• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENJA (RENCANA KERJA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENJA (RENCANA KERJA)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RENJA

(RENCANA KERJA)

TAHUN ANGGARAN 2013

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

(2)

Daftar Isi i

DAFTAR ISI RENCANA KERJA

Hal

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang . . . 1

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Rencana Kerja . . . 2

1.3 Maksud dan Tujuan . . . 2

1.3 Sistematika Penulisan Rencana Kerja . . . 3

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 4 2.1 Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun Anggaran 2012 4 2.2 Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD 6 2.3 Faktor faktor Penyebab Tidak Tercapainya Target Kinerja Program/Kegiatan dan Solusi Penyelesaiannya . . . 9

2.4 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD dan SKPKD . . . 11

2.5 Tantangan dan Peluang Dalam Meningkatkan Pelayanan . . . 15

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 19 3.1 Tujuan . . . 19

3.2 Sasaran . . . 20

3.3 Program . . . 21

3.4 Kegiatan . . . 21

BAB IV PENUTUP 24

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Sebagai tindak lanjut amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangungan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkata Daerah (Renja SKPD). Renja-SKPD merupakan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran dalam

rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,

transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah.

Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya, serta masalah yang dihadapi. Dalam menyusun Renja-SKPD perlu ditetapkan pula tujuan, sasaran, indikator kinerja, pagu indikatif, prakiraan maju, melakukan analisis serta penyelarasan program dan kegiatan sesuai skala prioritas daerah sebagai upaya pensinergian pencapaian sasaran dan target Renstra SKPD dan RPJMD tahun yang bersangkutan.

Renja-SKPD mempunyai fungsi penting dalam sistem perencanaan daerah, karena Renja-SKPD menerjemahkan perencanan strategis jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD) ke dalam rencana, program, dan penganggaran tahunan, Renja menjembatani sinkronisasi, harmonisasi Rencana Strategis ke dalam langkah – langkah tahunan yang lebih konkrit dan terukur. Dengan demikian Renja merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)-SKPD.

(4)

[2] 1. 2. Landasan Hukum Penyusunan Rencana Kerja

Dasar hukum penyusunan Renja-SKPD, adalah :

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ; 4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

6. Perauran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 – 2025 ;

7. Peraturan Dearah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ;

9. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur.

1. 3. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Renja-SKPD BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013, antara lain untuk :

a. Meningkatkan konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaannya ; b. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan

(5)

[3] c. Menyelaraskan program dengan penganggaran ;

d. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan keuangan ; e. Terwujudnya penilaian kinerja yang terukur dan perencanaan yang

pelaksanaan sesuai dengan Renstra SKPD. Sedangkan, tujuannya adalah :

a. Menjabarkan Rencana Strategis kedalam program dan kegiatan untuk 1 (satu) tahun anggaran ;

b. Menjadikan pedoman dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 ;

c. Sebagai upaya mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam perencanaan anggaran dan program kegiatan yang ada pada BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013.

1. 4. Sistematika Penulisan Rencana Kerja Bab I : Pendahuluan

Bab II : Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu

Bab III : Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Bab IV: Penutup

(6)

[4] BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun Anggaran 2012

Pada Tahun Anggaran 2012 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur mendapatkan alokasi anggaran kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, terdiri dari 5 (lima) program dan dijabarkan dalam 26 (dua puluh enam) kegiatan. Dari 26 kegiatan tersebut terdapat 6 (enam) kegiatan prioritas, yaitu Penyusunan Rancangan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD, Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah, Rekonsiliasi

Pengelolaan Aset/Barang Daerah, Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Manajemen Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan Analisa dan evaluasi Rancangan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/ Kota se Jawa Timur. Namun secara keseluruhan, program kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 1

Kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 NAMA

PROGRAM NAMA KEGIATAN

ALOKASI ANGGARAN

1 2 3

Pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 111.355.000.000 Belanja 101.634.439.000 Belanja Tidak Langsung 31.841.437.000 Belanja Langsung 69.793.002.000 A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 15.655.806.000

1 Penyediaan jasa administrasi keuangan

7.348.825.000 2 Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan

2.774.681.600

3 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

5.532.299.400

B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 2.014.000.000

1 Pemeliharaan rutin/berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga

(7)

[5] NAMA

PROGRAM NAMA KEGIATAN

ALOKASI ANGGARAN

1 2 3

C Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 3.528.935.000

1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

3.528.935.000

D Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

44.324.261.000

1 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah

4.323.650.000 2 Penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang APBD

3.275.780.000 3 Penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang Perubahan APBD

2.101.945.000 4 Penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2.121.350.000

5 Bimbingan teknis implementasi paket tentang regulasi pengelolaan keuangan daerah

977.275.000

6 Peningkatan manajemen aset/barang daerah

1.327.000.000 7 Rekonsiliasi Pengelolaan

Asset/Barang Daerah

1.686.710.000 8 Peningkatan Kapasitas Keuangan

Pemerintah Daerah

2.425.264.000 9 Penataan, Pengembangan Sistem

dan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.721.736.000 10 Manajemen Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah

9.985.261.000 11 Optimalisasi Pengelolaan Aset 1.901.440.000 12 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 12.476.850.000

E Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

4.270.000.000

1 Asistensi penyusunan rancangan regulasi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten / Kota

757.760.000

2 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota

1.423.340.000

3 Analisa dan Evaluasi Raperda Kabupaten/Kota

(8)

[6] 2.2. Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

Review hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian kinerja Renstra SKPD ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan SKPD dalam melaksanakan program dan kegiatan, mengidentifikasi realisasi pencapaian target kinerja program dan kegiatan Renstra SKPD, serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Review ini, didasarkan atas laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya, laporan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD, dan perkiraan pelaksanaan DPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) tahun berjalan yang baru beberapa bulan dilaksanakan.

BPKAD Provinsi Jawa Timur merupakan SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur perubahan dari Biro Keuangan yang struktur organisasinya berada dibawah Sekretariat Daerah sehingga sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2010 Renja SKPD Biro Keuangan masih menempel pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. Sesuai dengan Lampiran VI Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahap Penyajian Rancangan Renja SKPD, apabila laporan evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD belum disusun, maka dapat dibuat rekapitulasi berdasarkan laporan evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya, dibandingkan dengan rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam dokumen Renstra SKPD.

Pencapaian target kinerja APBD dinilai melalui suatu standar yang mampu menggambarkan tingkat keberhasilan dari program dan kegiatan yang direncanakan, berupa indikator-indikator tertentu dengan target-target kinerja sebagai instrumen penilaian. BPKAD Provinsi Jawa Timur, selain mempunyai tugas pokok dan fungsi juga melakukan fungsi koordinator pengelolaan keuangan dan aset daerah pada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, untuk mendukung capaian

(9)

[7] kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur BPKAD memiliki 6 (enam) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan representasi dari kinerja 9 (sembilan) agenda utama pembangunan yang akan dicapai secara bertahap dan berkelanjutan sebagaimana amanat Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014, yaitu :

a. Tingkat Pengangguran Terbuka ;

b. Tingkat Kemisikinan ;

c. Pertumbuhan Ekonomi ;

d. Indeks Pembangunan Manusia ;

e. Indeks Disparitas Wilayah ;

f. Enveroment/Lingkungan.

Tingkat capaian efektifitas dan efisiensi program kegiatan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2

Indikator Pencapaian Target Kinerja BPKAD Provinsi Jawa Timur Tahun 2011

KODE PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% Keterangan

1 2 3 4 6

BELANJA TIDAK LANGSUNG Jumlah pegawai yang terpenuhi kebutuhan gaji dan tunjangannya

150 Pegawai BELANJA LANGSUNG

01 Pelayanan Administrasi Perkantoran

007 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

Jumlah SKPD yang melaksanakan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah

68 SKPD 100

010 Penyediaan Alat Tulis Kantor Jumlah bulan tersedianya alat tulis

kantor 12 bulan

100

011 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

Jumlah bulan tersedianya barang

cetakan dan penggandaan 12 bulan

100

099 Peningkatan Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Jumlah bidang yang kegiatan

pelayanannya lebih baik 6 bidang

100

02 Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

045 Pengadaan Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga

Jumlah SKPD yang telah melaksanakan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang cepat dan lancer

(10)

[8]

KODE PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% Keterangan

1 2 3 4 6

049 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga

Jumlah bidang yang terpenuhi kebutuhan sarana pemeliharaan kantor dan rumah tangga

6 Bidang 100

05 Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

099 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Jumlah bidang yang memiliki SDA terlatih dan terdidik dalam bidang pengelolaan keuangan daerah

6 Bidang 100

17 Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

003 Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah

Jumlah rumusan yang digunakan untuk mengimplementasikan penyusunan laporan keuangan sesuai SAP dan Permendagri No.13 Th 2006

2 Rumusan

100

006 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

Jumlah buku/dokumen Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah tentang APBD TA 2012

400 Buku 100

007 Penyusunan Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran APBD

Jumlah DPA SKPD dilingkungan Pemprov Jatim sebagai petunjuk pelaksanaan program kegiatan APBD

400 Buku 100

008 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD

Jumlah dokumen Rencana Kerja Perubahan Anggaran SKPD di Lingkungan Pemprov Jatim tahun anggaran 2011

400 Buku 100

009

Penyusunan Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran Perubahan APBD

Jumlah Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD di Lingkungan Pemprov Jatim sebagai petunjuk pelaksanaan program kegiatan APBD

400 Buku 100

010

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Jumlah rancangan Peraturan Daerah tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dihasilkan

1 Perda 100

011

Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran pertanggung jawaban pelaksanaan APBD

Jumlah rancangan Peraturan KDH tentang penjabaran

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dihasilkan

1 Perda 100

012 Penyusunan sistem informasi keuangan daerah

Tersusunnya aplikasi sistem informasi keuangan daerah sebagai upaya memfasilitasi SKPD dalam pengelolaan keuangan daerah

1 Paket 100

015

Bimbingan teknis implementasi paket tentang regulasi pengelolaan keuangan daerah

Jumlah orang yang mengetahui teknis dan implementasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah untuk perhitungan kebutuhan anggaran dan penyusunan program kegiatan SKPD.

550 Orang

100

016 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah

Jumlah SKPD yang telah tercapai proses penghapusan barang milik daerah serta terselesaikannya penanganan

Perumda

(11)

[9]

KODE PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

% Keterangan

1 2 3 4 6

017 Peningkatan Manajemen Investasi Daerah

Jumlah SKPD yang memiliki data asset daerah secara tertib dan akurat

48 SKPD 100

018

Rekonsiliasi Pengelolaan Asset/Barang Daerah

Jumlah SKPD yang memiliki data aset dan data kelengkapan tanah yang akuntabel

72 SKPD 100

023

Penataan, pengembangan sistem dan pengelolaan keuangan yang

profesional, efisien, transparan dan bertanggung jawab

Jumlah SKPD yang memahami pengembangan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan hasil koordinasi antara BPKAD dengan UPT Dipenda dan Bank Jatim

69 SKPD 100

032

Peningkatan kapasitas keuangan Pemerintah Daerah/peningkatan administrasi gaji pegawai Prop

Jumlah SKPD yang terpenuhi kebutuhan belanja gajinya secara optimal

55 SKPD 100

034

Peningkatan kapasitas keuangan Pemda/peningkatan tertib adm. Pelayanan Giro

Jumlah SKPD yang tertib administrasi Surat

Pertanggungjawaban SKPD

55 SKPD 100

035

Peningkatan Tertib Administrasi Surat Pertanggungawaban Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Prop. Jatim

Jumlah SKPD yang memahami SPJ Keuangan

SKPD

67 SKPD 100

18

Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

001

Analisa dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Kab/Kota

Prosentase meningkatnya Kualitas Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Daerah secara Benar dan Bertanggungjawab

38 Kab/Kota

100

002

Analisa dan Evaluasi Rancangan Peraturan KDH tentang Penjabaran APBD Kab/Kota

Prosentase terlaksananya Evaluasi Raperda dan Raperbup Kab/Kota se Jatim

38 Kab/Kota

100

005

Asistensi penyusunan rancangan regulasi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten / Kota

Prosentase tersusunnya

Rancangan Regulasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan

data/informasi keuda

38 Kab/Kota

100

105

Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota

Prosentase terlaksanannya Evaluasi Rancangan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kab/Kota se Jatim

38 Kab/Kota

100

2.3. Faktor-faktor Penyebab Belum Tercapainya Target Kinerja Program/ Kegiatan dan Solusi Penyelesaiannya

Dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi BPKAD Provinsi Jawa Timur selaku koordinator pengelolaan keuangan dan aset daerah, maka

(12)

[10] keberhasilan pelaksanaan suatu program kegiatan sangat dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal yang berdampak belum optimal capaian kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan/atau bahkan seolah-olah ada kesan perencanaan anggaran dari program kegiatan kurang maksimal. Secara umum, dapat diinformasikan beberapa kendala/permasalahan yang perlu diantisipasi terkait dengan belum optimalnya capaian kinerja SKPD, antara lain :

1) Adanya beberapa peraturan perundang-undangan yang masih bersifat

ego sektor sehingga sulit untuk diimplementasikan. Oleh karena itu, untuk mendukung kinerja dan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah menjadi lebih baik, maka sebelum menyusun dan menerbitkan suatu peraturan perundang-undangan perlu membangun komunikasi yang lebih intensif antar K/L/D/I dengan pemerintah daerah atau lembaga teknis sebagai pelaksana kebijakan serta dilakukan kajian dan analisa yang komprehensif terhadap outcome, benefit dan impact apabila peraturan tersebut diterapkan ;

2) Masih adanya pemahaman dan persepsi yang berbeda terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, utamanya tentang

pengelolaan keuangan dan aset daerah, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya advokasi pembinaan, bintek, pelatihan dan pendampingan kepada para pengelola keuangan dan aset daerah ;

3) Efektifitas tahun anggaran masih kurang dari 12 (dua belas) bulan. Hal ini antara lain disebabkan masih terbatasnya kualitas Sumber Daya Aparatur yang memiliki pola pikir simultan, kreatif dan inovatif terhadap penyusunan perencanaan anggaran, program kegiatan, pelaksanaan, penatausahaan sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas dan pola pikir sumber daya aparatur, secara periodik dilakukan rekonsiliasi dan pendampingan kepara pengelola keuangan daerah ;

4) Masih terdapat Rancangan Perda APBD/Perubahan APBD

Kabupaten/Kota yang prioritas program/kegiatannya belum sinkron dengan prioritas program/kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Oleh karena itu, perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan stake holder sebagai tindak lanjut dari hasil MUSRENBANGPROV ;

(13)

[11]

5) Adanya keterlambatan pembahasan rancangan Perda APBD/Perubahan

APBD dan Pertanggungjawban Pelaksanaan APBD antara Eksekutif

dengan Legislatif sehingga berpengaruh langsung terhadap

penyampaian kepada Gubernur Jawa Timur untuk dilakukan evaluasi, hal tersebut menyebabkan pula terlambatnya penetapan Perda tentang APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Terkait hal ini, Gubernur Jawa Timur menyampaikan/menerbitkan surat peringatan agar segera dilakukan pembahasan dan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur untuk dilakukan evaluasi ;

6) Adanya perbedaan persepsi/pendapat antara Eksekutif dan Legislatif yang berakibat lamanya jadwal pembahasan rancangan Perda tentang APBD, Perubahan APBD maupun Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, bahkan sampai terjadi dead lock. Untuk mengantisipasi hal ini, telah dilakukan fasilitasi dan koordinasi yang intensif dengan cara mengundang kedua belah pihak untuk duduk bersama mencari solusi alternatif untuk mencari titik temu, sehingga pembahasan dapat segera dilanjutkan kembali untuk memperoleh persetujuan bersama untuk diaplikasikan menjadi program kegiatan riil dalam rangka menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

2.4. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD dan SKPKD Sesuai Pasal 5 ayat (3) huruf a dan Pasal 7, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah dalam hal ini Kepala BPKAD Provinsi Jawa Timur, yang mempunyai tugas koordinasi antara lain di bidang: a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD ;

b. Penyusunan Rancangan APBD/Perubahan APBD ;

c. Penyusunan Raperda APBD/Perubahan APBD dan Raperda

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD ;

d. Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah ;

e. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah.

(14)

[12] Sebagai tindak lanjut, atas pelaksanaan ketentuan tersebut dan menyikapi dinamika kebutuhan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan dan untuk memfasilitasi penyusunan Raperda APBD/Perubahan APBD rencana program dan kegiatan, belanja daerah Provinsi Jawa Timur diarahkan untuk mengurangi berbagai isu strategis antara lain kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pelayanan dasar masyarakat dan lingkungan hidup. Penerapan isu-isu strategis tersebut, selanjutnya dijabarkan dalam program kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sesuai bidang dan urusan masing-masing serta kondisi riil, antara lain :

1. Pendidikan, adanya tingkat pendidikan penduduk relatif masih rendah,diarahkan untuk mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin dan menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan. 2. Kesehatan, diarahkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

murah dan memadai, meningkatkan jumlah jaringan pelayanan kesehatan dan kualitas pusat kesehatan masyarakat, meningkatkan perbaikan sarana dan prasarana serta mewujudkan perumahan sehat dengan sanitasi yang layak dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air bersih.

3. Lapangan Kerja, kebijakan yang diarahkan untuk mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja di sektor informal maupun formal, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, serta menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main ketenaga-kerjaan.

4. Penanggulangan Kemiskinan, diarahkan meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di wilayah pedesaan maupun perkotaan dengan menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin.

5. Kesejahteraan Sosial Rakyat, diarahkan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan masyarakat di wilayah terpencil, tertinggal dan wilayah rawan bencana.

(15)

[13] 6. Pertanian, diarahkan untuk meningkatkan pemberdayaan petani, meningkatkan produktivitas, daya saing, serta pengamanan ketahanan pangan.

7. Koperasi, diarahkan untuk mengembangkan UKM, mengembangkan

usaha skala mikro, memperbaiki lingkungan usaha dan

menyederhanakan prosedur perijinan, meningkatkan UMKM sebagai penyedia barang dan jasa serta meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sesuai dengan jati diri koperasi.

8. Investasi, Ekspor Non-Migas, dan Pariwisata, diarahkan untuk menyederhanakan prosedur perijinan investasi, menciptakan kepastian hukum, menyempurnakan kelembagaan investasi yang berdaya saing serta meningkatkan pengembangan jenis dan kualitas produk-produk wisata, serta meningkatkan investasi di bidang pariwisata daerah.

9. Industri Manufaktur, diarahkan untuk meningkatkan utilitas kapasitas terpasang, memperkuat struktur industry, memperkuat basis produksi. 10. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur, diarahkan untuk

meningkatkan dan mempercepat perbaikan infrastruktur, serta

meningkatkan perluasan kapasitas infrastruktur.

11. Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang, diarahkan untuk menciptakan keseimbangan antara pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, mencegah terjadinya perusakan hutan, pencemaran lingkungan, memulihkan kondisi sumber daya alam

yang rusak, mengembangkan manajemen dan mekanisme

penanggulangan bencana alam, mewujudkan keserasian pemanfaatan ruang dan penatagunaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

12. Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, diarahkan untuk mempercepat perwujudan pola pikir dan orientasi birokrasi dari dilayani menjadi melayani masyarakat, mempercepat perwujudan birokrasi yang

efisien, kreatif, inovatif, bertanggungjawab, dan profesional,

meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi pelayanan prima serta mendorong partisipasi masyarakat untuk merumuskan program dan kebijakan layanan publik.

(16)

[14] 13. Kesalehan Sosial, diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina ahlak mulia, budi pekerti, memupuk etos kerja, meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, menyelesaikan dan mencegah konflik antar-umat beragama, serta meningkatkan kualitas pelayanan kehidupan pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat.

14. Peran Perempuan dan Kesetaraan Gender, diarahkan untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, meningkatkan perbaikan angka

indeks pembangunan Gender, terjaminnya perlindungan dan

kesejahteraan anak dan perempuan serta meningkatkan pelayanan keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi.

15. Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga, diarahkan untuk meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama, meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan.

16. Penegakan Hukum dan HAM, diarahkan untuk meningkatkan penegakan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif, terjaminnya

konsistensi peraturan perundang-undangan, serta meningkatkan

pemahaman dan penghormatan terhadap HAM.

17. Keamanan dan Ketertiban, dan Penanggulangan Kriminilitas, diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencegah kriminalitas dan gangguan keamanan dan ketertiban di lingkungan

masing-masing, meningkatkan pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan serta peredaran narkoba, serta mendorong peningkatan perlindungan dan pengayoman masyarakat.

18. Percepatan Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak Lumpur Panas Lapindo, diarahkan untuk mengurangi keresahan sosial politik, sosial ekonomi, dan sosial budaya masyarakat akibat semburan lumpur lapindo, serta mempercepat infrastruktur fisik untuk stabilisasi dan normalisasi aktivitas investasi ekonomi dan perdagangan.

(17)

[15] 2.5. Tantangan dan Peluang Dalam Meningkatkan Pelayanan

Untuk menganalisa kondisi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi target dan capaian kinerja organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur, dapat diketahui dengan melakukan analisa dengan metode SWOT,

2.5.1. Strength (kekuatan),

1. Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup memadai dengan ditunjang latar belakang pengalaman dan pendidikan cukup tinggi (sebagian besar S1 dan S2) ;

2. Tersedia sarana dan prasarana dan teknologi informasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKAD ;

3. Memiliki posisi strategis sebagai koordinator pengelolaan keuangan dan aset daerah Provinsi Jawa Timur dan sebagai wakil Pemerintah Pusat yang melakukan evaluasi terhadap

Raperda tentang APBD/Perubahan APBD dan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota serta Raper KDH tentang Pejabaran APBD/Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota ;

4. Memiliki posisi strategis sebagai koordinator penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ; 5. Memiliki salah satu fungsi mediator dan distribusi antara

Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota terkait dengan belanja bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah.

2.5.2. Weaknes (kelemahan),

1. Masih adanya beberapa pegawai yang belum memahami etos kerja dan tanggung jawab serta disiplin kerja ;

2. Belum optimalnya kesempatan peningkatan pendidikan

formal/informal yang disebabkan adanya ritme dan intensitas pekerjaan yang relatif tinggi ;

3. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan dan aset daerah serta

(18)

[16] rendahnya tingkat kemauan pegawai untuk meningkatkan keahlian, kemampuan dan wawasan, utamanya di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.

2.5.3. Opportunity (peluang),

1. Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa PPKD (dalam hal ini BPKAD) mempunyai tugas, antara lain menyusun rancangan APBD/rancangan Perubahan APBD, mengesahkan DPA-SKPD, menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD) dan melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah. Untuk itu, BPKAD mempunyai fungsi strategis dalam rangka fasilitasi SKPD melakukan perencanaan anggaran, pelaksanaan dan pengelolaan keuangan daerah ;

2. Sesuai Pasal 48 ayat (1) dan Pasal 84 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 305 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, dijelaskan bahwa untuk menunjang kelancaran dan sinkronisasi penyusunan APBD/Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota, masing-masing raperda disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur untuk dievaluasi ; 3. Sesuai Pasal 3 ayat (5) angka 19 huruf a, Peraturan Pemerintah

Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, ditegaskan bahwa kewenangan Provinsi mengatur realokasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terkonsentrasi pada Kabupaten/Kota tertentu untuk keseimbangan penyelenggaraan pembangunan guna kesejahteraan masyarakat provinsi ;

4. Dengan adanya beberapa peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah, maka BPKAD diharapkan

(19)

[17] dapat lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan pendampingan kepada SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

terkait dengan perencanaan anggaran sampai dengan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. 2.5.4. Treath (ancaman),

1. Adanya beberapa peraturan perundang-undangan yang

diterbitkan oleh Pemerintah masih bersifat sektoral ;

2. Banyaknya PNS yang memasuki Masa Purna Pensiun (MPP). Oleh karena itu, kedepan diperlukan adanya tambahan PNS baru yang memiliki dedikasi, loyalitas, kualitas dan kompetensi yang tinggi sesuai latar belakang pendidikannya dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi BPKAD ;

3 Semangat yang berlebihan (euphoria) terhadap pelaksanaan

reformasi dan otonomi daerah, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat antara Eksekutif dan Legislatif dalam melakukan penilaian dan mensikapi kinerja organisasi dan pengelolaan keuangan daerah ;

4. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang menegaskan adanya perubahan bahwa laporan keuangan

disusun menggunakan SAP berbasis akrual yang semula

berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan laporan keuangan disusun

menggunakan SAP berbasis kas menuju akrual. Dengan adanya perubahan ini, untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman terhadap kebijakan tersebut, perlu dilakukan persiapan-persiapan baik sarana dan prasarana, utamanya para pengelola administrasi keuangan.

Selain itu, juga terdapat aspek penting terkait dengan penerapan metode ini, yaitu kemampuan dalam melakukan identifikasi faktor-faktor :

1. Strategi, Opportunity – Strength, yaitu menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan untuk meraih peluang ;

2. Strategi, Strength – Threat, yaitu menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mengantisipasi tantangan ;

(20)

[18] 3. Strategi Opportunity – Weaknes, yaitu menciptakan strategi yang

dapat meminimalkan kelemahan dengan mengupayakan

perubahan sehingga dapat memanfaatkan peluang ;

4. Strategi, Threat – Weaknes, yaitu menciptakan strategi yang dapat meminimalkan kelemahan untuk mengatisipasi ancaman.

(21)

[19] BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3. 1. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Penetapan tujuan didasarkan pada Visi, Misi dan memperhatikan dinamika kebutuhan masyarakat serta isu-isu yang berkembang. Tujuan juga harus dapat menunjukkan suatu kondisi riil dan logis yang ingin dicapai dimasa datang sesuai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan akan semakin terarah dalam rangka mendukung terealisasinya misi suatu organisasi.

Terkait dengan uraian diatas, dalam rangka meningkatkan

akuntabilitas, transparansi, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, maka perlu ditetapkan tujuan yang bersinergi dengan Rencana Strategis 5 (lima) tahunan, antara lain :

a. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah;

b. Meningkatkan kualitas pembinaan pengelolaan keuangan kabupaten/ kota.

3. 2. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dengan rumusan lebih spesifik dan capaiannya dapat diukur melalui indikator yang telah ditetapkan dalam jangka waktu relatif pendek yaitu satu tahun yang berkesinambungan sehingga dapat sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam Renstra. Untuk mensinkronkan kebijakan pengelolaan keuangan daerah, maka diperlukan kesesuaian terhadap keberlanjutan program, dampak yang diinginkan dari sisi pencapaian target atau sasaran dan kemampuan anggaran. Memperhatikan hal tersebut maka ditetapkan sasaran organisasi, yaitu :

a. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah ;

b. Meningkatnya kualitas pembinaan pengelolaan keuangan

(22)

[20] Kedua sasaran yang telah ditetapkan tersebut, dapat tercapai apabila seluruh pegawai BPKAD Provinsi Jawa Timur konsisten dan komitmen bersama-sama saling bersinergi melaksanakan strategi secara tepat dan sistematis sesuai kemampuan sumber daya yang ada. Hasil analisis sasaran dan dukungan data menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan yang relevan sebagai prasyarat perbaikan strategi. Mendasari hal ini, untuk lima tahun mendatang BPKAD Provinsi Jawa Timur telah menetapkan suatu strategi yang secara rinci dijabarkan dalam beberapa program dan kegiatan

3. 3. Program

Sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, SKPKD selaku PPKD (dalam hal ini BPKAD) mempunyai tugas antara lain menyusun Rancangan APBD, Rancangan Perubahan APBD dan Rancangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Mendasari ketentuan tersebut, BPKAD dalam menyusun program kegiatannya bersifat reguler, mengkoordinir, memfasilitasi dan mendukung SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang

dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah. Program kerja BPKAD Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Rencana Program Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Periode 2009 - 2014 sebagaimana diuraikan pada dokumen Renstra, meliputi :

1. Program pelayanan administrasi perkantoran ;

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur ; 3. Program perningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur ;

4. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan Keuangan

Daerah;

(23)

[21] 3. 4. Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Secara keseluruhan alokasi anggaran untuk program kegiatan BPKAD Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2013 diusulkan sebesar Rp. 102.784.439.000,00, terdiri dari :

1. Belanja Tidak Langsung, sebesar Rp. 42.834.439.000,00, dipergunakan untuk belanja gaji dan tunjangan PNS BPKAD serta Iuran Askes PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

2. Belanja Langsung, sebesar Rp. 59.950.000.000,00 dengan rincian :

A. Program dan Kegiatan Prioritas, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 10.764.236.000,00 (tabel 3),

Tabel 3

PROG. NAMA KEGIATAN PAGU

INDIKATIF

1 2 3

A Program Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

8.890.336.000

1 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD

3.305.280.000 2 Penyusunan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

2.121.350.000

3 Penataan, Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.721.736.000 4 Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah 1.741.970.000

B Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan

Keuangan Kabupaten/Kota

1.873.900.000

5 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten/Kota

(24)

[22] B. Program dan Kegiatan Yang Bersifat Reguler, dialokasikan anggaran

sebesar Rp. 92.020.203.000,00 (tabel 4), Tabel 4

PROG. NAMA KEGIATAN PAGU

INDIKATIF

1 2 3

Belanja

92.020.203.000

Belanja Tidak Langsung 42.834.439.000 Belanja Langsung 49.185.764.000

A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 15.720.050.000

1 Penyediaan jasa administrasi keuangan 8.318.540.000 2 Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan

2.785.000.000

3 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

4.616.510.000

B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.382.500.000

1 Pemeliharaan rutin/berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga

3.382.500.000

C Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 4.397.450.000

1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4.397.450.000

D Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

20.612.654.000

1 Penyusunan kebijakan akuntansi pemerintah daerah

2.168.650.000

2 Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD

2.072.445.000

3 Bimbingan teknis implementasi paket tentang regulasi pengelolaan keuangan daerah

683.000.000

4 Rekonsiliasi Pengelolaan Asset/Barang Daerah

1.616.020.000

5 Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah

2.113.264.000

6 Manajemen Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

11.959.275.000

7 Optimalisasi Pengelolaan Aset 1.322.010.000 8 Percepatan Sertifikasi Aset Daerah 2.000.000.000

(25)

[23]

PROG. NAMA KEGIATAN PAGU

INDIKATIF

1 2 3

E Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota

1.751.100.000

1 Asistensi penyusunan rancangan regulasi pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/ Kota

542.760.000

2 Analisa Dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota Dan Rancangan Peraturan Kdh Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten/Kota

(26)

[24] BAB IV

P E N U T U P

Rencana Kerja (Renja) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013, merupakan rencana kerja tahunan berdasarkan Rencana Strategis Tahun 2009 - 2014 dalam menunjang tercapainya Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih serta target dan sasaran pembangunan yang dijabarkan melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Selain itu, Renja-SKPD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur juga merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang melibatkan berbagai unsur yang mempunyai fungsi-fungsi untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dan memperhatikan sumber daya yang diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan penyusunan usulan rencana kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari APBD Tahun Anggaran 2013.

Renja-SKPD sebagai salah satu alat perencanaan merupakan alat perencana manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa dan/atau apa yang dihasilkan dari alokasi anggaran yang ada. Selain itu, anggaran sebagai alat perencanaan juga digunakan untuk melakukan :

a. Merumuskan tujuan dan sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan ;

b. Merencanakan berbagai program kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dan merencanakan alternatif sumber pembiayaan ;

c. Mengalokasikan anggaran untuk berbagai program kegiatan yang telah disusun ; d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategis.

Dengan tersusunya Renja-SKPD ini, penetapan prioritas pembangunan yang merupakan upaya penjabaran dari visi dan misi Instansi diharapkan akan lebih terkoordinasi, terintegrasi, sinergis dan berkelanjutan dengan pelaksanaan program kegiatan sebelumnya serta adanya sinkronisasi sesama SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun dengan K/L/D/I maupun SKPD yang membidangi fungsi lain.

Surabaya, Maret 2012

KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

ttd

Drs . NURWIYATNO, MSi. Pembina Utama Madya NIP. 19590910 198303 1 016

(27)
(28)
(29)
(30)

Referensi

Dokumen terkait

dalam filsafat dan karya-karya Murtadha Muthahhari yang berhubungan dengan penguatan yang akan diteliti dengan konsep yang lain (dalam hal ini konsep Fitrah

Peningkatan-peningkatan yang terjadi pada masing-masing siklus bukan tanpa alasan, mengingat model pembelajaran two stay – two stray adalah model pembelajaran kooperatif yang

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut

BHP telah dengan jelas diberikan tugas dalam Pasal 1126 KUHPerdata mengenai kedudukannya sebagai pengurus harta peninggalan yang tidak terurus, dan dengan tegas isi dari

Berikut adalah resep yang digunakan beserta proses pembuatan colourful steamed cake menggunakan tepung terigu dan tepung jagung... Didihkan air dalam dandang, siapkan 20

Tujuan: Mengetahui perbedaan pemberian cervical stabilization exercise dengan Manual Longitudinal Muscle Stretching dan cervical stabilization exercise terhadap

Di Desa Akesahu Gamsungi Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat terdapat titik mata air panas, Berdasarkan informasi adanya titik panas bumi tersebut

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penyelenggaran kerjasama dengan pihak ketiga adalah .... Hasil (Output)