dinas/instansi serta peningkatan kemampuan personil yang bertugas dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM
3. menyiapkan kebijaksanaan operasional dan memberikan petunjuk pelaksanaan
pembangunan infrastruktur kabupaten
Tim koordinasi ini beranggotakan ketua Bappeda, para kepala dinas/instansi terkait, Dirut PDAM dan Kabag terkait di Setwilda.
Unit manajemen program bertugas untuk:
1. mengendalikan dan koordinasi pelaksanaan program pembangunan infrastruktur kabupaten yang meliputi program investasi, program peningkatan pendapatan daerah dan program pengembangan kelembagaan.
2. koordinasi penyusunan rencana tahunan 3. koordinasi dengan dinas/instansi terkait
4. penyusunan laporan pelaksanaan dan pengendalian program.
Unit manajemen program diketua boleh kepala Bappeda yang dibantu oleh sejumlah asisten yang dapat dijabat oleh kabid atau kepala dinas terkait.
7.4.3. Format umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Penyusunan dan pelaksanaaqn RPIJM membutuhkan waktu yang panjuang, dan untuk itu rencana tindaknya dapat dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:
1. Tahap sosialisasi, tahapan yang dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi vrtikal dan horizontal antar dinas/instansi, melengkapi kebutuhan sumberdaya manusia yang terkait dengan RPIJM serta melengkapi organisasi ekstra struktural yang diperlukan dalam pelakanakan RPIJM.
Kebutuhan sarana penunjang kelembagaan untuk setiap dinas/instansi secara umum meliputi (1) bangunan gedung yang difungsikan untuk kantor, gudang (2) alat-alat kantor seperti komputer, printer, mesin fotocopy, alat penjilit dan lain sebagainya (3) sarana transportasi yang dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanan tugas seperti kendaraan roda dua, rada empat (4) sarana komunikasi seperti telpon, faximile, internet dan lain sebagainya. Jumlah sarana dan prasarana kerja berkaitan dengan volume kerja yang ada pada masing-masing dinas/instansi sesuai dengfan perannya dalam pelaksanaan RPIJM.
7.4. Usulan, Sistem Prosedur Antar Instansi
7.4.1. Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Pelaksanaan RPIJM
Dalam penyusunan dan pelaksanaan RPIJM, Bappeda kabupaten berkeduuakan dan bertugas dalam menggoordinasikan penyusunan perencanaan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan program serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pembanagunan infrastruktur kabupaten sarolangun. Dinan Pekerjaan umun dan perumahan rakyat, menggokordinasikan pelaksanaan kebijakan infrastruktur kabupaten, penyelenggaraan teknis pelakanaan program serta melaksanakan fungsi pengndalian, pengawasan evaluasi, pelaporan adminsitrasi, keuangan dan kegiatan teknis., demikian haalnya untuk dinas/instansi terkait lainnya berkedudukan dan melaksanakan fungsi sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
7.4.2. Hubungan antar Instansi
Untuk pelaksanaan RPIJM secara non struktural perlu dibentuk tim koordinasi dan pelaksanaan RPIJM dan unit manajemen program. Tugas tim koordinsi program pembangunan infrastruktur kabupaten meliputi:
berkaitan dengan sistem pertanggung jawaban yang harus dilakukan (4) rentang kendali, berkaitan dengan jumlah personil yang dapat dikendalikan oleh pimpinan (5) sentralisasi dan dessentralisasi, berkaitan dengan kewenangan dalam pengambilan keputusan (6) serta formalisasi, yang mencakup peraturan yang digunakan untuk mengarahkan personil dan pimpinan.
2. Ketatalaksanaan penyelenggaraan RPIJM
Kebutuhan peraturan daerah yang dibutuhkan untuk mendukung penyusunan dan pelaksanaan RPIJM antara lain berkaitan dengan pemantapan tugas dan fungsi masing-masing dinas/instansi yang terkait dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM seiring dengan semakin bertambahnya atau berubahnya peran setiap dinas/isntansi. Peraturan baru dibutuhkan dalam pembentukan organisasi non struktural untuk mendukung pelakanaan RPIJM, dalam koordinasi vertikan, horizontal, manajemen pelaksanaan proiyek-proyek dalam RPIJM dan laijn sebagainya.
3. Pengembangan Sumberdaya manusia
Program pengembangan sumberdaya manusia, difokuskan pada aparatur pada dinas/instansi yang secara langsung terlibat dalam pelakanaan RPIJM kabupaten Sarolangun, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Program pengembangan untuk meningkatan kualitas aparatur dilakukan melalui pelatihan dan studi lanjut dalam bidang ilmu yang relevan. Program dimaksud meliputi (1) perencanaan Kota (2) manajemen proyek (3) manajemen persampahan (4) Amdal (5) Perencanaan teknis (6) Air bersih dan Peningkatan lingkungan pemukiman (7) keuangan daerah (8) perencanaan pembangunan, (9) administrasi keuangan (10) dan lainnya
Secara kuantitatif dilakukan melalui penambahan staf sesuai dengan perkembangan volume kerja yang ada.
Penjabaran lebih lanjut arah pengembangan kelembagaan dalam RPJP diatas, dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah melalui penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik dan demokratis antara lain meliputi :
1. melakukan perluasan rentang kendali dalam pelimpahan wewenang pelayanan
masyarakat kepada pemerintahan kecamatan dan aparat desa
2. mendorong peningkatan kualitas dan kinerja sumberdaya manusia baik pada
tingkat birokrasi maupun pelayanan
3. memberlakaukan peraturan perundang-undangan pokok kepegawaian dan
akuntabilitas kinerja aparat
4. meningkatkan pengetahuan dan ketrampiulan aparat dalam perlindungan
masyarakat dan HAM
4. mendorong peningkatan penguasaan sistem/tatanan pemerintahan yang baik
kepada pimpinan/pejabat di masing-masing unit kerja 5.menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan wewenang
6. menumbuhkembangkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah 7. peningkatan pengelolalaan belanja daerah
Dengan mengacu pada RPJP dan RPJM kabupaten Sarolangun diatas, usulan program dalam RPIJM mencakup”:
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi
penyusunanan RPIJM pada masing-masing Dinas instansi kabupaten Sarolangun dari segi kesesuaian dengan bidang ilmu serta kuantitas untuk melaksanakan volume pekerjaan yang terus meningkat masih belum sepenuhnya memadai.Kelompok jabatan fungsional yang diharapkan dapat mendukung tugas-tugas dinas/instansi belum ada sumberdaya manusianya. Demikian halnya keterbatasan sarana kantor yang belum memadai merupakan kelemahan yang dihadapi. Peluang untuk menyususn dan melaksnanakan RPIJM kabupaten Sarolangun sangat besar, berkaitan dengan RPIJM adalah merupakan instrumen penting yang harus ada dalam penyedeiaan instruktur kabupaten.
7.3.3. Usulan Program
Arah pengembangan kelembagaan dan aparatur pemerintah kabupaten Sarolangun dalam Rencana pembangunan Jangka Panjang adalah terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean goverment) dengan aparat yang memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu memberikan pelayanan yang prima serta menghilangkan kemungkinan terjadinya KKN, yang dicapai dengan:
1. Mengembangkan kelembagaan dan aparatur daereah yang efektif dan effisien
2. Meningkatkan kualitas aparatur dengan memperbaiki kesejahteraan dan profesionalisme serta memperlakukan sistem karier berdasarkan prestasi dengan prinsip pemberian penghargaan dan sangsi (reward and punisment)
3. Meningkatkan fungsi pelayanan birokrasi dan akuntabilitasnya secara transparan, bersih dan bebas dari penyalahgunaan wewenang
setiap dinas/instansi dengan baik masih sangat dirasakan oleh masing-masing dinas/instansi.
7.3.2 Analisis Masalah
Permasalahan koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan, pembangunan dan pengoperasional infrastruktur kabupaten berkaitan dengan pengorganissian dan stafing dinas/instansi terkait. Kejelasan pembagian tugas antar dinas/instansi sampai pada tuposi seksi diharapkan akan mempermudah koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pembangunan dan pengoperasional infratruktur.
Permasalahan profesionalisme berkaitan dengan kemampuan aparatur pemerintah, dan hal ini berkaitan dengan pengetahuan, skill dan pengalaman. Peningkatan profesionalisme, pertama-tama dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan yang dapat ditempuh melalui studi lanjut yang relevan, pendidikan dan pelatihan teknis. Profesionalisme aparatur pemerintah antara lain berkaitan dengan tugas dan fungsi aparatur pemerintah yang secara khusus diberi tugas untyuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam tugas tertentu dalam jabatan fungsional.
7.3.. Masalah, Analisis dan Usulan Program
7..3.1. Masalah yang Dihadapi
7.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Kelembagaan non pemmerintah yang terkait dengan pelaksanaan RPIJM antara lain Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan lainnya. Lembaga Swadaya Masyarakat di kabupaten Sarolangun mencapai 34 buah. Bentuk LSM adalah non profit dan bidang pokok yang menjadi fokus perhatian LSM dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 7.6 Fokus Perhatian LSM di kabupaten sarolangun
No Fokus Perhatian Jumlah %
1 Pengawasan 7 20,58
2 Lingkungan hidup 4 11,76
3 Pemberdayaan masyarakat 5 12,70
4 Pemberntasan korupsi 2 5,89
5 Ketenaga kerjaan 1 2,94
6 Semua bidang 4 11,76
7 Lainnya 11 32,35
Jumlah 34 100
Dari LSM yang ada Yng dapat diharapkan dapat berperan dalam pembangunan infrastruktur kabupaten, antara lain LSM yang fokus perhatiannya dalam bidang pengawasan, lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat dan pemberantasan korupsi. Peran yang dapat dilakukan antara lain pendampingan, pemberdayaan kelompok sasaran dan kontrol untuk mewujudkan god governance.
jabatan fungsional pada masing-masing dinas/instansi belum terisi/belum ada. Masing terbatasnya jumlah staf yang dapat mendukung penyusunan dan pelaksanaan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM secara optimal.
Tabel 7.4 Jumlah aparatur pemerintah pada dinas/instansi yang terkait RPIJM berdasarkan golongan kepegawaian
No Golongan Dinas
Sumber : pengolahan data sekunder
.
Tabel 7.5 Jumlah Aparatur pada Dinas/Instansi yang terkait RPIJM Berdasarkan Tingkat pendidikan
Sumber : pengolahan data sekunder
Struktur oraganisasi Badan terdiri dari sekretariat
Jumlah aparatur pemerintah berdasarkan golongan kepegawaian mengalami perkembangan, dengan jumlah aparatur pada tahun 2006 adalah 3.005 orang. Jumlah terbesar terdapat pada golongan III yang mencapai 59,13%. Aparatur golongan IV mencapai 12,18%. Dengan komposisi seperti di atas memungkinkan pengembangan aparatur dengan pengetahuan dan ketrampilan dapat dilakukan.
Tabel 7.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Saeolangun tahun 2003 – 2006
No Gololangan 2003 2004 2005 2006
1 I 22 63 65 7
2 II 317 848 725 905
3 III 1.787 1.972 1.885 1.777
4 IV 43 140 116 366
Jumlah 2.169 3.023 2.789 3.005
Sumber : Kabupaten Sarolangun dalam angka
Gambaran mengenai pejabat struktural di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Sarolangun menunjukan aparatur dengan golongan IV yang menduduki jabatan mencapai 97,27%. Untuk golongan III yang menduduki jabatan mencapai 5% dan aparatur golongan II yang menduduki jubatan adalah 2,43%. Dengan pola proporsi tersebut menunjukan promosi jabatan sangat berkaitan dengan golongan kepegawaian.
Tabel 7.3 Jumlah Pejabat Struktural di lingkuan Pemerintahan Kabupaten Sarolangun
No Gololangan 2003 2004 2005 2006
1 I - - -
-2 II 17 22 17 22
3 III 86 92 60 89
4 IV 374 200 146 356
Jumlah 477 314 223 467
Sumber : Kabupaten Sarolangun dalam angka
Tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 26 Tahun 2008 yang meliputi (10 merumuskan kebijakan teknis dibidang pekerjaan numum dan perumahan rakyat 92) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat (3) bpembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dan (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dimaksud struktur organisasi dinas Pekerjaan umum dan perumahan rakyat terdiri dari sekretariat, bidang Bina Marga, bidang Pengairan, bidang Cipta Karya, bidang Perumahan Rakyat dan kelompok jabatan fungsional, serta Unit Pelaksana Teknis (UPTD). Dari struktur yang ada di kedua instansi ini, perencanaan teknis untuk infrastruktur kabupaten pada Bappeda merupakan tugas dan fungsi dari bidang fisik dan prasarana, Sedangkan semua bidang pada Dinas Pekerjaan umum dan perumahan rakyat memiliki tugas dan fungsi untuk penygusunan program, perencanaan teknis, pembinaan dan bimbingan teknis pada masing-masing bidang. Kondisi ini menuntut adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara instansi terkait sesuai dengan bidang-bidang yang relevan.,
Gambaran tentang kelembagaan di kabupaten Sarolangun sejak tahun 2001 mengalami perkembangan dan jumlah dinas/instansi pada tahun 2006 mencapai 48 organisasi.
Tabel 7.1 Jumlah bagian, Dinas. Badan, Kantor di Lingkungan Organisasi Kabupaten Sarolangun 2001 -2006
No Organisasi Daerah
2001 2002 2003 2004 2005 2006
1 Badan 2 3 3 3 4 4
tingkatan individuil yaitu peningkatan ketrampilan, kualifikasi, pengetahuan, sikap dan motivasi kerja.
7.2 Kondisi Kelembagaan
7.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah
Kondisi kelembagaan yang ada mencakup Dinas/instansi yang terlibat atau berkaitan dengan penyuunan RPIJM yang antara lain meliputi Bappeda, Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tat Kota, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pasar, Bagian Keuangan, Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah, Perusahaan Daerah Air Minum serta lembaga non pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dan Perda Nomor 03 tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas daerah Kabupaten Sarolangun, maka setiap dinas/isntansi di kabupaten Sarolangun telah ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsinya melalui peraturan Bupati Sarolangun. . Berdasarkan uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas/instansi pada dasarnya mencakup (1) perumusan kebijakan teknis (2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum (3) pembinaan dan pelaksanaan tugas (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dinas/instansi.
BAB VII
KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA
PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
7.1. Petunjuk Umum
Aspek kelembagaan difokuskan pada fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi. Dalam analisis ini batasan-batasan yang digubakan adalah sebagai berikut:
1. Kelayakan merupakan hasil telaah tentang kapasitas suatu obyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan 2. kelembagaan merupakan suatu subyek dan sekaligus juga menjuk kepada bentuk, sifat-sifat dan atau fungsi-fungsinya yang terkait, berkepentingan dan bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan.
3. Investasi adalah satu masukan dalam proses pembangunan untuk mampu melahirkan/menciptakan tujuan-tujuan yang ditetapkan.