• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON BEBERAPA JENIS MULSA TERHADAP BEBERAPA VARIETAS CABAI (Capsicum annum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON BEBERAPA JENIS MULSA TERHADAP BEBERAPA VARIETAS CABAI (Capsicum annum L.)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 2 : 1-7

1

RESPON BEBERAPA JENIS MULSA TERHADAP BEBERAPA

VARIETAS CABAI (

Capsicum annum

L.)

RESPONSE KIND OF MULCH TO CHILI’S VARIETIES

(

Capsicum annum

L.)

Sri Susanti Ningsih1)

Abstract

This study has arranged by Random Design Group (RAK) factorial with two treatments and 3 replications.Kinds of mulch in the frist factor with a 3 levels, that is M0 = No Mulch (control), M1 = Black Silver Mulch, M2 = Grass Mulch. The second

factor is several varieties of chili premises 3 level are : Varieties of Helix (V1), V2 = Variety New Rodeo, V3 = F1 Taro Varieties.

The results of studies that use some kind of mulch on some chili varietyes show very real influence on the production of chili and the highest production obtained from the use of mulches grass (M2) and silver black plastic mulch (M1), whereas the lowest in the treatment without mulch (M0).

Abstrak

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Binjai Serbangan Lingkungan II, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara dengan topografi datar berada pada ketinggian ± 7 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan September 2010

1).. Staf Pengajar Jurusan Pertanian Fakultas

Pertanian – Universitas Asahan

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah beberapa jenis mulsa dengan 3 taraf yaitu M0 = Tanpa Mulsa (kontrol), M1

= Mulsa Hitam Perak, M2 = Mulsa Alang-alang. Faktor kedua adalah beberapa Varietas Cabai dengan 3 taraf yaitu : V1 = Varietas Helix, V2 = Varietas New Rodeo, V3 = Varietas

taro F1.

Hasil penelitian bahwa penggunaan beberapa jenis mulsa terhadap beberapa varietas cabai menunjukkan interaksi tidak berbeda nyata pada semua parameter yang diamati tinggi tanaman, diameter batang, bobot buah pertanaman sampel dan bobot buah perplot, berpengaruh nyata terhadap produksi cabai per sempel dan sangat nyata pada produksi per plot, produksi tertinggi diperoleh dari penggunaan mulsa alang – alang (M2) dan mulsa plastik hitam perak

(M1), sedangkan yang terendah pada perlakuan tanpa mulsa (M0).

PENDAHULUAN

Cabai (Capsicum annuum L.)

adalah salah satu tanaman ekonomis penting di dunia dan telah dibudidayakan secara meluas (Rubatzky dan Yamaguchi 1997). Kegunaannya yang beragam menjadikan cabai sebagai salah satu komoditas andalan yang bernilai

(2)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

2

ekonomis tinggi. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak pada skala rumah tangga, cabai juga digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai industri pengolahan makanan dan minuman, serta untuk pembuatan obat-obatan dan kosmetik (Suwandi et al. 2002).

Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika, (Kusandriani 1996).

Kandungan vitamin A dan C pada buah cabai yang cukup tinggi merupakan nilai tambah dari komoditas ini. Rata-rata setiap 100 g buah cabai mengandung 58 kilo kalori, 2.8 gr protein, 2.3 gr lemak dan 6.6 gr karbohidrat, 3 mg kalsium, 18 mg fosfor, 1.3 mg zat besi, 10 000 IU vitamin A dan 16 mg vitamin C (Thai Horticulture 2006).

Sejalan dengan kebutuhan manusia dan teknologi yang semakin berkembang, permintaan akan ketersediaan cabai semakin meningkat. Sayangnya peningkatan ini belum diikuti oleh produktivitas nasional cabai yang masih tergolong rendah. Tingkat konsumsi per kapita terhadap cabai merah pada tahun 1992 sebesar 3.16 kg/8.9 gram per kapita per hari, tidak termasuk kebutuhan industri (Santika, 2002). Produktivitas nasional cabai pada tahun 2004 hanya sebesar 6.49 ton/ha dan bahkan mengalami penurunan menjadi 6.39 ton/ha pada tahun 2005 (Deptan 2006). Nilai ini masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi produksi nasional yang dapat mencapai 18 ton/ha.

Melihat kebutuhan dan permintaan akan cabai merah yang cukup besar maka perlu diadakan teknik budidaya untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman cabai merah, salah satu diantaranya adalah teknologi budidaya cabai merah (Sunaryono, 2003).

Dalam rangka memacu produksi tanaman cabai merah ada beberapa faktor yang dapat dilakukan disamping penggunaan benih atau bibit unggul, yaitu manipulasi lingkungan tempat untuk tanaman seperti : penggunaan mulsa pada tanaman cabai merah. Pada awalnya penggunaan mulsa ditujukan kepada pencegahan erosi pada musim hujan dan pencegahan kekeringan pada musim kemarau. Pada dewasa ini pemulsaan pada cabai merah berkembang pada kajian iklim mikro tanah, refleksi matahari dan daya serap permukaan tanah (Umboh, 2002).

Budidaya cabai dengan sistem mulsa merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Penggunaan mulsa organik lalang misalnya dapat memberikan kebaikan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman cabai karena unsur organik yang dikandungnya. Selain itu dapat menekan biaya yang di keluarkan karena mudah didapat di sekitar lahan pertanian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas cabai (Capsicum annum L.).

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Binjai Serbangan Lingkungan II Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara dengan topografi datar berada pada ketinggian ± 7 m di atas

(3)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

3

permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan September 2010.

Bahan dan Alat yang digunakan adalah Biji Cabai Varietas Helix, Biji Cabai Varietas New Rodeo, Biji Cabai Varietas Taro F1, Pupuk Kandang Sapi sebagai pupuk dasar, Insektisida Curacron 500 EC (bahan aktif Profenofos), dan Fungisida Score 250 EC (bahan aktif Difenoconazole). Alat Penelitian yang digunakan adalah Cangkul, parang, dan babat untuk pengolahan lahan, Gembor dan Handsprayer, Alat tulis, timbangan, dan kalkulator, Meteran sebagai alat ukur pengamatan parameter, Gergaji, triplek, paku dan Polybag

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah beberapa jenis mulsa dengan 3 taraf yaitu M0 = Tanpa Mulsa (kontrol), M1 = Mulsa Hitam Perak, M2 = Mulsa

Alang-alang. Faktor kedua adalah beberapa Varietas Cabai dengan 3 taraf yaitu : V1 = Varietas Helix, V2 =

Varietas New Rodeo, V3 = Varietas taro F1.

Peubah Amatan yang dilakukan terhadap Tinggi Tanaman (cm), Diameter Batang, Jumlah Buah Per

Tanaman Sampel (gram) dan Jumlah Buah per Plot

HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman (cm)

Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa respon beberapa jenis mulsa menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman cabai umur 2, 4 dan 6 MST dan berpengaruh sangat berbeda nyata pada umur 8 MST. Interaksi respon beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada semua umur yang diamati.

Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai terhadap tinggi tanaman cabai umur 8 MST pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa respon penggunaan beberapa jenis mulsa dengan beberapa varietas cabai pada perlakuan mulsa alang – alang dengan Varietas Taro F1 (M2V3)memiliki rataan tertinggi yaitu

73,14 cm, berbeda nyata dengan semua perlakuan yang ada . Interaksi penggunaan beberapa jenis mulsa terhadap beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata

Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Beberapa Jenis Mulsa dan Beberapa Varietas Cabai terhadap Tinggi Tanaman (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam.

M/V V1 V2 V3 Rataan

M0 70,42c 70,86c 70,55c 105,91

M1 70,82c 70,93c 71,33b 106,54

M2 71,37b 71,91b 73,14a 108,21

Rataan 106,30 106,85 107,51 -

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.KK 0,45 %

(4)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

4

Diameter Batang (mm)

hasil pengamatan dan analisis sidik ragam perlakuan penggunaan beberapa jenis mulsa terhadap beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap diameter tanaman cabai pada umur 2 , 4, 6 MST dan berbeda sangat nyata pada umur 8 MST. Interaksi perlakuan pengguaan beberapa jenis mulsa dan varietas juga menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata . Hasil uji beda rataan pengaruh pengguaan beberapa mulsa terhadap beberapa varietas cabai pada Tabel 2.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa respon penggunaan beberapa jenis mulsa dengan beberapa varietas cabai pada perlakuan mulsa alang – alang dengan varietas Helix (M2V1) memiliki

rataan diameter terbesar yaitu 12.98 mm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan mulsa hitam perak dan

varietas Helix (M1V1) 12.73 mm , tetapi berbeda nyata dengan semua perlakuan yang lain. Interaksi penggunaan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata.

Berat Buah per Tanaman Sampel(gr) Analisis sidik ragam perlakuan pengguaan beberapa jenis mulsa terhadap beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat buah per tanaman sampel cabai. Interaksi perlakuan beberapa Jenis mulsa dan beberapa varietas cabai juga menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada bobot buah per sample yang diamati. Hasil uji beda rataan pengaruh penggunaan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas terhadap berat buah per tanaman sampel cabai dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Beberapa Jenis Mulsa pada Beberapa Varietas Cabai terhadap Diameter Tanaman (cm) Umur 8 MST.

M/V V1 V2 V3 Rataan

M0 12,54b 11,89c 12,13b 18,11

M1 12,73a 12,25b 12,08b 18,53

M2 12,98a 12,43b 12,33b 19,84

Rataan 19,12 18,26 18,10

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.KK 2,10 %

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Mulsa dan Varietas Cabai terhadap Berat Buah per Tanaman Sampel (gram).

M/V V1 V2 V3 Rataan

M0 44,37b 38,49b 41,12b 61,99

M1 61,85a 51,87b 54,43b 84,08

M2 74,14a 62,19a 67,18a 101,75

Rataan 90,18 76,28 81,36 -

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNT.KK 8,81 %

(5)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

5

Pada Tabel 3 tampak penggunaan beberapa jenis mulsa dengan beberapa varietas cabai pada perlakuan mulsa alang – alang dengan varietas Helix (M2V1) memiliki rataan buah terberat pada tanaman sampel yaitu 74,14 gram, tidak berbeda nyata dengan perlakuan M2V3 (67,18 gram), M2V2 (62,19 gram) dan M1V1 (61,85 gram), tetapi berbeda

nyata dengan perlakuan lainnya .Interaksi perlakuan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata.

Berat Buah Per Plot (gr)

Analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan penggunaan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh sangat berbeda nyata terhadap berat buah cabai per plot. Interaksi perlakuan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai juga menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada bobot buah per plot yang diamati. Hasil uji beda rataan perlakuan beberapa jenis mulsa dan beberapa varietas cabai terhadap bobot buah cabai per plot memperlihatan bahwa mulsa dengan perlakuan mulsa alang – alang dan varietas Helix (M2V1) memiliki bobot terberat yaitu 203.87 gr, berbeda sangat nyata dengan semua perlakuan. Interaksi perlakuan beberapa jenis mulsa dan varietas cabai

menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada berat buah per plot.

Analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis mulsa menunjukkan pengaruh sangat berbeda nyata nyata terhadap tinggi dan diameter tanaman umur 8 MST dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan diameter tanaman pada umur 2, 4 dan 6 MST, hal ini disebabkan bahwa mulsa plastik hitam perak dan mulsa alang – alang tidak menghambat pertumbuhan tanaman kepermukaan (Koryati, 2004). Adanya peningkatan pertumbuhan tanaman juga disebabkan persediaan akan unsur hara terpenuhi bagi pertumbuhan tanaman.

Analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis mulsa menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi tanaman per sampel dan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi buah per plot. Hal ini dikarenakan pada tanah – tanah yang tidak diberi mulsa ada kecendrungan menurunnya bahan organik tanah dan sebaliknya pada tanah – tanah yang diberi mulsa kandungan bahan organiknya cukup baik dan cenderung meningkat (Umboh, 2002). Selanjutnya mulsa dapat mengurangi penguapan dalam kurun waktu yang lama dan karena dapat menambah bahan organik tanah maka kemampuan untuk menahan air menjadi meningkat.

Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Penggunaan Beberapa Mulsa dan Varietas Cabai terhadap Bobot Buah Cabai per plot (gr).

M/V V1 V2 V3 Rataan

M0 176,44b 153,27c 154,61c 242,17

M1 184.98b 176,07b 181,65b 271,35

M2 203,87a 179,57b 183,96b 283,70

Rataan 282,64 254,46 260,11 -

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNT.KK 2,87 %

(6)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

6

Produksi tertinggi diperoleh pada penggunaan mulsa alang – alang (M2)

diikuti mulsa plastik hitam perak (M1), sedangkan yang terendah pada perlakuan tanpa mulsa (M0), begitu juga pada tinggi tanaman dan diameter, penggunaan mulsa alang – alang (M2) cendrung lebih baik dibandingkan mulsa plastik hitam perak (M1) dan

tanpa menggunakan mulsa (M0) Hasil ini diduga karena mulsa alang – alang dapat memperbaiki kesuburan tanah, struktur, dan cadangan air tanah, mulsa alang – alang juga dapat menghalangi pertumbuhan gulma (Ruijter dan Agus, 2004). Selain itu, sisa tanaman dari mulsa dapat melapuk, dan akan menjadi bahan organik yang berguna bagi tanaman. Penggunaan mulsa alang – alang ini lebih efektif pada musim hujan dibanding mulsa plastik hitam perak, warna hitam dari mulsa plastik tersebut akan menyebabkan radiasi matahari yang diteruskan kedalam tanah menjadi kecil bahkan mungkin nol, hal ini kurang baik terjadi pada tanaman karena tanah akan menjadi sangat basah.

Dari hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkkan bahwa pengaruh interaksi antara penggunaan beberapa mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST, hal ini dikarenakan interaksi antara beberapa mulsa dan beberapa varietas cabai tidak berpengaruh pada pertumbuhan akar yang berhubungan dengan pertumbuhan atas bagian tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995), yang menyatakan potensi pertumbuhan akar perlu dicapai sepenuhnya untuk mendapatkan potensi pertumbuhan bagian.

Dari hasil penelitian dan analisis statistik menunjukkkan bahwa interaksi antara penggunaan beberapa mulsa dan beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap bobot buah per sampel dan bobot buah per plot, hal ini karena interaksi yang ditimbulkan terhadap perlakuan tidak saling mendukung, dimana cabai memerlukan unsur hara untuk pembentukan buahnya dan berpengaruh terhadap banyaknya produksi. Hal ini sesuai dengan literatur Rukmana dan Oesmana (2006) yang menyatakan cabai menghendaki tanah dengan kandungan unsur hara yang cukup. Unsur hara ini cukup penting untuk pertumbuhan dan peningkatan produksinya.

Dijelaskan oleh Lubis, dkk (1986), bahwa jika salah satu faktor tidak saling mendukung, maka interaksi kedua perlakuan yang diuji tidak mampu mempengaruhi sifat genetik yang dibawa oleh tanaman. Tanaman akan tumbuh baik bila ketersediaan hara pada tanah dalam keadaan seimbang dan tersedia, dalam arti faktor produksi yang lain seperti tanah (reaksi tanah dan air) dan iklim dalam kondisi optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan yakni: 1) Perlakuan penggunaan beberapa mulsa terhadap beberapa varietas cabai menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat buah per sampel (74,14 M2V1) dan

berat buah per plot (203,87 M2V1), sedangkan terhadap parameter yang lainnya tidak nyata. Perlakuan penggunaan mulsa yang terbaik adalah

(7)

Respon Beberapa Jenis Mulsa Terhadap Beberapa Varietas Cabai (Capsicum annum L.)

7

perlakuan M2 (penggunaan mulsa alang – alang), dan 2) Interaksi penggunaan Berbagai Jenis Mulsa dan Varietas Cabai menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap semua parameter dan semua umur yang diamati.

Saran

Dianjurkan menggunakan mulsa alang – alang dari pada mulsa hitam perak, selain memiliki nilai ekonomis lebih rendah, mulsa alang – alang dapat terurai dalam tanah dan akan berubah menjadi bahan organik yang sangat diperlukan bagi tanaman.

Perlu dilakukan penelitian lanjutaan terhadap pengaruh penggunaan berbagai macam mulsa dan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi cabai dengan menggunakan beragam mulsa, agar diperoleh ketelitian dan perbandingan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[Deptan] Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura. 2006. Statistik Hortikultura 2005. Jakarta: Departemen Pertanian. Ruijter dan Agus, 2004. Apa itu Mulsa.

Jurnal Pertanian. World Agroforestry Centre. Jakarta

Lubis, A, M., A.G. Amrah, M.A. Pulung, M.Y. Nyapa, dan N. Hakim. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UISU. Medan. Kusandriani Y. 1996. Monograf no.2.

Pembentukan Hibrida Cabai. Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Rubatzky VE., Yamaguchi M. 1997. World Vegetables Principles, Production and Nutritive Value. Ed. ke-2. USA: Chapman & Hall. 843 hlm.

Rukmana dan Y.Y Oesmana, 2002. Bertanam Cabai Dalam Pot. Kanisius, Yogyakarta.

Santika, A. 2002. Agribisnis Cabai Merah, Penebar Swadaya, Jakarta. Sitompul dan Guritno, 1995. Analisis

Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Sunaryono, H.H. 2000. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algesindo, Bandung.

Suwandi, Sumarni N, Bahar FA. 2002. Aspek agronomi cabai. Di dalam: Adhi Santika, editor. Agribisnis

Cabai. Penebar Swadaya Jakarta.

Thai Horticulture. Vegetables. Chilli. (http://www.doae.go.th/library/ht ml/thaihort/ chilli.htm) [15 Jan 2011]

Koryati. 2004. Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Vol. 2. No. 1, USU. Hal : 13 – 14. Medan.

Umboh, H.A. 2002. Petunjuk Penggunaan Mulsa PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Beberapa Jenis Mulsa dan Beberapa Varietas  Cabai terhadap Tinggi Tanaman (cm)  Umur 8 Minggu Setelah Tanam
Tabel  3.  Hasil  Uji  Beda  Rataan  Pengaruh  Penggunaan  Beberapa  Jenis    Mulsa  dan  Varietas Cabai terhadap Berat Buah per Tanaman Sampel (gram)
Tabel 4.  Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Penggunaan Beberapa Mulsa dan Varietas  Cabai terhadap Bobot Buah Cabai per plot (gr)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanti dan Wahyudin (2017) bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh

Cairan pupuk yang akan ditampung dapat menghantarkan listrik sehingga apabila kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor masuk ke dalam cairan, maka kaki basis akan

[r]

[r]

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa jawaban responden terbanyak adalah memilih obat saat pertama kali nyeri kepala berlangsung dengan hasil 63%. 5.3.5.6 Pengalaman

Dari pola kebiasaan menonton infor- man dapat diketahui bahwa tidak semua jenis acara-acara televisi yang ditawarkan menjadi minat informan dalam keluarga. Ada

Data yang digunakan berupa neraca, laporan laba/rugi, data perhitungan biaya dari tahun 2005 sampai dengan 2007 pada PT. Berdsarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, Implementasi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa dalam