• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPONEN STRUKTUR JALAN

REL DAN PEMBEBANANNYA

(2)

Struktur Jalan Rel

• Struktur jalan rel adalah struktur elastis dengan pola distribusi beban yang rumit

• Sbg gambaran, tegangan kontak antara rel dan

Struktur Atas

(3)

Struktur Jalan Rel

Struktur bangunan atas: rel (rail); penambat (fastening); bantalan (sleeper, tie)

• Struktur bangunan bawah: balas (ballast); subbalas (subballast); tanah dasar (improve

subgrade); dan tanah asli (natural gorund).

Pada kondisi tertentu balas dapat dibagi menjadi balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast)

(4)

Kriteria Struktur Jalan Rel

Kriteria Struktur Jalan Rel

Kekakuan / Stiffness

Untuk menjaga deformasi vertikal indikator utama umur,

kekuatan, kualitas

Elastisitas / Resilience

Untuk kenyamanan: antisipasi patas as roda, peredam kejut,

getaran vertikal

Ketahanan terhadap deformasi tetap

Deformasi vertikal>>> akan menyebabkan deformasi tetap

ketidak rataan vertikal, horisontal dan puntir

Stabilitas semulaJalan rel tetap pada posisiperlu mutu balast yang baik

(5)
(6)

Gaya Vertikal

Gaya vertikal merupakan gaya yang paling

dominan pada struktur jalan rel

Menyebabkan defleksi vertikal

Gaya vertikal

(7)

Gaya Lokomotif

1) Lokomotif BB;

artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg

masing2 bogie terdiri 2 gandar, dan satu

gandar tdr 2 roda

Misal:

– Jika berat lokomotif (Wlok) = 56 ton, maka

• Gaya kepala bogie (Pbogie/Pb) = 56/2 = 28 ton

• Gaya gandar (Pgandar/Pg) = 28/2 = 14 ton

(8)

Gaya Lokomotif

2) Lokomotif CC;

• artinya beban ditumpu oleh 2 bogie yg masing2 bogie terdiri 3 gandar, dan satu gandar tdr 2 roda

• Misal:

– Jika berat lokomotif (Wlok) = 84 ton, maka

• Gaya kepala bogie (Pbogie/Pb) = 84/2 = 42 ton

• Gaya gandar (Pgandar/Pg) = 42/3 = 14 ton

• Gaya roda statis (Pstatis/Ps) = 14/2 = 7 ton

(9)

Gaya Kereta/penumpang

• Berat kereta plus muatan = 40 ton

Ditumpu 2 bogie (Pb = 20 ton)

Masing-masing bogie tdr 2 gandar (Pg = 10

ton)

(10)

Gaya Gerbong / barang

Berbeda dengan kereta/car/coach yang

mengutamakan kenyamanan dan kecepatan; gerbong mengutamakan daya muat, yaitu

(11)

Faktor Gaya Dinamis

Disebabkan oleh getaran dari kendaraan rel

akibat angin, dan kondisi geometri jalan.

Untuk mentransformasi gaya statis ke dinamis

menggunakan formula (Formulasi TALBOT)

– Ip = 1+0,01(V/1,609-5)

– Dengan V: kecept KA (km/jam)

• Lok CC-201 dengan V = 100 km/jam dan Ps = 7 ton

– Ip = 1+0,01(100/1,609-5)=1,57

(12)

Gaya Transfersal /

Lateral

Gaya ini disebabkan adanya gaya sentrifugal, ‘Snake

motion’, dan ketidak rataan geometri jalan rel, bekerja pada titik yang sama dengan gaya vertikal di rel.

Gaya ini menyebabkan tercabutnya ‘terpon’ dan geseran pelat tandas (base plate) pada bantalan kayu, sehingga dapat merubah geometri jalan rel, bahaya derailment

• Besarnya gaya lateral, dibatasi agar rel roda tidak keluar rel, besarnya adalah:

– Plateral / Pvertikal < 1,2

• Pada kondisi dimana rel dan roda sama-sama aus, maka pembatasan lebih kecil, yaitu:

(13)

Gaya Longitudinal

• Gaya ini diakibatkan terutama oleh perubahan suhu pada rel (thermal strees), dan untuk

konstruksi kereta api modern, dimana dipakai rel panjang (long welded nails), gaya ini sangat memegang peranan penting.

• Tambahan pada gaya longitudinal ini adalah gaya adhesi (akibat gesekan roda dan rel) dan gaya rem (akibat pengereman kendaraan rel).

(14)

Perhitungan Komponen-komponen

Kalan Rel

(15)

Distribusi gaya pada struktur

jalan rel

Beban dari roda (dinamis) diterima oleh rel, tegangan kontak yang terjadi sangat besar, sehingga menentukan dalam pemilihan mutu baja rel.

Beban dari roda (dinamis) diterima oleh rel, tegangan kontak yang terjadi sangat besar, sehingga menentukan dalam pemilihan mutu baja rel.

Beban rel didistribusikan dari dasar rel ke bantalan dengan perantaraan pelat andas (baseplate, bantalan kayu),

ataupun alas karet (rubber pad, bantalan beton)

Beban rel didistribusikan dari dasar rel ke bantalan dengan perantaraan pelat andas (baseplate, bantalan kayu),

ataupun alas karet (rubber pad, bantalan beton)

Beban bantalan didistribusikan dari dasar bantalan ke balas, yang seterusnya didistribusikan ke tubuh jalan rel. Beban bantalan didistribusikan dari dasar bantalan ke balas, yang seterusnya didistribusikan ke tubuh jalan rel.

(16)

Distribusi gaya pada struktur

jalan rel

(17)

Teori perhitungan teganan-tegangan

pada komponen jalan rel

Rel dianggap sebagai balok panjang tak

terhingga, beban terpusat, ditumpu tumpuan elastis, dengan modulus elastisitas jalan rel (track stiffness = k)

………(1)

• dengan;

– p = reaksi (merata)/satuan panjang

– k = modulus elastisitas jalan rel

– y = defleksi

ky

p

(18)

Teori perhitungan teganan-tegangan

pada komponen jalan rel

• Persamaan (1) dideferensiasi menjadi ………..(2) 0 ky dx y d EI 4 4  

(19)

Perhitungan beban terpusat (P) dan

Momen (M)

(20)

Perhitungan beban terpusat (P) dan Momen (M)

• Solusi untuk P adalah

……..(3) …..…(4)

• dengan:

– k = modulus elastisitas jalan rel

–  = dumping factor/characteristic of the system

– I = momen inersia rel pada sumbu x-x

  cos x sin x e 4 P M x sin x cos e k 2 P y x x               4 EI 4 k 

(21)

Perhitungan beban terpusat (P) dan Momen (M)

M = 0, jika cosx1 - sin x1 = 0

• M maksimum (M0), jika cosx1 - sin x1 = 0

………..(5) 4 1 k EI 4 4 4 x      1 1 0 0.318Px Px 4 P M     

(22)

Perhitungan beban terpusat (P) dan Momen (M)

Y = 0, jika cosx2 + sin x2 = 0

Y maksimum (Y0) ………..(6) 1 4 2 3x k EI 4 4 3 4 3 x       1 1 0 kx P 393 . 0 kx 8 P k 2 P Y     

(23)

Beban ke Bantalan

• Maksimum beban merata di kaki rel adalah (persamaan 1 dan 6)

– S: jarak bantalan

• Akibat dari superposisi beberapa beban dan kemungkinan kondisi track yang kurang baik maka beban ke bantalan biasanya diambil dua kali lipat, ………(7) 1 1 x PS 392 . 0 PxS Q x P 392 . 0 ky P     PS 786 . 0 PS 392 . 0 x 2 Q    

(24)

Kelas jalan dan Komponen Struktur

Jalan Rel

(25)

Contoh Soal 1

• Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk Kelas Jalan I dengan kecepatan rencana 150 km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18 ton dan modulus kekakuan jalan rel

diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.

Hitunglah momen maksimum yang terjadi

pada rel apabila digunakan tipe rel 54 dengan modulus elastisitas rel (E) = 2 × 106 kg/cm2 dan momen inersia (I) = 2346 cm4.

(26)

Contoh Soal 1

• Transformasikan beban statis ke beban dinamis dengan persamaan TALBOT

(27)

Contoh Soal 1

(28)

Contoh Soal 1

(29)

Contoh 2

• Seperti contoh 1, jika tegangan ijin untuk kelas jalan I dengan Rel 54 adalah 1325 kg/cm2,

buktikan bahwa tegangan yang terjadi masih dibawah tegangan ijin tsb

(30)
(31)

Contoh 3

• Contoh 1, hitung beban yang ditumpu

(32)

Latihan

• Hitunglah komponen tegangan pada rel untuk Kelas Jalan III dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Beban gandar kereta api sebesar 18 ton dan modulus kekakuan jalan rel

diperhitungkan sebagai 180 kg/cm2.

Hitunglah momen maksimum yang terjadi

pada rel apabila digunakan tipe rel 50 dengan E = 2.1 × 106 kg/cm2 dan momen inersia 1960

(33)
(34)

Kecepatan kereta

Kecepatan Kecepatan rencana Kecepatan yang digunakan untuk merecanakan konstruksi Jalan Rel Kecepatan maksimum

Kecepatan tertinggi yang diinginkan untuk operasi

suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu

Kecepatan operasi

Kecepatan rata-rata kereta api pada petak

jalan tertentu

(35)

Kecepatan Rencana

• Kecepatan Rencana untuk perencanaan struktur jalan

rel

V rencana = 1,25 x V maks

• Kecepatan Recana untuk Perencanaan Jari-jari

Lengkung tikungan V rencana = V maks

(36)

• Jumlah angkutan anggapan yang melewati

suatu lintasan dalan jangka waktu satu tahun

• Daya angkut lintas menjerminkan jenis serta jumlah beban total dan kecepatan kereta api yang lewat di lintasasn tersebut dalan satuan waktu tertentu (Ton/Tahun)

(37)
(38)

• Ruang diatas sepur yang senantiasa bebas dari segala rintangan dan benda penghalang yang disediakan untuk lalulintas rangkaian kereta api.

(39)
(40)

• Bangunan adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar

• Batas ruang bangunan diukur dari sumbu sepur pada

ketinggian 1 – 3,55 meter

• Jarak ruang bangunan

a. Pada lintas bebas :

2.35 s/d 2.53 m dari kiri kanan sumbu sepur

b. Pada Emplasemen :

1,95 s/d 2.35 di kiri dan kanan sumbu sepur

(41)
(42)
(43)

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah hirobbilalamin, dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya, dan Inayah-Nya yang tiada pernah putus asa untuk

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum

Berdasarkan sebaran hiposenter hasil dari relokasi menggunakan metode MJHD, dapat diindentifikasi bahwa bidang patahan yang terjadi pada gempa bumi 6 Agustus 1988

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti dan real estate yang go publik di BEI, di mana peneliti tertarik untuk menguji kembali faktor ‐ faktor yang

Program ini juga bekerjasama dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, termasuk 50 kabupaten/kota yang sebelumnya terlibat dalam USAID DBE, untuk mendukung diseminasi praktik yang

PENANGGUNG JAWAB DATA MUTU UNIT KERJA PENANGGUNG JAWAB DATA MUTU UNIT KERJA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS PADANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap produk California Fried Chicken di kota Padang berdasarkan atribut kualitas, harga, merek dan

Berdasarkan latar belakang di atas, menggambarkan bahwa disamping adanya UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 yang dianggap sebagai penyelarasan pendidikan umum dengan