• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Dasar / Umum

Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab.

2.1.1 Speaker Recognition

Pada dasarnya, fungsi dari speaker recognition merupakan contoh klasik

dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

menemukan jenis pola tertentu dari data-data yang diperoleh dari sensor. Proses

training / pelatihan diperlukan untuk semua kasus pattern recognition. Misalnya

pada speaker authentication system, suara pengguna sistem perlu didaftarkan.

Selama proses tersebut, sistem “mempelajari” suara pengguna yang akan dikenali. Pengenalan pembicara (speaker recognition) dapat dilakukan dengan

bergantung teks (text dependent) ataupun tidak bergantung teks (text

independent). Istilah “teks” yang dimaksud disini adalah kata-kata yang

diucapkan oleh pembicara. (Heinz, Heirtlein. 2008. Definitions. The Speaker

Recognition Homepage, (Online), (http://speaker-recognition.org, accessed on

December 26, 2008))

Perlu diingat dan ditekankan bahwa pengertian dari speaker recognition

berbeda dengan pengertian speech recognition. Istilah speech recognition lebih

(2)

mengarah kepada proses mengetahui frasa apa yang diucapkan oleh pembicara, sedangkan istilah speaker recognition lebih mengarah kepada proses mengenali

pembicara.

2.1.2 MatLab (Matrix Laboratory)

Matlab merupakan salah satu perangkat lunak (program) yang banyak digunakan dalam perhitungan teknikal. Program Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi dan pemrograman dalam suatu lingkungan program yang mudah digunakan, dimana masalah dan solusi diekspresikan ke dalam suatu notasi matematika yang mudah dipahami. Matlab adalah sebuah program berbasiskan operasi matematika, yang dalam hal ini berupa matriks. (The MathWorks, 2005)

Dalam pengoperasiannya, Matlab memiliki banyak toolbox guna

mempermudah pengguna menggunakan perangkat lunak ini, termasuk membantu pengguna dalam mengimplementasikan metode atau algoritma tertentu. Toolbox Matlab yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah :

o Wavelet Toolbox

Wavelet toolbox adalah salah satu toolbox yang terintegrasi dalam

Matlab. Wavelet toolbox menyediakan komponen untuk menganalisa dan

mensintesis sinyal dan gambar, serta komponen untuk pengolahan aplikasi statistik dengan menggunakan teori wavelet.

Wavelet toolbox merupakan toolbox untuk mengembangkan algoritma

(3)

kompresi sinyal. Analisa menggunakan teknik wavelet menghasilkan

informasi yang lebih presisi mengenai suatu sinyal dibandingkan dengan teknik algoritma analisa sinyal lainnya, misalnya fourier. Dengan

menggunakan wavelet toolbox ini, teknik transformasi wavelet dapat

dilakukan dengan mudah dan cepat. (Misiti et al, 2002)

0 200 400 600 800 1000 1200 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4

Gambar 2.1 Contoh Sinyal Yang Telah Diproses Oleh Wavelet Toolbox

Meskipun banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari program Matlab, tapi tetap saja terdapat kelemahan / kekurangannya. Salah satu kekurangan dari pengimplementasian teknik-teknik pengolahan sinyal digital menggunakan Matlab adalah pengolahan sinyal yang tidak real time. Matlab perlu menyimpan

(4)

informasi terkumpul lengkap di dalam memori, barulah Matlab akan mulai melakukan operasi perhitungan sesuai deretan instruksi / perintah yang telah diberikan. Matlab tidak bisa bekerja secara langsung (real time) seperti halnya

prosesor–prosesor DSP yang ada sekarang ini. 2.2 Teori-teori Khusus

Landasan teori khusus yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori

fourier transform, wavelet transform, dynamic time warping, dan k-nearest

neighbor.

2.2.1 Fourier Transform (Transformasi Fourier)

Dengan bantuan transformasi fourier, dapat diketahui frekuensi-frekuensi

apa saja yang terkandung dalam sinyal tersebut (Spiegel, Murray R., 1974). Tetapi lama kelamaan, akhirnya disadarilah bahwa transformasi fourier masih

memiliki kelemahan pula. Transformasi fourier hanya baik digunakan untuk

menganalisa sinyal stasioner, tetapi sangat tidak efektif jika digunakan untuk menganalisa sinyal non-stasioner. Hal tersebut dikarenakan transformasi fourier

menganalisa sinyal dalam keseluruhan waktu (dari awal sampling hingga akhir

sampling), alhasil muncul asumsi bahwa informasi frekuensi sinyal yang

didapatkan terjadi dalam setiap waktu pada sinyal tersebut. Padahal belum tentu fekuensi-frekuensi tersebut terjadi dalam setiap waktu pada sinyal tersebut. Dengan kata lain, informasi waktu kapan terjadinya frekuensi-frekuensi tersebut tidak dapat diketahui dengan jelas dan tepat. (Stein et al, 2002)

(5)

Seiring berkembangnya teknik-teknik analisa sinyal, muncullah sebuah konsep baru yang dapat mengatasi kelemahan dari transformasi fourier tersebut,

teknik analisa sinyal tersebut bernama Wavelet Transform.

2.2.2 Wavelet Transform (Transformasi Wavelet)

Teori wavelet merupakan suatu konsep yang relatif baru dikembangkan.

Kata ”wavelet” sendiri diberikan oleh Jean Morlet dan Alex Grossmann pada

awal tahun 1980-an, dan berasal dari bahasa Perancis, ”ondelette” yang berarti

gelombang kecil. Kata ”onde” yang berarti gelombang kemudian diterjemahkan

ke bahasa inggris menjadi ”wave”, lalu digabungkan dengan kata aslinya

sehingga terbentuklah kata baru ”wavelet”. Dengan menggunakan wavelet

transform, informasi frekuensi berikut informasi waktu kapan terjadinya

frekuensi tersebut pada sinyal dapat diketahui dengan presisi. Fungsi dari mother

wavelet (fungsi window wavelet) adalah sebagai berikut :

( )

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − Ψ = Ψ a b t a t b a 1 ,

……(1)

,dimana a adalah bilangan positif yang menunjukkan parameter skala (scale)

dan b adalah bilangan real yang menyatakan pergeseran waktu (shift).

Berdasarkan jenis sinyal yang diprosesnya, transformasi wavelet dapat

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu Continuous Wavelet Transform (CWT)

(6)

2.2.2.1. Discrete Wavelet Transform (Transformasi Wavelet Diskrit)

Sesuai dengan namanya, discrete wavelet transform bekerja

mentransformasikan sinyal yang telah berbentuk diskrit. Discrete wavelet

transform dapat diaplikasikan dalam penelitian pengenalan speaker ini. Hal ini

sangat mendukung mengingat bahwa penelitian ini melibatkan data dan informasi input berupa sinyal suara yang nantinya akan diubah ke dalam bentuk diskrit.

Dibandingkan dengan continuous wavelet transform (CWT), discrete

wavelet transform (DWT) dianggap relatif lebih mudah dalam hal

pengimplementasiannya. Prinsip dasar dari discrete wavelet transform adalah

bagaimana cara mendapatkan representasi waktu dan skala dari sebuah sinyal menggunakan teknik pemfilteran digital dan operasi sub-sampling atau

down-sampling. (Mallat, Stephane, 1999)

Sinyal pertama-tama dilewatkan pada rangkain high-pass filter dan

low-pass filter, kemudian setengah dari masing-masing keluaran diambil sebagai

sampel melalui operasi down-sampling. Proses ini disebut sebagai proses

dekomposisi satu tingkat. Keluaran dari low-pass filter digunakan sebagai

masukkan di proses dekomposisi tingkat berikutnya. Proses ini diulang sampai tingkat proses dekomposisi yang diinginkan. Gabungan dari keluaran-keluaran

high-pass filter dan satu keluaran low-pass filter yang terakhir disebut sebagai

koefisien wavelet, yang berisi informasi sinyal hasil transformasi yang telah

(7)

Gambar 2.2 Proses Dekomposisi Discrete Wavelet Transform

(8)

Pasangan high-pass filter dan low-pass filter yang digunakan harus

merupakan quadrature mirror filter (QMF), yaitu pasangan filter yang

memenuhi persamaan berikut :

]

1

[

.

)

1

(

]

[

n

g

L

n

h

=

n

+

……(2)

dengan h[n] adalah high-pass filter, g[n]adalah low-pass filter dan L adalah

panjang masing-masing filter.

Berkat operasi down-sampling yang menghilangkan informasi sinyal

yang berlebihan, transformasi wavelet telah menjadi salah satu metode

kompresi data yang paling handal. Biro investigasi federal (FBI) Amerika Serikat menggunakan metode ini dalam proses kompresi data sidik jari mereka.

2.2.3 Dynamic Time Warping (DTW)

Dynamic time warping merupakan sebuah metode untuk mengukur jarak

antara 2 koefisien data yang mungkin berbeda dalam hal waktu atau kecepatan. Jarak tersebut merepresentasikan seberapa besar kemiripan antara 2 koefisien data tersebut. Sebagai contoh, dalam proses perekaman pertama, pengguna berbicara dengan kecepatan yang cepat sedangkan dalam proses perekaman kedua, pengguna berbicara lebih lambat dibandingkan dengan proses perekaman pertama. Pada kedua proses perekaman tersebut, pengguna mengucapkan kata yang sama tapi dengan kecepatan yang berbeda sehingga menghasilkan data yang panjangnya berbeda pula. Dengan menggunakan metode dynamic time

(9)

warping, jarak (kemiripan) antara kedua rekaman tersebut dapat diketahui. Hal

inilah yang menjadi kelebihan utama dari metode dynamic time warping. (Berndt

dan Clifford, 1996)

Secara umum, dynamic time warping merupakan sebuah metode yang

memungkinkan komputer untuk mendapatkan jarak (kemiripan) yang optimal antara 2 koefisien data yang diberikan. Koefisien-koefisien data tersebut di “warp” secara non-linear dalam dimensi waktu untuk mengetahui jarak

(kemiripan) antara 2 koefisien tersebut.

Di st a n c e 0 1 3 5 7 9 10 12 -0.2 0 0.2 0.4 30 20 10 0 30 20 10 0 30 20 10 0 30 20 10 0 30 20 10 0 30 20 10 0 30 20 10 0 Sa m p le s Amp 50 100 150 200 250 -0.2 0 0.2 0.4 Samples Am p

(10)

50 100 150 200 250 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Samples A m p lit u d e Original signals signal 1 signal 2 50 100 150 200 250 300 350 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Samples A m p lit u d e Warped signals signal 1 signal 2

Gambar 2.5 Sinyal Sebelum (kiri) dan Sesudah (kanan) di-DTW

2.2.3.1 DTW Grid

Koefisien-koefisien data yang ingin diukur jarak atau kemiripannya dapat diatur pada sisi-sisi sebuah grid, seperti pada gambar 2.6 berikut :

(11)

Gambar 2.6 di atas menggambarkan koefisien data suara yang ingin dikenali (sisi bawah grid) dan koefisien data suara referensi yang tersimpan di dalam database

(sisi kiri grid). Awal dari kedua koefisien data tersebut dimulai dari bagian kiri

bawah grid. Total jarak (kemiripan) terdekat diwakili oleh jalur grid berwarna

biru. Setelah jalur tersebut ditemukan, maka akan didapatkan jarak (kemiripan) terdekat antara koefisien data input dengan koefisien data referensi database.

Pada dasarnya, prosedur perhitungan dari algoritma DTW adalah menemukan semua jalur yang memungkinkan di dalam grid. Karena itu dalam

sejumlah koefisien data yang diberikan akan menghasilkan jumlah kemungkinan jalur yang sangat banyak. Metode DTW akan menghasilkan proses perbandingan antara 2 koefisien data yang lebih efisien.

2.2.4 k-Nearest Neighbor

Metode k-nearest neighbor (k-NN) adalah sebuah metode untuk melakukan

klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut. Data pembelajaran diproyeksikan ke ruang berdimensi banyak, dimana masing-masing dimensi merepresentasikan fitur dari data. Ruang ini dibagi menjadi bagian-bagian berdasarkan klasifikasi data pembelajaran. Sebuah titik pada ruang ini ditandai kelas c jika kelas c

merupakan klasifikasi yang paling banyak ditemui pada k buah tetangga terdekat

titik tersebut. Dekat atau jauhnya tetangga biasanya dihitung berdasarkan jarak

(12)

Untuk P=(p1,p2,...,pn) danQ=(q1,q2,...,qn), maka 2 2 2 2 2 1 1 ) ( ) ... ( ) (p q p q pn qn Jarak= − + − + + −

……(3)

= − = n i i i q p Jarak 1 2 ) (

……(4)

Pada fase pembelajaran, metode ini hanya melakukan penyimpanan vektor-vektor fitur dan klasifikasi dari data pembelajaran. Pada fase klasifikasi, fitur-fitur yang sama dihitung untuk data pengujian (yang klasifikasinya tidak diketahui). Jarak dari vektor yang baru ini terhadap seluruh vektor data pembelajaran dihitung, dan sejumlah k buah yang paling dekat diambil. Titik

yang baru klasifikasinya diprediksikan termasuk pada klasifikasi terbanyak dari titik-titik tersebut.

Nilai k yang terbaik untuk algoritma ini tergantung pada data, secara

umumnya, nilai k yang tinggi akan mengurangi efek noise pada klasifikasi, tetapi

membuat batasan antara setiap klasifikasi menjadi lebih kabur. Nilai k yang

bagus dapat dipilih dengan optimasi parameter, misalnya dengan menggunakan

cross-validation. Kasus khusus dimana klasifikasi diprediksikan berdasarkan

data pembelajaran yang paling dekat (dengan kata lain, k = 1) disebut metode

(13)

Gambar 2.7 Contoh Klasifikasi Dengan Metode k-Nearest Neighbor

Gambar 2.7 di atas merupakan gambaran sekilas mengenai klasifikasi pada metode k-Nearest Neighbor (k-NN). Lingkaran kecil yang berwarna hijau di

tengah itu merupakan sampel, sedangkan simbol yang berbentuk kotak menunjuk pada klasifikasi kelas pertama (first class) atau speaker 1 dan simbol

yang berbentuk segitiga merupakan klasifikasi kelas kedua (second class) atau

speaker 2. Jika nilai resolusi dari algoritma k-NN yang digunakan adalah 3,

maka hasil algoritma k-NN akan menghasilkan klasifikasi kelas kedua (second

class) atau speaker 2 karena terdapat 2 buah segitiga dan hanya 1 buah kotak di

dalam lingkaran resolusi pada gambar 2.7. Sedangkan jika resolusi dari metode ini diganti menjadi 5, maka metode ini akan menghasilkan klasifikasi kelas pertama (first class) atau speaker 1 karena terdapat 3 buah kotak dan hanya 2

buah segitiga di dalam lingkaran resolusi luar pada gambar 2.7. (Belur V, 1991)

Ketepatan metode k-NN ini sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya

(14)

relevansinya terhadap klasifikasi. Riset terhadap metode ini sebagian besar membahas bagaimana memilih dan memberi bobot terhadap fitur, agar performa klasifikasi menjadi lebih baik.

Metode k-NN ini memiliki konsistensi yang kuat. Ketika jumlah data

mendekati tak hingga, metode ini menjamin error rate yang tidak lebih dari dua

kali Bayes error rate (error rate minimum untuk distribusi data tertentu). (Belur

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Sinyal Yang Telah Diproses Oleh Wavelet Toolbox
Gambar 2.2 Proses Dekomposisi Discrete Wavelet Transform
Gambar 2.4 Mencari Kemiripan 2 Sinyal dengan Dynamic Time Warping
Gambar 2.5 Sinyal Sebelum (kiri) dan Sesudah (kanan) di-DTW
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsip Timing and Spacing, penerapan yang dilakukan adalah menentukan waktu gerakan yang pas, utuk menambahkan karakteristik sebuah karakter yang tidak

Dari sisi pembiayaan perbankan, realisasi kredit investasi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 67,36% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 yang

Manfaat akademis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menambah informasi ilmu kedokteran khususnya di bidang ilmu endokrinologi tentang korelasi laju ekskresi

Terlepas dari kemungkinan terbatasnya fasilitas belajar berupa buku-buku dan lingkungan belajar yang belum memadai untuk mendukung pembelajaran bahasa Inggris bagi

Tindak pidana pengguguran dan pembunuhan kandungan yang dilakukan oleh orang lain yang mempunyai kualitas tertentu, yaitu dokter, bidan, atau juru obat baik yang

telah terjadi pisah tempat tinggal selama 6 bulan;--- Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara

suatu lembaga yang pembentukan pertama dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Barat Nomor 135 Tahun 1990 tanggal 26 Maret 1990 tentang susunan Organisasi

Uskup mempunyai kepenuhan sakramen tahbisan, maka ia menjadi “pengurus rahmat imamat tertinggi”, terutama dalam Ekaristi… Gereja Kristus sungguh hadir dalam jemaat beriman