• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA

KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK

MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

THERESIA DENI SEPTI MAYASARI

NIM: 071334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA

KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK

MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

THERESIA DENI SEPTI MAYASARI

NIM: 071334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan

berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan

kepadamu

(Matius 11:28)

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

(Roma 12:12)

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus,

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Orang Tuaku: Bpk. Yusup Paiman dan Ibu Yohanna Susilo Isgiarti

Adikku: Yustina Dini Putranti

Mas Silvanus Anggi Prasetyo

Teman-temanku

(6)

MOTTO

MENEMPATKAN TUHAN DIDEPAN SESUATU YANG

DIPRIORITASKAN AKAN MENGHASILKAN BUAH YANG

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 November 2011

Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Theresia Deni Septi Mayasari

Nomor Mahasiswa

: 071334004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL

I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN IPK MAHASISWA DENGAN

MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 November 2011

Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

 

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL

I, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN

MINAT MAHASISWA MENJADI GURU

Studi Kasus Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Theresia Deni Septi Mayasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara:

(1) pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat mahasiswa menjadi

guru. (2) jenis pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa menjadi guru. (3) IPK

mahasiswa dengan minat mahasiswa menjadi guru. (4) pengalaman mengambil mata

kuliah PPL I, jenis pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama

dengan minat mahasiswa menjadi guru

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada bulan Juni-Juli 2011. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa FKIP yang sudah mengikuti PPL I dan belum

mengambil mata kuliah PPL II yang berjumlah 738 mahasiswa, dengan sampel 125

mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan

purposive sampling.

Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis dengan korelasi

Product Moment

dan Korelasi Ganda.

(10)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE EXPERIENCE OF TAKING THE

FIRST FIELD EXPERIENCE PROGRAM, KIND OF PARENTS’

OCCUPATION, AND STUDENT HIGHEST INDEX ACHIEVEMENT AND

STUDENTS INTEREST FOR BEING A TEACHER

A Case Study of Students Faculty of Teacher Training and Education, sanata Dharma

University Yogyakarta

Theresia Deni Septi Mayasari

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

This research aims to know the relationship between: (1) the experience of

taking the first field experience program and the interest of students to be teachers.

(2) type of parents’ occupation and students’ interest to become teachers. (3) students

highest index achievement and the interest of students to be teachers. (4) the

experience of taking the first field experience program, the kind of parents’

occupation and student highest index achievement simultaneously and the interest of

students to be teachers.

The research is a case study conducted at the Faculty of Teacher Training and

Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta in June and July 2011. The

population of this study was 738 students of the Faculty of Teacher Training and

Education that followed the first field experience program and had taken the second

field experience program. The samples were 125 students. The technique of taking

Samples was Purposive. The technique of collecting the data was questionnaire. The

data were analyzed by applying Product Moment correlation analysis technique.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” HUBUNGAN ANTARA

PENGALAMAN MENGAMBIL MATA KULIAH PPL I, JENIS PEKERJAAN

ORANG TUA, DAN IPK MAHASISWA DENGAN MINAT MAHASISWA

MENJADI GURU”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah

mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

4.

Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

5.

Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

6.

Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

(12)

8.

Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu

melancarkan proses belajar selama ini.

9.

Orangtuaku yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.

10.

Adikku yang selalu memberikan canda tawa dan dukungan doa.

11.

Silvanus Anggi Prasetyo yang selalu memberikan perhatian dan dukungan doa

selama menyusun skripsi.

12.

Temam-teman Pendidikan Akuntansi 2007, sukses untuk semuanya.

13.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

iv

HALAMAN MOTTO ...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...

vii

ABSTRAK ...

viii

a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching ...

7

b. Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro ...

10

c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu ...

13

2.

Prestasi Belajar

...

17

3.

Jenis Pekerjaan Orang Tua

a. Pengertian Jenis Pekerjaan ...

20

b. Pengertian

Orang

Tua

...

22

c. Pribadi

Guru

...

22

4.

Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan ...

21

a. Minat ...

23

b. Profesi Guru ...

25

c. Kompetensi Keguruan ...

29

(14)

1.

Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah

PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...

31

2.

Hubungan Antara IPK dengan Minat Mahasiswa Menjadi

Guru ...

33

3.

Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Mahasiswa Menjadi Guru ...

34

4.

Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah

PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Mahasiswa Menjadi Guru ...

36

D.

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Penelitian

...

39

2. Sampel

Penelitian

...

39

E.

Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...

40

2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ...

41

3. IPK

...

42

4. Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...

42

F.

Metode Pengumpulan Data

1.

Kuesioner ...

44

2.

Dokumentasi ...

44

G.

Teknik Pengujian Instrumen

1. Analisis

Validitas

...

44

2. Analisis

Reliabilitas

...

48

H.

Teknik Analisis Data

1.

Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas ...

50

B.

Visi Misi dan Tujuan Universitas Sanata Dharma ...

59

C.

Fasilitas ...

60

(15)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data

1.

Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I ...

65

2.

Jenis Pekerjaan Orang Tua ...

74

3.

IPK Mahasiswa ...

80

4.

Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...

89

B.

Analisis Data

1.

Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas ... 102

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis I ... 103

b. Hipotesis II ... 105

c. Hipotesis III ... 107

d. Hiporesis IV ... 108

C.

Pembahasan

1.

Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah

PPL I dengan Minat Mahasiswa Menjadi Guru ... 110

2.

Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Mahasiswa Menjadi Guru ... 112

3.

Hubungan Antara IPK Mahasiswa dengan Minat

Mahasiswa Menjadi Guru ... 114

4.

Hubungan Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah

PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Minat

Mahasiswa Menjadi Guru ... 115

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A.

Kesimpulan ... 117

B.

Keterbatasan ... 118

C.

Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA

... 120

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.6. Indikator Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru ...

42

Tabel 3.7. Skor Peryataan Kuesioner ...

43

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Mata Kuliah PPL I ...

46

Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru ...

47

Tabel 3.10. Hasil Uji Reabilitas Instrumen ...

49

Tabel 3.11. Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ...

49

Tabel 3.12. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien

Korelasi ...

52

Tabel 5.1. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Akuntansi) ...

65

Tabel 5.2. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Sejarah) ...

66

Tabel 5.3. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Ekonomi) ...

67

Tabel 5.4. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Bahasa Inggris) ...

68

Tabel 5.5. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(PBSID) ...

69

Tabel 5.6. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(BK) ...

69

Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(IPPAK) ...

70

Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Biologi)

...

71

Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Matematika) ...

72

Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(Pendidikan Fisika)

...

73

Tabel 5.11. Deskripsi Variabel Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I

(PGSD) ...

74

Tabel 5.12. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Akuntansi) ...

75

(17)

Tabel 5.14. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Ekonomi) ...

76

Tabel 5.15. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Bahasa Inggris)) ...

76

Tabel 5.16. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PBSID) ...

77

Tabel 5.17. Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (BK) ...

77

Tabel 5.18 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (IPPAK)) ...

78

Tabel 5.19 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Biologi) ...

78

Tabel 5.20 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Matematika) ...

79

Tabel 5.21 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (Pendidikan

Fisika)

...

79

Tabel 5.22 Deskripsi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua (PGSD) ...

80

Tabel 5.23. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Akuntansi)

...

80

Tabel 5.24. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Sejarah) ...

81

Tabel 5.25. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Ekonomi) ...

82

Tabel 5.26. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Bahasa Inggris) .

83

Tabel 5.27. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PBSID)...

83

Tabel 5.28 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (BK) ...

84

Tabel 5.29 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (IPPAK) ...

85

Tabel 5.30 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Biologi) ...

86

Tabel 5.31 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Matematika) ...

87

Tabel 5.32 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (Pendidikan Fisika) ...

87

Tabel 5.33 Deskripsi Variabel Prestasi Belajar (PGSD) ...

88

Tabel 5.34 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Akuntansi)

...

89

Tabel 5.35 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Sejarah) ...

90

Tabel 5.36. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Ekonomi)

...

91

Tabel 5.37. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Bahasa Inggris) ...

92

Tabel 5.38. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PBSID) ...

92

Tabel 5.39. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (BK) ...

93

Tabel 5.40. Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (IPPAK) ...

94

Tabel 5.41 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Biologi) ...

95

Tabel 5.42 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (Pendidikan

Matematika) ...

96

(18)

Tabel 5.44 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Menjadi Guru (PGSD)...

97

Tabel 5.45 Rangkuman Deskripsi Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL

I ...

98

Tabel 5.46 Rangkuman Deskripsi Jenis Pekerjaan Orang Tua ...

99

Tabel 5.47 Rangkuman Deskripsi IPK Mahasiswa

...

100

Tabel 5.48 Rangkuman Deskripsi Minat Nahasiswa Menjadi Guru... 101

Tabel 5.49. Hasil Uji Normalitas

...

102

Tabel 5.50. Hasil Uji Korelasi Hipotesis I ... 103

Tabel 5.51. Perhitungan t hitung Hipotesis I ... 104

Tabel 5.52. Hasil Uji Korelasi Hipotesis II ... 105

Tabel 5.53. Perhitungan t hitung Hipotesis II ... 106

Tabel 5.54 Hasil Uji Korelasi Hipotesis III ... 107

Tabel 5.55 Perhitungan t hitung Hipotesis III ... 108

Tabel 5.56 Hasil Uji Korelasi Ganda Hipotesis IV ... 109

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian ...

122

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas ...

129

Lampiran 3

Data Induk Penelitian ...

133

Lampiran 4

Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ...

154

Lampiran 5

Mean, Median, Modus, Deviasi Standar ...

157

Lampiran 6

Uji Normalitas ...

162

Lampiran 7

Uji Korelasi

Product Moment ...

164

Lampiran 8

Analisis Regresi ...

166

Lampiran 9

Tabel r, t, F ...

171

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Di dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang sangat penting.

Untuk dapat diharapkannya hasil maksimal dari perannya, guru perlu dicermati

perilakunya, baik yang sehari-hari ada maupun yang diidealkan. Namun pada

kenyataan, banyak guru yang kualitasnya masih perlu dipertanyakan.

Kualitas guru hingga saat ini menjadi persoalan yang penting. Dikatakan penting

karena pada kenyataannya keberadaan guru dan kualitas guru oleh sebagian kalangan

dinilai jauh dari performa yang distandarkan yaitu kurang profesional. Syah (1988)

mengungkapkan kelemahan yang disandang sebagian guru kita adalah kerendahan

tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan mereka terhadap materi dan

metode pengajaran masih berada di bawah standar ( Syah, 2002 : 221).

Banyak kalangan mengeluhkan bahwa guru lulusan FKIP kurang menguasai

kompetensi sebagai seorang guru. Kualitas ini dinyatakan kurang tinggi, sehingga

mengakibatkan mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Oleh karena itu, guna

memperbaiki dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia diperlukan

guru yang profesional.

Salah satu faktor guru kurang profesional adalah minat dan motivasi calon guru

yang masuk FKIP rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan yang masuk FKIP

bukan calon mahasiswa yang berintelegensi tinggi dan bukan pilihan utama. Lulusan

(21)

dibandingkan profesi lain yang setingkat. Banyak pula profesi guru yang hanya

sebagai bentuk pelampiasan karena tidak segera mendapat pekerjaan dan adanya

perhatian istimewa dari pemerintah atas profesi guru, misalnya gaji guru yang mulai

terangkat dan subsidinya akan dinaikkan pemerintah. Pada akhirnya banyak sekali

sarjana non kependidikan berburu akta IV dan diterima di lembaga pendidikan

tertentu. Akibatnya banyak guru instan pada lembaga pendidikan. Jika mahasiswa

yang masuk FKIP berminat menjadi guru karena faktor-faktor tersebut, tidak

mengherankan kalau guru zaman sekarang kurang berkualitas.

Persoalan diatas merupakan masalah berat bagi universitas yang menyediakan

fakultas keguruan. Masalahnya, mengenai bagaimana membantu mahasiswa FKIP

dengan pendidikan yang ada dapat mengembangkan minat dan motivasi menjadi

guru, sehingga tercapailah guru yang profesional. Minat tidak timbul begitu saja,

namun memerlukan proses belajar yang panjang.

Dalam proses pendidikan di bangku perkuliahan, mahasiswa dibina dan dituntut

untuk cinta akan profesi guru dan cinta akan pendidikan. Salah satu caranya adalah

adanya program

mikro teaching

.

Mikro Teaching

bertujuan untuk melatih beberapa

keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam PPL II. Program ini

diharapkan, mahasiswa mengenal bagaimana seorang guru itu mengajar, dan

diharapkan dengan keterampilan-keterampilan yang diajarkan, dapat memotivasi

(22)

khususnya melihat kemampuan diri sendiri dalam mengajar. Pengalaman ini

diharapkan mempengaruhi minat mahasiswa FKIP memilih profesi guru.

Selain itu ada juga faktor lain yang mendorong mahasiswa FKIP untuk menjadi

guru yaitu tingkat IPK mahasiswa keguruan. IPK merupakan angka yang

menunjukkan prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari

semester pertama sampai semester paling akhir ditempuh. Semakin tinggi IPK maka

mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya semakin

rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata kuliah yang ditempuh.

Sebagai guru dituntut untuk menguasai bahan ajar dan menguasai metode-metode

pembelajaran sehingga pembelajaran aktif dapat dijalankan dengan baik. Menjadi

guru harus memiliki mental yang kuat dan otak yang cerdas karena guru adalah

pemimpin dalam sebuah kelas. Prestasi calon guru dapat dinyatakan sebagai IPK.

Prestasi inilah yang sedikit banyak mempengaruhi minat mahasiswa FKIP menjadi

guru.

Faktor lain dalam mempengaruhi minat menjadi guru adalah peran serta orang

tua. Tidak jarang peran serta orang tua dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap

keinginan dan cita-cita anak, karena dukungan orang tua adalah modal mencapai

tujuan paling utama. Banyak orang beranggapan bahwa memiliki jiwa keguruan

merupakan bakat atau dengan kata lain dengan sendirinya seseorang mempunyai jiwa

(23)

untuk memilih pekerjaan sesuai yang diharapkan. Selain itu, anak tinggal bersama

orang tuanya yang selalu melihat rutinitas kegiatan yang dilakukan orang tuanya, hal

ini sedikit banyak mempengaruhi cita-cita anak. Orang tua yang menjadi guru

menghendaki anaknya menjadi guru juga, karena guru merupakan tugas mulia yang

selalu dibutuhkan masyarakat untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan

serta peningkatan mutu pendidikan yang ada. Jenis pekerjaan orang tua sedikit

banyak mempengaruhi anak untuk memilih profesi guru.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang minat mahasiswa pendidikan akuntansi

menjadi guru, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “Hubungan

Antara Pengalaman Mengambil Mata Kuliah PPL I, IPK, dan Jenis Pekerjaan Orang

Tua dengan Minat Menjadi Guru”.

B.

Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa

pendidikan akuntansi untuk menjadi guru, maka perlu pembatasan masalah. Fokus

penelitian ini adalah bagaimana Hubungan antara pengalaman mengambil mata

(24)

C.

Rumusan Masalah

1.

Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan

minat menjadi guru?

2.

Apakah ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat menjadi

guru?

3.

Apakah ada hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru?

4.

Apakah ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis

pekerjaan orang tua, dan IPK mahasiswa secara bersama-sama dengan minat

menjadi guru?

D.

Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I

dengan minat menjadi guru.

2.

Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat

menjadi guru.

3.

Untuk mengetahui hubungan antara IPK mahasiswa dengan minat menjadi guru

(25)

E.

Manfaat Penelitian

1.

Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para mahasiswa agar

memiliki prestasi yang tinggi dan minat belajar yang tinggi untuk menjadi guru

yang profesional.

2.

Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan sarana berlatih bagi penulis untuk menerapkan teori yang

pernah didapat dari perkuliahan ke dalam praktek lapangan yang sesungguhnya,

menambah pengetahuan dan memperluas wawasan

3.

Bagi Universitas

Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih

mendalam tentang permasalahan yang terkait.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. PPL I

a. Pengertian dan Karakteristik Mikro Teaching

Istilah pengajaran mikro merupakan terjemahan dari “micro teaching”. Sesuai dengan istilahnya, “micro teaching” berasal dari dua rangkaian kata Bahasa Inggris, yaitu “micro” dan “teaching”. “Micro”, berarti kecil, sempit, terbatas, sederhana, sedangkan ”teaching” memiliki makna pengajaran. Dengan demikian kata “micro teaching” secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengajaran dimana

situasi dan kondisinya dikecilkan, dibatasi, disempitkan, disederhanakan

atau dimikrokan (Sulthon, 2009: 18).

Definisi lain, Waskito (1977) mengemukakan:

Mikro teaching adalah suatu metode belajar mengajar atas dasar

performance yang tekniknya adalah dengan jalan mengisolasikan komponen-komponen proses belajar-mengajar, sehingga calon guru itu dapat menguasai setiap komponen satu persatu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan (Sulthon, 2009:18).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran

mikro adalah merupakan suatu teknik atau metode latihan yang dirancang

untuk pengembangan keterampilan mengajar, baik

keterampilan-keterampilan baru, maupun keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan lama yang telah

(27)

cara mengisolasikan komponen-komponen keterampilan mengajar,

sehingga setiap komponen keterampilan mengajar tersebut dapat dikuasai

dengan baik oleh calon guru/guru dalam situasi dan kondisi pengajaran

yang disederhanakan atau dimikrokan (Sulthon, 2009:19).

Beberapa komponen keterampilan dasar mengajar yang

memungkinkan dilatihkan secara terpisah/terisolasi melalui pengajaran

mikro (Sulthon, 2009:20) antara lain meliputi:

1)keterampilan membuka/memulai dan menutup/mengakhiri pelajaran,

2)keterampilan menjelaskan,

3)keterampilan bertanya dasar dan lanjut,

4)keterampilan memberi variasi-stimulus dalam kegiatan mengajar,

5)keterampilan memberi penguatan (reinforcement), 6)keterampilan mengelola kelas,

7)keterampilan mengajar individual dan kelompok kecil,

8)keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

Tujuan pengajaran mikro dapat dibagi menjadi tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah mahasiswa cukup terlatih dalam

beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam

PPL II.

Tujuan khususnya adalah, setelah calon guru mengalami latihan ini

maka diharapkan:

1) dapat membuat persiapan mengajar yang baik

(28)

3) dapat membawakan pelajaran dengan sikap dan gaya yang sesuai

dengan profesinya

4) dapat berbicara dengan lancar di depan kelas

5) dapat melakukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran

6) dapat mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar

7) dapat memberi dorongan dan motivasi kepada siswa

8) dapat mengajar dengan berbagai variasi

9) dapat menggunakan alat-alat pelajaran dengan benar dan tepat

10) dapat mengamati pelaksanaan latihan keterampilan keguruan secara

obyektif dan kritis

11) dapat memerankan sebagai supervisor, siswa maupun observer

12) dapat menerapkan semua teori tentang didaktik

13) memiliki rasa percaya akan diri sendiri.

(Gilarso, 1986:6)

Apabila diperbandingkan, antara pengajaran mikro dengan

pengajaran pada kelas biasa (real classroom teaching), maka akan nampak perbedaan seperti pada tabel berikut ini (Sulthon, 2009:21):

No Aspek Pembeda Pengajaran Mikro Pengajaran Kelas Biasa

1. Komponen

2. Jumlah siswa 5-10 orang siswa 30-40 orang siswa

(29)

4. Bahan pengajaran 1-2 unit kecil yang

sederhana

Luas dan mungkin juga

kompleks

b.Keterampilan Dasar Dalam Pengajaran Mikro

Ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai

seorang calon guru dalam berlatih mengajar melalui kegiatan

pengajaran mikro (Sulthon, 2009:28).

Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain:

1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran disini diartikan sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental

dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal

yang akan dipelajari.

Sedangkan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti

pelajaran. Upaya menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah

dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat

keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

2) Keterampilan menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan dalam

proses pembelajaran ialah keterampilan guru dalam menyajikan

(30)

menunjukkan suatu makna konsep/konstruk, posisi suatu

pengetahuan lainnya, hubungan sebab akibat, hubungan antara

yang diketahui dengan yang belum diketahui, atau hubungan

antara dalil/definisi/rumus dengan bukti/ contoh sehari-hari, serta

proses terbentuknya/tersusunnya/terjadinya sesuatu.

3) Keterampilan mengadakan variasi mengajar

Keterampilan mengadakan variasi mengajar disini adalah

keterampilan guru dalam menggunakan berbagai variasi interaksi,

metode, media, atau kegiatan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat mengatasi kebosanan siswa dan menstabilkan

proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

4) Keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal

manakala terdapat gangguan dalam proses pembelajaran yang ia

bimbing.

5) Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya dibedakan atas dua hal yaitu

keterampilan dasar dan keterampilan bertanya lanjut.

Keterampilan bertanya dasar merupakan beberapa kemampuan

dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan semua jenis

pertanyaan; sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan

(31)

menekankan pada usaha pengembangan keterampilan berfikir

siswa, meningkatkan partisipasi dan mendorong siswa agar lebih

berinisiatif sendiri.

6) Keterampilan memberi penguatan

Pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat

diartikan sebagai respon terhadap suatu tingkah laku yang

diharapkan dapat berpengaruh dan dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

7) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

diartikan sebagai kemampuan mengajar guru didalam

menghadapi banyak kelompok kecil (3-5 siswa) dan perorangan

dimana hubungan interpersonal antara guru~siswa, dan

siswa~siswa terjadi secara sehat dan akrab, siswa belajar sesuai

dengan kecepatan, cara, dan minatnya; siswa mendapat bantuan

guru sesuai dengan kebutuhannya; siswa dilibatkan dalam

menentukan cara belajar, materi, alat yang digunakan, dan tujuan

yang ingin dicapai; guru berperan sebagai organisator, nara

sumber, motivator, fasilitator, konselor kan partisipan dalam

kegiatan belajar.

8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok dapat memberikan kesempatan kepada

(32)

berkomunikasi serta meningkatkan kreativitas anak. Dengan

demikian penerapan diskusi kelompok dalam kegiatan

pembelajaran akan dapat menunjang tercapainya tujuan

pengajaran yang optimal dan komprehensif, yang mencakup baik

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c. Teknis Pelaksanaan dan Alokasi Waktu

1) Teknis Pelaksanaan

a) Setiap mahasiswa akan mendapat giliran tugas sebagai GURU

untuk melatih komponen-komponen keterampilan keguruan.

b) Untuk itu mahasiswa harus menyusun sebuah Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk waktu ± 10 menit

mengenai materi pelajaran tertentu. RPP harus ditulis rapi dan

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sebelum tampil.

c) Mahasiswa mempersiapkan diri untuk mengajar dengan

sebaik-baiknya termasuk persiapan materi, penampilan dan media yang

akan digunakan.

d) Mahasiswa yang tidak bertugas sebagai guru, akan bertindak

sebagai SUPERVISOR, OBSERVER TERTULIS dan

OBSERVER LISAN. Sedangkan yang berperan sebagai siswa

adalah mahasiswa-mahasiswa yang pada sesi tersebut tidak

bertugas sebagai guru, supervisor, observer tertulis, observer

(33)

e) Tahapan latihan praktik mengajar dan alokasi waktu setiap

pertemuan 2 jp (100 menit)

a.1) Pertemuan Pendahuluan (kontrak): 2-3 menit

1.1)Pertemuan ini dilakukan antara GURU dan

SUPERVISOR untuk mengadakan perjanjian (kontrak)

mengenai keterampilan keguruan yang akan dilatihkan.

1.2)Dalam pertemuan ini GURU menyerahkan salinan

(copy) RPP yang telah disusun dan telah

dikonsultasikan pada dosen pembimbing sebelumnya.

RPP yang asli diserahkan kepada dosen pembimbing

untuk dinilai.

a.2) Pelaksanaan Latihan Mengajar: 10 menit

Selama 10 menit, Guru melakukan latihan keterampilan

mengajar sesuai kontrak. Petugas yang lain (supervisor,

observer lisan, observer tertulis) melakukan pengamatan

berdasarkan format observasi yang telah disiapkan.

a.3) Balikan (Feed back): 2-3 menit

Pada tahap ini, supervisor memberikan sedikit

komentar berdasarkan lembar observasi yang telah diisi dan

hasil pengamatannya mengenai keterampilan yang

(34)

observer lisan juga memberi tambahan komentar lisan atas

hasil pengamatannya, sedangkan observer tertulis

menyerahkan format observasi yang telah diisi kepada

dosen pembimbing.

a.4) Balikan (Feed back) dari dosen: 25 menit

Setelah seluruh mahasiswa pada pertemuan tersebut

selesai tampil mengajar, dosen memberi komentar secara

keseluruhan sambil memutar kembali hasil rekaman praktik

mengajar tiap mahasiswa secara sekilas.

d. Pelaksanaan latihan mengajar akan direkam dengan video camcorder;

rekaman tersebut digunakan oleh dosen untuk memberikan balikan dan

oleh mahasiswa sebagai dasar menyusun refleksi. Jadi, setelah

mengajar, mahasiswa yang bertugas sebagai guru (secara

berkelompok) harus melihat kembali rekaman mengajar di luar jam

kuliah. Berdasarkan hasil rekaman, komentar dari rekan mahasiswa

dan dari dosen, mahasiswa yang bertugas menjadi guru harus

menyusun refleksi untuk dikumpulkan kepada dosen seminggu

sesudah mengajar.

e. Jika setiap penampilan mengajar mahasiswa mempergunakan waktu

sekitar 15 menit, maka untuk setiap pertemuan (2jp = 100menit) akan

ada 5 mahasiswa yang tampil sebagai guru, supervisor, observer lisan

(35)

setiap mahasiswa diberi alokasi waktu 30 menit. Dengan demikian

pelaksanaan mikro teaching ini diikuti oleh maksimum 20 mahasiswa.

f. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)

PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP

Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2

Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3

Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4

Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1

g. Giliran dan pembagian Tugas (untuk keterampilan dasar mengajar 1-3)

PERAN/TUGAS 2 JP 2 JP 2 JP 2 JP

Guru Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2

Supervisor Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4 Kelompok 3

Observer Lisan Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 4

Observer Tertulis Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 Kelompok 1

h. Pembagian waktu selama satu semester ± 16 minggu atau 32 kali

pertemuan (satu pertemuan 2jp)

Kegiatan Waktu Keterangan

Pembekalan & Observasi

Keterampilan Dasar 1

1 × pertemuan Modeling oleh dosen

Praktik Keterampilan Dasar 1 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa

(36)

Keterampilan Dasar 2

Praktik Keterampilan Dasar 2 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa

Pembekalan & Observasi

Keterampilan Dasar 3

1 × pertemuan Modeling oleh dosen

Praktik Keterampilan Dasar 3 4 × pertemuan 15 menit / mahasiswa

Pembekalan & Observasi

Keterampilan mengajar

Terintegrasi

1 × pertemuan Modeling oleh dosen

Praktik Keterampilan mengajar

Terintegrasi

7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa

Ujian Akhir 7 × pertemuan 30 menit / mahasiswa

Pengumpulan Portofolio &

Evaluasi Akhir Semester

1 × pertemuan -

(Purnomo, 2008:9-11)

2. Prestasi Belajar

Belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental/psikis,

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,

ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan

berbekas. (Winkel, 1987:36)

Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi

(37)

rangkaian kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di

lembaga pendidikan pada umumnya bertujuan:

a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang sebelumnya

belum diketahui.

b. Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak

dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan.

c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam suatu pengertian

baru, baik keterampilan, pengetahuan maupun tingkah laku.

d. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah

diperolehnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700), prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dengan test atau angka nilai. Nilai

adalah kualitas yang diperoleh ke kegiatan penilaian.

Menurut Slameto (1987:56) terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu:

a. Faktor internal

1) Faktor biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan

2) Faktor psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati

b. Faktor eksternal

1) Faktor manusia yaitu keluarga, universitas/sekolah dan masyarakat.

(38)

Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti

yang menunjukkan keberhasilan siswa disekolah. Mengenai prestasi

belajar, Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan

bukti usaha yang dicapai.

Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah indeks prestasi yang dihitung

berdasarkan beban studi yang diambil mulai semester I.

(http://www.unsri.ac.id/?act=akademik)

Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukka

prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari

semester pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.

IPK digunakan sebagai kriteria dalam pemberian sanksi akademik

dan evaluasi studi pada akhir program.

(http://indo.unikom.ac.id/kemahasiswaan/ke_ipk.html)

Indeks Prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa

yang dinyatakan dengan bilangan yang ditulis sampai dengan dua angka

di belakang koma.

Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan

bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yangdirencanakan, atau

dinyatakan dalam rumus:

(39)

Kategori IPK :

Rentang nilai IPK Kategori

≤ 1,49

Dharma, Yogyakarta:2007 (halaman 13).

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua

a. Pengertian Jenis Pekerjaan

Kerja ialah tiap-tiap usaha manusia baik yang bersifat jasmani,

maupun yang bersifat rohani, yang ditujukan untuk produksi. Termasuk

kerja ialah tiap-tiap usaha menambah nilai barang atau mengadakan

nilai (Wachid, 1984:25).

Menurut Wachid (1984) kerja dapat dibagi dalam beberapa jenis:

1) Kerja memberi pimpinan, ialah kerja pengusaha yang terutama berupa

kerja rohani.

2) Kerja melaksanakan, ialah kerja buruh yang terutama berupa kerja

jasmani, kerja ini dapat dibagi dalam:

a) Kerja terdidik ialah kerja yang memerlukan pendidikan

(40)

b) Kerja terlatih, ialah kerja yang memerlukan latihan dan

pengalaman praktis, misalnya kerja pengemudi trem, pelayan dan

sebagainya.

c) Kerja tak terididik, ialah kerja yang tidak perlu memenuhi

syarat-syarat tersebut diatas. Misalnya, kerja seorang kuli.

Menurut Riwanto (1994: 166) jenis jabatan / pekerjaan adalah

macam pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang sedang

mencari pekerjaan dan pernah bekerja. Jenis pekerjaan dibagi dalam 8

golongan besar yaitu:

1) Tenaga profesional, teknisi dan yang sejenis

2) Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan

3) Tenaga tata usaha dan yang sejenis

4) Tenaga usaha penjualan

5) Tenaga usaha jasa

6) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan

7) Tenaga produksi, operator alat angkutan, pekerja kasar

8) Lainnya

Dalam penelitian ini penulis hanya akan melihat pekerjaan orang

tua dari jenis pekerjaan tenaga profesional yaitu tenaga pendidik atau

bukan pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam

pendidikan formal, yaitu guru yang mengajar di sekolah baik guru

(41)

b. Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:706), orang tua

adalah orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dsb). Dalam

pengertian sehari-hari, orang tua yang lazim disebut ayah dan ibu,

memegang peranan dalam kelangsungan hidup keluarga. Oleh karena

itu, peran dan tanggungjawab orang tua sangat besar dalam sebuah

keluarga.

c. Pribadi guru

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena disatu pihak

guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan

kepercayaan dan menciptakan suasana aman; dilain pihak guru harus

memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan,

mengadakan koreksi, menegur dan menilai.

Hal yang paling pokok dan mendasar adalah:

1. Kepribadian guru yang mencakup: penghayatan nilai-nilai

kehidupan (values); motivasi kerja, sifat dan sikap.

2. Guru sebagai pendidik yang mencakup: inspirator dan korektor;

penjaga disiplin; umur dan jenis kelamin.

3. Guru sebagai didaktikus yang mencakup: keahlian dalam

penggunaan prosedur didaktik; keahlian dalam penguasaan materi;

gaya memimpin kelas; berkomunikasi dengan siswa; kemampuan

(42)

4. Guru sebagai rekan seprofesi.

(Winkel, 1987:110)

4. Minat, Profesi Guru dan Kompetensi Keguruan

a. Minat

1) Pengertian Minat

Minat menunjukkan kegemaran, hal-hal yang disukai dan

perasaan tertarik pada bidang pekerjaan tertentu. Minat terhadap

bidang tertentu ini penting sekali artinya. Sebab tanpa minat

terhadap pekerjaan yang dilakukan orang tidak mungkin berkembang

dan merasa senang, walaupun sebenarnya ia mampu

melaksanakannya. Sering kali minat sendiri belum cukup disadari

dan anak hanya mengikuti dorongan dari orang tua atau hanya

ikut-ikutan dengan teman (Gilarso, 1996:71).

Menurut Sukardi (1988:62), minat adalah suatu perangkat

mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari

perasaan, prasangka, cemas, takut dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu

pilihan tertentu.

Minat adalah penting dalam pengambilan pilihan terhadap suatu

jabatan tertentu. Dalam suatu hal, anda mungkin akan merasa lebih

puas dengan suatu pekerjaan jika aktifitas kerja anda adalah menarik

(43)

2) Macam-macam Minat

a) Minat yang Diekspresikan

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan

kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia

tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam

mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.

b) Minat yang Diwujudkan

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata

tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta

menjadi anggota klub musik, drama, sain, dan matematika. Hobi

dan asosiasi dengan siswa yang lain dalam aktivitas kelompok

dan organisasi remaja adalah suatu cara untuk mewujudkan

minat-minatnya.

c) Minat yang Diinventarisasikan

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab

terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya

untuk kelompok pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

(Sukardi, 1988:62)

3) Teori Trait-Factor

Apabila kita meninjau kepribadian individu dari segi yang bersifat

khusus, maka kita akan membahas faktor saling keterkaitan,

(44)

jabatan. Teori ini biasanya dikenal dengan tori Trait-Factor yang

memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam penelitian dan

pengukuran bakat dan minat.

Dalam istilah yang sederhana, tori Trait-Factor berpegang pada:

a) Orang memiliki sikap yang berbeda-beda, ialah memisahkan

komponen-komponen individu. Sifat-sifat itu stabil setelah masa

adolesen dan tinggal relatif tetap.

b) Jabatan memerlukan seperangkat sifat-sifat dan karakteristik yang

unik. Juga, keberhasilan orang dalam jabatan tertentu

memerlukan perpaduan di antara bakat, minat dan temperamen.

c) Tes yang objektif mengukur sifat-sifat individu dan merupakan

garapan pada yang mengidentifikasikan komponen sifat-sifat

pekerja dalam jabatan-jabatan tetentu, dapat memberikan suatu

dasar bagi keberhasilan.

(Sukardi, 1988:62)

b. Profesi Guru

Istilah Profesi menurut Arikunto (1990:231) merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah.

Ciri-ciri profesi menurut Robert W. Richey (dalam Suharsimi

Arikunto, 1990:235):

1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal

(45)

2) seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang

panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip

pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya,

3) memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta

mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan,

4) memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,

sikap, dan cara kerja,

5) membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi,

6) adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,

disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya,

7) memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan

kemandirian,

8) memandang profesi sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang

anggota yang permanen.

Sementara itu, guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata

pencahariannya) mengajar. Sedangkan menurut MC Leod (1989), guru

ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. UUSPN tahun

1989 Bab VII Pasal 27 ayat 3 menyebutkan bahwa guru yaitu tenaga

pendidik (Syah, 2002:223).

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu

(46)

belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh

usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan

betapa signifikan posisi guru dalam dunia pendidikan (Syah, 2002:223).

Guru harus menyadari peranan yang dipegangnya dalam pertemuan

dengan siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena

disatu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian,

memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman; di lain pihak

guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk berusaha

mencapai tujuan, mengadakan koreksi, menegur dan menilai.

Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu

pihak bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak

menerima, di lain pihak menolak (Winkel, 1987:110).

Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.

Di samping ia berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga

sebagai panutan. Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang

psikolog terkemuka, Prof. Dr. Zakiah Dradjat (1982) (dalam Syah,

2002:225) menegaskan:

(47)

Karakteristik kepribadian guru yang berkaitan dengan keberhasilan

guru dalam menggeluti profesinya meliputi (Syah, 2002:226):

1) Fleksibilitas Kognitif Guru

Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan

kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan

dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada

umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi.

Selain itu, ia juga memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah

cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Guru yang

fleksibel selalu berpikir kritis. Berpikir kritis ialah berpikir dengan

penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan

keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan

melakukan atau menghindari sesuatu.

2) Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru

Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan

kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya

antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan

tempatnya bekerja. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi

guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa. Keterbukaan

psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu

dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.

Keterbukaan psikologis juga diperlukan untuk menciptakan

(48)

sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara

bebas dan tanpa ganjalan.

b. Kompetensi Keguruan.

Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.

Kompetensi guru menurut Barlow (1985) merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara

bertanggungjawab dan layak. Kompetensi profesionalisme guru dapat

diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan

profesi keguruannya.

Dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut

memiliki keanekaragaman kecakapan yang bersifat psikologis, yang

meliputi (Syah, 2002:230):

1) Kompetensi Kognitif (kecakapan ranah cipta)

Pengetahuan dan keterampilan ranah cipta dapat dikelompokkan ke

dalam dua kategori. Pertama, kategori pengetahuan kependidikan/keguruan yang meliputi pengetahuan pendidikan umum

yaitu segenap pengetahuan kependidikan yang tidak langsung

berhubungan dengan proses belajar-mengajar, sedangkan ilmu

pendidikan khusus berhubungan dengan praktek pengelolaan PBM.

Kedua, kategori ilmu pengetahuan materi bidang studi. Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang

akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

(49)

dalam bidang studi yang menjadi bidang tugas guru adalah mutlak

diperlukan.

2) Kompetensi Afektif (kecakapan ranah rasa)

Kompetensi ranah afektif guru bersifat tertutup dan abstrak,

sehingga amat sukar untuk diidentifikasi. Kompetensi ranah ini

meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti: cinta, benci,

senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang

lain. Namun demikian, kompetensi afektif yang paling penting adalah

sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan.

3) Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan atau

kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan

dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional memerlukan

penguasaan yang prima atas keterampilan sejumlah ranah karsa yang

langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.

B. Kajian Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wens Tanlain dengan judul “Studi Tentang

Alasan-alasan Mahasiswa Menempuh Pendidikan Guru Para Mahasiswa

Angkatan 2003, 2004, 2005, Program Studi D-II PGSD, JIP, FKIP,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.” Tujuan penelitian tersebut adalah

(1) mengidentifikasi isi jawaban para mahasiswa ke dalam

(50)

mahasiswa ke dalam kategori-kategori: satu alasan, dua alasan, tiga alasan;

(3) mengidentifikasi orientasi alasan-alasan para mahasiswa ke dalam

kategori-kategori seperti yang dikemukakan Rosenberg (1957). Dari hasil

penelitian tersebut diketahui alasan mahasiswa menempuh pendidikan

keguruan adalah kerja dan cepat diangkat, masa depan lebih baik, ikut

membangun bangsa, tugas mulia, tidak menyita banyak waktu, ingin

mendidik anak-anak, dan menyukai anak-anak.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Paul Suparno dengan judul, “Minat dan

Motivasi Mahasiswa pendidikan Fisika USD untuk Menjadi Guru dan

Perkembangannya”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan (1) minat awal

mahasiswa untuk menjadi guru kurang tinggi (2) minat mahasiswa setelah

menjalani proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertambah

secara signifikan (3) motivasi utama mahasiswa masuk ke program studi

pendidikan Fisika ingin cepat selesai studi dan cepat mendapat pekerjaan,

(4) hal yang menurut mahasiswa banyak mengembangkan minat dan

profesionalitas menjadi guru adalah proses perkuliahan, PPL, guru dan

teman.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan pengalaman mengambil mata kuliah PPL I dengan minat

menjadi guru

PPL I atau mikro teaching dapat diartikan sebagai cara latihan

keterampilan keguruan atau praktek mengajar dalam lingkup kecil/terbatas

(51)

beberapa keterampilan dasar keguruan, sehingga siap diterjunkan dalam

PPL II.

Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon guru memiliki

pengalaman, pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang diperlukan

dalam profesinya sebagai guru.

PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP Universitas

Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan mengajar

secara lengkap dan terintegrasi. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium

mikro teaching. Dalam prakteknya, mahasiswa bertugas menjadi guru dan

dibantu oleh teman-temannya yang bersimulasi menjadi siswa. Praktikan

mempraktekkan beberapa keterampilan mengajar secara terpisah maupun

secara terintegrasi. Diharapkan dengan praktek menjadi guru dengan

berbagai keterampilan, mahasiswa dapat belajar mengenal lingkungan

kelas dalam lingkup kecil dan memperoleh pengalaman mengajar. Dengan

dibantu oleh seorang dosen pembimbing dan masukan kritik dan saran dari

teman-teman, mahasiswa praktikan akan dapat lebih mengenali dirinya

ketika mengajar.

Keterampilan yang dikuasai mahasiswa/praktikan tersebut dapat

mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa

menguasai kemampuan umum mengajar, salah satunya didorong oleh

motivasi yang tinggi untuk memperoleh suatu tujuan. Seorang mahasiswa

masuk ke Fakultas Keguruan dengan cita-cita menjadi seorang guru.

(52)

yang panjang dan melalui pengalaman pribadi. Di bangku perkuliahan,

mahasiswa dibina dan dituntut untuk cinta akan profesi guru dan cinta

akan pendidikan melalui proses belajar khusus keguruan dan dipraktekkan

dengan mikro teaching. Penelitian yang dilakukan Paul Suparno

menyimpulkan bahwa yang paling mengembangkan minat mahasiswa

menjadi guru salah satunya karena proses perkuliahan dan PPL. Mikro

teaching adalah salah satu mata kuliah dan langkah dasar untuk menuju

PPL.

2. Hubungan IPK dengan minat menjadi guru

Indeks prestasi Kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi

atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester

pertama sampai semester paling akhir yang ditempuh.

Mahmud (1990:83) mengatakan bahwa, prestasi di sekolah dan di

dalam pekerjaan sangat berkait. Prestasi baik di sekolah pada umumnya

meratakan jalan untuk memperoleh pekerjaan yang baik pula. Ia juga

mengatakan bahwa apabila seseorang berhasil dan keberhasilan itu

dikaitkan dengan kemampuan dan usaha, maka ia akan optimis dan

percaya diri untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. Perkembangan

motif berprestasi, dampaknya terlihat pada prestasi akademik yang

ditunjukkan oleh anak, pada gilirannya juga berpengaruh terhadap

(53)

Dalam penelitian ini, prestasi mahasiswa dapat diukur dengan besarnya

Indeks Prestasi Mahasiswa. Seseorang melanjutkan studi ke perguruan

tinggi berharap mendapat keterampilan khusus dan lebih sehingga siap

untuk berkecimpung dalam dunia kerja. Seorang mahasiswa yang

memiliki prestasi akademik tinggi seperti yang diungkapkan Mahmud

(1990) akan lebih percaya diri dan optimis untuk menghadapi tugas-tugas

berikutnya, dalam konteks ini adalah pekerjaan. Semakin tinggi IPK maka

mahasiswa semakin menguasai mata kuliah yang ditempuh, sebaliknya

semakin rendah IPK maka mahasiswa kurang dapat menguasai mata

kuliah yang ditempuh. Mahasiswa yang masuk fakultas keguruan, tentunya

ingin bekerja sebagai guru. Ketika mahasiswa memiliki motivasi belajar

yang tinggi, prestasinya pun tinggi. Sehingga, ketika prestasi mahasiswa

tersebut tinggi, ia akan lebih berminat untuk menjadi guru karena ia

merasa menguasai mata kuliah yang telah ia tempuh.

3. Hubungan jenis pekerjaan orangtua dengan minat menjadi guru.

Orang tua mempengaruhi rencana pekerjaan remaja secara

bermacam-macam diantaranya Mahmud (1990:95):

a. Fasilitas yang cukup, kesempatan yang banyak untuk lebih

berkembang, dan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk

melanjutkan studi di perguruan tinggi, juga meratakan jalan bagi

remaja-remaja berkecukupan untuk lebih mudah memperoleh

pekerjaan. Misalnya, karena orang tuanya menduduki jabatan yang

(54)

yang berkaitan dengan dunia kerja; kecuali itu, karena remaja-remaja

itu berkecukupan dia lebih banyak mempunyai waktu untuk mencari

dan memperoleh pekerjaan yang baik.

b. Orang tua, saudara-saudara sekandung dan sumber-sumber pengaruh

lain yang penting merupakan contoh-contoh bagi pilihan kerja remaja.

Pada umumnya pekerjaan yang diinginkan remaja mirip atau serupa

dengan pekerjaan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara

anak dan orang tuanya cukup akrab.

c. Orang tua mempengaruhi pilihan kerja putra-putrinya dengan

menanamkan konteks nilai dengan pekerjaan.

Pekerjaan orang tua sangat mempengaruhi minat anak memilih

pekerjaan. Melalui tingkah laku orang tua, cara mendidik anak, rutinitas

pekerjaan orang tua dan penanaman nilai-nilai pekerjaan. Orang tua

yang berprofesi sebagai guru dan dapat menjadi panutan bahwa menjadi

guru itu menyenangkan atau mulia maka dapat berpengaruh pada

keinginan anak untuk menjadi guru dengan melihat apa yang dilakukan

orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan antara anak dengan orang

tua cukup akrab. Seperti penelitian yang dilakukan Wens Tanlain,

menyimpulkan bahwa minat mahasiswa menjadi guru karena tugas

mulia. Jika orang tua dapat menjadi contoh bahwa menjadi guru

merupakan hal yang menyenangkan dan tugas yang mulia maka dapat

(55)

4. Hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis

pekerjaan orang tua, dan IPK dengan minat mahasiswa menjadi

guru.

PPL I merupakan salah satu program yang dilakukan FKIP

Universitas Sanata Dharma untuk membekali mahasiswa keterampilan

mengajar secara lengkap dan terintegrasi. Keterampilan yang dikuasai

mahasiswa/praktikan tersebut dapat mempengaruhi minat mahasiswa

untuk menjadi guru. Seorang mahasiswa menguasai kemampuan umum

mengajar, salah satunya didorong oleh motivasi yang tinggi untuk

memperoleh suatu tujuan. Penelitian yang dilakukan Paul Suparno

menyimpulkan bahwa yang paling mengembangkan minat mahasiswa

menjadi guru salah satunya karena proses perkuliahan dan PPL.

Minat mahasiswa menjadi guru juga dipengaruhi oleh nilai IPK yang

dicapai. Semakin tinggi nilai IPK, semakin tinggi pula penguasaan materi

perkuliahan dan didorong oleh motivasi untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan dalam hal ini adalah untuk menjadi guru.

Minat seseorang untuk menjadi guru juga dapat dipengaruhi oleh jenis

pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua sangat mempengaruhi minat anak

memilih pekerjaan. Melalui tingkah laku orang tua, cara mendidik anak,

rutinitas pekerjaan orang tua dan penanaman nilai-nilai pekerjaan. maka

dapat berpengaruh pada keinginan anak untuk menjadi guru dengan

melihat apa yang dilakukan orang tuanya, lebih-lebih apabila hubungan

(56)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan adanya suatu hubungan yang

saling mempengaruhi antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I,

jenis pekerjaan orang tua dan IPK dengan minat mahasiswa menjadi guru.

D. Perumusan Hipotesis

a. Ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I

dengan minat mahasiswa menjadi guru.

b. Ada hubungan antara IPK dengan minat mahasiswa menjadi guru.

c. Ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan minat

mahasiswa menjadi guru.

d. Ada hubungan antara pengalaman mengambil mata kuliah PPL I, jenis

pekerjaan orang tua, dan IPK secara bersama-sama dengan minat

mahasiswa menjadi guru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus

yaitu penelitian terhadap jenis obyek tertentu, dimana proses pengumpulan

datanya menggunakan beberapa metode, kemudian dianalisis dan kesimpulan yang

diambil hanya berlaku pada obyek yang diteliti.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

1.

Tempat Penelitian: penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Jl.

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta dan Jl. Paingan, Maguwoharjo, Sleman,

Yogyakarta

2.

Waktu Penelitian: bulan Juni – Juli 2011

C.

Subjek dan Objek Penelitian

1.

Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah mahasiswa FKIP yang masih aktif dan telah

mengikuti mata kuliah PPL I dan belum mengambil PPL II di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Objek Penelitian

Gambar

Tabel r, t, F ..............................................................................
Tabel III.1
Tabel III. 2
Tabel III. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsekwensi logis dari wacana di atas dalam konteks pengorganisasian partai, seperti yang dipahami sekarang istilah partai ( hizb ), merupakan produk perkembangan

(DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI) (DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI).

Kelakuan manusia Homo sapiens : tidak hanya timbul dari dan ditentukan oelh sistem organik biologinya saja, tetapi sangat dipengaruhi dan ditentukan oelh akal dan jiwanya,

Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak yang berisi keterangan mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan oleh praktikan adalah sebagai berikut:.. Pelaksanaan Praktik Mengajar di SMP Negeri 1 Sleman. No.. Penyusunan

Dengan melihat endapan material lahar dingin di anak-anak sungai Progo tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa di sungai Progo akan menerima beban aliran sedimen

Skrip kalkul.php ini akan menampilkan informasi kepada pemakai aplikasi untuk memasukan suatu nilai yang berfungsi sebagai nilai penukar dari mata uang pertama

تت ايفرت وومملوا افف ---- Kata yang tepat untuk melengkapi ayat tersebut adalah…a. اععموج فهبت نفطوسفوففف Termasuk ayat dari surat al-Adiyat