• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX - DOCRPIJM 15081445969 BAB IX Aspek Pembiayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IX - DOCRPIJM 15081445969 BAB IX Aspek Pembiayaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 249

BAB IX

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG

CIPTA KARYA DI KABUPATEN ACEH UTARA

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta

Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu,

Pemerintah Kabupaten/ Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja

pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di

daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah

perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,

pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam

mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah

cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu

dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan

sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,

alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan

untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah

daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan

dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang

Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada

dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari

masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan

(2)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 250 c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta

Karya.

9.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan

dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi

daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam

hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan

Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah:

untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah

didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan.

Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah

yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBK)

yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005

Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi

Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH

ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan

DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah

atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 251 4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007

Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas

urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala

kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman

pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan

oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan

bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan,

pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan

urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011

Tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah,

Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta

Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung

kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam

melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBK tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit

2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib

mendapatkan persetujuan DPRD

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005

Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

(4)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 252 Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam

penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum,

infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan

Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBK terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak

Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010

Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang

Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran

nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK

bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses

pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di

perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program

percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran

RPJMP yang mempertimbangkan:

 Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;  Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi

DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 253 perkotaan yang diselenggara-kan melalui proses pemberdayaan

masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi

sasaran RPJMP dengan kriteria teknis:

 kerawanan sanitasi;

 cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011

Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum

yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri:

Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian

PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit

Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana

program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus

mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati.

Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan

urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan

pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas

dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada

Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana

Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

2. Dana APBK Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)

dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk

pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBK Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama

(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk

pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama

pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social

(6)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 254 5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan

pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan

peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu

dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat

yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

9.2. Profil APBK Kabupaten Aceh Utara

Bagian ini menggambarkan struktur APBK Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun

terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBK dalam 5

tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13

Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak

Langsung.

2. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

3. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

9.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBK secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi

pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun

terakhir yang bersumber dari APBN, APBK, perusahaan daerah dan

masyarakat/swasta. Investasi pemerintah Kabupaten Aceh Utara bidang cipta

karya yaitu PDAM Tirta Mon Pase.

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari

APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab

Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur

sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 255 Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen

PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu

kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta

Karya dan realisasinya di daerah tersebut.

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,

untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga

dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana

APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan

air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses

pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan

rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir

dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk

memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase)

yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di

perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria

Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis.

9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta KaryaBersumber

dari APBK dalam 5 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memiliki tugas untuk membangun prasarana

permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja

pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun

terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru,

operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana

Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping

kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen

(8)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 256 9.3.3. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya

dalam 5 Tahun Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi,

yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social

oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun

sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta

Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja

keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat

kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat

menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang

Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan

aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah

ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki

status sehat, kurang sehat atau sakit.

9.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari

Swasta dalam 5 Tahun Terakhir

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki

pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan

infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta

(KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost- recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU

No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 257 9.4. Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka

waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBK, rencana

investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

9.4.1. Proyeksi APBK 5 tahun ke depan

Proyeksi APBK dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan

perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBK dalam lima tahun terakhir

menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan

dan belanja maka diperkirakan alokasi APBK terhadap bidang Cipta Karya dalam

lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata

proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan

daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan

kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan.

Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang

PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBK, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun

ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam

bidang Cipta Karya.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage

Ratio/DSCR)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBK yang digunakan untuk

menutup defisit APBK, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.

Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain,

lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat

(obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,

(10)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 258 a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan

b. ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBK tahun

sebelumnya;

c. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

d. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.

e. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah,

Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan

atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan

keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt

Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR

minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk

membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan

pemerintah

9.4.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Kabupaten Aceh Utara memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang

pelayanan bidang Cipta Karya seperti PDAM Tirta Mon Pase yang melanyani air

minum, D K 3 K a b u p a t e n A c e h U t a r a y a n g m e l a n y a n i air limbah

maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya

memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan.

9.4.3. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten

Aceh Utara perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan

skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan

(11)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 259 9.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan

Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat

ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya

yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah,

serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi

peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong

pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

9.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan

kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil

analisis yang telah dilakukan.

9.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk

memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada

dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara perlu menyusun suatu

set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:1) Aset tetap adalah aset yang dimiliki dan tidak untuk diperjualbelikan (baik dibuat sendiri maupun diperoleh dari

Sebelum mendapatkan polis yang berisi syarat-syarat umum dan khusus, calon pemegang polis akan memperoleh gambaran 12 Terdapat dalam polis Unit Link Syariah PT. AXA Financial

Untuk memperoleh data mengenai motivasi kerja ini diperlukan adanya pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala / ukuran ordinal yaitu skala

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Sistem otomasi penyalaan lampu ruang kuliah berbasis Atmega8535 dengan

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP VISITE DOKTER PENGECEKAN PENYERAHAN OBAT KE MASING- MASING RUANGAN PASIEN PIO ANALISA RESEP •SKRINING RESEP •DISIAPKAN OBAT PERHARI DIBACA.6.

Sepanjang kontrak kerja adalah „bebas‟, apa yang diperoleh pekerja tidak ditentukan oleh nilai sesungguhnya dari barang-barang yang dihasilkannya, tetapi oleh kebutuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suhu penetasan yang berbeda terhadap perkembangan embrio, waktu inkubasi, daya tetas telur dan abnormalitas larva ikan

Semua spesies yang telah diketahui dalam famili ini merupakan parasitoid telur dan hidup pada berbagai habitat (Hagen 1973; Austin et al.. telah menjadi spesies yang