibandingkan dengan surat kabar, maka radio lebih mahal harganya.

c) Informasi-informasi radio mudah masuk ke telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri, karena itu mudah dilupakan. Kesannya kurang berpengaruh.

d) Tidak semua hal dapat diinformasikan karena waktu sangat berharga dan pendengar hanya mengkonsentrasikan diri pada saat tertentu saja.

6. Listrik Statis

(31)

udara. Apabila seorang tersambar petir, maka tubuh orang tersebut akan terbakar. Akibat berbahayanya petir, maka gedung-gedung bertingkat yang cukup tinggi dilengkapi dengan penangkal petir. Apa yang menyebabkan terjadinya petir? Mengapa tubuh orang yang tersambar petir terbakar? Mengapa gedung-gedung bertingkat yang tinggi dilengkapi dengan penangkal petir?

a. Muatan Listrik

Kadang-kadang kita merasa tangan kita tersengat listrik. Pernahkah Anda terkejut ketika tangan Anda menyentuh layar TV? Apakah yang menyebabkan peristiwa sengatan yang kadang-kadang disertai rasa sakit itu? Sengatan itu merupakan akibat yang ditimbulkan oleh listrik statis. Petir yang Anda lihat pada saat hujan juga merupakan contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis. Apakah listrik statis itu?

1) Terjadinya Listrik Statis

(32)

kering atau ketika menyetrika baju nilon. Pada setiap kasus tadi, suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.

2) Jenis Muatan Listrik dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik

(33)

3) Muatan Listrik dalam Suatu Atom

Atom terdiri dari muatan positif di dalam inti, dikelilingi satu atau lebih elektron. Inti berisi proton-proton bermuatan positif, dan neutron yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya berlawanan. Oleh karena itu, atom-atom netral berisi proton-proton dan elektron-elektron dengan jumlah yang sama. Meskipun demikian, suatu atom kadang-kadang akan kehilangan satu atau lebih elektron, atau akan memperoleh elektron-elektron ekstra. Pada kasus ini, atom akan bermuatan positif atau negatif, dan disebut ion.

(34)

elektron-elektron air dari molekul-molekul udara ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapat berpindah. Pada udara lembab adalah sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.

4) Cara Memperoleh Muatan Listrik

Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan ditarik menuju logam yang bermuatan positif. Sekarang logam yang netral tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan positif. Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara kontak dan kedua benda logam tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda yang sama.

(35)

bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu bermuatan positif dan yang lain bermuatan negatif.

b. Elektroskop

Elektroskop adalah suatu piranti yang dapat digunakan untuk mendeteksi muatan. Daun-daun elektroskop akan mengembang apabila kepala elektroskop dimuati baik dengan cara induksi maupun dengan cara konduksi.

c. Manfaat Listrik Statis

Banyak sekali manfaat penggunaan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah sebagai berikut:

1) Generator Van de Graaff

Muatan listrik yang diperoleh melalui cara menggosok sangat kecil. Untuk memperoleh muatan listrik yang sangat besar digunakan generator Van de Graaff. Pada generator Van de Graaff terdapat roda pemutar yang digerakkan oleh motor listrik, yang memutar pita karet. Gesekan antara pita karet dan roda pemutar menyebabkan pita karet bermuatan listrik. Muatan listrik ini ditampung pada bola logam. Karena pita karet bergerak terus-menerus, muatan listrik ini semakin besar.

2) Penggumpal asap

(36)

dibuat bermuatan positif sehingga akan menarik dan menggumpalkan partikel abu yang bermuatan negatif. Gumpalan-gumpalan abu itu kemudian jatuh ke dasar cerobong sehingga mudah dibersihkan. Teknik penggumpal asap ini sering digunakan dalam pabrik baja, pabrik semen, dan industri kimia yang banyak mengeluarkan asap.

3) Cat semprot

Butiran cat dari aerosol menjadi bermuatan ketika bergesekan dengan mulut pipa semprot dan udara. Bila benda yang akan di cat diberi muatan yang berlawanan, maka butiran cat akan tertarik ke badan benda. Hasil semprotan ini akan menjangkau seluruh benda. Metode tersebut sangat efektif, efisien, dan murah.

4) Mesin fotokopi

(37)

berputar. Prosesnya sama dengan mesin buatan tahun 1960-an, tetapi perbedaannya sekarang semuanya berlangsung secara otomatis.

5) Printer laser

Manfaat lain dari listrik statis adalah digunakan sebagai printer laser. Bagian utama printer laser terdiri atas fuser, drum photoreceptor, corona wire, laser, dan toner. Kelebihan printer laser dibandingkan dengan printer inkjet adalah lebih cepat, lebih akurat, dan lebih ekonomis.

Ketika drum yang bermuatan positif berputar, laser bersinar melintasi permukaan yang tidak bermuatan. Laser akan menggambar pada kertas yang bermuatan negatif. Setelah melewati drum yang berputar, kertas akan melewati fuser. Pada bagian fuser ini kertas akan mengalami pemanasan sehingga menyebabkan kertas terasa panas saat keluar dari printer.

d. Pengosongan Muatan Listrik

Loncatan muatan listrik terjadi pada saat muatan listrik bergerak secara bersama-sama. Kejadian ini disebut pengosongan listrik statis. Pengosongan itu ditunjukkan oleh sambaran petir. Petir adalah contoh loncatan muatan listrik statis yang besar.

(38)

benda ke benda lain disebut penetralan atau pengosongan muatan statis. Pengosongan itu lazim juga disebut pentanahan karena muatan itu sering dikosongkan dengan cara menyalurkan ke tanah.

Pengosongan muatan statis di udara dapat terjadi sangat besar sehingga menimbulkan suara dahsyat yang kita sebut guntur.

e. Penangkal Petir

Prinsip kerja penangkal petir memanfaatkan sifat-sifat muatan listrik yang terkumpul pada bagian yang lancip. Penangkal petir biasanya berupa tonggak yang dipasang paku-paku runcing terbuat dari tembaga dan diletakkan pada bagian atap gedung serta salah satu ujungnya dihubungkan dengan lempeng logam yang ditanam di dalam tanah.

Penangkal petir melindungi gedung dari sambaran petir melalui dua cara berikut:

 Loncatan elektron dari awan mengalir melalui penangkal petir dan masuk ke dalam tanah. Bumi dapat menampung elektron dalam jumlah tak terbatas.

(39)

Batang logam penangkal petir sering dipasang di atas atap rumah bertingkat atau di atas bangunan tinggi dan dihubungkan ke dalam tanah melalui kabel logam. Penangkal petir melindungi rumah dan bangunan tinggi tersebut dari kerusakan oleh energi listrik yang besar di dalam petir. Penangkal petir ini menyediakan suatu jalan aman (pentanahan) agar arus listrik petir mengalir masuk ke dalam tanah bukan melewati rumah atau bangunan lain. Penangkal petir merupakan contoh pengosongan muatan listrik statis yang tidak menimbulkan kerusakan. Pada saat terjadi petir, pengosongan listrik statis dari bagian bawah awan yang bermuatan ke bumi akan melewati batang penangkal petir. Muatan listrik akan mengalir ke bawah dengan aman melalui kabel logam dan masuk ke dalam tanah.

C.Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan media radio?

(40)

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan media radio.

2. Mengetahui apakah pembelajaran dengan media radio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

E.Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman mengajar dengan menggunakan media radio.

2. Bagi Guru dan Calon Guru

• Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan di dalam memilih media pembelajaran fisika.

(41)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Metodologi Penelitan

Bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, treatment, instrumen penelitian,

validitas instrumen, rancangan kegiatan pengajaran, dan teknik analisis data.

Bab III Data dan Analisis Data

Bab ini berisikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, terdiri dari pelaksanaan penelitian, data, analisis data dan pembahasan.

Bab IV Penutup

(42)

25

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran. Data-data yang ada dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Studio Radio Masdha FM dan SMP Kanisius Kalasan. Waktu : Agustus 2008 – September 2008.

C. Populasi dan Sampel

Populasi : Seluruh siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Sampel : 30 siswa.

(43)

yang berjumlah 31 orang, sampel yang digunakan hanya berjumlah 30 orang karena 1 orang siswa tidak hadir saat diadakannya pre-test untuk on air 4.

Radio Masdha terletak di Kampus III USD Paingan dan memiliki jangkauan siaran ke arah timur. Jadi daerah sekitar Kalasan dapat menerima siaran Radio Masdha. Siswa yang bersekolah di SMP Kanisius Kalasan sebagian besar bertempat tinggal di daerah sekitar Kalasan atau di daerah yang masih bisa menangkap siaran Radio Masdha. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan siswa SMP Kanisius Kalasan sebagai sampel penelitian.

D. Treatment

Penelitian ini menggunakan treatment terhadap sampel. Treatmentnya adalah melakukan pengajaran dengan menggunakan media radio. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengajaran, maka peneliti membuat rencana pengajaran yang berupa rundown siaran yang terdiri dari kegiatan mengajar dan alokasi waktu.

Langkah-langkah penelitian :

(44)

siswa. Sebelum siaran, peneliti memberikan test untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan dasar siswa (pre-test).

2. Setelah selesai siaran, peneliti memberikan tes (post-test) kepada siswa dan memberikan kuisioner untuk mengetahui sejauh mana siswa berminat dalam proses pembelajaran tersebut. Post-test dilaksanakan selama 30 menit.

3. Peneliti menganalisis apakah siswa yang belajar dengan menggunakan media radio memiliki prestasi yang baik.

4. Peneliti menganalisis apakah siswa yang belajar dengan menggunakan media radio memiliki minat belajar yang tinggi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuisioner dan soal pre-test maupun post-test.

1. Kuisioner

(45)

Contoh kuisioner:

Jika pelajaran fisika diajarkan dengan cara mendengarkan siaran radio, menurut Anda?

a. sangat menarik c. kurang menarik

b. menarik d. tidak menarik

2. Soal Pre-test dan Post-test

Instrumen ini bertujuan untuk mengukur prestasi siswa terhadap pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap Listrik Statis. Soal pre-test diberikan kepada siswa sebelum mereka mengikuti pengajaran dengan menggunakan media radio dan soal post-test diberikan kepada siswa setelah siswa mengikuti pengajaran dengan menggunakan media radio. Soal pre-test dan post-test ini adalah sama dan terdiri dari 5 soal uraian dengan skor maksimum adalah 100.

F. Validitas Instrumen

(46)

Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mengukur apakah isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur. Isi tes disesuaikan dengan bahan yang diberikan di waktu pelajaran.

Dalam mengetes efektivitas pengajaran, digunakan dua indikator yaitu minat belajar dan prestasi belajar siswa sehingga instrumen yang digunakan tes yang bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika siswa memperoleh skor kuisioner yang tinggi, maka diandaikan siswa tersebut berminat belajar. Jika siswa memperoleh nilai post-test yang tinggi, maka siswa tersebut prestasi belajarnya baik.

G. Rancangan Kegiatan Pengajaran

No. Kegiatan Alokasi

Waktu 1. Opening (fade in-fade out), menyapa pendengar,

mengenalkan acara, menyebutkan hari dan tanggal. Lagu 1

4’

2. Menyapa pendengar, menyebutkan topik yang akan dibicarakan, mengenalkan narasumber, mulai membahas topik, menyebutkan line SMS jika pendengar ingin bergabung.

(47)

No. Kegiatan Alokasi Waktu

3. Lagu 2 4’

4. Melanjutkan membahas topik yang sedang dibicarakan, membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya.

10’

5. Lagu 3 Lagu 4

4’ 4’ 6. Melanjutkan membahas topik yang sedang dibicarakan,

membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya.

7’

7. Lagu 5 4’

8. Melanjutkan membahas topik yang sedang dibicarakan, membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya.

7’

9. Lagu 6 4’

10. Closing

Menyimpulkan apa yang telah dibicarakan pada kesempatan kali ini, menyampaikan materi apa yang akan dibicarakan minggu depan, pamit, and say good bye… Lagu 7

7’

(48)

Rancangan kegiatan pengajaran di atas dilakukan oleh peneliti yang berlaku sebagai narasumber dan seorang penyiar radio Masdha FM. Rancangan kegiatan tersebut digunakan selama 5 kali dengan topik yang berhubungan antara siaran satu dengan yang lainnya dengan alokasi waktu masing-masing 60 menit. Para siswa mendengarkan radio mereka di rumah mereka masing-masing. Setelah mendengarkan siaran radio, mereka akan mengerjakan soal post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka dan kuisioner untuk mengukur minat mereka dalam memahami pengetahuan dengan menggunakan media radio. Tujuan rancangan kegiatan pengajaran ini adalah untuk mengetahui minat dan prestasi belajar siswa. Jika siswa berminat dan prestasi belajarnya baik maka media radio dapat dikatakan efektif dalam pembelajaran fisika.

H. Teknik Analisis Data

1. Minat Siswa

(49)

Penyekorannya adalah:

a. Untuk jawaban yang menyenangkan atau tidak

Jawaban Skor

a. Sangat menyenangkan b. Menyenangkan

c. Kurang menyenangkan d. Tidak menyenangkan

4 3 2 1

b. Untuk jawaban menarik atau tidak

Jawaban Skor

a. Sangat menarik b. Menarik

c. Kurang menarik d. Tidak menarik

4 3 2 1

Untuk mengetahui minat siswa maka skor untuk jenis soal a digabung dengan skor untuk jenis soal b sehingga penyekorannya berdasarkan interval berikut ini:

Skor Minat Minat

31 sampai 60 0 sampai 30

(50)

Skor keseluruhan dicatat dalam tabel sebagai berikut: Nomor Kuisioner Skor Minat Keterangan

Kesimpulan diambil dengan mengelompokkan data, sehingga dapat diperoleh berapa jumlah siswa yang berminat dan berapa jumlah siswa yang tidak berminat, kemudian dicari persentasenya agar terlihat perbedaannya. Persentasenya dapat dicari dengan persamaan berikut ini:

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media radio:

%

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang tidak berminat belajar dengan menggunakan media radio:

%

BR = Jumlah siswa yang berminat belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

(51)

X = Jumlah seluruh siswa yang ikut dalam pengajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

2. Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, maka diberikan soal-soal test yang berjumlah 5 soal uraian. Setelah dilakukan penyekoran tehadap hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal-soal, maka prestasi belajar siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Skor yang Dicapai Prestasi Belajar 60 sampai 100

0 sampai 59

Baik Kurang

Skor dicatat ke dalam tabel sebagai berikut:

(52)

Kesimpulan diambil dengan mengelompokkan data, sehingga dapat diperoleh berapa jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik dan berapa jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang, kemudian dicari persentasenya agar terlihat perbedaannya. Persentase dapat dicari dengan persamaan berikut ini:

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar dengan menggunakan media radio:

%

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar dengan menggunakan media radio:

%

PBR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

PKR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

(53)

Efektivitas pengajaran ditentukan oleh (1) keaktifan siswa dan (2) prestasi belajar siswa. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh minat siswa, sehingga efektifitas pengajaran dapat dipengaruhi oleh minat dan prestasi belajar siswa.

Setelah skor keseluruhan dan persentase diperoleh kemudian data dikelompokkan dalam tabel sebagai berikut:

Persentase (%) Jumlah siswa yang berminat

Jumlah siswa yang tidak berminat

Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang

(54)

37

BAB III

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Awal Agustus 2008, peneliti mulai menyiapkan materi yang akan disiarkan melalui radio (on air) yaitu materi Listrik Statis. Setelah menyiapkan materi yang akan disiarkan, peneliti membuat rundown siaran yang akan digunakan. Peneliti membatasi materi yang akan disiarkan melalui radio, karena keterbatasan waktu maka tidak semua materi yang terdapat dalam Listrik Statis digunakan. Peneliti memilih materi Listrik Statis tentang muatan listrik (terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik dan hukum kekekalan muatan listrik, muatan lisrtik dalam suatu atom, dan cara memperoleh muatan listrik), elektroskop, manfaat listrik statis, pengosongan muatan listrik, dan penangkal petir. Peneliti memutuskan untuk menggunakan materi-materi tersebut dengan alasan karena materi-materi tersebut memiliki teori yang cukup banyak dibandingkan dengan materi lain yang memiliki rumus-rumus atau perhitungan yang ada sehingga materi-materi tersebut dapat lebih mudah disampaikan jika dengan hanya menggunakan media audio saja yaitu siaran radio. Jadi materi siaran radio dipilih materi yang banyak teorinya saja, tidak dengan rumus dan gambar atau grafik yang dominan sehingga lebih mudah menyampaikannya.

(55)

Setelah menyebarkan angket tentang lokasi tempat tinggal dan radio yang dimiliki apakah mampu menangkap frekuensi 95.00 MHz, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan siswa/siswi kelas IX SMP Kanisius Kalasan.

Peneliti melakukan on air sebanyak lima kali yaitu pada tanggal 31 Agustus 2008 kemudian tanggal 7,14,21, dan 28 September 2008. Peneliti melakukan siaran di radio Masdha FM setiap hari Minggu pukul 15.00-16.00. Format siaran ini berupa interview berdurasi satu jam yang disisipkan dalam acara Sunday Spare Time. Berikut ini adalah pelaksanaan siaran di radio Masdha FM, meliputi waktu pelaksanaan dan materi yang disiarkan selama lima minggu berturut-turut.

No. Tanggal Materi yang Disiarkan

1. 31 Agustus 2008 • Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis. • Jenis muatan listrik.

• Contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis.

• Hukum Kekekalan Muatan Listrik

2. 7 September 2008 • Mengulangi materi tanggal 31 Agustus 2008. • Muatan listrik dalam atom dan cara memperoleh

(56)

No. Tanggal Materi yang Disiarkan

3. 14 September 2008 • Mengulangi materi tanggal 7 September 2008 (Muatan listrik dalam atom dan cara

memperoleh muatan listrik).

• Elektroskop.

• Manfaat listrik statis.

• Pengosongan muatan listrik. • Petir (terjadinya dan bahaya petir).

4. 21 September 2008 • Mengulangi materi tanggal 14 September 2008 (Elektroskop, manfaat listrik statis, pengosongan

muatan listrik, terjadinya petir dan bahaya

petir).

• Petir (cara melindungi diri dari sambaran petir). • Penangkal petir

5. 28 September 2008 Mengulangi semua materi yang sudah disiarkan selama 4 minggu yang lalu.

Tabel III.1. Pelaksanaan Siaran di Radio Masdha FM

(57)

2008. Peneliti melakukan pre-test dan post-test masing-masing sebanyak dua kali karena jika hanya dipakai satu kali saja, kurang mewakili prestasi siswa karena materi setiap on air tidak terlalu banyak dan belum mencakup keseluruhan materi yang diujikan. Peneliti melaksanakan pre-test dan post-test di sekolah. Peneliti melaksanakan pre-test pada tanggal 26 Agustus 2008 dan post-test pada tanggal 2 September 2008 untuk materi on air tanggal 31 Agustus 2008, kemudian peneliti melaksanakan pre-test pada tanggal 16 September 2008 dan post-test pada tanggal 23 September 2008 untuk materi on air tanggal 21 September 2008. Pre-test dan post-test langsung dikumpulkan setelah dikerjakan pada saat itu juga. Jadi, peneliti masuk ke dalam kelas hanya untuk mendampingi siswa saat mengerjakan pre-test dan post-test, bukan untuk mengajar. Peneliti mengajar melalui siaran radio di studio Masdha FM.

B. Data

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data-data mengenai minat dan prestasi belajar siswa yang dikelompokkan dalam tabel berikut ini:

1. Minat Siswa

Nomor Sampel Skor Minat Keterangan

1 52 Berminat

2 46 Berminat

3 44 Berminat

4 44 Berminat

5 52 Berminat

6 46 Berminat

(58)

Nomor Sampel Skor Minat Keterangan

Tabel III.2. Data siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media radio

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Data Prestasi Belajar Siswa Yang Belajar Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa yang

(59)
(60)

b. Data Prestasi Belajar Siswa Yang Belajar Manfaat listrik statis, terjadinya petir, dan penangkal petir Dengan Media Radio

No.Sampel Nilai Pre-test Nilai Post-test

(61)

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Minat Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh, maka untuk menghitung persentase (%) siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang tidak berminat belajar dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

= x100%

BR = Jumlah siswa yang berminat belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

TBR = Jumlah siswa yang tidak berminat belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

(62)

Dari data diperoleh bahwa siswa yang berminat belajar dengan media radio ada 100%. Pembelajaran Listrik Statis melalui media radio membuat siswa lebih tertarik karena siswa merasa senang jika pelajaran fisika dibuat lebih fun dan dengan media yang belum pernah digunakan. Siswa juga merasa lebih bergairah saat belajar sambil mendengarkan musik atau lagu kesukaan mereka. Oleh karena itu, siswa merasa berminat jika dalam pembelajaran fisika digunakan media pembelajaran yang belum pernah digunakan, sekaligus sebagai variasi dalam belajar fisika.

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Prestasi siswa dikatakan meningkat jika skor post-test lebih baik daripada skor pre-test. Prestasi belajar siswa dikatakan baik jika skor post-test yang dicapai 60 sampai 100. Berdasarkan data yang diperoleh, maka untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik,

contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan

Muatan Listrik dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

(63)

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

PBR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

PKR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

X = Jumlah seluruh siswa yang ikut dalam pengajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

Dari data diperoleh bahwa prestasi belajar seluruh siswa meningkat setelah belajar menggunakan media radio dan siswa yang prestasi belajarnya baik saat belajar Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan

(64)

siaran radio, maka peneliti menggunakan tes-T untuk kelompok dependen sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

No.Sampel Pre-test (X1 Post-test

(65)

17

= 2,045 (two tailed test), dengan level significant = 0,05

real

t > tcrit maka terdapat perbedaan yang significant, berarti post-test lebih baik dari pre-post-test.

b. Prestasi siswa dikatakan meningkat jika skor post-test lebih baik daripada skor pre-test. Prestasi belajar siswa dikatakan baik jika skor post-test yang dicapai 60 sampai 100. Berdasarkan data yang diperoleh, maka untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar Manfaat listrik statis, terjadinya petir, dan penangkal petir dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

= x100% X

PBR

(66)

= 100% 83,3% 30

25

=

x

Untuk menghitung persentase (%) siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar dengan menggunakan media radio adalah sebagai berikut:

PBR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

PKR = Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang karena belajar Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

X = Jumlah seluruh siswa yang ikut dalam pengajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

(67)

menggunakan tes-T untuk kelompok dependen sehingga diperoleh hasil

(68)

67

= 2,045 (two tailed test), dengan level significant = 0,05

real

t > t crit maka terdapat perbedaan yang significant, berarti post-test lebih baik dari pre-post-test.

Dari hasil analisis data (1) minat siswa yang dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik dan (2) prestasi belajar siswa yang baik maka dapat dinyatakan bahwa pengajaran dengan media radio dapat efektif membantu siswa dalam mempelajari Listrik Statis.

(69)

Persentase (%) Jumlah siswa yang berminat

Jumlah siswa yang tidak berminat

30 0

100 0 a. Prestasi belajar siswa saat belajar Apa itu dan

bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan

listrik, contoh-contoh peristiwa yang disebabkan

oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan Muatan

Listrik dengan menggunakan media radio: Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang

22 8

73,3 26,7

b. Prestasi belajar siswa saat belajar Manfaat listrik statis, terjadinya petir, dan penangkal petir

dengan menggunakan media radio:

Jumlah siswa yang prestasi belajarnya baik Jumlah siswa yang prestasi belajarnya kurang

25 5

83,3 16,7 Tabel III.7. Pengelompokan siswa yang berminat dan prestasinya

(70)

53

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data pada Bab III, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Siswa memiliki minat yang baik dalam mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

2. Prestasi belajar siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran Listrik Statis dengan menggunakan media radio.

3. Pembelajaran dengan media radio efektif dalam mempelajari Listrik Statis.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan pada sampel penelitian

Keterbatasan ini terletak pada sampel penelitian yang berjumlah 30 siswa kelas IXA

2. Keterbatasan pada materi pengajaran

SMP Kanisius Kalasan, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi sampel yang diteliti tersebut.

(71)

C. Saran

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Amien. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Metode ”Discovery” dan ”Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Druxes, H., Born, G., dan Siemsen, F. 1986. Kompendium Didaktik Fisika. Bandung: Remaja Karya.

Prasodjo, Budi., dkk. Teori Dan Aplikasi Fisika SMP Kelas IX. Bogor: Yudhistira.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta.

Sunyoto, H. 1978. Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Kanisius.

Surakhmad, W. 1982. Pengantar Interaksi mengajar-belajar. Bandung: Tarsito. Suparno, P. 2000. Diktat Kuliah Penelitian Pendidikan Fisika.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Jogjakarta: Kanisius.

Suparno, P. 2001. Statistika Dasar Diktat Untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika.

(73)

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

ON AIR 1 tanggal 31 Agustus 2008 pukul 15.00-16.00 WIB

No Kegiatan Alokasi

Waktu 1. Opening (fade in-fade out), menyapa pendengar, mengenalkan

acara, menyebutkan hari dan tanggal. Lagu 1 SKJ ’94 - Skutermatic

4’

2. Menyapa pendengar, menyebutkan topik yang akan dibicarakan, mengenalkan narasumber, mulai membahas apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, menyebutkan line SMS jika pendengar ingin bergabung.

Narasi:

Pada saat hujan turun, pernahkah kamu melihat petir? Petir adalah peristiwa alam yang sangat berbahaya dan ditakuti semua orang karena petir menimbulkan kilatan cahaya yang diikuti dengan suara dahsyat yang ada di udara. Apabila seorang tersambar petir, maka tubuh orang tersebut akan terbakar. Akibat berbahayanya petir, maka gedung-gedung bertingkat yang cukup tinggi dilengkapi dengan penangkal petir. Apa yang menyebabkan terjadinya petir? Mengapa tubuh orang yang tersambar petir terbakar? Mengapa gedung-gedung bertingkat yang tinggi dilengkapi dengan penangkal petir?

(80)

Kadang-kadang kita merasa tangan kita tersengat listrik. Pernahkah kamu terkejut ketika tangan kamu menyentuh layar TV? Apakah yang menyebabkan peristiwa sengatan yang kadang-kadang disertai rasa sakit itu? Sengatan itu merupakan akibat yang ditimbulkan oleh listrik statis. Petir yang kamu lihat pada saat hujan juga merupakan contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis. Apakah listrik statis itu?

Listrik adalah salah satu bentuk energi. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik, yang statis (tidak mengalir), namun apabila terjadi pengosongan muatan tersebut waktunya sangat singkat. Bagaimana terjadinya listrik statis?

(81)

baju nilon. Pada setiap kasus tadi, suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.

Summary:

Jadi, sekarang kita telah mengetahui apa itu listrik statis dan asal usul terjadinya listrik statis. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik, yang statis (tidak mengalir), namun apabila terjadi pengosongan muatan tersebut waktunya sangat singkat.

Kata “listrik” dalam bahasa Inggris electric, berasal dari bahasa Yunani elektron, yang berarti “amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu, dan pengetahuan kuno membuktikan bahwa jika kamu menggosok batang amber dengan sebatang kain maka amber menarik potongan daun kecil-kecil atau debu. Batang karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik jika digosok dengan sepotong kain juga akan menimbulkan “efek amber” atau listrik statis sebagaimana yang kita sebut sekarang. Suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.

(82)

yang satu ini. Jangan lupa untuk bergabung bersama kami di sini dengan SMS ke nomor 085 62 95 95 00. Kita akan belajar bersama dan berkenalan lebih jauh tentang listrik statis.

3. Lagu 2 Daniel Powter – Bad Day Lagu 3 Indonesian Idol – Ekspresi

4’ 4’ 4. Melanjutkan membahas terjadinya listrik statis, jenis muatan

listrik, contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, hukum kekekalan muatan listrik, membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya.

Narasi:

Setiap benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik. Selain dengan cara digosok, benda dapat dikatakan memiliki muatan listrik dengan cara disentuh atau melalui sentuhan. Contohnya, batang logam netral memperoleh muatan ketika disentuh dengan benda logam lain yang bermuatan.

Benjamin Franklin (1706-1790), seorang saintis asal Amerika, menyatakan bahwa ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif. Franklin mengusulkan bahwa jumlah muatan yang dihasilkan oleh suatu benda melalui proses penggosokan, adalah sama dengan jumlah muatan positif dan

(83)

negatif yang dihasilkan. Jumlah bersih muatan yang dihasilkan oleh suatu benda selama proses penggosokan adalah nol. Contoh, ketika penggaris plastik digosok dengan kain wol, plastik memperoleh muatan negatif dan kain wol memperoleh memperoleh muatan positif dengan jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut dipisahkan, namun jumlah kedua jenis Muatan-muatan adalah sama. Muatan listrik yang sejenis jika didekatkan akan tolak-menolak. Muatan listrik yang tidak sejenis jika didekatkan akan tarik-menarik

Contoh-contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis: •Kita terkejut ketika tangan kita menyentuh layar TV. •Petir.

•Batang kaca yang digosok dengan kain sutra, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Mistar plastik yang digosok dengan kain wol, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Menyisir rambut kering. •Menyetrika baju nilon.

Hukum kekekalan muatan listrik berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda dalam

(84)

suatu daerah ruang memperoleh muatan positif, maka akan dihasilkan sejumlah muatan negatif dengan jumlah yang sama pada daerah atau benda di sekitarnya.

Summary:

(85)

banyak dan rajin menulis. Ia juga terkenal dengan percobaanya mengenai Pos pertama di Amerika, pembuat pertama, dan orang pertama yang mengorganisasikan barisan pemadam kebakaran kota.

Muatan listrik yang sejenis jika didekatkan akan tolak-menolak. Muatan listrik yang tidak sejenis jika didekatkan akan tarik-menarik.

Peristiwa-peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis juga dekat dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya kita terkejut ketika tangan kita menyentuh layar TV, petir, batang kaca yang digosok dengan kain sutra dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil, mistar plastik yang digosok dengan kain wol dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil, menyisir rambut kering, menyetrika baju nilon.

Kita juga sekarang mengetahui hukum kekekalan muatan listrik yang berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda dalam suatu proses penggosokan

(86)

di sekitarnya.

Juga jangan lupa untuk selalu mengerti tentang listrik statis yaitu kumpulan muatan listrik, yang statis (tidak mengalir), namun apabila terjadi pengosongan muatan tersebut waktunya sangat singkat. Batang karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik jika digosok dengan sepotong kain juga akan menimbulkan listrik statis sebagaimana yang kita sebut sekarang. Suatu benda menjadi “bermuatan” listrik karena proses gosokan dan dikatakan memiliki muatan listrik.

Baiklah, sejenak kita akan break untuk mendengarkan lagu berikut yang sudah direquest di nomor 085 62 95 95 00. SMS yang sudah masuk akan kita bahas sesaat lagi, jadi jangan kemana-mana…

5. Lagu 4 Nsync – This I Promise You Lagu 5 Kerispatih – Lagu Rindu Lagu 6 Tompi – Sedari Dulu

4’ 4’ 4’ 6. Melanjutkan membahas hukum kekekalan muatan listrik,

membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya. Closing, menyimpulkan apa yang telah dibicarakan.

Narasi:

(kalau ada SMS dibahas dulu…)

(87)

Hukum kekekalan muatan listrik berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda dalam suatu

proses penggosokan adalah nol”. Jika suatu benda atau suatu daerah ruang memperoleh muatan positif, maka akan dihasilkan sejumlah muatan negatif dengan jumlah yang sama pada daerah atau benda di sekitarnya.

Kesimpulan:

Listrik adalah salah satu bentuk energi. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah besar, yang statis (tidak mengalir), namun apabila terjadi pengosongan muatan tersebut waktunya sangat singkat.

Benda dapat dimuati listrik dengan cara digosokkan dan dengan sentuhan.

Ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif.

Interaksinya adalah:

•Muatan listrik yang sejenis jika didekatkan akan tolak-menolak.

•Muatan listrik yang tidak sejenis jika didekatkan akan tarik-menarik.

(88)

penggosokan, adalah sama dengan jumlah muatan positif dan negatif yang dihasilkan. Jumlah bersih muatan yang dihasilkan oleh suatu benda selama proses penggosokan adalah nol.

Contoh-contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis: •Kita terkejut ketika tangan kita menyentuh layar TV. •Petir.

•Batang kaca yang digosok dengan kain sutra, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Mistar plastik yang digosok dengan kain wol, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Menyisir rambut kering. •Menyetrika baju nilon.

Hukum kekekalan muatan listrik berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda dalam

suatu proses penggosokan adalah nol”.

(89)

lagi dan tentu saja menyenangkan...terima kasih atas kebersamaan kita…see you and bye2……

(90)

ON AIR 2 tanggal 7 September 2008 pukul 15.00-16.00 WIB

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1. Opening (fade in-fade out), menyapa pendengar, mengenalkan acara, menyebutkan hari dan tanggal.

Lagu 1 Audy – Semua Berlalu 4’

2. Menyapa pendengar, menyebutkan topik yang akan dibicarakan, mengenalkan narasumber, mengulang apa yang sudah dibahas pada minggu yang lalu (apa itu dan asal usul terjadinya listrik statis, dengan cara apa benda dapat bermuatan listrik, jenis-jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis, hukum kekekalan muatan listrik), mengatakan bahwa pada kesempatan kali ini akan membicarakan muatan listrik dalam atom dan cara memperoleh muatan listrik, menyebutkan line SMS jika pendengar ingin bergabung.

Narasi:

Listrik adalah salah satu bentuk energi. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik, yang statis (tidak mengalir), namun apabila terjadi pengosongan muatan tersebut waktunya sangat singkat.

Benda dapat dimuati listrik dengan cara digosokkan dan dengan

(91)

sentuhan.

Ada dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif.

Interaksinya adalah:

•Muatan listrik yang sejenis jika didekatkan akan tolak-menolak.

•Muatan listrik yang tidak sejenis jika didekatkan akan tarik-menarik.

Contoh-contoh peristiwa alam yang disebabkan oleh listrik statis: •Kita terkejut ketika tangan kita menyentuh layar TV. •Petir.

•Batang kaca yang digosok dengan kain sutra, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Mistar plastik yang digosok dengan kain wol, dapat menarik sobekan kertas kecil-kecil.

•Menyisir rambut kering. •Menyetrika baju nilon.

(92)

SMS.

Hukum kekekalan muatan listrik berbunyi “jumlah bersih muatan listrik yang dihasilkan pada dua benda yang berbeda

dalam suatu proses penggosokan adalah nol”. Jumlah muatan yang dihasilkan oleh suatu benda melalui proses penggosokan, adalah sama dengan jumlah muatan positif dan negatif yang dihasilkan. Jumlah bersih muatan yang dihasilkan oleh suatu benda selama proses penggosokan adalah nol.

Baiklah, sebentar lagi kita akan membahas muatan listrik dalam atom dan cara memperoleh muatan listrik tapi setelah kita mendengarkan lagu yang satu ini. Jangan lupa untuk bergabung bersama kami di sini dengan SMS ke nomor 085 62 95 95 00. Don’t go anywhere…

3. Lagu 2 Ari Lasso - Hampa 4’

4. Membahas muatan listrik dalam atom dan mengajak pendengar untuk bergabung melalui SMS.

Narasi:

Atom terdiri dari muatan positif di dalam inti, dikelilingi elektron. Inti berisi proton-proton bermuatan positif, dan neutron yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya berlawanan. Oleh karena

(93)
(94)

benda-benda yang dimuati secara positif dapat dinetralkan oleh hilangnya (berpindahnya) elektron-elektron air dari molekul-molekul udara ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapat berpindah. Pada udara lembab adalah sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.

Nah, sekarang kita tahu tentang muatan listrik dalam atom. Kita juga tahu bahwa muatan-muatan dalam atom dapat kehilangan ataupun mendapat tambahan elektron. Jadi ion adalah atom atau sekumpulan atom yang yang menangkap satu atau lebianion. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Ion pertama kali diteorikan ole

Kita akan kembali setelah lagu berikut. Terima kasih atas SMS yang sudah dikirim ke nomor 085 62 95 95 00 dan lagu berikut adalah request dari sobat muda.

5. Lagu 3 Project Pop – Bukan Superstar Lagu 4 Agnes Monica – Godai Aku Lagi

(95)

6. Melanjutkan membahas muatan listrik dalam atom dan membaca SMS yang telah bergabung dan menanggapinya.

Narasi:

(kalau ada SMS dibahas dulu…)

Okey, sekarang kita akan mengulangi pembahasan muatan listrik dalam atom.

Atom terdiri dari muatan positif di dalam inti, dikelilingi satu atau lebih elektron. Inti berisi proton-proton bermuatan positif, dan neutron yang tidak bermuatan listrik. Besarnya muatan proton dan elektron adalah sama, tetapi tandanya berlawanan. Oleh karena itu, atom-atom netral berisi proton-proton dan elektron-elektron dengan jumlah yang sama. Meskipun demikian, suatu atom kadang-kadang akan kehilangan satu atau lebih elektron, atau akan memperoleh elektron-elektron ekstra. Pada kasus ini, atom akan bermuatan positif atau negatif, dan disebut ion. Ion adalah atom-atom yang kehilangan elektron atau memperoleh tambahan elektron. Ion dapat bermuatan positif atau negatif.

Umumnya, ketika benda dimuati melalui gosokan, benda-benda akan mempertahankan muatannya hanya sebentar, kemudian kembali ke keadaan netral. Ke mana muatan pergi? Dalam

(96)

beberapa kasus, hal ini dinetralkan oleh ion-ion bermuatan di udara (misalnya, oleh tumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, yang kita kenal sebagai sinar kosmik dari ruang angkasa yang mencapai bumi). Hal yang penting diketahui bahwa muatan dapat lepas ke inti air di udara. Ini karena molekul-molekul air adalah polar. Molekul air mempunyai muatan yang berlawanan pada ujung yang berbeda maka disebut sebuah molekul polar. Meskipun molekul-molekul air adalah netral, muatan molekul-molekul air tidaklah disalurkan secara seragam. Jadi elektron-elektron ekstra pada penggaris plastik dapat lepas ke udara karena ditarik menuju molekul-molekul positif air. Di sisi lain, benda-benda yang dimuati secara positif dapat dinetralkan oleh hilangnya (berpindahnya) elektron-elektron air dari molekul-molekul udara ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapat berpindah. Pada udara lembab adalah sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.

Gambar

Tabel III.7. Pengelompokan siswa yang berminat dan prestasinya  ................ ……...52
Tabel I.1. Pengelompokan gelombang radio menurut frekuensinya
Tabel III.2. Data siswa yang berminat belajar dengan menggunakan media
Tabel III.5. Hasil analisis data skor siswa untuk pretest-postest pada materi Apa itu dan bagaimana terjadinya listrik statis, jenis muatan listrik, contoh-contoh peristiwa yang disebabkan oleh listrik statis, dan Hukum Kekekalan Muatan Listrik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Massa tidak mempengaruhi waktu benda yang bergerak jatuh bebas sehingga semua benda yang dijatuhkan pada ketinggian yang sama akan mencapai tanah dalam waktu yang samaa.

j) Setelah animasi ditampilkan, apakah ada siswa yang bertanya mengenai urutan jalannya cahaya dari sebuah benda yang berada di depan dua buah cermin yang

Dengan demikian dapat disimpulkan seluruh siswa memberikan respon sangat positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Dengan demikian berdasarkan hasil data yang diperoleh baik dari tes maupun angket dapat ditarik kesimpulan bahwa mengunakan model pembelajaran Team Game