BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat
Menurut Slameto ( 2010) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan dalam partisipasi mereka dalam suatu hal. Menurut
Syah (2010) minat merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Dengan adanya minat untuk belajar
dalam diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatian pada pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar lebih giat dan akhirnya mencapai hasil belajar yang baik. Menurut Safari (2003)
minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi
kesediaannya dalam belajar. Sedangkan secara operasional minat belajar adalah skor siswa yang dapat diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur aspek atau dimensi sebagai berikut :
2. ketertarikan;
3. perhatian; 4. keterlibatan.
Menurut Tanner and Tanner (Slameto, 2010) menyarankan agar
para pengajar juga berusaha membentuk minat – minat baru pada diri siswa dengan memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan
bahan pengajaran yang lalu menguraikan kegunaan bagi siswa di masa yang akan datang. Menurut Hamalik (Arsyad, 2007) bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dari berbagai pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa
minat dalam pembelajaran matematika adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan terhadap pembelajaran matematika, minat ini timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya
atau merasa senang bahwa sesuatu yang dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Minat juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
B. Pemecahan Masalah Matematika
Menurut Jihad dan Haris (2010) pemecahan masalah merupakan
kompetensi strategis yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan, strategi pemecahan dan menyelesaikan model
untuk menyelesaikan masalah. Menurut Gagne (Wena, 2012) pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya
mengatasi situasi yang baru.
Dari pengertian pemecahan masalah di atas dapat disimpulkan
bahwa pemecahan masalah merupakan kompetensi siswa dalam memahami, memilih pendekatan, srategi pemecahan dan menyelesaikan model sebagai usaha mengatasi situasi yang baru.
Dapat pula digunakan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai tujuan agar mudah tercapai.
Menurut Polya (1957) ada empat langkah di dalam memecahkan masalah yaitu: (1) Memahami masalah; (2) merencanakan pemecahan masalah; (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah; (4) mengecek
kembali. Adapun penjabaran dari keempat langkah yang diajukan Polya yang digunakan sebagai landasan dalam memecahakan suatu
Pada langkah ini siswa harus dapat memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Sasaran penilaian pada
langkah pemahaman soal meliputi:
a) Siswa mampu menganalisis soal. Hal ini dapat terlihat apakah
siswa tersebut paham dan mengerti terhadap apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
b) Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dalam bentuk rumus, simbol atau kata – kata sedehana.
2. Merencanakan pemecahan masalah
Pada langkah ini siswa harus dapat merencanakan langkah – langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah siswa dapat mencari konsep – konsep atau teori – teori yang saling
menunjang, dan siswa dapat mencari rumus – rumus yang diperlukan.
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Pada langkah ini siswa harus dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus – rumus yang siap untuk
digunakan dalam soal kemudian siswa mulai memasukkan data – data hingga menjurus ke rencana pemecahannya, setelah itu siswa baru melaksanakan langkah – langkah rencana sehingga
4. Mengecek kembali
Yang diharapkan dari ketrampilan siswa dalam memecahkan
masalah untuk langkah ini adalah siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap lengkah
pemecahan masalah yang dilakukan sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang sesuai dengan masalah yang diberikan.
C. Problem Based Learning (PBL)
1. Pengertian PBL
Menurut Tan (Rusman, 2011) PBL adalah inovasi dalam pembelajaran berbasis masalah karena kemampuan berpikir matematika siswa betul – betul dioptimalkan melalui proses kerja
kelompok yang sistematis sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara berkesinambungan. Menurut Sugiyanto (2009) PBL merupakan pengajaran interaktif yang berpusat pada siswa, membutuhkan upaya perencanaan yang banyak. Guru yang
merencanakan dan menfasilitasi perpindahan yang mulus dari satu fase pelajaran berbasis masalah ke fase lainnya dan memfasilitasi
pencapaian tujuan intruksional yang diinginkan. 2. Tujuan PBL
Menurut Tan, Ibrahim , dan Nur (Rusman, 2011) PBL
a) Untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan memecahkan masalah.
b) Pembelajaran peran orang dewasa, siswa dikondisikan sebagai
orang dewasa untuk berpikir dan bekerja dalam memecahkan
masalah yang melibatkan siswa dalam pembelajaran nyata. c) Membentuk belajar yang otonom dan mandiri. Selain itu model
PBL juga meningkatkan kemampuan siswa untuk menjawab
pertanyaan secara terbuka dengan banyak alternatif jawaban benar dan pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan
percaya diri berupa peningkatan dari pemahaman ke aplikasi, sintesis, analisis, dan menjadikannya sebagai belajar mandiri.
3. Langkah – langkah PBL
Menurut Ibrahim, Nur dan Ismail (Rusman, 2011)
mengemukakan bahwa langkah – langkah PBL adalah sebagai berikut:
a) Memberikan Orientasi tentang permasalahan terhadap siswa
Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat dan bahan yang diperlukan dan memotivasi
siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
c) Membimbing pengalaman individu/ kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
4. Kelebihan dan kekurangan PBL
Menurut Nata (2009) PBL dinilai memiliki berbagai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Kelebihan PBL antara lain:
a) dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja;
b) dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan
c) dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara
kreatif dan menyeluruh, karena didalam proses
pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.
Kelemahan PBL antara lain:
a) sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang
sesuai dengan tingkat berpikir para siswa;
b) sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan
dengan metode konvensional;
c) sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar
dari yang semula belajar dengan mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru, menjadi belajar
dengan mencari data, menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri.
D. Pokok Bahasan Segiempat
Sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2006, segiempat merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP. Pokok bahasan ini diajarkan pada kelas VII semester 2. Pada
penelitian ini materi yang akan dibahas adalah : 1. Persegi Panjang;
4. Belah Ketupat;
5. Layang – Layang; 6. Trapesium.
E. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran PBL, Pada langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan aktivitas – aktivitas yang akan dilakukan serta Dengan adanya perlakuan pembelajaran PBL diduga dimensi – dimensi minat dan indikator – indikator pemecahan masalah siswa yang telah tersebut di atas dapat meningkat.
Langkah – langkah pembelajaran PBL:
1. Memberikan orientasi tentang permasalahan terhadap siswa 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membimbing pengalaman individu/ kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Berdasarkan hasil observasi minat dan tes kemampuan pemecahan masalah
diperoleh hasil yang kurang baik Dimensi Minat :
menjelaskan peralatan yang diperlukan. Pada kesempatan ini guru memotivasi siswa dengan memberikan informasi pentingnya materi
pelajaran yang akan diajarkan sehingga sehingga akan meninbulkan rasa kesukaan siswa dalam mempelajari materi karena siswa merasa
apa yang dipelajari itu penting baginya serta dalam penyampaian materi guru menggunakan media informasi berupa LCD dan alat peraga bertujuan untuk meningkatkan rasa ketertarikan siswa untuk
mempelajari materi dan guru juga menginformasikan bahwa hasil diskusi nanti akan dipresentasikan dan akan mempengaruhi nilai
sehingga akan menimbulkan perhatian siswa. Selain itu guru mengajukan masalah kontekstual dalam bentuk LKS dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan
ide dan teori yang di gunakan dalam memecahkan masalah.
Pada langkah 2 guru mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar dengan mengelompokan siswa sesuai sesuai dengan kemampuan heterogen 1 kelompok beranggotakan 4 orang kemudian mengarahkan siswa untuk segera berbagi tugas belajar dan mendorong
siswa untuk berdiskusi bertujuan agar siswa agar yang pintar mau berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar dan membimbing
Pada langkah 3 guru membimbing pengalaman individu atau kelompok. Disini guru memberikan bimbingan kepada siswa pada
aktivitas pemecahan masalah dan jika siswa mengalami kesulitan dengan cara mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai dengan tugas yang diberikan dan mendorong siswa untuk menyampaikan ide – idenya sehingga menimbulkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dengan diawali pertanyaan “apa yang dapat diketahui dan ditanyakan?”. Kemudian guru memberikan pertanyaaan
kembali “apakah yang dapat kalian rencanakan dari masalah tersebut?”
guru menyuruh siswa memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah yang tepat. selain itu guru juga menyuruhnya untuk melaksanakan rencana pemecahan masalah tersebut dan yang terahir guru memberikan pertanyaan kembali “apakah kalian dapat
membuktikan bahwa jawaban kalian benar?” kemudian guru
menyuruh siswa untuk mengecek kembali jawaban sebelum dikumpulkan. Selain itu guru mengawasi jalannya diskusi agar tetap kondusif.
Pada langkah 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan menggunakan strategi presentasi. Disini guru membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan hasil karya atau hasil diskusi dengan menyuruh siswa mencatat hasil dan meneliti kembali dari jawaban yang telah didiskusikan. Pada tahap ini guru membimbing presentasi
dipresentasikan kemudian guru menyuruh siswa untuk berbagi tugas dengan temannya seperti mengarahkan yang bertugas di papan tulis
dan mencatat pertanyaan dan memberikan kesempatan untuk mempresentasikannya di depan kelas. Pada langkah ini guru berperan
sebagai moderator guru memimpin diskusi kelas, guru meminta kelompok lainnya untuk menaggapi dengan memberikan pertanyaan disini melatih siswa untuk merespon presentasi kelompok lain. Guru
memberikan kesempatan bertanya pada siswa, guru juga memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa agar lebih berpikir dan
mengkondisikan suasana kelas agar tetap kondusif.
Pada langkah 5 guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang pertama yaitu dengan mengecek hasil
diskusi siswa dan membahas secara bersama – sama, membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses yang mereka gunakan, membimbing siswa untuk menarik kesimpulan secara bersama – sama. Diakhir pertemuan guru juga memberikan pesan balajar dirumah kepada siswa. Dengan demikian
diduga dengan PBL minat dan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII D SMP N 1 Kertanegara dapat ditingkatkan.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka dirumuskan hipotesis dalam
1. Dengan Problem Based Learning (PBL) minat belajar matematika
siswa kelas VII D SMP N 1 Kertanegara dapat meningkat.
2. Dengan problem based learning kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VII D SMP N 1 Kertanegara dapat meningkat