• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA AMUNTAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA AMUNTAI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN

KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL SERVIS

PENDEK PEMAIN BULUTANGKIS PB NEGARA DIPA

AMUNTAI

Muhammad Rizal

PJKR JPOK FKIP

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru rizal@gmail.com

Abstrack

This study aims to determine whether or not: 1) Contribution wrist formation of short serve result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 2) The contirbution of hand eye coordination to the short service result of badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 3) Contribution of wrist formation and hand eye coordination to short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai. Method used in this research is expost facto method, with measurement and test technique. The study population is badminton players PB. Negara Dipa Amuntai amounting to 15 people and the number of sample research 15 people with total sampling technique or sample saturated. The results of reseach in the know: 1) there is contribution wrist formation of short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 2) There is contribution of hand eye coordination to short service result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai; 3) There is contribution of wrist formation and hand eye coordination to short sevice result badminton players PB. Negara Dipa Amuntai.

(2)

PENDAHULUAN

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga terkenal di dunia termasuk di Indonesia. Permainan ini juga mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh kalangan masyarakat luas. Dalam permainan bulutangkis, seorang pemain yang baik harus memiliki kemampuan fisik, teknik, taktik, dan mental yang baik, sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk mencapai prestasi. Tanpa kondisi fisik yang baik, atlet tidak akan mampu mengikuti berbagai macam latihan, apalagi untuk mencapai prestasiyang tinggi. Tuntutan prestasi yang tinggi, maka seorang pemain perlu melakukan latihan lebih efektif dan efisien berdasarkan program latihan yang telah di sesuaikan. Adapun dasar dalam metode latihan tersebut meliputi latihan fisik dan teknik, untuk teknik di bagi menjadi 3 macam yaitu : a. teknik pegangan, b. teknik pukulan, c. tekknik olah kaki/footwork. Tetapi penguasaan teknik dasar pukulan merupakan hal utama yang perlu dikembangkan untuk prestasi permainan dan harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu guna dikembangkan mutu prestasi bulutangkis sebab menang atau kalahnya seorang pemain di dalam suatu pertandingan salah satunya ditentukan oleh penguasaan teknik dasar pukulan permainan bulutangkis. Teknik dasar pukulan yang harus dikuasai oleh para pemain adalah 1) service, 2) pukulan overhead, 3) pukulan clear, 4) pukulan dropshot, 5) pukulan smash, 6) pukulan drive (Grice, 2007: xv).

Seorang atlet bulutangkis harus menguasai semua teknik dasar pukulan tersebut, dikarenakan teknik dasar merupakan awal dari suatu permainan untuk mencapai keberhasilan dari permainan itu sendiri. Salah satu teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis ialah servis. Servis merupakan pukulan yang membuka atau memulai permainan, dalam permainan bulutangkis kemampuan servis mutlak dikuasai oleh setiap pemain baik itu servis pendek maupun servis

panjang. Salah dalam melakukan servis berarti poin untuk lawan, sedangkan unggul dalam melakukan servis merupakan modal awal keberhasilan. Keberhasilan pukulan servis didukung oleh koordinasi gerak seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerak ayunan yang didukung oleh pergelangan tangan. Pada saat melakukan pukulan servis pendek diperlukan koordinasi mata tangan sebagai akhir dari rangkaian gerak pukulan servis.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 Nopember 2016 di PB Negara Dipa Amuntai bahwa banyak pemain yang kurang baik dalam melakukan servis pendek. Hal ini disebabkan peran dari kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang kurang bisa di maksimalkan oleh atlet. Banyak pemain dalam melakukan servis pendek tidak sampai kedaerah lawan dan pukulan sering tanggung sehingga mudah dibaca lawan.

Apalagi kesalahan sering terjadi pada pemain ganda PB Negara Dipa Amuntai. Diketahui bahwa selama ini pemain PB Negara Dipa Amuntai belum pernah melakukan tes dan pengukuran khususnya pada tes service pendek yang bisa memberikan poin pada saat melakukan servis pendek, untuk mengetahui hal ini pemain melakukan latihan dengan berulang-ulang. Penulis merasa perlu melakukan sebuah penelitian agar nantinya dapat membantu PB Negara Dipa Amuntai dalam meningkatkan prestasi.

Servis yang baik dalam buluktangkis akan memberikan kesempatan baik pula bagi pemain untuk memperoleh angka. Untuk mendapatkan poin melalui servis pendek yang baik, maka perkenaan bola harus dilakukan di bawah pinggang, selanjutnya tangkai raket mengarah ke bawah sehingga kepala raket benar-benar berada pada posisi yang pas datangnya bola. Untuk dapat melakukan gerakan tersebut, maka peran kelentukan pergelangan tangan, dapat menimbulkan kemampuan gerakan memukul dari berbagai arah di dalam permainan bulutangkis. Selanjutnya peran dari koordinasi mata tangan

(3)

untuk mendapatkan poin adalah dengan menyatukan gerak yang berbeda ke dalam satu gerak tunggal yang seirama secara tepat. Oleh karena itu servis pendek perlu memperhatikan pola gerak pukulan yang di dominasi anggota badan atas dan lengan, maka tidak hanya kemampuan fisik berupa kelentukan pergelangan tangan tetapi juga koordinasi mata tangan yang dapat membantu dalam keakuratan pukulan. Sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah yang terjadi di PB Negara Dipa Amuntai, penulis berusaha melakukan serangkaian kegiatan penelitian dengan harapan hasilnya nanti dapat memberikan sumbangsih atau manfaat agar prestasi yang dicitakan mudah di raih.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai.

Kelentukan Pergelangan Tangan

Kelentukan pergelangan tangan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan perluasan sendi secara maksimal dalam aktivitas olahraga khususnya pada pergelangan tangan.

Menurut Riadi (2010:9) kelenturan atau

flexsibility adalah “kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas yang ditandai dengan tingkat kelenturan persendian pada seluruh tubuh”. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexsibilitas

persendian”. Kemudian pendapat yang sama dikemukakan oleh Ismaryati (2006:101) “flexsibilitas (kelentukan) adalah kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cidera otot”.

Peranan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Hasil Servis Pendek Bulutangkis

Kelentukan pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam permainan bulutangkis, di mana tangan sangat berpengaruh dalam melakukan pukulan

dengan tepat dan terarah pada sasaran yang di inginkan.

Salah satu teknik khusus terpenting dalam permainan bulutangkis adalah pukulan servis, karena dengan pukulan servis yang baik, seorang pemain akan mudah mengontrol permainan awal dan memperoleh point untuk menentukan kemenangan dalam pertandingan, dan sebaliknya kegagalan dalam melakukan servis akan memberikan kerugian karena membuang point secara langsung.

Dalam melakukan pukulan servis, kelenturan pergelangan tangan yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis Menurut Nurhasan (2011:14) ”kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal, sesuai dengan kemungkinan geraknya”.

Koordinasi Mata Tangan

Yang di maksud koordinasi mata tangan adalah kemampuan untuk menyatakan berbagai sistem syaraf gerak yang terpisah, ke dalam satu pola gerak yang efisien. Makin kompleks gerak yang dilakukan, makin besar tingkatan koordinasi yang diperlukan untuk melakukan atau melaksanakan keterampilan suatu aktivitas gerak motorik. Menurut Riadi (2010: 10) mengatakan koordinasi adalah “kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif”.

Dengan demikian koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa mengeluarkan energi yang berlebihan. Koordinasi yang baik adalah gerakan yang efisien, halus, mulus, dan terkoordinasi.

Peranan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil Servis Pendek Bulutangkis

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak dengan tepat dan efisien. “Koordinasi menunjuk kepada terjadinya hubungan yang harmonis antara berbagai bagian yang mewujudkan suatu gerak, yang lancar dan efisien” (Nurhasan, 2011: 17).

(4)

Sehingga koordinasi mata dan tangan adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan sangat erat hubungannya seperti dengan kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelentukan, dan daya tahan. Kebutuhan akan koordinasi gerakan antara mata dan tangan pada saat bermain bulutangkis adalah untuk menyempurnakan teknik dasar pukulan agar tidak terjadi suatu kesalahan dalam gerakannya. Baik tidaknya tingkat koordinasi mata tangan seorang pemain bulutangkis dapat tercermin pada kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, seperti melakukan pukulan-pukulan dengan efisien, gerakan yang dilakukan secara terkoordinir, di mulai dari pelaksanaan mengambil ancang-ancang pada saat untuk siap menerima pukulan lawan atau melakukan pukulan sampai perkenaan bola dengan raket perlu integrasi antara kemampuan tangan dan mata.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa koordinasi mata dan tangan perlu dikembangkan karena sangat menunjang dalam peningkatan prestasi bermain bulutangkis khususnya dalam melakukan servis pendek.

Permainan Bulutangkis

Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia. Permainan bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan, dapat dimainkan di dalam maupun diluar ruangan diatas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran yang panjang dan lebar yang sudah ditentukan. Lapangan Permainan bulutangkis dibagi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang terenggang di tiang net yang di tanam dipinggir lapangan.

Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang atau dua pasangan yang saling berlawanan. Olahraga ini mirip dengan tenis, bulutangkis bertujuan memukul bola yaitu cok melawati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individu yang dapat di lakukan dengan

cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Dalam hal ini permainan bulutangkis mempunyai tujuan bahwa seseorang pemain berusaha menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawanan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkan di daerah sendiri.

Bulutangkis atau badminton dapat dikatakan sebagai olahraga hiburan dan pertandingan yang digemari oleh orang tua maupun muda diseluruh dunia. Tidak dapat dipungkiri bahwa permainan olahraga badminton selain untuk olahraga dapat juga dijadikan salah satu objek yang memiliki banyak manfaat. Contohnya seperti dalam kenyataan, bulutangkis dapat dijadikan hiburan bagi sekelompok orang yang tidak memiliki banyak waktu untuk bertemu.

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan perlatan. Peralatannya disamping lapangan juga adalah raket, shuttlecock, net dan sepasang sepatu. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttle di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttle dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri.

Teknik Dasar Permainan Bulutangkis

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang dipukul melewati net. Permainan bulu tangkis dapat dimainkan oleh putra dan putri, dengan bentuk permainan: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Teknik dasar dalam permainan bulutangkis menurut Poole (2008:5) yaitu “pegangan raket (grip), cara mengatur kaki (footwork) dan keterampilan pukulan”.

Seorang pemain bulutangkis harus menguasai beberapa keterampilan khusus atau

skill dengan tujuan agar dapat menerbangkan

shuttlecock dengan sebaik-baiknya, keterampilan itu diantaranya teknik pukulan.

(5)

Sebuah teknik pukulan tersusun dari beberapa gerak dasar. Dari rangkaian gerak dasar akhirnya menghasilkan suatu jenis pukulan. Menurut Grice (2007: 25), “Jenis-jenis pukulan itu antara lain: 1) service, 2) pukulan overhead, 3) pukulan clear, 4) pukulan dropshot, 5) pukulan smash, 6) pukulan drive”.

Pengertian Servis

Servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan. Seseorang pemain yang tidak bisa melakukan servis dengan benar akan terkena fault. Pukulan servis adalah pukulan dengan raket yang memukul shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permaianan bulutangkis.

Pukulan servis merupakan pukulan yang mengawali atau sajian bola pertama sebagai permulaan permainan. Pukulan ini yang sangat menentukan dalam awal perolehan angka karena kalau peraturan yang lama hanya pemain yang melakukan servis yang dapat memperoleh angka. Namun sekarang ini peraturan pada permainan bulutangkis di

tetapkan oleh IBF sudah ada perubahan, pada pertandingan resmi sekarang sudah menggunakan sistem rallypoint. Jadi tidak selalu pemain melakukan servis yang mendapat nilai.

Persiapan melakukan servis pendek sama dengan servis panjang. Satu-satunya pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis servis pendek, kira-kira dalam jarak 6 inci (15 cm atau kurang) (Grice, 2007:27).

Lakukan servis backhand pendek didepan tubuh anda dengan posisi berdiri yang lurus atau sedikit dimiringkan. Servis

backhand mempunyai beberapa keuntungan: 1) bola bergerak dengan jarak yang lebih pendek; 2) bola bergerak melintasi net dan mendekati lawan lebih cepat; 3) bola cenderung tersembunyi dengan pantulan baju anda yang putih sehingga menimbulkan bentuk kamuflase (Grice, 2007:28).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expost facto, dengan teknik pengukuran dan tes.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Data Hasil Tes Dan Pengukuran Dilapangan Kelentukan Pergelangan Tangan (X1) Dan

Koordinasi Mata Tangan (X2) Terhadap Hasil Servis Pendek Pemain Bulutangkis PB

Negara Dipa Amuntai (Y).

No Nama Kelentukan Pergelangan Tangan (Drjt) (X1) Koordinasi Mata Tangan (Jmlh) (X2) Hasil Servis Pendek (Skor) (Y) 1 Rizky Ariandi 97 15 65 2 Aldi Rahmadhani 105 8 49 3 M. Ridha 130 12 48 4 Fajar Aulia 110 14 64 5 M. Akbar 105 9 48 6 M. Khairil 117 12 43 7 Ita 107 3 55 8 Fuadi 92 5 48 9 M. Akmal 95 6 58 10 M. Rahmadianor 107 9 52

(6)

Tabel 2. Perhitungan T-Scor Kelentukan Pergelangan Tangan (X1), Koordinasi Mata Tangan (X2)

Dan Hasil Servis Pendek Pemain Bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Y).

No Nama Kelentukan Pergelangan Tangan (Drjt) (X1) Koordinasi Mata Tangan (Jmlh) (X2) Hasil Servis Pendek (Skor) (Y) Hasil T-scor Hasil T-scor Hasil T-scor

1 Rizky Ariandi 97 59.11 15 33.22 65 32.44 2 Aldi Rahmadhani 105 50.64 8 51.77 49 56.25 3 M. Ridha 130 24.15 12 41.17 48 57.74 4 Fajar Aulia 110 45.34 14 35.87 64 33.93 5 M. Akbar 105 50.64 9 49.12 48 57.74 6 M. Khairil 117 37.92 12 41.17 43 65.18 7 Ita 107 48.52 3 65.02 55 47.32 8 Fuadi 92 64.41 5 59.72 48 57.74 9 M. Akmal 95 61.23 6 57.07 58 42.86 10 M. Rahmadianor 107 48.52 9 49.12 52 51.79 11 Hafizatul Fikri 110 45.34 4 62.37 57 44.35 12 Ahmad Khairul 100 55.93 8 51.77 45 62.20 13 M. Arsyad 107 48.52 9 49.12 50 54.76 14 Nazimatul Fitriyah 97 59.11 4 62.37 56 45.83 15 M. Azidan 105 50.64 12 41.17 60 39.88 Rata-rata 105.60 50.00 8.67 50.00 53.20 50.00 SD 9.44 10.00 3.77 10.00 6.72 10.00 Varian 89.11 100.00 14.24 100.00 45.17 100.00 Max 130 64.41 15 65.02 65 65.18 Min 92 24.15 3 33.22 43 32.44

Data hasil tes dan pengukuran variabel kelentukan pergelangan tangan (X1), hasil

terendah 92 derajat dan hasil terbaik 130 derajat, diperoleh rata-rata 105,60 dan standar deviasi 9,44 setelah dihitung dalam T-scor

maka didapat skor terendah 24,15 dan skor tertinggi 64,41 diperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00.

Data hasil pengukuran koordinasi mata tangan (X2), dari hasil tes pengukuran didapat

11 Hafizatul Fikri 110 4 57 12 Ahmad Khairul 100 8 45 13 M. Arsyad 107 9 50 14 Nazimatul Fitriyah 97 4 56 15 M. Azidan 105 12 60 Rata-rata 105.60 8.67 53.20 SD 9.44 3.77 6.72 Varian 89.11 14.24 45.17 Max 130 15 65 Min 92 3 43

(7)

hasil terendah 3 dan hasil terbaik 15diperoleh rata-rata 8,67 dan standar deviasi 3,77 setelah dihitung dalam T-scor maka didapat skor terendah 33,22 dan skor tertinggi 65,02 diperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00.

Data hasil pengukuran hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa

Amuntai yang dilambangkan dengan (Y), bahwa hasil terendah 43 dan hasil tertinggi 65 diperoleh rata-rata 53,20 dan standar deviasi 6,72 setelah dihitung dalam T-scor maka didapat skor terendah 32,44 dan skor tertinggi 65,02 dperoleh rata-rata 50,00 dan standar deviasi 10,00.

Pengujian Persyaratan Analisis

Tabel 3. Uji Normalitas Dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 15 15 15

Normal Parametersa,b Mean 50.0013 50.0033 50.0007

Std. Deviation 10.00104 9.99935 10.00145 Most Extreme Differences Absolute .187 .145 .150 Positive .141 .145 .086 Negative -.187 -.131 -.150 Kolmogorov-Smirnov Z .725 .561 .579 Asymp. Sig. (2-tailed) .669 .911 .890 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Tabel 4. Uji homogenitas Gabungan Varians Populasi X1, X2, dan Y

Hipotesis dk (α = 0,05)(2) Kesimpulan

H0: σ x1 = σ x2 = σ y

Hi: σ x1 ≠ σ x2 ≠ σ y 2 0,0000 5,99 Tolak Ho

/Homogen

Pengujian Hipotesis

Hasil dari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Ho : Kx1y = 0

Hi : Kx1y > 0

Kritera Uji :Tolak Ho apabila Fhitung > F(tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54

Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Fo= 14,59 > Ftabel(1/14)=

4,54), maka ada kontribusi kelentukan

pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: diperoleh kontribusi efektif sebesar 40,40% antara kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dan diperoleh kontribusi relatif sebesar 69,65 % antara kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai.

2. Kontribusi koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai.

Ho : Kx2y = 0 Hi : Kx2y > 0 2 0

2 0

(8)

Kritera Uji :Tolak Ho apabila Fhitung > F(tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54

Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Fo= 7,00 > Ftabel(1/14) = 4,54),

maka ada kontribusi koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Koordinasi mata tangan memberikan kontribusi efektif sebesar 17,60% terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dan koordinasi mata tangan memberikan kontribusi relatif sebesar 30,35%. koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai.

3. Kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Ho : Kx12y = 0

Hi : Kx12y > 0

Kritera Uji :Tolak Ho apabila Fhitung > F(tabel (a = 0.05) dk pembilang = 1, dk penyebut= 14)= 4,54

Syarat-syarat untuk pengujian hipotesis telah terpenuhi, dengan demikian dapat dilakukan pengujian hipotesis penelitian secara aman. Langkah selanjutnya akan menguji kontribusi antara kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Hasil pengujian hipotesis regresi tidak berarti kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Fo = 9,67 > Ftabel(2/14) = 3,74), karena Fo lebih

besar dari Ftabel, maka ada kontribusi

kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama memberikan kontribusi relatif 100 % terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, sedangkan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan memberikan kontribusi efektif 58% terhadap Hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Kontribusi

Variabel Hipotesis Fo Ftabel Kesimpulan Kontribusi

X1Y Ho: Kx1y = 0 14,59 4,54 Signifikan Efektif: 40,40% Hi: Kx1y ≠ 0 Relatif: 69,65% X2Y Ho: Kx2y = 0 7,00 4,54 Signifikan Efektif:17,60% Hi: Kx2y ≠ 0 Relatif: 30,35% X12Y Ho: Kx1x2y = 0 9,67 3,74 Signifikan Efektif: 58 % Hi:Kx1x2y ≠ 0 Relatif: 100 % PEMBAHASAN

Pengujian hipotesis kontribusi di uji dalam bentuk dua presepsi yaitu 1) pertama: pengujian hipotesis kontribusi relatif yang hanya memperhatikan variabel yang diteliti atau mengabaikan variabel yang lain terhadap

hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, 2) kedua: pengujian hipotesis kontribusi efektif yang memperhatikan variabel selain yang diteliti atau bahwa terhadap Hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai

(9)

tidak hanya disumbangkan oleh variabel-variabel yang diteliti saja.

Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis ternyata diketahui bahwa:

1.

Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena Fo = 14,59 > Ft(α = 0,05)

(1/15) = 4,54. maka dengan demikian di

ketahui ada kontibusi efektif = 40,40% dan kontibusi relatif = 69,65%.

Perlu diperhatikan dalam pembinaan latihan kemampuan hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dikontribusikan oleh kelentukan pergelangan tangan yang berarti. Dalam melakukan pukulan servis, kelenturan pergelangan tangan yang baik sangatlah penting dimiliki oleh seorang pemain bulutangkis, kelenturan pergelangan tangan sangat diperlukan pada saat melakukan pukulan servis dengan sebaik mungkin.

2.

Ada kontribusi koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, karena Fo = 7,00 > Ft(α = 0,05) (1/15) = 4,54.

maka regresinya berarti.

Dengan demikian di ketahui ada kontribus efektif = 17,60 dan kontibusi relatif 30,35. Ini berarti variasi yang terdapat pada hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai dapat diterangkan melalui hasil koordinasi mata tangan, namun kontribusinya berarti.

Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak dengan tepat dan efisien.

3.

Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. karena Fo= 9,67 > Ft(α= 0,05) (2/ 14)= 3,74,

maka regresi berarti. Jadi di ketahui kontibusi efektifnya = 58% dan kontibusi relatifnya = 100%.

Penelitian ini menunjukkan kontribusi kelentukan pergelangan tangan dan

koordinasi mata tangan secara bersama-sama terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, maka kontribusinya berarti.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. 2. Ada kontribusi koordinasi mata tangan

terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai. 3. Ada kontribusi kelentukan pergelangan

tangan dan koordinasi mata tangan terhadap hasil servis pendek pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1.

Bagi pemain bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai, apabila menginginkan prestasi yang baik dalam melakkukan olahraga bulutangkis maka sebaiknya memiliki kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang baik dan melakukan latihan untuk meningkatkan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan serta servis pendek sehingga hasilnya akan lebih sempurna.

2.

Bagi pengurus PB Negara Dipa Amuntai,

agar lebih memperhatikan perkembangan pemainnya baik dari segi fisik maupun keterampilan dalam bermain bulutangkis.

3.

Bagi pelatih bulutangkis PB Negara Dipa

Amuntai, hendaknya menjadikan hasil penelitian sebagai masukan dalam melatih cabang olahraga bulutangkis diperlukan kelentukan pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan yang baik terhadap servis pendek bulutangkis.

4.

Bagi atlet motivasi untuk lebih giat berlatih agar mampu berprestasi bulutangis.

5.

Bagi peneliti lainnya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk

(10)

melakukan penelitian yang sejenis serta lebih spesifik menurut aturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Alex MA. 2013. Kamus Saku Bahasa Indonesia. Jakarta: Tamer Press. Dirjen Olahraga. 2002. Pengukuran 10 Item

Tes Sport Search. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.

Grice, Tony. 2007. Bulutangkis : Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran

Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakkan UNS (UNS Press) Universitas Sebelas Maret Surakarta

Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Nurhasan. 2007. Modul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Nurhasan. 2011. Tips Praktis Menjaga

Kebugaran Jasmani. Gresik: Abil Pustaka.

Riadi, Mastur. 2010. Raih Kebugaran Jasmani Melalui Latihan Beban (Weight

Training). Mataram: Insitut Keguruan Ilmu Pendidikan Mataram.

Septiady, Indra. 2013. Sumbangan Tinggi Badan Dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Ketepatan Servis Pendek Atlet Bulutangkis Remaja Putra PB. STIM YKPN Yogyakarta. Yogyakarta: UNY

Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tantra, Fauzi Aditya. 2016. Kontribusi Konsentrasi Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Ketepatan Short Serve Pada Pemain Bulutangkis Sman 2 Tanggul. Jember: Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Edisi Oktober 2016.

Tim Revisi JPOK FKIP Unlam. 2014.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarbaru: JPOK FKIP Unlam Banjarbaru Kalimantan Selatan Trihenradi, C. 2012. Step By Step Analisis

Data Statistik IBM SPSS 20.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Mutalib, Peni. 1983. Mengukur Kemampuan Fisik Pengolahraga Secara Sederhana. Jakarta: Arcan.

Poole, James. 2008. Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya.

Gambar

Tabel 1.  Data  Hasil  Tes  Dan  Pengukuran  Dilapangan  Kelentukan  Pergelangan  Tangan  (X 1 )  Dan  Koordinasi  Mata  Tangan  (X 2 )  Terhadap  Hasil  Servis  Pendek  Pemain  Bulutangkis  PB  Negara Dipa Amuntai (Y)
Tabel 2.  Perhitungan  T-Scor  Kelentukan  Pergelangan  Tangan  (X 1 ),  Koordinasi  Mata  Tangan  (X 2 )  Dan Hasil Servis Pendek Pemain Bulutangkis PB Negara Dipa Amuntai (Y)
Tabel 3. Uji Normalitas Dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk hijau daun gamal secara nyata tidak dapat meningkatkan tinggi tanaman, berat brangkasan basah tanaman, berat

Pengamatan dan Pengolahan Data Indikator pertumbuhan dan produksi yang diamati yaitu : tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif tanaman padi, berat

Dari fenomena dan problematika wirausaha inilah diperlukan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi terkait strategi pemasaran yang tepat guna (analisis

Untuk itu peneliti mencoba menyebarkan kuisioner kepada masyarakat umum khususnya para pemakai jasa telepon umum untuk mendapatkan masukan mengenai

Dapatan kajian yang telah dilakukan berkaitan maklumbalas masyarakat terhadap aktiviti-aktiviti masjid di Semenanjung Malaysia membuktikan keberkesanan aktiviti yang dianjurkan

Setelah melakukan perbandingan antara kedua metode MADM yaitu SAW dan TOPSIS, kemudian mencari alternatif terbaik menggunakan metode terpilih hasil dari proses

(1) Menyediakan suntingan teks “ Masaaila ’Aqiidatu `l-Islam” (“MAI”) yang baik dan benar; baik dalam arti teks mudah dipahami pembaca pada umumnya, dan benar dalam

Oleh sebab itu, maka topik penelitian ini adalah bagaimana membuat sebuah model pemilihan vendor software ERP dengan memperhatikan tiga perspektif (Perspektif Bisnis,