• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swedish Massage 1. Definisi Swedish massage - WAHYU HARMUNINGSIH BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Swedish Massage 1. Definisi Swedish massage - WAHYU HARMUNINGSIH BAB II"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Swedish Massage

1. Definisi Swedish massage

Swedish Massage adalah suatu pijatan yang di lakukan seorang messure untuk membantu mempercepat proses pemulihan dengan menggunakan sentuhan tangan dan tanpa memasukkan obat kedalam tubuh yang bertujuan untuk meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada beberapa macam penyakit yang merupakan indikasi untuk di pijat. Tujuan dari teknik manipulasi tangan (massage) antara lain adalah rileksasi otot, perbaikan fleksibilitas, pengurangan nyeri, dan perbaikan sirkulasi darah (Wiyoto, 2011).

(2)

seperti halnya jarak/tingkat gerakan (Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi, 2009).

2. Macam-macam gerakan Swedish massage

Remedial massage merupakan teknik manipulasi jaringan lunak dengan tujuan untuk relaksasi otot, perbaikan fleksibilitas dan pengurangan nyeri dalam upayanya untuk membantu mempercepat proses penyembuhan beberapa macam penyakit. Remedial massage memiliki tujuan/target spesifikyang berkaitan dengan permasalahanpada ototdan dampak dari fungsi otot yang tidak optimal. Adapun teknik-teknik aplikasi remedial massage yang umum digunakan adalah dengan menggunakan metode Swedish massage. Teknik remedial massage dengan metode Swedish massagemeliputi :

a. Eflaurage atau Gosokan

(3)

Eflaurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh permukaan telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok. Bentuk telapak tangan dan jari-jari selalu menyesuaikan dengan bagian tubuh yang digosok. Tangan menggosok secara supel/gentle menuju kea rah jantung (centripetal) dengan dorongan dan tekanan. Tetapi boleh juga menuju menyamping (centrifugal) misalnya gosokan ke di bagian dada, perut dan sebagainya. Teknik eflaurage dilakukan pada permulaan massage dosis 5 kali dan penutup massage dosis 3 kali baik sebagian maupun untuk seluruh tubuh. Eflaurage yang dolakukan pada bagian anggota gerak (extremitas) selalu dengan dorongan dan tekanan yang baik dan setiap gosokan harus berakhir pada kelenjar limfe (pada ketiak untuk anggota gerak atas dan lipat paha untuk anggota gerak bawah).

b. Petrisage atau pijatan

(4)

Petrisage adalah suatu gerakan pijatan dengan mempergunakan empat jari merapat berhadapan dengan ibu jari yang selalu lurus dan supel. Kesalahan pada umumnya tidak dapatnya jari-jari tersebut melurus. Bagian tubuh yang dipijat terletak didalam lengkungan telapak tangan antara jari-jari dan ibu jari. Gerakan memijat dengan meremas otot yang sedikit ditarik keatas seolah-olah akan memisahkan otot dari tulang selaputnya atau dari otot yang lain. Gerakan pijatan harus dilakukan pada tiap kelompok otot dan otot harus dipijat beberapa kali dengan supel dan rilek.

c. Tapotemen atau Pukulan

Gambar II.3 Tapotemen

(5)

d. Friction atau Gerusan

Gambar II.4 Friction

(6)

e. Vibration atau Getaran

Gambar II.5 Vibration

Vibration adalah suatu gerakan getaran yang dilakukan dengan mempergunakan ujung jari-jari atau seluruh permukaan telapak tangan. Sikap siku fleksi ujung jari-jari seluruh pemukaan telapak tangan diletakkan pada bagian tubuh yang digetar dan tidak boleh menekan keras-keras. Gerakan getaran harus halus sekali dan gerakannya sedapat mungkin ditimbulkan pada pergelangan tangan oleh kontraksi otot-otot lengan atas dan bawah. Untuk mendapatkan gerakan yang baik apabila arah jurusan getaran itu ke belakang dan tidak dari samping ke samping.

f. Skin Rolling atau Melipat dan Menggeser Kulit

(7)
(8)

tersebut pada bagian para vertebra yaitu di kanan kiri kolumna vertebralis secara sentripetal sentrifugal.

B. Kompres Hangat

1. Definisi Kompres Hangat

Kompres hangat merupakan bagian dari terapi non farmakologis yang dapat menurunkan nyeri. Kompres hangat dapat menyebabkan sirkulasi darah meningkat dan membawa oksigen ke area nyeri serta membuat otot tendon, maupun ligamen relaksasi (Cyntya, 2013).

Kompres hangat merupakan tindakan untuk mengurangi nyeri dengan memberikan energy panas melalui proses konduksi. Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada bagian radang persendian, kejang otot, perut kembung, dan kedinginan (Istichomah, 2009).

(9)

melunakkan bagian tubuh sebelum melakukan latihan pemanasan dan mengurangi kekakuan-kekakuan yang muncul karena cedera yang terjadi sebelumnya. (Taylor, 2008)

2. Macam-Macam Metode Kompres Hangat

Terdapat beberapa metode untuk melakukan terapi panas meliputi: kompres hangat atau panas, bantal pemanas, kream panas, parafin dan bak whirpoll. Aplikasi terapi panas ini dapat dilakukan dengan menggunakan kompres selama 2-4 menit dengan suhu 37oC sampai 40oC yang aman digunakan guna meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. (Taylor, 2008).

(10)

C. Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah suatu hal yang bersifat subjektif dan personal. Stimulus terhadap timbulnya nyeri merupakan sesuatu yang bersifat fisik atau mental yang terjadi secara alami. Nyeri merupakan suatu pengalaman yang melelahkan dan membutuhkan energi. Nyeri dapat mengganggu hubungan personal dan memengaruhi makna hidup (Potter &Perry , 2012).

2. Sifat Dasar Nyeri

Pengalaman nyeri merupakan suatu hal yang kompleks, mencakup aspek fisik, emosional, dan kognitif. Kita tidak dapat mengukur nyeri secara objektif, seperti melalui tes darah. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri tersebut timbul dan bagaimana perasaan klien ketika nyeri terjadi. Untuk membuktikan bahwa mereka sedang dalam keadaan nyeri bukan merupakan tanggung jawab klien, tetapi hal tersebut merupakan tanggung jawab perawat untuk menerima adanya keluhan nyeri yang diungkapkan oleh klien (Potter &Perry , 2012).

(11)

Pengalaman terdahulu merupakan faktor yang membuat otak campur tangan dan mengubah pengelolaan untuk membuka atau menutup pintu gerbang. Impuls otak yang melakukan kelola sentral itu disampaikan melalui serabut-serabut di funikulus dorsalis.

Lintasan impouls perasaan nyeri terdiri atas serangkaian neuron. Dari tepi sampai di dalam susunan saraf pusat rangkaian neuron itu dibedakan menjadi neuron pertama, kedua, dan ketiga.

Neuron pertama ialah neuron yang membentuk ganglion spinal. Neuron tersebut berbentuk pseudounipolar. Juluran perifernya membentuk alat perasaan (serabut bebas) dan serabut sensorik perifer. Juluran sentral ganglion spinal membentuk radiks dorsalis dan berakhir di nucleus proprius kornu dorsalis.

Juluran perifer ganglion spinal yang menyusun serabut sensorik perifer mempunyai diameter yang berbeda-beda. Impuls perasaan nyeri dan suhu disalurkan oleh serabut sensorik perifer yang berdiameter halus (golongan A) atau yang tidak berselubung myelin (golongan C).

(12)

(VPL) sisi kontralateral. Neuron-neuron yang menyusun VPL merupakan neuron ketiga lintasan impuls perasaan nyeri yang memproyeksikan impulsnya ke daerah 1, 2 dan 3 di area brodman.

Menurut Melzack dan Wall, mekanisme Gate Control itu bekerja terus-menerus, juga apabila tampaknya tidak ada perangsangan apapun, oleh karena aktivitas dasarnya dipelihara oleh penghantaran serabut golongan yang halus, yang memiliki reseptor yang dapat menyesuaikan diri secara lembut, sehingga menghasilkan after discharge yang berkepanjangan dan dengan demikian menghasilkan aktivitas yang terus-menerus.

(13)

3. Fisiologis Nyeri

Terdapat empat proses fisiologis dari nyeri nosiseptif (nosiseptif : saraf-saraf yang menghantarkan stimulus ke otak) : transduksi, transmisi, persepsi, dan modulasi (Potter & Perry , 2012).

4. Jenis-jenis Nyeri

Menurut Potter & Perry (2012) , nyeri dikategorikan dengan durasi atau lamanya nyeri berlangsung (akut atau kronis), atau dengan kondisi patologis (kanker atau neuropatik).

a. Nyeri Akut / Sementara

Nyeri akut bersifat melindungi, berdurasi pendek, dan memiliki sedikit kerusakan jaringan serta respons emosional.

b. Nyeri Kronis / Menetap

Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, tidak selalu memliki penyebab yang dapat diidentifikasi, dan dapat memicu penderitaan yang teramat sangat bagi seseorang. c. Nyeri Kronis yang Tak Teratur (Episodik)

Nyeri berlangsung selama beberapa jam, hari, atau minggu. d. Nyeri Akibat Kanker

(14)

e. Nyeri Akibat Proses Patologis

Proses-proses patologis tersebut memiliki karakter nyeri yang berbeda beda satu sama lain.

f. Nyeri Idiopatik

Nyeri idiopatik adalah nyeri kronis dari ketiadaan penyebab fisik atau psikologis yang dapat mengidentifikasi atau nyeri yang dirasakan sebagai berlebihnya tingkat kondisi patologis suatu organ.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Menurut Potter & Perry (2012) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon nyeri antara lain :

a. Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia.

b. Jenis Kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon terhadap nyeri.

c. Kebudayaan

(15)

d. Makna Nyeri

Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. e. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.

f. Ansietas

(16)

g. Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa keletihan menyebabkan sensasi nyeri terasa intensif dan menurunkan kemampuan koping.

h. Pengalaman Sebelumnya

Setiap orang akan belajar dari pengalamannyeri masa lalu. Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman dimasa lalu dalam mengatasi nyeri (Saputro, 2010).

i. Gaya Koping

(17)

j. Dukungan Keluarga dan Sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.

6. Skala intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individu dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).Intensitas nyeri dapat diukur menggunakan alat yang berupa Verbal Discriptor Scale (VDS), Numerik Rating Scale (NRS), dan Visual Analog Scale (VAS).

a. Verbal Discriptor Scale (VDS)

Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsian ini dirangking dari “ tidak terasa nyeri” sampai

(18)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri

nyeri terkontrol berat tidak terkontrol

Gambar II.6 Verbal Discriptor Scale (VDS)

b. Numerik Rating Scale (NRS)

Skala penilaian numerik (Numerik Rating Scale, NRS) lebih digunakan sebagai alatpendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.

Gambar II.7 Numerik Rating Scale (NRS)

(19)

adanya nyeri, angka 1-3 menunjukan nyeri ringan, angka 4-6 menunjukan nyeri sedang dan angka 7-10 menunjukan nyeri berat.

c. Visual Analog Scale (VAS)

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus,yang mewakilkan intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter & Perry 2006).

Tidak Nyeri

nyeri sangat hebat Gambar II.8 Visual Analog Scale (VAS)

D. Low Back Pain (LBP)

1. Definisi

(20)

Nyeri punggung bawah (NBP) atau low back pain (LBP) adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler maupun keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. NPB yang lebih dari 6 bulan disebut kronik (Tunjung, 2009).

2. Klasifikasi low back pain

Menurut Bimariotejo (2009) berdasarkan perjalanan klinisnya LBP dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a. Acute Low Back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang wakunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute Low Back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligament dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal masih dapat sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanaan awal nyeri punggung akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

(21)

dapatberulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memilikionset yang berubah.

3. Etiologi

Etiologi nyeri punggung bawah bermacam-macam, yang paling banyak adalah penyebab sistem muskuloskeletal. Disamping itu LBP dapat merupakan nyeri rujukan dari gangguan sistem gastrointestinal,sistem genitorinaria atau sistem kardiovaskular. Proses infeksi, neoplasma dan inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan LBP. Penyebab sistem neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor, ialah : (a) otot, (b) discus intervertebralis, (c) sendi apofiseal, anterior, sarkoiliaka, (d) kompresi saraf/radiks ,(e) metabolik , (f) psikogenik, (g) umur (Dachlan,2009).

4. Faktor Resiko

Faktor resiko nyeri punggung bawah meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial (Bimareotejo, 2009) . Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah daerah lain,antara lain sarkoiliaka, koksigenus,bokong, kebawah lateral atau posterior paha,tungkai, dan kaki (Bimareotejo, 2009).

(22)

berpindah,pekerjaan berat ,vibrasi dari seluruh tubuh dan ketidaknyamanan postur. Faktor resiko yang utama penyebab LBP adalah karakteristik individual.

Karakteristik individual ini termasuk riwayat LBP sebelumnya, umur,jenis kelamin, faktor sosioekonomi, kebiasaan merokok, masalah psikologi atau emosi, jenis personality, dan tingkat pemahaman. LBP merupakan gejala yang kompleks yang berasal dari efekinteraksi dan psikososial, biomekanika dan faktor individual. Oleh karena itu faktor karakteristik individual ini menjadi sangat penting dalam menjelaskan bagaimana seseorang dapat mengalami LBP (Simone, 2012)

a. Riwayat LBP sebelumnya.

Riwayat LBP sebelumnya merupakan faktor resiko yang sangat kuat untuk seorang individu mengalami LBP dimasa depan (Simone, 2012).

b. Usia

(23)

natural tulang belakang dan penurunan kapasitas tulang belakang dan weight bearing (Simone, 2012)

c. Jenis kelamin

Pada survei berbasis komunitas, resiko LBP lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria,. Resiko dari LBP ini meningkat dua kali lipat untuk wanita dengan riwayat LBP sebelumnya. Wanita yang mengalami LBP biasanya disebabkan oleh faktorlebarnya pelvis,perubahan hormon akibat stress,dan akibat melahirkan. Nyeri yang dirasakan akibat LBP mengganggu aktivitas, pola tidur dan sewaktu waktu mengganggu produktivitas. Nyeri yang dialami oleh keseluruhan wanita yang mengalami LBP terkadang bisa berlanjut menjadi nyeri kronik atau rekuren (Simone, 2012)

d. Karakteristik sosioekonomi

LBP lebih sering ditemukan pada wanita dengan kelas sosioekonomi yang tinggi dengan pekerjaan sebagai manajer, pegawai bayaran maupun pekerjaan profesi (Simone, 2012)

e. Merokok

(24)

Beberapa penjelasan mengarah pada spekulasi bahwa LBP disebabkan oleh batuk yang berhubungan dengan rokok dan meningkatkan tekanan diantara diskus intervertebralis, menyebabkan pembengkakan diskus dan herniasi. Penjelasan yang lainnya adalah terkait dengan efek nikotin. Nikotin yang terkandng didalam rokok menyebabkan penurunan perfusi darah pada corpus vertebrae yang mengganggu metabolism diskus dan penurunan mineral pada tulang yang dapat menyebabkan mikrofaktur ( Simone,2012).

f. Psikologi

(25)

g. Kafein

Kafein memiliki efek sentral, dalam beberapa studi telah dibuktikan bahwa kafein mempengaruhi proses nyeri. Kafein merupakan antagonis reseptor adenosine A1, A2A dan A2B yang banyak terletak pada korda spinalis, thalamus dan bagian supraspinal lainnya ( European Guideline, 2004)

Kafein berperan dalam meningkatkan efek analgesik dari beberapa obat seperti asetaminofen, dan beberapa NSAID. Analgesik yang mengandung campuran kafein ini banyak digunakan pada beberapa gangguan berupa nyeri ( European Guideline, 2004)

h. Aktivitas Fisik

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa olahraga memiliki efek positif terhadap pencegahan back pain,mencegah penambahan episode dari back pain, dan mencegah disabilitas pada penderita LBP. Besar dari efek aktivitas fisik terhadappencegahan LBP dilaporkan merupakan efek ringan sedang ( European Guideline, 2004)

i. Obesitas

(26)

dapat menyebabkan LBP (Tobim, 2011). Menurut penelitian Samartzis et al ,obesitas dan overweight merupakan faktor yang berhubungan dengan degenerasi diskus intervertebralis. Selama ini overweight dan obesitas di postulasikan sebagai penyebab degenerasi diskus karena terdapat bebab kompresif yang berlebihan pada vertebra orang yang overweight dan obesitas.

E. Petani

1. Pengertian petani

Hingga kini, walaupun setiap pemangku kepentingan bahkan negara telah menetapkan istilah dan definisi mengenai petani, baik untuk tujuan analisis maupun tujuan pelaksanaan program pemerintah, namun sebenernya belum ada satu definisi yang disepakati secara universal mengenai istilah dan pengertian petani. Terdapat variasi yang luas mengenai pengertian petani yang dibuat oleh satu negara dan negara lain ataupun satu pemangku kepetingan yang lain. Sebagai contoh misalnya, definisi petani menurut Brazil berbeda dengan definisi petani menurut Amerika Serikat. Di Brazil, petani dianggap sebagai petani kecil jika :

(27)

b. Ukuran lahan lebih kecil dari 4 (empat) fiscal modules (1 modul setara dengan 5-110 ha, tergantung pada lokasinya).

c. Hasil pertanian menjadi pendapatan utama bagi pemiliknya.

Pemerintah Amerika Serikat, tepatnya Departemen Pertanian Amerika Serikat, menggunakan istilah petani untuk semua skala, baik petani skala kecil, menengah maupun besar, namun setiap skala memiliki batasan yang jelas. Petani berskala kecil di Amerika Serikat merupakan pemilik usaha dibidang pertanian (agricultural business) di mana ia dan keluarganya merupakan pemilik terbesar dari usaha tersebut (he and his family own the majority of the business). Selain itu, petani berskala kecil juga dibatasi dari besarnya pendapatan. Petani disebut berskala kecil jika pendapatan pertahunnya berkisar 350.000 dolar Amerika Serikat. Petani dengan pendapatan pertahun 350.000 hingga 999.999 dolar Amerika Serikat disebut petani berskala menengah, dan petani dengan pendapatan lebih dari 1 juta dolar Amerika Serikat disebut petani berskala besar.

2. Klasifikasi Petani

(28)
(29)

F. Kerangka Teori

(30)

G. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabeldependen

Gambar II.10 Kerangka Konsep

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas dapat dirumuskan suatu Hipotesis penelitian ini yaitu :

Ha : Swedish Massage efektif terhadap perubahan tingkat nyeri kejadian low back pain pada petani di Desa Pasinggangan Banyumas.

Ho : Swedish Massage tidak efektif terhadap perubahan tingkat nyeri kejadian low back pain pada petani di Desa Pasinggangan Banyumas.

Gambar

Gambar II.1 Eflaurage
Gambar II.2 Petrisage
Gambar II.3 Tapotemen
Gambar II.4 Friction
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pendinginan (cooling-down ), setelah selesai senam diabetes dilakukan pendinginan untuk menimbulkan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah

Rasa aman akan menimbulkan ketenangan, dan ketenangan itu akan mendorong motivasi kerja karyawan sehingga kinerja menjadi baik. Rasa aman di sini meliputi diri

Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi, terjadi pemindahan panas dari buli-buli

Adalah bagian otak besar yang berfungsi mengontrol atau mengendalikan.. pergerakan tubuh bagian kiri, fungsinya

Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat ini merupakan cara yang sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan

babinskin. Masalah : Yaitu keadaan yang menyertai saat bayi baru lahir.. Kebutuhan : Pada kasus BBLR terdapat kebutuhan yang sesui. yaitu menjega suhu bayi tetap hangat

Kompres hangat merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan memberikan rasa hangat dengan suhu 43o – 46o C pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan

Peradangan terjadi bila tubuh sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, atau merupakan reaksi vaskular yang menimbulkan pengiriman cairan, zat-zat