PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Ayahanda dan Ibunda Andreas Muji Budya Atmaja
Kakakku: MM. Isni Harihastuti bersama Saminto
Th. Heni Indrawati bersama Itok
Y. Heru Kristiawan bersma Daryatun
Y. Woro Sukarahayu bersama Rinto
MOTTO
1.
Anda tidak harus HEBAT untuk bisa memulai
sesuatu, tetapi anda harus MEMULAI sesuatu untuk
bisa menjadi hebat.
2.
Jika tindakanmu menginspirasi orang untuk
bermimpi, belajar bertindak lebih, kamu adalah
seorang pemimpin.
3.
Jangan mengaggap diri kita tidak mampu sebelum
mencoba, belajar, dan berlatih.
ABSTRAK
HUBUNGAN KINERJA DOSEN, KONTRIBUSI MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN, DAN KEPUASAN MAHASISWA DENGAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN DASAR I
Studi Kasus: Peserta Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I Tahun Akademik 2009 Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Thomas Daru Pranowo Universitas Sanata Dharma
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I (AKD I); (2) ada hubungan kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah AKD I; (3) ada hubungan kepuasan mahasiswa dengan prestasi belajar pada mata kuliah AKD I.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah AKD I. Sampel penelitian adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah AKD I pada tahun akademik 2009 yang berjumlah 90 mahasiswa. Teknik penarikan sampel adalah
purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan pengujian statistik non parametrik (korelasi rank
Spearman).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah AKD I (Sig. (1-tailed) = 0,010 < α = 0,05); (2) tidak ada hubungan kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar AKD I (Sig. (1-tailed) = 0,106 > α = 0,05); (3) ada hubungan kepuasan mahasiswa dengan prestasi belajar pada mata kuliah AKD I (Sig. (1-tailed) = 0,007 < α = 0,05).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LECTURER’S PERFORMANCE, STUDENT’S CONTRIBUTION IN LEARNING PROCESS ACTIVITY, AND THE STUDENT’S SATISFACTION AND THE LEARNING ACHIEVEMENT
ON BASIC ACCOUNTING I SUBJECT
A Case Study on the Students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Sanata Dharma University 2009 Accademic Year.
Thomas Daru Pranowo Sanata Dharma University
2011
This study aims to find out the relation between: (1) the lecturer’s performance and the learning achievement of students in studying Basic Financial Accounting I; (2) the student’s contribution in learning process and the learning achievement of Basic Financial Accounting I; (3) the student’s satisfaction and the learning achievement of Basic Financial Accounting I.
This research is a case study on the students of Accounting Faculty of Education, The Department of Social Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. The population of this research was all students who had taken the course of Basic Financial Accounting I during the 2009 accademic year. The sampling technique was purposive sampling. The data were collected by using questionnaires. The collected data were analyzed by using a nonparametric statistical test that was Spearman rank correlation.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Akuntansi.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat, dan doa dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta
pengarahan untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan Bapak Drs. Bambang Purnomo,
S.E., M.Si. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah
6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para karyawan
Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya Mbak Aris yang telah
memberikan bimbingan dan pelayanan selama mengikuti perkuliahan di
Universitas Sanata Dharma.
7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I yang telah bersedia membantu penulis melakukan
penelitian bersama. Terima kasih telah meluangkan waktu dan membantu
pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun akademik
2009 yang telah membantu pelaksanaan penelitian serta seluruh keluarga besar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dalam
melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuan yang
diberikan.
9. Kedua orang tuaku, Andreas Muji Budya Atmaja dan Lucia Suratini yang
tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik
moral maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu
menyertai Bapak dan Ibu tercinta.
10.Kakakku: MM. Isni Harihastuti, Th. Heni Indrawati, Y. Heru Kristiawan, Y.
Woro Sukarahayu, dan T. Agung Nurhana terima kasih atas dukungan dan
doanya.
11.Teman-teman seperjuanganku Wahyu, Tyo, Johan, Ardhi Gendut, Yoseph, dan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... . xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... . xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Kinerja ... 7
1. Pengertian Kinerja ... 7
2. Sistem Pengukuran Kinerja ... 9
3. Dasar Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja ... 10
4. Tahap Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja ... 11
5. Dosen ... 13
6. Kinerja Dosen ... 16
B. Kontribusi Mahasiswa ... 19
1. Pengertian Kontribusi ... 19
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi ... 20
3. Peran Kontribusi Mahasiswa ... 21
C. Kepuasan Mahasiswa ... 22
1. Pengertian Kepuasan ... 22
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan ... 24
D. Prestasi Belajar ... 26
1. Pengertian ... 26
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 27
3. Fungsi Prestasi Belajar ... 28
E. Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 38
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38
1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 39
3. Teknik Penarikan Sampel ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 40
1. Kuesioner ... 40
2. Dokumentasi ... 40
F. Operasionalisasi Variabel ... 40
1. Kinerja Dosen ... 40
2. Kontribusi Mahasiswa ... 41
3. Kepuasan Mahasiswa ... 42
4. Prestasi Belajar ... 43
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43
1. Uji Validitas ... 43
2. Uji Reliabilitas ... 45
H. Teknik Analisis Data ... 47
1. Pengujian Statistik Deskriptif ... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 51
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 51
B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 53
C. Nama-Nama Rektor Universitas Sanata Dharma ... 54
D. Struktur Organisasi ... 55
E. Jurusan dan Program Studi ... 58
F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ... 59
G. Deskripsi Program Studi ... 61
H. Sumber Daya Manusia ... 62
I. Sarana dan Prasarana ... 62
J. Kemahasiswaan ... 63
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Deskripsi Data ... 65
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 69
C. Pembahasan ... 73
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Keterbatasan Penelitian ... 79
C. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa ... 29
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 39
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kinerja Dosen ... 41
Tabel 3.3 Operasionalisasi Kontribusi Mahasiswa ... 42
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kinerja Dosen ... 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kontribusi Mahasiswa ... 45
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 46
Tabel 3.6 Interpretasi r ... 50
Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 58
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kinerja Dosen ... 65
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kontribusi Mahasiswa ... 66
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Mahasiswa ... 67
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ... 68
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ... 69
Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis Kinerja Dosen ... 70
Tabel 5.7 Hasil Uji Hipotesis Kontribusi Mahasiswa ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 83
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 91
Lampiran 3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 98
Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan Tipe II ... 103
Lampiran 5 Data Mentah ... 108
Lampiran 6 Pengujian Normalitas ... 111
Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ... 113
Lampiran 8 Tabel nilai r, dan F ... 116
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 122
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era perdagangan bebas saat ini setiap industri diharapkan dapat
menghadapi tuntutan konsumennya. Semakin maju peradaban, semakin ketat
persaingan dalam berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.
Begitu pula dengan universitas sebagai industri jasa yang bergerak dalam bidang
pendidikan, selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
menjamin kelancaran proses pembelajaran. Universitas Sanata Dharma (USD)
sebagai salah satu lembaga pendidikan selalu berusaha memberikan kepuasan
kepada mahasiswa melalui upaya peningkatan kinerja dosen dalam perkuliahan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dituntut untuk bisa
menghasilkan/menciptakan lulusan yang berkualitas dan hal ini dapat terjadi jika
dibantu oleh dosen yang berkualitas.
Program Studi Pendidikan Akuntansi (Prodi P.Ak) merupakan salah satu
program dalam FKIP yang bertujuan menghasilkan keluaran (lulusan) guru yang
berkualitas. Untuk dapat menghasilkan lulusan guru yang sesuai dengan
kebutuhan zaman membutuhkan kerja keras semua pelaku pendidikan, baik
mahasiswa, dosen, maupun manajemen dan pengelola. Singkat kata, perlu kerja
mewujudkan pendidikan bermutu yang dapat melahirkan guru yang berkualitas
dan mampu memenuhi tuntutan permintaan pasar. Dosen merupakan kelompok
yang paling penting dalam program studi karena dosenlah yang melaksanakan
fungsi utama program studi yaitu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi:
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Ada kecenderungan
kesibukan dosen di luar semakin tinggi, dosen sering datang terlambat, dan
banyak mahasiswa yang mengeluh karena jam kuliahnya sering kosong atau jam
kuliahnya digeser sesuai dengan waktu luang dosen. Dilihat dari fenomena
tersebut banyak mahasiswa bertanya-tanya bagaimana bisa menjadi manusia yang
berkualitas jika dosennya saja sering tidak mengajar? Bagaimana prestasi belajar
akan menjadi baik, jika dosen tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
Akuntansi Keuangan Dasar I merupakan mata kuliah pokok dalam
kurikulum Prodi P.Ak. Meskipun sebagai mata kuliah yang pokok, prestasi
belajar mahasiswa Prodi P.Ak pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar saat ini
belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masih
rendahnya nilai mata kuliah akuntansi keuangan dasar yang diperoleh serta masih
banyaknya mahasiswa yang mengulang mata kuliah akuntansi pada kelas
angkatan di bawahnya. Sebagai mata kuliah yang diajarkan pada semester awal,
akuntansi keuangan dasar memegang peranan penting dan menentukan dalam
menghantarkan para mahasiswa yang akan mempelajari materi akuntansi dan
kepada mahasiswa. Oleh karena itu, bangunan pengetahuan akuntansi yang
dimiliki mahasiswa kelak akan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan
pembelajaran mata kuliah ini (Jusup, 1998:125). Mengingat pentingnnya mata
kuliah ini bagi mahasiswa, untuk itu pembelajaran mata kuliah ini memerlukan
pendekatan yang tepat dan strategik dalam memahamkan pengetahuan akuntansi
kepada pemula sehingga salah persepsi dan sikap negatif terhadap akuntansi dapat
dihindari (Suwardjono, 1999:72)
Prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar yang dicapai
mahasiswa dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang berhubungan dengan kegiatan
belajar mengajar, misalnya: faktor mahasiswa (lingkungan belajar, motivasi,
jumlah jam belajar); faktor dosen (pembawaan dosen, cara menyampaikan
materi); faktor lingkungan kampus (sarana dan prasarana yang mendukung,
kenyamanan belajar) dan faktor situasional lainnya. Kondisi-kondisi tersebut
saling berkaitan dan mempengaruhi proses belajar mengajar sehingga
mempengaruhi prestasi belajarnya.
Prestasi belajar mahasiswa akan tercapai secara optimal jika hal-hal yang
terkait dengan kinerja dosen baik, seperti penguasaan materi oleh dosen,
keterampilan mengajar dosen, strategi mengajar dosen, penggunaan bahasa yang
digunakan dalam menyampaikan materi, evaluasi oleh dosen, interaksi dosen
dengan mahasiswa, dan pengelolaan kelas oleh dosen. Dalam melaksanakan
bermakna, menyenangkan, kreatif dan dinamis untuk meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa. Hal ini menempatkan dosen pada posisi yang sangat penting
karena dosen adalah wakil perguruan tinggi yang bertugas menyampaikan jasa
pendidikan. Kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran juga akan mendorong
pencapaian prestasi belajar yang semakin baik. Mahasiswa berperan aktif dalam
setiap kegiatan perkuliahan, disiplin mengikuti perkuliahan dan mandiri dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Seorang mahasiswa dapat
mencapai prestasi yang baik manakala ia merasa senang dan tertarik untuk terlibat
aktif dalam setiap perkuliahan maupun penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
oleh dosen. Pencapaian prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kepuasan
mahasiswa dalam pembelajaran. Kepuasan mahasiswa akan tercapai apabila
fasilitas yang tersedia didalam kampus mendukung proses perkuliahan dan
kondisi dari fasilitas tersebut dalam keadaan yang layak pakai. Apabila tingkat
kepuasan mahasiswa akan ketersediaan fasilitas dalam pembelajaran tinggi maka
prestasi belajar akan semakin meningkat. Dari uraian di atas, maka penulis
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi
belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I. Faktor tersebut
diantaranya adalah kinerja dosen, kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dan
kepuasan mahasiswa dengan prestasi belajar.
C. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I?
2. Apakah ada hubungan kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dengan
prestasi belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I?
3. Apakah ada hubungan kepuasan mahasiswa dengan prestasi belajar pada mata
kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar
pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kontribusi mahasiswa dalam
pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan
Dasar I.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kepuasan mahasiswa dengan prestasi
belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dosen
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan, saran
maupun kritik setelah proses pembelajaran berlangsung sehingga dosen dapat
mengevaluasi pembelajarannya dengan cermat dan membuat pembelajaran
selanjutnya lebih baik lagi.
2. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya selama di bangku
perkuliahan ke dalam praktik dunia nyata.
3. Bagi Perpustakaan Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah koleksi kepustakaan dan
dapat menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang
padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance. Istilah performance
sering diindonesiakan sebagai performa. Wirawan (2009:5) mendefinisikan
kinerja sebagai bentuk keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Pekerjaan adalah aktivitas menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang
hanya memerlukan tenaga dan keterampilan tertentu seperti yang telah
dilakukan oleh pekerja kasar. Contoh pekerjaan yaitu sopir bus, pembantu
rumah tangga, tukang cukur, pengantar surat pos, tukang kayu dan lain-lain.
Sementara itu, profesi adalah pekerjaan yang untuk menyelesaikannya
memerlukan penguasaan dan penerapan teori ilmu pengetahuan yang
dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi seperti yang dilakukan oleh
profesional. Contoh profesi adalah manajer, dokter, dosen, guru, hakim, jaksa,
akuntan dan lain sebagainya.
Kinerja adalah penampilan hasil karya seseorang baik dalam hal
kuantitas maupun kualitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
kepadanya. (http://wangmuba.com/2009/03/04/pengertian-kinerja/). Kinerja
dapat berupa penampilan individu maupun kelompok kerja personel.
Deskripsi kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu tujuan, ukuran,
dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi
untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan
mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan
organisasi terhadap setiap personel. Oleh sebab itu dibutuhkan ukuran
kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan
personel memegang peranan penting. Tindakan ini akan membuat personel
untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan
searah dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dari beberapa pengertian dan kinerja yang disampaikan oleh para ahli
sebagaimana diuraikan di atas, cukuplah untuk dapat disimpulkan bahwa
pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan
peran/tugasnya (pendidik/dosen) dalam periode tertentu, yang dihubungkan
dengan suatu ukuran nilai/standar tertentu dari organisasi di mana individu
tersebut bekerja. Dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan antara
pengajar/pendidik (dosen) dengan peserta didik (mahasiswa) kinerja dosen
mendominasi kegiatan pembelajaran. Dosen harus dapat menciptakan suatu
kondisi yang merangsang mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam
2. Sistem Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk memenuhi tiga hal: pertama,
pengukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
perusahaan dimana ukuran kinerja ini nantinya dapat digunakan untuk
membantu perusahaan berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja.
Hal ini nantinya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu
perusahaan sehingga tujuan dan sasaran program kerja dapat tercapai; kedua;
ukuran kinerja suatu perusahaan digunakan untuk pengalokasian sumber daya
dan pembuat keputusan; ketiga, ukuran kinerja suatu perusahaan dimaksudkan
untuk mewujudkan pertanggung jawaban kepada atasan dan memperbaiki
komunikasi kelembagaan. Secara umum tujuan umum kelembagaan adalah
(http://haryono10182. Wordpress.com/tag/ tujuan-kelembagaan//)
a. Menetapkan target-target yang dapat diterima oleh mereka yang kinerjanya akan diukur, dan dilaksanakan dalam suasana yang dikarakterisasikan oleh komunikasi terbuka antara atasan dan bawahan dan mengusahakan kebersamaan dalam tindakan.
b. Menggunakan ukuran-ukuran prestasi yang dapat diandalkan, terbuka dan objektif membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan yang direncanakan, dan menyediakan umpan balik bagi orang yang dinilai.
c. Bila prestasi kurang optimal, setelah melalui berbagai langkah sebelumnya, timbul kebutuhan untuk menspesifikasikan dan setuju dengan rencana pengembangan pribadi orang yang dinilai yang dapat didasarkan pada penilaian kebutuhan pelatihan dan pengembangan pribadi.
d. Membuat ketentuan untuk alokasi baik reward ekstrinsik (misalnya kesempatan untuk mempertinggi keterampilan seseorang) yang mengikuti proses penilaian.
e. Menjanjikan hasil-hasil yang diinginkan dalam bentuk pemenuhan karyawan, pemanfaatan penuh kapasitas individu, perubahan budaya perusahaan, dan pencapaian sasaran organisasi dalam kondisi dimana ada keharmonisan antara sasaran individu dan organisasi.
3. Dasar Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja
Walaupun kesadaran akan kebutuhan sistem pengukuran kinerja yang
baru sudah mulai dirasakan pada awal tahun 1980-an, belum ada satupun
pakar yang mengajukan metode pengukuran kinerja yang pasti dan disepakati
oleh seluruh pelaku bisnis sebagai pengganti sistem pengukuran kinerja yang
berdasarkan pada finansial tersebut. Namun, demikian para pakar yang
berkecimpung dalam sistem pengukuran kinerja sepakat dengan kriteria yang
harus dipenuhi oleh sebuah rancangan sistem pengukuran kinerja yang lebih
efektif dibandingkan dengan pengukuran sistem kinerja yang konvensional.
Dari beberapa usulan pendapat yang cukup penting untuk disimak dan patut
menjadi perhatian yaitu kriteria yang dicetuskan oleh Maskell (1991:94) dan
Shlomo Globerson (1996:86).
Menurut Maskell (199:94), ada enam kriteria yang sebaiknya dipenuhi
oleh perusahaan dalam merancang sistem pengukuran kinerja yang baru agar
dapat menjadi perusahaan kelas dunia. Keenam kriteria tersebut adalah:
1. Sistem pengukuran kinerja yang dirancang hendaknya berkaitan langsung dengan strategi yang diterapkan perusahaan.
2. Variabel-variabel sebaiknya diukur menggunakan ukuran-ukuran non finansial.
3. Sistem pengukuran kinerja yang dirancang harus fleksibel dan dapat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan. Bahkan untuk satu jenis perusahaan yang terletak pada geografis yang berlainan, sistem pengukuran kinerja yang dirancang sebaiknya juga berbeda sesuai dengan konteksnya masing-masing.
4. Sistem pengukuran kinerja yang dirancang harus bersifat dinamis, selalu diperbarui seiring dengan perubahan waktu.
jawab, agar dapat diambil tindakan sesegera mungkin dalam pelaksanaan proses perbaikan.
6. Sistem pengukuran kinerja yang dirancang harus ditujukan pada proses perbaikan bukan sekedar untuk pemantauan.
Senada dengan Maskell, Shlomo Globerson (1996:86), memberikan
beberapa kriteria yang hampir sama dengan menambahkan kriteria lain yang
lebih lengkap yaitu:
1. Kriteria kinerja yang akan diukur dalam setiap level organisasi harus berasal dari tujuan perusahaan.
2. Sistem pengukuran kinerja yang dirancang harus memungkinkan untuk digunakan sebagai alat membandingkan antar perusahaan sejenis
(benchmarking).
3. Tujuan perancangan system pengukuran kinerja harus didefinisikan dengan jelas sejak awal.
4. Metode pengumpulan dan pengolahan data yang akan digunakan dalam sistem pengukuran kinerja harus didefinisikan dengan jelas.
5. Dalam penentuan besaran variabel, penggunaan rasio variabel lebih disukai dibandingkan dengan penggunaan angka absolut.
6. Kriteria kinerja yang dirancang harus di bawah kendali unit organisasi yang berhak mengevaluasi.
7. Kriteria kinerja kuantitatif lebih disukai dari pada kualitatif.
Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengukuran kinerja
yang dirancang harus dapat mengakomodasikan sistem operasi dari sebuah
perusahaan. Dengan mengetahui sistem operasi perusahaan tersebut
diharapkan perancangan sistem pengukuran kinerja dapat selalu mutakhir
terhadap perkembangan jaman yang terjadi.
4. Tahap Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Wibisono (2006:82), perancangan sistem pengukuran kinerja
dapat dibagi menjadi lima tahap, yaitu tahap fondasi, tahap informasi dasar,
1. Tahap Fondasi (Tahap 0)
Pemahaman atas pedoman prinsip yang harus dijadikan sebagai fondasi bagi rancangan system pengukuran kinerja. Terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pengukuran kinerja yaitu:
1) Mudah dimengerti
Sistem pengukuran kinerja yang dirancang hendaknya berorientasi pada kemudahan untuk diterapkan. Seringkali perusahaan mengambil pendekatan yang diperkenalkan oleh para ahli dari Negara maju, namun dalam praktiknya kesulitan untuk menerapkannya bahkan hanya menjadi ajang untuk mendapatkan skor atau sertifikasi saja. 2) Berorientasi jangka panjang
Dapat dikatakan bahwa sistem pengukuran kinerja yang berdasarkan pada pengukuran finansial mengukur masa lalu dan hanya sekedar berorientasi pada keuntungan finansial saja. Saat ini, aspek-aspek non finansial jangka panjang, seperti kontribusi perusahaan dalam perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat disekitarnya
(community development), penggunaan proses-proses operasi yang sehat dan sebagainya telah menjadi fokus bagi perusahaan untuk go international. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja yang dirancang sebaiknya memasukan hal-hal tersebut agar perusahaan dapat bersaing secara global dan lestari.
3) Berdasarkan atas basis waktu
Pada level operasi, variabel-variabel yang digunakan hendaknya berbasis pada waktu terkini (real time). Hal ini diperlukan agar perusahaan dapat segera menindaklanjuti penyimpangan kinerja dari yang telah ditargetkan, misalnya produk cacat yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam banyak perusahaan sering dicanangkan proyek-proyek untuk perbaikan segera jika ditemukan produk cacat atau pelayanan yang tidak berkenan bagi pelanggan. Kepekaan perusahaan terhadap keluhan pelanggan akan pelayanan yang diberikan dapat menjalin interaksi dan komunikasi antara pelanggan dan perusahaan sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat diselesaikan.
4) Fokus pada perbaikan berkelanjutan
5) Menggunakan pendekatan kuantitatif
Penggunaan variabel-variabel kuantitatif dapat memudahkan dalam menindaklanjuti perbaikan yang akan dilakukan. Penggunaan rasio-rasio dan angka-angka absolut untuk diperbandingkan dengan standar akan memicu orang untuk segera mengambil tindakan.
2. Tahap Informasi Dasar (Tahap 1)
Informasi dasar yang diperlukan sebagai masukan dalam perancangan sistem pengukuran kinerja menyangkut lingkungan usaha yang saat ini sedang digeluti, yang terdiri dari informasi tentang industri, pemerintah dan masyarakat, pasar dan pesaing serta produk dan jasa yang dihasilkan. 3. Tahap Perancangan (Tahap 2)
Tahap ini merupakan langkah perancangan sistem pengukuran kinerja yang terdiri atas penentuan visi, misi, strategi, dan kerangka kerja yang digunakan sebagai dasar penentuan variabel kinerja, keterkaitan antar variabel, dan kaji banding yang akan diambil.
4. Tahap Penerapan (Tahap 3)
Tahap ini merupakan tahap penerapan rancangan yang meliputi display
yang akan didukung, laporan yang akan dirancang, sosialisasi sistem pengukuran kinerja kepada seluruh karyawan, analisis manfaat/biaya bagian penerapan sistem pengukuran kinerja, modifikasi proses jika diperlukan, pelatihan yang harus disertakan, sumber daya yang akan terlibat dalam penerapan, dan kedudukan sistem pengukuran kinerja saat ini terhadap sistem pengukuran kinerja yang baru. Pada saat penerapan, harus diuji apakah sistem pengukuran kinerja tersebut telah dapat mengakomodasikan empat hal utama, yaitu pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan tindak lanjut yang diperlukan jika kinerja perusahaan menyimpang dari standar yang telah ditetapkan.
5. Tahap Penyegaran (Tahap 4)
Tahap ini merupakan langkah evaluasi terhadap kemutakhiran sistem pengukuran kinerja yang dirancang dengan mempertimbangkan informasi dan perkembangan pengetahuan terkini.
5. Dosen
a) Pengertian Dosen
Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
(http://id.wikipedia.org/Dosen[19-11-2009]. Dosen adalah tenaga staf pengajar di lingkungan fakultas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dekan. Dosen
mempunyai tugas utama mengajar, membimbing atau melatih mahasiswa
serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kriteria
untuk menjadi dosen adalah (http://digilib.petra.ac.id/viuwer.php.com.//):
1) Seorang dasen di perguruan tinggi seyogianya memiliki kualifikasi S-3 atau yang sederajat dengan kepakarannya. Namun ini tidak cukup, ia mesti meningkatkan dirinya lewat penelitian dan publikasi. Dari kaca mata perguruan tinggi kontribusi dosen terhadap perbaikan praktik pendidikan nasional bukan karena keterlibatan langsung pada pendidikan, tetapi keterlibatannya pada penelitian ilmiah dan publikasinya.
2) Seorang dosen harus konsisten dan committed terhadap kepakarannya dari S-1, S-2, sampai S-3 dan didukung oleh penelitian yang terus menerus pada bidang yang diklaimnya (claimed expertise)
sebagaimana teruji oleh publik lewat jurnal penelitian dan makalah yang disajikan pada forum ilmiah.
3) Profesionalisme dosen tampak pada empat indikator yang terfokus pada perguruan tinggi, yaitu:
a) Penguasaan bidang kepakaran dan pemahaman teori-teori pendidikan serta aplikasinya pada pembelajar dewasa.
b) Penerapan pengetahuan kependidikan pada proses belajar-mengajar tingkat universitas.
c) Mempraktikkan otonomi pengajaran secara akuntabel. d) Tumbuhnya etos profesional di lingkungan kampus.
b) Profil Seorang Dosen
Profil pengajar dituntut untuk berperan serba bisa antara lain (Soekartawi,
1995:33-34):
1) Mempunyai keahlian terhadap ilmu pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan kepada mahasiswanya.
2) Mempunyai keahlian dalam memberikan pengajaran. 3) Mampu memberikan motivasi kepada mahasiswanya. 4) Mampu bertindak sebagai manajer di kelas.
5) Mampu bertindak sebagai pemimpin.
7) Mempunyai keahlian sebagai ahli lingkungan dalam arti bahwa bila di lingkungan dimana pengajar tersebut bekerja dirasakan terjadi situasi yang kurang menyenangkan, maka pengajar harus pula mampu mengubahnya.
8) Mampu sebagai figur yang berwatak untuk mampu sebagai penggerak inisiatif dan di belakang ia harus mampu melaksanakan dengan baik. 9) Mampu membuat suasana di kelas tetap terkontrol dalam arti bahwa
mahasiswa tetap aktif mengikuti pembelajaran dengan baik.
10)Mau menerima umpan balik (feed back) dari mahasiswa agar proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan secara keseluruhan.
11)Mau menerapkan hasil-hasil penelitian di dalam bahan ajar yang diberikan agar kualitas bahan ajar terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Mengajar yang Efisien
Tahapan kegiatan untuk dapat mengajar yang efisien yaitu (Soekartawi,
1995:40-53):
1) Mempelajari silabus. Di tiap lembaga pendidikan kadang-kadang dijumpai adanya perbedaan dalam pembuatan silabus, namun pada dasarnya silabus dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu silabus telah disiapkan oleh jurusan, fakultas, universitas, atau lembaga pendidikan yang bersangkutan; silabus disiapkan sendiri oleh pengajar.
2) Menetapkan tujuan dan kelompok sasaran. Walaupun tujuan ini telah ditetapkan di silabus, sebaiknya perlu ditetapkan apa tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). TIU biasanya merupakan goals dari bahan ajar yang diberikan, yaitu tujuan relative yang ingin dicapai. TIK berisi tujuan yang sifatnya opersional yang harus dikuasai mahasiswa.
3) Membuat satuan acara pengajaran (SAP). SAP adalah penjabaran yang lebih terperinci dari bahan ajar yang diberikan untuk tujuan mencapai TIU dan TIK. Dengan SAP, maka mahsiswa dapat mengetahui dengan cepat tentang isi bahan ajar yang akan diberikan pada waktu pembelajaran tersebut berlangsung.
4) Memilih model instruksi yang relevan. Tiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih model instruksi yang dipakai sehari-hari di kelas. Model instruksi yang dipakai sebaiknya sesuai dengan bahan ajar atau ilmu pengetahuan yang diberikan.
6) Menetapkan tempat dan waktu. Menetapkan waktu dan tempat ujian biasanya bukan tugas pengajar.
7) Menetapkan buku wajib dan pilihan. Buku wajib dan buku pilihan perlu dituliskan dengan jelas disilabus.
8) Membagikan hand out.
9) Melakukan pengajaran yang baik. Proses komunikasi dalam pembelajaran hendaknya ada umpan balik karena diperlukan untuk memperbaiki penampilan komunikator dan memperbaiki isi bahan ajar.
10)Melaksanakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud disini adalah evaluasi terhadap cara mengajar yang dilakukan oleh pengajar. Beberapa variabel yang perlu dievaluasi yaitu bahan ajar yang dipergunakan dan topik yang diberikan.
6. Kinerja Dosen
Proses pendidikan formal di perguruan tinggi mencakup kegiatan
pembelajaran yang dilakukan antara pengajar/pendidik (dosen) dengan peserta
didik (mahasiswa). Dalam proses tersebut ada kecenderungan bahwa dosen
mendominasi kegiatan pembelajaran. Dosen harus dapat menciptakan suatu
kondisi yang merangsang mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam
proses pencarian pengetahuan. Dalam hal ini dosen dituntut memiliki
kemampuan untuk melakukan perancangan berbagai hal berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran mata kuliah yang diampunya. Hal ini penting
mengingat orientasi pendidikan yang sekarang adalah dimilikinya kompetensi
tertentu (pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan) oleh mahasiswa dengan
dosen sebagai fasilitatornya.
1) Cara Mengajar yang Baik dan Benar
a) Standar metode pembelajaran (dosen menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien). Tujuannya agar dapat menyelenggarakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien, dosen perlu dibekali selain dengan kemampuan mengembangkan substansi bidang ilmunya juga perlu dibekali dengan keterampilan untuk menjalankan proses pembelajaran.
b) Standar materi dan proses pembelajaran kegiatan pembelajaran sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) atau Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS). Tujuannya agar kegiatan pembelajaran dalam satu semester dapat dilakukan sesuai dengan standar, maka materi pembelajaran suatu mata kuliah harus dituangkan di dalam sebuah rencana pembelajaran yang disebut SAP atau RPKPS. c) Standar administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran
(Administrasi kegiatan pendukung dilakukan secara transparan dan akuntabel). Kegiatan pembelajran satu semester dalam suatu program studi berlangsung dalam suatu siklus yaitu penyelenggaraan rapat dosen lengkap dan penyelenggaraan pembelajaran.
2) Alat Bantu/Media Mengajar
Pada dasarnya alat bantu mengajar dibedakan menjadi dua kategori alat
bantu pengajaran, yaitu (Soekartawi, 1995:23-24):
a) Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu pengajaran adalah berupa bahan tertulis dan dicetak, antara lain berupa buku-buku teks, majalah, diklat, modul atau bahan ajar yang lain. Media cetak ini dapat dipelajari tanpa pengajar (self construction) dan yang bukan self construction sering disebut juga buku teks. Buku teks sengaja dirancang sebagai alat bantu pembelajaran yang memerlukan pengajar. Buku petunjuk juga harus diberikan kepada para pengajar secara gratis (dari penerbit) sebagai pelengkap buku teks yang dipakai. Hal ini disebabkan karena buku petunjuk berisi antara lain penjelasan penggunaan buku teks, soal-soal latihan, kuis, bahan ujian, dan juga praktikum.
b) Media Elektronik
Media elektronik adalah alat bantu mengajar yang berupa hasil kerja dengan bantuan alat elektronika seperti audio visual, film strips, cassette, televise, radio, overhead projector, dan slide.
Pengajar harus melakukan evaluasi dari tugas yang ia berikan selama
waktu tertentu. Evaluasi dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai
dengan kehendak pengajar (tes harian atau mingguan) dan dapat pula
mengikuti waktu yang telah ditentukan oleh fakultas atau universitas.
Evaluasi ini sebaiknya berjalan dari dua arah, yaitu evaluasi pengajar yang
berasal dari siswa dan evaluasi siswa yang berasal dari pengajar.
Bentuk-bentuk evaluasi terhadap mahasiswa biasanya dapat berupa, antara lain
(Soekartawi, 1995:25-31):
a) Evaluasi bahwa mahasiswa telah menyelesaikan seperangkat program yang diberikan. Berbagai pelatihan atau kursus yang sifatnya tidak kaku dan yang memerlukan waktu singkat, maka evaluasi yang dilakukan adalah cukup dengan cara menilai apakah peserta pelatihan telah mengikuti dengan baik atau tidak.
b) Ujian tertulis. Ujian tertulis atau ujian dalam bentuk uraian (essay examination) adalah bentuk ujian yang paling sering dilaksanakan. Biasanya cara ini dilakukan pada ujian tengah semester atau pada akhir semester. Beberapa kemungkinan dari cara ini adalah untuk menilai kemampuan menulis dalam berbagai hal, antara lain: mengekspresikan buah pikiran, menginterpretasikan data, melakukan kreatifitas, dan mengorganisasikan semua yang ia pertimbangkan untuk dituangkan dalam bentuk tulisan yang singkat dan sistematis. c) Ujian lisan. Kelebihan ujian lisan adalah pengajar dapat mengetahui
sampai seberapa jauh kemampuan mahasiswa memahami bahan ajar yang diberikan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan hasil evaluasi yang dilakukan dengan cara yang bukan lisan.
d) Ujian memilih alternatif dari berbagai kemungkinan atau sering disebut dengan istilah ujian pilihan berganda atau multiplechoice test.
Cara ini pada dasarnya adalah memilih satu jawaban yang paling benar dari berbagai kemungkinan alternatif jawaban yang diberikan oleh penguji. Kelebihan cara ini adalah pengajar dapat memeriksa hasil ujian dengan cepat dan juga hasilnya lebih objektif. Kelemahan cara ini adalah pengajar tidak mengetahui dengan baik apakah jawaban benar yang diberikan oleh mahasiswa itu memang benar-benar hasil dari pemikiran mahasiswa atau dari hasil dugaan saja.
adalah khususnya bagi penilai lebih mudah memberikan nilai, lebih objektif dalam arti dapat diukur dengan ukuran yang pasti.
f) Ujian penampilan. Cara ini pada dasarnya menilai mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti pelajaran atau pelatihan dengan menilai penampilan mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti pelajaran atau pelatihan tersebut.
B. Kontribusi Mahasiswa
1. Pengertian Kontribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah
sumbangan. Sedangkan menurut Kamus Ekonomi kontribusi adalah sesuatu
yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau
kerugian tertentu atau bersama. Mulyasa (2004:156) kontribusi siswa dalam
pembelajaran diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Partisipasi merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam
kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental
dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu
tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.
Kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dikelas terlihat pada
aktivitas atau partisipasi aktif dalam setiap kegiatan perkuliahan. Dengan
metode tanya jawab, diskusi kelompok, demonstrasi, pemberian tugas baik
individu maupun kelompok, tugas terbimbing, observasi dan metode
diharapkan oleh pihak dosen saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Mahasiswa disiplin mengikuti perkuliahan-perkuliahan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, membaca literatur/acuan sebelum mengikuti kegiatan
perkuliahan dan mandiri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dosen.
Metode mengajar dosen cenderung menuntut mahasiswa hanya
mengandalkan dimensi hafalan sehingga mahasiswa cenderung belajar ketika
ujian akan berlangsung. Tugas-tugas yang diberikan seperti pembuatan
makalah, belajar kelompok, keterampilan mencari sumber-sumber bahan ajar
harus diperhatikan. Menurut (Salim, 1991:46), kebiasaan belajar dari diktat
berarti membiasakan mahasiswa malas berpikir atau hanya berpikir dangkal
tanpa kemampuan menganalisis. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
jarang terlihat berdiskusi di luar jam perkuliahan, apalagi kegiatan kerja
kelompok ataupun mencari sumber bahan pelajaran.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi
Kontribusi siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk
keterlibatan mental dan emosional. Menurut Sudjana (1996:87) kontribusi
merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh enam faktor,
antara lain:
a) Pengetahuan/kognitif, berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan, dan
keterampilan membuat translation.
b) Kondisi situasional, seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial,
c) Kebiasaan sosial, seperti kebiasaan menetap dan lingkungan.
d) Kebutuhan, meliputi kebutuhan approach (mendekatkan diri), meliputi
pandangan/perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan
perhatian.
e) Kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru.
f) Media yang digunakan dalam kegiatan belajar di kelas, misalnya tape
recorder, video, poster dan lain-lain. Ini dapat memperbesar perhatian
siswa dan keikutsertaan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas
sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas.
3. Peran Kontribusi Mahasiswa
Peran mahasiswa yaitu sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat dan
sebagai agen perubahan. Mahasiswa juga diharapkan menjadi
manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya
dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu
merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
(http://geowana.inf.com/2008/peran-fungsi-dan-posisi-mahasiswa//). Menurut
(Semiawan, 1999:36), mahasiswa diarahkan agar memiliki perilaku, nilai, dan
norma yang sesuai dengan sistem yang dapat mewujudkan totalitas manusia
yang utuh dan mandiri sesuai tata cara hidup bangsa. Hal ini perlu
diperhatikan mengingat pendidikan saat ini adalah pengembangan
C. Kepuasan Mahasiswa/Pelanggan
1. Pengertian Kepuasan
Kata pelanggan memiliki arti yang lebih luas karena mencakup mereka
yang memperoleh manfaat dari kegiatan produksi maupun jasa. Dengan
demikian pelanggan dapat dikategorikan atas: pembeli untuk kegiatan jual
beli; peserta didik, orang tua, pengusaha dan pemerintah untuk kegiatan di
bidang pendidikan. Pelanggan adalah mereka yang memanfaatkan hasil dari
suatu badan, perusahaan, institusi atau sering juga disebut sebagai orang yang
mau membelanjakan untuk membeli suatu yang ditawarkan oleh suatu badan.
Dengan demikian, mahasiswa/pelanggan sebagai orang yang mengambil
manfaat dari jasa yang diberikan lembaga pendidikan dapat dikategorikan
sebagai pelanggan lembaga pendidikan.
Perilaku mahasiswa sebagai sasaran didik tidak akan lepas dari
perhatian para pemberi jasa pendidikan. Perilaku mahasiswa mempunyai
hubungan yang erat dengan kepuasan mahasiswa, hal ini berarti suatu
lembaga perlu mengetahui dan menganalisis dengan baik harapan dan
kepuasan mahasiswa sebagai konsumen tersebut. Kottler (1997:76)
mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah kepuasan atau kekecewaan yang
dirasakan oleh konsumen setelah membandingkan antara harapan dengan
kenyataan yang ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kepuasan
mahasiswa pada saat mereka mendaftar menjadi mahasiswa USD dengan apa
yang mereka rasakan setelah mengikuti perkuliahan.
Harapan mahasiswa seharusnya dapat digunakan sebagai acuan dalam
menentukan kualitas produk dan jasa dalam mengusahakan kepuasan
mahasiswa. Untuk itu, diperlukan kesediaan mendengar, mengamati tentang
apa harapan mahasiswa pada saat mendaftar di USD. Oleh karena itu,
mahasiswa adalah orang (person) atau unit yang menerima hasil dari suatu
proses dalam suatu sistem. Penilaian mahasiswa terhadap layanan yang
diberikan dosen ataupun USD akan dinyatakan baik atau tidak tergantung
pada apakah tingkat layanan yang diperoleh sesuai atau melebihi
pengharapannya. Hal ini menyebabkan pentingnya USD menentukan pola
pelayanannya, apabila ingin memuaskan mahasiswa/pelanggannya dengan
meletakkan harapan mahasiswa pada tingkat yang wajar. Kepuasan
mahasiswa akan tercapai apabila fasilitas yang tersedia didalam kampus
mendukung proses perkuliahan dan kondisi dari fasilitas tersebut dalam
keadaan yang layak pakai. Apabila tingkat kepuasan mahasiswa akan
ketersediaan fasilitas dalam pembelajaran tinggi maka prestasi belajar akan
menjadi baik selain itu mahasiswa juga mempunyai kebanggaan terhadap
universitas.
Tujuan pembelajaran suatu perkuliahan biasanya berkenaan dengan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai tujuan tersebut
syarat atau kriteria yang harus dipertimbangkan dosen (Masidjo, 1995:28),
yaitu:
1. Materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan, materi yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan yang mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa, serta karakteristik subjek didik pada fase perkembangan tertentu juga harus menjadi bahan pertimbangan.
2. Materi harus sesuai dengan peserta didik, pemilihan materi di samping harus sesuai dengan tujuan dituntut pula agar sesuai dengan subjek didik yang mempelajarinya. Materi yang akan diberikan harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa, dapat menarik perhatian dan minat mahasiswa untuk belajar ataupun kuliah.
Jika materi pembelajaran relevan dengan tujuan pembelajaran maka
semakin tinggi pula tingkat kepuasan mahasiswa dalam penyerapan
pengetahuan yang tercermin dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sehingga mahasiswa akan dengan mudah menilai kualitas layanan dosen
tersebut baik atau tidak.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kepuasan fungsional
dan kepuasan psikologikal. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang
diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan
psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud dari produk. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan yaitu (http://www.wikipedia.com/doc/-Skala-Pengukur-Kepuasan-
[28-03-11]: mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan
variabel-variabel pesan (sebagai penghasil serangkaian sikap kepuasan
tertentu mengenai perusahaan, produk, dan tingkat kepuasan yang dapat
diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai penilaian pelanggan atas
pelayanan perusahaan), serta perantara (sebagai penilaian pelanggan atas
perantara perusahaan seperti diler dan grosir). Pelayanan setelah penjualan
terdiri atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi,
serta yang berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan
pengembalian uang.
Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membentuk harapan
pelanggan. Pertama, melalui promosi yang tidak mengecewakan
konsumennya agar terjadi komunikasi yang terkendali antara perusahaan dan
konsumen. Kedua, melalui sikap yang baik dari para petugas penjualan, dan
ketiga, melalui unjuk kerja penjualan yang lebih profesional. Harapan
pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan
kualitas produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada
hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan.
Dalam mengevaluasi hal ini, pelanggan akan menggunakan harapannya
sebagai standar atau acuan. Umumnya dalam konteks kepuasan pelanggan
harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang hal yang
diterima. Harapan pelanggan berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan
semakin banyaknya informasi yang diterima serta makin bertambahnya
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian
Proses belajar yang dialami oleh seorang siswa dapat menghasilkan
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan dalam
bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi
belajar yang dihasilkan oleh siswa melalui evaluasi belajar atau tes prestasi
yang diberikan oleh guru.
Prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai oleh
siswa. Tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan
sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar
(Winkel, 1996:64). Jadi usaha untuk mengetahui suatu hasil belajar sangat
ditentukan adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa,
evaluasi tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar
tercapai. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
Menurut Winkel (1996:36), belajar merupakan suatu aktivitas mental atau
fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Dari pengertian di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai
perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan
merupakan perubahan dari hasil belajar yang dapat diukur secara langsung
dengan tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian hasil pengukuran
dari prestasi belajar dituangkan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh
dari hasil ulangan, tugas-tugas dan ujian akhir. Biasanya untuk mengukur
tinggi rendahnya prestasi yang dicapai sisiwa dalam belajar di sekolah
ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang didapat pada
akhir semester dan akhir tahun pelajaran.
Selanjutnya Mulyono (1990:700) mengungkapkan bahwa prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang biasanya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan
oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes
prestasi.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (Winkel,
1984:43)
1. Faktor pada pihak siswa
a) Faktor psikis meliputi intelektual (kecerdasan dan bakat) dan non intelektual (sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri).
b) Faktor fisik atau kondisi fisik (perkembangan yang tidak sempurna pada anggota tubuh dan adanya kelemahan dalam menghitung atau mengingat angka).
2. Faktor di luar siswa
a) Faktor pengatur proses sekolah, meliputi: kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
b) Faktor sosial di sekolah meliputi: sistem sekolah, status sekolah, interaksi guru dan siswa.
Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi siswa dalam
proses belajar dan pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan dan
perubahan di pihak siswa yang sebelumnya tidak dimiliki. Kemampuan
dan perubahan itu antara lain: penalaran verbal, kemahiran intelektual,
pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik dan sikap.
3. Fungsi Prestasi Belajar
Fungsi utama dari prestasi belajar adalah (Arifin, 1991:3)
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasi anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma kegiatan evaluasi
hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah dalam satu semester dapat
terdiri dari (FKIP, 2007:37):
1) Evaluasi hasil pembelajaran harian yang dapat dilakukan antara lain melalui kuis.
2) Evaluasi hasil pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dengan Ujian Sisipan (USIP).
3) Evaluasi hasil pembelajaran pada pertengahan semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) .
4) Evaluasi hasil pembelajaran pada akhir semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).
Pengolahan nilai akhir evaluasi hasil proses pembelajaran setiap
mata kuliah, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Penilaian
Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Norma (PAN). Menurut Buku
Pedoman FKIP (2007:55), nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa
Universitas Sanata Dharma dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Huruf Arti Angka Mutu
A Sangat Baik 4
B Baik 3 C Cukup 2 D Kurang 1 E Gagal 0
Penilaian dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan batas lulus
yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan.
ditetapkan sebagai batas bawah untuk lulus dengan nilai C, skor sebesar
50% ditetapkan sebagai batas bawah untuk nilai D. Skor batas bawah
untuk lulus dengan nilai B dan batas bawah untuk nilai A ditetapkan oleh
dosen yang bersangkutan. Dengan alasan yang kuat dan dengan
persetujuan ketua program studi, dosen dapat menyimpang dari pedoman.
Dalam hal ini dosen wajib memberi tahukan kepada mahasiswa.
Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS).
Menurut buku Pedoman FKIP (2007:11), Sistem Kredit Semester adalah
sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi
mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit
semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan
sekurang-kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester (sks)
adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh
melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain
baik yang terstruktur maupun mandiri selama dua sampai empat jam per
minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang
setara.
Penerapan sistem kredit ini merupakan bahan belajar mahasiswa
dalam pencerminan perolehan pengetahuan/kecerdasan mahasiswa dalam
mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian
belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi
(IP). Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang di peroleh selama satu
semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini
diperoleh dari kegiatan yang dinilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian
dan tugas-tugas.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah Akuntansi
Keuangan Dasar I.
Dosen mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran di
perguruan tinggi. Dosen tidak hanya bertugas menyampaikan materi saja
tetapi juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Dalam melaksanakan pembelajaran terdapat 3 tahapan yaitu perencanaan,
proses/kegiatan, dan hasil. Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh
dosen, proses/kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dosen dengan mahasiswa,
dan hasil pembelajaran berupa prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa.
Dalam mengajar dosen harus bisa mengatur proses pembelajaran dengan baik
agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Menurut Winkel
(1996:162), prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
Prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa dinyatakan dengan huruf
mutu yaitu A, B, C, D, dan E. Pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
prestasi belajar yang dicapai mahasiswa belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya nilai mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I serta masih banyaknya mahasiswa yang
mengulang mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I pada kelas angkatan di
bawahnya. Ada banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar mahasiswa
kurang memuaskan salah satunya adalah kinerja dosen. Menurut Anwar
(2006:67 dalam http://wikipedia.org/wiki/kinerja[03-07-2009]), kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Maka yang dimaksud dengan kinerja dosen yaitu hasil kerja yang
dicapai oleh pendidik dalam bentuk kualitas maupun kuantitas sesuai dengan
peran/tugasnya setelah melaksanakan pembelajaran yang dihubungkan dengan
suatu ukuran nilai/standar tertentu di mana individu tersebut bekerja
Dengan demikian diduga bahwa, dengan kinerja dosen yang tinggi
maka prestasi belajar mahasiswa akan tercapai secara optimal. Dosen mampu
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga mahasiswa mempunyai
motivasi belajar tinggi dan akan belajar seoptimal mungkin untuk mendalami
materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga optimal.
belajar mahasiswa, maka hal ini dapat menjadi dampak negatif dalam
pencapaian prestasi belajar.
2. Hubungan kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar
pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1996:162). Salah satu faktor yang
dapat mengakibatkan tinggi/rendahnya prestasi belajar yaitu kontribusi
mahasiswa dalam pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian kontribusi adalah sumbangan. Mulyasa (2004:156) kontribusi
siswa dalam pembelajaran diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Seorang mahasiswa
dapat mencapai prestasi yang baik manakala ia merasa senang dan tertarik
untuk terlibat aktif dalam perkuliahan maupun penyelesaian tugas-tugas yang
diberikan oleh dosen.
Kontribusi siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu bentuk
keterlibatan mental dan emosional. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kontribusi diantaranya: pengetahuan/kognitif, kondisi situasional, kebiasaan
sosial, kebutuhan, kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dan
media yang digunakan dalam belajar dikelas (Sudjana, 1996:87).
Bukti keberhasilan mahasiswa dalam belajar ditunjukkan oleh Indeks
yang tinggi mengindikasikan bahwa mahasiswa tersebut sungguh-sungguh
dalam melaksanakan tugas perkuliahan. Mahasiswa yang tidak berminat dan
tidak memberikan kontribusi dalam perkuliahan menunjukkan perilaku malas
mengikuti perkuliahan, malas mengerjakan tugas-tugas dari dosen, dan
aktivitas lain yang menunjukkan ketidaksenangan dalam proses pembelajaran
sehingga hal ini berimplikasi pada rendahnya prestasi yang dicapai. Hal
senada juga dikemukakan oleh Hurlock (1980:221) bahwa, seseorang yang
kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan biasanya menunjukkan
ketidaksenangan. Hal ini dapat dilihat dari kejadian seperti berprestasi rendah,
bekerja di bawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran yang tidak
disukai. Dengan demikian, penulis menduga bahwa ada hubungan kontribusi
mahasiswa dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar.
3. Hubungan kepuasan mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi belajar
pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
Prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunaryo, 1983:4). Prestasi
belajar akan tercapai secara optimal apabila fasilitas yang tersedia didalam
kampus mendukung proses perkuliahan dan kondisi dari fasilitas tersebut
dalam keadaan yang layak pakai. Bahan ajar dan teknologi informasi tersedia
cukup serta peralatan up to date yang siap digunakan. Apabila tingkat
maka prestasi belajar akan menjadi baik selain itu mahasiswa juga
mempunyai kebanggaan terhadap universitas.
Kottler (1997:76) mendefinisikan kepuasan pelanggan/mahasiswa
adalah kepuasan atau kekecewaan yang dirasakan oleh konsumen setelah
membandingkan antara harapan dengan kenyataan yang ada. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran, dalam pemilihan suatu materi dosen harus
mempertimbangkan kriteria sebagai berikut (Masidjo, 1995:28): (1) materi
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan yang
mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa serta
karakteristik subjek didik pada fase perkembangan tertentu; (2) materi harus
sesuai dengan peserta didik, harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa,
dapat menarik perhatian dan minat mahasiswa untuk belajar atau kuliah. Jika
materi pembelajaran relevan dengan tujuan pembelajaran maka semakin
tinggi pula tingkat kepuasan mahasiswa dalam penyerapan pengetahuan yang
tercermin dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga prestasi
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Ada hubungan kinerja dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I.
2. Ada hubungan kontribusi mahasiswa dalam pembelajaran dengan prestasi
belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
3. Ada hubungan kepuasan mahasiswa dengan prestasi belajar pada mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme,
lembaga, atau gejala tertentu (Arikunto, 1998:131). Di bidang pendidikan, studi
kasus umumnya dilakukan untuk menentukan latar belakang, lingkungan dan
sifat-sifat anak terhadap suatu masalah (Sumanto, 1990:56). Penelitian ini
merupakan studi kasus pada peserta mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
tahun 2009 Prodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dimintai informasi atau orang yang
memberikan sumber informasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menempuh mata
kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam
penelitian. Objek penelitian ini adalah kinerja dosen, kontribusi mahasiswa
dalam pembelajaran, kepuasan mahasiswa, dan prestasi belajar pada mata
kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
hewan, benda, tumbuhan, gejala, nilai tes, dan peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
(Arikunto, 2006:130). Dalam penelitian populasinya adalah seluruh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yang telah
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian menurut Arikunto (2006:131) adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel penelitian ini adalah peserta mata kuliah
Akuntansi Keuangan Dasar I di Program Studi Pendidikan Akuntansi pada
tahun akademik 2009/2010. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 90
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tahun Ajaran Semester Kelas Jumlah (mahasiswa)
2009/2010 Ganjil A 33
B 32
C 25
Jumlah 90
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 1999:78). Teknik ini digunakan dengan pertimbangan:
mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
sangat banyak. Tingkat kesibukan mahasiswa diluar sampel penelitian
memiliki kegiatan yang cukup banyak diantaranya: PPL II, PBM,
penyelesaian tugas akhir. Hal tersebut menyebabkan peneliti mengalami