• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Switchgear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemeliharaan Switchgear"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeliharaan Switchgear

Frekwensi pemeliharaan yang dianjurkan akan tergantung pada kondisi lingkungan dan operasi, sehingga tidak ada ketentuan hokum yang tetap dapat mengatur semua

penerapan. Inspeksi tahunan yang menyeluruh pada switchgear assembly, termasuk elemen withdrawable pada saat tiga tahun pertama setelah operasi, yang merupakan anjuran minimum jika tidak ada criteria lain yang diketahui. Frekwensi inspeksi dapat bertambah atau berkurang tergantung pada observasi dan pengalaman. Hal yang baik adalah mengikuti rekomendasi pabrikan untuk melaksanakan inspeksi dan pemeliharaan sampai kita bisa menentukan sendiri.

Faktor berikut ini yang akan mempengaruhi keputusan kapan untuk inspeksi: 1). Skedul shutdown (turn around).

2). Emergency Shutdown

3). Kondisi tidak normal atau tidak biasa. 4). Terjadi gangguan pada penyulang atau bus.

5). Kondisi atmosfir yang ekstrim seperti: panas, dingin, heavy cold, rain, snow high wind, fog, smog, salt spray, high humidity, perubahan temperatur yang tidak biasa dan lain-lain.

6). Persyaratan dan jadwal pemeliharaan.

Inspeksi sebagian mungkin saja dilakukan jika bagian lain tidak diperbolehkan untuk tidak beroperasi.

PROSEDUR INSPEKSI DAN PENGUJIAN

1. Pengamatan fisik, kondisi electrical, and mechanical termasuk adanya moisture atau corona.

2. Pengamatan angker, alignment, pentanahan dam area clearances yang diperlukan. 3. Sebelum membersihkan unit, lakukan, jika diperlukan.

4. Pembersihan unit.

5. Verifikasi ukuran fuse dan atau PMTdan jenis sesuai dengan gambar dan study koordinasi.

6. Verifikasi bahwa perbandingan trafo arus dan trafo tegangan sesuai dengan gambar. 7. Amati koneksi baut terhadap tahanan tinggi (hih resistance) dengan menggunakan metode berikut ini.:

(1) Gunakan ohm meter tahanan rendah.

(2) Verifikasi kekencangan baut dengan menggunakan torque-wrench.

(3) Lakukan thermographic survey untuk instalasi yang memungkinkan untuk penggunaan alat tersebut

8. Yakinkan bahwa operasi dan urutannya benar pada sistem electrical dan mechanical interlock.

9. Persyaratan pelumasan

(1) Gunakan pelumas yang cocok untuk bagian bergerak yang dialiri arus

(2) Gunakan pelumas yang cocok untuk bagian permukaan bagian bergerak atau permukaan untuk meluncur.

10. Lakukan pengujian as left Test

(2)

12. Verifikasi instalasi dan operasi barier dan shutter.

13. Lakukan percobaan kerja komponen-komponen aktifnya.

14. Amati perlengkapan indikasi mekanis dapat bekerja dengan benar. 15. Lakukan inspeksi visual dan mekanikal untuk trafo instrument. 16. Inspeksi kendali trafo daya.

(1) Amati kerusakan fisik, isolasi pecah/retak, kabel yang rusak, kekencangan koneksi, kerusakan pada kawat dan seluruh kondisi umum lainnya.

(2) Verifikasi bahwa rating fuse di isisi primer dan sekunder atau CB/Fuse sesuai dengan gambar.

(3) Verifikasi fungsi dari alat pemisah draw-out dan kontak pentanahan dan interlocks. ELECTRICAL TESTS

1. Lakukan pengujian listrik terhadap trafo instrument. 2. Lakukan pengujian resistance terhadap tanah.

3. Lakukan pengukuran resistance melalui koneksi baut dengan menggunakan ohmmeter tahanan rendah.

4. Lakukan pengujian tahanan isolasi pada masing-masing bagian rel (bus) terhadap fasa ke fasa dan fasa ke tanah.

5. Lakukan pengujian tegangan lebih (overpotential) pada masing-masing seksi rel terhadap tanah dengan fasa yang diuji tidak ditanahkan.

6. Lakukan pengujian tahan isolasi pada kabel penghantar kontrol terhadap tanah. Trapkan tegangan 500 VDC untuk sistem dengan rating 300 Volt dan tegangan penguji 1000V untuk tegangan kerja kabel 600V.. Lama pengujian hanya satu menit. Untuk unit-unit dengan komponen solid state atau peralatan kontrrol yang tidak dapat menerima tegangan yang diterapkan, maka agar dianjurkan untuk mengikuti rekomendasi pabrikan. 7. Lakukan pengujian fungsi sistem.

8. Control Power Transformers

(1). Lakukan pengujian tahanan isolasi (insulation-resistance). Lakukan pengukuran terhadap kumparan ke kumparan dan masing-masing kumparan ke tanah. Tegangan pengujian harus sesuai dengan sistem tegangan switchgear tersebut (PT), atau ikuti anjuran pabrikan.

(2). Verifikasi kebenaran fungsi relay pengendali pemindahan yang ditempatkan di switchgear jika ada mempunya beberapa sumber.

9. Voltage Transformers

(1). Lakukan pengujian tahanan isolasi. Lakukan pengukuran terhadap lilitan ke lilitan dan masing-masing lilitan ke tanah. Tegangan pengujian harus sesuai dengan sistem tegangannya atau ikuti anjuran pabrikan.

(2). Verifikasi tegangan-tegangan sekundaer.

10. Verifikasi operasi pemanas kompartement switchgear/switchboard. TEST VALUES

1. Bandingkan resistansi koneksi rel ke nilai dari koneksi yang serupa.

2. Torsi pengencangan baut harus sesuai dengan standar dari ukuran baut tersebut.

3. Nilai-nilai Microhm atau millivolt agar tidak boleh melampaui nilaai-nilai tertingi dari batas normal yang dikeluarkan pabrikan..

(3)

pabrikan. Pengujian over potential agar tidak dilakukan sampai nilai isolasi mencapai di atas nilai minimum.

5. Isolasi bus agar tahan terhadap pengujian over-potential tegangan yang diterapkan. 6. Kabel kontrol nilai minimum isolasi resistance agar dapat dibandingkan terhadap nilai sebelumnya hasilnya tidak boleh lebih kecil dari 2 mega ohm.

Posted by rhmd at 14.350 comments

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBerbagi ke Google Buzz

Diesel Generating Set

Ketika terjadi pemadaman catu daya utama (PLN) maka dibutuhkan suplai cadangan listrik dan pada kondisi tersebut Generator-Set diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik terutama untuk beban-beban prioritas. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang membutuhkan sumber daya yang mantap dan andal (tingkat keandalan pasokan yang tinggi), dan juga untuk area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial dipasok listrik melalui jaringan distribusi PLN yang ada.

Suatu mesin diesel generator set terdiri dari:

1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (dalam bahasa inggris disebut diesel engine)

2. Generator

3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch) 4. Baterai dan Battery Charger

5. Panel ACOS (Automatic Change Over Switch) 6. Pengaman untuk Peralatan

7. Perlengkapan Instalasi Tenaga Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk

membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan poros generator).

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:

* Desain dan instalasi sederhana

* Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana * Waktu pembebanan relatif singkat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:

*Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.

* Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

(4)

tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.

* Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan

siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug),

sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut

compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.

1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.

2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar

menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.

3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.

(5)

4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm) 3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan

menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.

2. Sistem Start Elektrik

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari

pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di

(6)

dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

(source : dunia-listrik)

Posted by rhmd at 14.100 comments

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBerbagi ke Google Buzz

Selasa, 04 Januari 2011

Pemeliharaan Genset

Pemeliharaan Generator/Genset hendaknya menyesuaikan dg Operation & Maintenance manual dari masing-masing genset tersebut, namun kami akan jelaskan O & M genset secara umum yg biasa dilakukan.

Untuk periodik per 6000 RH, pd engine dan generator dapat dilakukan sbb : Engine :

1. Calibration all safety devices a. Over Speed

b. High Temp Cooling Water c. Low Pressure Lubricant Oil

2. Megger test electro motor penggerak pompa2 yang mendukung kerja mesin 3. Alignment check antara engine dan generator

Generator :

1. Megger Test Main Winding Generator 2. Function Test Generator Protection

3. Fungtion Test On Test Mode Closed and Opened CB

Sedangkan preventive maintenance secara umum dapat kami jelaskan sbb : (sesuaikan dg manual book genset)

A. Daily PM :

1. Pencatatan : running hours

2. Pengukuran : RPM, oil pressure, engine temperature, serta output voltage & frequency. B. Weekly PM :

1. Periksa secara visual tentang kebersihan, apakah ada leakage, over noise (vibration), corossion.

2. Bersihkan : body engine & air filter.

3. Pengukuran ketinggian level : air radiator coolant, lube oil & fuel tank 4. Periksa V-belt tention

(7)

C. Monthly PM :

1. Seluruh aktivitas weekly PM

2. Pengecekan servo motor (governor) D. Quarterly PM :

1. Seluruh aktivitas monthly PM

2. Pengecekan : Intercooler tubocharger, Element radiator 3. Adjust V-belt tention

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap Rentabilitas NIM Faktor yang sangat mempengaruhi pada PT Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk, Cabang Perintis Kemerdekaan adalah jumlah kredit macet (Selisih

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati tanpa didasari oleh iptek bidang biologi seperti kekayaan jenis yang kita miliki, sebaran, potensi, habitat serta iptek di bidang ilmu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perawatan yang ditujukan kepada orang terinfeksi HIV dengan infeksi oportunistik sehingga memerlukan perawatan

Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

Ada pun soal yang digunakan dalam tes awal (pretest) ini merupakan tes awal yang sama dengan tes akhir (posttest) yang diberikan setelah perlakuan. 2) Memberikan perlakuan

Penyusunan permintaan bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dengan memperhitungkan stok bahan

Ini jauh berbeda dengan kritik Adorno (1941) bahwa repeti- si sebagai penggandaan atau pengulangan seperti yang ditunjukkan musik populer merupakan hantu industri musik, sejajar

Peningkatan SDM dan kelem bagaan m asyar akat desa/ kelurahan serta pelaksanaan program yang berbasis pem berdayaan m asyarakat.. M eningkat kan kom pet ensi m asyarakat dan