• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Akulturasi pada setiap anak jalanan terdapat perbedaan-perbedaan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Akulturasi pada setiap anak jalanan terdapat perbedaan-perbedaan yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Akulturasi pada setiap anak jalanan terdapat perbedaan-perbedaan yang bersifat subyektif sehingga penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi kasus. Bogdan menyatakan bahwa studi kasus adalah kajian yang rinci atas satu latar atau satu orang subyek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. (Bogdan, 1990 : 72).

Menurut Yin pendekatan studi kasus memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; pertama, penelitian ini mencoba untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan nyata. Kedua, batas antara fenomcna dan konteks tidak jelas. Ketiga, menggunakan berbagai macam sumber yang jelas. (Yin, 1984 : 23).

Selanjutnya Yin menyatakan bahwa dalam studi kasus terdapat dua pola, yaitu single case design dan multiple case design. Dalam single case design

digunakan pada pengalaman tunggal, mewakili sebuah kasus yang unik atau ekstrim, dan menganalisa fenomena yang tidak dapat dianalisa secara penelitian ilmiah. Sedangkan pada multiple case design menggunakan metodologi yang sama dengan single case design. Perbedaannya adalah penggunaan responden lebih dari satu orang. Dalam hal ini peneliti harus hati-hali dalam menyertakan subyek, karena setiap kasus harus mengikuti replikasi pada masing-masing kasus. Setiap kasus harus dipandang secara menyeluruh dan terfokus.

(2)

Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design

karena menggunakan lebih dari satu kasus. Dengan pola ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang penghayatan responden terhadap keadaan yang dialaminya. Oleh karena itu maka diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang cukup mendalam.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sarantakos, prosedur pengambilan sampel pada penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik :

1. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian.

2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian.

3. Tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah/peristiwa acak) melainkan pada kecocokan kontek. (Purwandari, 1998 : 53).

Patton menguraikan pedoman pengambilan sampel penelitian kualitatif yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini pedoman pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel ekstrim yaitu dengan memfokus pada kasus-kasus yang kaya akan informasi, justru karena mereka berbeda atau menampilkan karakteristik khusus dalam aspek-aspek tertentu. Anak yang hidup atau berkeliaran di jalan memiliki

(3)

karakteristik tertentu yang dapat membedakan mereka dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang normal pada umumnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Purwandari, 1998 : 62). Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasif. Faktor-faktor yang diamati adalah :

a. Penampilan fisik diantaranya pakaian, rambut, kebersihan badan, warna kulit.

b. Lingkungan Jalanan; kondisi jalanan, agen sosialisasi yaitu teman-teman sebaya, preman. pedagang, petugas Tramtib, waria dan WTS. c. Lingkungan rumah ; kondisi rumah secara fisik, hubugan dengan

anggota keluarga dan tetangga 2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan untuk

(4)

memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud mclakukan ekplorasi terhadap isu tersebut.

Menurut Fred N. Kerlinger wavvancara adalah : Situasi peran antar pribadi bertatap muka, ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang di wawancara, atau responden. (Kerlinger, 2000 : 770).

Jenis wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau in-depth interview. Kerlinger menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara yang terstruktur.

Setiap metode penelitian akan memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada metode wawancara kelebihannya adalah peneliti dapat berinteraksi langsung dengan responden, peneliti dapat memperoleh jawaban yang mendalam, dan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Selain itu wawancara dapat menghasilkan banyak informasi, bersifat fleksibel, dan dapat diadaptasikan terhadap situasi-situasi individual, serta acap kali dapat digunakan manakala tidak ada rnetode lain yang memungkinkan atau memadai.

Sedangkan kelemahan pada metode wawancara adalah kekurangan yang bersifat praktis. Wawancara membutuhkan banyak waktu. Untuk

(5)

mendapatkan informasi dari satu orang, boleh jadi kita membutuhkan waktu yang lama. Investasi waktu yang besar ini meliputi tenaga dan uang.

Observasi dan wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang anak jalanan, perilaku, aktivitas dan penampilan fisik sebelum anak turun ke jalan dan perilaku, aktivitas, dan penampilan fisik setelah anak menjadi anak jalanan.

Wawancara tidak hanya dilakukan dengan anak yang menjadi sasaran penelitian tetapi dilakukan juga dengan orang-orang yang ada disekitarnya baik itu orang tua, teman, maupun orang-orang yang sering berinteraksi dengan mereka. Hal ini dilaksanakan guna mendapatkan data yang cukup.

Pedoman wawancara yang digunakan adalah : a. Siapa namamu ?

b. Kamu tinggal dimana ? c. Kamu berasal dari mana ? d. Mengapa kamu turun ke jalan ? e. Kapan kamu mulai turun ke jalan ?

f. Apa yang menyebabkan kamu turun ke jalan ?

g. Apakah kamu masih mempunyai orang tua ?, Coba ceritakan tentang orang tuamu.

h. Bagaiman dengan saudara-saudaramu ? i. Coba ceritakan tentang keadaan keluargamu.

(6)

j. Kegiatan apa saja yang biasa kamu takukan di rumah ?

k. Coba ceritakan pengalamanmu ketika kamu mulai turun ke jalan sampai kamu berada di jalan.

l. Apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dan jalanan baik teman-teman ataupun dengan orang-orang yang kamu temui di jalan. m. Apa tanggapanmu terhadap orang-orang yang kamu temui di jalan.

D. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini yaitu anak jalanan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Anak jalanan yang berusia 11- 14 tahun

b. Jenis kelamin laki-laki 3 orang dan perempuan 3 orang c. Telah melakukan aktivitas di jalan minimal satu tahun

d. Anak tersebut pernah dibina oleh Rumah Singgah Sakinah Wa Rahmah Jatinegara Jakarta Timur

E. Alat Bantu Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang lengkap dan observasi dan wawancara, rnaka digunakan alat bantu yaitu: handphone yang memiliki fasilitas untuk foto dan merekam suara.

(7)

F. Prosedur Penelitian

Menurut (Moleong, 2000 : 85) bahwa ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu :

1. Tahap Pralapangan, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini yaitu ;

a. Menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen dalam hal ini berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara.

b. Menentukan lapangan penelitian. Dalam penelitian ini lapangan yang dipilih adalah anak jalanan yang telah dibina oleh Rumah Singgah Sakinah Wa Rahman yaitu anak-anak yang biasa berkeliaran dan berdomisili di kecamatan Jatinegara, Klender dan Cakung.

c. Mengurus perijinan. Dalam penelitian ini orang yang dianggap berwenang adalah pimpman rumah singgah, karena anak-anak yang diteliti adalah anak-anak yang telah dijangkau oleh rumah singgah. d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan. 'I'ujuan penjajakan ini

adalah untuk mengetahui dan lebih memahami keadaan lapangan sehingga peneliti mudah melakukan penelitian.

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Perlengkapan yang digunakan adalah alat-alat talis seperti pulpen, kertas, buku catatan, alat perekam seperti tape recorder, kaset dan baterai serta kamera yang dilengkapi filmnya. (Moleong, 2000 : 85).

(8)

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri. Lingkungan jalanan adalah lingkungan yang keras, peneliti harus menyiapkan diri dengan apapun yang mungkin terjadi misalnya diganggu preman, anak-anak jalanan yang bersikap tidak sopan, dan sebagainya.

b. Memasuki Lapangan. Sewaktu memasuki lapangan, peneliti melakukan rapport yaitu hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Rapport dilakukan agar subjek penelitian lebih leluasa menjawab pertanyaan-pertanyaan.

c. Melakukan pengumpulan data. Dalam hal ini data dikumpulkan dengan observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap penampilan fisik, perilaku dan aktivitas di jalan. Observasi dan wawancara terkadang dilakukan dalam waktu yang sama. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas peneliti meminta kesediaan responden untuk menyatakan kembali pertanyaan tersebut atau memperjelas isi pertanyaannya. Selain itu peneliti menghindari tindakan yang bisa menghambat wawancara. Selain terhadap subjek penelitian peneliti juga melakukan wawancara terhadap orang-orang disekitarnya. d. Peneliti melakukan probing atas jawaban-jawaban yang menarik

untuk digali lebih mendalam, atau rnenanyakan jawaban-jawaban yang kurang jelas.

(9)

e. Hasil rekaman wawaneara dibuat laporannya secara verbatim, hal ini bertujuan untuk mempermudah melakukan analisa terhadap jawaban responden.

f. Hasil jawaban tersebut kemudian dianalisa.

G. Prosedur Analisa Data

Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita. dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) atau berupa bentuk-bentuk non angka lainnya.(Poerwandari, 1998 : 86). Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data ini, yaitu : (1) mencatat data menjadi bentuk verbatim (2) menguraikan masing-masing kisah anak (3) menganalisa masing-masing kisah dengan teori yang digunakan (4) membandingkan antara kisah-kisah,(Djumhana, 1996 : 136) (5) menemukan pola.

Referensi

Dokumen terkait

26.1 [Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian harga satuan, apabila terdapat perbedaan

The results of the interview with 16 students who became the respondents in this study showed that all students were familiar with monopoly game; however there one student found

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah efikasi diri, motivasi dan lokasi dapat mendorong keberhasilan usaha tekstil di pusat industri kecil jalan

Adanya pengaruh internet memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Desa Jamprong, namun disisi lain adanya internet juga membawa banyak penyimpangan sosial pada

1. Melalui parikan yang bertemakan kehidupan sehari-hari serta lingkungan tempat tinggal siswa dapat menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Jawa.. sebagai anugrah Tuhan

Penyebab lain perbedaan jumlah perhitungan harga pokok produk menurut perusahaan dibanding dengan hasil analisis adalah pembebanan biaya overhead pabrik yang tidak sesuai

Hasil yang diperoleh dari analisis penelitian tersebut adalah adanya pengaruh signifikan positif antara tiap dimensi keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi,

Farmakogenomik merupakan studi variabilitas genetik yang bertujuan menyusun suatu pemetaan variasi DNA pada outcomes terapi spesifik, yang menggambarkan