• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rata–rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml)

Rata–rata pertambahan jumlah populasi Moina sp. dengan pemberian pupuk kandang, jerami padi dan daun kol dengan padat tebar awal 30 individu/l yang dipelihara selama 15 hari yang dihitung dengan pengambilan sampel mengunakan gelas ukur berukuran 200 ml dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata–rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/200ml) Waktu Pengamatan

(Hari Ke-) Jumlah Moina sp. (ekor)

Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol

0 6 6 6 3 44 31 26 6 75 60 46 9 132 112 91 12 214 154 128 15 269 222 160 Total 740 585 457 Rata – Rata 123 98 76

Dari Tabel 5 terlihat bahwa jumlah individu Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda sangat bervariasi, dimana rata-rata individu/liter Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang yakni sejumlah 123 ekor/200ml,

diikuti oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi yakni sejumlah 98 ekor/200ml dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan

menggunakan Daun Kol yakni sejumlah 76 ekor/200ml. Sehingga laju pertumbuhan antara perlakuan A, B dan C adalah 123 ekor, 98 ekor, dan 76 ekor dalam 200 ml air.

(2)

23

Hasil analisis sidik ragam terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda (Lampiran 2) menunjukan bahwa pemberian pakan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05) terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing–masing perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Tukey (Lampiran 3). Hasil Uji tukey diperoleh bahwa tingkat kelimpahan Moina sp. pada perlakuan pemberian pupuk kotoran ayam berbeda sangat nyata terhadap perlakuan perlakuan pemberian pupuk jerami padi dan daun kol.

Untuk menghitung jumlah kelimpahan Moina sp dalam satuan liter, jumlah kelimpahan yang diperoleh dalam 200 ml air selanjutnya di konversi ke satuan liter sehingga diperoleh hasil kelimpahan Moina sp. dalam 1 liter air dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Rata–rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/L) Waktu

Pengamatan (Hari Ke-)

Jumlah Moina sp. (ekor)

Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol

0 30 30 30 3 222 153 128 6 377 298 232 9 658 560 453 12 1068 772 638 15 1343 1112 802 Total 3698 2925 2283 Rata – Rata 616 487 381

Sumber : Data Olahan

Dari Tabel 6 terlihat bahwa jumlah individu Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda sangat bervariasi, dimana rata-rata individu/liter Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang yakni sejumlah 616 ind/l, diikuti

(3)

24

oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi yakni sejumlah 487 ind/l dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan menggunakan Daun Kol yakni sejumlah 381 ind/l.

4.2. Tingkat Kelimpahan Moina sp. (Ind/105L)

Tingkat kelimpahan Moina sp. dengan pemberian pupuk kandang, jerami

padi dan daun kol yang ditebar dalam 105 liter air tawar dengan padat tebar 3150 individu yang dipelihara selama 15 hari dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Kelimpahan Moina sp. (ind/105L) Waktu Pengamatan

(Hari Ke-)

Jumlah Moina sp. (ekor)

Kotoran Ayam Jerami Padi Daun Kol

0 3.150 3.150 3.150 3 23.275 16.100 13.475 6 39.550 31.325 24.325 9 69.125 58.800 47.600 12 112.175 81.025 67.025 15 141.050 116.725 84.175 Total 388.325 307.125 239.750 Rata – Rata 64.721 51.188 39.958

Sumber : Data Olahan

Dari Tabel 7 terlihat bahwa kelimpahan Moina sp. Selama pengamatan 15 hari memperoleh hasil yang berbeda dari tiap perlakuan jenis pupuk. Tingkat kelimpahan Moina sp. tertinggi terdapat pada media pupuk kandang dengan tingkat kelimpahan sebanyak 388.325 ind/105L, diikuti oleh pemupukan dengan menggunakan jerami padi dengan tingkat kelimpahan sebanyak 307.125 ind/105L

(4)

25

dan yang terendah terdapat pada media dengan pemupukan menggunakan Daun Kol dengan tingkat kelimpahan sebanyak 239.750 ind/105L.

Selanjutnya tingkat kelimpahan Moinasp. dilihat pula pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Kelimpahan Moina sp

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tingkat kelimpahan Moina sp. tingkat kelimpahannya mulai terjadi pada saat kultur periode hari ke-3 masing-masing tingkat kelimpahan Moina sp. adalah sebagai berikut : perlakuan A (Kotoran ayam) sebanyak 23.275 ind/L, perlakuan B (Jerami padi) sebanyak 16.100 ind/L, dan perlakuan C (Daun kol) sebanyak 13.475 ind/L.

Tingkat kelimpahan Moina sp. terus meningkat pada pemeliharan memasuki hari ke-6, hari ke-9, hari ke-12 dan puncak dari tingkat kelimpahan

Moina sp. terjadi pada saat pemeliharaan memasuki hari ke-15 periode kultur.

Pada saat memasuki hari ke-15 dilakukan pemanenan terhadap Moina sp sehingga diperoleh tingkat kelimpahan Moina sp. untuk perlakuan A (Kotoran ayam)

(5)

26

sebanyak 141.050 ind/L, perlakuan B (Jerami padi) sebanyak 116.725 ind/L, dan perlakuan C (Daun kol) sebanyak 84.175 ind/L.

Pada hari ke-15 periode kultur terlihat dengan jelas perubahan warna air dalam aquarium sebagai media kultur Moina sp. Dimana pada perlakuan kotoran ayam kondisi air dalam akuarium berwarna coklat kemerahan, sedangkan pada perlakuan jerami padi dan perlakuan daun kol warna air dalam akuarium sebagai media kultur Moina sp agak pucat, hal ini menandakan bahwa kultur Moina sp pada perlakuan jerami padi dan daun kol menghasilkan anakan Moina sp dengan jumlah sedikit.

Dari ketiga perlakuan ini ternyata ada perbedaan yang nyata antara perlakuan kotoran ayam, jerami padi, dan daun kol. Sesuai dengan hasil pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini, masing-masing perlakuan kotoran ayam, jerami padi, dan daun kol menunjukan angka tingkat kelimpahan yang berbeda. Pada perlakuan kotoran ayam tingkat kelimpahan sangat tinggi yaitu sebesar 141.050 ind/L, dan perlakuan jerami padi tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dari pada perlakuan kotoran ayam yaitu berkisar 116.725 ind/L, serta pada perlakuan daun kol tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dari perlakuan kotoran ayam dan jerami padi yaitu mencapai 84.175 ind/L. sehingga diantara pupuk kotoran ayam, jerami padi dan daun kol, media pupuk yang baik sehingga menghasilkan tingkat kelimpahan yang baik untuk kultur Moina sp adalah dengan menggunakan media pupuk kotoran ayam.

(6)

27

Hal ini hampir serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Casmuji (2002) yang menyatakan penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam dapat memberikan produksi dan hasil yang lebih baik dalam penumbuhan pakan alami Moina sp. Dengan demikian, kotoran ayam dapat dijadikan sebagai media dalam kultur Moina sp dalam rangka untuk meningkatkan hasil dalam kegiatan memproduksi Moina sp sebagai makanan utama bagi larva dan benih ikan budidaya.

Pemakaian pupuk organik untuk bahan media kultur, terutama yang berasal dari kotoran ternak akan memberikan keuntungan, yaitu dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme, diantaranya adalah pupuk organik dari kotoran ayam yang mempunyai kandungan unsur hara cukup tinggi, karena bagian yang cair (urine) bercampur dengan bagian yang padat. Selain itu pupuk kotoran ayam dan pupuk kandang pada umumnya adalah pupuk yang lengkap karena mengandung hampir semua unsur hara yang bekerja secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama (Setyamidjaja, 1986)

Setyamidjaja (1986) mengatakan bahwa pemakaian pupuk organik berupa kotoran ternak dapat merangsang pertumbuhan populasi mikroorganisme, Kotoran ternak terutama kotoran ayam merupakan pupuk organik yang banyak dimanfaatkan dalam usaha bercocok tanam dan pada masa kini banyak dimanfaatkan juga dalam usaha perkembangan perikanan. Misalnya digunakan dalam pembudidayaan pakan alami ikan (Sutejo, 1995; Mujiman, 1998).

(7)

28 4.3. Laju Pertumbuhan Moina sp

Laju pertumbuhan Moina sp. dengan pemberian pupuk yang berbeda ditebar dalam 105 l air dan dipelihara selama 15 hari dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Laju Pertumbuhan Moina sp. (ind/L)

Perlakuan Laju Pertumbuhan

Kotoran Ayam 9193 ind/L

Jerami Padi 7572 ind/L

Daun Kol 5402 ind/L

Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 4) pada perlakuan A (Kotoran ayam), perlakuan B (Jerami Padi) dan perlakuan C (Daun kol) dengan dosis pemberian pupuk masing–masing 0.2 g dengan volume air 105 liter diperoleh laju pertumbuhan masing–masing perlakuan. Laju pertumbuhan Moina sp. tertinggi terdapat pada perlakuan kotoran ayam dengan laju petumbuhan sebanyak 9193 ind/L, disusul oleh perlakuan jerami padi dengan laju pertumbuhan sebanyak 7572 ind/L dan laju pertumbuhan terendah terjadi pada perlakuan daun kol sebanyak 5402 ind/L. Laju Pertumbuhan Moina sp dapat dilihat pada Gambar 5.

(8)

29

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa laju petumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan A (kotoran ayam) diikuti oleh perlakuan B (Jerami padi) dan yang terendah pada perlakuan C (Daun kol). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sachlan (1980) yang menunjukkan bahwa Moina sp. dapat tumbuh banyak jika kolam dipupuk dengan pupuk kandang. Bahkan dari hasil penelitian Setiabudiningsih (1998) menunjukkan bahwa pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam cenderung memberikan kandungan unsur hara yang lebih lengkap sehingga meningkatkan produktivitas primer perairan.

4.4. Kualitas Air

Hasil pengukuran kualitas air selama kultur Moina sp. dilakukan menunjukkan bahwa kisaran yang diperoleh masih berada pada batas toleransi bagi kehidupan Moina sp. Hasil pengukuran kualitas air seperti tampak pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengukuran Kualitas air

No Parameter Hasil Pengukuran

1 Suhu oC 25,9 – 26,9 oC

2 pH 6,89 – 7,49

Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi semua organisme akuatik. Batas toleransi setiap organisme terhadap suhu berbeda, tergantung dari fisiologi organisme tersebut. Kisaran temperatur yang baik bagi kultur Moina sp. adalah 22-310C (Mokoginta, 2003). Suhu selama pelaksanaan penelitian

(9)

30

berkisar antara 25,9 – 26,9 oC sehingga masih berada pada batas toleransi bagi kehidupan Moina sp.

Pennak (1989) kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan Moina sp. berkisar antara 6,5 sampai 8,5. Pada umumnya, lingkungan perairan baik untuk

pertumbuhan Moina sp. adalah berkisar antara 6,6 – 7,4 (Mudjiman, 2008). pH selama pelaksanaan penelitian berkisar antara 6,89 – 7,49 sehingga masih

Gambar

Tabel 5.  Rata–rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/200ml)  Waktu Pengamatan
Tabel 6.  Rata–rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Individu/L)  Waktu
Tabel 7.  Tingkat Kelimpahan Moina sp. (ind/105L)  Waktu Pengamatan
Gambar 4. Grafik Kelimpahan Moina sp

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini diharapkan agar pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Maoutong dapat mempertimbangkan pemanfaatan media sms reminder dalam

bandeng, kakap putih dan kerapu macan, juga telah berhasil dipijahkan dan diproduksi benihnya antara lain berbagai jenis kerapu kerapu lumpur (E. corallicola),

ditelusuri lebih jauh lagi, akan diketahui masih dibedakan pula oleh perbedaan-perbedaan prinsipil. Karena itu, pemahaman terhadap eksistensi

Setelah semua proses dilakukan di papan FPGA, proses selanjutnya adalah mengirim data dari unit pengolahan (FPGA) ke cloud server. FPGA memiliki keunggulan dalam mengontrol

Proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat, sehingga dapat mencapai tujuan yang

Catatan: penghitungan nilai lihat contoh penilaian halaman lain 3. Tugas peserta didik menemukan dan menuliskan informasi tentang karakteristik bentang alam: pantai, dataran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sistem agribisnis pada sawah di desa Sidomulyo kecamatan Wasile Timur kabupaten Halmahera Timur yang telah dilakukan,

Salah satu penelitian yang perlu dilakukan adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pelanggan dan pengaruh kualitas produk dan layanan pelanggan terhadap kepuasan