• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. Universitas Pendidikan Ganesha. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh. Universitas Pendidikan Ganesha. Abstrak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERTALITE DAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR

BAKAR BENSIN 4 TAK PADA MOTOR HONDA SUPRA FIT

Oleh

P. Nara Wiryawan1 G. Widayana2 K. Rihendra Dantes3

1,2,3Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha

E-mail : paseknarawiryawan@gmail.com, gedewidayana@gmail.com, rihendra79@gmail.com Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra Fit 100cc tahun 2000 dengan penggunaan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan parameter uji Dynotest ABD Digital System. Dari hasil pengujian didapatkan torsi maksimal sebesar 5,81 Nm pada 4000 rpm, dan torsi minimum sebesar 3,34 Nm pada 3000 rpm pada bahan bakar minyak pertalite. Pengujian dengan menggunakan bahan bakar gas LPG didapatkan torsi maksimal sebesar 5.40 Nm pada 4000 rpm, dan torsi minimum sebesar 2,83 Nm pada 3000 rpm. Sedangkan daya maksimal sebesar 5,13 HP pada 8000 rpm, dan daya minimum sebesar 1,41 HP pada 3000 rpm pada bahan bakar minyak pertalite. Pengujian dengan menggunakan bahan bakar gas LPG mendapatkan daya maksimal sebesar 4,13 HP pada 8000 rpm dan daya minimum sebesar 1,38 HP pada 3000 rpm. Dengan analisa paired sample t-test yaitu membandingkan torsi yang menggunakan pertalite dengan torsi yang menggunakan LPG, dan membandingkan daya yang menggunakan pertalite dengan daya yang menggunakan LPG didapatkan t-tabel < t-hitung. Dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar minyak pertalite menghasilkan torsi dan daya yang lebih baik dibandingkan menggunakan bahan bakar gas LPG.

Kata Kunci: Bahan Bakar Minyak Pertalite dan Bahan Bakar Gas LPG, Daya dan Torsi.

Abstract

The purpose of this study is to determine the ratio of torque and power on Honda Supra Fit 100cc motorcycle in 2000 with the use of Pertalite fuel oil and LPG gas fuel. The method used in this research is an experiment using Dynotest ABD Digital System test parameter. From the test results obtained maximum torque of 5.81 Nm at 4000 rpm, and minimum torque of 3.34 Nm at 3000 rpm on Pertalite fuel oil. Tests using LPG gas fuel obtained maximum torque of 5.40 Nm at 4000 rpm, and minimum torque of 2.83 Nm at 3000 rpm. While the maximum power of 5.13 HP at 8000 rpm, and minimum power of 1.41 HP at 3000 rpm on Pertalite fuel oil. Tests using LPG gas fuel get a maximum power of 4.13 HP at 8000 rpm and minimum power of 1.38 HP at 3000 rpm. By paired sample t-test analysis comparing torque using pertalite with torque using LPG, and comparing power using pertalite with power using LPG obtained t-table <t-count. And it can be concluded that the use of Pertalite oil fuel produces better torque and power than using LPG gas fuel. Keywords: Pertalite Oil Fuel and LPG Gas Fuels, Power and Torque.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembang alat transportasi di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat tiap tahunnya khusunya di kendaraan roda 2 yang banyak digunakan oleh masyarakat karena konstruksi mesin yang sederhana dan perawatan yang begitu tidak sulit. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Bensin atau petrolium adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan dalam mesin pembakaran dalam sebagai bahan bakar. . Angka oktan adalah angka yang menunjukan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan didalam mesin sebelum bahan bakar terbakar secara spontan. Pada tekanan tertentu bahan bakar akan menyala seiring adanya tekanan pada piston yang menaikkan temperatur di dalam silinder. Dalam hal ini bahan bakar gas LPG memiliki research octane number (RON) 112 sedangkan bahan bakar minyak pertalite memiliki research octane number (RON) 90. Oleh karena itu penilitian ini akan menganalisa dan melakukan penelitian membandingkan terhadap kedua jenis bahan bakar (bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG) agar masyarakat bisa mengetahui unjuk kerja mesin yang dihasilkan kendaraan bermotor dengan menggunakan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Motor Bakar

Motor bakar merupakan salah satu jenis motor pembakaran dalam, yang sering disebut dengan Internal Combustion Engine ( ICE ) yaitu dimana bahan bakar dan udara dicampurkan dan dihisap keruang bakar kemudian mengalami peroses pembakaran akibat percikan

bunga api dari busi, dimana panas yang dihasilkan dari pembakaran tersebutlah yang menjadi sumber tenaga mekanik untuk menggerakan kendaran tersebut. Selain mesin pembakaran dalam ada juga mesin pembakaran luar yang disebut sebagai External Combustion Engine ( ECE ) dimana pembakaran bahan bakar terjadi diluar, dimana untuk proses pembakaran diperlukan mesin tersendiri, dan panas dari hasil pembakaran tidak langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media penghantar setelah itu baru diubah menjadi energi mekanik,(Rahmad Nur Hidayat,2013).

Motor Bakar 4 Langkah

Motor bakar 4 langkah adalah motor pembakaran dalam dimana motor bakar ini melakukan 4 langkah kerja dalam satu siklus. Siklus kerja motor 4 langkah sebagai berikut :

Gambar 1 Cara kerja motor 4 langkah 1. Langkah Hisap (Intake)

2. Langkah Kompresi ( Compresion ) 3. Langkah Usaha

4. Langkah Buang

Siklus Otto

Merupakan siklus udara volume konstan ideal untuk motor bakar bensin. Proses siklus otto sebagai berikut :

1.

Proses 1-2: Proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston bergerak menuju (TMA = titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.

2.

Proses2-3: Pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA = titik mati

(3)

atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur.

3.

Proses 3-4 : Proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong piston turun menuju (TMB = titik mati bawah), energi dilepaskan disekeliling berupa internal energi.

4.

Proses 4-1 : Proses pelepasan kalor

pada volume konstan piston sesaat pada (TMB = titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali melangkah pada titik awal.

Gambar 2 Diagram P-V Siklus Otto.

Torsi (Torque)

Torsi merupakan parameter yang baik dalam menentukan prestasi dari mesin, torsi didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada jarak sesaat dengan satuan (Nm) atau (lbf.ft), (Douglas C. Giancoli. Fisika Edisi Kelima).

Untuk menghitung torsi, menerapkan rumus dibawah ini :

...(a) Keterangan :

Torsi pada roda belakang. Gaya (N).

Jari – jari (m)

Daya

Daya motor merupakan salah satu parameter dalam menentukan performa motor. Perbandingan perhitungan daya terhadap bebagai macam motor tergantung

pada putaran mesin dan momen putar itu sendiri, semakin cepat putaran mesin, rpm yang dihasilkan akan semakin besar sehingga daya yang dihasilkan juga semakin besar, begitu juga momen putar motornya, semakin banyak jumlah gigi pada roda giginya semakin besar torsi yang terjadi. Sehingga jumlah putaran (rpm) dan besarnya momen putar atau torsi mempengaruhi daya motor yang dihasilkan oleh sebuah motor.

𝑃 = 2𝜋 . 𝑛 . 𝑇 60000 (𝑘𝑊)...(a) Keterangan : Daya (kW). Torsi (Nm). n = (RPM).

Angka Oktan (Octane number)

Angka oktan adalah suatu nilai yang menunjukkan sifat anti ketukan (detonasi). Dengan arti kata lain, makin tinggi angka oktan maka dapat mengurangi terjadinya detonasi (knocking). Berkurangnya intensitas untuk berdetonasi, menyebabkan campuran antara bahan bakar dan udara yang dikompresikan oleh torak menjadi lebih baik sehingga performa motor akan lebih tinggi dan bahan bakar menjadi lebih efisien dalam penggunaannya.

Tabel 1

Nilai Oktan Gasolin Indonesia (RON:Research Octan Number)

(Sumber : www.pertamina.com)

No Jenis Angka Oktan

(RON) 1 Premium 88 2 Pertamax 92 3 Shell Super 92 4 Shell V-Power 95 5 Pertalie 90 6 LPG 112

(4)

Bahan Bakar Gas LPG

Gas LPG adalah gas yang terbuat dari bahan gas minyak bumi yang dibentuk menjadi cairan. Komposisi LPG terdiri dari campuran propana dan butana. Apabila terjadi kebocoran pada udara yang tenang, gas akan dengan mudah tersebar secara perlahan. Untuk membantu pendeteksian kebocoran ke atmosfir, LPG ditambah bahan yang berbau yaitu pentana (C5H12).

LPG yang dipasarkan oleh pertamina merupakan campuran antara 29,3% propana (C3H8), 69,7 % butana (C4H10), dan

1 % pentana (C5H12), (Sumber :

PT.PERTAMINA INDONESIA).

Bahan Bakar Minyak Pertalite

Pertalite adalah bahan bakar minyak dari pertamina dengan RON 90. Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. pertalite memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan premium. Selain itu, RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan premium yang memiliki RON 88. Sehingga sesuai digunakan untuk kendaraan roda dua, hingga kendaraan multi purpose vehicle ukuran menengah.

Komposisi bahan untuk membuat pertalite adalah heptana 10% dan oktanta 90% selain itu juga ditambahkan zat aditif EcoSAVE. Zat aditif EcoSAVE ini bukan untuk meningkatkan RON tetapi pembakaran lebih bersih, ramah lingkungan, dan lebih hemat.

Konverter Kit

Konverter kit adalah rangkaian alat tambahan pada kendaraan atau mesin yang menggunakan bahan bakar gas. Fungsi Konverter kit untuk mengatur bahan bakar gas dan mengatur tekanan gas yang keluar dari tabung gas.Konverter kit terdiri dari beberapa komponen di antaranya regulator, konverter, dan tabung gas. Regulator

berfungsi sebagai pengatur tekanan gas. Tabung gas sebagai penyimpan bahan bakar gas.

Gambar 3 Komponen Konverter Kit

Metode Penelitian

Pelaksanaan eksperimen dan pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Maret s/d Juli 2017 di laboratorium Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Ganesha dan laboraturium SMK Negeri 3 Singaraja, Bali.

Gambar 4 Diagram Alir Penelitian Perbandingan Bahan Bakar

(5)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian yang akan dilaksanakan ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Tool Box b. Konventer Kit

c. Bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG

d. Mesin motor yang digunakan utnuk penelitian adalah sepeda motor dengan merk Honda Supra FIT 100cc.

Tahapan Penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan Pengujian

Setelah proses penyusunan peralatan dan alat uji sudah terpasang dengan baik pada dynotest maka dilakukan pengeceken kondisi sambungan kabel pada CPU dan monitor.

b. Tahap Pengujian

Tahapan proses pengujian dapat diperinci sebagai berikut:

1. Menghidupkan mesin dan mengatur putaran hingga mencapacai posisi idle. 2. Menstart pengujian atau proses pengambilan data oleh alat Dynotest dengan range putaran mesin idle secara bertahap dari 4000 rpm sampai dengan 8000 rpm.

3. Setelah mencapai putaran 8000 rpm pengambilan data selesai (memperhentikan proses pengambilan data pada dynotest).

4. Mematikan motor.

5. Mengganti bahan bakar menjadi pertalite dan LPG.

6. Mengulangi langkah 1-5 secara berurutan. Dengan menggunakan bahan bakar pertalite dan LPG

c. Akhir Pengujian

Setelah proses pengujian atau pengambilan data selesai, langkah yang selanjutnya adalah:

1. Mematikan semua alat elektronik yang digunakan selama pengujian. 2. Melepas semua sensor – sensor

dengan perlengkapan lainnya.

Hasil dan Pembahasan Torsi

Berikut ini merupakan hasil pengujian torsi yang menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Tabel 2

Data Hasil Perbedaan Torsi Yang Menggunakan Pertalite Dan LPG.

NO Putaran Mesin (RPM) Pertalite Torsi (Nm) LPG Torsi (Nm) 1 3000 3,34 2,83 2 3500 3,63 3,52 3 4000 5,81 5,40 4 4500 4,33 4,23 5 5000 4,38 3,82 6 5500 4,62 3,60 7 6000 4,51 3,40 8 6500 4,58 3,64 9 7000 4,41 3,74 10 7500 4,72 3,72 11 8000 4,73 3,66

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 2 didapatkan grafik yang menunjukan perbedaan torsi yang terukur pada penggunaan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

(6)

Gambar 5 Grafik Torsi Terhadap Putaran Mesin.

Berdasarkan grafik hasil pengujian pada gambar 5 menunjukan bahwa adanya perbedaan antara torsi yang menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG. Semakin rpm dinaikan torsi yang menggunakan pertalite mengalami penurunan. Torsi maksimum pada pertalite berada di 4000 rpm sebesar 5.81 Nm dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 3.34 Nm. Sedangkan torsi maksimum pada LPG berada di 4000 rpm sebesar 5.40 Nm, dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 2,83 Nm. Pada pengujian t-test tampak nilai t sebesar 6.043 dengan signifikansi (sig) sebesar 0.000. Apabila ditetapkan taraf signifikansi 0.05, pada t tabel df 10 = 2.228 maka nilai signifikan jauh lebih kecil dari pada 2.228, dengan t – hitung > t – tabel sehingga hipotesis nol ditolak. Artinya perbedaan torsi bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG signifikan. Dengan kata lain terdapat perbedaan torsi motor yang signifikan dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Daya

Berikut ini merupakan hasil pengujian daya yang menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Tabel 3

Data Hasil Perbedaan Daya Yang Menggunakan Pertalite Dan LPG.

NO Putaran Mesin (RPM) Pertalite Daya (HP) LPG Daya (HP) 1 3000 1,41 1,38 2 3500 1,79 1,73 3 4000 2,53 2,50 4 4500 2,58 2,54 5 5000 3,08 2,69 6 5500 3,58 2,79 7 6000 3,70 2,87 8 6500 4,07 3,33 9 7000 4,34 3,78 10 7500 4,99 3,93 11 8000 5,13 4,13

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 3 didapatkan grafik yang menunjukan perbedaan daya yang terukur pada penggunaan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Gambar 6 Grafik Daya Terhadap Putaran Mesin

Pada penggunaan bahan bakar minyak pertalite daya akan cenderung

(7)

meningkat sejalan dengan kenaikan putaran mesin dimana diperoleh daya maksimum terjadi pada 8000 rpm sebesar 5,13 HP dan daya minimum terjadi pada 3000 rpm sebesar 1,41 HP. Sedangkan daya pada penggunaan bahan bakar gas LPG juga memiliki karakter yang hampir sama seperti pada penggunaan bahan bakar minyak pertalite dimana ada kecenderungan peningkatan daya sejalan dengan peningkatan putaran mesin. Daya maksimum pada penggunaan bahan bakar gas LPG di 8000 rpm sebesar 4,13 HP, dan terjadi daya minimum pada 3000 rpm sebesar 1,38 HP. Dari hasil pengujian tersebut, disimpulkan bahwa bahan bakar minyak pertalite memiliki daya yang lebih besar dibandingkan motor yang menggunakan bahan bakar gas LPG dengan variasi rpm yang sama. Pada uji t-test tampak nilai t sebesar 4,072 dengan signifikansi (sig) sebesar 0,002. Apabila ditetapkan taraf signifikansi 0.05, pada t tabel df 10 = 2.228 maka nilai signifikan jauh lebih kecil dari pada 2.228, dengan t – hitung > t – tabel sehingga hipotesis nol ditolak. Artinya perbedaan daya bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG signifikan. Dengan kata lain terdapat perbedaan daya motor yang signifikan dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

Pembahasan

Pada penilitian konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas menghasilkan torsi dan daya pada penggunaan bahan bakar gas LPG lebih rendah dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak pertalita, Hal ini terjadi karena pada penggunaan bahan bakar minyak pertalite dengan oktan (RON) 90 tekanan hasil pembakaran relatif maksimal karena didukung oleh tekanan kompresi dan juga saat pengapian yang tepat sehingga torsi yang dihasilkan juga maksimal. Sedangkan pada penggunaan bahan bakar gas LPG dengan oktan (RON) 112 tekanan hasil pembakaran tidak maksimal karena tidak didukung oleh tekanan kompresi yang tinggi dan juga saat pengapian yang tepat sehingga torsi yang dihasilkan juga tidak maksimal.

Pengaruh perbandingan penggunaan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG terhadap unjuk kerja motor bakar bensin 4 tak. Berdasarkan dari data yang diperoleh perbedaan torsi motor yang menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG. Efek variasi putaran mesin serta penggunaan bahan bakar yang nilai oktannya berbeda akan mempengaruhi besar kecilnya torsi yang dihasilkan. Hal ini bisa dibuktikan hasil penelitian pada gambar 4.3 pada saat rpm dinaikan torsi yang menggunakan pertalite mengalami penurunan. Torsi maksimum pada pertalite berada di 4000 rpm sebesar 5,81 Nm dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 3,34 Nm. Sedangkan torsi maksimum pada LPG berada di 4000 rpm sebesar 5,40 Nm, dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 2,83 Nm.

Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan motor dalam kurun waktu atau hasil dari usaha dibagi dengan kurun waktu tertentu. Besar atau kecilnya daya yang dihasilkan sangat berpengaruh pada variasi putaran mesin dan efek dari bahan bakar yang mempunya nilai oktan yang berbeda. Semakin rpm di naikkan daya yang menggunakan pertalite cenderung mengalami peningkatan, daya maksimum terjadi pada 8000 rpm sebesar 5,13 HP dan daya minimum terjadi pada 3000 rpm sebesar 1,41 HP. Sedangkan yang menggunakan LPG terjadi peningkatan daya maksimum pada penggunaan bahan bakar gas LPG di 8000 rpm sebesar 4.13 HP, dan terjadi daya minimum pada 3000 rpm sebesar 1,38 HP.

Pada pengujian torsi dan daya motor dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG secara statistik, rata – rata torsi motor menggunakan bahan bakar minyak pertalite sebesar 4.46 Nm, sedangkan rata – rata torsi motor menggunakan bahan bakar gas LPG sebesar 3.77 Nm. Jadi torsi motor menggunakan bahan bakar minyak pertalite yang lebih tinggi dibandingkan torsi motor menggunakan bahan bakar gas LPG, rata – rata daya motor menggunakan bahan bakar minyak pertalite sebesar 3,38 HP, sedangkan rata – rata daya motor menggunakan bahan bakar gas LPG

(8)

sebesar 2,87 HP. Jadi daya motor menggunakan bahan bakar minyak pertalite yang lebih tinggi dibandingkan daya motor menggunakan bahan bakar gas LPG. Mendapatkan hasil yang singnifikan karena pengujian torsi menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG yaitu t-hitung (6,043) > t-tabel (2,228) dengan siginifikansi sebesar 0.000. Sedangkan pengujian daya menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG yaitu hitung (4.072) > t-tabel (2.228) dengan siginifikansi sebesar 0.002.Terdapat perbedaan daya motor yang signifikan dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG Sehingga pada penelitian motor dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite menghasilkan torsi dan daya lebih tinggi dibandingkan menggunakan bahan bakar gas LPG. Penyebab torsi dan daya motor yang dihasilkan kecil pada penggunaan bahan bakar gas LPG yaitu :

1. Kecepatan energi per satuan volume yang dimiliki gas LPG lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar bensin khususnya pertalite, sehingga energi hasil pembakaran turun .

2. LPG memiliki rantai karbon lebih pendek dibandingkan pertalite.

3. LPG memiliki rantai hidrokarbon (C-H) yang lebih pendek dibandingkan pertalite, sehingga energi total dan tekanan puncak pembakaran yang dihasilkan dari proses pembakaran LPG tidak sebanyak yang dihasilkan pada proses pembakaran pertalite.

4. Tekanan gas LPG yang masuk pada ruang bakar konstan, namun tekanan udara yang masuk berubah – ubah, sehingga torsi dan daya penggunaan LPG lebih rendah dibandingkan pertalite.

5. Semakin baik konverter kit yang digunakan, maka mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis berikan dari pengaruh perbandingan penggunaan bahan bakar gas lpg dan bahan bakar pertalite terhadap unjuk kerja

motor bakar bensin 4 tak pada motor honda supra fit ini adalah sebagai berikut :

1. Torsi maksimum pada pertalite berada di 4000 rpm sebesar 5,81 Nm dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 3,34 Nm. Sedangkan torsi maksimum pada LPG berada di 4000 rpm sebesar 5,40 Nm, dan torsi minimum berada di 3000 rpm sebesar 2,83 Nm. Terdapat perbedaan torsi motor yang signifikan dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG.

2. Daya yang menggunakan pertalite cenderung mengalami peningkatan, daya maksimum terjadi pada 8000 rpm sebesar 5,13 HP dan daya minimum terjadi pada 3000 rpm sebesar 1,41 HP. Sedangkan yang menggunakan LPG terjadi peningkatan daya maksimum pada penggunaan bahan bakar gas LPG di 8000 rpm sebesar 4.13 HP, dan terjadi daya minimum pada 3000 rpm sebesar 1,38 HP. Terdapat perbedaan daya motor yang signifikan dengan menggunakan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG. Saran dan Harapan

Adapun saran yang penulis dapat sampaikan sehubungan dengan pengaruh perbandingan penggunaan bahan bakar gas lpg dan bahan bakar pertalite terhadap unjuk kerja motor bakar bensin 4 tak pada motor honda supra fit ini yaitu:

1. Penggunaan bahan bakar minyak pertalite dan bahan bakar gas LPG digunakan untuk mesin yang berkompresi tinggi terutama untuk LPG konverter kit harus tepat dalam pemasangan agar mendapat performa mesin yang lebih baik.

2. Perlu dilakukan lagi penelitian serta pengujian lebih lanjut yaitu penggunaan bahan bakar gas LPG dengan mesin yang dimodifikasi sehingga diperoleh kinerja mesin motor yang baik.

3. Kepada masyarakat untuk mendapatkan kinerja mesin motor yang baik disarankan menggunakan bahan bakar minyak pertalite, karena unjuk kerja mesin motor menggunakan bahan bakar gas LPG

(9)

tidak jauh berbeda dengan pertalite, artinya terdapat perbedaan namun tidak terlalu besar.

4. Selain itu harapan terbesar penulis dari penulis, semoga sebagian ataupun seluruh isi dari skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis, lembaga, adik tingkat, maupun masyarakat lainnya.

Daftar Pustaka

Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Penerbit ITB :Bandung

Cengel. Y. A., & Boles, M. A (1994). Thermodynamics : An Engineering Approach (2nd ed.). United States of America: John Wiley & Sons Edy Purmanta, Pengaruh Variasi Putaran

Mesin, Konsentrasi Gasohol Dan Beban Terhadap Bahan

Bakar Sepeda

Motor”,Skripsi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali, 2007. Haryono, G. (1997). Mengenal Motor Bakar. PT. Pabelan : Solo.

Heru Purwanto, (2012). Kesetabilan Kimia Dan Kebersihan Bahan Bakar Tersedia pada http://repository.unib.ac.id/9 234/1/I%2CII%2CIII%2CII-14-jan-FT.pdf. (diakses tanggal 10 Juni 2016). Ishikawa, Kaoru. 1992. Pengendalian Mutu

Terpadu. Diterjemahkan

oleh Budi Santoso.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

I Wayan Budi Artawan, I.G.B Wijaya Kusuma, dan I.W Bandem Adnyana (2016). Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Daya, Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis.

Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

I Made Candiasa, 2012. Judul : Analisis Data Dengan SPSS. Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Kiyaku dan Murdhana, 1998 : Teknik Praktis Merawat Sepeda Motor. Penerbit : Pustaka Setia, Bandung

PT. Honda Indonesia. 2015. Spesifikasi Motor Honda Supra FIT Jakarta – Indonesia.

PT. Pertamina Indonesia. 2015. Pengertian dan Keunggulan Bahan Bakar Pertalite. Jakarta Indonesia.

Purnomo, Trio Bagus. 2013. Perbedaan Performa Motor Berbahan Bakar Premium 88 Dan Motor Berbahan Bakar Pertamax 92. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Putra, Januar Adi. 2014. Studi Eksperimental Perbandingan Performa Mesin Motor Dengan Menggunakan Bahan Bakar Shell V- Power Dengan Variasi Campuran Metanol Terhadap Variasi Putaran Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu. Sugiyono, 1999. Judul : Statistik

Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbitan Alfabeta : Bandung.

Wear, Ali. 2016. “Desain Dan Analisis Eksperimen (Teknik Analisis Manova)”. Tersedia pada https://alisadikinwear.word press.com/2016/01/05/tek nik-analisis manova/(diakses tanggal 10 Juni 2016).

Winarno, Joko. 2011. Studi ekperimental pengaruh penambahan

(10)

bioetanol pada bahan bakar pertamax terhadap unjuk kerja motor bensin. Jurnal Teknik. Vol, No :33-39.

Gambar

Gambar 4 Diagram Alir Penelitian     Perbandingan Bahan Bakar
Gambar 6 Grafik Daya Terhadap Putaran  Mesin

Referensi

Dokumen terkait

Analisis regresi berganda kaedah stepwise bagi kesemua peramal (Kecerdasan, Stail Berfikir, Pendekatan Belajar dan Demografi) menunjukkan peramal pendekatan belajar

Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR 9 juni 1966 yang

Surat penugasan ( clinical appoinment ) adalah surat yang diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada seorang dokter atau dokter gigi untuk melakukan tindakan medis

Jadi pendidikan politik itu adalah suatu proses penanaman nilai-nilai politik yang dilakukan secara sengaja, terencana, bisa bersifat formal maupun informal, dilakukan

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas XI SMKN 12 Surabaya Jurusan Multimedia pada bulan Januari 2018 dengan melakukan wawancara

Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul skripsi ini “Perbandingan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Antara Software Adobe Captivate Model Tutorial

Pengemis yang beroperasi di Pasar Pagi Kaliwungu memiliki etika yang beragam, ada beberapa pengemis yang beretika baik yaitu meminta-minta sedekah dengan sopan,

Dari hasil penelitian terhadap air laut di sekitar perairan Bungus Teluk Kabung Padang, didapatkan konsentrasi logam Cr pada dua belas titik pengambilan sampel