• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4A0 NIFAS HARI KE-0 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT POST MOW DI RUANG BOUGENVILE RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4A0 NIFAS HARI KE-0 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT POST MOW DI RUANG BOUGENVILE RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR POST PARTUM

A. Pengertian

Masa nifas adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat

reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).

Masa nifas adalah di mulai dari satu jam setelah lahirnya placenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009).

Periode post partus adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu

kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota

keluarga baru. (Mitayani, 2011).

Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi kepada

kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat

obatan (Prawiroharjo,2008)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa partus spontan

adalah periode periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak dan plasenta

keluar lepas dari rahim dengan ketentuan tanpa anjuran atau obat-obatan.

(2)

Penyebab persalinan belum pasti di ketahui, namun beberapa teori

menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,

pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,2011).

2.1 Teori placenta menjadi tua

Turunnya kadar hormone estrogen dan progresterone menyebabkan

kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

2.2 Teori penurunan hormone

1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone

progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot otot

polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila progesterone turun.

2.3 Teori iritasi mekanik

Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss).

Bila ganglion ini di geser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

2.4 Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot

(3)

2.5 Induksi partus

Dapat pula di timbulkan denggan jalan ganggang laminaria yang di

masukan kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,

amniotomi pemecahan ketuban.

C. Tanda dan gejala

2.1 Tanda permulaan persalinan.

Pada permulaan persalinan yang terjadi beberapa minggu sebelum terjadi

persalinan, dapat terjadi tanda -tanda sebagai berikut :

- Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

- Perasaan sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian

terbawah janin.

- Lightening atau setting, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul

terutama pada primigravida.

- Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot

rahim.

- Terjadi pengeluaran lendir, di mana lendir menutup seviks di lepaskan dan

bisa bercampur darah (Bloody show).

2.2 Tanda tanda Post partus sebagai berikut :

Menurut Hafiffah, (2011) post partus di tandai oleh :

(4)

- Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil.

- Siklus menstruasi

Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui.

- Serviks

Setelah lahir serviks akan mengalami edema, bentuk distensi untuk beberapa

hari, struktur interna akan kembali setelah 2 minggu.

- Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu.

- Payudara

Payudara akan membesar karena vaskuralisasi dan engorgemen (bengkang

karena peningkatan prilaktin).

- Perineum

Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa

(5)

D. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam

rongga pelvis dan di topang oleh lantai pelvis, dan genetalia externa, yang

terletak di perium. Stuktur reproduksi interna dan 9 eksterna berkembang

menjadi matur akibat rangsangan hormone ekstrogen dan progesterone

(Syarifudin & Fratidhini, 2009).

1. Struktur Eksterna

Gambar 2.1 struktur eksterna

(Icesmi Sukarni K & Margareth ZH 2013)

(6)

Vulva adalah nama yang di berikan untuk struktur genetalia eksterna.

Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran

panjang, mulai klitoris, kanan kiri di batasi bibir kecil sampai ke belakang

dibatasi perineum.

- Mons pubis

Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak

dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis. Mons

pubis mengandung banyak kelenjar sebasea.

- Labia mayora

Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang

menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Labia

mayora melindungi Labiya minora, meatus urinarius dan introitus vagina.

Penurunan produksi hormone menyebabkan atrofi labia mayora.

- Labia minora

Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan

kulit yang panjang, sempit, tidak berambut yang memanjang ke arah dari

bawah klitoris dan menyatu dengan fourchett. Kelenjar-kelenjar dilabia minola

juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora

sensitive, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.

(7)

Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat

di bawah arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif

dari pada badannya. Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu

substasi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai

feromon.

2. Struktur Internal

Gambar 2.2 Struktur internal MOW

(Syarifudin & Fratidhini, 2009)

- Ovarium

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang

tuba falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelanggarakan ovulasi dan

memproduksi hormone.

(8)

Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang

ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk

mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan

berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.

- Uterus

Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung, yang

tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris.

Uterus terdiri dari 3 bagian, fundus yang merupakan tonjolan bulat di bagian

atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang

mengelilingi cavum oteri dan istmus.

Diding uterus terdiri dari 3 lapisan

- Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan

membran mukosa yang terdiri dari tiga lapis : lapisan permukaan padat,

lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang

menghubungkan endometrium dengan miometrium.

- Peritoneum suatu membrane serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali

seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih

dan serviks.

(9)

Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapay melipat dan

mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap

stimulasi ekstrogen dan progesterone. Cairan vagina berasal dari traktus

genetalis atas atau bawah. Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi vagina

meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan

relative vagina.

Fisiologi reproduksi wanita bagian interna terdiri dari :

- Liang senggama (vagina) adalah liang atau saluran fibromuskuler elastis yang

menghubungkan uterus dan vulva, terletak di antara saluran kemih dan liang

dubur. Di bagian ujung yang atasnya terletak mulut rahim. Ukuran panjang

dinding 8cm dan dinding belakang 10cm bentuk dinding bagian dalamnya

berlipat-lipat, disebut rugae sedangkan dinding tengahnya dan bagian yang lebih

keras di sebut kolumne rugalum. Lipatan lipatan ini memungkinkan vagina pada

persalinan melebar, sesuai fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir.

Sedangkan fungsi penting dari vagina adalah saluran keluar untuk mengeluarkan

darah haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir

waktu bersalin, dengan sekretnya yang asam. Vagina merupakan barier untuk

menghalangi perjalanan infeksi secara asenderen.

- Rahim (uterus) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat , bagian

luarnya ditutupi oleh peritoneum dan bagian dalamnya di lapisi oleh mukosa

(10)

kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga

atau dindingnya terdiri dari otot otot polos.

Bagian uterus antara lain :

- Fundus uteri adalah bagian uteri proksimal, disini kedua tubafalopi masuk ke

uterus.

- Korpus uteri adalah bagian uterus terbesar pada kehamilan, bagian ini

mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.

- Servik uteri terdiri dari pars vaginalis servisis uteri dan pars supra vaginalis

servisis uteri

Dinding uterus terdiri dari : endometrium melapisi kavun uteri dan

mempunyai arti penting setiap bulan berfungsi dalam siklus haid pada wanita

dalam masa produksi, tempat janin tumbuh dan berkembang.

Saluran telur (Tubafalopi) : adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan

kiri. Panjangnya 12 sampai 13cm, diameternya 3 sampai 8mm. Fungsi tuba sangat

penting yaitu sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang di lepaskan

saat ovulasi, tempat terjadi pembuhan.

E. Patofisiologi

Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan

(11)

terjadi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga

muncul masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan

perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis, personal hygine yang

kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan

terjadi juga pendarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi.

Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di

pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi

pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara berurai

dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara maka akan

terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus. Sehingga asi tidak

keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidakefektif. Pada perubahan

psikologis akan muncul taking in (ketergantungan), taking hold ( ketergantungan

kemandirian), letting go (kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan

membutuhkan perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada

diri sendiri dan lemas, sehingga muncul maslah keperawatan gangguan pola

tidur, taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan bayi , akan

cenderrung informasi karena mengalami masalah keperawatan kurang

(12)

F. PATHWAY

Butuh Informasi Produksi ASI Kontraksi

(13)

20

G. Diagnosa keperawatan dan Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.

2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakadekuatan

suplai ASI.

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya

informasi tentang ASI Eksklusif.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,

post MOW.

6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan volume fases.

Fokus Intervensi dan Rasional

1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus. Nyeri setelah post MOW

NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang

NOC :

- Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4 - 5

- Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bias tidur nyaman

(14)

21

- Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST (P : Faktor penambah dan

pengurang nyeri, Q : Kualitas atau jenis nyeri, R : Regio atau daerah yang

mengalami nyeri, S : Skala nyeri, T : Waktu dan frekuensi).

Rasional : Untuk menentukan jenis skala dan tempat terasa nyeri

- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri

Rasional : Sebagai salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan

keperawatan sesuai dengan respon klien

- Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dan tenang

Rasional : Membantu klien rileks dan mengurangi nyeri

- Kolaborasi pemberian analgenik

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri

2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakadekuatan

suplai ASI.

NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ASI dapat keluar

NOC :

- Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu menyusui

- Payudara bersih

- Bayi mau menetek

- Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri

(15)

22

- Kaji pengetahuan klien mengenai laktasi dan perawatan payudara

Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuan klien dan untuk menemukan

Rasional : Mencegah terjadinya aspirasi pada bayi

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya

informasi tentang ASI Ekslusif

NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan mengerti tentang pentingnya

ASI

NOC :

- Klien mengatakan tidak mengerti tentang ASI

- Klien tampak mengerti apa yang sudah di jelaskan

Intervensi : Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan

Rasional : Klien merespon adanya penkes

(16)

23

NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi,

pengetahuan bertambah

NOC :

- Klien menyertakan perawatan bagi dirinya

- Klien bisa membersihkan luka bekas operasi post MOW secara mandiri

Rasional : Peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi

- Kaji daerah luka

Rasional : Menentukan adakah tanda peradangan di daerah luka bekas

operasi

- Kaji pengetahuan klien mengenai cara perawatan ibu post MOW

Rasional : Pasien mengetahui cara perawatan bagi dirinya

- Ajarkan perawat luka bagi klien

- Meminimalkan terjadinya infeksi

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,

post MOW.

(17)

24

NOC :

- Mengidentifikasikan penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang di

perlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru.

Melaporkan peningkatan rasa sejahtera istirahat.

Intervensi :

Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.

Rasional : Post MOW bila malam meningkatkan tingkat kelelahan

- Kaji faktor-faktor bila ada mempengaruhi istirahat

Rasional : Membantu meningkatkan istirahat, tidur, dan relaksasi

- Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali

kerumah

Rasional : Rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi lebih

awal serta tidur lebih siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh

serta menyadari kelelahan berlebih, kelelahan dapat mempengaruhi penilaian

psikologis, suplai ASI dan penurunan refleks secara psikologis.

6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan frekuensi fases.

NIC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan eliminasi klien

terpenuhi

(18)

25

- Klien mengatakan tidak konstipasi

- Klien mengatakan perasaan nyamannya

- Klien mengatakan sudah BAB

Intervensi :

- Auskultasi bising usus, apakah peristaltic menurun

Rasional : Penurunan peristaltic usus menyebabkan konstipasi

- Anjurkan klien makan-makanan tinggi serat

Rasional : Makanan tinggi serat melancarkan BAB

- Kolaborasi pemberian laksatif (pelunak fases) jika di perlukan

Rasional : Penggunaan laksatif mungkin perlu untuk merangsang peristaltic

usus dengan perlahan atau evakuasi feses

- Anjurkan klien banyak minum terutama air putih hangat

Rasional : Mengkonsumsi air hangat melancarkan BAB

- Observasi adanya nyeri abdomen

(19)

26

MOW adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan ferilitas

atau kesuburan perempuan dengan mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan

memotong atau memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu

dengan ovum (Noviawati dan Sujiayatini, 2009) jadi dasar dari MOW ini

adalah mengokulasi tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak

(20)

27

Program MOW sendiri dibagi menjadi 2 yaitu diantaranya :

1.1 Program rumah sakit.

- Pelaksanaan MOW pasca operasi atau pasca melahirkan

- Mempunyai penyakit ginekologi

1.2 Reguler : MOW dapat di lakukan pada masa interval.

1. Syarat melakukan MOW (Medis operasi wanita)

Syarat di lakukan MOW menurut Saiffudin (2007) yaitu

sebagai berikut :

2.1 Syarat Sukarela

Syarat Sukarela meliputi antara lain pengetahuan tentang cara

kontrasepsi mantap serta pengetahuan sifat permanen pada kontrasepsi

ini (Sarwono, 2007)

2.2 Syarat Bahagia

Syarat Bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan

harmonis, umur istri sekurang kurangnya 25 dengan sekurang

kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil lebih dari 2 tahun

(Sarwono, 2007)

(21)

28

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat

memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak di temukan hambatan atau

kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi mantap.

Pemeriksaan seorang dokter di perlukan untuk dapat

memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi mantap

antara lain ibu yang mengalami peradangan dalam rongga panggul,

obesitas berlebihan dan ibu yang sedang hamil atau di curigai sedang

hamil (BKKBN, 2007)

2. Teknik melakukan MOW

3.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan

- Informed consent

- Riwayat medis atau kesehatan

- Pemeriksaan laboratorium

-Pengosongan kandung kencing, asepsis dan anti sepsis daerah abdomen

- Anestesi

3.2Tindakan Pembedahan, teknik yang di gunakan dalam pelayanan MOW

antara lain :

(22)

29

Metode ini merupakan penyederhanaan laparotomi terdahulu, hanya

diperlukan sayatan kecil (sekitar 3cm ) baik pada daerah perut bawah

(suprapubik) maupun subum bilikal 13 (pada lingkar pusat bawah).

Tindakan ini dapat di lakukan terhadap banyak klien, relative murah, dan

dapat di lakukan oleh dokter yang mendapat pelatihan kusus. Operasi ini

juga lebih aman dan efektif (Syaiffudin,2009).

- Laparoskopi

Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan kandungan

yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif.

Teknik ini dapat di lakukan pada 6-8 minggu pasca persalinan atau setelah

abortus (tanpa komplikasi). Laparotomi sebaiknya di gunakan pada jumlah

klien yang cukup banyak karena peralatan laparoskopi dan biaya

pemeliharaannya cukup mahal. Seperti halnya minilaparotomi, laparaskopi

dapat di gunakan dengan anestesi lockal dan di perlukan sebagai klien

rawat jalan setelah pelayanan. ( Syaiffudin, 2008).

3.3 Perawatan post operasi

- Istirahat 2-3 jam

- Pemberian analgetik dan antibiotik bila perlu

- Ambulasi dini

(23)

30

- Luka operasi jangan sampai basah, menghindari kerja berat selama 1

minggu, cari pertolongan medis bila demam (>38), rasa sakit pada

abdomen yang menetap, perdarahan luka insisi.

3. Waktu pelaksanaan MOW

Menurut Wiknjosastro (2007) pelaksanaan MOW dapat di lakukan pada saat:

4.1 Masa interval (selama waktu selama siklus menstruasi)

4.2 Pasca persalinan ( post partum )

MOW pasca persalinan sebaiknya di lakukan dalam 24 jam,

atau selambat-lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan. MOW pasca

persalinan lewat dari 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba dan

infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Edema tuba akan

berkurang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan. Pada

hari tersebut uterus dan alat-alat genetal lainya telah mengecil dan

menciut, maka operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.

4.3 Pasca keguguran

Sesudah abortus dapat langsung di lakukan sterilisasi.

4.4 Waktu operasi membuka perut

Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut

(24)

31

indikasi untuk di lakukan sterilisasi. Hal ini harus di terangkan kepada

pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat di pergunakan sekaligus

untuk melakukan kontrasepsi mantap.

4. Indikasi MOW

Komperensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia

tahun 1976 di Medan menganjurkanagar MOW dilakukan pada umur 25 - 40

tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut: umur istri antara 25 – 30 tahun

dengan 3 anak atau lebih, umur istri antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau

lebih, dan umur istri 35 – 40 dengan 1 anak atau lebih sedangkan umur suami

sekurang kurangnya ber umur 30 tahun. (Wiknjosastro, 2007).

Indikasi MOW dilakukan yaitu sebagai berikut :

- Indikasi medis umum

Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat

bila wanita ini hamil lagi.

5. Efek samping

- Reaksi alergi

- Infeksi luka bila terdapat abses

- Luka pada kandung kemih

(25)

32

TEORI NYERI

A. Definisi

Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak

menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam

serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis,

maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak

menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual

atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan yang tiba-tiba

atau dapat di ramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (Judith M.

Wilkinson, 2012)

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan

hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

perasaan tersebut (Pilharjo, 2006).

Nyeri dapat diartikan berbeda-beda antara individu, bergantung pada

persepsinya. Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi

nyeri. Secara sederhana nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang

tidak menyenangkan sehingga individu menderita yang akhirnya akan

mengganggu aktifitas sehari-hari, dan lain-lain (Asmadi, 2008)

(26)

33

A. Persepsi Nyeri

Persepsi tentang nyeri bergantung pada jaringan kerja neurologis

yang utuh. Neurofisiologi nyeri mengikuti proses yang dapat di perkirakan :

- Rangsangan bahaya diketahui melalui reseptor yang ditemukan di kulit,

jaringan subkutan, sendi, otot. Nosiseptor (reseptor nyeri) adalah terminal

serat delta A kecil yang diaktifitasi oleh rangsangan mekanis dan serat

aferen C yang diaktifitasi oleh rangsangan mekanik, dan kimiawi (

Bonicadan McDonald. 2007).

- Rangsangan kemudian ditransmisikan melalui struktur yang sangat rumit

yang mengandung berbagai susunan neuron dan sinaptik yang memfasilitasi

drajat tinggi pemprosesan input sensori. Beberapa impuls kemudian

ditransmisikan melalui neuron internunsial ke sel kornu anterior dan

anterolateral, tempatnya merangsang neuron yang mempersarafi otot skelet

dan neuron simpatik yang mempersarafi pembuluh darah, visera, dan

kelenjar keringat.

- Impuls yang naik ke otak kemudian masuk ke hipotalamus yang mengatur

sistem autonomic dan respon neuroendokrin terhadap stress dan ke korteks

serebral yang memberi fungsi kognitif yang didasarkan pada pengalaman

masa lalu, dan penilaian.

(27)

34

Rasa nyeri muncul akibat respon pskis dan reflek fisik. Kualitas rasa

nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, rasa

mual, dan kram. Rasa nyeri dalam post MOW menimbulkan gejala yang

dapat dikenali. Peningkatan saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap

nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, dan

pernafasan. Serangan mual, muntah dan keringat berlebihan (Bobak, 2007).

C. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yaitu :

- Nyeri akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang. Tidak melebihi enam bulan, serta ditandai dengan adanya

peningkatan tegangan otot.

- Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya

berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.

Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah sindrom nyeri kronis,

dan nyeri psikomatis (Musrifatul., Hidayat. 2008).

(28)

35

Nyeri yang dialami oleh klien dipengaruhi oleh sejumlah faktor,

termasuk pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia, budaya dan pengharapan

tentang penghilang nyeri. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan atau

menurunkan persepsi nyeri klien, meningkat dan menurunnya toleransi

terhadap nyeri (Suddarth., Brunner. 2007).

E. Pengukuran Nyeri

Alat-alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji persepsi

nyeri seseorang. Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat bermanfaat, alat

tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) mudah dimengerti

dan digunakan, (2) memiliki sedikit upaya pada pihak klien, (3) mudah

dinilai, dan (4) sensitive terhadap perubahan kecil dalam intensitas nyeri.

Individu merupakan penilaian terbaik dari nyeri yang dialaminya dan

karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya

(Suddarth., Brunner. 2007).

SKALA INTENSITAS NYERI

(29)
(30)

37

Gambar 2.6 intensitas nyeri vas dan face

Yang dapat terjadi Skala analog visual (Visual Analog Scale)

merupakan suatu garis lurus, yang mewakili insensitas nyeri yang terus

menerus dan memiliki alat pendeskripsian verbal sedangkan face di gunakan

untuk menentukan ekspresi wajah nyeri pada setiap ujungnya. Intensitas

nyeri di bedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu :

Keterangan

0 : Tidak nyeri

1 - 2 : Nyeri ringan

3 - 5 : Nyeri sedang

6 -7 : Nyeri berat

Gambar

Gambar  2.1  struktur  eksterna
Gambar  2.2  Struktur  internal MOW
Gambar 2.6  intensitas  nyeri  vas  dan  face

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir ini disusun guna untuk memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Program Study Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk peneliti selanjutnya , untuk acuan utamanya dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pengadopsian standar akuntansi internasional atau

Pemerintah Kelurahan Cigugur, Kécamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat; seharusnya bisa lebih mempublikasikan potret kehidupan beragama warga

Akan tetapi nomor anak pada anak-bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang masing- masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab,

Untuk mengatasi masalah tersebut dipilih model pembelajaran kontekstual dengan media gambar bertema iklan layanan masyarakat yang bertujuan agar penelitian ini dapat

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah Islam di Sisilia studi atas masuk dan tumbuhnya Islam di Sisilia tahun 827-1032 M bermula dari

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.. Intermittent fasting during Ramadan

Dengan diberlakukan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang telah terbit pada tanggal 16 juli 2008, bahwa pengembangan industri perbankan