• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN TEORI DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TINJAUAN TEORI DAN ANALISA DATA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

2. TINJAUAN TEORI DAN ANALISA DATA

2.1. Studi Literatur

2.1.1. Tinjauan Tentang Hutan Jati 2.1.1.1 Pengertian Tentang Hutan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat yang ditumbuhi oleh pohon dan tanaman – tanaman yang lain. Kawasan – kawasan ini berupa kawasan yang luas yang ada di dunia, dan berfungsi sebagai paru – paru dunia (penampung karbon dioksida), habitat hewan, modulator, atau hidrologika, serta pelestari tanah yang merupakan salah satu aspek bumi yang paling penting.

Hutan merupakan bentuk kehidupan yang ada di seluruh dunia, dimana hutan dapat ditemukan hutan di semua daerah. Baik yang beriklim tropis maupun dingin. Di dataran rendah maupun tinggi, dan di pulau kecil maupun benua. Orang awam mungkin melihat hutan tak lebih dari sekumpulan tanaman liar yang tidak beraturan dengan berbagai macam satwa didalamnya. Sedangkan yang lain mungkin berpendapat bahwa hutan adalah suatu tempat yang gelap, mengerikan, dan jauh dari peradaban. Namun bila mengikuti pengertian ilmu kehutanan, Hutan merupakan ”suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.” Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun – tahun. Jadi tentunya berbeda antara pohon dengan sayur – sayuran atau padi – padian yang hidup pada 1 musim saja. Perbedaan pohon yang lain adalah pohon memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu kumpulan pepohon disebut hutan apabila mampu menciptakan iklim yang khas pada daerah tersebut, yang berbeda dengan daerah diluar kawasan hutan tersebut. Jika berada di hutan hujan tropis misalnya, rasanya akan hangat dan lembab yang berbeda dengan daerah peladangan disekitarnya.

Adapun manfaat dari hutan adalah sebagai berikut : • Manfaat ekonomi

o Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi.

(2)

o Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.

o Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.

• Manfaat klimatologis

o Hutan dapat mengatur iklim

o Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.

• Manfaat hidrolis

o Dapat menampung air hujan di dalam tanah o Mencegah intrusi air laut yang asin

o Menjadi pengatur tata air tanah • Manfaat ekologis

o Mencegah erosi dan banjir

o Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah

o sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati

Persebaran hutan itu sendiri juga dipengaruhi oleh faktor – faktor tertentu, yang diantara lain yaitu :

• Keadaan tanah

o Daerah gurun pasir akan membentuk hutan yang berbeda dengan daerah tropis yang banyak hujannya.

• Tinggi rendah permukaan tanah

o Jenis hutan beserta isi tanaman dipengaruhi oleh suhu wilayah yang berbeda antara dataran tinggi dan dataran rendah.

• Makhluk hidup (manusia)

o Manusia dapat menentukan di mana boleh ada hutan dan tidak boleh ada hutan.

• Iklim

o Iklim yang memiliki curah hujan tinggi akan membentuk hutan yang lebat seperti hutan hujan tropis.

Indonesia merupakan negara yang kaya yang memiliki berbagai jenis hutan. Jenis hutan dibedakan dari berbagai macam aspek, jenis tersebut dapat dilihat dari aspek tumbuhan yang tumbuh di hutan tersebut, iklim, daerah

(3)

tumbuhnya hutan,dan fungsi hutan (hutan wisata, hutan lindung, hutan produksi, dsb). Berikut penjelasannya :

• Hutan Bakau

Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh : pantai timur Kalimantan, pantai selatan Cilacap, dll. • Hutan Sabana

Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang sangat sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh : Nusa Tenggara.

• Hutan Rawa

Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan tumbuhan nipah tumbuh di hutan rawa. Contoh : Papua Selatan, Kalimantan, dsb. • Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yang tumbuh di sekitar garis khatulistiwa / ukuator yang memiliki curah turun hujan yang sangat tinggi. Hutan jenis yang satu ini memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, bertanah subur, humus tinggi dan basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak hutan liar dan juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutan dan merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh : hutan Kalimantan, hutan Sumatera, dsb. • Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musim kemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.

Hutan dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu : • Hutan Wisata

Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat penelitian.

(4)

• Hutan Cadangan

Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Di pulau Jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.

• Hutan Lindung

Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga keteraturan air dalam tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulan pencematan udara seperti CO2 (karbon dioksida) dan CO (karbon

monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai.

• Hutan Produksi / Hutan Industri

Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua golongan yakni hutan rimba dan hutan

budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus

menebang pohon dengan sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.

2.1.1.2 Pengertian Tentang Pohon Jati

Kayu jati, sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Memiliki karakteristik stabil, kuat, dan tahan lama membuat kayu ini menjadi kayu dengan kualitas tinggi yang banyak dipilih untuk dijadikan bahan bangunan. Kualitas kayu jati dapat dibuktikan dengan tahannya kayu ini dari serangan jamur, rayap, dan serangga lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan minyak yang ada dalam kayu jati itu sendiri.

Pohon jati bukanlah pohon yang berada di hutan hujan tropis, yang ditandai dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, pohon jati tumbuh subur di daerah kering dan berkapur di Indonesia, yang khususnya ada di

(5)

pulau Jawa yang merupakan penghasil kayu jati terbesar di Indonesia. Selain di pulau Jawa, pohon jati banyak juga terdapat di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Lampung. Adapun dengan syarat tempat tumbuhnya memiliki curah hujan 1.500 - 2.000 mm/tahun, dengan tinggi tempat 50-800 meter dpl, jenis tanah lempung, hindari tanah becek dan cadas.

Jati sendiri merupakan pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang bebas cabang (clear bole) dapat mencapai 18-20 m. Pada hutan-hutan alam yang tidak terkelola ada pula individu jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara varian jati blimbing memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam; dan jati pring (Jawa: bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang batang. Pohon jati (yang dikenal dengan nama ilmiah Tectona grandis sp) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.

2.1.1.3 Hutan jati di kota Blora

Sebelum kedatangan VOC alias Kompeni ke tanah Jawa, masyarakat Blora memanfaatkan hutan secara leluasa dan berpindah-pindah. Masyarakat berpindah ini dikenal dengan orang Kalang yang keahliannya adalah menebang kayu. Masuknya Kompeni mulai membatasi akses orang-orang Kalang untuk menebang hutan secara berpindah-pindah karena Kompeni ingin merebut penguasaan atas kayu hutan yang ada di Jawa, terutama jati untuk membangun kapal-kapal perang dan angkutan hasil bumi ke Eropa. Orang-orang Kalang ini kemudian dipekerjakan oleh VOC sebagai buruh penebang kayu. Buruh penebang kayu dengan upah rendah inilah yang disebut dengan Blandong. Istilah Blandong sekarang sudah mengalami perubahan makna dari “buruh penebang kayu” menjadi “pencuri kayu”. Tentu perubahan ini berisi relasi kuasa yang ingin dibangun oleh penguasa hutan terhadap masyarakat desa hutan. Masyarakat di

(6)

Blora sangat tergantung dengan hasil hutan berupa kayu dan ranting/rencek. Hampir setiap pagi dapat dilihat ratusan orang, laki-laki atau perempuan yang pulang dari hutan memungut rencek dengan menggunakan sepeda. Orang – orang inilah yang saat ini disebut sebagai blandong.

Setelah Kompeni bangkrut, Pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan memerintah langsung Hindia Belanda lewat Gubernur Jenderal. Pada tahun 1808-1811 Belanda mengirimkan Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal. Deandels sebenarnya lebih dikenal sebagai orang yang menjadi komandan pembangunan jalan yang membelah Pulau Jawa dari Anyer sampai Panarukan. Jalan tersebut juga dikenal dengan sebutan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg). Dalam masa kekuasaan yang singkat itu, Deandels membuat suatu instansi kehutanan yang disebut dengan Dinas Kehutanan Kolonial (Dients van het Boschwezen). Instansi tersebut merupakan birokrasi kehutanan yang mempekerjakan tenaga professional kehutanan yang berpendidikan ilmu kehutanan, mengambil keputusan, melakukan pemetaan dan mengukur potensi hutan, dan membentuk polisi hutan sebagai sarana melindungi “tanah milik” Negara (Peluso 78).

Selang empat tahun dibawah kendali Belanda melalui Deandels, Napoleon

mencaplok Belanda dan Charles Stamford Raffles menyerang Jawa dan menjabat

sebagai letnan jenderal di Jawa dari tahun 1811 hingga 1815. Raffles merombak reformasi kehutanan yang dilakukan Deandels dengan mengurangi monopoli pemerintahan kolonial dalam pengurusan hutan. Raffles memprakarsai kebijakan mencadangkan hutan jati yang paling luas dan paling baik bagi negara, dan mengizinkan wirausahawan menyewa, menebang dan membalak kayu di hutan sisanya. Liberalisasi Raffles untuk membuka konsesi dianggap menguntungkan, sebab pemerintah kolonial masih menaruh tabungan pada jati kualitas terbaik dalam skala luas.

Ketika Jepang berkuasa, hutan di pinggiran rel kereta api ditebangi. Banyak penduduk Randublatung dipekerjakan sebagai buruh penebang dan pengangkut hasil hutan dengan imbalan diberikan lahan garapan. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan 1945, pada tahun 1961 penguasaan hutan jati jatuh ke tangan Jawatan Kehutanan. Tetapi pada periode ini tidak diikuti dengan

(7)

perombakan menuju demokratisasi pengelolaan hutan. Akses masyarakat terhadap hutan masih dibatasi. Masyarakat yang mengambil hasil hutan tanpa izin dikriminalisasi (Mary dkk, p.64). Pola pengelolaan hutan jati warisan kolonial masih dipertahankan. Masyarakat dipekerjakan lahan Perhutani tanpa mendapatkan imbalan gaji, kecuali lahan garapan menjelang musim tanam jati. Untuk memperoleh garapan yang subur pun tidak jarang petani membayar sejumlah uang kepada Pejabat Kehutanan sebab garapan yang subur biasanya dinikmati oleh Pejabat Perhutani dan kerabatnya.

Pada tahun 1998, Perhutani menembak dua orang warga yang sedang mencari kayu di Hutan. Dua orang tersebut adalah Darsit dan Rebo. Setelah kejadian salah tembak itu, masyarakat melakukan pengrusakan bangunan Perhutani yang ada di Randublatung dan melakukan tindakan pembalasan dengan mengambil kayu di hutan jati. Aksi ini bisa disebut sebagai aksi reclaiming dari masyarakat atas kawasan hutan negara yang didahului dengan panen kayu secara masal selama satu tahun 1998-1999. Luas lahan reklaiming itu seluas sekitar 400 Ha. 150 Ha di selatan Desa Temulus dan 250 Ha di sebelah utara Desa Mendenrejo. Disamping memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian, ada juga lahan yang dijadikan sebagai lapangan sepak bola oleh warga.

Kemudian pada tahun 2000 kekerasan oleh Polisi Hutan kembali terjadi. Kali ini di KPH Cepu yang menewaskan Djani. Djani ditembak saat Polisi Hutan sedang melakukan operasi pengamanan hutan. Padahal Djani bukanlah pencuri kayu. Pagi itu dia pergi ke sawah membawa cangkul. Kebetulan Polisi Hutan sedang mengejar pencuri kayu dan mendapati Djani di lokasi, Polisi Hutan menembaknya sampai tewas. Atas kelalaian Polisi Hutan itu, Perhutani memberikan santunan kepada keluarga Djani sebesar Rp. 5.000.000 dan mengangkat dua orang anak Djani sebagai anak asuh Perhutani. Bantuan dan santunan itu diberikan agar keluarga korban tidak menuntut Perhutani. Setiap kali ada kekerasan terhadap warga masyarakat oleh Perhutani, masyarakat membalasnya dengan menebang kayu jati secara bersama-sama. (Yance, par.9)

Wilayah Blora terbagi atas dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah kawasan hutan jati yang dikelola oleh Perhutani seluas 49.118% wilayah kabupaten. Selebihnya adalah wilayah administrasi Pemerintah Daerah. Wilayah

(8)

administrasi Pemerintah Daerah pun terbagi-bagi atas wilayah pemukiman, infrastruktur pemerintah, tempat penggembalaan dan lahan pertanian masyarakat. Luas lahan pertanian di Blora tinggal 25.142% dari luas kabupaten. Ketimpangan struktur penguasaan lahan inilah yang menjadikan akar konflik antara masyarakat desa hutan dengan Perhutani. Konflik serta perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat merupakan modus atas kendali eksternal kepada masyarakat dari pihak Perhutani (Institusi kehutanan) yang membatasi hak masyarakat atas sumber-sumber produksi (lahan pertanian).

2.1.2. Kota Blora

2.1.2.1. Letak Astronomis, Geografis dan Kondisi Geografis

Kabupaten Blora berada di sekitar 127 km sebelah timur Semarang. Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur. Blora berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di barat. Blok Cepu, daerah penghasil minyak bumi paling utama di Pulau Jawa, terdapat di bagian timur Kabupaten Blora. Wilayah Kabupaten Blora terdiri atas dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian 20-280 meter dpl. Bagian utara merupakan kawasan perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Bagian selatan juga berupa perbukitan kapur yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng, yang membentang dari timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).

Ibukota kabupaten Blora sendiri terletak di cekungan Pegunungan Kapur Utara. Wilayah Kabupaten Blora sebagian besar merupakan kawasan hutan, terutama di bagian utara, timur, dan selatan. Dataran rendah di bagian tengah umumnya merupakan areal persawahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Blora merupakan daerah krisis air (baik untuk air minum maupun untuk irigasi) pada musim kemarau, terutama di daerah pegunungan kapur. Sementara pada musim penghujan, rawan banjir longsor di sejumlah kawasan. Kali Lusi merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora, bermata air di Pegunungan Kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah timur yang akhirnya bergabung dengan Kali Serang.

(9)

Gambar 2.1. Peta wilayah kota Blora

Sumber : http://randublatung.files.wordpress.com/2008/04/peta_kabupaten_blora.png

2.1.2.2. Sosial Ekonomi

Pertanian dan kehutanan merupakan sektor utama perekonomian di Kabupaten Blora dan Kecamatan Cepu. Namun, banyak penduduk yang cuma menjadi buruh tani atau buruh bangunan karena lahan pertanian yang terbatas dibandingkan jumlah penduduk. Pada sub-sektor kehutanan, Blora adalah salah satu daerah utama penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Pulau Jawa. Daerah Cepu sejak lama dikenal sebagai daerah tambang minyak bumi, yang dieksploitasi sejak era Hindia Belanda. Blora mendapat sorotan nasional ketika di kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Pada bulan Maret 2006, Exxon Mobil Indonesia ditunjuk sebagai pengelola tambang tersebut.

2.1.2.3. Kerajinan Jati

Potensi lain yang dimiliki Blora adalah kerajinan Jati. Kerajinan Jati merupakan kerajinan tangan yang mengolah kayu Jati menjadi kerajinan tangan, suvenir, mebel dan sebagainya. Melalui kerajinan ini, banyak bermunculan seniman-seniman lokal yang menghasilkan kerajinan yang memiliki nilai seni. Lahan pekerjaan pun bertambah banyak, pendapatan masyarakat juga bertambah, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat

(10)

2.1.2.4. Pariwisata sebagai Pendukung

Blora memiliki potensi-potensi wisata lain yang cukup menarik seperti Goa Terawang, Goa Mangir, Goa Kidang, taman rekreasi dan kolam renang Tirtonadi, waduk Tempuran dan sebagainya. Selain itu, Blora juga memiliki makanan khas, yaitu sate ayam, sate sapi, dan moho. Semua obyek wisata ini mendukung kepariwisataan yang ada di Kabupaten Blora.

2.1.3. Tinjauan Buku

Apabila dijelaskan secara luas menurut Ensiklopedia I Indonesia buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya; berupa gulungan, dilubangi, dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton, dan kayu. Buku merupakan hasil dari sebuah perekaman dan perbanyakan (multiplikasi) yang paling popular dan awet. Berbeda dengan majalah, apalagi surat kabar, buku direncanakan untuk dibaca dengan tidak seberapa memperdulikan kebaruannya, karena tanggal terbitnya kurang mempengaruhi. Dengan demikian buku merupakan alat komunikasi berjangka panjang dan mungkin yang berpengaruh kepada perkembangan kebudayaan manusia. Didalam buku, juga dipusatkan dan dihimpun lebih banyak lagi pemikiran dan pengalaman manusia. Sebagai alat pendidikan buku lebih berpengaruh kepada anak-anak didik daripada sarana-sarana yang lain, dengan adanya sistem perbanyakan moderen sekarang harga setiap eksemplar semakin murah, sehingga produksi semakin banyak masyarakat semakin mudah untuk membeli alat komunikasi jangka panjang ini

2.1.3.1. Sejarah Buku di Dunia

Berdasarkan buku Dameria percetakan ditemukan dan berkembang pertama kali di Cina dan Korea. Teknik cetak kayu (woodblock) primitif telah digunakan pada abad 9 di Cina. Dokumen tertua yang hingga kini masih ada, yaitu naskah agama Buddha yang baru ditemukan di Korea, berasal dari tahun 751. Buku tertua yang dihasilkan lewat percetakan woodblock yang lebih canggih

(11)

adalah di Chinese Diamond Sutra (naskah agama Buddha) yang berasal dari tahun 868.

Cetak tipe movable berasal dari bahan keramik ditemukan tahun 1041 oleh Bi Sheng. Pada masa Dinasti Song (960-1269), sementara cetak tipe movable berbahan metal ditemukan pada tahun 1234 di Korea oleh Chwe Yoon Eyee pada masa Dinasti Goryeo, 216 tahun sebelum Gutenberg menemukan mesin cetak. Pada abad 12 dan 13 ditemukan ribuan koleksi buku tercetak di perpustakaan-perpustakaan Cina. Buku hasil tipe movable yang masih ada hingga kini adalah buku yang berjudul Jikji yang dicetak pada tahun 1377 di Korea.

2.1.3.2. Sejarah Buku di Indonesia

Menurut Dameria hadirnya percetakan di Indonesia bermula dari kedatangan Belanda yang tiba di Indonesia pada tahun 1596 dan erat hubungannya dengan VOC. Pada tahun 1624, misionaris Gereja Protestan Belanda memperkenalkan percetakan di Hindia Belanda dengan membeli sebuah mesin cetak dari Belanda untuk menerbitkan literatur Kristen dalam bahasa daerah, sehubungan dengan keperluan penginjilan. Tapi mesin cetak itu kurang dapat berfungsi secara maksimal karena tidak ada tenaga operator untuk menjalankanya.

Pada tahun 1776 dibawah pemerintahan VOC surat kabar Vendu News yang diterbitkan oleh L. Dominicus adalah sebagai surat kabar pertama yang bersentuhan langsung dengan orang Indonesia. Dan pada tahun 1910 hingga 1949 perkembangan percetakan di Jakarta bisa dikatakan semakin maju, karena pada tahun 1910 di Jakarta terbit surat kabar pertama yaitu Medan Prijaji dan memiliki pabrik kertas pertama, N. V. Papier Fabriek Padalarang dengan kapasitas produksi 9 ton per hari, dan pada tahun 1949 warga pribumi memiliki mesin percetakan dan membuat percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk kepentingannya saja.

Saat ini percetakan besar di Indonesia sudah mulai mengadopsi teknologi

Computer to Press berupa direct imaging (tanpa master) dan lebih banyak

menggunakan teknologi digital printing. Bahkan percetakan-percetakan kini sudah melengkapi peralatanya tidak hanya untuk urusan pre-press, tetapi juga

(12)

untuk post-press (proses finishing), sehingga percetakan menjadi bisnis yang semakin berkembang di Indonesia.

2.1.4. Tinjauan Layout

Jika kita mendesain sebuah buku, dikenal istilah layout. Layout dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan elemen-elemen dalam desain menjadi satu dalam suatu area untuk dapat menciptakan suatu interaksi antara satu sama lain sehingga dapat mengkomunikasikan suatu pesan. Pesan-pesan terebut dapat disampaikan dengan melalui berbagai macam elemen-elemen yang ada dalam sebuah layout itu sendiri, antara lain fotografi, rafik, ilustrasi yang digabungkan dalam kombinasi kuat hitam, putih, dan warna. Menurut Rustan Layout juga dapat diartikan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri., sehingga banyak orang yang mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain.

Menurut Cullen hierarki akan dibentuk dengan cara membuat ataupun menciptakan sebuah Focal point yang jelas. Focal point yang dimaksud adalah titik yang mampu untuk dapat menarik perhatian mata untuk memprakarsai interaksi antara viewer dengan desain. Ketika sebuah focal point dan elemen subordinant akan tergabung, maka mata akan memusatkan perhatiannya kepada desain-desain tersebut. Kemudian mata akan merasakan bahwa sistem susunannya dituntun sesuai alur. Jika tanpa adanya visual hierarchy, maka elemen-elemen desain ini menuntut perhatian yang sama besarnya. Yang berakibat mata akan kacau dan akan bergerak terus menerus menuju keseluruh permukaan tanpa arah pandang yang jelas, sehingga efek yang ditimbulkan tidak ada pesan yang terkomunikasikan. Menunjukkan pesan melalui hierarki merupakan pendekatan yang efektif untuk meyusun isi dan menambah nilai suatu desain itu sendiri.

Pertama-tama dimulai dengan mengurutkan elemen-elemen visual berdasarkan tingkat kepentingannya. Sederhananya, desainer harus menentukan apa yang harus dilihat pertama, kedua, ketiga dan sebagainya oleh viewer. Dengan demikian, desainer memberikan masing-masing peran kepada elemen-elemen

(13)

untuk menyampaikan pesan. Yang harus diingat dalam hal ini adalah, elemen-elemen desain tidak bisa memiliki kekuatan visual yang sama, karena hal itu akan membuat desain kekurangan hierarki, dan viewer menjadi bingung menentukan elemen yang penting dan yang kurang penting. Meskipun desain itu membuat kesan pertama pada viewer , namun tidak menyediakan titik awal untuk mengikat viewer.

Bentuk yang paling umum dari penataan sebuah layout adalah sebuah bidang gambar berbentuk persegi panjang dengan kedua sisi lebih panjang dibandingkan dengan kedua sisi yang lainnya baik itu mendatar ataupun tegak. Akan tetapi subjek dari gambar yang akan digambar akan menentukan gambar yang dikehendaki, jika menggambarkan pemandangan alam maka bidang berbentuk datar atau memanjang secara horisontal, hal ini dikarenakan kesan luas atau lebar akan berkesan lebih dramatis sesuai dengan apa yang menjadi objeknya. Sedang untuk penggambaran lukisan portret maka akan menggunakan bidang gambar yang tegak atau berdiri secara vertikal. Hal ini dikarenakan penggambaran potret yang berdiri membutuhkan bidang yang tegak, juga untuk menghindari banyaknya ruang yang kosong.

Kekuatan dari sebuah warna juga sangat menentukan dalam pembuatan suatu komposisi yang menarik. Penggunaan warna netral dengan area yang bertekstur cenderung mengurangi berat dari komposisi. Sebuah area yang luas dapat diseimbangkan dengan menggunakan area yang sempit, tetapi dengan menggunakan warna yang mempunyai suatu intensitas yang pekat dan kontras tinggi.

2.1.5. Tinjauan Esai

Esai adalah tulisan berupa prosa yang menguraikan suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya. Sebuah esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian:

• Pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasikan subyek bahasan dan pengantar tentang subyek itu sendiri

(14)

• Tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi / penjabaran tentang subyek

• Bagian terakhir adalah konklusi, yaitu kesimpulan dengan menyebutkan kembali ke ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observarsi tentang subyek.

Adapun hal – hal yang membedakan antara esai dan bukan esai, dimana hal – hal yang membedakan ini merupakan rujukan dari pendapat atau rumusan – rumusan yang telah ada. Tetapi pendapat – pendapat atau rumusan – rumusan yang telah ada juga merupakan pendapat yang berbeda – beda yang tidak dapat dibenarkan dengan melihat 1 pendapat itu saja. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai yang ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur. Penjelasan mengenai esai dapat lebih ”aman dan mudah dimengerti” jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).

Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat – lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera daripada sebuah makanan yang mengenyangkan.

Adapun tipe – tipe esai adalah sebagai berikut : • Esai Deskriptif

Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian

(15)

pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.

• Esai Ekspositori

Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab – akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu). Esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh – contoh, esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (paling penting sampai yang tidak penting, atau sebaliknya). Esai sebab – akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya

• Esai Naratif

Esai naratif menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu.

• Esai Persuasif

Esai persuasif berusaha mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi / tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.

• Esai Dokumentatif

Esai yang memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu.

(16)

2.1.5.1 Pengertian Esai Foto

Esai foto adalah sebuah rangkaian foto yang bertujuan untuk menceritakan sesuatu dengan menampilkan foto –foto secara bertahap dan berurutan yang membentuk suatu alur cerita. Esai foto dapat berupa karya fotografi murni yang hanya menampilkan karya – karya fotografi saja, atau foto dengan teks yang membantu menjelaskan arti dari foto tersebut.

2.1.6. Tinjauan Fotografi 2.1.6.1. Fotografi

Pada abad ke-10 masehi, seorang Arab bernama Ibnu Al-Haitham secara tidak disengaja menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang berlubang. Dimana pada dinding tenda yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam tenda itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Sekitar empat ratus tahun kemudian, Leonardo da Vinci juga menulis fenomena tersebut tetapi tidak dipulikasikan.

Tetapi fotografi baru mulai resmi tercatat dalam sejarah pada abad ke-19 dan kemudian berpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang ditemukan manusia, fotografi perlahan-lahan dari tahun-ketahun semakin modern dan canggih.

Pada tahun 1834 di Inggris William Henry Fox menyatakan penemuannya berupa proses fotografi moderen kepada insitusi kerajaan Inggris. Ia menemukan sistem negatif-positif (bahan dasar : perak nitrat, di atas kertas). Kemudian pada tahun 1839, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen. Penemu fotografi dengan pelat logam Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.

Sementara itu perkembangan teknologi kamera sebagai kotak penerus cahaya berjalan seiring dengan perkembangan teknologi kimia peka cahaya sebagai dasar pembuatan emulsi film. Selanjutnya dengan perkembangannya teknologi arus lemah di tahun tujuh puluhan, kamera semuanya full mechanic berubah menjadi full electronic. Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi. Cahaya yang

(17)

dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.

Sementara dalam penggunaannya fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Hal ini terlihat jelas dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.

Sementara itu dari bidang lain muncul sebuah teknologi baru yang dikenal dengan nama digital. Teknologi ini kemudian berkembang sangat pesat ke semua teknologi yang ada dalam kehidupan manusia termasuk di dalamnya dunia fotografi. Secara relusioner, bahan peka cahaya yang semula berupa unsur-unsur kimia dalam bentuk film kini peranannya diambil alih oleh sel-sel peka cahaya yang meneruskan citra digital yang dihasilkan oleh permukaannya ke dalam sebuah memori penyimpanan digital yang setiap diinginkan siap menampilkan image yang disimpannya, melalui layar monitor yang ada pada setiap kamera digital.

Perkembangan teknologi atau komputerisasi menyebabkan perubahan yang signifikan. Dengan komputerisasi atau sebut saja digital imagingsebuah gambar dapat digabungkan, atau menghilangkan benda yang ada di foto tersebut. Hal ini menyebabkan fotografi mendapatkan sebuah kekuatan baru selain menujukan kejadian yang benar-benar terjadi, tetapi juga sebagai ilustrasi dengan nilai tambah dimana ilustrasi yang dihasilkan memiliki kesan nyata.

Dalam melakuakan fotografi itu sendiri tidak bisa lepas dari peralatan-peralatan. Dibawah ini merupakan alat-alat yang biasa digunakan dalam proses Fotografi:

1. Kamera

Kamera merupakan alat kedap cahaya yang berfungsi agar film atau pun sel-sel peka cahaya (pada kamera digital) mendapatkan refleksi yang dihasilkan oleh lubang kecil yang terletak tepat di depannya. Kamera mengalami perkembangan yang dapat di lihat dari adanya beragam kamera antara lain:

(18)

• Kamera View-camera merupakan kamera pertama kali yang ditemukan kelemahannya adalah besar, berat (hampir selalu pakai tripod) dan tidak praktis. Tetapi view-kamera juga memiliki keunggulan yaitu negatif yang diperoleh berukuran besar dan dapat mengoreksi perspektif

Gambar 2.2. View camera

Sumber :http://www.dannyburk.com/images/ebony.jpg

View finder (kamera bidik) kamera ini memiliki jendela bidik yang

berbeda dengan lensa. Keunggulan view-finder ini adalah kecil, ringan, praktis, dan harga relatif murah. Kelemahan dari kamera jenis ini adalah kemungkinan terjadi PARALAX (ketidaksamaan antara yang terlihat di jendela bidik dengan yang nantinya jadi gambar di film)

Gambar 2.3. Contoh viewfinder camera

Sumber:http://www.thecamerasite.net/07_Viewfinder_Cameras/Images/Pentona-II.jpg

(19)

Single lens reflex camera (SLR) kelebihan dari kamera ini adalah gejala paralax ditiadakan, keleluasaan dalam penerapan sistem lepas tukar lensa. Tetapi jenis kamera ini juga memiliki kelemahan antara lain biaya produksi lebih mahal daripada kamera bidik, bentuknya jauh lebih besar, dan tidak praktis

Gambar 2.4. Contoh kamera SLR manual Sumber : www.mrmartinweb.com

Gambar 2.5.Contoh kamera SLR digital (DSLR)

(20)

Gambar 2.6. Ilustrasi cara kerja kamera SLR

Sumber : http://wholesalelenses.net/themes/lenses/images/digital-single-lens-reflex.jpg

• Kamera TLR (Twin Lens Reflect) mempunyai keunggulan yaitu paralax dapat ditekan seminim mungkin, harga kamera tidak semahal SLR. Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama. Dalam fotografi, kesalahan paralaks (parallax error) adalah kesalahan yang disebabkan adanya penyimpangan ukuran yang pada awal perencanaan diabaikan.Hal ini disebabkan ukuran tersebut biasanya sangat kecil, bahkan mendekati nol.

(21)

Gambar 2.7. Contoh kamera TLR

Sumber : http://hoursofidleness.files.wordpress.com/2010/07/070125-yashica.jpg

2. Lensa

Lensa adalah bagian kamera yang berfungsi meneruskan cahaya dari luar ke dalam kamera. Pada lensa terdapat titik api atau fokus, yaitu titik yang yang menampung dan meneruskan semua cahaya yang dibelokan. Pada kamera SLR (Single Lens Reflex) adalah dapat memakai berbagai jenis lensa. Perbedaan mendasar jenis lensa yang satu dengan yang lainnya adalah panjang fokal, yaitu jarak efektif antara film dan lensa saat lensa difokuskan pada jarak infinity (tak terhingga). Jarak efektif ini diukur dalam satuan milimeter. Dalam dunia fotografi, terdapat tiga jenis lensa yang umum dikenal, yaitu:

• Lensa normal dapat melihat subjek atau obyek dengan perspektif dan sudut pandang natural, hampir sama dengan pandangan mata. Jarak panjang fokal lensa ini, 40-58mm. Umumnya, panjang fokal 50mm mempunyai perspektif paling dekat dengan apa yang dilihat mata manusia

(22)

Gambar 2.8. Contoh lensa medium (Canon EF 50mm f1.4) Sumber : http://digitalcameraclub.com.au/images/canon_ef_50mm_f1.4_usm_lens.jpg

• Lensa sudut lebar ( wide ) memberikan jangkuan pandangan yang lebih luas daripada yang anda dapatkan melalui lensa normal, lensa sudut lebar (wide angel lens) adalah pilihan tepat dalam melakukan fotografi landscape. Panjang fokal lensa sudut lebar lebih pendek dibandingkan lensa normal. Akibatnya sudut pandang yang diperoleh, lebih besar. Tingkat ruang tajam pun tinggi. Gambar yang diambil dengan lensa sudut lebar akan mencakup lebih banyak ruang dibandingkan dengan lensa normal. Namun, semua gambar yang tampak dalam bingkai diperkecil

(23)

Gambar 2.9. Contoh lensa wide angle (Canon EFL 14mm f2.8)

Sumber : http://www.fotoriesel.com.au/shop/images/canon_ef_14mm_f2.8_l_II_

usm_lens.jpg

• Lensa telefoto mempunyai panjang fokal lebih tinggi daripada lensa normal dan memperbesar subyek dengan cara kerja yang sama seperti teleskop. Semakin tinggi ukuran panjang fokal lensa, semakin besar derajat pembesaran. Dengan demikian akan semakin sempit sudut pandang lensa dan kedalaman ruang tajam semakin dangkal. Sifat ini dapat digunakan untuk memburamkan latar belakang atau depan yang menganggu. Lensa telefoto juga mempunyai efek kebalikan dari lensa sudut lebar, yaitu mengkompresikan jarak yang jauh. Obyek yang jauh akan tampak lebih dekat satu sama lain daripada jarak sebenarnya. Lensa ini sering digunakan dalam wildlife photography dan sport photography.

(24)

Gambar 2.10. Contoh lensa telephoto (Canon EFL 600mm f5.6)

Sumber : http://www.canon.com.sg/cms-img-resize/products/ef800mm-f-5-6l-is- usm.jpg?size=400x280

• Lensa majemuk (zoom) memiliki lebih dari satu panjang fokal. Lensa majemuk mempunyai cincin untuk mengatur panjang fokal. Jika cincin ini diputar, imaji dari subyek akan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Lensa jenis ini tersedia dalam berbagai macam jenis jarak panjang fokal. Umumnya, lensa majemuk telefoto mempunyai jarak panjang fokal 80-200mm atau lebih. Selain itu, terdapat pula lensa majemuk bersudut lebar sampai tele dengan panjang fokal sekitar 35-83mm. Keuntungan menggunakan lensa ini adalah kebebasan memotret dengan berbagai panjang fokal, tanpa harus mengganti lensa.

(25)

Gambar 2.11. Berbagai macam contoh lensa zoom

Sumber : http://www.the-digital-picture.com/Images/Other/Canon-Lens-Size -Comparison.jpg

3. Flash (lampu kilat)

Lampu flash digunakan apabila cahaya yang didapat kurang dan dapat mengurangi kontras penyinaran pada obyek (berfungsi sebagai fill-in) serta menetralkan warna-warna yang “menyimpang”. Makin jauh obyek yang harus dicapai oleh lampu kilat, maka berkurang kuat-cahaya yang dapat di berikan pada obyek tersebut. Dengan demikian, bukan diafragma harus makin besar. Sepanjang lampu kilat merupakan satu-satunya sumber cahaya, sumber cahaya yang lain tidak ada, atau dapat diabaikan, maka pemasangan kecepatan tidak berpengaruh terhadap pencahayaan film secara umum, sebab berapapun lamanya kecepatan yang dibuka proses perekaman gambar hanya berlangsung sepanjang kilatan lampu (sekitar 1/500 detik).

Dalam perkembangannya fotografi bukan lagi membahas bagaimana caranya menghasilkan sebuah rekaman dari keadaan yang sebenarnya. Tetapi sudah menuju ke langkah berikutnya dimana mulai memikirkan bagaimana cara

(26)

menghasilkan sebuah gambar atau foto yang indah atau bisa dikatakan memiliki nilai seni. Hal ini memaksa fotographer harus memperhatikan beberapa hal yaitu: a. Komposisi

Secara umum komposisi berarti: susunan atau tatanan. Gambar pemandangan yang baik membutuhkan obyek tertentu yang menyenangkan pada latar belakang pada satu di antara empat titik yang diutarakan pada bagian komposisi. Lensa tambahan berguna pada pembuatan gambar pemandangan. Tapi hendaknya sebelum pemotretan, seorang fotografer harus yakin bahwa pemandangan panoramanya memiliki suatu daya tarik, kalau tidak maka gambarnya akan menjadi tidak berarti dan membosankan untuk dilihat.

Komposisi dilakukan berdasarkan : 1. Horizontal dan Vertical

Pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horizontal) maupun vertical, sehingga didapat hasil pemotretan yang berbeda.

2. Point of Interest

pusat perhatian, hal atau sesuatu yang paling menonjol pada foto, sehingga mampu membuat orang langsung melihat pada objek tertentu.

3. Framing

kegiatan membingkai suatu objek tertentu kedalam viewfinder.

4. Balance

berkaitan dengan keseimbangan obyek foto yang akan dibidik.

5. Foreground

Pemotretan dengan menempatkan obyek lain didepan obyek utama. Dengan tujuan sebagai pembanding dan memperindah obyek utama. Obyek yang berada di depan obyek utama ini dapat dibuat tajam (fokus) maupun tidak tajam (blurring).

6. Background

Kebalikan dari foreground, dengan tujuan yang sama dan dapat pula dibuat tajam atau tidak .

Komposisi juga disusun berdasarkan jarak pemotretan yang dilakukan dengan variasi pengambilan gambar, antara lain :

(27)

Komposisi yang dihasilkan adalah obyek kecil, digunakan saat menggambarkan seluruh area dari sebuah aksi.

2. Medium Shot (MS)

Komposisi yang dihasilkan adalah obyek yang difoto sudah terlihat lebih besar dibandingkan pada long shot, digunakan untuk menggambarkan seluruh figur maupun sosok seseorang dari bawah lutut sampai kepala, tetapi tidak keseluruhan setting.

3. Close Up (CU)

Komposisi yang terlihat hanya obyek yang dijadikan point of interest, digunakan untuk menggambarkan sebagian figur, elemen subyek ditampakkan dari bahu sampai kepala.

4. Extreme Close Up (ECU)

Digunakan untuk menggambarkan detail sebuah subyek yang hanya ditonjolkan elemen tubuhnya, misal mata saja, hidung, dll.

b. Fokus

Dilakukan untuk mengatur ketajaman obyek foto yang dijadikan objek utama (point of interest), yang dilakukan dengan berbagai cara pada kamera SLR dengan memutar ring fokus pada lensa, sedangkan pada kamera medium format dan large format dilakukan dengan memajukan atau bisa dikatakan mengerakan lensa. Kegiatan focusing ini dapat ditiadakan apabila kamera mempunyai kemampuan auto-focus, dimana kamera memfokuskan sendiri obyek yang dibidik.

c. Pencahayaan

Pencahayaan sudah mengalami perubahan nilai ukur bukan hanya menentukan gelap terangnya foto yang dihasilkan. Penekanan gelap dan terang maka dapat dicapai bentuk 3 dimensi. Elemen-elemen dari cahaya yang menentukan skala gradasi antara lain:

1. Main light (cahaya utama) adalah cahaya utama yang biasanya memiliki

intensitas paling besar. Cahaya ini yang menentukan hasil foto nantinya. 2. Fill in light (cahaya tambahan) ini adalah cahaya yang ditambahkan untuk

(28)

menghilangkan ruang gelap yang dihasilkan oleh main light. Cahaya ini yang sangat berperan dalam menunjukan bentuk 3 demensi dari suatu objek. Dan cahaya ini juga menentukan kontras yang nantinya dihasilkan oleh foto itu nantinya.

2.1.6.2. Foto Tunggal dan Foto Seri

Foto tunggal dapat berdiri sendiri, biasanya banyak digunakan di kantor berita. Foto tunggal yang melengkapi berita atau features banyak digunakan dalam media Koran atau majalah.

Foto seri atau esai adalah terdiri atas lebih dari satu foto. Foto – foto ini biasanya ada di koran – koran minggu atau majalah. Dalam pembuatannya foto seri atau esai ini memerlukan waktu yang cukup lama, namun keduanya memudahkan fotografer dalam menjelaskan suatu peristiwa dalam beberapa foto. Menurut Gerald D.Hurley dan Angus McDougall dalam bukunya Visual Impact in Print Terdapat salah pengertian dalam mengartikan foto seri dan foto esai, dimana disebutkan bahwa foto esai lebih mengutamakan penyampaian argumentasi daripada narasi, dan lebih mengandung unsure pendidikan dan menganalisis suatu peristiwa secara kedua belah pihak. Selain itu penggambaran foto esai juga berbeda dengan foto seri, yaitu setiap foto esai tidak bergantung satu sama lain serta dapat berdiri sendiri, sebuah foto esai yang baik harus tetap bisa “berdiri” walaupun tulisan pendukungnya tidak dibaca. Walau begitu, artikel pendukung tetap penting agar sebuah foto esai menjadi lengkap. Sebab, seperti pendapat ketua GFJA (Galeri Foto Jurnalistik Antara), Oscar Matuloh, foto esai merupakan bentuk konkret dari fungsi fotografi.

2.1.6.3. Teks Foto

Teks foto adalah kata – kata yang menjelaskan foto. Teks foto diperlukan untuk melengkapi suatu foto. Syarat – syarat teks foto menurut Lembaga Kantor Berita Antara, yaitu :

• Teks foto harus dibuat minimal dua kalimat

(29)

menjelaskan data yang dimiliki.

• Teks foto minimal mengandung unsure 5W+1H • Teks foto dibuat dengan kalimat aktif sederhana

• Teks foto diawali dengan keterangan tempat foto disiarkan, lalu tanggal penyiaran dan judul, serta diakhiri dengan tahun foto disiarkan serta nama pembuat dan editor foto.

2.1.6.4. Teknik – Teknik dalam Fotografi

Ada beberapa teknik di dalam fotografi, berikut ini adalah beberapa teknik fotografi yang mengutamakan permainan kecepatan rana (shutter speed) :

a. Teknik dengan menggunakan kecepatan rana tinggi:

Freezing

Freezing adalah teknik membekukan objek yang bergerak, karena menggunakan kecepatan rana yang tinggi maka hasilnya adalah foto yang mem-perlihatkan subjek foto tepat di tengah gerakan yang sedang dilakukan. freezing tidak bisa menggunakan shutter speed yang rendah karena hasilnya akan menimbulkan blur.

b. Teknik dengan menggunakan kecepatan rana rendah : • Slow Action

Secara teknis, kecepatan dari teknik ini adalah dibawah 1/60s dan diafragma di angka besar (bukaan kecil). Gambar yang dihasilkan nantinya adalah semua benda yang bergerak akan terlihat blur, sedangkan benda yang diam tak bergerak akan tetap jelas seperti apa adanya.

Panning

Panning adalah teknik fotografi yang akan menghasilkan foto di mana objek yang bergerak akan terlihat jelas sedangkan objek yang diam akan terlihat blur. Ini bisa dilakukan jika si fotografer mengikuti arah objek yang bergerak ketika memotret.

Zooming

Zooming merupakan teknik yang memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat exposure. Teknik ini hanya bisa

(30)

dilakukan dengan menggunakan lensa zoom. Teknik ini menggunakan cara memutar lensa, baik itu zoom in maupun zoom out pada saat menekan shutter.

Bulb

Pada dasarnya, ketika shutter ditekan, maka jendela rana akan membuka dan sensor / film akan merekam gambar. Cara melakukan teknik ini adalah dengan menekan shutter terus dengan timing waktu yang sudah ditentukan.Contoh penggunaan teknik ini adalah pada saat memotret mobil bergerak di malam hari, sehingga yang dihasilkan hanyalah garis-garis lampu yang terbentuk dari mobil yang bergerak.

Pada teknik yang menggunakan shutter speed rendah alangkah baiknya jika si fotografer menggunakan tripod untuk menghindari kamera goyang pada saat memotret.

ada pula teknik2 lain, ini adalah beberapa tekniknya: • Double / multiple exposure

Teknik ini merupakan teknik yang cukup menarik karena menghasilkan gambar yang unik. Dalam satu frame foto dapat menghasilkan foto orang yang sama dengan pose yang berbeda. Untuk menghasilkan foto ini dianjurkan

menggunakan tripod agar foto yang dihasilkan tidak goyang. Sebaiknya memilih background gelap atau hitam agar penumpukan objek foto terlihat harmonis dan tidak kacau.

2.1.6.5. Jenis - Jenis Fotografi Menurut Objeknya

Adapun beberapa jenis fotografi itu sendiri, yang antara lain : a. Fotografi Landscape

Pengertian sederhana dari fotografi landscape adalah fotografi pemandangan alam. Atau dalam pengertian lain adalah salah satu jenis fotografi yang merekam keindahan alam, namun ada pula yang mengkombinasikan dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, tapi tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam. Untuk mendapatkan foto landscape yang bagus banyak faktor yang mempengaruhinya seperti kamera dan lensa yang digunakan, aperture (diafragma) yang akan mempengaruhi tingkat depth of field atau tingkat ketajaman keseluruhan suatu gambar. semakin memiliki ketajaman yang

(31)

menyeluruh akan membuat foto landscape semakin baik, karena dalam fotografi landscape dimaksudkan untuk mengambil keindahan alam secara keseluruhan.

b. Fotografi Potrait

Pada mulanya dunia fotografi banyak dimulai dengan jenis foto portrait. Foto portrait itu sendiri merupakan tipe foto yang ingin menunjukkan karakter dari objek yang di foto. Fotografi portrait sering menampilkan profil tokoh, pejuang, artis, atau bahkan orang- orang yang telah dikenal sebelumnya. Portrait diartikan sebagai lukisan, gambar, patung atau gambaran keindahan dari manusia,dimana ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan, kepribadian, bahkan perasaan seseorang. Beranjak dari pengertian tersebut, maka foto portrait dapat diartikan bukan sebagai foto tetapi kumpulan gambar dari seseorang dengan berbagai posisi. Foto portrait merupakan tipe foto yang tidak dapat digantikan oleh medium apapun. Pada umumnya foto portrait menampilkan ekspresi alami dari objek yang di foto. disini mata dari objek menjadi komponen penting dari sebuah foto portrait. Selain kekuatan mata, unsur lain yang dapat memperkaya foto portrait adalah lingkungan. Foto portrait banyak berkaitan dengan foto jurnalistik tapi antara keduanya sebenarnya terdapat perbedaan. Foto jurnalistik merupakan gabungan dari unsur visual dan kata- kata dimana foto tersebut akan lebih jelas maknanya bila didukung dengan penjelasannya. Sedangkan foto portrait dapat langsung menceritakan suatu keadaan objek dan latar belakangnya tanpa ada informasi tambahan yang memperjelas foto maksud / makna dari foto tersebut.

c. Fotografi Jurnalistik

Adapun beberapa pengertian dan ciri dari fotografi jurnalistik, yaitu :

• Foto yang merepresentasikan kenyataan yang terjadi saat foto dibuat. • Potret orang di lingkungannya. Tidak ada manipulasi digital, dan subjek

bukan model dan tidak dibayar atau diberikan imbalan dalam pembuatan foto.

• Foto yang diedit dengan proses olah digital tidak mengalami perubahan yang signifikan, warna dari foto diusahakan semirip mungkin dengan

(32)

objek yang sebenarnya. Proses mempertajam foto diperbolehkan tetapi tidak terlalu berlebihan.

• Manipulasi foto diperbolehkan sebatas membersihkan debu atau goretan di foto akibat scan.

• Membuat foto panorama dengan menggabungkan beberapa foto menjadi satu.

• Foto hitam putih yang tidak diberi warna.

• Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri. • Melengkapi suatu berita/artikel.

• Dimuat dalam suatu media.

Adapun nilai – nilai dari suatu foto ditentukan oleh beberapa hal berikut : • Aktualitas

• Berhubungan dengan berita • Kejadian luar biasa

• Promosi • Kepentingan • Human Interest • Universal

d. Fotografi Hitam Putih / Black and White (BW)

Fotografi hitam-putih (Black and White Photography) adalah proses penciptaan gambar monokrom dengan menggunakan teknik fotografi dengan media kamera baik itu kamera film ataupun kamera digital.Seni fotografi hitam putih sering digunakan untuk memberikan efek lebih dramatis dengan tujuan menampilkan suasana dari subyek yang difoto. Fotografi jurnalistik sering menggunakan teknik ini.

e. Still life Photography

Definisi Still Life Photography adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau objek mati tampak jauh lebih "hidup" dan "berbicara". Kata still berarti benda diam atau mati sedangkan kata life berarti hidup; memberikan konteks "kehidupan" pada benda tersebut.

(33)

Still life juga dapat memberikan arti secara konteks fungsional maupun konteks ekspresif. Konteks fungsional dari fotografi still life berupa pemotretan benda dengan tujuan pembuatan katalog, brosur, newsletter, company profile, mailer, flyer dan iklan. Dalam hal ini, still life berfungsi sebagai iklan atau komunikasi visual dalam konteks komersial. Semua foto yang dibuat harus komunikatif; seberapa bagus desain barangnya, bagaimana fungsi barangnya dan diperuntukkan untuk kalangan siapa barang yang ada dalam foto tersebut. Dalam konteks ekspresif, foto still life dibuat sesuai selera, konsep dan emosi fotografer yang membuat foto still life tersebut. Seorang fotografer dapat mengekspresikan diri ke dalam fotonya.

f. Nature Photography

Deifinsi dari Nature Photography adalah fotografi yang khusus menampilkan unsur – unsur alam seperti pemandangan, tanaman, satwa liar, dan foto close-up dari sebuah tekstur (daun, serangga, kayu, dll). Nature photography cenderung menempatkan penekanan kuat pada nilai estetika foto bila dibandingkan dengan jenis fotograpfi yang lain, seperti foto jurnalistik dan foto dokumenter.

(34)

2.2. Data Dokumentasi Visual

(35)

(36)

(37)

Gambar 2.15. TPK (Tempat Penampungan Kayu) Perhutani Randublatung

(38)

Gambar 2.16. Sate Blora

Gambar

Gambar 2.5.Contoh kamera SLR digital (DSLR)
Gambar 2.6. Ilustrasi cara kerja kamera SLR
Gambar 2.8. Contoh lensa medium (Canon EF 50mm f1.4)            Sumber :  http://digitalcameraclub.com.au/images/canon_ef_50mm_f1.4_usm_lens.jpg
Gambar 2.17. Seni ukiran kayu

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi Bahan Alam di SD Sistem pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana diungkapkan

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:  Menyajikan data dan fakta tentang kebenaran kandungan kitab suci Al-Qur’an  Menyampaikan

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh kepemilikan asing, Dewan Komisaris Independen, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusi, dan komite audit

Dibandingkan dengan logam berat lainnya HgCl 2 merupakan logam berat yang paling toksik terhadap pertumbuhan mikroorganisme, karena isolat-isolat yang diuji dapat

5.124.640.000,- (Lima Milyar seratus dua puluh empat juta enam ratus empat puluh ribu Rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DPA-SKPD

[r]

Beban bantalan didistribusikan dari dasar bantalan ke balas, yang seterusnya didistribusikan ke tubuh jalan rel... Distribusi gaya pada struktur

[r]