• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN MAJELIS DO’A MAWAR ALLAH DENGAN PERILAKU BERSYUKUR SISWA KELAS XII SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN MAJELIS DO’A MAWAR ALLAH DENGAN PERILAKU BERSYUKUR SISWA KELAS XII SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN

MAJELIS DO’A MAWAR ALLAH DENGAN

PERILAKU BERSYUKUR SISWA KELAS XII

SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH

IIS SYAFA’ATUL HASANAH

NIM. 11111002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO













































(7)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayahNya, saya

persembahkan skripsi ini kepada:

1.

Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Burhanudin dan Ibu Siti Insiyah yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah, memberikan kasih

sayang melalui do’a, bimbingan dan nasehat dalam menjalani hidup.

2.

Adik-adikku tersayang, Ridwan Yusuf dan Ahmad Fajriansyah yang selalu

menginspirasi ku untuk berbuat baik, semoga kalian menjadi anak yang

sholih dan membanggakan orang tua.

3.

Nenekku satu-satunya Ibu Saudah, semoga diberikan umur yang berkah

hingga dapat menemaniku hingga pernikahan.

4.

Teman-teman Jurusan PAI, khusunya teman kelas PAI A 2011 (Thony,

Mufa, Mbak Astri) dan teman KKN, semoga kesuksesan selalu bersama

kalian.

5.

Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus

Nagasandhi (Misbah, Anshori, Sofha, dan mantan suami dinas Muhaimin)

yang telah memberikan banyak pelajaran dalam menghadapi segala

rintangan kehidupan.

6.

Ayah Dr. Mukti Ali, M.Hum dan Bunda Dra. Astuti Sakdiyah, M.Pd yang

telah mengajarkanku bagaimana cara menyikapi berbagai masalah

kehidupan.

7.

TPQ dan MADIN Bustanul Mubtadiin (Bapak Yahya, Bapak Masrur, Bu

Bunga, dan Bu Lia) yang telah memberikan aku tempat untuk mengabdi

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt. yang telah

memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar. Shalawat salam semoga tercurah kepada Rasul

Muhammad saw., keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dengan

selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M.Hum., selaku dosen pembimbing

akademik.

5. Keluarga besar SMK N 1 Salatiga, yang telah memberikan penulis tempat

(9)

6. Bapak Drs. Untoro, M. Ag yang telah membimbing dan adik-adik kelas XII

yang telah membantu penulis saat penelitian

7. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian skripsi ini

Harapan penulis, semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan

balasan dan tercatat sebagai amal kebaikan oleh Allah swt. Akhirnya dengan

tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 11 Januari 2016

Penulis,

(10)

ABSTRAK

Hasanah, Iis Syafa’atul. 2015. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis

Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur Siswa Kelas XII SMK

N 1 Salatiga Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd.

Kata Kunci: keaktifan; majelis do’a mawar Allah; perilaku bersyukur

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi Keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur siswa kelas XII SMK N 1 Salatiga tahun 2015. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah?, (2) Bagaimanakah perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga yang mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah?, (3) Adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga?. Dan penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: (1) Untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah, (2) Untuk mengetahui bagaimana perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga (3) Untuk mengetahui adanya korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi siswa kelas XII yang beragama Islam ada 409 siswa, teknik sampel yang digunakan adalah random sampling, dengan jumlah sampel 100 siswa, kemudian dianalisis dengan product moment. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Angket.

(11)

DAFTAR ISI

Sampul ... i

Logo ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Pernyataan Keaslian Tulisan ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

(12)

A.Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah ... 13

1. Pengertian Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a ... 13

2. Dalil Perintah Untuk Berdo’a ... 14

3. Konsep Do’a Menurut Al-Qur’an ... 16

4. Manfaat Do’a ... 20

B.Perilaku Bersyukur ... 21

1. Pengertian Perilaku Bersyukur ... 21

2. Dalil Perintah Untuk Bersyukur ... 22

3. Macam-macam Syukur ... 24

4. Manfaat Syukur ... 25

5. Cara Bersyukur ... 28

C.Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 34

A.Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga ... 34

1. Sejarah Berdirinya SMK N 1 Salatiga ... 34

2. Keadaan Geografis SMK N 1 Salatiga ... 36

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMK N 1 Salatiga ... 38

4. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39

B.Gambaran Umum Majelis Do’a Mawar Allah ... 40

1. Sejarah singkat Majelis Do’a Mawar Allah ... 40

(13)

3. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” dan Majelis Do’a Mawar

Allah ... 42

4. Tahap-tahap Pelaksanaan Majelis Do’a Mawar Allah ... 44

C.Penyajian Data ... 47

1. Data Responden ... 47

2. Hasil Angket ... 51

BAB IV ANALISIS DATA ... 57

A.Analisis Pendahuluan ... 57

B.Analisis Lanjutan ... 68

C.Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 72

BAB V PENUTUP ... 74

A.Kesimpulan ... 75

B.Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Responden

Tabel 3.2 Jawaban Pertanyaan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah

Tabel 3.3 Jawaban Pertanyaan Perilaku Bersyukur

Tabel 4.1 Nilai Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah

Tabel 4.2 Nilai Hasil Angket Perilaku Bersyukur

Tabel 4.3 Kategori Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah

Tabel 4.4 Kategori Perilaku Bersyukur

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

2. Lembar Konsultasi Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Penelitian

4. Angket Penelitian

5. Surat Keterangan Penelitian

6. Daftar Nilai SKK

7. Riwayat Hidup Penulis

8. Foto-foto

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara

makhluk-makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal untuk membedakan yang baik dan

yang buruk. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini bukan tanpa tujuan,

melainkan untuk beribadah kepada Allah swt. Sesuai firman Allah sebagai

berikut:















“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka

beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat/51: 56)

Ayat Allah swt. jelas sekali bahwa setiap manusia yang dilahirkan ke

dunia ini untuk menyembah Allah. Bukan hanya manusia, namun jin dan

segalanya harus menyembah Allah swt. Manusia diciptakan di dunia ini sudah

dilengkapi dengan segala fasilitasnya. Contoh hewan, tumbuhan, air, tanah,

batu, udara, dan lain-lain. Semua itu agar dapat digunakan manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia juga mempunyai hawa nafsu untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, hawa nafsu yang berlebihan dapat

menjadikan manusia tersebut kufur dan lupa kepada yang menciptakan, yaitu

Allah swt. Maka dari itu, manusia harus bersyukur atas segala nikmat yang

(17)

Bersyukur adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri dan

berterima kasih kepada Allah, atas apa yang sudah diberikan kepada manusia

di muka bumi ini. Syukur mengajarkan kita untuk selalu memaknai setiap

peristiwa dalam kehidupan dari sudut pandang positif. Karena itulah, syukur

akan membuat hati kita senantiasa tentram dan damai. Syukur juga akan

mengantarkan kita pada pencapaian kesuksesan dunia akhirat.

Sebaliknya, kufur nikmat akan senantiasa membebani kita. Kita akan

selalu merasa kurang, hidup selalu gelisah dan tidak bahagia. Ada dua hal yang

membuat manusia tidak bersyukur. Pertama, manusia sering memfokuskan diri

pada apa yang diinginkan, bukan apa yang dimiliki. Pikiran manusia penuh

dengan obsesi, target dan keinginan. Manusia memang memiliki naluri tidak

pernah merasa puas dengan apa yang telah dimiliki. Selalu bernafsu

mendapatkan segla yang diinginkannya. Tetapi bukan berarti naluri itu tidak

bisa dikendalikan. Naluri tidak pernah puas adalah salah satu bagian dari hawa

nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan. Jika hawa nafsu saja bisa

dikendalikan, maka rasa tidak pernah puas juga bisa dikendalikan, yaitu dengan

cara bersyukur. Kedua, kecenderungan membandingkan diri sendiri dengan

orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung, lebih kaya, lebih pandai,

lebih tampan, lebih cantik dari kita (Hidayat, 2009: 27). Firman Allah:

(18)

mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" ( QS. Ibrahim/14: 7)

Ayat tersebut jelas bahwa sebagai makhluk yang telah diberi

nikmat, sudah sepantasnya makhluk tersebut bersyukur. Karena janji Allah

akan menambah nikmat bagi orang-orang yang mau bersyukur. Tetapi apabila

seseorang ketika diberi nikmat tidak mau bersyukur, maka azab Allah

sangatlah pedih.

Biro konsultasi psikologi Tazkia dibawah naungan IAIN Salatiga

mempunyai kegiatan rutin bulanan yakni Majelis Do‘a Mawar Allah yaitu

sebuah wadah kegiatan keagamaan yang terdapat banyak pembelajaran.

Rangkaian acara diantaranya ialah testimoni tentang sedekah, sholat taubat dan

sholat hajat, do‘a bersama, santunan anak yatim, kemudian diakhiri dengan

pembacaan asmaul husna bersama. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari

kegiatan ini, diantaranya ialah jamaah diajak sholat taubat dan sholat hajat

sebagai wujud syukur perbuatan atas nikmat kesehatan. Diajak do‘a bersama

sebagai wujud syukur lisan, diajak menyantuni anak yatim sebagai wujud

syukur melalui harta benda, dan wujud syukur karena masih mempunyai orang

tua.

Siswa SMK N 1 Salatiga adalah anak pada usia remaja yang masih

mencari jati diri, mempunyai rasa ingin tahu besar, suka tantangan, dan ingin

mencoba segala sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Maka dari itu, harus

ada bimbingan untuk bekal bagi mereka dalam bergaul dan agar mereka tetap

di jalan Allah swt. Dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah,

(19)

dengan lebih menyukuri apa yang telah diberikan Allah kepada mereka, tidak

berperilaku menyimpang dari ajaran Allah, tidak iri dengan barang-barang

yang dimiliki teman mereka, dan diharapkan berbakti kepada orang tua sebagai

wujud syukur karena nasib jamaah tidak seperti nasib anak-anak yang

disantuni. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memberi judul

skripsi ini ―KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN MAJELIS

DO‘A MAWAR ALLAH DENGAN PERILAKU BERSYUKUR SISWA

KELAS XII SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015‖

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam

mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah?

2. Bagaimanakah perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga yang

mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah?

3. Adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah

dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga

dalam mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah.

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1

(20)

3. Untuk mengetahui adanya korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis

Do‘a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1

Salatiga.

D.Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau

pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan (Alwi,

2007: 404).

Hipotesis dari kata ―hipo‖ artinya ―di bawah‖ dan ―tesis‖ artinya

―kebenaran‖, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan

baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai

dengan bukti-bukti (Arikunto, 2005: 43)

Dari pengertian tersebut, peneliti memberikan hipotesis: adanya

korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah

dengan perilaku bersyukur pada siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.

E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan, dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a

Mawar Allah dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang agama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, khususnya bagi siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga supaya

(21)

kepada Allah meskipun sejak remaja dan lebih bersyukur atas segala sesuatu

yang sudah dimilikinya.

F. Definisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar terhindar dari

timbulnya kesalahpahaman terhadap apa yang terkandung dalam judul ini,

maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:

1. Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah

Keaktifan berasal dari kata aktif, yang artinya giat (bekerja atau

berusaha). Keaktifan berarti kegiatan, kesibukan (Alwi, 2007: 23). Jadi

keaktifan adalah usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

Majelis berasal dari kata Bahasa Arab yaitu majelisun yang berarti

tempat duduk. Dalam arti lain majelis mempunyai arti pertemuan orang

banyak, rapat, sidang (Alwi, 2007: 699). Yang dimaksud disini ialah Majelis

Do‘a Mawar Allah yang berada di naungan IAIN Salatiga.

Keaktifan mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah adalah usaha

sadar yang dilandasi ketekunan dalam mengikuti segala rangkaian kegiatan

Majelis Do‘a Mawar Allah.

2. Perilaku Bersyukur

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

(22)

Bersyukur dari kata Bahasa Arab

ازكش

-

زكشٌ

زكش

yang berarti

berterima kasih (kepadanya), mensyukurinya, memujinya (Yunus, 2009:

203).

Syukur, secara bahasa, berasal dari kata ―syakara‖, yang berarti

pujian atas kebaikan, penuhnya sesuatu. Syukur juga berarti menampakkan

sesuatu ke permukaan. Sedangkan menurut istilah syara‘, syukur adalah

pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan

ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai

kehendak Allah (Hidayat, 2009: 2).

Sedangkan perilaku bersyukur yang dimaksud ialah perbuatan yang

dilakukan individu sebagai wujud pengakuan dan sebagai wujud terima

kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada individu

tersebut.

G.Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan

analisisnya pada data-data numerical (angka) yang kemudian diolah dengan

metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu Keaktifan mengikuti Kegiatan

Majelis Do‘a Mawar Allah sebagai variabel X dan Perilaku Bersyukur

(23)

b. Jenis penelitian ini adalah korelasi, yang bertujuan untuk menguji

keterkaitan keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah

dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di SMK N 1 Salatiga, tepatnya di Jalan

Nakula Sadewa 1/3. Kembangarum, Kelurahan Dukuh Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga. Pada 1 November 2015 sampai dengan selesai.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;

obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2001: 57).

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua

siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga berjumlah 458 siswa yang terbagi

dalam 13 kelas. Subjek yang diteliti adalah semua siswa kelas XII yang

beragama Islam dan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah yaitu

sebanyak 409 siswa karena yang 49 siswa adalah Non Muslim.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001: 57).

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang

(24)

seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau

lebih. (Arikunto, 2005: 134).

Berdasarkan teori tersebut, maka sampel dalam penelitian ini

adalah 100 siswa dari 409, karena jumlahnya lebih dari seratus orang,

dan dilakukan dengan teknik random sampling.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu hal penting dalam penelitian.

Maka, dibutuhkan metode yang tepat agar mendapat data yang sesuai.

Metode atau teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang ditempuh dan

alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya

(Darmawan, 2014: 159). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a. Angket

Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan

cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2005: 101).

Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data

tentang keaktifan mengikuti majelis do‘a dan perilaku bersyukur siswa

Kelas XII SMK N 1 Salatiga.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data berupa catatan

(25)

kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah, serta data penting lainnya yang

dapat mendukung dalam penelitian ini.

5. Instrumen Penelitian

a. Variabel X adalah Keaktifan mengikuti Kegiatan Majelis Do‘a Mawar

Allah dengan indikator sebagai berikut:

1) Selalu rutin berangkat

2) Mendengarkan dengan seksama

3) Mengikuti semua kegiatan

4) Mempunyai perasaan senang

5) Mendapat manfaat

b. Variabel Y adalah Perilaku Bersyukur Siswa Kelas XII SMK N 1

Salatiga dengan indikator sebagai berikut:

1) Mengucap kalimat syukur atas segala nikmat

2) Menyantuni anak yatim

3) Berbakti kepada orang tua

4) Mendo‘akan sesama

5) Bersedekah

6. Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis kuantitatif

yaitu untuk mengetahui adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan

Majelis Do‘a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII

SMK N 1 Salatiga.

(26)

Pada tahap ini digunakan perhitungan awal, untuk tujuan

penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan

prosentase, dengan rumus sebagai berikut:

𝑃

=

F

N

X 100%

Keterangan :

P = prosentase angka yang dicari

F = Frekuensi jawaban yang dipilih

N = Jumlah responden

b. Analisis Lanjutan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi keaktifan

mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah dengan perilaku

bersyukur siswa kelas XII SMK N 1 Salatiga, maka penulis

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

𝑟

𝑥𝑦

=

𝛴𝑥𝑦 −{ 𝛴𝑥 𝛴𝑦 :N}

[𝛴𝑥² − {(𝛴𝑥)²∶𝑁} ][𝛴𝑦² − {(𝛴𝑦)²∶𝑁}]

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 =Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

𝛴𝑥y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y

∑𝑥2 = Jumlah dari kuadrat nilai X

∑𝑦2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y

∑𝑥 2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan

(27)

H.Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan

konsisten, penulisan penelitian ini dirangkai dalam lima bab, yang mana

masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini

disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Pustaka. Berisi tentang deskripsi variabel-variabel dan teori

mengenai hubungan antar variabel penelitian.

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Berisi tentang gambaran

umum lokasi, subjek penelitian, dan penyajian data.

Bab IV Analisis Data. Berisi tentang analisis deskriptif dan pembahasan.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah

1. Pengertian Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka terlebih dahulu

dikemukakan pengertian keaktifan. Keaktifan berasal dari kata aktif, yang

artinya giat (bekerja atau berusaha). Keaktifan berarti kegiatan, kesibukan

(Alwi, 2007: 23). Jadi keaktifan adalah usaha yang dilandasi ketekunan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut penulis, keaktifan yang dimaksud ialah keaktifan lahir

maupun batin. Keaktifan lahir meliputi telinga untuk mendengarkan, lisan

untuk mengucap, dan mata untuk memperhatikan. Sedangkan keaktifan

batin meliputi niat yang ada di dalam hati.

Majelis berasal dari bahasa Arab

سلجم

yang berarti dewan,

lembaga (Ali dan Muhdlor, 2003: 1634). Majelis dalam arti lain ialah

pertemuan orang banyak, rapat, sidang (Alwi, 2007: 699).

Do‘a berasal dari bahasa Arab

أعد

artinya do‘a, permohonan (Ali

dan Mudlor, 2003: 895). Dalam arti lain, do‘a adalah permohonan (harapan,

permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan berdo‘a berarti mengucapkan

(memanjatkan) do‘a kepada Tuhan (Alwi, 2007: 271).

Majelis Do‘a adalah sebuah wadah kegiatan keagamaan yang

(29)

Salatiga, yang bernama Majelis Do‘a Mawar Allah. Majelis ini dibentuk

agar masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk memecahkan

berbagai masalah melalui do‘a bersama. Do‘a yang diminta jamaah sangat

bervariasi, mulai dari dilancarkan pendidikannya, agar diberikan kelulusan,

meminta jodoh, meminta momongan, keharmonisan keluarga, diberikan

rezeki yang berkah, dan masih banyak do‘a yang diharapkan oleh jamaah.

Majelis Do‘a Mawar Allah juga sebagai sarana bersyukur bagi

jamaah atas nikmat yang sudah diberikan kepada mereka. Sebagai contoh,

ketika prosesi santunan anak yatim, semua jamaah diharapkan untuk dapat

menyantuninya agar jamaah bersyukur nasib mereka tidak seperti anak-anak

yang disantuni.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian keaktifan mengikuti

Majelis Do‘a adalah usaha yang dilandasi ketekunan dalam mengikuti

kegiatan yang dilakukan di suatu tempat, untuk berkumpul dan memohon

kepada Allah dengan harapan segala keinginan dikabulkan.

2. Dalil Perintah Untuk Berdo’a

Perintah berdo‘a kepada Allah telah dijelaskan dalam Al-Qur‘an

dan Hadits ditujukan kepada makhluknya. Firman Allah:

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku

(30)

menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS. Al-Mukmin/40: 60)

Ayat tersebut jelas bahwa manusia diciptakan Allah tidak

semata-mata untuk hidup sendiri dan berusaha sendiri, namun Allah akan

membantu segala kebutuhan manusia melalui do‘a. Maka sangat tidak

pantas apabila manusia memliki sifat sombong di bumi ini, karena manusia

dihadapan Allah sangatlah kecil.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang

Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan

orang yang berDo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku, hendaklah mereka itu

memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (petunjuk)”(Al-Baqarah/2: 186)

Sesungguhnya Allah sangat dekat dengan makhluk-Nya. Selama

masih hidup, Allah akan tetap membantu hamba-Nya. Sebanyak apapun

permohonan manusia pasti akan dikabulkan Allah, apabila manusia tersebut

mau menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berdo‘a,

seorang hamba tidak akan kehilangan arah kebenaran, sebab Allah Maha

Pemberi Petunjuk.

Tidak hanya dalam Al-Qur‘an, perintah berdo‘a juga tercantum

dalam Hadits Nabi Muhammad saw. yaitu:

هٍَْلَع َةِضَغ الله ُعْدٌَ ْمَل ْنَم مّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص لله ْلْْوُسَر َلاَق

(31)

ُجَداَثِللاَوُ ُااَعُدلا َّ ِا َلاَق مّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص لله ْلْْوُسَر َلاَق

Rasulullah Muhammad saw. bersabda “Do’a adalah ibadah”\

Kedua hadits tersebut menjelaskan bahwa berdo‘a adalah perbuatan

yang sangat mulia, yang menunjukkan kekuasaan Allah dan kelemahan dari

orang yang berdo‘a. Pada hadits kedua, Do‘a disebut ibadah karena orang

yang berdo‘a berarti menggantungkan harapannya kepada Allah, tunduk

patuh dan merendahkan diri kepada Allah swt. Orang yang meminta kepada

Allah ialah mengikhlaskan permintaan hanya kepada Allah swt. ( Asror,

2007: 8)

Allah merupakan satu-satunya Penguasa dan Pemilik di dunia ini,

maka hendaknya kita memohon hanya kepada Allah. Karena sesuatu yang

dititipkan akan diminta kembali oleh Sang Penguasa.

3. Konsep Do’a Menurut Al-Quran

Di dunia ini banyak sekali sesuatu yang membuat manusia tertutup

hatinya dari Allah swt. berikut ini adalah konsep berdo‘a menurut Al

-Qur‘an (Subarno, 2008: 5).

a) Bermuwajahah dengan Allah

Kebanyakan manusia baru ingat kepada Tuhannya ketika

mereka sedang dilanda musibah, tertimpa kesusahan atau mendapat

masalah. Sebaliknya, seringkali manusia melupakan Tuhannya ketika

dalam keadaan senang, berlimpah dengan harta, memangku jabatan atau

kedudukan yang tinggi. Ini tabiat manusia sebagaimana disindir oleh

(32)

mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat- ayat kami hanyalah penghianat yang tidak berterima kasih”. (QS. Luqman/31: 32)

Ayat tersebut menggambarkan kondisi manusia yang sedang

dihimpit oleh kesusahan, lalu dengan mengiba mereka menatap ke

hadirat Allah agar dirinya dientaskan dari persoalan yang menimpanya.

Allah dengan Maha Kasih-Nya mengabulkan permohonan hamba-Nya.

Maka diselamatkanlah mereka dari amukan ombak yang menggulung

--sebuah gambaran masalah yang acap kali melanda kehidupan manusia--.

Akan tetapi, setelah diselamatkan dari amukan badai, mereka ingkar dan

kembali melupakan-Nya. Dengan halus Dia menyindir tingkah

orang-orang tersebut.

Bermuwajahah --bertemu berhadap-hadapan langsung-- dengan

Allah sesungguhnya dapat dilaksanakan kapanpun dan dalam kondisi

bagaimanapun. Dengan demikian, pertemuan antara hamba dengan

Tuhannya dapat terjadi puluhan bahkan ratusan kali. Paling tidak 5 kali

dalam sholat, karena sholat –dalam arti yang paling dekat—adalah

―do‘a‖ sehingga setiap jengkal dan gerakan dalam sholat selalu diliputi

nuansa do‘a, dari awal hingga gerakan terakhir yaitu salam.

(33)

Bekal do‘a merupakan sesuatu yang harus disiapkan terlebih

dahulu sebelum melaksanakan. Jadi, bekal yang harus dibawa oleh

seorang hamba pada waktu bermuwajahah dengan Allah adalah:

1) Sikap yang Serius

Sebagaimana firman Allah swt. yang menyatakan:

disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya, dan

tidak mungkin tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima

pembalasan Tuhan dari perbuatannya di dunia, baik perbuatan terpuji

maupun perbuatan tercela.

2) Sikap Tidak Putus Asa

Sikap ini amat penting sehingga Allah mengingatkan dalam

firman-Nya:

“Wahai anak-anakku! pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf

(34)

Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa segala sesuatu

hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan janganlah kita

putus asa, karena Allah pasti akan menunjukkan jalan dan

mengabulkan do‘a hamba-Nya yang mau berusaha.

c) Etika Berdo’a

Allah Maha Mengerti dan Waspada, tetapi tidak lalu menjadikan

manusia seenaknya sendiri dalam memohon do‘a. Allah adalah Dzat

yang disiplin dan konsekuaen. Oleh karena itu, sebagai makhluk Allah

kita harus mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah. Dengan

demikian, maka akan terbuka peluang bagi terkabulnya sebuah do‘a.

Langkah awal yang harus ditempuh ialah:

1) Berwudhu

Allah adalah Dzat Maha Suci. Jadi sebaiknya kita selalu

dalam keadaan suci. Berwudhu tidak harus saat kita akan

melaksanakan sholat, namun berwudhu juga baik dilakukan ketika

akan melakukan ibadah lain, seperti berdo‘a.

2) Berpakaian Sopan dan Bersih (suci)

Berpakaian sopan dan bersih tidak harus mahal atau bagus,

namun indikator yang dimaksud ialah suci dan sopan. Karena pakaian

bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain.

Aurat laki-laki ialah dari pusar sampai lutut, namun ketika

(35)

tidak sopan. Jadi, ketika menghadap Allah hendaknya memakai

pakaian yang suci lagi sopan.

3) Dimulai dengan Memuji Allah

Berdo‘a sebaiknya tidak langsung mengajukan permohonan,

namun berdo‘a kepada Allah dimulai dengan bacaan tahmid, yaitu

memuji Allah atas apa yang sudah diberikan kepadanya. Kemudian

sholawat atas Nabi, baru kemudian mohon do‘a yang diinginkan.

Selanjutnya kembali mengagungkan nama Allah dan Rasul-Nya.

Karena, Allah sangat Dermawan dan pasti akan menerima kedua

bacaan sholawat dan Allah tidak mungkin mengabaikan permohonan

yang berada diantara keduanya.

4) Menghadap Kiblat dan Mengangkat Kedua Tangan

Berdo‘a sebaiknya menghadap kiblat, dengan mengangkat

kedua tangan, sedemikian sehingga tampak bawah lengannya.

(Al-Ghazali, 1994: 50). Kiblat merupakan arah bagi semua umat muslim

di dunia ketika melaksanakan sholat. Rasulullah saw. ketika berdo‘a

ialah mengangkat kedua tangan dan jika selesai diusapkan ke

wajahnya, sebagaimana dungkapkan dalam hadits:

ىسُ ى لَّ كَ ىاللهِ ىسُ وْىسُ كَ ى كَا كَ ى

ى كَمسُهُّطسُحكَيىوْمكَلىاللهِء كَعُّدلاى اللهِفىاللهِهوْيكَدكَيىكَعكَفكَ ىاكَذاللهِاىكَملَّ كَ كَوىاللهِهوْيكَ كَع

لَّتكَح

ىسُهكَهوْ كَوى كَمكَهاللهِ ىكَ كَ وْمكَي

Sesungguhnya Rasulullah saw. apabila mengangkat tangannya ketika berdo’a, maka beliau tidak menutupnya hingga beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya tersebut‖. (HR.Tirmidzi)

(36)

Do‘a merupakan unsur yang paling esensial dari ibadah.

Ditegaskan oleh Rasulullah saw. ―tiada sesuatu yang paling mulia dalam

pandangan Allah, selain berdo’a kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan

lapang‖ (Yazid, 2007: 61).

Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdo‘a,

diantaranya ialah:

a) Mendatangkan keridhaan Allah swt.

b) Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya.

c) Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.

d) Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (di dalam ) hati.

e) Menguatkan hati dan badan.

f) Membuat hati dan wajah berseri.

g) Melapangkan rizki.

h) Menimbulkan kharisma dan rasa percaya diri.

i) Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh islam, menjadi inti agama,

proses kebahagiaan dan keselamatan.

j) Menumbuhkan perasaan diawasi oleh Allah.

k) Membuahkan ketundukan, yaitu berupa kepasrahan diri kepada Allah.

l) Menumbuhkan kedekatan kepada Allah.

m)Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan-Nya.

n) Membuatnya selalu ingat Allah.

(37)

1. Pengertian Perilaku Bersyukur

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan (Alwi, 2007: 859)

Bersyukur dari kata Bahasa Arab

ازكش

-

زكشٌ

زكش

yang berarti

berterima kasih (kepadanya), mensyukurinya, memujinya (Yunus, 2009:

203).

Syukur, secara bahasa berasal dari kata ―syakara‖ yang berarti

pujian atas kebaikan, penuhnya sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara‘,

syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang

disertai dengan ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat

tersebut sesuai dengan kehendak Allah (Hidayat, 2009: 2).

Hakikat syukur adalah mengungkapkan rasa terima kasih di dalam

hati secara tulus dan mengatakannya secara lisan serta menerjemahkannya

ke dalam perbuatan nyata atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah

kepada kita. Bersyukur artinya berbuat baik kepada diri sendiri dan orang

lain. (Effendy, 2013: 13)

Sedangkan perilaku bersyukur yang dimaksud ialah perbuatan yang

dilakukan seseorang sebagai wujud pengakuan dan sebagai wujud terima

kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada seseorang

tersebut.

(38)

Bersyukur kepada Allah juga dijelaskan dalam Al-Qur‘an dan

Hadits agar makhluknya mengetahui dan berterima kasih atas nikmat yang

sudah diberikan. Firman Allah:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" ( QS. Ibrahim/14: 7)

Ayat tersebut jelas bahwa sebagai makhluk yang telah diberi

nikmat, sudah sepantasnya makhluk tersebut bersyukur. Karena janji Allah

akan menambah nikmat bagi orang-orang yang mau bersyukur. Tetapi

apabila seseorang ketika diberi nikmat tidak mau bersyukur, maka azab

Allah sangatlah pedih. Allah akan mempermudah jalan bagi kita untuk

meraih impian dan kesuksesan yang kita dambakan, selama syukur yang

kita lakukan benar-benar karena Allah swt.



“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik

yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah‖ (QS. Al-Baqarah/2: 172)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan

hamba-Nya untuk bersyukur dengan sindiran halus. Yaitu dengan maksud apabila

(39)

beriman kepada Allah, maka hendaklah dia bersyukur atas semua

nikmat-Nya. Karena Allah sangat baik dalam memperlakukan hamba-hamba-nikmat-Nya.

Diantara Hadits Rasulullah Muhammad saw. ialah sebagai Berikut:

ًتَأ ىِنَثَّدَح ُّيِراَفِغلا ًُِّن َدَمْلا ِنْلَم ُنْتُدّمَحُم اَنَثَّدَح ُّيِراَصْنَ ْلْا ىَسْوُم ُنْت ُقاَحْسِإ اَنَثَّدَح

َلاَق مَّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص ًِِّثَنلا ِنَع َجَزٌَْزُ ًِتَأ ْنَع ٌِّزُثْ َملا دٍدٍِْلَس ْنَع

:

اَّشلا ُمِع اَّطلاا

ِمِ اَّصلا ِحَلِ ْنَمِت ُزِ

Ishaq bin Musa Al-Anshari menceritakan kepada kami Muhammad bin

Ma’n Al-Madani Al-Ghifari menceritakan kepadaku, dari Sa’id Al-Maqburi,

dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw. Bersabda: “Orang yang

makan kemudian tetap bersyukur kedudukannya sama dengan orang yang

berpuasa namun tetap bersabar”. (H.R Tirmidzi)

Sungguh mulia bagi orang yang pandai bersyukur. Meskipun dia

makan, tetapi di mata Allah orang tersebut diberi pahala bagaikan orang

yang sedang berpuasa. Karena orang yang berpuasa adalah orang yang

menahan semua amarahnya.

3. Macam-macam Syukur

Segala sesuatu yang diberikan oleh Allah wajib bagi kita syukuri.

Karena dengan bersyukur, kita tidak akan mempunyai sifat dengki kepada

orang lain bahkan sesama muslim. Sebagaimana iman, harus diyakini dalam

hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Begitu pula

dengan syukur, syukur yang hakiki sebenarnya harus memiliki tiga unsur

yaitu ( Hidayat, 2009: 34)

(40)

Syukur hati ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala

nikmat yang diperoleh merupakan karunia Allah. Segala nikmat yang

dirasakan manusia berasal dari Allah swt.

b) Syukur Lisan

Setelah diyakini dengan hati, wujud syukur selanjutnya adalah

dengan ucapan melalui lisan. Syukur lisan merupakan bentuk pujian

kepada Allah yang telah menganugerahkan berbagai nikmat, yaitu

dengan mengucap tahmid.

c) Syukur Perbuatan

Setelah diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, kemudian

diamalkan dengan perbuatan. Syukur dengan perbuatan adalah

mempergunakan segala nikmat yang dikaruniakan Allah menurut

kehendak Allah yang telah memberikan nikmat itu. Artinya,

nikmat-nikmat tersebut harus digunakan untuk ketaatan kepada-Nya dan berbuat

kebaikan yang memberikan maslahat bagi orang lain.

Kita dikaruniai anggota tubuh yang lengkap dan sehat, maka

kita gunakan untuk taat beribadah kepada Allah dan berbuat kebajikan.

Kita gunakan mata hanya untuk melihat hal-hal yang baik. Kita

dikaruniai ilmu pengetahuan, maka amalkanlah untuk mencerdaskan

orang lain.

(41)

Setiap perasaan syukur yang tertanam dalam hati akan

menumbuhkan pancaran cahaya pada batin dengan terang benderang. Itulah

yang disebut kenikmatan yang tidak pernah berhenti mengalir. Syukur

memiliki nilai yang sangat tinggi. Namun demikian, sangat sulit meraihnya

karena Allah swt. tidak menuntut simbolisme dari seorang hamba,

melainkan hanya menurut hakikatnya, yaitu tauhid dan keikhlasan

(Al-Banjari, 2014: 208).

Diantara manfaat syukur adalah sebagai berikut:

a) Syukur sebagai sarana memperkaya kualitas dan kuantitas kenikmatan

dan keberkahan hidup

Syukur adalah suatu sikap berterima kasih, sikap penghambaan

yang sempurna kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

kenikmatan kepada dirinya, baik yang bersifat lahir maupun batin tanpa

mengenal batas, waktu, dan jumlah. Syukur merupakan salah satu

maqam (tingkatan) para penempuh jalan menuju Allah. Syukur terdiri

dari ilmu, hal (kondisi spiritual), dan amal perbuatan. Ilmu adalah dasar

darinya melahirkan kondisi spiritual, sedangkan hal melahirkan amal

perbuatan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang konkret.

Dengan demikian, kualitas dan kuantitas kenikmatan hidup akan

bertambah dengan diiringi rasa syukur kepada Allah swt.

b) Syukur menambah nikmat

Profesor psikologi asal University of California, Davis As dan

(42)

syukur‖, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa

syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur

berolahraga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa

secara keseluruhan hidupnya lebih baik. Mereka bersikap lebih

menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat, dan pengharapan baik

di masa depan.

Dengan temuan ilmiah syukur, semakin mengokohkan keimanan

bahwa syukur adalah akhlak mulia yang ada dalam diri manusia. Sebab,

syukur memicu bertambah nikmat hidup seseorang.

c) Syukur sebagai obat ketamakan

Kekayaan tidak menjamin seseorang hidup puas dan bahagia.

Apalagi perasaan puas dan bahagia sangat dipengaruhi oleh

kecenderungan membandingkan. Membandingkan dengan yang lebih

tinggi dari kita, tentu hidup kita tidak akan tenang, namun dihantui

dengan rasa gelisah yang berkepanjangan dan bahkan melakukan segala

cara agar tidak ada yang lebih tinggi dari kita.

Syukur merupakan langkah yang sangat efektif karena materi

tidak bisa dijadikan ukuran kebahagiaan seseorang. Dan bersikap syukur

akan lebih menentramkan dalm menjalani roda kehidupan.

d) Syukur menambah kebahagiaan

Ketika kita sudah bisa berada pada titik syukur, dan mensyukuri

apa pun yang telah dialami dalam kehidupan, maka kita akan lebih

(43)

Kebahagiaan, ketenangan, dan rasa syukur akan senantiasa membuahkan

rasa ikhlas dan nyaman dalam menjalani aktivitas kehidupan.

Kecemasan, rasa takut yang berlebihan akan masa depan, berbagai

prasangka yang dialamatkan kepada Tuhan atau kepada manusia dapat

dikelola dengan baik.

Semakin kita menyatakan syukur kepada Allah, Allah akan

melipatgandakan nikmat. Dan semakin kita sadar untuk bersyukur, hidup

akan lebih bahagia.

e) Syukur meningkatkan kepedulian sosial

Sikap mendahulukan kepentingan orang lain dibanding

kepentingan diri sendiri dikenal dengan itsar. Dengan itsar Allah akan

memberikan kebaikan dengan yang lebih besar. Maka, dengan

melakukan perbuatan itsar tidak akan merugikan sama sekali, bahkan

justru akan menguntungkan (Effendy, 2013: 80).

Kepedulian sosial yang terus meningkat akan menciptakan suatu

ketenangan hidup karena setiap orang akan bantu-mambantu dan

menjadikan tolong-menolong sebagai sedekah untuk ibadah.

5. Cara Bersyukur

Bersyukur kepada Allah sangat penting, karena itu merupakan

suatu cara untuk berterima kasih seorang hamba kepada Tuhannya. Diantara

cara-cara agar kita selalu mengingat Allah dalam bersyukur adalah

(44)

a) Syukur dengan hati

Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya

bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan

kemurahan Allah. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt. dengan

hati diantaranya:

1) Menghindari perilaku buruk yang dibenci manusia dan Allah, seperti

syirik, riya‘, takabur, munafik, suudzan dan sebagainya.

2) Selalu ingat kepada Allah Yang Maha Pemberi Nikmat, bukan hanya

ingat terhadap nikmat-Nya dan juga banyak mengingat mati.

3) Memiliki perasaan cinta kepada Allah dan Rasul melebihi apapun

juga.

4) Menanamkan keyakinan dalam diri bahwa kenikmatan akhirat adalah

kenikmatan yang abadi.

b) Syukur dengan lisan

Syukur dengan lisan adalah mengakui dengan ucapan bahwa

sumber nikmat adalah Allah, sambil memuji-Nya. Contoh perilaku

bersyukur kepada Allah swt. dengan lisan diantaranya:

1) Terbiasa membaca Al-Qur‘an secara tartil.

2) Menyebarkan dan mengajarkan ilmu yang dimiliki

3) Selalu ingat Allah dengan berdzikir dimana pun dan kapan pun.

4) Senantiasa berdo‘a kepada Allah untuk mendo‘akan kemaslahatan diri

sendiri, keluarga, kerabat, kaum muslim, dan sebagainya.

(45)

6) Membaca tahmid ketika mendapat nikmat.

c) Syukur dengan perbuatan

Syukur dengan perbuatan adalah seebuah gambaran sikap cerdas

memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan

penganugerahannya. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt.

dengan perbuatan diantaranya:

1) Melakukan ibadah sholat lima waktu dan memperbanyak sholat

sunnah.

2) Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunnah.

3) Belajar dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

4) Tolong-menolong sesama manusia dalam kebaikan dan taqwa.

5) Berbakti kepada orang tua.

d) Syukur dengan harta benda

Syukur dengan harta benda adalah memanfaatkan anugerah

harta benda yang diperoleh atau yang dimiliki sesuai dengan tujuan

penganugerahannya. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt.

dengan harta benda diantaranya:

1) Membantu orang yang membutuhkan pertolongan financial agar

terentaskan dari penyakit kemiskinan.

2) Menjauhkan diri dan harta benda dari praktik riba.

3) Membangun mushola, masjid, lembaga – lembaga yang berkaitan

dengan kemaslahatan umat islam.

(46)

5) Membelanjakan harta benda di jalan Allah.

6) Menyantuni anak yatim.

C. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a dengan Perilaku

Bersyukur

Ada hadits Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa:

ِااَعُدلا َنِم ِالله ىَلَع َ َزْ َا ئٌ َش َسٍَْل

Rasulullah saw. bersabda: tidak ada sesuatu yang lebih mulia disisi Allah

selain berdo’a” (HR. Tirmidzi).

Dengan demikian, do‘a memiliki peranan penting bagi manusia.

Untuk mendapat perlindungan Allah, harus berdo‘a, untuk mendapat

kemudahan dalam ujian hidup, harus berdo‘a, untuk mendapatkan rezeki harus

berdo‘a, dan masih banyak hal lain yang untuk mewujudkannya lewat do‘a.

Manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan ilmu pengetahuan yang terbatas.

Disisi lain masalah yang menghampiri sering tidak dapat teratasi. Maka

tidaklah pantas apabila manusia berjalan di muka bumi ini dalam keadaan

sombong dan membanggakan diri. Sesungguhnya hanya kepada Allah-lah

manusia itu memohon pertolongan.

Bumi semakin tua, zaman semakin berkembang, dan masalah yang

dihadapi pun semakin kompleks. Khususnya para generasi muda, mereka yang

disebut-sebut memikul tanggung jawab untuk perubahan. Perubahan yang baik

atau justru semakin buruk, itu semua tergantung pribadi masing-masing. Di era

(47)

pengetahuan agama. Meskipun mereka dibilang masih labil, pengetahuan

agama perlu diberikan agar mereka tidak lupa dengan Sang Pencipta. Karena

Allah adalah satu-satunya pemberi petunjuk.

Majelis Do‘a Mawar Allah di bawah naungan Biro Konsultasi

Psikologi ―TAZKIA‖ milik IAIN Salatiga diharapkan mampu membekali diri

para jamaah agar senantiasa lebih mendekatkan diri pada Allah, meningkatkan

iman dan taqwa, lebih bersyukur, lebih peduli dengan sesame, dapat

menyelesaikan masalah para jamaah dan sebagai penenang jiwa. Tidak hanya

melalui do‘a bersama, melalui testimony, sholat sunnah, dan santunan anak

yatim diharapkan menambah rasa khusyu‘ dalam beribadah dan diharapkan

para jamaah lebih bersyukur atas keadaan dirinya sendiri.

Peserta yang mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ sangat

beragam, salah satunya adalah para siswa SMK. Para siswa ini mengikuti

kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ awalnya bukan kemauan mereka sendiri.

Namun mereka dianjurkan oleh pihak sekolah terutama dari unsure Guru

Agama yang menginginkan siswanya dapat berdo‘a langsung kepada anak

yatim dan menyantuninya. Misalnya berdo‘a agar masalah keluarga

terselesaikan, diluluskan dalam ujian, dilancarkan rezeki orang tua, dan lebih

bersyukur karena mereka masih diberi orang tua yang lengkap. Do‘a yang

dibacakan akan memberi pelajaran kepada siswa bahwa setiap muslim harus

saling ikhlas mendo‘akan dan dengan demikian, rasa kepedulian social akan

(48)

Selain berdo‘a, menyantuni anak yatim juga dapat memberi pelajaran

kepada para siswa agar lebih bersyukur atas harta yang mereka miliki. Dengan

berhadapan langsung dengan anak yatim, para siswa mendapat pelajaran bahwa

mereka harus lebih bersyukur karena masih memiliki orang tua, dan

diharapkan para siswa lebih berbakti. Para siswa juga diharapkan lebih rajin

beribadah, lebih bersungguh-sungguh dalam belajar sebagai wujud syukur

memiliki otak, dan diharapkan tidak memiliki sifat iri dengan barang-barang

milik temannya. Memiliki rasa syukur yang tinggi diharapkan akan

menciptakan suasana damai dan tidak ada lagi perkelahian antar pelajar.

Dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ secara rutin,

siswa-siswa SMK dapat merasakan bahwa hanya kepada Allah hendaknya

meminta dan hanya kepada Allah hendaknya memohon pertolongan. Semua

adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka, apa yang telah

diberikan wajib disyukuri sebagai wujud terima kasih kepada Sang Maha

Pemberi.

Keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖, adalah

usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

semakin seseorang aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut maka diharapkan

(49)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A.Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga

1. Sejarah Berdirinya SMK N 1 Salatiga

Pada tahun 1968 di salatiga belum ada Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK Negeri). Sampai tahun yang sama dibentuklah panitia

persiapan negeri, yang diketahui Bapak Walikotamadya Salatiga Letkol. S.

Soegimin yang didukung oleh Bapak-Bapak Muspida. Dengan persetujuan

kepala kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa

Tengah No.IDPE/435/d/67, maka pada tanggal 17 Januari 1967 berdirilah

SMEA Negeri dengan status persiapan di Salatiga. Pada tanggal 25 Mei

1968 terjadi peningkatan status persiapan menjadi negeri melalui Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor: 191/UUK-3/1968. Hal inilah yang membawa kebahagiaan

tersendiri bagi keluarga SMEA Negeri Salatiga.

Dibalik kegembiraan masih terselip keprihatinan sebab SMEA Negeri

belum mempunyai gedung sekolah sendiri. Sehingga pada akhirnya SMEA

Negeri masih menumpang pada SMEP Negeri sebanyak 44 lokal. Padahal

SMEP sendiri masih menumpang di SPG Negeri. Oleh karena itu untuk

melaksanakan proses belajar mengajar SMEA Negeri harus masuk siang.

Pada tahun 1970 karena perkembangan, maka sebagian kelas numpang lagi

ke sekolah lain yaitu SMA N 1 Salatiga di Jl Kartini Salatiga. Tahun 1973

(50)

Negeri menempati gedung di Jl. A. Yani no. 14 Salatiga. Meskipun masih

banyak hal-hal yang perlu diperbaiki berkenaan dengan gedung dan fasilitas

yang ditempati.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemerintah menaruh

perhatian bahwa SMEA Negeri Salatiga, dimasukan dalam daftar proyek

Voced ‖II‖ (Scond Vocatinal Education). Yang kembali membawa kabar

gembira, atas pendaftaran yang dilakukan pemerintah tersebut SMEA

Negeri dibangunkan gedung di Jl. Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum

Salatiga. Diatas tanah seluas 13.795 meter persegi yang telah selesai dan

diserahkan pada tanggal 1 Agustus 1992 dan peresmiaan pemakaianya oleh

ka. Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Tengah yaitu Bapak Soewardi pada 23

Mei 1992. Seiring perkembangan pendidikan, pada tahun 1977 kurikulum

SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas) berubah menjadi SMK

(Sekolah Menengah Kejuruan) dan perkembangan terakhir SMK Negeri

pada tahun 2004 menyatakan diri sebagai SMK besar dengan membuka 3

program keahlian baru kelompok pariwisata hingga kini. Pada Tahun

Pelajaran 2010/2011 kita berusaha mencapai suatu Standard Manajemen

Mutu yaitu ISO 9001-2008 agar dapat lebih memuaskan para pelanggan

SMK Negeri 1 Salatiga. Dalam hal ini siswa-siswi beserta orang tuanya.

Sejarah Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Salatiga:

a. Sri Sadono, BA (1968-1982)

b. R. Soeyono, MH (1982-1993)

(51)

d. Dra. F.X. Soewito (1994-1960)

e. Drs. Joko Legowo (1996- 1998)

f. Soetopo, B.Sc (1998-1999)

g. Moch. Boedhowie (1999- 2000)

h. Moeljono, M.Pd (2000- 2007)

i. Bambang Dwi Hersedianto (2007-sekarang)

2. Keadaan Geografis SMK N 1 Salatiga

a. Alamat sekolah

1) Nama Jalan : Jl. Nakula Sadewa 1/3 Salatiga

2) Desa/ Kelurahan : Dukuh

3) Kecamatan : Sidomukti

4) Kabupaten/Kota : Salatiga

5) Provinsi : Jawa Tengah

6) Kode Pos : 50722

7) Telepon : (0298) 323566

8) E-Mail : smk1salatiga@yahoo.com

b. Sarana Prasarana

1) 28 Ruang Teori Yang Representatif

2) Laboratorium Bahasa

3) Laboratorium Komputer

4) Laboratorium Mengetik Manual

(52)

6) Laboratorium Akuntasi

7) Laboratoriumadm. Perkantoran

8) Laboratorium Penjualan

9) Laboratorium Tata Kecantikan

10)Laboratorium Tata Boga

11)Laboratorium Tata Busana

12)Perpustakaan

13)Lapangan Olahraga

14)Aula

15)Mushola

c. Program Keahlian

SMK N 1 Salatiga berdiri sejak tanggal 25 Mei 1968, sampai

dengan saat memiliki 6 Program Keahlian/Kompetensi Keahlian yaitu:

1) Akuntansi

2) Administrasi Perkantoran

3) Penjualan atau Pemasaran

4) Tata Kecantikan

5) Tata Busana

6) Tata Boga

Seluruh kegiatan belajar mengajar ditiap-tiap program keahlian

didukung dengan fasilitas praktik yang memadai sehingga

memungkinkan dikembangkan kegiatan belajar dengan komposisi 30%

(53)

3. Visi, , Misi, dan Tujuan SMK N 1 Salatiga

a. Visi

―Menghasilkan lulusan yang beriman, Kompeten, dan Kompetitif serta

berwawasan lingkungan‖

b. Misi

1) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik

2) Mendidik peserta didik menjadi warga Negara yanga

bertanggungjawab dan berkarakter

3) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki

wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni

4) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan sesuai

kompetensi keahliannya

5) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha

6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

c. Tujuan

1) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

2) Menghasilkan lulusan yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri,

bertanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan.

3) Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, sebagai bekal

(54)

4) Menghasilkan lulusan yang siap mengisi lapangan kerja di dunia

usaha dunia industri sesuai dengan kompetensi keahliannya.

5) Menghasilkan lulusan yang mampu memilih karier, ulet, dan gigih

dalam kompetisi, mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan

siap mengembangkan sikap professional pada kompetensi

keahliannya.

6) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa dan semangat wirausaha.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 1 Salatiga

antara lain:

a. PMR/UKS : 1. Slamet Sudiyanti, S. Pd.

2. Tri Rahayu, S.Pd. (Busana)

b. PKS : Drs. Prasetya Adi

c. Bola Volley : Outsourching

d. Basket : Sutanto, S. Pd.

e. Pramuka : 1. Drs. Untoro, M.Pd

2. Tedjo Sukmono, S.Pd.

3. Qoriah Martini, S.Pd.

4. Widhi Nurasih, S.Pd.

f. Vocal : Apriliandini, S. Pd.

g. Tari : Uchik Anggarani, S. Pd.

(55)

i. Kewirausahaan : 1. Puji Nur Zakiah, S. Pd.,M.M.Par

2. Kartika Dyah K, S. Pd.

j. KIR : Praheni, S.S.

k. Panahan : Drs. Prasetyo Adi

l. Karate : Outsourching

m.Wushu : Outsourching

B.Gambaran Umum Majelis Do’a Mawar Allah

1. Sejarah Singkat Majelis Do’a Mawar Allah

Majelis Do‘a Mawar Allah adalah sebuah wadah kegiatan sosial

keagamaan yang berada di bawah Biro Konsultasi Psikologi ―Tazkia‖ IAIN

Salatiga, yang berdiri sejak tahun 2010. Wadah ini dibentuk agar

masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk berdoa bersama.

Nama Majelis Doa Mawar Allah sendiri terinspirasi dari surat Ar-

Rahman ayat 37-38 yang berbunyi: 56

dustakan? (QS. Ar-Rahman/55: 37-38)

Ayat tersebut menjelaskan alam semesta yang berbentuk mawar

merah merekah sebagai salah satu wujud nikmat Allah. Kebenaran ayat

(56)

membuat foto Nebula yang menakjubkan. Nebula adalah kumpulan dari

250.000.000.000 x 300.000.000.000 bintang atau kira-kira 75.000.000.000.

000.000.000.000 bintang. Semua itu milik Allah, semua itu adalah sebagian

kecil dari Kerajaan Allah, yang lebih menakjubkan adalah, bahwa foto

Nebula tersebut berbentuk ―Mawar Merah‖ yang merekah dan nampak

bersinar karena terdiri atas milyaran bintang. Melalui foto tersebut seakan

Allah mengatakan kepada manusia, ―Aku ini Allah‖. Ini adalah salah satu

dari sekian milyar Kerajaan-Ku. Aku adalah Zat Yang Maha Kuasa dan

Menguasai Alam semesta, Aku persembahkan alam semesta ini kepadamu,

dalam bentuk bunga mawar merah merekah yang sangat indah, karena

sungguh Aku sangat Mencintaimu. Dengan alasan itulah maka muncullah

nama Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖.

2. Tujuan Majelis Do’a Mawar Allah

Suatu majelis dibuat bukan tanpa tujuan, dan diantara tujuan

Majelis Do‘a Mawar Allah adalah sebagai berikut:

a. Memberi wadah berdoa bersama bagi Umat Islam, khususnya yang

sedang menghadapi masalah. Dalam wadah ini jamaah berdoa

dikabulkan Allah SWT

b. Memberikan santunan/ sedekah kepada anak yatim piatu di lingkungan

kota Salatiga dan sekitarnya

(57)

Beberapa alasan peserta mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar

Allah, diantaranya:

a. Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan beramal

dan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya

b. Total pengabdian diri kepada Allah sebagai kekasih Allah dan kekasih

Rasulullah

c. Merupakan hal positif mencerahkan hati, merasa tenang bersama orang

sholeh sholehah,orang yang ahli dzikir, dan ikhtiar

d. Mencintai dan mengasihi Anak Yatim dengan mengharap keberkahan

melalui perantaranya

e. Menjalin tali silaturrahmi diantara sesama umat muslim

f. Pengungkapan rasa syukur

3. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” dan Majelis Do’a

Mawar Allah

a. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA”

Pembina : Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

Direktur : Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd

Konselor/Psikolog/Terapis/Trainer:

1) Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

2) Yusuf Khummaini, S.Hi., M.H

3) Wahidin, M.Pd

(58)

5) Dr. H. Lilik Sriyanti, M.Si

6) Dra. Maryatin

7) Muna Erawati, S.Psi., M.Si

8) Eva Palupi, Psi

b. Struktur Majelis Do’a Mawar Allah

Pembina:

1) Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd

2) H. Yusuf Khumaeni, S.HI., M.H

3) Wahidin, S.PdI., M.Pd

Penasehat : Savitri Dewi, S.Psi

Ketua : M. Ma‘ruf, S.PdI

Sekretaris : Isti Nur Lathifa, S.PdI

Bendahara : Umi Latifah, S.PdI

Koord. Sie Bingkisan: Rif‘ah Munawaroh

Humas : Nur Cahyo

Sie Acara :

1) Najib Syaifullah

2) Sukrisno

3) Yusuf Arif Purwono, S.PdI

Sie Sarpras : Ni‘am

Sie Bazar : Siti Amanah

(59)

Koord. Anak Yatim:

1) Aji Abidin

2) Tri Mashudi

4. Tahap-tahap Pelaksanaan Majelis Do’a Mawar Allah

a. Tahap awal

1) Penataan barang santunan ke masjid oleh semua tim dari Majelis

Doa. Persiapan ini dilakukan supaya saat berlansungnya kegiatan

tidak mengganggu jamaah.

2) Semaan Juz Amma oleh para anak yatim

Semaan ini bertujuan memperkenalkan anak- anak yatim supaya

lebih semangat mengaji serta untuk mengisi waktu luang sebelum

kegiatan dimulai agar waktu dapat dimanfaatkan dengan baik dan

tidak sia-sia.

b) Inti

1) Testimoni

Peserta testimoni adalah orang- orang yang telah merasakan

keajaiban bersedekah selama bergabung dengan Majelis Doa Mawar

Allah. Dari pengalaman yang disampaikan peserta testimoni di

depan semua peserta ini diharapakan dapat memberikan motivasi

untuk tidak mudah putus asa dan tetap yakin dalam berdoa, beriktiar

supaya hajatnya segera dikabulkan oleh Allah SWT, selain itu juga

(60)

kepada anak yatim dan lebih bersemangat lagi dalam mengikuti

kegiatan.

2) Shalat Taubat dan Shalat Hajat secara berjamaah.

Dilaksanakannya sholat taubat dan sholat hajat terlebih dahulu

diharapakan akan menyesali perbuatan maksiat yang dilakukannya.

Supaya Allah mengampuni dosa-dosanya dan agar Allah segera

mengabulkan hajatnya yang dituju, baik hajat dalam urusan dunia

maupun urusan akhirat.

3) Dzikir Bersama

Bacaan dzikir yang diamalkan dalam kegiatan Majelis Doa Mawar

Allah diantaranya:

(a)

هٍلا ب وتاو وٍ لا ًحلا و لْا هلا لْ يذلا مٍظللا اللهزفغتسا

(b)

زث ا اللهو للهلْا هلا لْو للهدمحلاو الله احثس

(c)

مٍظللا ًلللا هلات لْا جوقلْو لوحلْ

(d)

الله لوسر دمحم الله لْا هلالْ الله لْا هلالْ الله لْا هلالْ

Ketika dzikir berlangsung terdapat peserta yang sampai meneteskan

Gambar

Tabel 3.2 Jawaban Pertanyaan Keaktifan mengikuti Kegiatan Majelis
Tabel 3.3 Jawaban Pertanyaan Perilaku Bersyukur Siswa Kelas XII
Tabel 4.3 Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah
Tabel 4.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS),dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) secara simultan

 Untuk ion komplek, atom pusat ditulis dulu diikuti oleh ligan-ligannya (bila ligan lebih dari satu, jenis ligan netral ditulis dulu).  Muatan ion kompleks = jumlah muatan atom

Pendapat tersebut juga sejalan dengan hasil Penelitian Arkham (2014:94) yang berjudul penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

Adapun masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini mengenai masalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi audit delay, faktor internal: Ukuran perusahaan,

 Dikonseptualisasikan dari penekanan yang berpusat pada guru (Teacher-centered) sampai ke penekanan yang berpusat pada siswa (Student-centered)3.  Keputusan diambil SEBELUM, SAAT,

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)

Jika dalam konteks surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum yang menjuncto dengan Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP kurang tepat, karena turut serta

Skripsi ini juga mengungkap perubahan yang terjadi di Desa Tamba dolok baik di bidang pendidikan, kesehatan, dll. Untuk memperoleh sumber yang dapat mendukung penelitian ini,