KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN
MAJELIS DO’A MAWAR ALLAH DENGAN
PERILAKU BERSYUKUR SISWA KELAS XII
SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
IIS SYAFA’ATUL HASANAH
NIM. 11111002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayahNya, saya
persembahkan skripsi ini kepada:
1.
Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Burhanudin dan Ibu Siti Insiyah yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah, memberikan kasih
sayang melalui do’a, bimbingan dan nasehat dalam menjalani hidup.
2.
Adik-adikku tersayang, Ridwan Yusuf dan Ahmad Fajriansyah yang selalu
menginspirasi ku untuk berbuat baik, semoga kalian menjadi anak yang
sholih dan membanggakan orang tua.
3.
Nenekku satu-satunya Ibu Saudah, semoga diberikan umur yang berkah
hingga dapat menemaniku hingga pernikahan.
4.
Teman-teman Jurusan PAI, khusunya teman kelas PAI A 2011 (Thony,
Mufa, Mbak Astri) dan teman KKN, semoga kesuksesan selalu bersama
kalian.
5.
Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dan Brigsus
Nagasandhi (Misbah, Anshori, Sofha, dan mantan suami dinas Muhaimin)
yang telah memberikan banyak pelajaran dalam menghadapi segala
rintangan kehidupan.
6.
Ayah Dr. Mukti Ali, M.Hum dan Bunda Dra. Astuti Sakdiyah, M.Pd yang
telah mengajarkanku bagaimana cara menyikapi berbagai masalah
kehidupan.
7.
TPQ dan MADIN Bustanul Mubtadiin (Bapak Yahya, Bapak Masrur, Bu
Bunga, dan Bu Lia) yang telah memberikan aku tempat untuk mengabdi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt. yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar. Shalawat salam semoga tercurah kepada Rasul
Muhammad saw., keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dengan
selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M.Hum., selaku dosen pembimbing
akademik.
5. Keluarga besar SMK N 1 Salatiga, yang telah memberikan penulis tempat
6. Bapak Drs. Untoro, M. Ag yang telah membimbing dan adik-adik kelas XII
yang telah membantu penulis saat penelitian
7. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini
Harapan penulis, semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan
balasan dan tercatat sebagai amal kebaikan oleh Allah swt. Akhirnya dengan
tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 11 Januari 2016
Penulis,
ABSTRAK
Hasanah, Iis Syafa’atul. 2015. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis
Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur Siswa Kelas XII SMK
N 1 Salatiga Tahun 2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd.
Kata Kunci: keaktifan; majelis do’a mawar Allah; perilaku bersyukur
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi Keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur siswa kelas XII SMK N 1 Salatiga tahun 2015. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah?, (2) Bagaimanakah perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga yang mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah?, (3) Adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga?. Dan penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: (1) Untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah, (2) Untuk mengetahui bagaimana perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga (3) Untuk mengetahui adanya korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi siswa kelas XII yang beragama Islam ada 409 siswa, teknik sampel yang digunakan adalah random sampling, dengan jumlah sampel 100 siswa, kemudian dianalisis dengan product moment. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Angket.
DAFTAR ISI
Sampul ... i
Logo ... ii
Persetujuan Pembimbing ... iii
Lembar Pengesahan ... iv
Pernyataan Keaslian Tulisan ... v
Motto ... vi
Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Abstrak ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 4
A.Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah ... 13
1. Pengertian Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a ... 13
2. Dalil Perintah Untuk Berdo’a ... 14
3. Konsep Do’a Menurut Al-Qur’an ... 16
4. Manfaat Do’a ... 20
B.Perilaku Bersyukur ... 21
1. Pengertian Perilaku Bersyukur ... 21
2. Dalil Perintah Untuk Bersyukur ... 22
3. Macam-macam Syukur ... 24
4. Manfaat Syukur ... 25
5. Cara Bersyukur ... 28
C.Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah dengan Perilaku Bersyukur ... 31
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 34
A.Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga ... 34
1. Sejarah Berdirinya SMK N 1 Salatiga ... 34
2. Keadaan Geografis SMK N 1 Salatiga ... 36
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMK N 1 Salatiga ... 38
4. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39
B.Gambaran Umum Majelis Do’a Mawar Allah ... 40
1. Sejarah singkat Majelis Do’a Mawar Allah ... 40
3. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” dan Majelis Do’a Mawar
Allah ... 42
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Majelis Do’a Mawar Allah ... 44
C.Penyajian Data ... 47
1. Data Responden ... 47
2. Hasil Angket ... 51
BAB IV ANALISIS DATA ... 57
A.Analisis Pendahuluan ... 57
B.Analisis Lanjutan ... 68
C.Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 72
BAB V PENUTUP ... 74
A.Kesimpulan ... 75
B.Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Responden
Tabel 3.2 Jawaban Pertanyaan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah
Tabel 3.3 Jawaban Pertanyaan Perilaku Bersyukur
Tabel 4.1 Nilai Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah
Tabel 4.2 Nilai Hasil Angket Perilaku Bersyukur
Tabel 4.3 Kategori Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a Mawar Allah
Tabel 4.4 Kategori Perilaku Bersyukur
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
2. Lembar Konsultasi Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Angket Penelitian
5. Surat Keterangan Penelitian
6. Daftar Nilai SKK
7. Riwayat Hidup Penulis
8. Foto-foto
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk-makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal untuk membedakan yang baik dan
yang buruk. Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini bukan tanpa tujuan,
melainkan untuk beribadah kepada Allah swt. Sesuai firman Allah sebagai
berikut:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat/51: 56)
Ayat Allah swt. jelas sekali bahwa setiap manusia yang dilahirkan ke
dunia ini untuk menyembah Allah. Bukan hanya manusia, namun jin dan
segalanya harus menyembah Allah swt. Manusia diciptakan di dunia ini sudah
dilengkapi dengan segala fasilitasnya. Contoh hewan, tumbuhan, air, tanah,
batu, udara, dan lain-lain. Semua itu agar dapat digunakan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia juga mempunyai hawa nafsu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, hawa nafsu yang berlebihan dapat
menjadikan manusia tersebut kufur dan lupa kepada yang menciptakan, yaitu
Allah swt. Maka dari itu, manusia harus bersyukur atas segala nikmat yang
Bersyukur adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri dan
berterima kasih kepada Allah, atas apa yang sudah diberikan kepada manusia
di muka bumi ini. Syukur mengajarkan kita untuk selalu memaknai setiap
peristiwa dalam kehidupan dari sudut pandang positif. Karena itulah, syukur
akan membuat hati kita senantiasa tentram dan damai. Syukur juga akan
mengantarkan kita pada pencapaian kesuksesan dunia akhirat.
Sebaliknya, kufur nikmat akan senantiasa membebani kita. Kita akan
selalu merasa kurang, hidup selalu gelisah dan tidak bahagia. Ada dua hal yang
membuat manusia tidak bersyukur. Pertama, manusia sering memfokuskan diri
pada apa yang diinginkan, bukan apa yang dimiliki. Pikiran manusia penuh
dengan obsesi, target dan keinginan. Manusia memang memiliki naluri tidak
pernah merasa puas dengan apa yang telah dimiliki. Selalu bernafsu
mendapatkan segla yang diinginkannya. Tetapi bukan berarti naluri itu tidak
bisa dikendalikan. Naluri tidak pernah puas adalah salah satu bagian dari hawa
nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan. Jika hawa nafsu saja bisa
dikendalikan, maka rasa tidak pernah puas juga bisa dikendalikan, yaitu dengan
cara bersyukur. Kedua, kecenderungan membandingkan diri sendiri dengan
orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung, lebih kaya, lebih pandai,
lebih tampan, lebih cantik dari kita (Hidayat, 2009: 27). Firman Allah:
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" ( QS. Ibrahim/14: 7)
Ayat tersebut jelas bahwa sebagai makhluk yang telah diberi
nikmat, sudah sepantasnya makhluk tersebut bersyukur. Karena janji Allah
akan menambah nikmat bagi orang-orang yang mau bersyukur. Tetapi apabila
seseorang ketika diberi nikmat tidak mau bersyukur, maka azab Allah
sangatlah pedih.
Biro konsultasi psikologi Tazkia dibawah naungan IAIN Salatiga
mempunyai kegiatan rutin bulanan yakni Majelis Do‘a Mawar Allah yaitu
sebuah wadah kegiatan keagamaan yang terdapat banyak pembelajaran.
Rangkaian acara diantaranya ialah testimoni tentang sedekah, sholat taubat dan
sholat hajat, do‘a bersama, santunan anak yatim, kemudian diakhiri dengan
pembacaan asmaul husna bersama. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari
kegiatan ini, diantaranya ialah jamaah diajak sholat taubat dan sholat hajat
sebagai wujud syukur perbuatan atas nikmat kesehatan. Diajak do‘a bersama
sebagai wujud syukur lisan, diajak menyantuni anak yatim sebagai wujud
syukur melalui harta benda, dan wujud syukur karena masih mempunyai orang
tua.
Siswa SMK N 1 Salatiga adalah anak pada usia remaja yang masih
mencari jati diri, mempunyai rasa ingin tahu besar, suka tantangan, dan ingin
mencoba segala sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Maka dari itu, harus
ada bimbingan untuk bekal bagi mereka dalam bergaul dan agar mereka tetap
di jalan Allah swt. Dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah,
dengan lebih menyukuri apa yang telah diberikan Allah kepada mereka, tidak
berperilaku menyimpang dari ajaran Allah, tidak iri dengan barang-barang
yang dimiliki teman mereka, dan diharapkan berbakti kepada orang tua sebagai
wujud syukur karena nasib jamaah tidak seperti nasib anak-anak yang
disantuni. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memberi judul
skripsi ini ―KORELASI KEAKTIFAN MENGIKUTI KEGIATAN MAJELIS
DO‘A MAWAR ALLAH DENGAN PERILAKU BERSYUKUR SISWA
KELAS XII SMK N 1 SALATIGA TAHUN 2015‖
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga dalam
mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah?
2. Bagaimanakah perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga yang
mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah?
3. Adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah
dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga
dalam mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah.
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1
3. Untuk mengetahui adanya korelasi keaktifan mengikuti kegiatan Majelis
Do‘a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1
Salatiga.
D.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan (Alwi,
2007: 404).
Hipotesis dari kata ―hipo‖ artinya ―di bawah‖ dan ―tesis‖ artinya
―kebenaran‖, kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan
baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai
dengan bukti-bukti (Arikunto, 2005: 43)
Dari pengertian tersebut, peneliti memberikan hipotesis: adanya
korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah
dengan perilaku bersyukur pada siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.
E.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan, dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a
Mawar Allah dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang agama.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, khususnya bagi siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga supaya
kepada Allah meskipun sejak remaja dan lebih bersyukur atas segala sesuatu
yang sudah dimilikinya.
F. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar terhindar dari
timbulnya kesalahpahaman terhadap apa yang terkandung dalam judul ini,
maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:
1. Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah
Keaktifan berasal dari kata aktif, yang artinya giat (bekerja atau
berusaha). Keaktifan berarti kegiatan, kesibukan (Alwi, 2007: 23). Jadi
keaktifan adalah usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
Majelis berasal dari kata Bahasa Arab yaitu majelisun yang berarti
tempat duduk. Dalam arti lain majelis mempunyai arti pertemuan orang
banyak, rapat, sidang (Alwi, 2007: 699). Yang dimaksud disini ialah Majelis
Do‘a Mawar Allah yang berada di naungan IAIN Salatiga.
Keaktifan mengikuti Majelis Do‘a Mawar Allah adalah usaha
sadar yang dilandasi ketekunan dalam mengikuti segala rangkaian kegiatan
Majelis Do‘a Mawar Allah.
2. Perilaku Bersyukur
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap
Bersyukur dari kata Bahasa Arab
ازكش
-
زكشٌ
–
زكش
yang berartiberterima kasih (kepadanya), mensyukurinya, memujinya (Yunus, 2009:
203).
Syukur, secara bahasa, berasal dari kata ―syakara‖, yang berarti
pujian atas kebaikan, penuhnya sesuatu. Syukur juga berarti menampakkan
sesuatu ke permukaan. Sedangkan menurut istilah syara‘, syukur adalah
pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan
ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai
kehendak Allah (Hidayat, 2009: 2).
Sedangkan perilaku bersyukur yang dimaksud ialah perbuatan yang
dilakukan individu sebagai wujud pengakuan dan sebagai wujud terima
kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada individu
tersebut.
G.Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan
analisisnya pada data-data numerical (angka) yang kemudian diolah dengan
metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu Keaktifan mengikuti Kegiatan
Majelis Do‘a Mawar Allah sebagai variabel X dan Perilaku Bersyukur
b. Jenis penelitian ini adalah korelasi, yang bertujuan untuk menguji
keterkaitan keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah
dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di SMK N 1 Salatiga, tepatnya di Jalan
Nakula Sadewa 1/3. Kembangarum, Kelurahan Dukuh Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga. Pada 1 November 2015 sampai dengan selesai.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2001: 57).
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua
siswa Kelas XII SMK N 1 Salatiga berjumlah 458 siswa yang terbagi
dalam 13 kelas. Subjek yang diteliti adalah semua siswa kelas XII yang
beragama Islam dan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah yaitu
sebanyak 409 siswa karena yang 49 siswa adalah Non Muslim.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001: 57).
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang
seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau
lebih. (Arikunto, 2005: 134).
Berdasarkan teori tersebut, maka sampel dalam penelitian ini
adalah 100 siswa dari 409, karena jumlahnya lebih dari seratus orang,
dan dilakukan dengan teknik random sampling.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu hal penting dalam penelitian.
Maka, dibutuhkan metode yang tepat agar mendapat data yang sesuai.
Metode atau teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang ditempuh dan
alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya
(Darmawan, 2014: 159). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Angket
Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan
cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2005: 101).
Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data
tentang keaktifan mengikuti majelis do‘a dan perilaku bersyukur siswa
Kelas XII SMK N 1 Salatiga.
b. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data berupa catatan
kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah, serta data penting lainnya yang
dapat mendukung dalam penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
a. Variabel X adalah Keaktifan mengikuti Kegiatan Majelis Do‘a Mawar
Allah dengan indikator sebagai berikut:
1) Selalu rutin berangkat
2) Mendengarkan dengan seksama
3) Mengikuti semua kegiatan
4) Mempunyai perasaan senang
5) Mendapat manfaat
b. Variabel Y adalah Perilaku Bersyukur Siswa Kelas XII SMK N 1
Salatiga dengan indikator sebagai berikut:
1) Mengucap kalimat syukur atas segala nikmat
2) Menyantuni anak yatim
3) Berbakti kepada orang tua
4) Mendo‘akan sesama
5) Bersedekah
6. Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis kuantitatif
yaitu untuk mengetahui adakah korelasi keaktifan mengikuti kegiatan
Majelis Do‘a Mawar Allah dengan perilaku bersyukur siswa Kelas XII
SMK N 1 Salatiga.
Pada tahap ini digunakan perhitungan awal, untuk tujuan
penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan
prosentase, dengan rumus sebagai berikut:
𝑃
=
FN
X 100%
Keterangan :
P = prosentase angka yang dicari
F = Frekuensi jawaban yang dipilih
N = Jumlah responden
b. Analisis Lanjutan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi keaktifan
mengikuti kegiatan Majelis Do‘a Mawar Allah dengan perilaku
bersyukur siswa kelas XII SMK N 1 Salatiga, maka penulis
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
𝑟
𝑥𝑦=
𝛴𝑥𝑦 −{ 𝛴𝑥 𝛴𝑦 :N}[𝛴𝑥² − {(𝛴𝑥)²∶𝑁} ][𝛴𝑦² − {(𝛴𝑦)²∶𝑁}]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 =Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
𝛴𝑥y =Jumlah perkalian antara variabel x dan Y
∑𝑥2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
∑𝑦2 = Jumlah dari kuadrat nilai Y
∑𝑥 2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
H.Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan
konsisten, penulisan penelitian ini dirangkai dalam lima bab, yang mana
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi
Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka. Berisi tentang deskripsi variabel-variabel dan teori
mengenai hubungan antar variabel penelitian.
Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Berisi tentang gambaran
umum lokasi, subjek penelitian, dan penyajian data.
Bab IV Analisis Data. Berisi tentang analisis deskriptif dan pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a Mawar Allah
1. Pengertian Keaktifan Mengikuti Majelis Do’a
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka terlebih dahulu
dikemukakan pengertian keaktifan. Keaktifan berasal dari kata aktif, yang
artinya giat (bekerja atau berusaha). Keaktifan berarti kegiatan, kesibukan
(Alwi, 2007: 23). Jadi keaktifan adalah usaha yang dilandasi ketekunan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut penulis, keaktifan yang dimaksud ialah keaktifan lahir
maupun batin. Keaktifan lahir meliputi telinga untuk mendengarkan, lisan
untuk mengucap, dan mata untuk memperhatikan. Sedangkan keaktifan
batin meliputi niat yang ada di dalam hati.
Majelis berasal dari bahasa Arab
سلجم
yang berarti dewan,lembaga (Ali dan Muhdlor, 2003: 1634). Majelis dalam arti lain ialah
pertemuan orang banyak, rapat, sidang (Alwi, 2007: 699).
Do‘a berasal dari bahasa Arab
أعد
artinya do‘a, permohonan (Alidan Mudlor, 2003: 895). Dalam arti lain, do‘a adalah permohonan (harapan,
permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan berdo‘a berarti mengucapkan
(memanjatkan) do‘a kepada Tuhan (Alwi, 2007: 271).
Majelis Do‘a adalah sebuah wadah kegiatan keagamaan yang
Salatiga, yang bernama Majelis Do‘a Mawar Allah. Majelis ini dibentuk
agar masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk memecahkan
berbagai masalah melalui do‘a bersama. Do‘a yang diminta jamaah sangat
bervariasi, mulai dari dilancarkan pendidikannya, agar diberikan kelulusan,
meminta jodoh, meminta momongan, keharmonisan keluarga, diberikan
rezeki yang berkah, dan masih banyak do‘a yang diharapkan oleh jamaah.
Majelis Do‘a Mawar Allah juga sebagai sarana bersyukur bagi
jamaah atas nikmat yang sudah diberikan kepada mereka. Sebagai contoh,
ketika prosesi santunan anak yatim, semua jamaah diharapkan untuk dapat
menyantuninya agar jamaah bersyukur nasib mereka tidak seperti anak-anak
yang disantuni.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian keaktifan mengikuti
Majelis Do‘a adalah usaha yang dilandasi ketekunan dalam mengikuti
kegiatan yang dilakukan di suatu tempat, untuk berkumpul dan memohon
kepada Allah dengan harapan segala keinginan dikabulkan.
2. Dalil Perintah Untuk Berdo’a
Perintah berdo‘a kepada Allah telah dijelaskan dalam Al-Qur‘an
dan Hadits ditujukan kepada makhluknya. Firman Allah:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS. Al-Mukmin/40: 60)
Ayat tersebut jelas bahwa manusia diciptakan Allah tidak
semata-mata untuk hidup sendiri dan berusaha sendiri, namun Allah akan
membantu segala kebutuhan manusia melalui do‘a. Maka sangat tidak
pantas apabila manusia memliki sifat sombong di bumi ini, karena manusia
dihadapan Allah sangatlah kecil.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berDo’a apabila dia berdo’a kepada-Ku, hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (petunjuk)”(Al-Baqarah/2: 186)
Sesungguhnya Allah sangat dekat dengan makhluk-Nya. Selama
masih hidup, Allah akan tetap membantu hamba-Nya. Sebanyak apapun
permohonan manusia pasti akan dikabulkan Allah, apabila manusia tersebut
mau menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan berdo‘a,
seorang hamba tidak akan kehilangan arah kebenaran, sebab Allah Maha
Pemberi Petunjuk.
Tidak hanya dalam Al-Qur‘an, perintah berdo‘a juga tercantum
dalam Hadits Nabi Muhammad saw. yaitu:
هٍَْلَع َةِضَغ الله ُعْدٌَ ْمَل ْنَم مّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص لله ْلْْوُسَر َلاَق
ُجَداَثِللاَوُ ُااَعُدلا َّ ِا َلاَق مّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص لله ْلْْوُسَر َلاَق
Rasulullah Muhammad saw. bersabda “Do’a adalah ibadah”\
Kedua hadits tersebut menjelaskan bahwa berdo‘a adalah perbuatan
yang sangat mulia, yang menunjukkan kekuasaan Allah dan kelemahan dari
orang yang berdo‘a. Pada hadits kedua, Do‘a disebut ibadah karena orang
yang berdo‘a berarti menggantungkan harapannya kepada Allah, tunduk
patuh dan merendahkan diri kepada Allah swt. Orang yang meminta kepada
Allah ialah mengikhlaskan permintaan hanya kepada Allah swt. ( Asror,
2007: 8)
Allah merupakan satu-satunya Penguasa dan Pemilik di dunia ini,
maka hendaknya kita memohon hanya kepada Allah. Karena sesuatu yang
dititipkan akan diminta kembali oleh Sang Penguasa.
3. Konsep Do’a Menurut Al-Quran
Di dunia ini banyak sekali sesuatu yang membuat manusia tertutup
hatinya dari Allah swt. berikut ini adalah konsep berdo‘a menurut Al
-Qur‘an (Subarno, 2008: 5).
a) Bermuwajahah dengan Allah
Kebanyakan manusia baru ingat kepada Tuhannya ketika
mereka sedang dilanda musibah, tertimpa kesusahan atau mendapat
masalah. Sebaliknya, seringkali manusia melupakan Tuhannya ketika
dalam keadaan senang, berlimpah dengan harta, memangku jabatan atau
kedudukan yang tinggi. Ini tabiat manusia sebagaimana disindir oleh
mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Adapun yang mengingkari ayat- ayat kami hanyalah penghianat yang tidak berterima kasih”. (QS. Luqman/31: 32)Ayat tersebut menggambarkan kondisi manusia yang sedang
dihimpit oleh kesusahan, lalu dengan mengiba mereka menatap ke
hadirat Allah agar dirinya dientaskan dari persoalan yang menimpanya.
Allah dengan Maha Kasih-Nya mengabulkan permohonan hamba-Nya.
Maka diselamatkanlah mereka dari amukan ombak yang menggulung
--sebuah gambaran masalah yang acap kali melanda kehidupan manusia--.
Akan tetapi, setelah diselamatkan dari amukan badai, mereka ingkar dan
kembali melupakan-Nya. Dengan halus Dia menyindir tingkah
orang-orang tersebut.
Bermuwajahah --bertemu berhadap-hadapan langsung-- dengan
Allah sesungguhnya dapat dilaksanakan kapanpun dan dalam kondisi
bagaimanapun. Dengan demikian, pertemuan antara hamba dengan
Tuhannya dapat terjadi puluhan bahkan ratusan kali. Paling tidak 5 kali
dalam sholat, karena sholat –dalam arti yang paling dekat—adalah
―do‘a‖ sehingga setiap jengkal dan gerakan dalam sholat selalu diliputi
nuansa do‘a, dari awal hingga gerakan terakhir yaitu salam.
Bekal do‘a merupakan sesuatu yang harus disiapkan terlebih
dahulu sebelum melaksanakan. Jadi, bekal yang harus dibawa oleh
seorang hamba pada waktu bermuwajahah dengan Allah adalah:
1) Sikap yang Serius
Sebagaimana firman Allah swt. yang menyatakan:
disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya, dan
tidak mungkin tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima
pembalasan Tuhan dari perbuatannya di dunia, baik perbuatan terpuji
maupun perbuatan tercela.
2) Sikap Tidak Putus Asa
Sikap ini amat penting sehingga Allah mengingatkan dalam
firman-Nya:
“Wahai anak-anakku! pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf
Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa segala sesuatu
hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan janganlah kita
putus asa, karena Allah pasti akan menunjukkan jalan dan
mengabulkan do‘a hamba-Nya yang mau berusaha.
c) Etika Berdo’a
Allah Maha Mengerti dan Waspada, tetapi tidak lalu menjadikan
manusia seenaknya sendiri dalam memohon do‘a. Allah adalah Dzat
yang disiplin dan konsekuaen. Oleh karena itu, sebagai makhluk Allah
kita harus mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah. Dengan
demikian, maka akan terbuka peluang bagi terkabulnya sebuah do‘a.
Langkah awal yang harus ditempuh ialah:
1) Berwudhu
Allah adalah Dzat Maha Suci. Jadi sebaiknya kita selalu
dalam keadaan suci. Berwudhu tidak harus saat kita akan
melaksanakan sholat, namun berwudhu juga baik dilakukan ketika
akan melakukan ibadah lain, seperti berdo‘a.
2) Berpakaian Sopan dan Bersih (suci)
Berpakaian sopan dan bersih tidak harus mahal atau bagus,
namun indikator yang dimaksud ialah suci dan sopan. Karena pakaian
bagus menurut kita belum tentu bagus menurut orang lain.
Aurat laki-laki ialah dari pusar sampai lutut, namun ketika
tidak sopan. Jadi, ketika menghadap Allah hendaknya memakai
pakaian yang suci lagi sopan.
3) Dimulai dengan Memuji Allah
Berdo‘a sebaiknya tidak langsung mengajukan permohonan,
namun berdo‘a kepada Allah dimulai dengan bacaan tahmid, yaitu
memuji Allah atas apa yang sudah diberikan kepadanya. Kemudian
sholawat atas Nabi, baru kemudian mohon do‘a yang diinginkan.
Selanjutnya kembali mengagungkan nama Allah dan Rasul-Nya.
Karena, Allah sangat Dermawan dan pasti akan menerima kedua
bacaan sholawat dan Allah tidak mungkin mengabaikan permohonan
yang berada diantara keduanya.
4) Menghadap Kiblat dan Mengangkat Kedua Tangan
Berdo‘a sebaiknya menghadap kiblat, dengan mengangkat
kedua tangan, sedemikian sehingga tampak bawah lengannya.
(Al-Ghazali, 1994: 50). Kiblat merupakan arah bagi semua umat muslim
di dunia ketika melaksanakan sholat. Rasulullah saw. ketika berdo‘a
ialah mengangkat kedua tangan dan jika selesai diusapkan ke
wajahnya, sebagaimana dungkapkan dalam hadits:
ىسُ ى لَّ كَ ىاللهِ ىسُ وْىسُ كَ ى كَا كَ ى
ى كَمسُهُّطسُحكَيىوْمكَلىاللهِء كَعُّدلاى اللهِفىاللهِهوْيكَدكَيىكَعكَفكَ ىاكَذاللهِاىكَملَّ كَ كَوىاللهِهوْيكَ كَع
لَّتكَح
ىسُهكَهوْ كَوى كَمكَهاللهِ ىكَ كَ وْمكَي
“
Sesungguhnya Rasulullah saw. apabila mengangkat tangannya ketika berdo’a, maka beliau tidak menutupnya hingga beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya tersebut‖. (HR.Tirmidzi)Do‘a merupakan unsur yang paling esensial dari ibadah.
Ditegaskan oleh Rasulullah saw. ―tiada sesuatu yang paling mulia dalam
pandangan Allah, selain berdo’a kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan
lapang‖ (Yazid, 2007: 61).
Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdo‘a,
diantaranya ialah:
a) Mendatangkan keridhaan Allah swt.
b) Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya.
c) Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.
d) Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (di dalam ) hati.
e) Menguatkan hati dan badan.
f) Membuat hati dan wajah berseri.
g) Melapangkan rizki.
h) Menimbulkan kharisma dan rasa percaya diri.
i) Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh islam, menjadi inti agama,
proses kebahagiaan dan keselamatan.
j) Menumbuhkan perasaan diawasi oleh Allah.
k) Membuahkan ketundukan, yaitu berupa kepasrahan diri kepada Allah.
l) Menumbuhkan kedekatan kepada Allah.
m)Menumbuhkan rasa takut kepada Allah dan memuliakan-Nya.
n) Membuatnya selalu ingat Allah.
1. Pengertian Perilaku Bersyukur
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan (Alwi, 2007: 859)
Bersyukur dari kata Bahasa Arab
ازكش
-
زكشٌ
–
زكش
yang berartiberterima kasih (kepadanya), mensyukurinya, memujinya (Yunus, 2009:
203).
Syukur, secara bahasa berasal dari kata ―syakara‖ yang berarti
pujian atas kebaikan, penuhnya sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara‘,
syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang
disertai dengan ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat
tersebut sesuai dengan kehendak Allah (Hidayat, 2009: 2).
Hakikat syukur adalah mengungkapkan rasa terima kasih di dalam
hati secara tulus dan mengatakannya secara lisan serta menerjemahkannya
ke dalam perbuatan nyata atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah
kepada kita. Bersyukur artinya berbuat baik kepada diri sendiri dan orang
lain. (Effendy, 2013: 13)
Sedangkan perilaku bersyukur yang dimaksud ialah perbuatan yang
dilakukan seseorang sebagai wujud pengakuan dan sebagai wujud terima
kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada seseorang
tersebut.
Bersyukur kepada Allah juga dijelaskan dalam Al-Qur‘an dan
Hadits agar makhluknya mengetahui dan berterima kasih atas nikmat yang
sudah diberikan. Firman Allah:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat" ( QS. Ibrahim/14: 7)
Ayat tersebut jelas bahwa sebagai makhluk yang telah diberi
nikmat, sudah sepantasnya makhluk tersebut bersyukur. Karena janji Allah
akan menambah nikmat bagi orang-orang yang mau bersyukur. Tetapi
apabila seseorang ketika diberi nikmat tidak mau bersyukur, maka azab
Allah sangatlah pedih. Allah akan mempermudah jalan bagi kita untuk
meraih impian dan kesuksesan yang kita dambakan, selama syukur yang
kita lakukan benar-benar karena Allah swt.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah‖ (QS. Al-Baqarah/2: 172)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan
hamba-Nya untuk bersyukur dengan sindiran halus. Yaitu dengan maksud apabila
beriman kepada Allah, maka hendaklah dia bersyukur atas semua
nikmat-Nya. Karena Allah sangat baik dalam memperlakukan hamba-hamba-nikmat-Nya.
Diantara Hadits Rasulullah Muhammad saw. ialah sebagai Berikut:
ًتَأ ىِنَثَّدَح ُّيِراَفِغلا ًُِّن َدَمْلا ِنْلَم ُنْتُدّمَحُم اَنَثَّدَح ُّيِراَصْنَ ْلْا ىَسْوُم ُنْت ُقاَحْسِإ اَنَثَّدَح
َلاَق مَّلَسَو ِهٍَْلَع ُالله ىَّلَص ًِِّثَنلا ِنَع َجَزٌَْزُ ًِتَأ ْنَع ٌِّزُثْ َملا دٍدٍِْلَس ْنَع
:
اَّشلا ُمِع اَّطلاا
ِمِ اَّصلا ِحَلِ ْنَمِت ُزِ
Ishaq bin Musa Al-Anshari menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ma’n Al-Madani Al-Ghifari menceritakan kepadaku, dari Sa’id Al-Maqburi,
dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw. Bersabda: “Orang yang
makan kemudian tetap bersyukur kedudukannya sama dengan orang yang
berpuasa namun tetap bersabar”. (H.R Tirmidzi)
Sungguh mulia bagi orang yang pandai bersyukur. Meskipun dia
makan, tetapi di mata Allah orang tersebut diberi pahala bagaikan orang
yang sedang berpuasa. Karena orang yang berpuasa adalah orang yang
menahan semua amarahnya.
3. Macam-macam Syukur
Segala sesuatu yang diberikan oleh Allah wajib bagi kita syukuri.
Karena dengan bersyukur, kita tidak akan mempunyai sifat dengki kepada
orang lain bahkan sesama muslim. Sebagaimana iman, harus diyakini dalam
hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Begitu pula
dengan syukur, syukur yang hakiki sebenarnya harus memiliki tiga unsur
yaitu ( Hidayat, 2009: 34)
Syukur hati ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala
nikmat yang diperoleh merupakan karunia Allah. Segala nikmat yang
dirasakan manusia berasal dari Allah swt.
b) Syukur Lisan
Setelah diyakini dengan hati, wujud syukur selanjutnya adalah
dengan ucapan melalui lisan. Syukur lisan merupakan bentuk pujian
kepada Allah yang telah menganugerahkan berbagai nikmat, yaitu
dengan mengucap tahmid.
c) Syukur Perbuatan
Setelah diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, kemudian
diamalkan dengan perbuatan. Syukur dengan perbuatan adalah
mempergunakan segala nikmat yang dikaruniakan Allah menurut
kehendak Allah yang telah memberikan nikmat itu. Artinya,
nikmat-nikmat tersebut harus digunakan untuk ketaatan kepada-Nya dan berbuat
kebaikan yang memberikan maslahat bagi orang lain.
Kita dikaruniai anggota tubuh yang lengkap dan sehat, maka
kita gunakan untuk taat beribadah kepada Allah dan berbuat kebajikan.
Kita gunakan mata hanya untuk melihat hal-hal yang baik. Kita
dikaruniai ilmu pengetahuan, maka amalkanlah untuk mencerdaskan
orang lain.
Setiap perasaan syukur yang tertanam dalam hati akan
menumbuhkan pancaran cahaya pada batin dengan terang benderang. Itulah
yang disebut kenikmatan yang tidak pernah berhenti mengalir. Syukur
memiliki nilai yang sangat tinggi. Namun demikian, sangat sulit meraihnya
karena Allah swt. tidak menuntut simbolisme dari seorang hamba,
melainkan hanya menurut hakikatnya, yaitu tauhid dan keikhlasan
(Al-Banjari, 2014: 208).
Diantara manfaat syukur adalah sebagai berikut:
a) Syukur sebagai sarana memperkaya kualitas dan kuantitas kenikmatan
dan keberkahan hidup
Syukur adalah suatu sikap berterima kasih, sikap penghambaan
yang sempurna kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
kenikmatan kepada dirinya, baik yang bersifat lahir maupun batin tanpa
mengenal batas, waktu, dan jumlah. Syukur merupakan salah satu
maqam (tingkatan) para penempuh jalan menuju Allah. Syukur terdiri
dari ilmu, hal (kondisi spiritual), dan amal perbuatan. Ilmu adalah dasar
darinya melahirkan kondisi spiritual, sedangkan hal melahirkan amal
perbuatan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang konkret.
Dengan demikian, kualitas dan kuantitas kenikmatan hidup akan
bertambah dengan diiringi rasa syukur kepada Allah swt.
b) Syukur menambah nikmat
Profesor psikologi asal University of California, Davis As dan
syukur‖, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa
syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur
berolahraga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa
secara keseluruhan hidupnya lebih baik. Mereka bersikap lebih
menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat, dan pengharapan baik
di masa depan.
Dengan temuan ilmiah syukur, semakin mengokohkan keimanan
bahwa syukur adalah akhlak mulia yang ada dalam diri manusia. Sebab,
syukur memicu bertambah nikmat hidup seseorang.
c) Syukur sebagai obat ketamakan
Kekayaan tidak menjamin seseorang hidup puas dan bahagia.
Apalagi perasaan puas dan bahagia sangat dipengaruhi oleh
kecenderungan membandingkan. Membandingkan dengan yang lebih
tinggi dari kita, tentu hidup kita tidak akan tenang, namun dihantui
dengan rasa gelisah yang berkepanjangan dan bahkan melakukan segala
cara agar tidak ada yang lebih tinggi dari kita.
Syukur merupakan langkah yang sangat efektif karena materi
tidak bisa dijadikan ukuran kebahagiaan seseorang. Dan bersikap syukur
akan lebih menentramkan dalm menjalani roda kehidupan.
d) Syukur menambah kebahagiaan
Ketika kita sudah bisa berada pada titik syukur, dan mensyukuri
apa pun yang telah dialami dalam kehidupan, maka kita akan lebih
Kebahagiaan, ketenangan, dan rasa syukur akan senantiasa membuahkan
rasa ikhlas dan nyaman dalam menjalani aktivitas kehidupan.
Kecemasan, rasa takut yang berlebihan akan masa depan, berbagai
prasangka yang dialamatkan kepada Tuhan atau kepada manusia dapat
dikelola dengan baik.
Semakin kita menyatakan syukur kepada Allah, Allah akan
melipatgandakan nikmat. Dan semakin kita sadar untuk bersyukur, hidup
akan lebih bahagia.
e) Syukur meningkatkan kepedulian sosial
Sikap mendahulukan kepentingan orang lain dibanding
kepentingan diri sendiri dikenal dengan itsar. Dengan itsar Allah akan
memberikan kebaikan dengan yang lebih besar. Maka, dengan
melakukan perbuatan itsar tidak akan merugikan sama sekali, bahkan
justru akan menguntungkan (Effendy, 2013: 80).
Kepedulian sosial yang terus meningkat akan menciptakan suatu
ketenangan hidup karena setiap orang akan bantu-mambantu dan
menjadikan tolong-menolong sebagai sedekah untuk ibadah.
5. Cara Bersyukur
Bersyukur kepada Allah sangat penting, karena itu merupakan
suatu cara untuk berterima kasih seorang hamba kepada Tuhannya. Diantara
cara-cara agar kita selalu mengingat Allah dalam bersyukur adalah
a) Syukur dengan hati
Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya
bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan
kemurahan Allah. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt. dengan
hati diantaranya:
1) Menghindari perilaku buruk yang dibenci manusia dan Allah, seperti
syirik, riya‘, takabur, munafik, suudzan dan sebagainya.
2) Selalu ingat kepada Allah Yang Maha Pemberi Nikmat, bukan hanya
ingat terhadap nikmat-Nya dan juga banyak mengingat mati.
3) Memiliki perasaan cinta kepada Allah dan Rasul melebihi apapun
juga.
4) Menanamkan keyakinan dalam diri bahwa kenikmatan akhirat adalah
kenikmatan yang abadi.
b) Syukur dengan lisan
Syukur dengan lisan adalah mengakui dengan ucapan bahwa
sumber nikmat adalah Allah, sambil memuji-Nya. Contoh perilaku
bersyukur kepada Allah swt. dengan lisan diantaranya:
1) Terbiasa membaca Al-Qur‘an secara tartil.
2) Menyebarkan dan mengajarkan ilmu yang dimiliki
3) Selalu ingat Allah dengan berdzikir dimana pun dan kapan pun.
4) Senantiasa berdo‘a kepada Allah untuk mendo‘akan kemaslahatan diri
sendiri, keluarga, kerabat, kaum muslim, dan sebagainya.
6) Membaca tahmid ketika mendapat nikmat.
c) Syukur dengan perbuatan
Syukur dengan perbuatan adalah seebuah gambaran sikap cerdas
memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan tujuan
penganugerahannya. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt.
dengan perbuatan diantaranya:
1) Melakukan ibadah sholat lima waktu dan memperbanyak sholat
sunnah.
2) Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunnah.
3) Belajar dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.
4) Tolong-menolong sesama manusia dalam kebaikan dan taqwa.
5) Berbakti kepada orang tua.
d) Syukur dengan harta benda
Syukur dengan harta benda adalah memanfaatkan anugerah
harta benda yang diperoleh atau yang dimiliki sesuai dengan tujuan
penganugerahannya. Contoh perilaku bersyukur kepada Allah swt.
dengan harta benda diantaranya:
1) Membantu orang yang membutuhkan pertolongan financial agar
terentaskan dari penyakit kemiskinan.
2) Menjauhkan diri dan harta benda dari praktik riba.
3) Membangun mushola, masjid, lembaga – lembaga yang berkaitan
dengan kemaslahatan umat islam.
5) Membelanjakan harta benda di jalan Allah.
6) Menyantuni anak yatim.
C. Korelasi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Majelis Do’a dengan Perilaku
Bersyukur
Ada hadits Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa:
ِااَعُدلا َنِم ِالله ىَلَع َ َزْ َا ئٌ َش َسٍَْل
Rasulullah saw. bersabda: ―tidak ada sesuatu yang lebih mulia disisi Allah
selain berdo’a” (HR. Tirmidzi).
Dengan demikian, do‘a memiliki peranan penting bagi manusia.
Untuk mendapat perlindungan Allah, harus berdo‘a, untuk mendapat
kemudahan dalam ujian hidup, harus berdo‘a, untuk mendapatkan rezeki harus
berdo‘a, dan masih banyak hal lain yang untuk mewujudkannya lewat do‘a.
Manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan ilmu pengetahuan yang terbatas.
Disisi lain masalah yang menghampiri sering tidak dapat teratasi. Maka
tidaklah pantas apabila manusia berjalan di muka bumi ini dalam keadaan
sombong dan membanggakan diri. Sesungguhnya hanya kepada Allah-lah
manusia itu memohon pertolongan.
Bumi semakin tua, zaman semakin berkembang, dan masalah yang
dihadapi pun semakin kompleks. Khususnya para generasi muda, mereka yang
disebut-sebut memikul tanggung jawab untuk perubahan. Perubahan yang baik
atau justru semakin buruk, itu semua tergantung pribadi masing-masing. Di era
pengetahuan agama. Meskipun mereka dibilang masih labil, pengetahuan
agama perlu diberikan agar mereka tidak lupa dengan Sang Pencipta. Karena
Allah adalah satu-satunya pemberi petunjuk.
Majelis Do‘a Mawar Allah di bawah naungan Biro Konsultasi
Psikologi ―TAZKIA‖ milik IAIN Salatiga diharapkan mampu membekali diri
para jamaah agar senantiasa lebih mendekatkan diri pada Allah, meningkatkan
iman dan taqwa, lebih bersyukur, lebih peduli dengan sesame, dapat
menyelesaikan masalah para jamaah dan sebagai penenang jiwa. Tidak hanya
melalui do‘a bersama, melalui testimony, sholat sunnah, dan santunan anak
yatim diharapkan menambah rasa khusyu‘ dalam beribadah dan diharapkan
para jamaah lebih bersyukur atas keadaan dirinya sendiri.
Peserta yang mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ sangat
beragam, salah satunya adalah para siswa SMK. Para siswa ini mengikuti
kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ awalnya bukan kemauan mereka sendiri.
Namun mereka dianjurkan oleh pihak sekolah terutama dari unsure Guru
Agama yang menginginkan siswanya dapat berdo‘a langsung kepada anak
yatim dan menyantuninya. Misalnya berdo‘a agar masalah keluarga
terselesaikan, diluluskan dalam ujian, dilancarkan rezeki orang tua, dan lebih
bersyukur karena mereka masih diberi orang tua yang lengkap. Do‘a yang
dibacakan akan memberi pelajaran kepada siswa bahwa setiap muslim harus
saling ikhlas mendo‘akan dan dengan demikian, rasa kepedulian social akan
Selain berdo‘a, menyantuni anak yatim juga dapat memberi pelajaran
kepada para siswa agar lebih bersyukur atas harta yang mereka miliki. Dengan
berhadapan langsung dengan anak yatim, para siswa mendapat pelajaran bahwa
mereka harus lebih bersyukur karena masih memiliki orang tua, dan
diharapkan para siswa lebih berbakti. Para siswa juga diharapkan lebih rajin
beribadah, lebih bersungguh-sungguh dalam belajar sebagai wujud syukur
memiliki otak, dan diharapkan tidak memiliki sifat iri dengan barang-barang
milik temannya. Memiliki rasa syukur yang tinggi diharapkan akan
menciptakan suasana damai dan tidak ada lagi perkelahian antar pelajar.
Dengan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖ secara rutin,
siswa-siswa SMK dapat merasakan bahwa hanya kepada Allah hendaknya
meminta dan hanya kepada Allah hendaknya memohon pertolongan. Semua
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka, apa yang telah
diberikan wajib disyukuri sebagai wujud terima kasih kepada Sang Maha
Pemberi.
Keaktifan mengikuti kegiatan Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖, adalah
usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
semakin seseorang aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut maka diharapkan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga
1. Sejarah Berdirinya SMK N 1 Salatiga
Pada tahun 1968 di salatiga belum ada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK Negeri). Sampai tahun yang sama dibentuklah panitia
persiapan negeri, yang diketahui Bapak Walikotamadya Salatiga Letkol. S.
Soegimin yang didukung oleh Bapak-Bapak Muspida. Dengan persetujuan
kepala kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa
Tengah No.IDPE/435/d/67, maka pada tanggal 17 Januari 1967 berdirilah
SMEA Negeri dengan status persiapan di Salatiga. Pada tanggal 25 Mei
1968 terjadi peningkatan status persiapan menjadi negeri melalui Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor: 191/UUK-3/1968. Hal inilah yang membawa kebahagiaan
tersendiri bagi keluarga SMEA Negeri Salatiga.
Dibalik kegembiraan masih terselip keprihatinan sebab SMEA Negeri
belum mempunyai gedung sekolah sendiri. Sehingga pada akhirnya SMEA
Negeri masih menumpang pada SMEP Negeri sebanyak 44 lokal. Padahal
SMEP sendiri masih menumpang di SPG Negeri. Oleh karena itu untuk
melaksanakan proses belajar mengajar SMEA Negeri harus masuk siang.
Pada tahun 1970 karena perkembangan, maka sebagian kelas numpang lagi
ke sekolah lain yaitu SMA N 1 Salatiga di Jl Kartini Salatiga. Tahun 1973
Negeri menempati gedung di Jl. A. Yani no. 14 Salatiga. Meskipun masih
banyak hal-hal yang perlu diperbaiki berkenaan dengan gedung dan fasilitas
yang ditempati.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemerintah menaruh
perhatian bahwa SMEA Negeri Salatiga, dimasukan dalam daftar proyek
Voced ‖II‖ (Scond Vocatinal Education). Yang kembali membawa kabar
gembira, atas pendaftaran yang dilakukan pemerintah tersebut SMEA
Negeri dibangunkan gedung di Jl. Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum
Salatiga. Diatas tanah seluas 13.795 meter persegi yang telah selesai dan
diserahkan pada tanggal 1 Agustus 1992 dan peresmiaan pemakaianya oleh
ka. Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Tengah yaitu Bapak Soewardi pada 23
Mei 1992. Seiring perkembangan pendidikan, pada tahun 1977 kurikulum
SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas) berubah menjadi SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) dan perkembangan terakhir SMK Negeri
pada tahun 2004 menyatakan diri sebagai SMK besar dengan membuka 3
program keahlian baru kelompok pariwisata hingga kini. Pada Tahun
Pelajaran 2010/2011 kita berusaha mencapai suatu Standard Manajemen
Mutu yaitu ISO 9001-2008 agar dapat lebih memuaskan para pelanggan
SMK Negeri 1 Salatiga. Dalam hal ini siswa-siswi beserta orang tuanya.
Sejarah Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Salatiga:
a. Sri Sadono, BA (1968-1982)
b. R. Soeyono, MH (1982-1993)
d. Dra. F.X. Soewito (1994-1960)
e. Drs. Joko Legowo (1996- 1998)
f. Soetopo, B.Sc (1998-1999)
g. Moch. Boedhowie (1999- 2000)
h. Moeljono, M.Pd (2000- 2007)
i. Bambang Dwi Hersedianto (2007-sekarang)
2. Keadaan Geografis SMK N 1 Salatiga
a. Alamat sekolah
1) Nama Jalan : Jl. Nakula Sadewa 1/3 Salatiga
2) Desa/ Kelurahan : Dukuh
3) Kecamatan : Sidomukti
4) Kabupaten/Kota : Salatiga
5) Provinsi : Jawa Tengah
6) Kode Pos : 50722
7) Telepon : (0298) 323566
8) E-Mail : smk1salatiga@yahoo.com
b. Sarana Prasarana
1) 28 Ruang Teori Yang Representatif
2) Laboratorium Bahasa
3) Laboratorium Komputer
4) Laboratorium Mengetik Manual
6) Laboratorium Akuntasi
7) Laboratoriumadm. Perkantoran
8) Laboratorium Penjualan
9) Laboratorium Tata Kecantikan
10)Laboratorium Tata Boga
11)Laboratorium Tata Busana
12)Perpustakaan
13)Lapangan Olahraga
14)Aula
15)Mushola
c. Program Keahlian
SMK N 1 Salatiga berdiri sejak tanggal 25 Mei 1968, sampai
dengan saat memiliki 6 Program Keahlian/Kompetensi Keahlian yaitu:
1) Akuntansi
2) Administrasi Perkantoran
3) Penjualan atau Pemasaran
4) Tata Kecantikan
5) Tata Busana
6) Tata Boga
Seluruh kegiatan belajar mengajar ditiap-tiap program keahlian
didukung dengan fasilitas praktik yang memadai sehingga
memungkinkan dikembangkan kegiatan belajar dengan komposisi 30%
3. Visi, , Misi, dan Tujuan SMK N 1 Salatiga
a. Visi
―Menghasilkan lulusan yang beriman, Kompeten, dan Kompetitif serta
berwawasan lingkungan‖
b. Misi
1) Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik
2) Mendidik peserta didik menjadi warga Negara yanga
bertanggungjawab dan berkarakter
3) Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki
wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni
4) Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan sesuai
kompetensi keahliannya
5) Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha
6) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
c. Tujuan
1) Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2) Menghasilkan lulusan yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri,
bertanggung jawab serta peduli terhadap lingkungan.
3) Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, sebagai bekal
4) Menghasilkan lulusan yang siap mengisi lapangan kerja di dunia
usaha dunia industri sesuai dengan kompetensi keahliannya.
5) Menghasilkan lulusan yang mampu memilih karier, ulet, dan gigih
dalam kompetisi, mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
siap mengembangkan sikap professional pada kompetensi
keahliannya.
6) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa dan semangat wirausaha.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 1 Salatiga
antara lain:
a. PMR/UKS : 1. Slamet Sudiyanti, S. Pd.
2. Tri Rahayu, S.Pd. (Busana)
b. PKS : Drs. Prasetya Adi
c. Bola Volley : Outsourching
d. Basket : Sutanto, S. Pd.
e. Pramuka : 1. Drs. Untoro, M.Pd
2. Tedjo Sukmono, S.Pd.
3. Qoriah Martini, S.Pd.
4. Widhi Nurasih, S.Pd.
f. Vocal : Apriliandini, S. Pd.
g. Tari : Uchik Anggarani, S. Pd.
i. Kewirausahaan : 1. Puji Nur Zakiah, S. Pd.,M.M.Par
2. Kartika Dyah K, S. Pd.
j. KIR : Praheni, S.S.
k. Panahan : Drs. Prasetyo Adi
l. Karate : Outsourching
m.Wushu : Outsourching
B.Gambaran Umum Majelis Do’a Mawar Allah
1. Sejarah Singkat Majelis Do’a Mawar Allah
Majelis Do‘a Mawar Allah adalah sebuah wadah kegiatan sosial
keagamaan yang berada di bawah Biro Konsultasi Psikologi ―Tazkia‖ IAIN
Salatiga, yang berdiri sejak tahun 2010. Wadah ini dibentuk agar
masyarakat mendapat tempat yang kondusif untuk berdoa bersama.
Nama Majelis Doa Mawar Allah sendiri terinspirasi dari surat Ar-
Rahman ayat 37-38 yang berbunyi: 56
dustakan? (QS. Ar-Rahman/55: 37-38)Ayat tersebut menjelaskan alam semesta yang berbentuk mawar
merah merekah sebagai salah satu wujud nikmat Allah. Kebenaran ayat
membuat foto Nebula yang menakjubkan. Nebula adalah kumpulan dari
250.000.000.000 x 300.000.000.000 bintang atau kira-kira 75.000.000.000.
000.000.000.000 bintang. Semua itu milik Allah, semua itu adalah sebagian
kecil dari Kerajaan Allah, yang lebih menakjubkan adalah, bahwa foto
Nebula tersebut berbentuk ―Mawar Merah‖ yang merekah dan nampak
bersinar karena terdiri atas milyaran bintang. Melalui foto tersebut seakan
Allah mengatakan kepada manusia, ―Aku ini Allah‖. Ini adalah salah satu
dari sekian milyar Kerajaan-Ku. Aku adalah Zat Yang Maha Kuasa dan
Menguasai Alam semesta, Aku persembahkan alam semesta ini kepadamu,
dalam bentuk bunga mawar merah merekah yang sangat indah, karena
sungguh Aku sangat Mencintaimu. Dengan alasan itulah maka muncullah
nama Majelis Do‘a ―Mawar Allah‖.
2. Tujuan Majelis Do’a Mawar Allah
Suatu majelis dibuat bukan tanpa tujuan, dan diantara tujuan
Majelis Do‘a Mawar Allah adalah sebagai berikut:
a. Memberi wadah berdoa bersama bagi Umat Islam, khususnya yang
sedang menghadapi masalah. Dalam wadah ini jamaah berdoa
dikabulkan Allah SWT
b. Memberikan santunan/ sedekah kepada anak yatim piatu di lingkungan
kota Salatiga dan sekitarnya
Beberapa alasan peserta mengikuti kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah, diantaranya:
a. Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan beramal
dan menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya
b. Total pengabdian diri kepada Allah sebagai kekasih Allah dan kekasih
Rasulullah
c. Merupakan hal positif mencerahkan hati, merasa tenang bersama orang
sholeh sholehah,orang yang ahli dzikir, dan ikhtiar
d. Mencintai dan mengasihi Anak Yatim dengan mengharap keberkahan
melalui perantaranya
e. Menjalin tali silaturrahmi diantara sesama umat muslim
f. Pengungkapan rasa syukur
3. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA” dan Majelis Do’a
Mawar Allah
a. Struktur Biro Konsultasi Psikologi “TAZKIA”
Pembina : Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
Direktur : Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd
Konselor/Psikolog/Terapis/Trainer:
1) Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
2) Yusuf Khummaini, S.Hi., M.H
3) Wahidin, M.Pd
5) Dr. H. Lilik Sriyanti, M.Si
6) Dra. Maryatin
7) Muna Erawati, S.Psi., M.Si
8) Eva Palupi, Psi
b. Struktur Majelis Do’a Mawar Allah
Pembina:
1) Drs. H. Ahmad Sultoni, M.Pd
2) H. Yusuf Khumaeni, S.HI., M.H
3) Wahidin, S.PdI., M.Pd
Penasehat : Savitri Dewi, S.Psi
Ketua : M. Ma‘ruf, S.PdI
Sekretaris : Isti Nur Lathifa, S.PdI
Bendahara : Umi Latifah, S.PdI
Koord. Sie Bingkisan: Rif‘ah Munawaroh
Humas : Nur Cahyo
Sie Acara :
1) Najib Syaifullah
2) Sukrisno
3) Yusuf Arif Purwono, S.PdI
Sie Sarpras : Ni‘am
Sie Bazar : Siti Amanah
Koord. Anak Yatim:
1) Aji Abidin
2) Tri Mashudi
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Majelis Do’a Mawar Allah
a. Tahap awal
1) Penataan barang santunan ke masjid oleh semua tim dari Majelis
Doa. Persiapan ini dilakukan supaya saat berlansungnya kegiatan
tidak mengganggu jamaah.
2) Semaan Juz Amma oleh para anak yatim
Semaan ini bertujuan memperkenalkan anak- anak yatim supaya
lebih semangat mengaji serta untuk mengisi waktu luang sebelum
kegiatan dimulai agar waktu dapat dimanfaatkan dengan baik dan
tidak sia-sia.
b) Inti
1) Testimoni
Peserta testimoni adalah orang- orang yang telah merasakan
keajaiban bersedekah selama bergabung dengan Majelis Doa Mawar
Allah. Dari pengalaman yang disampaikan peserta testimoni di
depan semua peserta ini diharapakan dapat memberikan motivasi
untuk tidak mudah putus asa dan tetap yakin dalam berdoa, beriktiar
supaya hajatnya segera dikabulkan oleh Allah SWT, selain itu juga
kepada anak yatim dan lebih bersemangat lagi dalam mengikuti
kegiatan.
2) Shalat Taubat dan Shalat Hajat secara berjamaah.
Dilaksanakannya sholat taubat dan sholat hajat terlebih dahulu
diharapakan akan menyesali perbuatan maksiat yang dilakukannya.
Supaya Allah mengampuni dosa-dosanya dan agar Allah segera
mengabulkan hajatnya yang dituju, baik hajat dalam urusan dunia
maupun urusan akhirat.
3) Dzikir Bersama
Bacaan dzikir yang diamalkan dalam kegiatan Majelis Doa Mawar
Allah diantaranya:
(a)
هٍلا ب وتاو وٍ لا ًحلا و لْا هلا لْ يذلا مٍظللا اللهزفغتسا
(b)
زث ا اللهو للهلْا هلا لْو للهدمحلاو الله احثس
(c)
مٍظللا ًلللا هلات لْا جوقلْو لوحلْ
(d)
الله لوسر دمحم الله لْا هلالْ الله لْا هلالْ الله لْا هلالْ
Ketika dzikir berlangsung terdapat peserta yang sampai meneteskan