Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran
Lampiran 1.1 Peta Kompetensi
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
TEMA
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
3.9
Menjelaskan cara kerja kepala silinder
Bagian-bagian
Utama Sepeda
Motor
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia
4.9
Melaksanakan overhaul kepala sislinder
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3.10
Mengoverhoul blok motor
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.10
Lampiran 1.2 Silabus
SILABUS PEMBELAJARAN PPMO
Sekolah
: SMK PIRI Sleman
Mata Pelajaran
: PPMO
Kelas/ Semester
: XI/Gasal
Tema
: Bagian-bagian Utama Sepeda Motor
Kompetensi Inti
:
K1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2
: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia
K3
: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora denganwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
K4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran* Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar 3.9Menjelaskan cara kerja
kepala silinder Fungsi dan cara kerja mekanisme mesin
Mengamati
Membuat daftar (tabel)
Tes tulis 3 x 45’ - Buku bacaan (contoh : Buku Pedoman
4.9 Melaksanakan overhaul kepala silinder Identifikasi komponen Diagnosa kerusakan Pengukuran komponen mesin Diagnosa kerusakan Pengukuran komponen mesin Overhoul kepala silinder komponen mekanisme kepala silinder yang perlu di periksa secara periodik, termasuk mengamati daftar komponen kepala silinder yang perlu diperiksa sesuai dengan buku pedoman reparasi sepeda motor Menanya
Mendiskusikan
peralatan dan alat ukur yang digunakan serta langkah-langkah dalam melaksanakan overhaul kepala silinder sesuai dengan SOP, termasuk aspek K3
Eksperimen/explore
Melakukan overhaul kepala silinder sekaligus memeriksa kondisi kepala silinder sesuai dengan SOP.
Asosiasi
Mengolah data hasil
( 3 JP ) Reparasi (manual service) Sepedamotor, Buku Sekolah elektronik (E-book) untuk SMK, dll) Sumber lain yang relevan.
pemeriksaan dan dalam bentuk penyajian data, menginterpretasi data serta menyimpulkan hasil interpretasi data Komunikasi Membuat laporan tertulis 3.10 Mengoverhoul blok motor 4.10 Melaksanakan overhoul blok motor
Fungsi dan cara kerja mekanisme mesin Identifikasi komponen Diagnosa kerusakan Pengukuran komponen mesin Diagnosa kerusakan Pengukuran komponen mesin Mengamati
Membuat daftar (tabel) komponen system pengapian yang perlu di periksa secara periodik, termasuk mengamati daftar komponen pengapian yang perlu diperiksa sesuai dengan buku pedoman reparasi sepedamotor
Mengamati beberapa peralatan dan alat ukur yang di gunakan dalam melaksanakan perawatan system pengapian Tes tulis 3 x 45’ ( 3 JP ) - Buku bacaan (contoh : Buku Paket, Buku Pedoman Reparasi (manual service) Sepedamotor, Buku Sekolah elektronik (E-book) untuk SMK, dll) - Sumber lain yang relevan.
Overhoul blok motor Menanya Mendiskusikan cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan perawatan system pengapian sesuai dengan SOP, termasuk aspek K3
Eksperimen/explore
Melakukan pemeriksaan
mekanisme (cara kerja ) system pengapian sesuai dengan SOP, memeriksa kondisi busi, menyetel celah busi dan memeriksa sambungan (konektor) kabel system
pengapian Asosiasi
Mengolah data hasil pemeriksaan dan penyetelan (diberikan oleh guru) dalam bentuk penyajian data,
menginterpretasi data, serta menyimpulkan hasil interpretasi data Komunikasi Membuat laporan tertulis
Yogyakarta,...
Peneliti,
Khoirul Anwar
NIM. 09504241017
Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PPMO DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN GENERATIF
I.
IDENTITAS
Sekolah
: SMK PIRI Sleman
Kelas / Semester : XI SM B / Gasal
Mata Pelajaran
: PPMO
Tema
:
Bagian-bagian Utama Sepeda Motor
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit (2 x pertemuan)
II.
KOMPETENSI
A.
Kompetensi Inti
K1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2
: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia
K3
: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora
dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
K4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi Dasar
3.9
Menjelaskan cara kerja kepala silinder
4.9
Melaksanakan overhaul kepala sislinder
3.10
Mengoverhoul blok mot
4.10 Melaksanakan overhoul blok motor
C.
Indikator
3.9.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme
mesin, mendiagnosa kerusakan
4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin,
overhaul kepala silinder
3.10.1
Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme
mesin, mendiagnosa kerusakan
4.10.1
Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin,
overhaul blok sepeda motor
D.
Tujuan
1.
Siswa dapat mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja
mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan
2.
Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen
mesin, overhaul kepala silinder
3.
Siswa dapat mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja
mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan
4.
Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen
mesin, overhaul blok sepeda motor
E.
MATERI PEMBELAJARAN
BAGIAN – BAGIAN UTAMA SEPEDA MOTOR
Mesin sepeda motor berfungsi untuk menghasilkan tenaga dan memindah tenaga tersebut untuk menggerakkan roda. Pada mesin sepeda motor unit penghasil tenaga yaitu motor, sedangkan pemindah tenaga yaitu kopling dan transmisi.
A. Kepala Silinder (Cylinder Head )
Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin dengan fungsi utama sebagai pembentuk ruang bakar dan sebagai tempat terpasangnya busi. Komponen ini terbuat dari bahan paduan aluminium untuk menahan tekanan hasil pembakaran dan kompresi, juga dapat membuang panas dengan lebih baik untuk pendinginan mesin.
Pada mesin 4 tak terdapat katup buang dan hisap serta mekanisme penggerak seperti cam shaft, rocker arm, dan tuasnya serta gear cam shaft. Untuk mesin dua tak pada silinder umumnya hanya terdapat busi dengan konstruksi yang lebih sederhana.
Pada motor 2 tak konstruksi kepala silinder lebih sederhana dibandingkan dengan motor 4 tak. Kepala silinder motor 2 tak terdapat busi dan sirip pendingin, sedangkan pada motor 4 tak terdapat katup, roker arm, poros nok, busi dan saluran pelumas poros nok dan katup. Melepas kepala silinder motor 2 tak cukup melepas baut pengikatnya, sedangkan pada motor 4 tak harus melepas rantai penggerak nok (timing cains).
Gambar 1. Perbedaan Konstruksi Kepala Silinder 2 Tak Dengan 4 Tak
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pemasangannya adalah ketelitian terutama dalam pemasangan gasket sehingga tidak terjadi kebocoran baik berupa gas kompresi maupun kebocoran oli untuk motor 4 tak. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada kepala silinder adalah pemeriksaan kerataan permukaan, keretakan dan keausan lubang busi. Batas servis kerataan yang diijinkan adalah 0,05 – 0,10 mm.
Gambar 2. Pemeriksaan Kerataan Permukaan Kepala Silinder
Volume silinder ditentukan oleh diameter silinder dan panjang langkah piston. Besar volume silinder dapat dihitung dengan rumus:
D
L
4
π
VL
2 ………(1) VL = Volume langkah …….. cc D = Diameter silinder …… cm L = Pangjang langkah …….. cmB. Silinder Blok (Cylinder Block)
Bersama-sama dengan kepala silinder ,blok silinder membentuk ruang bakar sehingga proses pembakaran bahan bakar dan udara dapat berlangsung. Pada
cylinder block inilah piston bekerja. Akibat adanya tekanan tinggi dan gesekan piston dan ring piston maka pembuatannya haruslah telti dan halus. Pada umumnya silinder dibuat dari bahan baja tuang pada mesin besar dan pada mesin kecil (sepeda motor) terbuat dari paduan aluminium yang di bagian dalamnya dipasangkan tabung dari bahan baja tempat bergeraknya piston. Jenis sepeda motor yang menggunakan sistem pendinginan udara, pada bagian luar silindernya terdapat sirip-sirip untuk mempertinggi efisiensi pendinginan. Pada mesin 4 langkah, dinding silindernya rata dan polos, sedangkan pada mesin 2 langkah terdapat rongga-rongga bilas dan rongga pembuangan.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan dinding silinder terhadap goresan dan keausan. Ukur dan catat diameter dalam silinder pada tiga tempat dan ketinggian pada poros x dan y. Kemudian disesuaikan dengan standar pada buku manualnya. Selain itu perlu juga diperiksa kerataan permukaan silinder.
Kapasitas silinder dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : a. Diameter silinder b. Panjang langkah c. Jumlah silinder Rumus: Kapasitas Silinder = π/4 x D2 x L x K ... (2) D = Diameter silinder ……… cm L = Panjang langkah ………. Cm K = Jumlah silinder
Dari rumus di atas, maka kapasitas silinder merupakan volume langkah kali jumlah silinder.
Volume kompresi jarang ditentukan, untuk mencari volume kompresi dapat dilakukan menggunakan rumus:
1
E
VL
VC
... (4) E = Perbandingan kompresi VL = Volume langkah …….. cc VC = Volume kompresi …… cc Pemeriksaan Blok SilinderPemeriksaan blok silinder meliputi pemeriksaan kerataan permukaan dan keausan silinder. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan keausan adalah straight adge dan feeler gauge.
Langkah pemeriksaan adalah: 1. Bersihkan permukaan silinder
2. Letakan straight adge pada permukaan blok silinder. Periksa, apakah terdapat celah antara straight adge dengan permukaan blok silinder
3. Sisipkan feeler gauge diantara straight adge dengan permukaan blok silinder, catat tebal feeler yang dapat masuk.
4. Lakukan pada beberapa posisi seperti gambar, bandingkan hasil pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila melebihi sepesifikasi ratakan permukaan dengan cara dibubut atau di skrap. Spesifikasi kerataan sebesar 0,05 mm atau feeler 5.
Pemeriksaan keausan blok silinder menggunakan alat cylinder gauge. Langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan blok silinder dari kotoran
2. Lihat pada buku pedoman standard diameter silinder, misalkan motor Honda NSR 150R spesifikasi diameter blok silinder adalah: 59,000 – 59,005 mm.
3. Pasang batang ukur sehingga kondisi awal 60,00 mm, periksa menggunakan micrometer untuk memastikan pasisi awal tepat 60,00 mm.
4. Masukkan cylinder gauge ke silinder di tiga tempat pada sumbuh x dan y. Goyang alat sampai penyimpangan maksimal.
5. Catat hasil pengukuran analisa datanya.
Mengukur blok silinder Model keausan normal Gambar 4.Pembacaan keausan maximum silinder Contoh: hasil pengukuran dan analisanya
Bagian blok Standard Hasil pengukuran Selisih
X Y Atas 59,005 59,35 59,30 0,05 Tengah 59,26 59,23 0,03 Bawah 59,20 59,20 0
= 59,35 – 59,005 = 0, 345 mm
Bentuk keausan adalah oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian atas yaitu sebesar 0,05 mm dan ketirusan sebesar 0,15 mm.
Berdasarkan data tersebut berarti keausan 0,345 mm, sehingga perlu over size 50, artinya diameter silinder diperbesar 0,50 mm dari diameter standard. Piston dan ring piston juga harus diganti dengan oversize 50. Ukuran silinder setelah di over size 50 adalah sebesar 59,005 + 0,50 mm = 59,505 mm.
Ukuran over size piston dan ring piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75 dan 100. Tanda oversize terletak pada kepala piston dan sisi atas ring piston.
Guna mengatasi kelemahan tersebut selain informasi diameter silinder beberapa buku pedoman telah memuat ukuran toleransi atau celah silinder dengan piston sebagai referensi menentukan keausan silinder. Contoh beberapa ukuran toleransi piston dan silinder adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Toleransi piston dengan silinder
No Merk/ Tipe motor Toleransi
1 Honda Karisma 0,005 – 0,054 2 Honda NSR150R 0,065 – 0,080 3 Suzuki Shogun 0,03 - 0,04 4 Suzuki Tornado 0,035 – 0,045 5 Yamaha F1ZR 0,055 – 0,060 6 Yamaha α IIR 0,040 – 0,045 7 Yamaha Jupiter R 0,02 – 0,025
Dari penelitian di bengkel 60 % keausan piston dan silinder berbentuk goresan. Bentuk keausan ini disebabkan oleh pelumasan kurang sempurna atau debu yang masuk ke dalam silinder akibat filter dilepas. Sistem pelumas yang kurang baik
karena pemilik kurang taat dalam penggantian oli, adanya kebocoran silinder dan seal sehingga jumlah oli sangat kurang bahkan habis. Selain itu terdapat 5 % disebabkan karena kesalahan proses kolter saat oversize, sehingga celah antara piston dengan dinding silinder terlalu besar.
C. Piston
Piston berfungsi untuk membentuk ruang bakar, dan mentransfer tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston (connecting rod) dan poros engkol. Gerak piston bolak balik dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang piston. Pada motor 2 tak piston juga berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup saluran bilas dan saluran buang.
Bagian-bagian piston 1. Kepala piston
Kepala piston merupakan bagian yang paling mendapat beban temperature dan tekanan tinggi, sehingga kepala piston harus kuat dan tahan panas. Bentuk kepala piston ada bermacam-macam diantaranya bentuk datar, cembung maupun cekung. Bentuk kepala piston tergantung disain ruang bakar.
Gambar 5. Piston Dan Ring Motor 4 Tak
Pada kepala piston terdapat tanda pemasangan maupun ukuran oversize silinder. Tanda pemasangan dapat berupa tanda panah, coakan, maupun hurup F atau IN sedangkan ukuran oversize berupa angka 25, 50, 75 maupun 100.
2. Alur ring piston (ring groove)
Alur ring piston merupakan tempat ring piston bekerja. Alur ring piston antara motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak.
a. Motor 4 tak terdapat 2 jenis alur yaitu alur ring kompresi dan alur ring oli. Jumlah alur ring kompresi biasanya ada 2 alur, sedangkan ring oli 1 alur. Pada alur ring oli terdapat lubang pengembali oli.
Gambar 6. Ring Piston Pada Alurnya
b. Motor 2 tak hanya mempunyai satu jenis alur, yaitu alur ring kompresi. Pada alur terdapat pin kecil (nok) yang berfungsi sebagai tempat sambungan ring, dan mencegah ring berputar saat bekerja. Bila sambungan ring piston berputar dan sambungan berada di saluran bilas maupun saluran buang maka kemungkinan besar ring piston akan patah saat melintasi lubang. Patahnya ring akan menimbulkan goresan yang dalam pada dinding silinder, sehingga blok harus di oversize ukuran besar yaitu 100, atau diganti silinder liner baru.
3. Dinding piston (piston skirt)
Dinding piston merupakan bagian yang menderita beban gesek, sehingga bila pelumasan piston kurang baik bagian ini menjadi cepat aus dan tergores. Tergoresnya piston dan dinding silinder akan meyebabkan kompresi bocor. Guna mengatasi hal tersebut pada beberapa produsen motor melapisi dinding piston dengan teflon.
4. Lubang pena piston
Lubang pena piston merupakan tempat menyambung piston dengan batang piston. Terdapat 3 tipe hubungan antara piston dengan batang piston, yaitu:
a. Fixed type : pena dan piston diikat mati menggunakan suaian sesak atau baut pengikat. Bagian pena dengan batang piston bergerak bebas.
b. Semi floating type: pena dan piston bergerak bebas, sedangkan pena piston dengan batang piston diikat mati menggunakan baut maupun suaian sesak. c. Full floating type: hubungan piston, pena piston dan batang piston bebas, untuk menjamin pena tidak keluar digunakan klip pengunci yang dipasang pada lubang pena piston.
Gambar 8. Hubungan Piston, Pena Piston dan Batang Piston
Piston menderita beban tekan dan temperatur pembakaran yang tinggi dan piston bergerak bolak-balik selama proses kerja motor, oleh karena itu bahan piston harus:
a. Tahan tekanan tinggi b. Tahan temperature tinggi
c. Koefisien pemuaian kecil d. Ringan
Besi tuang mempunyai keungulan a-c , namun bobot piston menjadi berat, untuk itu piston banyak terbuat dari paduan almunium. Kelemahan paduan almunium adalah koefisien pemuaian besar, untuk mengatasi kelemahan tersebut maka:
a. Mengikat ring baja pada ujung piston (jenis autothermic piston). b. Pada diding piston diberikan potongan berbentuk “U” atau “T” untuk
melokalisir pemuaian (jenis Split piston).
c. Diameter piston pada bagian yang sejajar dengan pena piston lebih kecil dibandingkan dengan bagian tegak lurus dengan lubang pena piston, hal ini karena dinding piston yang sejajar dengan pena lebih tebal dibandingkan dinding yang tegak lurus (bentuk piston oval).
d. Diameter piston bagian atas lebih kecil dibandingkan bagian bawah, karena pada bagian atas temperatur lebih tinggi, sehingga pemuaian lebih besar (bentuk piston tirus).
e. Bagian bawah lubang pena piston dipotong guna mengurangi bobot piston. Pemeriksaan piston
Sebelum melakukan pemeriksaan kondisi piston, maka piston harus bersih dari kotoran dan karbon yang menempel.
Pemeriksaan piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran. Pemeriksaan visual antara lain:
a. Jenis piston, tanda pemasangan, tanda oversize b. Goresan pada dinding piston dan dinding silinder
Bila pemeriksaan visual menunjukkan piston telah tergores berlebihan, maka ganti piston.
Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pemeriksaan celah antara piston dengan dinding silinder. Langkah menentukan celah adalah sebagai berikut:
a. Ukur diameter silinder 10 mm dari bawah b. Ukur diameter silinder
c. Cari celah dengan mengurangi dimeter silinder dengan diameter piston
Gambar 10. Mengukur diameter pistoN
Mengukur celah juga dapat menggunakan feller gauge dengan cara: a. Bersihkan silider dan piston
b. Masukkan piston ke dalam silinder c. Ukur celah menggunakan feller gauge
Gambar 11. Celah piston Kerusakan piston antara lain :
a. Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston b. Dinding piston tergores
c. Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena kesalahan saat kolter silinder dan aus
Penyebab kerusakan: a. Usia pemakaian
b. Sistem pelumas kurang sempurna (pompa oli rusak, jumlah oli kurang, kualitas oli rendah, penggantian oli tidak tertib)
c. Debu masuk ke silinder akibat filter dilepas d. Cara pengendaraan kurang baik
e. Overheating
Gambar 12. Melepas ring piston
5. Ring Piston
Ring piston ada dua jenis, yaitu:
a. Ring kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder. b. Ring oli berfungsi untuk mengoleskan oli ke dinding silinder saat piston
bergerak dari TMB menuju TMA dan mengkikis oli di dinding silinder saat piston dari TMA ke TMB.
Motor 2 tak hanya memiliki 1 jenis ring piston yaitu ring kompresi. Jumlah ring kompresi ada 2 buah, yaitu:
a. Ring atas (top ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
b. Ring kedua (second ring) berfungsi menahan kebocoran yang berhasil menerobos ring atas dan mengoleskan oli untuk membentuk oil film pada dinding silinder serta mengkikis oli saat piston bergerak ke TMB.
Pemasangan ring kompresi tidak boleh terbalik atau tertukar. Agar pemasangan tidak terbalik maka pada bagian atas ring terdapat tulisan oversize ring yaitu STD atau 25, 50, 75, 100, sedangkan untuk mencegah ring tidak tertukar maka ring atas biasanya model plain ring sedangkan ring kedua model keystone ring. Pada beberapa model model sepeda motor ring kedua dilingkapi rangka pendorong (expander ring). Expander ring berfungsi untuk menambah tegangan ring kompresi dan mengurangi suara ring (ring noise). Ujung ring piston tidak boleh berputar sehingga pada ujung ring ditahan oleh nok. Terdapat dua model nok penahan yaitu:
a. Upper side knock type : lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian atas alur ring piston (piston groove).
b. Inner side knock type: lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian dalam alur ring piston (piston groove).
Gambar 13. Ring Kompresi Motor 2 Tak
Motor 4 tak memiliki 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Konstruksi ring kompresi sedikit berbeda dengan ring kompresi motor 2 tak, perbedaan terletak pada ujung ring pada motor 4 tak tidak ada lokasi untuk nok. Konstruksi ring oli ada 2 macam, yaitu:
Gambar 14. Jenis Ring Oli PEMERIKSAAN RING PISTON
a. Secara visual
Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan atau goresan. Periksa bagian yang bergesekan dengan alur ring,
dengan cara dirabah dengan jari, bila aus maka terasa ada bagian yang menonjol
Gambar 15. Bentuk Keausan Ring Piston
b. Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feller gauge, yaitu:
1) Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur ring menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah top ring 0,03 -0,07, second ring 0,02-0,06 dengan limit 0,12 mm.
2) Pemeriksaan celah ujung dengan cara masukan ring piston ke dalam silinder. Dorong ring piston menggunakan piston pada jarak 40 mm dari bawah. Ukur celah menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah 0,1 -0,25 dengan limit 0,4 mm.
Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston berlebihan (ring noise), dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan ring yang bergesekan dengan dinding silinder berlebihan, gaya pegas lemah kompresi bocor.
F. Batang Piston (Connecting Rod)
Batang piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros engkol, meneruskan tenaga dari tekanan pembakaran yang mendorong piston untuk memutar poros engkol, mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak putar poros engkol.
Batang piston terbuat dari besi tuang dengan profil “I”. Bagian yang berhubungan dengan piston disebut small end dan bagian yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Terdapat dua tipe batang piston yaitu:
1. Intergret type : big end menyatu dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas pena engkol (crank pin). Pemasangan pena engkol menggunakan suaian sesak, untuk melepas pena engkol dengan hydrolic press. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor satu silinder.
2. Separated type: big end dapat dipisahkan dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas baut pengikat big end. Poros engkol menjadi satu kesatuan sehingga pena engkol tidak dapat dilepas. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor silinder dua atau lebih.
Gambar 18. Batang piston dan bagian-bagiannya G. Poros Engkol
Poros engkol adalah bagian yang mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerakan berputar melalui perantara batang piston dan pena piston. Poros engkol pada umumnya terbuat dari bahan baja.
Poros engkol terbuat dari baja karbon, proses pembuatan melalui pengecoran. Bagian poros engkol antara laian:
1. Pena engkol (Crank pin), yaitu bagian yang berhubungan dengan batang piston, terdapat dua tipe pena engkol yaitu tipe terpisah untuk motor satu silinder dan tipe menyatu untuk motor multi silinder. Pada pena engkol tipe terpisah antara pena engkol dengan batang piston dipasang bearing tipe jarum (needle bearing), sedangan pada pena engkol tipe menyatu menggunakan metal (insert type bearing).
2. Jurnal (crank journal), yaitu bagian yang berhubungan dengan bak engkol (crank case). Pada tipe pena engkol terpisah crank journal ditumpu oleh bearing (ball bearing), sedangkan tipe pena engkol menyatu ditumpu dengan metal (insert type bearing).
3. Bobot balance (counterbalance weight), merupakan bagian yang berfungsi untuk menyeimbangkan fluktuasi gaya yang yang bekerja pada poros engkol, selama poros engkol putaran atau mesin hidup.
Penyebab getaran yang terjadi pada mesin terutama disebabkan gerak naik turun piston. Saat di TMA kecepatan piston nol, demikian pula saat di TMB, kecepatan maksimal piston berada sekitar pertengahan langkah. Perubahan kecepatan piston menyebabkan adanya percepatan dan perlambatan, adanya percepatan dan perlambatan menyebabkan gaya inersia dengan arah yang bervariasi.
Gambar 19. Poros Engkol dan bagiannya
H. Roda Gila (Fly-Wheel)
Gaya putar yang dihasilkan dari proses pembakaran yaitu pada langkah usaha yang diteruskan ke poros engkol dan dilanjutkan oleh komponen yang lain hingga ke roda.
Karena dalam satu siklus menghasilkan satu kali usaha dan dalam satu siklus terdapat langkah lainnya, maka poros engkol membutuhkan tenaga untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Untuk itu dipasangkan roda gila yang memanfaatkan energi kinetis hasil usaha untuk menggerakkan mesin agar memiliki tenaga untuk menjalankan siklus berikutnya.
Dengan memanfaatkan putaran dari hasil langkah usaha dan berat yang dimiliki, roda gila akan dapat menjamin kelangsungan putaran mesin hingga dapat bekerja secara kontinyu. Pada sepeda motor, roda gila juga dimanfaatkan sebagai generator listrik dengan memasang magnet di dalamnya dan menjadi sumber listrik untuk kepentingan kendaraan. Biasanya komponen ini berada di bak mesin sebelah kiri.
Gambar 20. Roda gila (Fly Wheel) I. Bak Engkol (Crank Case)
Bak engkol merupakan bagian utama motor yang menyangga semua komponen mesin. Bak engkol terbuat dari bahan paduan almunium, proses pembuatannya menggunakan teknik pengecoran. Terdapat dua tipe bak engkol ditinjau dari metode memisahkan bak engkol, yaitu:
1. Herizontally split type crank case 2. Vertically split type crank case
Gambar 21. Tipe Bak Engkol
Konstruksi bak engkol motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak, pada motor 4 tak bak engkol menjadi tempat penampung oli mesin , ruang engkol berhubungan dengan bak transmisi, sedangkan pada motor 2 tak bak engkol dijadikan pompa bilas, sehingga bak engkol harus benar-benar rapat.
J. Mekanisme Katup 1. Katup(valve)
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup. Katup hisap digunakan untuk membuka dan menutup saluran hisap atau saluran masuk dan katup buang digunakan untuk membuka dan menutup saluran buang. Membukanya katup akibat gerakan atau tekanan poros nok, sedangkan menutupnya katup akibat gaya pegas. Katup dipasang di kepala silinder dengan susunan sebagai berikut:
Gambar 22. Susunan Pemasangan Katup 2. Bos Katup (valve guide)
Bos katup berfungsi sebagai penghantar katup saat bekerja bolak-balik untuk membuka dan menutup, dengan adanya bos katup memungkinkan katup dapat menutup pada posisi yang tepat dan stabil.
Celah antara katup dengan lubang bos katup sangat presisi yaitu 0,010 - 0,035 mm, dengan celah yang sempit bila pelumasan kurang baik maka bos katup maupun batang katup akan cepas aus. Keausan batang katup maupun bos katup menyebabkan penutupan katup tidak stabil karena katup bergetar, selain itu oli pelumas dari kepala silinder dapat melewati celah antara katup dengan batang katup masuk ke selinder maupun ke kenalpot, sehingga menimbulkan endapan pada batang katup dan asap putih pada knalpot.
3. Pegas katup (valve spring)
Pegas katup berfungsi sebagai gaya untuk mendorong katup menutup saat katup terbuka akibat tertekan poros nok dan menjaga agar katup dapat menutup dengan rapat.
Gambar 23. Posisi Valve Guide Dan Contoh Dampak Kebocoran Valve Guide 4. Poros nok (cam shaft)
Poros nok merupakan komponen yang berfungsi untuk merubah gerak putar menjadi gerak bolak-balik untuk membuka katup. Bagian poros nok yang menyebabkan gerak bolak-balik adalah bagian yang menonjol atau nok. Terdapat dua nok yaitu nok untuk katup masuk dan nok untuk katup buang. Poros nok berputar ditumpuh oleh bantalan (bos), agar poros dapat bekerja pada putaran tinggi dan koefisien gesek kecil pada saat ini digunakan laker (bearing).
Gambar 24. Konstruksi Dan Posisi Poros Nok Honda Megapro 5. Pelatuk (rocker arm)
Pelatuk (roker arm) berfungsi sebagai tuas pengungkit, dimana bila salah satu ujungnya mendapat tekanan nok maka ujung yang lain akan
menekan katup. Roker arm selalu bergesekan dengan poros nok, sehingga roker arm dan poros nok cepat aus. Keausan pada begian tersebut menyebabkan celah katup membesar dan suara mesin berisik. Upaya mengatasi perubahan celah dengan cara menyetel katup secara periodik, sedangkan untuk mencegah cepat aus maka bagian roker arm yang bergesekan dikeraskan dan pelumasan komponen yang baik.
Gambar 25. Roker Arm
Gambar 26. Perbedaan Bak Engkol Motor 2 Tak Dengan 4 Tak
Kerapatan bak engkol pada motor 2 tak sangat besar pengaruhnya pada kinerja motor, sebab kebocoran kecil saja menyebabkan proses pemasukan campuran bahan bakar tidak sempurna karena pompa bilas tidak berfungsi dengan baik. Penyebab kebocoran bak engkol antara lain:
1. Seal poros engkol sudah rusak atau keras.
2. Pengencangan kurang sempurna, atau retak akibat salah pengencangan. 3. Terdapat luka pada bagian bak akibat dari pemisahan bak engkol dengan cara
diungkit menggunakan obeng atau benda keras lainnya. 4. Terganjal kotoran saat memasang.
5. Kualitas perapat (sealer) yang digunakan kurang baik.
F.
METODE DAN MEDIA
A.
Metode
: Diskusi kelompok, observasi/ pengamatan, presentasi
tanya jawab.
B.
Media
: LCD Proyektor, bahan materi, kertas karton
G.
LANGKAH PEMBELAJARAN
1.
SIKLUS 1
Kegiatan Tahap Pembelajaran GeneratifDeskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Tahap Eksplorasi
- Membuka, dengan salam pembuka - Mengabsen siswa
- Preetest
- Pemberian stimulus berupa aktivitas yang dapat menunjukkan data dan fakta terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari
- Guru mengajak nendiskusikan masalah yang diberikan.
- Penyampaian tema dan tujuan pembelajaran
30’
Kegiatan Inti Tahap
Pemfokusan
- Pembagian kelompok (membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen dimana satu kelompok terdiri dari 2-4 siswa)
- Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugas - Pembagian materi kepada
masing kelompok
Tahap Tantangan
- Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas
- Memfasilitasi dan sebagai mediator jalannya diskusi
35’
Tahap Penerapan
- Meminta masing-masing kelompok memecahkan masalah dengan konsep baru atau benar
- Menyimpulkan materi pembelajaran
25’
Penutupan Evaluasi
- Guru memberikan soal posttest pada siswa untuk mengetahui keterserapan materi
- Guru menutup pertemuan dengan do’a dan salam 20’
2.
SIKLUS 2
Kegiatan Tahap Pembelajaran GeneratifDeskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Tahap Eksplorasi
- Membuka, dengan salam pembuka - Mengabsen siswa
- Preetest
- Pemberian stimulus berupa aktivitas yang dapat menunjukkan data dan fakta terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari
- Guru mengajak nendiskusikan masalah yang diberikan.
- Penyampaian tema dan tujuan pembelajaran
30’
Kegiatan Inti Tahap
Pemfokusan
- Pembagian kelompok (membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen dimana satu kelompok terdiri dari 2-4 siswa)
- Pengarahan kepada siswa untuk setiap
kelompok menyelesaikan tugas-tugas - Pembagian materi kepada
masing-masing kelompok
Tahap Tantangan
- Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas
- Memfasilitasi dan sebagai mediator jalannya diskusi
35’
Tahap Penerapan
- Meminta masing-masing kelompok memecahkan masalah dengan konsep baru atau benar
- Menyimpulkan materi pembelajaran
25’
Penutupan Evaluasi
- Guru memberikan soal posttest pada siswa untuk mengetahui keterserapan materi
- Guru menutup pertemuan dengan do’a dan salam
25’
H.
Evaluasi
Teknik
: tes tertulis
Bentuk instrument
: pilihan ganda dan uraian
Yogykarta,………
Peneliti
Khoirul Anwar
NIM. 09504241017
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Lampiran 2.1 Kisi-kisi Lembar Observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran
Generatif
No Langkah Pembelajaran
Penjabaran langkah pembelajaran
yang dapat diobservasi
1.
Tahap Eksplorasi
-
Pemberian stimulus berupa aktivitas
yang dapat menunjukkan data dan
fakta terkait dengan konsepsi yang
akan dipelajari
-
guru mengajak nendiskusikan
masalah yang diberikan.
-
Penyampaian tema dan tujuan
pembelajaran
2.
Tahap Pemfokusan
-
Pembagian siswa ke dalam
kelompok kecil dua sampai empat
siswa
-
Pengarahan kepada siswa untuk
setiap kelompok menyelesaikan
tugas-tugas
-
Pembagian materi kepada
masing-masing kelompok
3.
Tahap Tantangan
-
Pengarahan kepada siswa untuk
setiap kelompok mempresentasikan
temuannya melalui diskusi kelas
-
memfasilitasi dan sebagai mediator
jalannya diskusi
4.
Tahap Penerapan
-
Meminta masing-masing kelompok
memecahkan masalah dengan
konsep baru atau benar.
-
Menyimpulkan materi
pembelajaran
5.
Evaluasi
-
Menilai kembali kerangka berpikir
siswa
Lampiran 2.2 Lembar Observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DALAM PEMBELAJARAN
PPMO
Sekolah
: SMK PIRI Sleman
Tema
: Bagian-bagian Utama
Sepeda Motor
Sub Materi :
Nama Observer :
Siklus ke :
Hari/ Tanggal :
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” jika aspek yang diamati terlaksana, dan beri tanda (√)
pada kolom “Tidak” jika aspek yang diamati tidak terlaksana. Kemudian deskripsikan apa
yang terjadi di kelas sesuai dengan aspek yang diamati.
No. Aspek yang diamati
Pelaksanaan
Ya Tidak
Baik Kurang
1. Tahap Eksplorasi
Pemberian stimulus berupa aktivitas yang dapat menunjukkan data dan fakta terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari
Guru mengajak nendiskusikan masalah yang diberikan.
Penyampaian tema dan tujuan pembelajaran
2. Tahap Pemfokusan
Pembagian kelompok (membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang heterogen dimana satu kelompok terdiri dari 2-4 siswa)
Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugas
Pembagian LKS kepada masing-masing kelompok
3. Tahap Tantangan
Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas
Memfasilitasi dan sebagai mediator jalannya diskusi
4. Tahap Penerapan
Meminta masing-masing kelompok memecahkan masalah dengan konsep baru atau benar
Menyimpulkan materi pembelajaran
5. Evaluasi
Menilai kembali kerangka berpikir siswa
Pemberian posttest individu sebagai evaluasi belajar
Hambatan-hambatan
:
...
...
...
...
...
Catatan
:
...
...
...
...
...
Yogyakarta,...2015
Observer
...
Lampiran 2.3 Kisi-kisi Lembar Angket Respon Siswa
Indikator
Nomor
Tujuan pembelajaran diungkapkan dengan jelas
1
Proses kerja motor yang dipelajari berkaitan dengan
benda/fenomena sekitar
2
Pembelajaran menarik dan menyenangkan
3
Pembelajaran melibatkan semua faktor yang mempengaruhi KBM
4
Pembelajaran melatih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh
5
Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah memahami
materi
6
Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah mengingat suatu
konsep pembelajaran
7
Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu
8
Pelaksanaan pembelajaran sesuai untuk materi yang sedang
berlangsung
9
Pelaksanaan pembelajaran perlu diaplikasikan untuk materi yang
lain
10
Pelaksanaan pembelajaran membuat bersemangat dalam belajar
PPMO
11
Pelaksanaan pembelajaran mempermudah belajar di luar kelas
12
Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kerjasama dengan teman
13
Pelaksanaan pembelajaran membuat tertarik untuk memperdalam
pelajaran PPMO Sepeda Motor
14
Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam menganalisis dan
menarik kesimpulan
15
Kesimpulan yang diperoleh berguna
16
Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam mengerjakan soal
17
Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani bertanya
18
Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani
mengkomunikasikan masalah
19
Refleksi yang diberikan membantu saat belajar di luar kelas
20
Lampiran 2.4 Lembar Angket Respon Siswa
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN PPMO DENGAN
MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF
Nama
:
No. Absen
:
Petunjuk
:
1.
Tulislah identitas Anda ditempat yang telah disediakan
2.
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan sebelum memberikan jawaban
3.
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan
apa yang anda rasakan selama mengikuti pembelajaran PPMO dengan model
Pembelajaran Generatif.
4.
Tidak ada jawaban yang salah ataupun benar dan berikan tanda pada seluruh
pertanyaan.
5.
Periksa kembali jawaban Anda sebelum angket ini diserahkan
6.
Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda
Keterangan
:
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Tujuan pembelajaran diungkapkan dengan jelas
2.
Proses kerja motor yang dipelajari berkaitan dengan
benda/fenomena sekitar
3.
Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model pembelajaran
generatif menarik dan menyenangkan
4.
Pembelajaran dengan model pembelajaran generatif
melibatkan semua faktor yang mempengaruhi proses belajar
mengajar
5.
Pembelajaran dengan model pembelajaran generatif melatih
saya untuk mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dengan
benda/fenomena disekitar kita
7.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif mempermudah saya mengingat suatu konsep
pembelajaran
8.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif meningkatkan rasa ingin tahu saya
9.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif sesuai untuk materi yang sedang berlangsung
10.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif perlu diaplikasikan untuk materi yang lain
11.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya bersemangat belajar PPMO
12.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya lebih mudah belajar diluar kelas
13.
Pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dapat
meningkatkan kerja sama dengan teman dalam diskusi maupun
praktikum
14.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya tertarik untuk memperdalam pelajaran
PPMO Sepeda Motor
15.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya mudah dalam menganalisis dan
menarik kesimpulan
16.
Kesimpulan yang diperoleh berguna bagi saya
17.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya mudah dalam mengerjakan soal secara
terstruktur
18.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya lebih berani bertanya di dalam kelas
19.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif membuat saya lebih berani mengkomunikasikan
masalah dengan orang lain
Lampiran 2.5 Kisi-Kisi Soal
Posttest
Siklus I dan II
KISI-KISI SOAL POSTTEST SIKLUS 1
Kelas : XI SM B
Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 10
Waktu : 10 menit
Kompentensi Dasar Materi Indikator
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) Bentuk Soal No. Soal Pretest No. Soal Posttest 3.9 Menjelaskan cara kerja kepala silinder 4.9 Melaksanakan overhaul kepala sislinder
“Cara kerja
dan overhaul
kepala
silinder”
3.9.1Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja
mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan
menafsirkan (interpreting)
Pilihan Ganda
1 5
mengklasifikasikan (classifying) 2 8
memberikan contoh (exemplifying) 3 1
menarik inferensi (infering) 4 7
mengklasifikasikan (classifying) 5 6
4.9.1
Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silinder
mengklasifikasikan (classifying) 6 4
menarik inferensi (infering) 7 2
menjelaskan (explaning) 9 10
Kelas : XI SM B Bentuk Soal : Uraian Jumlah Soal : 2
Waktu : 10 menit
Kompetensi Dasar Materi Indikator Kategori Penilaian No. Soal
Pretest
No Soal Posttest
3.9
Menjelaskan cara kerja kepala silinder
4.9
Melaksanakan overhaul kepala sislinder
“Cara kerja dan
overhaul kepala
silinder”
3.9.1
Mengidentifikasi komponen,
fungsi dan cara kerja
mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan Menjelaskan (explaning) 1 2 4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silinder
KISI-KISI SOAL POSTTEST SIKLUS 2
Kelas : XI SM B
Bentuk Soal : Pilihan Ganda Jumlah Soal : 10 (PG)
Waktu :10 menit
Kompentensi Dasar Materi Indikator
Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) Bentuk Soal No. Soal Pretest No. Soal Posttest 3.10 Mengoverhoul blok motor 4.10 Mengoverhoul blok motor
“Cara kerja dan
overhaul blok
sepeda motor”
3.10.1
Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin,
mendiagnosa kerusakan menafsirkan (interpreting) Pilihan Ganda 1 5 mengklasifikasikan (classifying) 2 8
memberikan contoh (exemplifying) 3 1
menarik inferensi (infering) 4 7
mengklasifikasikan (classifying) 5 6
4.10.1
Mengidentifikasi dan melakukan
pengukuran komponen mesin, overhaul
blok sepeda motor
mengklasifikasikan (classifying) 6 4
menarik inferensi (infering) 7 2
menafsirkan (interpreting) 8 3
mengklasifikasikan (classifying) 10 9
Kelas : XI SM B
Bentuk Soal : Uraian Jumlah Soal : 2
Waktu : 10 menit
Kompetensi Dasar Materi Indikator Kategori Penilaian No Soal pretest No Soal Posttest
3.10
Mengoverhoul blok motor 4.10
Mengoverhoul blok motor
“Cara kerja dan
overhaul blok sepeda
motor”
3.10.1
Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan Menjelaskan (explaning) 1 2 4.10.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran
komponen mesin, overhaul blok sepeda motor