• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. SUMI INDO KABEL Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. SUMI INDO KABEL Tbk"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 JUNI 2017

(TIDAK DIAUDIT) DAN TAHUN YANG

BERAKHIR PADA TANGGAL

31 MARET 2017(DIAUDIT)

(2)

Daftar Isi

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan

1

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan

Komprehensif Lain

2

Laporan Perubahan Ekuitas

3

Laporan Arus Kas

4

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

- 5 -

1. U M U M

a. Pendirian Perusahaan

PT Sumi Indo Kabel Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Juli 1981 berdasarkan Akta Notaris Chusu Nuduri Atmadiredja No. 121, wakil notaris di Tangerang, dengan nama PT Industri Kawat Indonesia. Perusahaan mengubah namanya menjadi PT IKI Indah Kabel Indonesia berdasarkan Akta Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., No. 67 tanggal 19 Maret 1982. Akta pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/289/18 tanggal 30 April 1982 serta didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tangerang dengan No. 23/PN/ TNG/1982 tanggal 24 Mei 1982.

Permohonan Perusahaan untuk mengubah status Perusahaan menjadi perusahaan patungan Penanaman Modal Asing sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 (yang telah diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 dan kemudian diganti dengan Undang-undang No. 25 Tahun 2007) disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan Surat No. 49/V/PMA/1994 tanggal 3 November 1994, yang diubah dengan Surat No. 35/III/PMA/1995 tanggal 30 Januari 1995 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 52, Tambahan No. 5417 tanggal 30 Juni 1995.

Berdasarkan Akta Notaris Amrul Partomuan Pohan, SH. LLM., No. 12 tanggal 4 Desember 1998, Perusahaan mengubah namanya menjadi PT Sumi Indo Kabel Tbk. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-2138.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Januari 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 18, Tambahan No. 1435 tanggal 2 Maret 1999.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,terakhir dengan Akta Notaris Ashoya Ratam,S.H., Mkn., No.14 tanggal 16 Agustus 2016 mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No.AHU-AH.01.03-0076334 tanggal 31 Agustus 2016.

.

Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah memproduksi konduktor, kabel listrik, kabel kontrol dan kabel telekomunikasi. Perusahaan beserta pabriknya berlokasi di Desa Pasir Jaya, Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 21 Januari 1991, Perusahaan melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 3.500.000 saham melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), dahulu dikenal sebagai Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES) (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Setelah pencatatan saham sebanyak 1.500.000 dan 17.500.000 saham masing-masing pada tanggal 21 Januari 1991 dan 1 September 1992, pembagian 13.500.000 saham bonus pada tanggal 8 September 1993 dan Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 270.000.000 saham pada tanggal 23 April 1998, jumlah saham Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia meningkat menjadi 306.000.000 saham.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tanggal 16 Agustus 2016, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp1.000 menjadi Rp250, sehingga saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perusahaan yang semula 306.000.000 saham meningkat menjadi 1.224.000.000 saham dan telah dinyatakan efektif pada tanggal 21 September 2016 oleh Bursa Efek Indonesia.

(9)

- 6 -

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)

Pemecahan nilai nominal saham Perusahaan telah diaktakan dengan Akta Notaris Ashoya Ratam, S.H., Mkn., No. 14 tanggal 16 Agustus 2016 dan telah disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No. AHU-AH.01.03-0076333 tanggal 31 Agustus 2016.

c. Entitas Induk Terakhir

Entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan adalah Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang.

d. Penyelesaian Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini, yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 25 Juli 2017.

e. Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi

Berdasarkan risalah rapat umum tahunan pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 16 Agustus 2016, yang diaktakan dengan akta notaris Ashoya Ratam, SH.,MKn No. 14 tanggal 29 Agustus 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 adalah sebagai berikut :

1 Takahiro Nakano - Presiden Komisaris 1 Takeshi Samejima - Presiden Direktur

2 Shunchiro Nishimura - Komisaris 2 Sulim Herman Limbono - Direktur

3 Cahyadi Wijaya - Komisaris Independen 3 Hiroshi Shikata - Direktur

4 Takahisa Hiura - Direktur

5 Andri Adhitya Hamid - Direktur Independen

Dewan Komisaris Direksi

Beban remunerasi yang merupakan imbalan kerja jangka pendek bagi manajemen kunci Perusahaan yang terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi sebesar AS$151.687 dan AS$122.941 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 2016.

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016, Perusahaan memiliki masing-masing 524 dan 522 karyawan (tidak diaudit).

(10)

- 7 -

Kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 adalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-Peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau “OJK”.

Laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual menggunakan konsep biaya historis konsep akuntansi, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang mengelompokkan arus penerimaan dan pembayaran dari kas dan setara kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan adalah Dolar Amerika Serikat (AS$) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

b. Kas dan Setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank, dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

c. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak berelasi, dengan definisi yang diuraikan pada PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

(11)

- 8 -

c. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (lanjutan)

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:

1) Langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara,suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan; 2) Suatu pihak adalah entitas asosiasi Perusahaan;

3) Suatu pihak adalah ventura bersama di mana Perusahaan sebagai venturer; 4) Suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan atau induk;

5) Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);

6) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau di mana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau

7) Suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan perusahaan.

d. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Persediaan barang jadi dan barang dalam proses mencakup bahan baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik tetap maupun variabel.

e. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

f. Aset Tetap

Aset Tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

(12)

- 9 -

f. Aset Tetap (lanjutan)

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan estimasi masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Prasarana 20

Mesin dan peralatan 15

Peralatan dan perabot kantor 5

Kendaraan 5

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut secara substansial selesai dikerjakan dan siap digunakan. Jumlah tercatat aset tetap ditelaah atas penurunan nilai jika terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi (Catatan 2h).

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) diakui dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

g. Aset Takberwujud

Sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Takberwujud”, pembelian dan biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan piranti lunak (sistem) komputer yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus (straight line) selama estimasi masa manfaat yaitu 4 (empat) tahun.

Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan aset takberwujud merupakan selisih antara hasil pelepasan neto dan jumlah tercatatnya, dan diakui dalam laba rugi.

(13)

- 10 -

h. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai, jika ada, diakui sebagai laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam tahun sebelumnya untuk aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui sebagai laba rugi.

i. Biaya Emisi Saham

Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum terbatas hak memesan efek terlebih dahulu dikurangkan langsung dengan hasil emisi, disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor dalam laporan posisi keuangan.

j. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar penerimaan atau piutang yang diterima, dikurangi diskon dan rabat tetapi tidak termasuk pajak penjualan (PPN). Pendapatan atas penjualan barang diakui pada saat barang diserahkan kepada distributor atau pelanggan.

Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.

k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Laporan keuangan disajikan dalam AS Dolar, yang merupakan mata uang fungsional dan penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk tahun yang bersangkutan, dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun yang bersangkutan.

(14)

- 11 -

k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Rupiah (Rp) 1 0,000075 0,000075 Yen Jepang (JP¥) 1 0,0090 0,0089 l. Perpajakan Pajak kini

Aset dan liabilitas pajak kini untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Tarif pajak dan peraturan pajak yang digunakan untuk menghitung jumlah tersebut adalah yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Pajak penghasilan kini diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, kecuali pajak yang berkaitan dengan item yang diakui di luar laba rugi, baik pada pendapatan komprehensif lain atau langsung pada ekuitas Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan.

Jumlah pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Penyesuaian atas pajak penghasilan kini dan tangguhan tahun sebelumnya (tidak termasuk bunga dan penalti yang disajikan sebagai bagian dari pendapatan atau beban operasi lain) disajikan sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan” dalam laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain.

Pajak tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dikenakan pajak, kecuali jika liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba rugi kena pajak.

(15)

- 12 -

l. Perpajakan (lanjutan)

Pajak tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang, dan sisa kompensasi kerugian dapat digunakan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang tidak mempengaruhi laba rugi kena pajak.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila penghasilan kena pajak mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, perusahaan menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui. Perusahan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan dipakai pada tahun/periode saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disalinghapuskan jika secara legal dapat saling menghapuskan antara aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan aset pajak tangguhan terhadap liabilitas pajak tangguhan yang berkaitan untuk entitas yang sama, atau Perusahaan bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas jangka pendek berdasarkan jumlah neto. Pajak pertambahan nilai (“PPN”)

Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”) kecuali :

a) PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan

b) Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN

(16)

- 13 -

m. Liabilitas Imbalan Kerja

Perusahaan diharuskan menyediakan imbalan pensiun mínimum yang diatur dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”), yang merupakan kewajiban imbalan pasti.

Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang dimana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.

Pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, diakui pada laporan posisi keuangan dengan pengaruh langsung didebitkan atau dikreditkan kepada penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.

Biaya jasa lalu harus diakui sebagai beban pada saat yang lebih awal antara : i) Ketika program amandemen atau kurtailmen terjadi; dan

ii) Ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi atau imbalan terminasi terkait.

Bunga neto dihitung dengan menerapkan tingkat diskonto yang digunakan terhadap liabilitas imbalan kerja. Perusahaan mengaku perubahan berikut pada kewajiban imbalan pasti neto pada akun ”Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain: i) Biaya jasa terdiri atas biaya jasa kini, biaya jasa lalu, keuntungan atau kerugian atas

kurtailmen dan penyelesaian tidak rutin, dan ii) Beban atau penghasilan bunga neto

Perusahaan juga memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.

n. Pelaporan Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya. Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

(17)

- 14 -

o. Laba Per Saham

Laba per saham dihitung dengan membagi laba periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode bersangkutan yang dapat didistribusikan langsung kepada pemilik entitas induk berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

Perusahaan menerapkan secara retrospektif dari dampak pemecahan nilai nominal saham Perusahaan pada tanggal 31 Agustus 2016 atas perhitungan laba per saham dasar.

p. Pengukuran Nilai Wajar

Perusahaan mengukur pada pengakuan awal instrumen keuangan, dan aset dan liabilitas yang diakuisisi pada kombinasi bisnis. Perusahaan juga mengukur jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas (“UPK”) tertentu berdasarkan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan (fair value less cost of disposal atau “FVLCD”), dan piutang karyawan yang tidak dikenakan bunga pada nilai wajar.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima dari menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar

untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:

i) Di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut, atau

ii) Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.

Pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan tersebut harus dapat diakses oleh Perusahaan.

Nilai wajar dari aset atau liabilitas diukur dengan menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.

Pengukuran nilai wajar dari suatu aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut pada penggunaan tertinggi dan terbaiknya.

Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, dengan memaksimalkan masukan (input) yang dapat diamati (observable) yang relevan dan meminimalkan masukan (input) yang tidak dapat diamati (unobservable).

Semua aset dan liabilitas yang nilai wajarnya diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan dikategorikan dalam hirarki nilai wajar berdasarkan level masukan (input) paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan sebagai berikut:

i) Level 1 - Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.

ii) Level 2 - Teknik penilaian yang menggunakan tingkat masukan (input) yang paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar yang dapat diamati (observable) baik secara langsung atau tidak langsung.

(18)

- 15 -

p. Pengukuran Nilai Wajar (lanjutan)

iii) Level 3 - Teknik penilaian yang menggunakan tingkat masukan (input) yang paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar yang tidak dapat diamati (unobservable) baik secara langsung atau tidak langsung.

Untuk aset dan liabilitas yang diakui pada laporan keuangan secara berulang, Perusahaan menentukan apakah terdapat perpindahan antara Level dalam hirarki dengan melakukan evaluasi ulang atas penetapan kategori (berdasarkan Level masukan (input) paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar secara keseluruhan) pada tiap akhir periode pelaporan.

q. Instrumen Keuangan

Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang memberikan aset keuangan bagi satu entitas dan liabilitas keuangan atau ekuitas bagi entitas lain.

Aset Keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.

Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar, namun dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, maka nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut.

Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain- lain, aset lancar lainnya, dan aset tidak lancar lainnya.

(19)

- 16 -

q. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

(20)

- 17 -

q. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.

Pengakuan Awal

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, atau derivatif yang telah ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang usaha, utang lain-lain dan akrual.

Liabilitas keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan tingkat bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di laba rugi pada saat pinjaman dan utang dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.

Penghentian Pengakuan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

(21)

- 18 -

q. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan (lanjutan)

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba atau rugi.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

r. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi tidak diakui.

s. Deposito Berjangka yang Dibatasi Penggunaannya

Deposito berjangka yang dijaminkan atau telah ditentukan penggunaannya disajikan sebagai “Deposito Berjangka yang Dibatasi Penggunaannya” sebagai bagian dari “Aset lancar lainnya” pada laporan posisi keuangan.

t. Peristiwa setelah Periode Pelaporan

Peristiwa setelah akhir tahun yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal pelaporan (peristiwa penyesuaian), jika ada, dicerminkan dalam laporan keuangan. Peristiwa setelah akhir tahun yang bukan peristiwa penyesuaian diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan jika material.

(22)

- 19 -

u. Sumber Estimasi Ketidakpastian

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode pelaporan berikutnya.

Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan beroperasi. Manajemen mempertimbangkan mata uang yang paling mempengaruhi pendapatan dan beban dari barang dan jasa yang diberikan serta mempertimbangkan indikator lainnya dalam menentukan mata uang yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian, dan kondisi yang mendasari.

Perusahaan menetapkan mata uang fungsionalnya adalah Dolar AS.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan ini.

Taksiran Tagihan Pajak

Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini, manajemen mempertimbangkan apakah jumlah yang tercatat dalam akun di atas dapat dipulihkan dan direstitusi oleh Kantor Pajak. Nilai tercatat atas “Taksiran tagihan pajak” pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 adalah masing-masing sebesar AS4.230.980 dan AS$3.878.203. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

(23)

- 20 -

u. Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)

Pertimbangan (lanjutan)

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat neto liabilitas pajak penghasilan badan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 adalah sebesar (AS$352.777) dan AS$350.233. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama ketidakpastian estimasi lain pada akhir tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Imbalan Kerja

Penentuan kewajiban dan biaya pensiun serta liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto per tahun, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi yang ditetapkan Perusahaan diperlukan sesuai dengan kebijakan yang dijelaskan pada Catatan ini. Walaupun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi tersebut wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja serta beban imbalan kerja neto.

Penyisihan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 adalah sebesar AS$6.816.528.Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 22.

(24)

- 21 -

u. Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017 masing-masing adalah sebesar AS$26.658.592 dan AS$23.946.450. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 8 Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer sepanjang besar kemungkinannya bahwa laba kena pajak akan tersedia di masa depan sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diperlukan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat laba kena pajak mendatang disertai dengan strategi perencanaan pajak masa depan.

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

30 Juni 2017 31 Maret 2017 Kas

Dolar AS 89 873

Rupiah 1,241 875

(25)

- 22 -

Kas dan setara kas terdiri dari (lanjutan)

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Bank - Pihak ketiga

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Rekening Dolar AS

Rekening Rupiah 6,491,100 2,807,182

Rekening Yen Jepang 896,714 687,138

247,310

377,532

PT Bank Central Asia Tbk Rekening Dolar AS

Rekening Rupiah 5,107,249 524,147

524,341

985,487

The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd., Jakarta

Rekening Dolar AS 222,936 627,059

Rekening Rupiah 545,450 144,047

Rekening Dolar AS 1,155,176 1,542,883

Rekening Rupiah 505,186 410,859

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Rekening Rupiah 426,018 450,497

Sub Total 16,121,480 8,556,831

Deposito berjangka - Pihak ketiga PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

Rekening Dolar AS 3,000,000 8,500,000

Rekening Rupiah 1,501,614 2,627,430

PT Bank Mandiri (Persero)Tbk

Rekening Rupiah 8,119

-PT Bank Mizuho Indonesia

Rekening Rupiah - 1,501,389

Sub Total 4,509,733 12,628,819

Total 20,632,543 21,187,398

PT Bank Mizuho Indonesia

Tingkat bunga tahunan deposito berjangka adalah sebagai berikut :

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Deposito berjangka Dollar AS 0.75% - 0.91 % 0.75% - 0.83 %

(26)

- 23 -

Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Pihak ketiga

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 2,208,109 2,601,214 PT Kota Minyak Internusa 226,094 132,171 PT Grid Solution Indonesia 171,516 274,858 Toshiba Plant Systems & Services Corporation 152,339 1,762,834 PT Rekayasa Industri 114,670 94,974 PT Shinryo Indonesia 107,608 82,826 CV Mutiara Logam 107,241 50,780 Meiden Singapore Ltd., Singapura 100,680 54,228 PT Hitachi Power System Indonesia 86,183 445 PT.Adhi Karya (Persero) Tbk 81,185 -PT Satyamitra Surya Perkasa 63,322 58,746 PT Bintai Kindenko Engineering Indonesia 58,315 -PT Encona Inti Industri, 56,317 -PT Kinden Indonesia 52,679 156,356 PT Schneider Indonesia 41,960 51,503 PT Panca Amara Utama - 204,736 PT Asahimas Chemical - 63,832 Lain-lain (masing-masing

dibawah AS$50.000 355,273 132,082

Sub-total 3,983,491 5,721,585

Pihak-pihak berelasi (Catatan 18) 5,566,469 5,167,208 Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang

Sumitomo Electric Automotive Products (Singapore) 1,480,666 1,227,277 Pte Ltd, Singapura 368,529 153,070 Sumitomo Electric Industries Ltd., Tokyo 285,231 341,336 PT Taiyo Sinar Raya Teknik 164,468 165,310 PT Sumi Indo Wiring Systems 131,453 -J Power Systems Corporation 128,354 234,990 PT Karya Sumiden Indonesia 1,461 -PT Sumiden Serasi Wire Product 8,126,631 7,289,191

Sub-total 12,110,122 13,010,776

(27)

- 24 - 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Pihak ketiga Dolar AS 319,847 1,918,709 Rupiah 3,663,644 3,802,876 Sub-total 3,983,491 5,721,585 Pihak-pihak berelasi(Catatan 18) Dolar AS 7,547,118 6,547,555 Rupiah 579,513 741,636 Sub-total 8,126,631 7,289,191 Total 12,110,122 13,010,776

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut :

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai 8,567,493 9,750,900 Lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai :

> 1 bulan - 3 bulan 3,526,273 3,103,206 > 3 bulan - 6 bulan 6,584 149,834 > 6 bulan - 1 tahun 9,772 -> 1 tahun - 6,836 Total 12,110,122 13,010,776

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak diperlukan pembentukan cadangan penurunan nilai.

Tidak terdapat piutang usaha yang dijaminkan, dan umumnya dikenakan syarat pembayaran selama 30-60 hari.

5. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Barang jadi 4,846,219 5,610,882

Barang dalam proses 4,947,315 5,785,148

Bahan baku 2,362,728 2,035,016

Suku cadang 1,491,364 1,491,364

Barang dalam perjalanan 3,694

(28)

- 25 -

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$5.800.000 pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan persediaan usang.

6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Sewa apartemen dibayar di muka 91,698 114,508 Asuransi dibayar di muka 48,011 4,896

Total 139,709 119,404

7. ASET LANCAR LAINNYA

Rincian aset lancar lainnya adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Piutang belum ditagihkan (Catatan 16) - 113,850 Lainnya - 231

Total - 114,081

8. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :

Saldo Awal Saldo Akhir

30 Juni 2017 1 April 2017 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2017

Biaya Perolehan

Tanah 2,273,704 - - - 2,273,704

Bangunan 6,110,050 96,816 193,057 250,491 6,264,300

Prasarana 1,811,771 125,378 1,320 5,109 1,940,938

Mesin dan peralatan 38,133,613 78,573 175,219 179,623 38,216,590

Peralatan dan perabot kantor 998,086 3,302 2,187 - 999,201

Kendaraan 975,837 82,768 - - 1,058,605

Sub-total 50,303,061 386,837 371,783 435,223 50,753,338

Aset dalam penyelesaian 221,552 3,039,615 - (435,223) 2,825,944

Total Biaya Perolehan 50,524,613 3,426,452 371,783 - 53,579,282

(29)

- 26 -

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :

Saldo Awal Saldo Akhir

30 Juni 2017 1 April 2017 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2017

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 3,311,206 58,400 109,054 - 3,260,552

Prasarana 1,359,399 11,705 679 - 1,370,425

Mesin dan peralatan 20,419,665 433,610 109,662 - 20,743,612

Peralatan dan perabot kantor 683,616 33,208 2,186 - 714,638

Kendaraan 804,277 27,185 - - 831,462

Total Akumulasi Penyusutan 26,578,163 564,108 221,581 - 26,920,690

Nilai Tercatat Neto 23,946,450 26,658,592

Saldo Awal Saldo Akhir

31 Maret 2017 1 April 2016 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Maret 2017

Biaya Perolehan

Tanah 2,273,704 - - - 2,273,704

Bangunan 5,591,082 518,968 - - 6,110,050

Prasarana 1,782,077 29,792 98 - 1,811,771

Mesin dan peralatan 34,232,484 1,885,812 731,338 2,746,655 38,133,613

Peralatan dan perabot kantor 938,776 94,546 35,236 - 998,086

Kendaraan 1,039,710 44,290 108,163 - 975,837

Sub-total 45,857,833 2,573,408 874,835 2,746,655 50,303,061

Aset dalam penyelesaian 533,956 2,434,251 - (2,746,655) 221,552

Total Biaya Perolehan 46,391,789 5,007,659 874,835 - 50,524,613

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 3,059,217 251,989 - - 3,311,206

Prasarana 1,300,642 58,823 66 - 1,359,399

Mesin dan peralatan 19,258,601 1,717,208 556,144 - 20,419,665

Peralatan dan perabot kantor 593,712 125,140 35,236 - 683,616

Kendaraan 788,744 123,696 108,163 - 804,277

Total Akumulasi Penyusutan 25,000,916 2,276,856 699,609 - 26,578,163

(30)

- 27 -

Aset dalam penyelesaian merupakan aset bangunan dan mesin dan peralatan yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2017.

Pengurangan aset tetap juga termasuk penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Nilai buku neto - 11

Harga jual 17,266 12,974

Laba penjualan aset tetap 17,266 12,963

Pengurangan aset tetap juga termasuk penghapusan aset tetap dengan nilai buku sebesar AS$150.202 dan AS$175.215 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017.

Penyusutan dibebankan pada beban pokok penjualan sebesar AS$564.108 dan AS$2.276.856 masing-masing untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017. Pada tanggal 30 Juni 2017 aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$45.656.266 dan Rp13.031.000.000 dan manajemen perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko-risiko tersebut.

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017, biaya perolehan aset tetap Perusahaan yang telah disusutkan penuh tetapi masih digunakan dalam kegiatan operasional adalah masing-masing sebesar AS$15.568.037 dan AS$15.177.361.

Pada tanggal 31 Maret 2017, nilai wajar aset tetap Perusahaan yang termasuk tanah dan bangunan, mesin dan peralatan masing-masing sekitar AS$30.303.458 (tidak diaudit). Nilai wajar aset tetap untuk tanah dan bangunan dihitung berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak, sedangkan untuk mesin dan peralatan dihitung oleh Kantor Jasa Penilai Publik Stefanus Tonny Hardi & Rekan berdasarkan laporannya tertanggal 30 Mei 2017.

Perusahaan memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah yang dimiliki sebagai berikut: Nomor HGB

HGB No. 209/Tangerang, Banten HGB No. 165/Tangerang, Banten HGB No. 344/Tangerang, Banten

Tanggal Berakhir HGB

21 November 2036 17 Agustus 2028 26 Juli 2034

(31)

- 28 -

Manajemen berkeyakinan bahwa HGB tersebut di atas dapat diperpanjang pada saat masa berlakunya habis.

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, seperti yang disyaratkan dalam PSAK No.16, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap Perusahaan.

9. ASET TAK BERWUJUD

Rincian aset takberwujud adalah sebagai berikut::

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Harga perolehan perangkat lunak 901,615 901,615 Akumulasi amortisasi (889,645) (887,368)

Neto 11,970 14,247

10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Rincian aset tidak lancar lainnya adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Penyertaan saham (Catatan 16) 1,210,124 1,210,124 Uang muka pembelian aset tetap - 1,182,483 Lain-lain 5,239 14,291

Total 1,215,363 2,406,898

Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Karya Sumiden Indonesia (KSI), dengan persentase pemilikan sebesar 4,49%, disajikan sebesar biaya perolehan (cost method). Ruang lingkup kegiatan usaha KSI adalah memproduksi kawat tembaga.

(32)

- 29 -

Akun ini terdiri dari liabilitas kepada para pemasok yang timbul terutama dari pembelian bahan baku. 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Pihak ketiga Rupiah 2,111,077 1,912,622 Dolar AS 36,300 344,366 Yen Jepang 8,875 6,742 Sub-total 2,156,252 2,263,730 Pihak-pihak berelasi (Catatan 16)

Dolar AS 2,052,431 3,337,976

Rupiah 600,470 369,922 Sub-total 2,652,901 3,707,898

Total 4,809,153 5,971,628

Seluruh umur utang usaha adalah kurang dari 1 tahun.

Utang usaha tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran antara 30 hari sampai 60 hari.

12. UTANG LAIN-LAIN

Rincian utang lain-lain adalah sebagai berikut :

30 Juni 2017 31 Maret 2017 Pihak ketiga Rupiah 172,695 409,621 Dolar AS 15,529 16,174 Yen Jepang 1,703 552 Sub-total 189,927 426,347 Pihak-pihak berelasi (Catatan 16)

Rupiah 385,666 108,086 Yen Jepang - 19,503 Dolar AS - 1,303 Sub-total 385,666 128,892 Total 575,593 555,239 Utang lain-lain terdiri dari utang kepada pihak berelasi atas pembelian aset tetap dan utang kontraktor.

(33)

- 30 -

Rincian akrual adalah sebagai berikut :

30 Juni 2017 31 Maret 2017 Royalti (Catatan 16) 362,895 153,308 Angkutan 131,025 114,899 Utilitas 67,757 100,198 Jasa (Catatan 16) 67,197 61,532 Komisi 3,315 17,797 Bahan baku dan suku cadang - 109,030 Akrual untuk pembelian aset tetap - 44,146 Lain-lain (Catatan 16) 106,344 98,385

Total 738,533 699,295

14. PERPAJAKAN

a. Taksiran tagihan pajak

Taksiran tagihan pajak terdiri dari :

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Pajak penghasilan badan - April - Juni 2017 352,777 -Pajak penghasilan badan - 2013 2,945,983 2,945,983 Pajak penghasilan badan - 2011 932,220 932,220

Total 4,230,980 3,878,203

Audit pajak untuk tahun fiskal April 2013 – Maret 2014

Pada tanggal 29 Juni 2015, Perusahaan menerima surat ketetapan pajak kurang bayar untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal April 2013 - Maret 2014 sebesar AS$2.418.236 dari klaim tagihan pajak sebesar AS$527.747. Perusahaan tidak setuju dengan surat ketetapan pajak tersebut dan mengajukan surat keberatan ke kantor pajak pada tanggal 21 September 2015. Perusahaan telah membayar penuh atas kurang bayar tersebut pada tanggal 31 Juli 2015 dan menyajikan jumlah tersebut sebagai bagian dari taksiran tagihan pajak. Pada tanggal 13 September 2016, Kantor Pajak menerbitkan hasil keberatan yang tidak mengubah saldo kurang bayar. Perusahaan memutuskan untuk mengajukan surat banding ke pengadilan pajak pada tanggal 8 Desember 2016. Hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, proses banding masih berjalan.

(34)

- 31 -

a. Taksiran tagihan pajak (lanjutan)

Audit pajak untuk tahun fiskal April 2011

Pada tanggal 21 Desember 2015, Perusahaan menerima surat ketetapan pajak kurang bayar untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2011 sebesar Rp12.418.095.400 (setara dengan AS$932.220). Perusahaan tidak setuju dengan surat ketetapan pajak tersebut dan mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada tanggal 14 Maret 2016. Perusahaan telah membayar penuh atas kurang bayar tersebut pada tanggal 15 Januari 2016 dan menyajikan jumlah tersebut sebagai bagian dari taksiran tagihan pajak. Pada tanggal 10 Maret 2017, Kantor Pajak menerbitkan hasil keberatan yang tidak mengubah saldo kurang bayar. Selanjutnya perusahaan memutuskan untuk mengajukan surat banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Mei 2017. Hingga penyelesaian laporan keuangan ini, proses banding masih berjalan.

b. Utang pajak

Utang pajak terdiri dari:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Pajak pertambahan nilai - neto 374,236 200,940 Pajak penghasilan Pasal 4 (2) - final 13,012 6,423 Pasal 21 189,146 30,882 Pasal 23 4,222 4,812 Pasal 25 - 157,247 Pasal 26 3,990 9,315 Pasal 29 350,232 350,233 Total 934,838 759,852

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dan estimasi penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut :

2017 2016

Laba sebelum beban pajak (36,667) 2,670,385 Beda temporer

Penyusutan aset tetap 120,661 (50,248)

(35)

- 32 -

c. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi

komprehensif dan estimasi penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: (lanjutan):

2017 2016

Beda permanen

Sumbangan 8,883 269 Jamuan dan representasi 817 594 Penghasilan bunga yang

dikenakan pajak final (44,561) (6,370) Lain-lain 44,987 38,668

Laba kena pajak 94,120 2,653,298

April - Juni

Jumlah estimasi laba kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2016 sudah dilaporkan ke Kantor Pajak dalam SPT Pajak Penghasilan Badan tahun 2016.

Jumlah estimasi laba kena pajak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2017 sebagaimana dinyatakan di atas akan dilaporkan ke Kantor Pajak dalam SPT Pajak Penghasilan Badan tahun 2017.

d. Beban pajak kini

Perhitungan beban pajak kini dan estimasi utang pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

2017 2016

Laba kena pajak 94,120 2,653,298 Beban pajak kini 23,530 663,324 Dikurangi pajak penghasilan

dibayar di muka :

Pasal 22 61,758 13,658 Pasal 23 54 27 Pasal 25 314,495 127,575 Total 376,307 141,260

Estimasi utang pajak penghasilan (352,777) 522,064

(36)

- 33 -

e. Manfaat (beban) pajak Perusahaan adalah sebagai berikut :

2017 2016 Kini 23,530 663,324 Tangguhan (30,165) 12,563 Total (6,635) 675,887 April - Juni

f. Manfaat (beban) pajak tangguhan atas beda temporer untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut :

2017 2016

Penyusutan aset tetap (30,165) 12,563

Manfaat pajak tangguhan - neto (30,165) 12,563

April - Juni

g. Rincian aset pajak tangguhan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Maret 2017

Liabilitas imbalan kerja 1,704,132 1,704,132 Aset tetap 274,952 244,788

Total 1,979,084 1,948,920

(37)

- 34 -

h. Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak 25% berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku dengan laba sebelum beban pajak sesuai laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut :

2017 2016

Laba sebelum beban pajak (36,667) 2,670,385 Beban pajak berdasarkan

tarif pajak yang berlaku (9,167) 667,596 Beda permanen dengan

tarif pajak yang berlaku 2,532 8,291

Beban pajak, neto (6,635) 675,887

April - Juni

15. UANG MUKA PELANGGAN

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Maret 2017, akun ini merupakan uang muka atas pemesanan penjualan yang diterima dari pelanggan.

16. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi, yang terdiri dari penjualan produk, pembelian bahan baku, komisi, royalti dan penyediaan jasa manajemen dan profesional.

(38)

- 35 -

Rincian transaksi dan saldo akun signifikan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:.

30 Juni 2017 31 Maret 2017 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Piutang usaha (Catatan 4)

Entitas induk Sumitomo Electric

Industries Ltd., Jepang 5,566,469 5,167,208 6.87 6.32

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

Sumitomo Electric Automotive Products (Singapore)

Pte. Ltd., Singapura 1,480,666 1,227,277 1.83 1.5

Sumitomo Electric

Industries Ltd., Tokyo 368,529 153,070 0.45 0.19

PT Taiyo Sinar Raya Tehnik. 285,231 341,336 0.35 0.42

PT Sumi Indo Wiring Systems 164,468 165,310 0.20 0.2

J. Power Systems Corp., Jepang 131,453 - 0.16

-PT Karya Sumiden Indonesia 128,354 234,990 0.16 0.29

PT Sumiden Serasi Wire Product 1,461 - 0.00 -Total 8,126,631 7,289,191 10.02 8.92 Piutang lain-lain

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia 1,486 188,937 0.00 0.23

Aset lancar lainnya (Catatan 7)

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia - 113,850 - 0.14

Aset tidak lancar lainnya (Catatan 10)

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia 1,210,124 1,210,124 1.49 1.48

Utang usaha (Catatan 11)

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia 2,381,011 3,026,920 15.73 19.10

Sumitomo Electric International

(Singapore )Pte. Ltd., Singapura 271,890 680,978 1.80 4.30 Total 2,652,901 3,707,898 17.53 23.40

TOTAL Persentase dari

(39)

- 36 -

30 Juni 2017 31 Maret 2017 30 Juni 2017 31 Maret 2017 Utang lain-lain (Catatan 12)

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Taiyo Sinar Raya Teknik 380,995 108,086 2.52 0.68

PT Karya Sumiden Indonesia 4,671 - 0.03 -Sumitomo Electric

Industries Ltd., Jepang - 19,503 - 0.12

Sumitomo Electric International

(Singapore )Pte. Ltd., Singapura - 1,303 - 0.01 Total 385,666 128,892 2.55 0.81 Akrual ( Catatan 13 ) Jasa Entitas induk Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 10,528 7,857 0.07 0.05 Royalti Entitas induk Sumitomo Electric Industries Ltd., Jepang 22,659 47,413 0.15 0.3

Dalam pengendalian entitas induk yang sama Sumitomo Wiring

Systems Ltd., Jepang 217,499 105,895 1.44 0.67

Lain-lain

Dalam pengendalian entitas induk yang sama Sumitomo Wiring

Systems Ltd., Jepang - 14,043 - 0.09

SEI (Philippines) Incorporated

Filipina 3,000 3,000 0.02 0.02

PT SEI Consulting Jakarta 7,058 - 0.05 -Sumitomo Electric International

(Singapore) Pte Ltd., Singapura 2,700 - 0.02 -Total 263,444 178,208 1.75 1.13

TOTAL Persentase dari

(40)

- 37 -

30 Juni 2017 30 Juni 2016 30 Juni 2017 30 Juni 2016 Penjualan ( Catatan 19 )

Entitas induk Sumitomo Electric

Industries Ltd., Jepang 14,596,853 15,372,948 44.37 43.22

Dalam pengendalian entitas induk yang sama Sumitomo Electric Automotive Products

(Singapore) Pte,Ltd., Singapura 3,792,101 3,224,591 11.53 9.07

Sumitomo Electric

Industries Ltd., Tokyo 2,253,906 8,944,312 6.85 25.14

PT Karya Sumiden Indonesia 741,588 847,409 2.25 2.38

PT Taiyo Sinar Raya Tehnik 564,740 475,936 1.72 1.34

PT Sumi Indo Wiring Systems 341,401 370,787 1.04 1.04

J. Power System Corp., Jepang 131,453 - 0.40 -PT Sumiden Serasi Wire Product 2,065 - 0.01 -Sumitomo Electric (Thailand)

Ltd., Thailand - 2,000 - 0.01

Total 22,424,107 29,237,983 68.17 82.20 Pembelian ( Catatan 20 )

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia 19,314,842 19,713,308 62.56 62.72

Sumitomo Electric International

(Singapore) Pte Ltd., Singapura 1,447,116 685,045 4.69 2.17

SEI Thai Electric Conductor Ltd.,

Thailand - 1,070,542 - 3.41

Total 20,761,958 21,468,895 67.25 68.30 Total

Beban pokok penjualan Dalam Pengendalian Entitas

PT SEI Consulting Jakarta 8,107 7,637 0.02 0.02

TOTAL Persentase dari

Total Aset / Liabilitas (%)

(41)

- 38 -

30 Juni 2017 30 Juni 2016 30 Juni 2017 30 Juni 2016 Beban royalti (Catatan 21)

Entitas induk Sumitomo Electric

Industries Ltd., Jepang 25,177 33,633 2.38 4.30 Dalam pengendalian entitas induk yang sama

Sumitomo Wiring

System Ltd., Jepang 124,005 107,861 11.72 13.81

Total 149,182 141,494 14.10 18.11 Beban jasa - profesional

Dalam pengendalian entitas induk yang sama Sumitomo Electric International

(Singapore) Pte Ltd., Singapura 1,500 1,500 0.26 0.21

PT SEI Consulting Jakarta 13,061 11,276 1.47 1.59

Total 14,561 12,776 1.73 1.80 Beban komisi penjualan

Entitas induk Sumitomo Electric

Industries Ltd., Jepang 6,000 6,000 0.57 0.77

Dalam pengendalian entitas induk yang sama SEI (Philippines) Incoporated

Filipina 3,000 3,000 0.28 0.38

Total 9,000 9,000 0.85 1.15 Pendapatan jasa manajemen

Dalam pengendalian entitas induk yang sama

PT Karya Sumiden Indonesia 4,056 4,073 99.80 18.91

TOTAL Persentase dari

Gambar

Tabel  berikut  menyajikan  nilai  tercatat  dan  estimasi  nilai  wajar  dari  aset  dan  liabilitas  keuangan  Perusahaan pada tanggal 30 Juni  2017 dan 31 Maret 2017

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dan Entitas Anak menghitung dan mencatat imbalan pascakerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. Penyisihan atas imbalan pascakerja

Dalam kasus yang diangkat menjadi pokok bahasan penelitian kali ini yang menjadikan pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo sebagai

Secara rinci dapat dijabarkan bahwa rata-rata nilai tertinggi pada pertemuan pertama berada pada sintak observe dengan nilai sebesar 94 yang termasuk kedalam kriteria

Penurunan viabilitas sel dapat disebabkan oleh faktor suhu lingkungan, lama penyimpanan, perubahan kadar air, jenis dan sifat dari bahan pembawa sangat berpengaruh

PEKAN, 21 Januari 2020 – Seramai hampir 300 orang hadir Mesyuarat Agung Dwi Tahunan SEJAHTERA kali pertama yang bertujuan untuk menghimpunkan ahli-ahli dan melantik Ahli

Sistem sub struktur yang akan digunakan nantinya pada bangunan Batik Center ini adalah pondasi tiang pancang, sedangkan untuk up struktur atau bagian atap akan

Perusahaan dan Entitas Anak menghitung dan mencatat imbalan pascakerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. Penyisihan atas imbalan pascakerja

Langkah akhir adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi dan revisi ini merupakan komponen yang sangat penting untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Melalui tanggapan