Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Jakarta, 27 Januari 2016
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
1
EVALUASI
PENANGGULANGAN
BENCANA 2015 DAN
PREDIKSI BENCANA 2016
Trend Bencana Indonesia 2002-2015
• Data sementara per 4-1-2016, ada 1.681 kejadian bencana di Indonesia selama 2015.
• Banjir, longsor dan puting beliung masih tetap
Bencana dan Dampaknya Tahun 2015
Update : 4 Januari 2016
• Dari 1.681 kejadian bencana menyebabkan 259 orang tewas, 1,23 juta mengungsi, 25.192 unit rumah rusak (5.180 rusak berat, 3.760 rusak sedang, 16.252 rusak ringan), 498 unit fasum rusak.
• Lebih dari 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Puting beliung, longsor dan banjir paling dominan,
• Longsor adalah jenis bencana paling mematikan 157 orang tewas.
Rusak Berat Rusak
Sedang Rusak Ringan Terendam
Banjir 492 39 841.505 657 260 2.425 176.031 221 58 16
Banjir Dan Tanah Longsor 31 9 54.499 121 71 226 3.876 3 6 -
Gelombang Pasang/Abrasi 7 1 16 5 5 1 47 - 1 -
Gempa Bumi 27 - 17.382 2.024 547 3.107 28 48 10
Kebakaran Hutan Dan Lahan 45 24 - - - -
Puting Beliung 561 29 7.431 1.858 2.578 9.856 81 46 34 6 Tanah Longsor 501 157 25.924 508 299 636 286 10 10 1 Kekeringan 7 - 232.348 - - - Letusan Gunungapi 10 - 46.779 7 1 - - - Total 1.681 259 1.225.884 5.180 3.760 16.252 180.321 308 157 33 Unit Jenis Bencana Jumlah
Kejadian Meninggal & Hilang Menderita & Mengungsi Kerusakan Rumah Fasillitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Kesehatan Jiwa
Perbandingan 2014 dan 2015
• Tahun 2015 kejadian bencana mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 20%. • Secara total dampakkorban dan kerusakan yang ditimbulkan tahun 2015 mengalami
penurunan
dibandingkan 2014. • Penurunan ini
disebabkan curah hujan lebih kecil (intensitas, durasi, dan sebaran) dibandingkan 2014.
• 61% korban meninggal & hilang disebabkan oleh tanah longsor • 57% rumah rusak diakibatkan oleh
bencana puting beliung
• 59% fasilitas rusak akibat dari bencana banjir
Sebaran Kejadian Bencana Per Provinsi 2015
Lima provinsi terbanyak kejadian bencana adalah: 1. Jawa Tengah (389) 2. Jawa Timur (307) 3. Jawa Barat (220) 4. Sumatera Barat (96) 5. Pemerintah Aceh (90)
• Kejadian gempabumi di Indonesia Bagian Timur lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia bagian Barat. Dengan tingkat kerentanan dan infrastruktur yang masih terbatas dampak gempa akan lebih besar. Perlu mendapat perhatian lebih serius.
• 3 gempa yang paling banyak merugikan terjadi di Sorong, Alor dan Halmahera Barat yaitu 2.385 rumah rusak berat, 1.902 rusak sedang, dan 5.149 rusak ringan.
Sebaran Kejadian Bencana Per Kabupaten/Kota 2015
Lima kabupaten/kota terbanyak adalah: 1. Bojonegoro (73)
2. Cilacap (57) 3. Sukabumi (43)
4. Kota Sawahlunto (42) 5. Temanggung (41)
Peta Jumlah Kejadian Bencana 2015
Peta Sebaran Korban Meninggal & Hilang Akibat Bencana 2015 Bencana paling sering terjadi di wilayah Pulau Jawa Korban meninggal & hilang terbanyak ada di Provinsi Jawa Barat
Dampak Bencana Besar 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des28 Maret 2015: Longsor Sukabumi: • 12 tewas
• 11 rumah RB Berat
24 September 2015: Gempabumi Sorong: • 19 luka berat dan 13 luka ringan
• 1.661 RB, 1.247 RS dan 2.860 RR • 27 fasum rusak
2 Desember 2015: Longsor Bengkulu: • 3 tewas & 15 org hilang
• 1 org luka-luka • 20 Rumah RB
4 November 2015: Gempabumi Alor (NTT): • 3 org Luka-luka
• 5.439 org mengungsi
• 579 rumah RB, 382 RS, 1.114 RR, 47 fasum rusak
27 Oktober 2015: Tanah longsor Bogor: 12 Org meninggal
Juni-Oktober: Karhutla:
• 24 org meninggal • 2,61 juta ha hutan
& lahan terbakar terbakar
• 600.000 jiwa menderita ISPA. • Kerugian Rp 221
Trilyun
16 November 2015: Gempabumi Halmahera Barat: • 10.165 org mengungsi • 145 rumah RB, 273 RS, 1.175 RR Januari-Desember 2015; Erupsi Gunung Sinabung: • 370 KK relokasi • 1.683 KK menunggu direlokasi (masih di huntara) • 10.110 jiwa mengungsi
• 24 orang meninggal dunia.
• Lebih dari 600.000 jiwa menderita ISPA.
• 2,61 juta hektar hutan dan lahan terbakar (Karhutla tahun 1997 = 9,2 juta hektar).
• Lebih dari 60 juta jiwa terpapar asap.
• Kerugian ekonomi Rp 221 trilyun. Ini di luar sektor kesehatan dan pendidikan (Karhutla tahun 1997 kerugian Rp 60 trilyun).
• Kerugian Rp 221 Trilyun ini setara dengan 1,9% Produk Domestik Bruto Nasional. Artinya karhutla menghambat laju pembangunan.
• Kerugian plasma nutfah, emisi karbon dan lainnya.
• BNPB mengeluarkan Rp 720 milyar untuk pemadaman karhutla. Biaya ini di luar dari dana yang dikeluarkan oleh Kemen LHK, Kemen PU Pera, Kemenkes dll.
2,61 Juta Hektar Hutan & Lahan Terbakar 2015
• Karhutla melanda semua provinsi (kecuali DKI Jakarta dan Kepri). Daerah yang
1. Banyak upaya penanggulangan bencana yang telah dilakukan selama tahun 2015, baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.
2. Pengurangan risiko bencana menjadi mainstream dalam penanggulangan
bencana. Artinya pencegahan, kesiapsiaagaan, peningkatan kapasitas, sosialisasi dan lainnya dalam kegiatan pra bencana menjadi lebih prioritas.
3. Selama tahun 2015, jumlah korban jiwa berkurang dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa penanggulangan bencana sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.
4. Upaya penanggulangan bencana sesuai dengan RPJMN 2015-2019,
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019, dan lainnya.
5. Peningkatan kapasitas BPBD, Pemda, relawan, masyarakat dalam
penanggulangan bencana.
6. Menyusun SNI tentang penanggulangan bencana
7. Melaksanakan Peringatan Bulan PRB Nasional di Solo yang diikuti 6.000
orang pelaku PRB di Indonesia.
7. Melakukan kajian-kajian kejadian bencana di Indonesia sebagai masukkan pengambilan kebijakan di masa mendatang.
8. Mengembangkan Desa Tangguh Bencana.
9. Sertifikasi relawan penanggulangan bencana.
10. Pembangunan pusat pengendali operasi penanggulangan bencana di BPBD provinsi dan kabupaten/kota.
11. Membangun sistem peringatan dini banjir dan longsor. 12. Penanganan darurat secara cepat dan tepat.
13. Pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di banyak daerah-daerah.
14. Penguatan Manajemen Logistik dan Peralatan di daerah rawan Bencana. 15. Pengadaan Logistik dan Peralatan dalam rangka penguatan Kelembagaan
BPBD Prov/Kab/Kota serta dukungan tanggap darurat Bencana.
16. Distribusi Logistik ke 33 BPBD Provinsi dan Distribusi Peralatan ke 274 Kab/kota.
17. Monitoring dan Evaluasi Logistik dan Peralatan di 33 Provinsi dan 66 Kab/kota.
18. Dan lain-lain.
SELALU HADIR DI TENGAH RAKYAT
16 Ekspetasi masyarakat Indonesia terhadap BNPB &
BPBD sangat besar. Saat ini setiap ada bencana masyarakat langsung menghubungi kita. Artinya
kehadiran kita dirindukan oleh rakyat.
SAAT INI SUDAH TERBENTUK
470
BPBD YAITU34
BPBD PROVINSI
364
BPBD KABUPATEN, DAN72
BPBD KOTA.Kehadiran BNPB & BPBD tak lepas dari iptek dan profesional
17 Masyarakat selalu minta bantuan BNPB & BPBD. Saat banjir, longsor, erupsi gunung,
kecelakaan transportasi, bunuh diri, kebakaran, orang hilang, pohon roboh, orang kejebur sumur, digigit ular, kekurangan air, kucing tidak bisa turun dari pohon, dll. Saat
Anggaran Penanggulangan Bencana di Indonesia Tahun 2015
18
Pada tahun 2015 ada Rp 19 trilyun untuk penanggulangan bencana di Indonesia yaitu :
1. Rp 15 trilyun yang tersebar di 28 Kementerian/Lembaga dimana Rp 1,68
Trilyun ada di DIPA BNPB sedangkan Rp 13,32 Trilyun ada di DIPA 27 K/L.
2. Rp 4 trilyun Dana Cadangan Penanggulangan Bencana di Kemenkeu, dimana
Rp 2,5 trilyun untuk penanganan darurat dan Rp 1,5 trilyun untuk pasca bencana.
Alokasi anggaran Rp 15 trilyun untuk penanggulangan bencana di 28 K/L, dimana 77% untuk pra bencana
Tantangan terbesar adalah masih minimnya alokasi anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah. Rata-rata hanya 0,02-0,07% dari total APBD setiap tahunnya yang dialokasikan
untuk penanggulangan bencana di daerah. Perlu komitmen dari Kepala Daerah dan DPRD agar meningkatkan anggaran penanggulangan bencana di
Proses sosialisasi, penyusunan protap, pembentukan Tim Siaga Bencana, dan geladi evakuasi mandiri kepada masyarakat. Social mapping dan pendekatan kultural sangat
Banjarnegara (2014) Kulon Progo(2015) Cianjur (2014) Karanganyar (2008, 2015) Palu (2015) Pariaman (2015) Bandung Barat (2014) Pekalongan (2014) Magelang (2015) Banyumas (2015) Trenggalek (2015) Pasuruhan (2015) Semarang (2015) Aceh besar (2015) Bener Meriah (2015) Karo (2015) Pesisir Selatan (2015) Agam (2015) Lebak (2015) Seluma (2015) Tasikmalaya (2014) Sukabumi (2014) Kuniangan (2015) Tomohon (2015) Donggala (2015) Tasikmalaya (2014) Bangli (2015) Pacitan (2015) Bone (2015) Gowa (2015) Karangasem (2015)
BNPB bekerjasama dengan UMG dan PVMBG memasang 50 sistem
peringatan dini longsor selama 2014-2015
Pengungsi
Penanganan Pengungsi Sinabung
Wajib Relokasi Segera
Menyusul Relokasi yang akan datang
Masyarakat yang saat ini masih mengungsi karena status awas 3 Desa : - Bekerah -Simacem -Sukameriah 370 KK
(1.212 jw) Siosar Sudah Selesai
1.683 KK (4.967 jw) 4 Desa: - Guru Kinayan - Kota Tunggal - Beras Tepu - Gamber
Soal lahan jadi penghambat
Disewakan rumah dan lahan s/d 31-06-2016. •Sewa rumah Rp 3,6 jt/KK/thn •Sewa lahan Rp 2 jt/KK/thn Relokasi terpencar /Mandiri Insitu/Living Harmoni -10.110 jiwa (3.150 KK)
- Asal : 11 Desa(Guru Kinayan,Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang Garang Jeraya, Kuta Rakyat, Kuta Gugung, Mardinding, Kuta Tengah)
- 10 lokasi pengungsi Rencana Pembangunan Tempat Evakuasi Lahan Desa Ndokum Siraha 900 m2 Gereja Ndokum Siraha 1.200 m2 Lahan PU 2.000 m2
Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera
Utara
Relokasi Erupsi Gunungapi Sinabung
• Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan
hutan Siosar.
• Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB. Pembangunan
melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD.
Sosialisasi, FGD dengan perwakilan Tokoh Masyarakat (
Simantek
Kuta
) dan Pelatihan Fasilitator
TPN-BNPB Menggelar FGD dengan para perwakilan Tokoh Masyarakat (Simantek Kuta) guna mengidentifikasi potensi dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam rangka persiapan percepatan relokasi ke Siosar (September 2015)
Dalam FGD ini sekaligus disosialisasikan keberadaan TPN-BNPB, tugas pokok dan fungsinya, serta skema kegiatan pemulihan yang akan dilaksanakan TPN-BNPB bersama Pemerintah Daerah, stakeholders dan
LISTRIK DAN AIR BERSIH
•
Jaringan Listrik
•
Jaringan Air Bersih
Jaringan Listrik :
Desa Bekerah : sudah terpasang 112 unit (50 unit berkapasitas 900 watt dan 62 unit 450 watt).
Desa Suka Meriah : sudah terpasang 128 unit (450 watt)
Desa Simacem : Sudah terpasang (450 watt) dalam proses menaikkan menjadi 900 watt Jaringan air bersih
Desa Bekerah : 112 unit sudah dialiri air bersih.
Desa Suka Meriah dan Desa Simacem (258 unit).
Reservoir : 1 unit sudah dipasang dan berfungsi.
370 unit rumah telah selesai dibangun. Warga sudah siap menempati. Pelaksanaan relokasi diawali dengan menyelenggarakan upacara adat pindah rumah secara massal pada 10-12-2015 di Siosar yang dihadiri Ka BNPB.
PERMUKIMAN
RELOKASI
• Lahan yang diijinkan ditebang oleh Menteri LHK = 416 Ha.
• Dari 416 ha, yang dapat ditebang seluas 350 ha. Sisanya berada pada kawasan lindung
sehingga tidak dapat ditebang.
• Dari luas 350 ha tersebut, yang digunakan seluas 250 ha untuk lahan pertanian bagi 370
KK dan untuk 87 KK yang hanya mendapat lahan 0,5 ha/KK tetapi tidak mendapatkan rumah.
• Sedang dilakukan pekerjaan penebangan kayu pinus. Ditargetkan selesai bulan
Desember 2015.
• Tunggul/akar diputuskan tidak akan dicabut dan pekerjaan pembersihan/pengolahan
lahan pasca penebangan akan dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat penerima manfaat.
• Lahan pertanian (sewa) 66 Ha di Puncak 2000 dalam proses siap olah.
PERSIAPAN
LAHAN
PERTANIAN
185 Ha (Siosar) 66 Ha (Puncak 2000)
• Jalan Poros menuju lokasi permukiman relokasi 17 km.
• 1,3 km (dari simpang singa ke desa singa) Dana APBD, sudah selesai.
• 2,5 km (dari Desa Singa ke Desa Kutambelin) Dana DAK sudah selesai.
• Sisanya 13,2 km : 9,2 dari Desa Kutambelin ke Kacinambun (Puncak 2000) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU dana APBN 2015
• 4 km dari Kacinambun (Puncak 2000) ke lokasi relokasi (Siosar) sedang dikerjakan oleh Kementerian PU.dana APBN 2015 (Progress 1,8 Km)
• Jalan lingkungan di lokasi Desa Berkerah sudah selesai dibangun dengan jalan sirtu.
• Jalan lingkungan di lokasi Desa Simacem dan Sukameriah belum dibangun; masih jalan tanah. tanggal 24 Desember 2015 selesai.
INFRASTRUKTUR
JALAN
•
Jalan Poros
Relokasi Longsor di
Kab. Banjarnegara
•
Diperuntukkan bagi 27 KK
korban longsor dari Desa
Jemblung, Kec. Karangkobar,
Kab. Banjarnegara.
•
Pembangunan hunian tetap
27 unit di Desa Ambal, Kec.
Karangkobar, Kab.
Banjarnegara 90% sudah
selesai.
•
Harga rumah senilai Rp 87
juta/unit. Sumber dana dari
BNPB, Pemda dan bantuan
masyarakat.
Prediksi Bencana 2016
1. Bencana hidrometerologi (banjir, longsor dan puting beliung) masih akan
mendominasi bencana selama 2016. Puncak bencana hidrometeorologi pada Januari-Februari 2016.
2. Berdasarkan prediksi BMKG, kemungkinan fenomena La Nina menguat di
pertengahan 2016. Namun dampaknya terasa di musim penghujan 2017 sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan makin meningkat.
3. Potensi kebakaran hutan dan lahan masih masih tetap tinggi di beberapa
wilayah, khususnya di Sumatera dan Kalimantan dengan intensitas dan skala yang lebih kecil dibandingkan 2015. Sulit menihilkan hotspot di Indonesia
karena terkait dengan kompleksnya masalah karhutla. Namun jumlah hotspot akan jauh berkurang. Artinya masih ada hotspot hasil pembakaran selama Juni-Oktober dengan puncak hotspot September-Oktober. Jumlah hotspot akan jauh lebih kecil pada 2016 dibandingkan 2015.
4. Bencana asap 2015 kecil peluang terjadinya kembali. Apalagi tahun 2016 ada
indikasi La Nina sehingga kemarau tidak akan ekstrem kering. Selain itu juga upaya intensif Pemerintah akan mengurangi karhutla secara signifikan.
5. Kekeringan selama 2016 tidak akan separah musim kemarau 2016. Puncak
Prediksi Bencana 2016
6. Gempabumi tidak dapat diprediksikan secara pasti dimana, berapa besar dan
kapan. Namun diprediksikan gempa terjadi di daerah di Indonesia khususnya di jalur subduksi di laut dan jalur sesar di darat. Perlu diwaspadai
gempa-gempa di Indonesia bagian timur yang kondisi sesimisitas dan geologinya lebih rumit dan kerentanannya lebih tinggi.
7. Potensi tsunami sangat tergantung dari besaran gempabumi dan lokasinya.
Jika gempa lebih dari 7 SR, kedalaman kurang dari 20 km dan berada di jalur subduksi maka potensi tsunami. Sistem peringatan dini tsunami sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.
8. Erupsi gunungapi tidak dapat diprediksi untuk jangka panjang. Tiap gunung
memiliki karakteristik sendiri. Dari 127 gunungapi di Indonesia, saat terdapat 1 gunung berstatus Awas, 4 berstatus Siaga dan 15 berstatus Waspada.
1) Status Awas (level IV) = Gunung Sinabung.
2) Status Siaga (level III) = G. Bromo, Karangetang, Lokon, Soputan.
3) Status Waspada (Level II) = G. Awu, Rinjani, Raung, Gamalama, Sangeangapi, Rokatenda, Ibu, Gamkonora, Papandayan, Semeru, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, Kerinci, Egon.
9. Aktivitas vukanik G. Sinabung diperkirakan masih tinggi sehingga diperkirakan masih berpotensi tinggi terjadi erupsi.
Prakiraan Curah Hujan Bulanan – 2015/2016
PRAKIRA AN 2015 NORM AL DES’15 JAN’16 DES’15 JAN’16 FEB’16 FEB’16Potensi tinggi terjadi banjir, longsor dan
puting beliung
Perlu diwaspadai karhutla di Riau selama Februari 2016
• 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir di Indonesia
• Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi banjir
63,7
Jutajiwa.
ANCAMAN BENCANA BANJIR
35 BAHAYA TINGGI
BAHAYA SEDANG
ANCAMAN BENCANA LONGSOR
36
• 274 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor di
Indonesia
• Jumlah penduduk terpapar dari bahaya sedang-tinggi longsor
40,9 Juta jiwa
.BAHAYA TINGGI
BAHAYA SEDANG
Pola Hotspot di Sumatera dan Kalimantan
Tahun 2006 - 2014
• Berdasarkan data hotspot
tahun 2006-2014, pola
hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni – Oktober (5 bulan),
sedangkan di Kalimantan pada Juli- Oktober (4 bulan) .
• Untuk Riau, sesuai polanya
pada bulan Februari – April adalah kering sehingga
berpotensi karhutla seperti pada tahun 2014.
• Data hujan 30 tahun terakhir
di Riau menunjukkan ada perubahan pola hujan,
dimana pada Februari-April kering (BMKG, 2014). Curah hujan terbatas sehingga mudah terbakar.
Sumatera
5 bulan
Kalimantan 4 bulan
Earthquake data: Engdahl 1964 - 2005
Peta Seismo-Tektonik Indonesia
•
Sumber gempa : daerah subduksi dan sesar di daratan.
•
Potensi gempa di Indonesia bagian timur lebih tinggi.
•
Terdapat
386
kabupaten/kota dengan jumlah penduduk
157 juta
jiwa
yang tinggal di daerah rawan tinggi dari bahaya gempabumi di
Indonesia
Status Gunungapi di Indonesia
No. Status Gunungapi Lokasi Mulai Tanggal Pengungsi (Jiwa)
1 AWAS G. Sinabung Sumatera Utara 02/06/2015 9.319 2 Siaga G. Bromo Jawa Timur 04/12/2015 -3 Siaga G. Karangetang Sulawesi Utara 03/09/2013 -4 Siaga G. Soputan Sulawesi Utara 04/01/2016 -5 Siaga G. Lokon Sulawesi Utara 24/07/2011 958 6 Waspada G.Egon NTT 13/01/2016 -7 Waspada G. Awu Sulawesi Utara 24/11/2015 -8 Waspada G. Rinjani NTT 25/10/2015 -9 Waspada G. Raung Jawa Timur 24/08/2015 -10 Waspada G. Gamalama Maluku Utara 10/03/2015 -11 Waspada G. Sangeangapi NTB 17/06/2014 -12 Waspada G. Rokatenda NTT 07/04/2014 -13 Waspada G. Ibu Maluku Utara 10/12/2013 -14 Waspada G. Gamkonora Maluku Utara 01/07/2013 -15 Waspada G. Papandayan Jawa Barat 06/06/2013 -16 Waspada G. Semeru Jawa Tengah 02/05/2012 -17 Waspada G. Anak Krakatau Banten 26/01/2012 -18 Waspada G. Marapi Sumatera Barat 03/08/2011 -19 Waspada G. Dukono Maluku Utara 15/06/2008 -20 Waspada G. Kerinci Jambi 09/09/2007
-Dari 127 gunungapi aktif di Indonesia saat ini terdapat 1 gunung berstatus Awas, 5 berstatus Siaga dan 14 berstatus Waspada.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Periode Kesiapsiagaan
Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung Karhutla KarhutlaGempabumi, Tsunami, Erupsi Gunungapi Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Graha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur 13120
021-21281200 021-21281200 contact@bnpb.go.id www.bnpb.go.id Infobencana BNPB @BNPB_Indonesia BNPB Indonesia BNPB_Indonesia 0812-95590090 0812-1237575