• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Makro April 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Makro April 2015"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Tim Riset SPMD

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO INDONESIA

(2)

• The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba

(sudden reversal) dariemerging market termasuk Indonesia.

• Pelemahan rupiah masih menjadi isu panas. Bank Indonesia mulai melakukan intervensi namun

sekedar menjaga pergerakan tidak terlalu fluktuatif. Pelemahan rupiah menambah tekanan politik

pada Pemerintahan Jokowi-JK.

• Jika mempertimbangkan inflasi yang masih di bawah kendali dan membaiknya defisit transaksi

berjalan, BI Rate bisa dipertahankan di level 7,50% namun berpotensi dinaikan secepatnya pada

April 2015 untuk menjaga pergerakan rupiah dalam fluktuasi yang terkendali dan antisipasisudden

reversal namun hal ini berpotensi menghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi 2015.

(3)

The Fed Bisa Menaikan Suku Bunga Acuan Kapan Saja

• The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 0,25%

pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC)

18 Maret lalu.

• The Fed juga memangkas perkiraan median Fed Fund Rate

yang merupakan kunci dari Overnight Lending Rate yakni

dari 1,125% menjadi 0,625% pada akhir 2015.

• Dalam FOMC tersebut, 12 anggota FOMC memilih ungkapan

reasona ly onfident sebagai pengganti it can be

patient yang bisa diartikan suku bunga akan segera naik.

• Kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate berpotensi

(4)

BI Mengintervensi Rupiah

• Rupiah mencapai level terendah Rp13.237 perdolar AS pada 16 Maret 2015. Volatilitas rupiah

tercatat 0,46% sepanjang Januari-Maret 2015, lebih rendah dibandingkan periode yang sama

tahun lalu yang sebesar 0,56%.

• Cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2015 tercatat US$111,55 miliar, turun US$3,97 miliar

(5)

• Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$738,3 juta pada Februari 2015.

• Sektor migas dan migas mencatat surplus bersama

untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

Migas surplus US$174,1 juta sementara nonmigas

(6)

Investasi asing di pasar finansial bertambah Rp49,55 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp2.547,54 triliun.

Berdasarkan jenisnya, investasi saham bertambah Rp51,71 triliun, obligasi korporasi bertambah Rp1,44

triliun sementara obligasi pemerintah berkurang Rp3,60 triliun. Lebih dari 70% portofolio investasi asing

ada di saham.

(7)

• Indeks harga konsumen Indonesia tercatat

118,48 pada Maret 2015, naik 0,17%

dibandingkan bulan sebelumnya. Tingkat inflasi

tahunan tercatat 6,38%.

• Kontributor inflasi terbesar adalah kelompok

transpor, komunikasi, dan jasa keuangan

dengan andil 0,14%.

• Inflasi berpotensi naik pada April 2015 karena

adanya kenaikan harga BBM bersubsidi pada 27

Maret 2015.

Kenaikan Harga BBM Berpotensi Menaikan Inflasi Kembali

(8)

Review Industri

(9)

• Kenaikan DPK terutama bersumber dari Simpanan berjangka yang tumbuh 26,70% menjadi Rp1.985,0 triliun. Sedangkan Giro tercatat sebesar Rp852,3 triliun, tumbuh 11,5% (yoy). Di sisi

lain, Tabungan tercatat sebesar Rp1.230,5 triliun, atau tumbuh 3,8% (yoy).

Dana Mahal Sumber Kenaikan DPK

• Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

(DPK) sebesar Rp4.068 triliun pada

Februari 2015 atau tumbuh 15,84%

(10)

Sektor Manufaktur Mendorong Kredit

• Pertumbuhan kredit tersebut bersumber dari jenis penggunaan Modal Kerja (KMK). Penyaluran

KMK, pada Februari 2015 tercatat sebesar Rp1.740,4 triliun, atau tumbuh 12,0% (yoy), lebih tinggi

dibanding Januari 2015 (10,5%;yoy).

• Secara sektoral, akselerasi pertumbuhan KMK terutama terjadi pada sektor Industri pengolahan

yang tumbuh 16,4% (yoy) dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang tumbuh 13,0% (yoy).

(11)

• Penyaluran kredit di sektor properti pada Februari 2015 tercatat Rp551,2 triliun

atau tumbuh 16,93% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan Januari 2015 yang tumbuh

16,8% (yoy).

Sektor Konstruksi dan Real Estate Mendorong Permintaan

Pembiayaan Properti

• Peningkatan pertumbuhan kredit properti terutama bersumber dari peningkatan penyaluran Kredit

kepada sektor Konstruksi dan Real estate, yang pada Februari 2015 masing-masing tercatat tumbuh

(12)

• Suku bunga simpanan perbankan mengalami penurunan sejalan penurunan BI Rate yang

diikuti dengan turunnya suku bunga deposito

berjangka 1 dan 6 bulan. Pada Februari 2015,

suku bunga deposito berjangka 1 dan 6 bulan

masing –masing tercatat 8,36% dan 9,21%,

turun dibandingkan 8,46% dan 9,22% pada

Januari 2015. Di sisi lain, rata-rata suku bunga

kredit masih mengalami peningkatan dari

12,94% menjadi 12,95%.

Biaya Dana Turun Sejalan Penurunan BI Rate

• Komposisi dana murah terhadap total

simpanan tercatat 51,20%, lebih rendah

dibandingkan periode sebelumnya. Hal yang

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Tapi perkara membabitkan air, ia (perlu dibincang berasingan) adalah kerana ia membabitkan banyak perkara yang begitu rumit, terutama selepas perjanjian sedia ada berakhir pada 2061,

Dari tahun ke tahun jumlah kendaran bermotor di Indonesia semakin meningkat pada 2015 jumlah kendaraan bermotor tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah

[r]

Perkembangan teknologi yang merasuk ke dalam kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah

Indeks  Dow  Jones  melemah  pada  perdagangan  hari  Kamis  (17/7)  kemarin.  Investor  melakukan  aksi  jual  di  pasar  saham  dan  memilih  instrumen 

Program doktor (S3) Prodi Pendidikan Geografi Pascasarjana UM bertujuan: (1) menghasilkan ilmuwan profesional dalam bidang pendidikan geografi yang mampu menjadi

Berdasarkan hasil pengolahan data Time Up and Go Test (TUGT) sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok II menggunakan paired sampel t-test diperoleh nilai p=

Sedangkan pada kelas B sebanyak 10 siswa (50%) termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 7 siswa (35,00%) termasuk dalam kategori tinggi dan sebanyak 3 siswa (15,00%)