• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi, komitmen organisasional kompetensi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan PT Dan Liris Sukoharjo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh motivasi, komitmen organisasional kompetensi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan PT Dan Liris Sukoharjo - USD Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Nama : Sunaringtyas Nugraheni NIM : 04 2214 083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.

(Amsal, 2: 6-8)

Aku mengerti bahwa aku tidak sempurna, dan hidup ini tidak akan selalu menantiku. Kataku “hidupku adalah seperti yang kuwujudkan sendiri!”.

Aku memimpikan hari esok, bukan hari kemarin. Aku mencoba untuk meraih sukses, berani dan tangguh. Kuharap hari esok akan menciptakan dasar baru bagiku. Sebab aku masih muda dan aku akan menapaki jalanku

sendiri. (Chicken Soup)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : ™ Bunda Maria

(6)

KOMPETENSI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. Dan Liris Sukoharjo Sunaringtyas Nugraheni

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

2008

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). pengaruh secara simultan dari Motivasi, Komitmen Organisasional, Kompetensi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan, 2). pengaruh secara parsial dari Motivasi, Komitmen Organisasional, Kompetensi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada karyawan PT. Dan Liris Sukoharjo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah Karyawan PT. Dan Liris, divisi produksi tekstil, bagian karyawan harian golongan B, sebanyak 2004 karyawan. Sampel yang diteliti sebanyak 169 responden. Teknik sampling

yang digunakan adalah Accidental Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik

Corrected Item-Total Correlation dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F dan Uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1). Secara simultan Motivasi, Komitmen Organisasional, Kompetensi dan Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. 2). Secara parsial variabel Motivasi, Komitmen Organisasional dan Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan. Variabel Kepuasan Kerja secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.

(7)

COMMITMENT, COMPETENCE, AND WORK SATISFACTION ON EMPLOYEE PERFORMANCE

A Case Study on Employees of PT. Dan Liris Sukoharjo Sunaringtyas Nugraheni

Management Study Programme, Faculty of Economics Sanata Dharma University, Yogyakarta

2008

This research aims to find out : 1). the simultaneous influence of Motivation, Organizational Commitment, Competence, and Work Satisfaction on Employee Performance, 2). the partial influence of Motivation, Organizational Commitment, Competence, and Work Satisfaction on Employee Performance.

This research is a case study on employees of PT. Dan Liris Sukoharjo. Collected by distributing questionnaires to the respondents data are. The research population is the employees of PT. Dan Liris of the division of textile production, daily employees department group-B, which consists of 2004 employees. The samples are 169 respondents. The sampling technique used is Accidental Sampling. The research employs the Corrected Item-Total Correlation for the Validity Test, and the Cronbach’s Alpha for the Reliability Test. The data are analyzed using Multiple Linear Regression.

Results show that : 1). Motivation, Organizational Commitment, Competence, and Work Satisfaction simultaneously have significant and positive influence on employees’ performance. 2). The Motivation, Organizational Commitment, and Competence partially influences employees’ performance positively. While Work Satisfaction does not influence employee performance.

(8)
(9)

rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasional, Kompetensi dan Kepuasan Kerja”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab

itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan, pengetahuan, koreksi, motivasi dan saran

dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu M.T. Ernawati, S.E., M.A selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengetahuan, koreksi, motivasi dan saran dalam

(10)

penulis selama proses perkuliahan.

7. Ibu Dian selaku Kepala Humas PT. Dan Liris, terima kasih atas kerjasamanya

selama penelitian ini.

8. Karyawan PT. Dan Liris yang telah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

9. Eyang Tami tercinta, terima kasih buat kasih sayang yang mengalir tanpa

henti untukku dan selalu mengajari aku untuk berjalan dijalan yang benar.

10.Bapakku (FX. R. Rudrantoro, S.Pd) dan Alm. Ibuku (Dra. Monica Agustine

Suminar Edy), terima kasih untuk segalanya.

11.Adikku Baskoro, Vico dan Ayu, terima kasih untuk kasih sayang, doa dan

motivasinya.

12.Wing Budi, I just want to say thank you so much for his support, patience and

understanding.

13.Tyas, Dian, Fika, Monic, Mbak Nita, Rossa, Reo, dan Ary terima kasih untuk

bantuan, nasehat dan persahabatan dari kalian.

14.Ibu dan Bapak di magelang, Mama Tinuk dan Papa Joko terima kasih untuk

doa dan kasih sayangnya.

15.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

(11)
(12)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK...vi

ABSTRACT... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii

KATA PENGANTAR...ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR BAGAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

(13)

C. Pengertian Motivasi ... 8

D. Teori Motivasi... 9

E. Komitmen Organisasional... 15

F. Kompetensi ... 16

G. Kepuasan Kerja ... 18

H. Kinerja... 21

I. Penilaian Kinerja... 23

J. Penelitian Sebelumnya ... 26

K. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 28

L. Hipotesis... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian... 33

B. Lokasi... 33

C. Waktu ... 33

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data... 34

F. Definisi Operasional ... 34

G. Variabel Penelitian ... 35

H. Pengukuran variabel... 36

(14)

M. Pengujian Hipotesis... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 51

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan... 51

B. Visi dan Misi Perusahaan...52

C. Lokasi Perusahaan... 52

D. Struktur Organisasi ... 53

E. Produksi ... 56

F. Pemasaran ... 56

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 58

A. Karakteristik Responden ... 59

B. Analisis Kuantitatif ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran... 82

C. Keterbatasan Penelitian... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(15)

5.1 Jumlah Karyawan Harian Golongan B ... 59

5.2 Jenis Kelamin Responden ... 60

5.3 Usia Responden... 60

5.4 Lama Bekerja ... 61

5.5 Pendidikan terakhir ... 62

5.6 Validitas Variabel Motivasi ... 63

5.7 Validitas Variabel Komitmen Organisasional ... 64

5.8 Validitas Variabel Kompetensi ... 64

5.9 Validitas Variabel Kepuasan Kerja... 64

5.10 Validitas Variabel Kinerja... 65

5.11 Reliabilitas Variabel Motivasi... 65

5.12 Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasional... 66

5.13 Reliabilitas Variabel Kompetensi ... 66

5.14 Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja ... 66

5.15 Reliabilitas Variabel Kinerja... 67

5.16 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas... 67

5.17 Hasil Uji F ... 72

(16)

3.1 Uji F ... 49

3.2 Uji t satu sisi... 51

5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69

5.2 Grafik Histogram ... 70

(17)

Gambar 2.1 Pengaruh Kinerja Individu dan Kelompok terhadap

Kinerja Organisasi …...……….. 23

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis……….. 29

(18)

A. Latar Belakang Masalah

Di era perdagangan bebas, setiap organisasi harus menghadapi persaingan

ketat dengan organisasi dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

persaingan dan jumlah pesaing juga menuntut organisasi untuk

memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi

keinginan konsumen dengan cara yang lebih baik agar dapat memuaskan

konsumen dari apa yang pesaing lakukan. Perhatian suatu organisasi tidak

terbatas pada kualitas produk atau jasa yang dihasilkan saja, tetapi juga pada

aspek pemasaran, sumber daya manusia dan lingkungan.

Manusia merupakan kunci keberhasilan dalam mengerjakan suatu

pekerjaan dan oleh karena itu diperlukan karyawan yang mampu, cakap dan

terampil untuk bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil

kerja yang optimal. Namun kemudian permasalahan yang muncul adalah

bagaimana seorang manajer dapat mendukung karyawan agar mampu bekerja

dengan lebih baik lagi dan memberikan semua kemampuan dan keterampilan

untuk kemajuan dan keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu dibutuhkan

motivasi sebagai daya pendorong, atau daya penggerak yang diberikan kepada

karyawan agar setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk

(19)

Selain dipengaruhi oleh motivasi, kemajuan dan keberhasilan suatu

organisasi juga dipengaruhi oleh ketrampilan dari karyawan. Ketrampilan

tersebut dapat berupa kompetensi dari karyawan. Kompetensi merupakan

ketrampilan seorang karyawan yang berhubungan dengan tugas dalam

mencapai misi, visi, dan tujuan perusahaan. Kompetensi yang dimiliki

karyawan menjadi sangat berguna untuk membantu organisasi menciptakan

suatu kinerja yang tinggi, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

Organisasi dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran para pelaksana

dan pengelola organisasi. Organisasi memberikan kesempatan (opportunity)

kepada karyawan untuk mengembangkan diri, sedangkan karyawan

memberikan dukungan pada organisasi tidak hanya dalam keahlian dan

kemampuan saja, tetapi juga komitmen pada organisasi. Komitmen

organisasional adalah perasaan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang

ditunjukkan oleh karyawan terhadap organisasi (Wibowo, 2007: 159).

Komitmen merupakan suatu landasan yang kuat untuk kemajuan dan

keberhasilan suatu organisasi. Ketiadaan komitmen dari karyawan dapat

menurunkan kinerja karyawan sehingga dapat mempengaruhi kinerja

organisasi.

Menurut Handoko (2003: 193) setiap pemimpin organisasi mempunyai

kewajiban untuk menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawannya.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seorang karyawan terhadap

pekerjaannya. Terlihat dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala

(20)

diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat kerja karyawan agar

karyawan dapat bekerja dengan baik dan secara langsung akan mempengaruhi

prestasi karyawan. Semakin baik prestasi karyawan maka semakin baik pula

kinerja individu karyawan.

Kinerja dapat dipandang sebagai proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Menurut Armstrong dan Baron

(dalam Wibowo, 2007: 7) kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan

hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Secara umum, kinerja karyawan

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari karyawan sendiri

maupun yang bersumber dari organisasi. Faktor dari karyawan dipengaruhi

oleh motivasi, kompetensi yang dimiliki, komitmen organisasional dan

kepuasan karyawan terhadap pekerjaan. Sementara itu, dari segi organisasi

dipengaruhi oleh bagaimana pemimpin memberikan dorongan, arahan,

dukungan dan semangat kerja terhadap karyawan. Faktor-faktor tersebut

diyakini oleh Mangkuprawira dan Hubeis (2007:156) dan Wibowo ( 2007 :

65) berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Hal ini juga diperkuat oleh

studi empiris yang dilakukan Rivai (2005: 282) bahwa motivasi dan komitmen

organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Disamping itu studi empiris yang dilakukan Wahyudin (2005: 6)

membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

(21)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasional, Kompetensi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Studi Kasus : PT Dan Liris Sukoharjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dalam penelitian ini

dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan

kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan

kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada masalah-masalah sebagai

berikut:

1. Pengujian ini dibatasi motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

2. Responden yang diambil yaitu karyawan PT Dan Liris divisi produksi

tekstil bagian karyawan harian golongan B tahun 2008.

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari motivasi, komitmen

organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh positif secara parsial dari motivasi, komitmen

organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dan referensi yang

berguna bagi perusahaan yang berhubungan dengan kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan karya ilmiah yang

dapat digunakan bagi mahasiswa khususnya program studi manajemen

untuk menambah pengetahuan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana dalam menambah wawasan pengetahuan dan

menerapkan ilmu-ilmu yang pernah didapat peneliti selama di bangku

(23)

A. Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Stoner (dalam Handoko, 2003: 8) adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para

anggota organisasi dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Gulick (dalam Handoko, 2003:11) manajemen adalah suatu

bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai

tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses

penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk

mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Gomes (2003: 2) sumber daya manusia merupakan salah satu

sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang

melakukan aktivitas. Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,

(24)

pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk untuk membantu mencapai

tujuan organisasi, individu dan masyarakat.

Manajemen sumber daya manusia menurut Simmamora (2004: 4-5)

adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan

pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Manajer

sumber daya yang efektif mengharuskan manajer menemukan cara terbaik

dalam memperkaya orang-orang untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

meningkatkan kinerja organisasi.

Manajemen sumber daya yang efektif juga mengharuskan

anggota-anggota organisasi meraih tujuan pribadi mereka. Manajer haruslah mencari

berbagai kiat untuk meningkatkan kepuasan kerja, komitmen, keterlibatan,

kualitas lingkungan kerja, dan efisiensi dan produktivitas kerja

Manajemen sumber daya manusia (Notoatmodjo, 2003:116) adalah seni

untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi

kegiatan-kegiatan sumber daya manusia atau karyawan, dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap

organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang

(25)

Tujuan manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan ke dalam

empat tujuan yang lebih operasional sebagai berikut (Notoatmodjo,

2003:118-119) :

1. Tujuan Masyarakat

Suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber

daya manusia agar tidak mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat.

2. Tujuan Organisasi

Manajemen sumber daya manusia bukanlah suatu tujuan dan akhir suatu

proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya

suatu tujuan organisasi secara keseluruhan.

3. Tujuan Fungsi

Manajemen sumber daya manusia memelihara (maintain) kontribusi

bagian-bagian lain agar mereka (sumber daya manusia dalam tiap bagian)

melaksanakan tugasnya secara optimal.

4. Tujuan Personal

Manajemen sumber daya manusia membantu karyawan atau pegawai

dalam mencapai tujuan-tujuan pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan

organisasinya.

C. Pengertian Motivasi

Menurut Martoyo (2004: 163-165) motivasi pada dasarnya adalah

(26)

kita inginkan, dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang

agar mau melaksanakan sesuatu.

Sedangkan pengertian motivasi menurut Hariandja (2002: 321) adalah

faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

usaha yang keras dan lemah. Usaha untuk memotivasi berarti memunculkan

faktor-faktor (motif) yang mendorong orang berperilaku tertentu, yang dapat

dilakukan dengan misalnya memberi imbalan, menciptakan persaingan,

melatih, menasehati, dan lain-lain.

D. Teori Motivasi

Motif atau dorongan sebagai kata kunci suatu motivasi dapat muncul

sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan

dimana kebutuhan itu muncul sebagai dorongan internal atau dorongan

eksternal (Hariandja, 2002: 323).

1 Motivasi Sebagai Dorongan Internal

Beberapa model teori tentang motivasi dikemukakan beberapa ahli

sebagai berikut (Hariandja, 2002: 323-346):

a. Teori Motivasi Kebutuhan dari Abraham Maslow

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow yang menyatakan

bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan

yang melekat pada diri manusia yang cenderung bersifat bawaan.

(27)

dalam suatu hierarki dalam pemenuhan, dalam arti manusia pada

dasarnya pertama sekali akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat

pertama, kemudian kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya dan

pemenuhan semua kebutuhan inilah yang menimbulkan motivasi

seseorang.

Adapun kebutuhan-kebutuhan itu adalah :

1) Kebutuhan Fisik

Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi

untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik. Karena

ini merupakan kebutuhan biologis, maka kebutuhan ini akan

didahulukan pemenuhannya oleh manusia, dimana bila ini belum

terpenuhi maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi

kebutuhan lain yang lebih tinggi.

2) Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan ini diindikasikan dengan aktivitas menabung uang

untuk hari tua, menginginkan pekerjaan tetap, mengasuransikan

diri, dan lain-lain. Dalam dunia kerja, pegawai menginginkan

adanya jaminan sosial tenaga kerja, pensiun, perlengkapan

keselamatan kerja, kepastian dalam status pegawai, dan lain-lain.

3) Kebutuhan Sosial

Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan seseorang menjadi

bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk

(28)

Dalam konteks sosial yang lebih luas, khususnya dalam

masyarakat perkotaan, masalah sulitnya membangun rasa

kebersamaan dalam masyarakat mungkin diakibatkan anggota

masyarakat masih harus bergulat dalam pemenuhan tingkat

pertama, sehingga motivasi mereka untuk memenuhi kebutuhan ini

menjadi terpinggirkan.

4) Kebutuhan Pengakuan

Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan untuk mengembangkan

diri dan meningkatkan kemandirian.

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi/penyaluran diri

dalam arti kemampuan/minat/potensi diri dalam bentuk nyata

dalam kehidupannya merupakan kebutuhan tingkat tertinggi dari

teori Maslow.

Teori ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli,

yang sering disebut teori internal, atau teori isi (content theory), sebab

sumber motivasi, yaitu kebutuhan, bersumber dari dalam diri sesorang,

bukan dari luar.

b. Teori X dan Y

Teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri dari

dua jenis. Pencetus teori ini adalah Mc Gregor yang mengatakan

bahwa ada jenis manusia X dan manusia Y yang masing-masing

(29)

selalu ingin menghindari pekerjaan bilamana mungkin, sementara jenis

manusia Y menunjukan sifat yang senang bekerja. Kemudian jenis

manusia tipe X tidak punya inisiatif dan senang diarahkan. Dikaitkan

dengan kebutuhan, dikatakan bahwa tipe manusia X, bilamana

mengacu pada hierarki kebutuhan dari Maslow, memiliki kebutuhan

tingkat rendah, sedangkan Y memiliki kebutuhan tingkat tinggi.

Berdasarkan teori ini, untuk meningkatkan motivasi seseorang,

dapat dilakukan penerapan gaya kepemimpinan tertentu sesuai dengan

karakteristik bawaan.

c. Three Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh David Mc Clelland, yang mengatakan

bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:

1) Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu keinginan

untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.

2) Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan

untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.

3) Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), yaitu kebutuhan untuk

disukai, mengembangkan atau memelihara persahabatan dengan

orang lain

d. ERG Theory

Teori ini mengatakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan

(30)

1) Existence yaitu kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan

seseorang dalam hidupnya.

2) Relatednss yaitu kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

3) Growth yaitu kebutuhan pengembangan diri, yang identik dengan

kebutuhan self-actualization yang dikemukakan oleh Maslow.

e. Herzberg’s Two-Factor Theory

Teori ini mengatakan bahwa suatu pekerjaan selalu berhubungan

dengan dua aspek, yaitu pekerjaan itu sendiri seperti mengajar, merakit

sebuah barang, mengkoordinasi suatu kegiatan, menunggu langganan,

membersihkan ruangan-ruangan, dan lain-lain yang disebut job

content, dan aspek-aspek yang berkaitan dengan pekerjaan seperti gaji,

kebijaksanaan organisasi, supervisi, rekan sekerja, dan lingkungan

kerja yang disebut job context.

Beberapa metode untuk memasukkan unsur-unsur motivasi terhadap

suatu pekerjaan adalah:

1) Job enrichment, yaitu pemberian otonomi yang lebih besar

terhadap pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

2) Job enlargement, yaitu pemberian jenis pekerjaan yang lebih besar

kepada seseorang. Artinya, seorang pekerja hanya melakukan satu

jenis pekerjaan.

3) Job rotation, yaitu perpindahan seorang pekerja dari satu jenis

(31)

sebagai usaha untuk mengatasi kebosanan seseorang dalam suatu

jenis pekerjaan tertentu.

2 Motivasi sebagai dorongan eksternal

Beberapa model/teori motivasi mengatakan bahwa motivasi tidak

semata-mata dipengaruhi tuntutan kebutuhan yang bersifat internal, tetapi

dipengaruhi oleh apa yang dipelajari sesuai pandangan yang meliputi:

a. Expectancy Theory

Tingkat motivasi seseorang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan

kemampuan seseorang, yang dapat dilakukan dengan

program-program pelatihan dan pengembangan pegawai.

b. Equity Theory (Teori Keseimbangan/Keadilan)

Tingkat motivasi seseorang dapat ditingkatkan dengan cara

mengusahakan adanya keadilan yang dirasakan oleh pegawai.

c. Goal Setting Theory

Untuk mendapatkan tingkat motivasi yang tinggi dari para pegawai,

hendaknya dipertanyakan apakah tujuan sudah disetujui oleh semua

anggota, apakah tujuan-tujuan yang akan dicapai cukup jelas, dan

apakah tujuan terlalu sukar atau terlalu sederhana bagi yang

bersangkutan.

d. Reinforcement Theory

Untuk meningkatkan motivasi, seseorang perlu mengetahui reward

atau konsekuensi apa yang akan didapat bila melakukan pekerjaan

(32)

E. Komitmen Organisasional

Menurut Malthis dan Jackson (2006: 122) komitmen organisasional

adalah tingkat sampai di mana karyawan yakin dan menerima tujuan

organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi.

Sedangkan pengertian komitmen organisasional menurut Wibowo

(2005:159) adalah perasaan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang

ditunjukkan oleh pekerja terhadap organisasi atau unit dari organisasi.

Komitmen pada organisasi menyangkut 3 sikap, yaitu:

1. Perasaan identifikasi dengan tujuan organisasi

2. Perasaan keterlibatan dalam tugas organisasi

3. Perasaan loyalitas untuk organisasi

Robbins (dalam Sjabadhyni, Graito dan Wutun, 2001: 456)

memandang komitmen terhadap organisasi merupakan salah satu sikap kerja,

karena ia merefleksikan perasaan seseorang (suka atau tidak suka) terhadap

organisasi ditempat ia bekerja. Bila ia menyukai organisasi tersebut, ia akan

berupaya akan tetap bekerja di sana. Dari uraian tersebut komitmen

didefinisikan sebagai suatu orientasi individu terhadap organisasi yang

mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Jadi, komitmen terhadap

organisasi mendefinisikan unsur orientasi hubungan (aktif) antara individu dan

organisasinya.

Staw dan Salancik (dalam Sjabadhyni et al., 2001: 457) menerangkan

(33)

1. Attitudintal commitment (komitmen sebagai sikap), yaitu situasi saat

individu mempertimbangkan sejauh mana nilai dan tujuan dari organisasi

tersebut.

2. Behaviour commitment (komitmen sebagai perilaku), yaitu proses dimana

individu menjadi terikat dengan organisasi tertentu dan bagaimana

menghadapi masalah tersebut.

F. Kompetensi

1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan

pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan ketrampilan atau

pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang

tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut

(Wibowo, 2007: 86).

2. Karakteristik Kompetensi

Kompetensi menjelaskan apa yang dilakukan orang di tempat kerja

pada berbagai tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan,

mengidentifikasi karakteristik, ketrampilan dan pengetahuan yang

diperlukan oleh individual yang memungkinkan untuk menjalankan tugas

dan tanggung jawab secara efektif sehingga mencapai standar kualitas

(34)

kinerja, ketrampilan dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, aplikasi,

dan pengembangan. Ada lima tipe karakteristik kompetensi yang

terpenting menurut Wibowo (2007: 87-88) :

a. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan

orang yang menyebabkan tindakan.

b. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap

situasi atau informasi

c. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang

d. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang

spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks

e. Ketrampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental

tertentu.

3. Ciri-ciri Kompetensi Karyawan

Perusahaan akan terus mengembangkan potensi karyawan yang

memiliki kompetensi atau standar sektor ekonomi nasional dan global.

Ciri-ciri kompetensi karyawan menurut Mangkuprawira dan Hubeis

(2007: 35) adalah memiliki pengetahuan, kapabilitas, serta sikap inisiatif

dan inovatif dalam berbagai dimensi pekerjaan, yaitu sebagai berikut:

a. Ketrampilan dan sikap dalam menyolusikan masalah yang berorientasi

pada efisiensi, produktivitas, mutu, dan kepedulian terhadap dampak

lingkungan.

b. Ketrampilan dan sikap dalam berkomunikasi horizontal dan vertikal

(35)

c. Ketrampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri, membangun

persahabatan, dan obyektivitas persepsi.

d. Sikap dalam mau belajar secara berkelanjutan.

e. Ketrampilan dan sikap dalam pengembangan diri untuk mengaitkan

kompetensi pekerjaan dengan kompetensi pribadi individu.

f. Ketrampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru dalam

mengoptimumkan pelayanan mutu terhadap pelanggan.

g. Ketrampilan dan sikap saling memperkuat (sinergitas) antarkaryawan

untuk selalu meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan pada

pelanggan.

G. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Dalam Wibowo (2007: 299-300) terdapat beberapa pengertian

tentang kepuasan kerja yang dikemukakan oleh para ahli.

a. Menurut Robbins, kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap

pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah

penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini

seharusnya mereka terima.

b. Greenberg dan Baron, mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap

positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan

(36)

c. Vecchio menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan

kecenderungan tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang

terhadap pekerjaan.

d. Gibson menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki

pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari

persepsi mereka tentang pekerjaan.

2. Penyebab Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Wibowo, 2007: 302-303)

terdapat faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu

sebagai berikut :

a. Pemenuhan Kebutuhan (Need fulfillment)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan

karakteristik pekerjaan dalam memberikan kesempatan pada individu

untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Perbedaan (Discrepancies)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil

memenuhi harapan. Apabila harapan lebih besar dari pada apa yang

diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas apabila

mereka menerima manfaat di atas harapan.

c. Pencapaian Nilai (Value Attainment)

Gagasan dari pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan merupakan hasil

dari suatu pekerjaan yang memberikan pemenuhan nilai kerja

(37)

d. Keadilan (Equity)

Kepuasan merupakan suatu fungsi dari seberapa adil individu

diperlakukan ditempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi

orang bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih

menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran

dan masukan pekerjaan lainnya.

e. Komponen Genetik (Dispositional/Genetic Components)

Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian

merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik.

3. Pengukuran Kepuasan Kerja

Terdapat dua macam pendekatan yang secara luas dipergunakan

untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja menurut Robbins (dalam

Wibowo, 2007: 309), yaitu:

a. Single global rating, yaitu meminta individu merespons atas satu

pertanyaan

b. Summation score lebih canggih, yaitu mengidentifikasi elemen kunci

dalam pekerjaan dan menanyakan perasaan pekerja tentang

masing-masing elemen. Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah : sifat

pekerjaan, supervisi, upah sekarang, kesempatan promosi, dan

hubungan dengan co-worker. Faktor ini diperingkatkan pada skala

yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job

(38)

H. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2007: 7) mengemukakan

bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

konstribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang

melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri atas

faktor intrinsik karyawan (personal/individu) dan ekstrinsik, yaitu

kepemimpinan, sistem, tim, dan situasional. Uraian rinci faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007:

155-159):

a. Faktor personal/ individual, meliputi unsur ketrampilan,

kompetensi yang dimiliki, kepercayaan diri, motivasi, kepuasan

terhadap pekerjaan, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu

karyawan.

b. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team

leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan

(39)

c. Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang

diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama

anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.

d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau

infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan

kultur kinerja dalam organisasi.

e. Faktor situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Bagan 2.1

Pengaruh Kinerja Individu dan Kelompok terhadap Kinerja Organisasi

Seperti yang terlihat pada gambar 2.1, menurut Mangkuprawira

dan Hubeis (2007: 156) kinerja individu dipengaruhi oleh faktor-faktor

kemampuan, kompetensi, motivasi dan peran individu yang bersangkutan. Kinerja

•Pilihan strategi

•Teknologi

•Kultur Organisasi

(40)

Kinerja individu ini akan mempengaruhi kinerja kelompok dan akhirnya

kinerja ini akan mempengaruhi kinerja organisasi. Kinerja kelompok akan

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik tim.

Sementara kinerja organisasi dipengaruhi oleh beragam karakteristik

organisasi.

I. Penilaian Kinerja

1. Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Desler (dalam Rivai, 2005: 276)

merupakan upaya membandingkan prestasi aktual karyawan dengan apa

yang diharapkan. Penilaian kinerja dapat memperbaiki

keputusan-keputusan kepersonaliaan dan memberikan umpan balik bagi karyawan

dalam pelaksanaan pekerjaannya.

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai:

a. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

b. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam

perusahaan.

c. Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong ke

arah kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas

(41)

d. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari

seorang pemegang tugas dan pekerjaan.

e. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan

ketenagakerjaan lainnya.

3. Unsur-unsur Penilaian Kinerja

Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam

proses penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan kepemimpinan

(Sastrohadiwiryo,2005: 235-236).

a. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksudkan adalah tekad dan kesanggupan menaati,

melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

kesadaran dan tangung jawab.

b. Prestasi Kerja

Yang dimaksud dengan prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh

seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

c. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam

menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan

sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas

(42)

d. Ketaatan

Yang dimaksud dengan ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga

kerja untuk menaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan

dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan

yang diberikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak

melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan maupun

pemerintah, baik secara tertulis maupun tak tertulis.

e. Kejujuran

Yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga

kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan

untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan

kepadanya.

f. Kerja Sama

Kerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja

bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan

pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan

hasil guna yang sebesar-besarnya.

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil

keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah

(43)

h. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja

untuk meyakinkan orang lain (tenaga kerja lain) sehingga dapat

dikerahkan secara maksimum untuk melaksanakan tugas pokok.

J. Penelitian Sebelumnya

1. Rivai, Harif Amali. 2005. Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasional,

dan Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan.

Penelitian ini menguji pengaruh motivasi, komitmen

organisasional, dan kompetensi terhadap kinerja karyawan. Studi ini juga

melibatkan variabel kendali yang meliputi umur, pengalaman, upah, dan

pendidikan untuk mengendalikan dampak penyimpangan. Responden dari

penelitian ini adalah karyawan perusahaan dalam negeri (BUMN) bidang

konstruksi yang diperoleh dari tiga daerah operasional di indonesia.

Metode Sampling yang digunakan adalah purposive area sampling. Ada

150 responden yang dibagikan pertanyaan, tetapi hanya 123 yang dapat

untuk dianalisa. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan dua

langkah. Pertama, variabel kendali telah dimasukkan ke dalam model

regresi. Kedua, variabel utama ditambahkan ke dalam model regresi yang

pertama. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi dan

komitmen organisasional mempunyai suatu pengaruh positif terhadap

(44)

seperti variabel pengendalian yang mempunyai pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan.

2. Wahyudin, Parwanto. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan.

Persaingan mendirikan lembaga pendidikan akhir-akhir ini sangat

kompetitif, maka dari itu suatu lembaga pendidikan harus mempunyai

manajemen yang efektif dan profesional. Manajemen yang efektif dan

profesional, tidak lepas dari dukungan semua karyawan yang profesional

juga. Menjadi karyawan yang profesional dan kompeten di dalam

lingkungan, manajemen harus memperhatikan masalah kepuasan bekerja

untuk meningkatkan kinerja karyawan. Berbagai literatur mengusulkan

bahwa kinerja karyawan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor kepuasan

bekerja. Dengan latar belakang itu penelitian ini penulis memilih Pusat

Pendidikan Akuntansi IMKA Surakarta sebagai obyek penelitian.

Populasinya adalah semua karyawan yang berjumlah 60 orang. Oleh

karena itu sampel dari penelitian ini sebanyak 45 orang yang ditetapkan

dengan sampel acak. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui faktor-faktor kepuasan bekerja terhadap kinerja

karyawan dan faktor kepuasan kerja yang paling dominan yang

mempengaruhi kinerja karyawan Pusat Pendidikan Akuntansi IMKA

Surakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan

faktor kepuasan kerja adalah: bekerja, kepemimpinan, dan sikap rekan

(45)

regresi dengan model metoda linier, menunjukkan bahwa variabel yang

paling besar yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah variabel sikap

rekan kerja.

K. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah:

Bagan 2.2

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan:

: Motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan

kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

: Motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan

kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Motivasi (X1)

Komitmen Organisasional

(X2) Kinerja

Karyawan (Y)

Kompetensi (X3)

(46)

Penjelasan:

1. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi seseorang terbentuk dalam dirinya berawal dari munculnya

kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk bertindak demi tercapainya

tujuan. Hal ini menandakan seberapa kuat dorongan, upaya dan intensitas

serta kesediaannya berkorban untuk mencapai tujuan. Sebagai individu,

seorang karyawan tentu akan berusaha memenuhi kebutuhan yang

bersumber dari faktor biologis, yaitu pemenuhan kebutuhan yang

bersumber dari mekanisme biologis seperti rasa lapar dan haus, reward.

Oleh sebab itu ia akan berusaha bekerja dengan baik untuk memenuhi

kebutuhan. Sementara itu sebagai makhluk sosial, seorang karyawan

menginginkan berhubungan dan bekerja sama dengan karyawan di

lingkungan tempat dia bekerja. Oleh karena itu ia berusaha untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia bekerja. Sehingga makin

tinggi motivasi kerja karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan.

Dengan demikian penulis menduga terdapat pengaruh positif dari motivasi

kerja terhadap kinerja karyawan. Makin tinggi motivasi kerja maka makin

tinggi kinerja karyawan

2. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan

Komitmen organisasional mencerminkan tingkatan di mana individu

mengidentifikasikan dengan organisasi dan mempunyai komitmen

terhadap tujuan. Wright (dalam Rivai, 2005: 278) mendukung bahwa

(47)

tinggi kinerja yang akan dihasilkan. Karyawan yang memiliki komitmen

organisasional rendah cenderung ingin keluar dari pekerjaannya dan

menerima pekerjaan lain. Sedangkan orang yang mempunyai komitmen

tinggi merasakan nilai dan pentingnya mengintegrasikan tujuan individual

dan organisasi sehingga meningkatkan kinerja individual maupun kinerja

organisasi. Dengan demikian penulis menduga terdapat pengaruh positif

dari komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan. Makin tinggi

komitmen organisasional maka makin tinggi kinerja karyawan

3. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan

Kompetensi menunjukkan ketrampilan atau pengetahuan yang

dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu

yang terpenting, sebagai unggulan bidang tersebut (Wibowo, 2007: 86).

Kinerja seseorang akan menunjukkan hasil yang optimal bila tugas yang

diterima sesuai dengan ketrampilan dan pengetahuannya. Menurut Wright

(dalam Rivai, 2005: 278) semakin meningkat kompetensi sumber daya

manusia, maka akan semakin tinggi efektifitas dan kinerja karyawan.

Dengan demikian penulis menduga terdapat pengaruh positif dari

kompetensi terhadap kinerja karyawan. Makin tinggi kompetensi

karyawan maka makin tinggi kinerja karyawan.

4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Setiap orang yang bekerja mengaharapkan memperoleh kepuasan kerja

ditempat dia bekerja. Menurut studi empiris yang dilakukan Wahyudin,

(48)

dengan rekan kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja seorang karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki

seorang karyawan, maka akan semakin tinggi efektifitas dan kinerja

karyawan. Dengan demikian penulis menduga terdapat pengaruh positif

dari kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Makin tinggi kepuasan

kerja maka makin tinggi kinerja karyawan.

5. Pengaruh Motivasi, Komitmen organisasional, Kompetensi dan Kepuasan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan dapat meningkat bila dikaitkan dengan kuatnya

motivasi kerja yang tinggi, komitmen organisasional yang tinggi,

kompetensi yang baik dan kepuasan kerja yang tinggi dari seorang

karyawan. Dengan demikian penulis menduga terdapat pengaruh dari

motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan. Artinya, dengan peningkatan motivasi kerja,

komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja secara

bersama-sama, akan meningkatkan kinerja karyawan.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun atau mengarahkan

penyelidikan selanjutnya (Umar, 2005: 104).

Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka

(49)

1. Motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

2. Motivasi, komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja secara

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi korelasional. Dimana studi

korelasional adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel x (motivasi,

komitmen organisaional, kompetensi, kepuasan kerja) dan variabel y (kinerja

karyawan). Peneliti berminat menemukan variabel penting yang berkaitan

dengan masalah.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT Dan Liris Sukoharjo.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan 23 Mei 2008 Sampai 4 Juni 2008

D. Subyek dan Objek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah karyawan pada PT Dan Liris Sukoharjo

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi, komitmen organisasional,

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001: 135).

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memanfaatkan berbagai arsip atau dokumen perusahaan.

F. Definisi Operasional

Hariandja (2004: 321) mendefinisikan motivasi pada dasarnya adalah

adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau

keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalan

bentuk usaha yang keras dan lemah.

Komitmen organisasional menurut Wibowo (2005:159) adalah perasaan

identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang ditunjukan oleh pekerja terhadap

organisasi atau unit dari organisasi.

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan

pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

(52)

Kepuasan kerja menurut Robins (dalam Wibowo: 299) adalah sikap umum

terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah

penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini

seharusnya mereka terima

Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2007: 7) mengemukakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan konstribusi

pada ekonomi.

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2001: 33).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi, komitmen

organisasional, kompetensi, dan kepuasan kerja.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2001: 33). Variabel

(53)

H. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bertujuan untuk menerjemahkan karakteristik data

empiris ke dalam bentuk yang dapat dianalisis. Titik fokus pengukuran adalah

pemberian “angka” terhadap data empiris berdasarkan sejumlah aturan atau

prosedur tertentu. Penggunaan skala likert ini berhubungan dengan pertanyaan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Skala pengukuran yang digunakan

pada kuesioner adalah skala likert. Kuesioner dalam penelitian terdiri dari 5

jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju.

Skala pengukuran untuk variabel kinerja karyawan yaitu:

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Sedangkan skala pengukuran untuk variabel motivasi, komitmen

organisasi, kompetensi dan kepuasan kerja yaitu :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

(54)

I. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,

benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi obyek perhatian atau kumpulan

seluruh obyek yang menjadi perhatian (Purwanto, 2004: 323). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah para karyawan PT Dan Liris

divisi produksi tekstil bagian karyawan harian golongan B sebanyak 2004

karyawan.

2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tersebut yang menjadi perhatian

(Purwanto, 2004: 323). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah karyawan PT Dan Liris divisi produksi tekstil bagian karyawan

harian golongan B sebanyak 169 karyawan.

Untuk mengetahui ukuran/jumlah sampel menurut Isak dan Michael

(dalam Somantri, 2006: 101) digunakan rumus :

S =

[

] [

]

S = ukuran sampel yang diperlukan

N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi = 0,50 (maksimal sampel yang mungkin)

d = tingkat akurasi = 0,50

2

(55)

Jadi, sampel yang digunakan sebanyak 169 karyawan yang dihitung

sebagai berikut :

S =

[

]

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental

Sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 77). Untuk

menentukan siapa yang menjadi sampel dalam penelitian ini dilakukan

oleh Kepala Humas PT Dan Liris, hal ini dikarenakan penulis tidak

diijinkan untuk melakukan kontak langsung dengan karyawan sebagai

calon responden.

J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas

Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti

(Sugiyono, 2001: 109). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

(56)

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.

Rumus koefisien korelasi product moment:

(

)( )

rxy = koefisien korelasi setiap item

n = banyaknya responden

X = nilai dari setiap item

Y = nilai seluruh item

Instrumen dikatakan valid bila r hitung ≥ r tabel dan akan menjadi tidak valid

jika r hitung < r tabel. Jika hasil pengujian memperlihatkan bahwa instrumen

tersebut valid, maka kuesioner sahih untuk digunakan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005: 57). Reliabilitas

menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka

berapa kali pun diambil tetap akan sama.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s

(57)

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk

Instrumen dikatakan reliabel bila r hitung ≥ r tabel dan akan menjadi tidak

reliabel jika r hitung < r tabel. Jika hasil pengujian memperlihatkan bahwa

instrumen tersebut dapat dipercaya/reliabel dan valid, maka kuesioner

sahih untuk digunakan.

K. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda. Menurut Purwanto (2004: 508) analisis regresi berganda digunakan

untuk menganalisis pengaruh variabel independent yang jumlahnya lebih dari

dua.

Bentuk persamaan regresi linear berganda yaitu:

(58)

Dimana :

Y' = Kinerja karyawan

a = nilai konstan

b1 = koefisien regresi motivasi

b2 = koefisien regresi komitmen organisasional

b3 = koefisien regresi kompetensi

b4 = koefisien regresi kepuasan kerja

X1 = motivasi

X2 = komitmen organisasi

X3 = kompetensi

X4 = kepuasan kerja

L. Uji Asumsi Klasik

Terdapat asumsi-asumsi pokok dalam regresi berganda, sehingga nilai

koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias (Purwanto, 2004:

527-528). Beberapa asumsi dalam regresi berganda adalah sebagai berikut :

1. Variabel tidak bebas (Y) dan variabel bebas (X) memiliki hubungan yang

linier atau garis lurus.

2. Variabel tidak bebas (Y) haruslah bersifat kontinyu dan paling tidak

berskala selang.

3. Nilai keragaman atau residu yaitu sama atau tidaknya varians dari residual

antara data pengamatan dan data dugaan hasil regresi (Y-Ŷ) harus sama

(59)

4. Pengamatan-pengamatan untuk variabel tidak bebas dari satu pengamatan

ke pengamatan lain haruslah bebas atau tidak berkorelasi.

Dalam Sunyoto (2007: 89-105) terdapat beberapa tes yang memungkinkan

untuk mendeteksi pelanggaran asumsi tersebut, yaitu:

1. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda

yang terdiri atas dua variabel atau lebih variabel bebas/independent

variable (X1, X2, X3, X4,….., Xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi

(keeratan) hubungan antar variabel bebas tersebut melalui besaran

koefisien korelasi ( r ). Dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas

dapat digunakan cara yaitu dengan :

a. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan

secara statistik (α).

b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) adalah faktor inflasi

penyimpangan baku kuadrat.

Nilai tolerance (α) dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat dicari

dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:

besar nilai tolerance (α) : α = 1/ VIF

nilai Variance Inflation Factor (VIF) :

VIF = 1/ α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika: α hitung < α dan (VIF)

(60)

Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika: α hitung > α dan

(VIF) hitung < VIF

2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama

atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain.

Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi

homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi

heteroskedatisitas.

Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui

grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel

bebas (sumbu X= Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID)

merupakan variabel terikat (sumbu Y= Y prediksi –Y riil).

Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah maupun

diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang

teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya

mempunyai pola baik menyempit, melebar maupun

bergelombang-gelombang.

3. Uji Asumsi Klasik Normalitas

Uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan

data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan

(61)

Uji asumsi klasik normalitas terdapat dua cara, yaitu:

a. Cara Statistik

Dalam menguji data variabel bebas dan variabel terikat

berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai

kemiringan kurva (skewness = α3) atau nilai keruncingan kurva

(kurtosis = α4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.

Rumus nilai Z untuk kemiringan kurva (skewness) :

Z skewness = skewness /√6/N atau Zα3 = α3/√6/N

Rumus nilai Z untuk kemruncingan kurva (kurtosis) :

Z kurtosisi = kurtosis /√24/N atau Zα4 = α4/√24/N

Ketentuan analisis :

1) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal Z hitung (Zα3

atau Zα4) < Z tabel.

2) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Zα3 atau Zα4) >

Z tabel

b. Cara Grafik Histogram dan Normal Probability Plots

Cara grafik histogram dalam menentukan suatu data berdistribusi

normal atau tidak, cukup membandingkan antara data riil/nyata dengan

garis kurva yang terbentuk, apakah mendekati normal atau memang

normal sama sekali. Jika data riil membentuk garis kurva cenderung

tidak simetri terhadap mean (U), maka dapat dikatakan data

(62)

sesuai untuk data yang relatif banyak, dan tidak cocok untuk data yang

sedikit, karena interprestasinya dapat menyesatkan.

Cara probability plot lebih handal dari pada grafik histrogram,

karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal

(otomatis oleh komputer) secara kumulatif. Suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.

4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah

autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi

tidak baik/tidak baik dipakai prediksi. Masalah autokorelasi timbul jika

ada korelasi linier antara kesalahan penggangu periode t (berada) dengan

kesalahan penggangu periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota

serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data

deret waktu atau time series (Gujarati, 2001: 201)

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2).

b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

atau -2 ≤ DW ≤ +2.

(63)

M.Pengujian Hipotesis

Menurut Purwanto (2004: 523-527) pengujian hipotesis digunakan untuk

melihat apakah variabel bebas mampu secara menyeluruh bersama-sama

menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas. Selain itu untuk mengetahui

kemampuan secara bersama-sama variabel bebas menjelaskan variabel tidak

bebas, juga perlu diketahui apakah setiap variabel bebas juga berpengaruh

terhadap variabel tidak bebasnya, untuk pengujian ini dikenal dengan Uji-t.

1. Uji F

Uji F ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari

variabel bebas yaitu X1, X2, X3, dan X4 untuk dapat atau mampu

menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas yaitu Y.

Selain itu, uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

tidak sama dengan nol

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji F yaitu:

a. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas

menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas. Penyusunan hipotesis

selalu ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol selalu

mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol

adalah koefisien regresi sama dengan nol. Sedangkan, hipotesis

alternatif adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Rumusan

(64)

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 = 0 berarti motivasi, komitmen organisasional,

kompetensi dan kepuasan kerja secara simultan tidak berpengaruh

terhadap kinerja.

Ha : minimal salah satu koefisien b1 ; b2 ; b3 ; b4 ≠ 0 berarti motivasi,

komitmen organisasional, kompetensi dan kepuasan kerja secara

simultan berpengaruh terhadap kinerja.

b. Menentukan α

Dalam penelitian ini penulis menggunakan taraf nyata sebesar 5%.

c. Menentukan Nilai F-hitung.

Nilai F-hitung ditentukan dengan rumuus:

F =

Pengujian ini menggunakan tabel F. Derajat bebas pembilang pada

kolom, derajat penyebut pada baris dan taraf nyata perlu diketahui

terlebih dulu sebelum mencari nilai F-tabel. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan taraf nyata sebesar 5%. Derajat pembilang

menggunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi 1. Sedangkan

derajat penyebut menggunakan n-k yaitu banyaknya pengamatan

(65)

d. Menentukan Kriteria Penerimaan atau Penolakan Hipotesis

Apabila nilai t-hitung ≥ t-tabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila nilai t-hitung < t-tabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value

> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Gambar 3.1

Daerah penolakan H0

Daerah penerimaan H0

Uji F

e. Membuat Kesimpulan

Bila H0 diterima berarti motivasi, komitmen organisasional,

kompetensi dan kepuasan kerja secara simultan tidak berpengaruh

terhadap kinerja.

Bila H0 ditolak berarti motivasi, komitmen organisasional, kompetensi

(66)

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Menurut Purwanto (2004: 525-526) uji signifikan parsial adalah untuk

menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap

variabel tidak bebas. Untuk melakukan uji-t ada beberapa langkah sebagai

berikut :

a. Merumuskan Hipotesis

H0 : b1 ; b2 ; b3 ; b4 ≤ 0 berarti motivasi, komitmen organisasional,

kompetensi dan kepuasan kerja secara parsial tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja.

Ha : b1 ; b2 ; b3 ; b4 > 0 berarti motivasi, komitmen organisasional,

kompetensi dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif

terhadap kinerja.

b. Menentukan α.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan taraf nyata sebesar 5%.

c. Menentukan Nilai t-hitung.

Nilai t-hitung untuk koefisien b dapat dirumuskan sebagai berikut:

t-hitung =

b S

B b

d. Menentukan Kriteria Penerimaan atau Penolakan Hipotesis

Apabila nilai t-hitung ≥ t-tabel pada α 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

Apabila nilai t-hitung < t-tabel pada α 0,05 maka H0 diterima dan Ha

(67)

Daerah penolakan H0

Daerah penerimaan H0

e. Membuat Kesimpulan

Bila H0 diterima berarti motivasi, komitmen organisasional,

kompetensi dan kepuasan kerja secara parsial tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja.

Bila H0 ditolak berarti motivasi, komitmen organisasional, kompetensi

dan kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja. Gambar 3.2

(68)

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada tahun 1920, bapak Kwee Tjiong (almarhum) mendirikan

usaha dagang batik yang statusnya merupakan usaha dagang perseorangan di

kota Solo. Usaha dagang ini kemudian dilanjutkan oleh putranya yaitu Bapak

Kasom Tjokrosaputro pada tahun 1946 dan sejak saat itu pula mulai

memproduksi batik sendiri dengan cap “Keris”. Dalam usaha dagang batik ini

bapak Kasom Tjokrosaputro bukan orang baru karena beliau semasa mudanya

sering berkecimpung dalam bisnis batik membantu ayahnya, sehingga tahun

demi tahun usahanya berkembang dengan pesat.

Sehubungan dengan banyaknya permintaan produk batik dari PT

Batik Keris, maka diperlukan penyediaan bahan baku sendiri. Inisiatif dari

Handoko Tjokrosaputro, salah satu pemegang saham PT Dan Liris maka pada

tanggal 25 April 1974, pemegang saham PT Batik Keris mendirikan PT Dan

Liris dengan akte notaris Maria Theresia Budi Santoso, No 87 juga disahkan

melalui tambahan Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober

1974 untuk menunjang kebutuhan bahan baku agar tidak terganggu oleh

fluktuasi pasar.

Bapak Kasom Tjokrosaputro tidak lama dapat menikmati apa yang

sudah dirintis dengan susah payah. Pada tanggal 29 Desember 1976, beliau

Gambar

Tabel Judul
Gambar 3.1 Uji F
Gambar 3.2  Uji t satu sisi
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan Harian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka menganalis peraturan hukum terkait whistleblower system dalam proses pengadaan barang/jasa untuk mencegah persekongkolan tender (bid rigging),

&lt;br /&gt;&lt;br /&gt; Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berpendapat bahwa hadits Ibnu �Umar yang diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dan hadits yang menjelaskan bahwa mata

Dan apabila kualIts8 listrik mikrohidm (PLTMH) kincir air bukanlah rnerupakan partimbangan utama karana diasumikan bahwa energi listrik yang dihasilkan hanyalah digunakan

b) Keterbukaan informasi meliputi pengungkapan yang tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi Perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi Direksi dan

Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan dari sisi profitabilitas perusahaan penerima penghargaan Indonesia

Pada jenis rule fuzzy tipe pertama setiap fungsi keanggotaan mempunyai hasil yang berbeda satu sama lain, hal ini dikarenakan syarat untuk pergeseran NEFPROX berbeda

Dari adanya pandangan masyarakat Tionghoa dulu mengenai menikah dengan sesama marga yang tidak boleh dilakukan, serta kenyataan bahwa tidak ada masyarakat

Riset ini mendukung Wahyudi (2017) yakni kerja tim tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, karena kerja tim dalam perusahaan biasanya memiliki keanggotaan dengan