10/10/2009
Paper Deskriptif | arierahayu
ARIERAHAYU
@
GMAIL
.
COM
M
ODEL
J
ONES
1991
MODEL JONES 1991
Jones mengembangkan model pengestimasi akrual diskresioner untuk mendeteksi manipulasi laba Jones 1991 1 yang kemudian populer sebagai Model Jones. Jones 1991 melakukan firm‐specific
regression dengan model ini. Ini berarti akrual diskresioner diperoleh dengan membandingkan akrual tahun t, saat terjadinya manipulasi laba, dengan rata‐rata akrual akrual normal perusahaan itu sendiri pada tahun‐tahun sebelumnya.
IDE DASAR
Akrual, secara teknis, merupakan perbedaan antara kas dan laba. Akrual merupakan komponen utama pembentuk laba dan akrual disusun berdasarkan estimat‐estimat tertentu. Misalnya saja biaya depresiasi, untuk mengetahui besarnya biaya ini kita harus mengetahui kosnya, umur manfaat estimasi , dan metode depresiasi yang digunakan. Nilai kos memang sudah tetap fixed
dan tidak bisa diubah‐ubah namun umur manfaat dan metode depresiasi bisa diubah sesuai dengan kebijakan atau pertimbangan atau discretion managemen.
Secara umum, akrual, yang merupakan produk akuntansi, dapat dianggap memiliki jumlah yang “relatif tetap” dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan aturan akuntansi terkait juga tidak mengalami perubahan. Perubahan akrual yang terjadi, oleh karenanya, dapat dianggap sebagai hal yang tidak normal abnormal . Perubahan ini merupakan hasil penggunaan kebijakan discretion2
managemen yang berlebihan dan bila pada saat yang sama managemen juga memiliki
1
Seluruh penjelasan dalam bagian ini diperoleh dari paper Jennifer J. Jones (1991) berjudul Earnings Management during Import Relief Investigation.
2
Kata discretion inilah yang melandasi terbentuknya istilah akrual diskresioner. Ini terjadi karena jumlah akrual diskresioner berasal dari diskresi (discretion), pilihan, atau pertimbangan manager alih-alih sekedar mengikuti atau diturunkan dari kondisi ekonomik perusahaan.
insentif/motif untuk memanipulasi laba maka perubahaan akrual yang terjadi dianggap sebagai bentuk manipulasi laba yang dilakukan managemen.
Model Jones berfokus pada akrual total sebagai sumber manipulasi. Akrual total digunakan alih‐ alih satu atau dua akun tertentu saja. Ini dilakukan dengan harapan bahwa akrual total akan mampu menangkap porsi yang lebih besar dari manipulasi oleh manager daripada porsi yang ditangkap bila menggunakan satu dua akun saja.
KONSEP MODEL JONES 1991
Namun demikian, tidak semua perubahan akrual berasal dari diskresi managemen. Ada juga perubahan akrual yang berasal dari perubahan kondisi ekonomik perusahaan itu sendiri. Perubahan penjualan, misalnya, akan berpengaruh pada jumlah akrual terkait. Ini berarti usaha untuk menguji manipulasi laba melalui akrual perlu mempertimbangkan perubahan kondisi ekonomik perusahaan yang dapat mempengaruhi akrual ketika mengestimasi akrual diskresioner. Jones 1991 berusaha mengontrol pengaruh perubahan kondisi tersebut pada akrual dengan memasukkan variabel perubahan pendapatan dan gross property, plant, and equipment PPE ke dalam model yang dibangunnya.
Perubahan pendapatan mempengaruhi perubahan akrual yang berasal dari modal kerja
working capital seperti piutang, sediaan, dan utang. Perubahan pendapatan digunakan sebagai variabel kontrol karena relatif objektif sebagai ukuran operasi perusahaan sebelum manipulasi akrual oleh manager. Namun demikian pendapatan tidak sepenuhnya eksogenus atau terlepas dari usaha manipulasi laba dan, dengan demikian, tidak sepenuhnya objektif. Hal ini terjadi bila manager berusaha memanipulasi laba melalui manipulasi pendapatan seperti percepatan pengiriman barang agar perusahaan dapat mengakui pendapatan lebih awal.
Sementara itu, PPE dimasukkan ke dalam model untuk mengontrol porsi akrual total yang terkait dengan biaya depresiasi nondiskresioner nondiscretionary depreciation expense . Tidak seperti pada pengaruh pendapatan yang dikontrol dengan perubahan pendapatan, PPE dimasukkan dalam jumlahnya di periode tersebut gross PPE dan bukannya perubahan PPE. Ini terjadi karena biaya depresiasi total lah, bukannya perubahan biaya depresiasi, yang tercakup dalam ukuran akrual total.
Model Jones kemudian mendefinisi akrual diskresioner sebagai bagian akrual yang terjadi/dilaporkan pada periode tersebut di luar bagian akrual yang umum terjadi – konstan terjadi karena perubahan pendapatan/penjualan – koefisien perubahan pendapatan terjadi karena adanya PPE – koefisien PPE persamaan Model Jones ditulis sebagai berikut: EQUATION 1 MODEL JONES 1 ∆ yang dalam hal ini:
TAit akrual total pada tahun t untuk perusahaan i,
∆REVit pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t‐
1 untuk perusahaan i,
PPEit gross property, plant, and equipment pada tahun t untuk
perusahaan i,
Ait‐1 aset total pada tahun t untuk perusahaan i,
it error term pada tahun t untuk perusahaan i,
t 1, … , Ti, indeks tahun untuk tahun‐tahun yang dimasukkan
dalam periode pengestimasian untuk perusahaan i. Periode estimasi adalah serial tahun terpanjang sampai dengan dua tahun sebelum saat investigasi selesai atau dilengkapi.
Semua variabel dalam model pengestimasi akrual diskresioner kemudian diskala dengan aset total tahun sebelumnya lagged asset untuk mengurangi heteroskedastisitas. Penskalaan ini merupakan suatu pendekatan weighted least squares WLS untuk mengestimasi sebuah persamaan regresi yang memiliki disturbance term yang heteroskedastik. WLS mensyaratkan semua variabel, dependen dan independen, untuk dibagi dengan estimat variansi disturbance term. Jones 1991 mengasumsikan aset total tahun sebelumnya berasosiasi positif dengan variansi
disturbance term dan, oleh karenanya, ia menggunakan aset total tahun sebelumnya sebagai penskala.
AKRUAL DISKRESIONER
Ordinary least squares digunakan untuk memperoleh estimat ai, b1i, dan b2i masing‐masing untuk
αi, β1i, dan β2i. Model ini mengasumsikan hubungan stasioner antara akrual nondiskresioner dan
variabel penjelas/independen. Prediction error akrual diskresioner didefinisikan sebagai EQUATION 2 AKRUAL DISKRESIONER MODEL JONES 1991 1 ∆ yang dalam hal ini p adalah indeks tahun untuk tahun‐tahun yang termasuk dalam periode prediksi. Tahun yang termasuk dalam periode prediksi adalah tahun saat selesai atau lengkapnya investigasi
dan satu tahun sebelumnya untuk masing‐masing perusahaan yang termasuk dalam industri yang diinvestasi dalam rangka pemberian import relief. Prediction error, uip, merepresentasi
tingkat/level akrual diskresioner pada waktu p.
SUM‐UPS: LANGKAH‐LANGKAH MENGESTIMASI AKRUAL
DISKRESIONER DENGAN MODEL JONES
Berikut ini merupakan langkah‐langkah mengestimasi akrual diskresioner dengan Model Jones:
1. Mengestimasi koefisien αi, β1i, dan β2i pada Model Jones Equation 1 .
Estimasi dilakukan dengan meregresi Equation 1 dengan menggunakan ordinary least squares. Data yang digunakan untuk mengestimasi adalah data sebelum periode manipulasi laba. Koefisien yang diperoleh kemudian merupakan estimat αi, β1i, dan β2i yang masing‐
masingnya respectively kita sebut dengan ai, b1i, dan b2i .
2. Mengestimasi akrual diskresioner.
Akrual diskresioner yang diestimasi pada Jones 1991 hanyalah akrual diskresioner pada saat terjadinya manipulasi laba i.e. tahun dikeluarkannya surat investigasi dan satu tahun sebelumnya . Ini berarti estimat ai, b1i, dan b2i yang telah diperoleh sebelumnya digunakan
dalam Equation 2 dengan data perusahaan terkait saat kejadian atau terjadinya manipulasi laba.
MODIFIED JONES
Model Jones ini memiliki kelemahan yaitu asumsi implisitnya adalah pendapatan bersifat nondiskresioner. Hal ini berarti pendapatan, dalam Model Jones, tidak “boleh” dalam keadaan dimanipulasi oleh managemen. Bila ternyata managemen juga memanipulasi pendapatan, misalnya
melalui pengakuan pendapatan yang dipercepat atau diperlambat, maka akrual diskresioner error/residual dari persamaan akan cenderung bias ke nilai nol Jones 1991, footnote 31 .
Dechow et al. 1995 kemudian memperbaiki kelemahan tersebut dengan mengurangkan variabel perubahan piutang dari variabel perubahan pendapatan untuk pengestimasian akrual nondiskresioner di saat periode kejadian i.e. periode yang diduga ada manipulasi laba di dalamnya . Persamaan untuk menghitung akrual nondiskresioner Model Jones modifikasian adalah sebagai berikut: EQUATION 3 MODEL JONES MODIFIKASIAN 1 ∆ ∆ yang dalam hal ini NDAτ akrual nondiskresioner,
∆RECτ piutang pada tahun τdikurangi pendapatan pada tahun τ‐1
Model Jones modifikasian ini secara implisit mengasumsikan bahwa semua perubahan dalam penjualan kredit pada periode kejadian merupakan hasil manipulasi laba. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa lebih mudah memanipulasi laba dengan mengubah pengakuan pendapatan dari penjualan kredit daripada mengubah pengakuan pendapatan dari penjualan kas.
SUM UPS: MENGESTIMASI AKRUAL DISKRESIONER DENGAN MODEL JONES
MODIFIKASIAN
Berikut ini merupakan langkah‐langkah mengestimasi akrual diskresioner dengan Model Jones modifikasian:
1. Mengestimasi koefisien αi, β1i, dan β2i pada Model Jones Equation 1 .
Estimasi dilakukan dengan meregresi Equation 1 dengan menggunakan ordinary least squares. Data yang digunakan untuk mengestimasi adalah data sebelum periode manipulasi laba. Koefisien yang diperoleh kemudian merupakan estimat αi, β1i, dan β2i yang masing‐
masingnya respectively kita sebut dengan ai, b1i, dan b2i .
2. Mengestimasi akrual diskresioner.
Estimat ai, b1i, dan b2i yang telah diperoleh sebelumnya digunakan dalam Equation 3 dengan
data perusahaan terkait saat kejadian atau terjadinya manipulasi laba. Ini akan menghasilkan akrual nondiskresioner NDA . Untuk memperoleh akrual diskresioner maka kita perlu mengurangkan NDA dari akrual total TA .
DATA
CROSS SECTIONAL
Model Jones 1991 sering juga digunakan secara cross sectional. Prinsipnya sama, hanya berbeda pada data yang digunakan. Berikut ini merupakan langkah‐langkah mengestimasi akrual diskresioner Model Jones dengan data cross sectional:
1. Mengestimasi koefisien αi, β1i, dan β2i pada Model Jones Equation 1 .
Estimasi dilakukan dengan meregresi Equation 1 dengan menggunakan ordinary least squares. Data yang digunakan untuk mengestimasi hanyalah data perusahaan yang tidak diduga memanipulasi laba. Dengan kata lain, data perusahaan yang diduga memanipulasi
laba dikeluarkan dari data yang digunakan untuk mengestimasi. Koefisien yang diperoleh kemudian merupakan estimat αi, β1i, dan β2i yang masing‐masingnya respectively kita
sebut dengan ai, b1i, dan b2i .
2. Mengestimasi akrual diskresioner.
Akrual diskresioner dihitung dengan menggunakan estimat ai, b1i, dan b2i yang telah
diperoleh sebelumnya digunakan dalam Equation 2. Hal ini dilakukan untuk semua perusahaan, baik yang diduga memanipulasi laba maupun yang tidak diduga memanipulasi laba.
REFERENSI
Dechow, P. M., R. G. Sloan, dan A. P. Sweeney. 1995. Detecting earnings management. The Accounting Review 70 2 : 193‐225.
Jones, J. J. 1991. Earnings management during import relief investigations. Journal of Accounting Research 29 2 : 193‐228.