• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan di indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai perusahaannya. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja yang baik agar tujuannya dapat tercapai. Upaya peningkatan nilai dilakukan guna mengantisipasi persaingan bisnis yang semakin ketat di pasar modal.

Pengembangan industri manufaktur merupakan solusi untuk menyelesaikan persoalan ekonomi di indonesia. Industri manufaktur skala mikro hingga besar menunjukan tren pertumbuhan yang positif pada kuartal I 2017. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi industri manufaktur besar dan sedang pada periode tersebut naik 4,33%. Sedangkan industri manufaktur mikro kecil tumbuh 6,63%. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang antara lain disebabkan kenaikan produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,59%, industri makanan 8,20%, serta industri karet , barang dari karet dan plastik sebesar 7,80% (Liputan6.com).

Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.

(2)

ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikian, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan (Hermuningsih, 2012:232).

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham (Hargiansyah, 2015). Meningkatkan laba perusahaan dan memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Setiadewi dan Purbawangsa, 2014:597). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu profitabilitas, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan kebijakan hutang (Novari dan Lestari, 2016:5677).

Nilai perusahaan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya tercermin pada harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik. Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value. Price to book value adalah perbandingan dari harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor yang artinya perusahaan dengan laba dan arus

(3)

kas yang aman serta terus mengalami pertumbuhan dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang rendah (Brigham dan Houston, 2015:151).

Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan dianggap semakin mudah untuk mendapatkan sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Semakin baik dan semakin banyaknya sumber dana yang diperoleh, maka akan mendukung operasional perusahaan secara maksimum, sehingga akan meningkatkan harga saham dari perusahaan (Pantow dkk, 2015:962). Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan sebagai besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara antara lain dengan total aset perusahaan, log size, nilai pasar saham. Selain itu, ukuran perusahaan juga dapat digambarkan melalui jumlah penjualan, rata-rata penjualan aset dan rata-rata total aktiva perusahaan (Novari dan Lestari, 2016:5677). Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan sumber dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya.

Pratama dan Wiksuana (2016:1361) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara ukuran perusahaan terhadap nilai

(4)

perusahaan, artinya peningkatan ukuran perusahaan akan mempermudah perusahaan memperoleh pendanaan, yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Pantow dkk (2015:970) hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini para investor diharapkan untuk dapat memperhatikan struktur modal sebelum berinvestasi.

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan (Brigham dan Houston, 2015:146). Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukan apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi perusahaan yang memperoleh laba besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya jika laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil atau menurun dari periode sebelumnya, maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau memiliki kinerja yang kurang baik.

Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan beberapa indikator seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

(5)

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Dewi dan Wirajaya, 2013). Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Pengukuran profitabilitas yang lazim digunakan untuk menganalisis rasio profitabilitas adalah Net profit margin, Return on asset (ROA), dan Return on equity (ROE).

Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas dari perusahaan. ROE menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham yaitu untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (Prasetyorini, 2013:189). Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Suatu perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi akan cenderung membiayai perusahaan dengan modal sendiri yaitu dengan laba ditahan dan juga saham. Hal ini disebabkan karena dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, maka nilai saham akan meningkat dan hal ini akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan dengan menjual saham-saham yang nilainya telah meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013:368) variabel profitabilitas yang diukur dengan return on equity (ROE) hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

(6)

perusahaan. Adanya pertumbuhan ROE menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik karena adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sedangkan berbeda dengan penelitian Moniaga (2013:441) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Growth opportunity yaitu perusahaan yang memiliki kesempatan atau peluang untuk bertumbuh atau mencapai tingkat pertumbuhan atau mengembangkan perusahaannya (Lutwihajib dkk, 2016). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang (Hermuningsih, 2013:129).

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah Asset Growth yang artinya merupakan penggambaran atas kenaikan atau penurunan (pertumbuhan) aktiva setiap tahun. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat seringkali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana dimasa depan dan juga lebih banyak menahan laba. Apabila perusahaan memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah mereka akan berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui penerbitan hutang yang umumnya dalam bentuk jangka panjang.

(7)

Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada sumber dana eksternal dikarenakan sumber dana internal tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Peningkatan pertumbuhan perusahaan yang diikuti peningkatan hasil operasi akan menambah kepercayaan pihak luar atau kreditur terhadap perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2015:16) menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara growth opportunity terhadap struktur modal secara parsial. Sedangkan berbeda dengan penelitian dari Lutwihajib dkk (2016) hasil penelitiannya adalah growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri (Sudana, 2015:164). Struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan, yang berarti suatu pembelanjaan dengan kekuatan sendiri. Sumber pendanaan internal berasal dari dana yang terkumpul dari laba yang ditahan dari kegiatan perusahaan dan depresiasi. Sedangkan sumber dana eksternal berasal dari pemilik yang merupakan komponen modal sendiri dan dana yang berasal dari para kreditur yang merupakan modal pinjaman atau hutang.

Struktur modal optimal akan tercapai jika perusahaan menggunakan utang secara maksimal. Struktur modal optimal adalah struktur modal yang

(8)

menghasilkan nilai perusahaan maksimal dan biaya modal minimal (Sudana, 2015:165). Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya.

Berdasarkan trade off theory, setiap perusahaan menyeimbangkan manfaat utang, seperti penghematan pajak dengan biaya utang, seperti biaya kesulitan keuangan. Jumlah utang yang optimal tercapai ketika manfaat marginal utang sama dengan biaya marjinal utang (Sudana, 2015:175). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan, seperti stabilitas penjualan, struktur aktiva (assets tangibility), laverage operasi, tingkat pertumbuhan (growth), tingkat profitabilitas (profitability), pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, ukuran perusahaan (firm size), risiko, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan (Restiyowati dan Widyawati, 2014:3).

Penelitian Moniaga (2013, 964) yang meneliti perusahaan pada industri keramik, porselen dan kaca di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Berbeda dengan Dewi dan Wirajaya (2013:970) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan. Prasetia dkk (2014:963) membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini struktur modal dijadikan variabel intervening karena struktur modal dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu ukuran perusahaan,

(9)

profitabilitas dan growth opportunity. Jika ketiganya berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, maka tingkat signifikansi dari struktur modal terhadap nilai perusahaan yang akan menentukan apakah struktur modal dapat berfungsi sebagai intervening variabel dalam menjembatani pengaruh tidak langsung ukuran perusahaan, profitabilitas dan growth opportunity terhadap nilai perusahaan.

Ketidakkonsistenan dari beberapa hasil penelitian diatas memberikan motivasi untuk meneliti kembali ukuran perusahaan, profitabilitas, growth opportunity, sebagai variabel independen, struktur modal sebagai variabel intervening sedangkan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Penelitian ini memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur mempunyai operasi yang lebih kompleks dibandingkan kelompok perusahaan lain yang dapat mempengaruhi pelaporan keuangan. Selain itu, perusahaan manufaktur juga merupakan kelompok perusahaan yang memiliki jumlah terbesar untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibandingkan dengan sektor lain sehingga dapat terhindar dari terjadinya kekurangan data.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Sri Hermuningsih (2013) yang berjudul Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal penambahan satu variabel independen yaitu ukuran perusahaan dan mengubah metode analisis data dari metode Structural Equation Modeling

(10)

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, growth opportunity dan struktur modal sebagai variabel intervening. Dengan demikian, diharapkan penelitian kedepan dapat menginternalisasi variabel-variabel lain yang relevan dalam menentukan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal?

2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal?

3. Apakah growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal?

(11)

5. Apakah profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

7. Apakah struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?

8. Apakah struktur modal dapat memediasi hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan?

9. Apakah struktur modal dapat memediasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan?

10.Apakah struktur modal dapat memediasi hubungan growth opportunity terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh growth opportunity terhadap stuktur modal.

(12)

4. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

5. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaaan.

6. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh growth opportunity terhadap nilai perusahaan.

7. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

8. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal dalam memediasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

9. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal dalam memediasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 10.Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal dalam memediasi hubungan antara growth opportunity terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada beberapa pihak, yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan untuk

(13)

meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, Growth Opportunity, struktur modal secara signifikan mempengaruhi perusahaan.

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan kontribusi bagi investor yang ingin berinvestasi pada nilai perusahaan dan sebagai tambahan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan investasi, serta pertimbangan dalam melakukan investasi.

3. Bagi Manajer Keuangan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi, memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen keuangan dimasa yang akan datang.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari hasil penelitian penjadwalan mata kuliah menggunakan algoritma tabu search dalam pewarnaan simpul graf yaitu tidak ada jadwal mata kuliah, jadwal dosen,

Salah satu yang termasuk di dalam perawatan adalah perawatan mekanik dari komponen atau alat dengan cara in service inspection seperti pada alat penukar kalor!. Perawatan dan in

Daya hambat optimum ekstrak alga merah Eucheuma spinosum diantara etanol dan kloroform dengan berbagai konsentrasi ekstrak terhadap bakteri Salmonella thypi ialah

stroke.  Menjelaskan pada keluarga mengenai stroke.  Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab stroke.  Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.

Diduga bahwa penggunaan beberapa macam bahan herbal yang memiliki zat bioaktif sama seperti minyak atsiri dan kurkumin yang terdapat dalam bahan herbal yang

Saya berhadap Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan informasi yang sejujurnya2. dan kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu tidak akan diketahui orang lain

perkembangan di masa yang akan datang, sejumlah verba yang mempunyai makna yang sama atau mirip dengan habis, seperti selesai dan usai, mempunyai kemungkinan berkembang menjadi

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis secara parsial dan simultan : 1) karakteristik individu terhadap komitmen organisasi, 2) karakteristik pekerjaan terhadap