• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA”"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

Studi kasus Pada Percetakan Andi Offset Jalan Beo No 38 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

CHARLES. SAMOSIR

012214244

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

(2)

Studi kasus Pada Percetakan Andi Offset Jalan Beo No 38 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

CHARLES. SAMOSIR

012214244

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

YOGYAKARTA

2008

(3)
(4)
(5)

memikirkan apa yang terjadi atau apa yang anda

lakukan kemarin ? hidup adalah perjuangan tanpa

henti biarkan mengalir bagaikan sebuah sungai.

(6)

Abangku Donald. L. Samosir dan Adik ku Ucok Nico.

Samosir

Universitas Sanata Dharma

Dan Sahabatku serta orang-orang yang aku sayangi

(7)
(8)
(9)

Oleh : Charles. Samosir Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengendalian kualitas produk akhir dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pengendalian kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset Yogyakarta untuk produk majalah Rohani “BAHANA”.

Data yang digunakan adalah data produksi bulanan majalah Rohani “BAHANA” selama tahun 2007. Metode analisis data menggunakan Diagaram Control (P-Chart) dan metode deskripsi.

Hasil penelitian yaitu kualitas produk akhir majalah Rohani “BAHANA” yang dicetak oleh Percetakan Andi Offset Pada tahun 2007 berada pada batas-batas pengendalian. Hal tersebut ditunjukkan oleh tingkat kerusakan produk akhir (tahun anggaran 2007) yang berada dibawah garis Upper Control Limit (UCL). Jadi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi harus terus di pertahankan di dalam range kualitas yang diharapkan.

(10)

Publisher Yogyakarta

Charles. Samosir Faculty Of Economic Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to indentify fnished product control process and activities involved in end product control process at Andi Offset Publisher of Yogyakarta.

More specifically on the production of popular religious magazine “BAHANA”. Samples taken involved the total production of “BAHANA” Religious magazine in 2007. Data exploited in the research was those monthly production of “BAHANA” Religious magazine at Andi Offset Publisher of Yogyakarta in the year of 2007. Diagram control (P-Chart) and description were exploited as data analysis methods.

The result showed that the quality of “BAHANA” Religious magazine was regarded as within controlling limits. This was indicated from lower rejection level of end product (the 2007 budget year) than Upper Control Limit (UCL) line. Therefore, all activities related to production process should be maintained to reduce higher rejection level.

(11)

rahmat dan bimbingan-Nya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PADA

MAJALAH ROHANI POPULER “BAHANA” Skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan, namun

berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis bisa

menyelesaikan penulisan skripsi ini oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M. selaku pembimbing I dalam

penyelesaian skripsi.

3. Bapak Drs. Rubiyatno, M.M. selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan.

4. Bapak Cornelius selaku pimpinan Percetakan Andi Offset Yogyakarta

yang telah bersedia membantu penulisan untuk memberikan data yang

dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

(12)

6. Terima kasih juga kepada abang (Donal. L. Samosir) dan Adik (Ucok Nico

Samosir) yang selalu mendorong saya dalam menyelesaikan skripsi.

7. Teman-teman manajemen Angkatan ’01 dan Teman-teman yang ada di

Kalimantan Barat terima kasih yang sudah menyempatkan dan

menghabiskan pulsanya hanya untuk menyemangati penulis.

8. Teman-teman di Asrama Singkawang “Alianyang” terima kasih atas

segala dukungan yang diberikan hingga skripsi ini selesai.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar

lebih sempurna nya, sehingga skripsi ini lebih bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

(13)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN ... iii

MOTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRAC... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 2

B. Batasan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Pengertian Pengendalian Kualitas... 5

B. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Kualitas... 7

C. Pendekatan Pengendalian Kualitas... 9

D. Organisasi Pengendalian Kualitas... 20

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 20

F. Langkah-langkah Pengendalian Kualitas ... 21

G. Standarisasi ... 21

(14)

xii

D. Metode Pengumpulan Data... 28

E. Definisi Operasional ... 29

F. Variabel Penelitian... 29

G. Data dan Sumber Data ... 30

H. Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

B. Struktur Organisasi... 40

C. Kepegawaian ... 45

D.Produk ... 50

E. Produksi... 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Analisis Data ... 56

B. Pembahasan... 59

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 63

A.Kesimpulan ... 63

B. Saran... 64

C.Keterbatasan Penelitian ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(15)
(16)

xiv

Gambar IV.1.Diagram Kontrol Rata-rata Produk Rusak

Gambar V.1.

Gambar VI.1.

(17)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengahadapi persaingan yang makin tajam, sebagai akibat dari

arus globalisasi yang telah menjangkau berbagai aspek kehidupan, sehingga

menuntut perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor industri yang

dulunya bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini juga harus

bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang

mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas dunia yang dapat bersaing

dalam pasar global.

Perkembangan sektor industri dalam perekonomian Indonesia

mempunyai peran yang sangat penting, sehingga semakin banyak perusahaan

yang bergerak di bidang industri bermunculan di Indonesia. Hal ini

menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, oleh sebab itu

untuk menhadapi persaingan antar perusahaan-perusahaan yang memproduksi

barang sejenis, maka setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas

produksinya, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu antara lain untuk

mencapai laba yang optimal, pencapaian volume penjualan tertentu

dan meningkatkan penguasaan pasar dan kembalinya modal dalam waktu

tertentu. Adapun tujuan-tujun tersebut bagi perusahaan adalah untuk tetap

mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan.

(18)

konsumen, pengendalian terhadap kualitas produksi sangat perlu dilakukan

karena pengendalian terhadap kualitas produksi merupakan salah satu cara

perusahaan untuk memperbaiki kualitas produk atau mempertahankan kualitas

produk akhir sehinga sesuai dengan keiginan konsumen.

Dengan pengendalian kualitas di dalam perusahaan, pelaksanaan

dengan kegiatan ini akan menekankan besarnya barang rusak (defect product)

di dalam proses produksi dengan demikian semakin kecil volume barang yang

rusak semakin kecil beban penanggungan mutu serta mempertingi nilai

produksi perusahaan di mata pelanggan sebagai produk dengan kualitas yang

dapat dipercaya. Hal ini tentu saja akan mampu meningkatkan volume

penjualan berdasarkan latar belakang di atas, dimana tuntutan konsumen

terhadap produsen untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik,

maka penulis tertarik pada judul "Pengendalian Kualitas Produk Akhir

Pada Majalah Rohani Populer “BAHANA”. Studi kasus pada Percetakan

Andi Offset.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan tentunya bersaing untuk mendapatkan pelanggan.

Agar perusahaan dapat bersaing secara global diperlukan kemampuan

mewujudkan produk yang memiliki sifat aman (tidak membahayakan), sehat

dan bermanfaat bagi konsumen atau dengan kata lain produk yang berkualitas.

(19)

Bahana Pada Percetakan Andi Offset Yogyakarta berada dalam batas

kontrol?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk

akhir untuk majalah Bahana pada percetakan Andi Offset Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

1. Produk akhir yang diteliti adalah majalah Bahana hasil percetakan Andi

Offset Yogyakarta sebelum dipasarkan.

2. Kualitas produk akhir majalah Bahana yang dimaksud adalah dilihat dari

tingkat kerusakan.

3. Tingkat kerusakan yang dimaksud adalah produk akhir percetakan Andi

Offset yang tidak layak dipasarkan.

4. Kegiatan pengendalian yang dimaksud adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengendalian kerusakan pada produk akhir majalah

Bahana. Adapun kegiatan yang cukup adalah berhubungan dengan

pengawasan bahan baku, mesin, dan sumber daya manusia (SDM).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, yaitu konsumen menginginkan

produk yang berkualitas baik, maka peneliti menentukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dalam melakukan

pengendalian kualitas produk akhir pada percetakan Andi Offset berada

(20)

produk akhir pada percetakan Andi Offset?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian pada pengendalian kualitas produksi untuk mempertahankan

produk akhir dipandang sangat bermanfaat bagi:

1. Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam mempertimbangkan

pengadaan evaluasi terhadap kebijaksanaan pengendalian kualitas pada

perusahaan agar lebih meningkatkan kualitas produknya.

2. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini dapat membandingkan teori-teori yang didapat

dari bangku kuliah dengan praktek yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Universitas

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa

serta bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian atau penulisan

skripsi yang berkualitas dengan pengedalian kualitas produksi untuk

(21)

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pada saat ini semakin banyak perusahaan yang didirikan, baik

perusahaan besar, menengah maupun kecil. Perusahaan tersebut dituntut untuk

menghasilkan prosuk yang dapat memenuhi selera konsumen. Dengan dasar

pemikiran tersebut penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka

panjang, salah satu faktor yang dapat memuaskan adalah kualitas produk yang

baik.

Perusahaan yang tidak memperhatikan kualitas produknya akan sulit

bersaing dipasar. Oleh sebab itu, semua perusahaan perlu memperhatikan

kualitas, agar produk yang dihasilkan berkualitas baik maka perusahaan harus

melakukan pengendalian kualitas.

Kualitas mempunyai pengertian yang bermacam-macam dan berbeda

satu dengan yang lainnya tergantung dari tujuan dan keguanaan

masing-masing produk. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pendapat mengenai

kualitas :

1. Menurut AV. Felgenbaum : (Felgenbaum. AV. 1991; 7)

Keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,

pembuatan dan pemeliharaan yang menbuat produk dan jasa yang

digunakan dapat memenuhi harapan-harapan pelanggan.

(22)

2. Menurut Hani Handoko : ( Handoko T, Hani, 1984;154)

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suau produk yang

menyebabkan produk tersebut bernilai sesuatu dengan yang dimaksud

untuk apa produk tersebut diproduksi.

3. Menurut Agus Ahyari : (Ahyari Agus, 1987;238)

Kualitas adalah jumlah atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan

di dalam produk yang bersangkutan.

Pengendalian kualitas menyiapakan alat manajemen untuk

menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan manajemen terhadap

kualitas produk yang dihasilkan dari proses produksi. Dari pengendalian

kualitas dapat diperoleh informasi mengenai bagian produk yang rusak,

sebab-sebab kerusakan dan efek dari kerusakan tersebut.

Berdasarkan perencanaan mutu dan pengendaliannya diperoleh umpam

balik untuk melaksanakan tindakan koreksi terhadap proses produksi. Berikut

ini adalah beberapa pendapat mengenai pengendalian kualitas.

a. Menurut Reksohadi Sukamto dan Indriyo Gito, 1991; 234).

Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk

memperbaiki kualitas produk apabila diperlukan, mempertahankan kualitas

yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.

b. Menurut AV. Felgenbaum : ( Felgenbaum , AV . 1991; 6)

Pengendalian kualitas merupakan suatu yang efektif untuk

memadukan pengembangan mutu, pengendalian mutu, pemeliharaan mutu

(23)

pemasaran, kerekayasaan produk dan jasa dapat berada dalam tingkatan yang

paling ekonomis agar pelanggan mendapatkan kepuasan.

c. Menurut Agus Ahyari: ( Aliyari Agus2002; 239)

Pengendalian kualitas merupakan suatu aktifitas untuk menjaga dan

mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan

sebagaiman telah direncanakan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas

merupak kegiatan terpadau dalam perusahaan untuk menjaga dan

mengarahkan kualitas produk perusahaan sesuai dengan syarat yang telah

ditetapkan.

B. Tujuan Dan Manfaat Pengendalian Kualitas

Beberapa pendapat ahli mengenai tujuan pengendalian kualitas :

1. Menurut Agus Ahyari 1987 ;239 - 240

a. Terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen

b. Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya yang

serendah-rendahnya.

c. Selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Menurut Richard J. Tersine 1995; 679

a. Mempertahankan standar

b. Memenuhi spesifikasi-spesifikasi pelanggan.

(24)

d. Memenuhi keefektifan personil dan departemen

e. Menemukan dan mengoreksi produk-produk yang rusak

3. Menurut Sofyan Assauri 1993; 274

a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah

ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Mengusahakan agar biaya design produk dan proses menggunakan

mutu produksi tersebut dapat menjadi sekecil mungkin.

d. Mengusahakan agar biaya produk dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan-tujuan pengendalian kualitas ini saling berkaitan satu sama

lain secara terpadu, yang berarti bahwa perusahaan tidak dapat

mementingkan salah satu dari tujuan tersebut saja. Apabila perusahaan

memilih satu tujuan untuk diutamakan, maka perusahaan tersebut tidak

melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik.

Pengendalian kualitas juga memberi manaat bagi perusahaan,

karyawan dan konsumen sebagai pemakai hasil produksi perusahaan.

Beberapa manfaat pengendalian kualitas yang dapat dirasakan oleh

berbagai pihak:

1) Bagi Perusahaan

a. Dapat menghindari pemborosan, yang secara tidak langsung akan

meningkatkan keuntungan perusahaan.

b. Mengurangi pemborosan bahan baku.

(25)

d. Menjaga nama baik perusahaan dalam perusahaan.

2) Bagi Karyawan

a. Karyawan secara tidak langsung didorong untuk raenggunakan

kecakapannya agar dapat mencapai hasil produksi yang

memuaskan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

b. Karyawan akan lebih hati-hati dan teliti dalam melaakukan

pekerjaan.

c. Menimbulkan kegairan kerja dalam perusahaan, karena

masing-masing bagian berlomba melaksanakan tugasnya dengan baik.

3) Bagi Konsumen

a. Pengendalian kualitas akan memberikan jaminan bagi konsumen

bahwa produk yang dihasilkan perusahaan dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsuman.

b. Konsumen menjadi tidak ragu-ragu untuk membeli produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.

C. Pendekatan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas mempunyai kegiatan yang sangat luas karena

semua pengendalian terhadap kualitas haras diperhatikan. Pengendalian

kualitas secara garis besar dapat dikelompokkan dalam 3 tingkatan, yaitu :

(26)

1. Pendekatan bahan baku

2. Pendekatan proses produksi

3. Pendekatan produk akhir

Dalam pengendalian kualitas yang akan dilaksanakan, maka

manajemen perusahaan yang akan menentukan salali satu dari ketiga macam

pendekatan atau dua macam pendekatan atau bahkan ketiganya. Untuk

menentukan pemilihan pendekatan kualitas, manajemen perusaliaan harus

mempertimbangkan beberapa faktor yang ada dalam perusahaan yang

bersangkutan, yang mempunyai keterkaitan dengan pelaksaan pengendalian

kualitas.

Bebeapa faktor ini ataralain jumlah dan jenis bahan baku yang

digunakan , sifat bahan baku yang digunakan, tersedianya bahan baku di pasar,

bagaimana system produksi yang digunakan, kompleks tidaknya pelaksanaan

proses produksi dalam perusahaan. Disamping hal tersebut diatas, ada faktor

yang lebih penting, yaitu tersedianya dana untuk kegiatan pengendalian

kualitas, dalam pelaksanaannya perlu adanya pertimbangan pada penentuann

pendekatan pengendalian kualitas.

A. Pendekatan bahan baku

Pendekatan balian baku merupakan salah satu faktor yang sangat

penting bagi kelangsungan proses produksi sangat tergantung pada

ketersedianya bahan baku dan kualitas bahan baku itu sendiri, mka

sebaiknya pengendalian kualitas bahan baku hams diperhatikan pula oleh

(27)

Perusahaan memproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan

baku sangat berpengaruh terhadapkarakteristik produk yang dihasilkan.

Dalam pendekatan ini terdapat beberapa hal yang dikerjakan oleh

manajemen prusahaan agar bahan baku yang diterima perusahaan yang

bersangkutan dapat dijaga kualitasnya, beberapa hal tersebut adalah :

a. Seleksi Sumber Bahan Baku

Pelaksanaan sumber bahan baku ini akan dapat dilakukan antara

lain dengan cara melihat kepada penglaman-pengalaman yang telah

lalu, atau dengan mengadakan evaluasi pada perusaliaan-perusahaan

pemasok bahan dengan mempergunakan daftar pertnyaan,atau dapat

lebih diteliti lagi dengan jalan melakukan penelitian kualitas

perusahaan pemasok tersebuit, beberapa cara tersebut dapat dipilih

salah satu atau dilaksanakan secara bersama, tergantung kepada

kebijaksanaan manajemen perusahaan yang bersangkutan dan

tersedianya dana untuk kepentingan hal tersebut tentunya.

b. Pengalaman Hubungan Pada Waktu Yang Lalu

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya

dengan karakteristik para pemasok bahan baku ini antara lain adalah

kualitas bahan baku yang dikrimkan, besarnya persentase kerusakan

bahan baku yang dikirimkan dan dalam penyimpangan, keterlambatan

pengiriman bahan baku, harga bahan baku yang ditawarkan, cara

pembayaran bahan baku yang telah dikirimkan dan lain debagainya.

(28)

perushaan bersangkutan akan dapat mengadakan pemilihan dan daftar

urutan prioritas para pemasok bahan baku yang diperlukan perusahaan

tersebut.

c. Evaluasi Dengan Daftar Pertanyaan

Untuk dapat mengetahui tentang karakteristik, pola dan

kebiasaan pemasok baru, atau pemaasok lama kepada perusahaan yang

baru tersebut, pada umumnya akan dilaksanakan dengan jalan

menyusun evaluasi terahadap para pemasok yang ada sehinga

perusahaan yang bersangkutan akan dapat menyusun daftar urutan

prioritas para pemasok bahan baku dalam perusahaan.

d. Penelitian Kualitas Pemasok

Dari penelitian yang dilaksanakan ini akan dapat diketahui

masing-masing karakteristik, pola kebiasaan serta beberapa hal lain

yang berhubungan dengan kegiatan pengirirman bahan baku yang

dilakukan oleh perusahaan tersebut. Misalnya pola pembayaran, pola

pengiriman, cara penggantian atas bahan baku yang rusak dalam proses

peyimpanan dalam jangka waktu tertentu dan lain sebagainya. Dengan

adanya seleksi yang baik untuk pemilihan para penisahaan pemasok

bahan baku ini diharapkan kualitas bahanbaku yang diperlukan

pnisahaan yang bersangkutan akan dapat dipertahankan dalam tingkat

kualitas yang tinggi, sedangkan ketepatan waktu pengiriman bahan

baku juga dapat dipertanggungjawabkan, sehinga tidak terjadi

(29)

terganggunya pelaksanaan proses produksi yang ada di dalam

perusahaan. Stabilitas pengiriman bahan baku berikut terjaminnya

kualitas bahan baku yang dikirimkan tersebut akan dapat menunjang

stabilitas kualitas pross produksi akhir dari perusahaan yang

bersangkutan.

e. Pemerikasaan Dokumen Pembelian

Dalam pemerikasaanini dililiat apakah setiap informasi yang telah

dituliskan didalam dokumen pembelian ini sudah benar-benar

dilaksanakan ataiikah belum. Didadaiam pelaksanaan pembelian atyau

pengiriman bahan baku tersebut apakah terjadi

peyimpangan-peyimpangan dari criteria yang telah dituliskan dalam dokumen

pembelian ataukah semua persyaratan yang ada tersebut dipenuhi

dengan baik.

Beberpa hal yang diperiksa ini pada umumnya akan meliputi

beberapa hal, antara lain tingkat harga bahan baku, tingkat kualitas

bahan baku, waktu pengiriman bahan, pemenuhan spesifikasi bahan

(misalnya panjang, lebar, dan sebagainya). Mengingat bahwa semua

pelaksanaan ini akan didasarkan atas dokumen pembelian yang ada.

maka dalam penyusunan dokumen pembelian ini sangat diperlukan

ketelitian dan kelengkapan informasi yang dituangkan didalam

(30)

f. Pemeriksaan Penerimaan Bahan

Dalam hubungannya dengan pengendaliaan kualitas bahan baku,

maka pemerikasaan penerimaan bahan bakau akan merupakan suatu hal

yang cukup besar arti dan fungsinya didalam perusahaan tersebut.

Apabila dokumen pembelian yang disusun tersebut cukup lengkap

maka dalam pemeriksaan penerimaan bahan baku tersebut akan dapat

didasarkan pada dokumen pembelian tersebut. Dengan demikian

sebenarnya kegiatan pengendalian kualitas bahan baku dengan jalan

pemeriksaan peneriamaan bahan yang dikirimkan ke dalam gudang

prusahaan ini akan memepunyai hubungan erat dengan penyususnaan

dokumen pembelian.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di dalam perusahaan

tersebut hendaknya dapat dilaksanakan secara terpadu sehingga akan

dapat diperoleh effiesiensi didalam kegiatan pemeriksaan bahan baku

tersebut.

a) Rencana Pemeriksaan

Sehubungan dengan penyusunan rencana pemeriksaan ini

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen

perusahaan, anatara lain sebagai berikut :

 Pola umum pemeriksaan

 Diskripsi pemeriksaan yang jelas

(31)

 Daftar bahan lain yang diperlukan untuk pemeriksaan

 Penentuan frekuensi pemeriksaan.

b) Pemeriksaan Dasar

Dimaksudkan dengan pemeriksaan dasar ini adalah merupakan

pemeriksaan yang diterapkan untuk bahan baku yang sama sekali

bam, baik bentuk, jenis maupun kegunaanya.

Pemeriksaan dasar ini disamping diterapkan untuk bahan baku

yang lama namun melalui pemasok bahan yang baru.

c) Pemeriksaan Contoh Bahan

Mengigatkan bahwa pemeriksaan yang dilaksanakan kepada contoh

bahan ini hasilnya akan diperlakukan untuk seluruh populasi bahan

baku tersebut, maka hal ini berarti bahwa pengambilan contoh

bahan tersebut hams dilakukan dengan sebaik-baiknya pula.

Kekeliruan di dalam pengambilan contoh bahan in kan dapat

berakibat terhadap kekeliruan terhadap penerapan keputusan

penerimaan bahan baku tersebut.

Masalah yang harus mendapat perhatian di dalam hal ini disamping

pelaksanaan pemeriksaan bahan baku tersebut adalah cara

pengambilan contoh bahan baku yang akan diperiksa. Hal ini akan

meliputi metode pengambilannya serta jumlah contoh yang akan

diambil dari populasi bahan baku yang dikirimkan kedalam gudang

perusahaan tersebut. Pada umumnya perusahaan akan menentukan

(32)

setiap bahan baku yang ada tersebut akan mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi contoh bahan.

d) Catatan Pemeriksaan

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila perusahaan

selalu menyusun catatan pemeriksaan bahan baku yang dikirimkan

ke dalam gudang perusahaan ini antara lain adalah sebagai berikut:

 Data tentang karakter para pemasok

 Penyimakan terhadap perkembangan pemasok

g. Penjagaan Gudang Bahan Baku Perusahaan

Di dalam penjagaan gudang sebagai fasilitas penyimpanan bahan

baku yang akan dipergunakan untuk proses produksi dari perusahaan

tersebut terdapat beberapa macam faktor yang perlu untuk mendapat

perhatianyang cukup. Adapun beberapa faktor tersebut antara lain

adalah sebagai berikut:

 Penulisan identitas yang jelas

 Pembungkusan yang memadai

 Rotasi pengambilan barang

 Penulisan batas waktu penggunaan

B. Pendekatan proses produksi

Pada beberapa perusahaan, pross produksi lebih banyak menentukan

kualitas produk akhir dan bukan pada bahan bakunya. Perusahaan

semacam ini akan lebih baik apabila menggunakan pendekatan proses

(33)

Oleh karena sifat dan jenis dari proses produksi yang ada pada

perusahaan pada ummnya terdiri dari beberapa macam, untuk

melaksanakan pengendalian kualitas melalui pendekatan ini tidak akan

diperoleh hasil yang memadai apabila belum diketahui jenis proses

produksi yang akan diawasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena

dengan jenis proses prodiiksi yang dilaksanakan akan diperlukan cara

pengendalian kualitas proses yang berbeda pula.

Dalam hubungannya dengan pengendalian kualitas proses, maka

proses prodiiksi yang ada didalam perusahaan pada umumnya akan

dipisahkan menjadilima macam, yaitu proses tipe A, B, C, D, dan E yang

masing-masing tipe proses produksi tersebut mempunyai kekhususan

sendiri-sendiri, terutama dalam hubungannya dengan pelaksanaan

pengenmdalian proses produksi yang ada pada masing-masing perusahaan

tersebut.

Proses produksi tipe A, merupakan proses produksi dimana setiap

tahap proses akan diperiksa dengan mudah, sehingga pengendalian

kualitas unfuk proses produksi jenis ini dapat dilaksanakan pada setiap

tahap. Penyimpangan atau kesalahan yang dapat inengakibatkan terjadinya

penurunan kualitas produk perusahaan dapat segera diketahui pada tahap

terjadinya kesalahan tersebut atau pada satu tahap selanjutnya. Dengan

demikian maka kesalahan proses ini segera dapat dibenahi sehingga tidak

akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang berlarut atau kerugian yang

(34)

Proses produksi tipe B, ketergantungan masing-masing tahap proses

begitu kuat dan pemeriksaan perlu dilakukan dengan teliti, sebab apabila

terjadi kesalahan proses akan mempunyai akibat yang beruntun pada

proses berikutnya dan baru dapat diperbaiki, jika masih memungkinkan,

pada tahap berikutnya.

Proses produksi tipe C, adalah proses produksi assembling,

kebenaran dan ketelitian dalam proses perakitan ini merupakan unsure

yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi.

Proses produksi tipe D, dalam proses produksinya menggunakan

mesin otomatis, pada umumnya pengendalian kualitas proses sudah

disertakan sebagai kelengkapan dari mesin dan peralatan produksi

tersebut. Alat pengendalian proses ini dapat berupa alarm atau

sinyal-sinyal tertentu yang akan memberitahukan kepada operator apabila ada

kerusakan proses.

Salah satu proses produksi yang kurang mendapat perhatian dalam

pengendalian kualitas produksinya adalah proses produksi perusahaan

dagang atau jasa. Bagaimanapun juga perusahaan dagang atau jasas juga

memerlukan pengendalian kualitas produksi sehingga konsuman akan

memperoleh kepuasan yang optimal. Namun karena sifat produksinya

berbeda dengan proses produksi yang lain, maka untuk pengendalian

prosesnya memerlukan metode yang khusus sesuai dengan kondisi

perusahaan. Untuk pengendalian kualitas produksi perusahaan dagang dan

(35)

Pada umumnya, pelaksanaan pengendalian kualitas produksi

dipisahkan menjadi tiga tahap :

a. Persiapan

Dimana tahap ini mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan

dengan pelaksanaan pengendalian kualitas produksi tersebut antara

lain kapan dan beberapa kali pemeriksaan.

b. Pengendalian proses

Dalam tahap ini, perusahaan betul-betul melaksanakan pengendalian

kualitas proses produksi yang sedang berjalan.

c. Pemeriksaan akhir

Tahap ini merupakan pemeriksaan saat terakhir dari proses yang ada

sebelum dimasukkan dalam gudang.

C. Pendekatan produk akhir

Pendekatan produk dalam pengendalian mutu perusahaan adalali

upaya perusahaan mempertahankan mutu produk yang dihasilkannya

dengan melihat mutu produk akhir. Pelaksaan pengendalian mutu dengan

pendekatan produk akhir dapat dilaksanakan dengan cara :

a. Memeriksa seluruh produk akhir

b. Memeriksa contoh (sample) produk akhir

c. Memberikan petunjuk pemakaian

(36)

D. Organisasi Pengendalian Kualitas

Pada umunya setiap pemsahaan mempunyai sifat pengendalian

kualitas, dimana hal ini biasanya dilakukan oleh bagian pengendalian kualitas,

tetapi tidak selalu perusahaan mempunyai fungsi pengendalian kualitas,

karena tergantung pada besar kecilnya perusahaan dan jenis produk yang

dihasilkan. Jika suatu perusahaan tidak mempunyai fimgsi pengendalian

kualitas, bisa ditunjuk bagian tertentu untuk menjalankan fungsi tersebut di

samping tugas utamanya, tetapi apabila perusahaan terdapat bagian

pengendalian kualitas, maka bagian ini merupakan staffiiya yang akan

membantu pimpinan perusahaan dalam mamberikan informasi serta saran

untuk menganbil keputusan-keputusan dalam kegiatan perusahaan. Secara

rinci dari pengendalian kualitas adalah : (Assauri, Soiyan. 1993, hal 275)

1. Mengawasi penerimaan dari barang-barang yang masuk

2. Mengendalikan kegiatan yang dilakukan pada berbagai tingkat produk.

3. Memeriksa kembali produk sebelum masuk gudang

4. Meneliti sebab-sebab terjadinya kerusakan

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Kualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor yang akan menentukan bahan

suatu barang dapat memenuhi kualitas antara lain : (Ibid, hal 269)

1. Fungsi barang

(37)

3. Biaya barang tersebut

F. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas

Pada umumya ada empat langkah dalam pengendalian kualitas, yaitu

(Felgenbaum, AV. 1991, hal 10):

1. Menetapkan Standar

Meliputi menetapkan standar mutu biaya, standar mutu prestasi kerja,

standar mutu keamanan dan standar mutu keandalan yang diperlukan

untuk produk tersebut.

2. Menilai Kesesuaian

Membandingkan kesesuaian dengan produk yang dibuat atau jasa yang

ditawarkan terhadap standar-standar ini.

3. Bertindak Bila Perlu

Mengoreksi masalah dan penyebabkan melalui faktor-faktor yang

mencakup pemasaran. pelaksanaan, rekayasa. produksi dan pemeliharaan

yang mempengaruhi kepuasan pemakaian produk.

4. Merencanakan perbaikan

Mengembangkan suatu upaya yang kontinyu untuk memperbaiki

standar-standar biaya produksi, keamanan dan keterhandalan.

G. Standarisasi

Dengan adanya standar maka pembuatan produk-produk bias

mempunyai arah atau sasaran, karena standar merupakan alat pengukuran agar

(38)

berfungsi untuk menetapkan, mambatasi, manyatakan atau menegaskan

sifat-sifat, ukuran, cara pengujian dala lain-lain, dari suatu banda atau beberapa

banda yang berlaku dalam jangka waktu tertentu.

1. Syarat-syarat standar

Standar yang harus memenuhi sifat-sifat antara lain :

a. Harus dapat diandalkan

b. Harus dapat memberikan manfaat bagi pemakainya

c. Harus dapat diterima oleh semua atau sebagian besar pihak

2. Tujuan standarisasi

Tujuan pokok dari standarisasi adalah :

a. Meningkatkan produksi

b. Meningkatkan kualitas

c. Menentukan biaya

d. Menghemat bahan baku

H. Teknik – Teknik Pengendalian Kualitas

Teknik pengawasan kualitas secara statistic menurut Sukanto

Reksohadiprodjo (1995 ; 384), dikelompokan dalam ;

1. MetodeControl Chart

Bagan kendali merupakan suatu alat pengendali berupa grafik (bagan)

untuk menjelaskan sejauh mana proses produksi berada dalam

pengendalian. Dengan demikian bila ada penyimpangan akan dengan

(39)

mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Penempatan

control chart di dalam klasifikasi ststistical quality control dapat

digambarkan sebagai berikut :

Proporsi produk rusak

UCL

UL

LCL

(waktu)

Gambar II.1. Diagram Kontrol

Keterangan :

 Sumbu vertical :

Menunjukan penyimpangan karakteristik barang yang diperiksa.

 Sumbu vertical :

Menunjukkan nomor sampel/ item dari barang yang diperiksa.

 Sumbu UCL (upper control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai

standar deviasi.

 Sumbu CL (central line) :

(40)

tiap sampel.

 Sumbu LCL (lower control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling rendah dari

nilai standar deviasi.

Ada dua jenis diagram kontrol, yaitu :

a. Bagan Kendali Untuk Data Variabel

Bila sebuah catatan (record) dibuat berdasarkan Karakteristik mutu yang

diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi, bobot, atau volume, maka

karakteristik mutu tadi dapat dinyatakan oleh peubah-peubah (variable).

Penggunaan bagan kendali untuk data variable telah banyak digunakan

dan dapat memberikan informasi-informasi penting mengenai

keragaman dasar dari karakteristik mutu, kekonsistenan dalam

penampilan (performance) dan tingkat rata-rata karakteristik mutu. Jenis

bagan kendali untuk data variable dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Bagan Kendali X (XChart)

Bagan kendali X merupakan bagan kendali yang batas-batas

kendalinya dicari dari rata-rata nilai data yang dibagi dalam

subgroup.

2) Bagan Kendali R (R Chart)

Bagan kendali R merupakan bagan kendali yang batas-batas

(41)

subgroup.

b. Diagram kontrol Atribut

Banyak karakteristik mutu tidak dapat dinyatakan secara numerik.

Dalam kasus seperti ini, kita hanya dapat menggolongkan setiap item

yang diperiksa ke dalam suatu kriteria, yaitu memenuhi spesifikasi

karakteristik mutu tahu tidak.

Terminologi “cacat” atau “tidak cacat” sering digunakan untuk

mengidentifikasi dua penggolongan produk tersebut dan atau

“memenuhi syarat” atau “tidak memenuhi syarat”. Karakteristik mutu

yang hanya dapat diungkapkan dengan cara serupa, ini dikenal sebagai

atribut, sehingga data semacam ini disebut data atribut. Ada beberapa

jenis bagan kendali atribut yang digunakan, yaitu :

A. Bagan P (P Chart)

Bagan ini untuk mengetahui bagan (proporsi) produk yang ditolak

karena tidak sesuai spesifikasi. Proporsi yang ditolak didefinisikan

sebagai banyaknya barang yang tidak sesuai (rusak/cacat) terhadap

total barang yang diperiksa.

B. BaganC (C Chart)

Bagan ini untuk memeriksa jumlah kerusakkan (ketidakserasian)

(42)

spesifikasi yang tidak memenuhi syarat. Jadi suatu produk

cacat/rusak akan mengandung satu atau lebih titik spesifikasi yang

tidak memenuhi syarat.

2. Metode Acceptance Sampling

Acceptance Sampling berarti menerima atau menolak semua produk

berdasar banyaknya produk yang rusak dalam sample. Pemerikasa

dibertahu berapa yang perlu diperiksa dan berapa berapa barang yang

rusak yang diperbolehkan, bila sama dengan yang ditentukan atau lebih

sedikit semua produk lolos, bila lebih semua produk ditolak.

Dalam Acceptance Sampling digunakan kurva “Operating Charactivistic”

(Kurva OC) yang dapat membantu orang dalam menolak barang yang

rusak dan menerima barang yang baik. (Sukamto Reksohadiprodjo 2000;

258)

Dalam teknik sampling ini ada dua resiko, yaitu :

1. Resiko produsen adalah resiko mendapatkan sample dalam proporsi

kerusakan lebih tinggi dari keseluruhan paket barang dan menolak

paket yang baik.

2. Resiko konsumen adalah resiko mendapatkan sample yang mengandung proporsi

lebih rendah kerusakan dari pada paket keseluruhan dan menerima paket yang buruk.

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi kasus

yaitu terhadap data subyek tertentu yang hendak diteliti berada di dalam atau

diluar batas control, di mana peneliti mengadakan pengamatan, wawancara

dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Pengumpulan data terhadap

objek tertentu yang hendak diteliti serta kesimpulan yang diambil hanya

terbatas pada objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan pada Percetakan Andi Offset.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan XX sampai dengan bulan XX

tahun 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek peneitian adalah bagian

produksi, terutama karyawa bagian pemeriksaan. Yang ditugaskan khusus

untuk mengadakan pemeriksan produk akhir yang akan dikirimkan kepada

para konsumen. Subjek penelitian adalah pihak yang terlibat dalam

(44)

pemberian informasi yang berhubungan dengan penelitian. subjek

penelitian ini terdiri atas :

1. Kepala bagian produksi.

2. Karyawan bagian produksi.

3. Kepala bagian administrasi.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah data jumlah

produksi produk dan data jumlah produk rusak.

Sesuatu yang menjadi objek pembicaraan dalam penelitian ini, adalah :

1. Volume produksi dalam satu bulan.

2. Jumlah produk yang rusak dalam satu bulan.

3. Jenis produksi

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyalin data atau keterangan yang ada di perusahaan yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. (S. Hadi, 1995;95).

2. Wawancara

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan jalan Tanya jawab secara

(45)

3. Obsrvasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis

atas gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti. (Arsyad dan Suratno,

1993;91).

E. Definisi Operasional

1. Kualitas adalah kemampuan suatu produk yang dibuat untuk memenuhi

standar atau keinginan perusahaan atau pemesan produk tersebut.

2. Pengendalian kualitas adalah keinginan untuk memeriksa suatu proses

produksi agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas

yang ditetapkan.

3. Produk akhir adalah produk yang dihasilkan perusahaan yang telah melalui

setiap proses produksi dan nantinya akan diterima oleh konsumen.

4. Produk rusak adalah produk yang dihasilkan perusahaan yang tidak sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah kualitas produk akhir, maksudnya kemampuan

suatu produk yang dibuat untuk memenuhi standar atau keinginan perusahaan

atau pemesan dengan produk yang dihasilkan telah melalui proses produksi

dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan nantinya akan diterima

(46)

G. Data Dan Sumber Data

Sumber data pada penulisan ini didasarkan pada data primewr dan data

sekunder. Pengertian kedua jenis sumber data tersebut adalah (Winarno,

Surackmad, 1985; 163):

1. Data primer

Adalah data yang secara langsung diperoleh dari sumber data oleh

penyelidik (tidak melalui media perantara). Data ini secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

2. Data sekunder

Adalah data yang berasal dari sumber-sumber lain yang mendukung data

primer, seperti bersumber pada buku, orang dan sumber lain.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penilitian ini menggunakan metode deskripsi, di

mana penelitian deskripsi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian dilakukan.

Proses pengendalian kualitas produk akhir berada dalam batas kontrol

apabila persentase tingkat kerusakan produk akhir berada diantara Upper

Control Limit (UCL) dan Lower Control Limit (LCL). Sedangkan apakah

proses pengendalian kualitas produk akhir berada dalam batas baik apabila

tidak terjadinya penyimpangan persentase produk rusak yang melewati Upper

(47)

Penelitian ini juga menggunakan metode control chart, di mana

control chart(peta kendali) adalah sebuah grafik atau peta dengan garis batas,

dimana garis-garis ini disebut dengan garis kendali. Dalam control chart

terdapat tiga macam garis kendali, yaitu :Upper Contro Limit(UCL),Central

Line (CL) dan Lower Cintrol Limit (LCL). Adapun tujuan menggambarkan

peta kendali adalah untuk menetapkan apakah setiap titik pada grafik normal,

serta untuk mengetahui perubahan dalam proses dari mana data dikumpulkan.

Sehingga setiap titik pada grafik harus mengidentifikasi dengan tepat dari

proses mana data tersebut diambil (Ishikawa Kaoru, 1989;80).

Metode control chart yang digunakan adalali "P-Chart", karena

jumlah produksi perusahaan dengan kerusakan tidak konsisten dan yang

dicari beberapa persentase kerusakan pada produk yang rusak. Formulas!

P-Chart adalah : (Logothesis, N 1992; 251)

a. Menghitung proporsi produk rusak

P =

ni Di

dimana :

P = Proporsi produk rusak

Di = Produk rusak

ni = Produk yang diobservasi

b. Menghitung proporsi rata-rata produk rusak

(48)

P = Proporsi rata-rata produk rusak

Di = Banyaknya produk rusak

ni = Banyaknya produk yang diobservasi

c. Menghitung standar deviasi.

SP =

n P P(1 )

Sp = Standar Deviasi, yaitu parameter dalam statistik untuk

menyatakan ukuran penyimpangan dan nilai pengharapan.

P = Proporsi rata-rata produk rusak

N = Banyakanya produk yang diobservasi

d. menentukan batas pengendalian

Batas pengendalian = Rata-rata kerusakan ± 3 Standarisasi.

1) Upper Control Limit (UCL) = P+ 3SP

2) Central Line (CL) = P

3) Lower Control Limit (LCL) = P-3SP

e. Gambar diagram Kontrol

(49)

Keterangan :

 Sumbu vertical :

Menunjukan penyimpangan karakteristik barang yang diperiksa.

 Sumbu vertical :

Menunjukkan nomor sampel/ item dari barang yang diperiksa.

 Sumbu UCL (upper control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai

standar deviasi.

 Sumbu CL (central line) :

Menggambarkan nilai standar yang menjadi dasar perhitungan pengamatan

tiap sampel.

 Sumbu LCL (lower control limit) :

Adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling rendah dari

(50)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Andi Offset Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak di bidang

percetakan dan penerbitan buku-buku. Perusahaan ini didirikan sebagai

perusahaan perseorangan pada tanggal 4 Januari 1980 oleh Johanes Herman

Gondowidjoyo dengan ijin resmi dari Bupati Sleman, Drs. S. Prodjo Sunoto. Pada

awalnya CV. Andi Offset beralamatkan di Jalan Beo 38 Demangan Baru

Yogyakarta.

Pada saat itu seluruh aktivitas masih terbatas dalam bidang percetakan.

Namun dengan seiringnya waktu, perusahaan mengalami perkembangan yang

sangat pesat. Sehingga pada akhirnya pada tahun 1980an perusahaan berekspansi

pada bisnis penerbitan. Dalam waktu kurang dari delapan tahun lokasi perusahaan

sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga pada waktu itu juga perusahaan

memperluas lokasi sampai ke Jalan Beo 40 Demangan Baru, Sleman Yogyakarta

dengan luas tanah  1600m2. Demikian juga dengan status perusahaan yang

semula perusahaan perseorangan pada Februari 1988 diubah menjadi persekutuan

komanditer dengan akta no.15. Sebagai sebuah persekutuan CV. Andi Offset

Yogyakarta semakin berkembang, sehingga kegiatan perusahaan tidak lagi

terbatas pada percetakan saja melainkan sudah menerbitkan buku-buku baik

ilmiah maupun non ilmiah.

(51)

Nama perusahaan “Andi” diambil dari nama putra sulung Bapak Johanes

Herman Gondowidjoyo yang lahir pada 4 Januari. Nama “CV. Andi Offset” ini

merupakan cerminan dari visi dan misi kristiani perusahaan, karena oleh

pendirinya diartikan sebagai “Anak Didik Immanuel”. Hal ini dibuktikan dengan

menyisihkan sebagian kecil sahamnya untuk membantu kegiatan kerohanian

kristiani, khususnya untuk daerah Yogyakarta. Selain itu setiap pagi dan pada hari

Senin dan Jumat diadakan kebaktian bersama yang diikuti oleh seluruh karyawan

dan karyawati CV. Andi Offset yang beragama Kristen maupun Katolik. Kata

“Immanuel” berarti Tuhan beserta kita.

1. Lokasi Perusahaan

Penerbit dan percetakan Andi Offset di Jalan Beo 38-40 Demangan Baru,

Yogyakarta. Adapun alasan pemilihan Yogyakarta sebagai tempat berdirinya

perusahaan sebagai berikut:

a. Dekat dengan Penyedia Bahan Baku

Perusahaan terletak dengan penyediaan bahan baku yang berada di

Yogyakarta dan sekitarnya.

b. Dekat dengan Tenaga Kerja

Penduduk Yogyakarta dan sekitarnya cukup padat, sehingga tersedia banyak

tenaga kerja yang terampil. Dengan demikian, tenaga kerja bagi perusahaan

dapat terpenuhi dari sekitar daerah lokasi perusahaan.

c. Terletak di Lingkungan Sekolah dan Perguruan Tinggi

Yogyakarta adalah pasar yang potensial untuk dimasuki, karena di Yogyakarta

(52)

dibutuhkan. Hal ini mengingat bahwa pendidikan banyak membutuhkan

sarana yang dapat menunjang program pendidikan berupa buku-buku.

d. Sarana Transportasi dan Komunikasi yang Memadai

Lokasi perusahaan tidak jauh dari pusat kota, sehingga sarana transportasi dari

berbagai arah relatif terjangkau. Selain itu secara umum transportasi di

Yogyakarta termasuk sangat mudah. Sarana dan prasarana seperti pos,

telepon, dan lainnya cukup memadai, sehingga dapat mendukung

perkembangan usaha.

e. Potensi-potensi lain yang mendukung

Potensi-potensi lain yang mendukung pengembangan usaha percetakan dan

penerbitan, seperti banyaknya lembaga perbankan, banyaknya intelektual yang

mampu mengarang dan lain-lain.

Pada saat ini selain mencetak buku-buku ilmiah dan keagamaan yang

diterbitkan sendiri, percetakan Andi juga mencetak barang-barang pesanan seperti

brosur, majalah, kartu-kartu, formulir, kalender, dan sebagainya. Hal ini dilakukan

perusahaan mengingat besarnya minat masyarakat akan kebutuhan barang-barang

cetakan dewasa ini. Perusahaan Andi Offset menerbitkan buku-buku ilmiah dan

buku umum (PBU) seperti buku komputer, ekonomi, manajemen, matematika,

dan ilmu pengetahuan alam, teknik, kepariwisataan, dan sejenisnya. Sedangkan

PBMR Andi melayani penerbitan buku-buku rohani dan majalah rohani kristen

(Bahana, Renungan Malam, Efata). Dengan demikian ada tiga bidang usaha yang

dikerjakan oleh perusahaan Andi Offset yaitu bagian penerbitan buku umum,

(53)

dikelola oleh satu kesatuan CV. Andi Offset.

Selain yang disebutkan diatas, CV. Andi Offset juga mendirikan toko buku

yang baru dibuka sejak 2 November 2005. Toko buku diberi nama “Andi Star”.

Konsep dari toko buku ini adalah toko buku teknologi dan informasi terlengkap

dengan slogan toko buku discount dan berhadiah. Visi dari berdirinya toko buku

ini adalah sebagai wahana apresiasi dan kreasi IPTEK. Sedangkan misinya adalah

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan menumbuhkembangkan IPTEK,

mengembangkan minat baca dan menulis masyarakat. Selain itu toko ini juga

menyediakan jasa penyewaan ruang untuk seminar, lomba dan lain-lain. Toko

buku Andi Star ini beralamatkan di Jalan Beo 38 Yogyakarta. Strategi pemasaran

yang digunakan adalah direct selling, direct mail, telemarketing, pameran,

discount, pembelian berhadiah dan media-media lain.

2. Tujuan Perusahaan

Tujuan umum perusahaan adalah :

a. Untuk melayani konsumen dengan sebaik-baiknya berdasarkan kasih tanpa

membedakan suku, agama dan ras. Selain itu Andi Offset juga berusaha

memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti perguruan tinggi, instansi

perbankan, rumah sakit dan sebagainya.

b. Andi Offset juga mendukung program-program pendidikan dan mencerdaskan

kehidupan bangsa dengan cara menerbitkan buku-buku ilmiah.

c. Memberikan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar perusahaan sehingga

dapat mengurangi pengangguran, sekaligus dapat membantu meningkatkan

(54)

Tujuan khusus perusahaan adalah :

Mendapatkan laba perusahaan yang layak bagi pemilik dan layak bagi semua

karyawan guna menunjang kelangsungan hidup bersama.

3. Visi dari CV. Andi Offset

Sejak awal didirikan, penerbitan Andi konsisten dalam kiprahnya di dunia

penerbitan. Fokus ada pada buku komputer dan manajemen, disamping buku

umum lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu serta komitmen perusahaan

terhadap konsistensi kualitas, buku-buku Andi Offset semakin mendapat tempat

tersendiri di hati masyarakat Brand Name. Peningkatan mutu buku dilakukan

melalui penyaringan naskah pada penulis lokal, maupun bekerja sama dengan

penerbit-penerbit luar negeri yang terkenal, serta didukung sumber daya penerbit

dan percetakan.

Penerbit Andi Offset memperluas cakupan pemasaran dengan membentuk

jaringan distribusi pemasaran secara aktif di berbagai tempat di Indonesia. Hal itu

mendukung ketersediaan maupun kemudahan buku Andi Offset sehingga

buku-buku mudah diperoleh di masyarakat.

4. Usaha dan Kegiatan

CV. Andi Offset memiliki dua bidang usaha yaitu penerbitan dan percetakan.

Percetakan dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu order luas dan order dalam. Dua

bidang usaha Andi Offset yaitu :

a. Percetakan

 Order kecil (kartu nama, stiker, faktur, nota, kop surat dan amplop surat)

(55)

 Jasa menngkilapkan cover buku

 Order dalam meliputi penerbitan dan bekerjasama dengan pengarang.

b. Penerbitan

Penerbitan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

 Naskah Dalam

Naskah dalam sebelum diterima, penerbit dengan penulis terlebih dahulu

melakukan persetujuan dalam berbagai hal.

 Naskah Luar

Setelah ada kesepakatan antara penerbit dengan penulis dalam melakukan

perjanjian, naskah diterima masuk dalam penilaian editor, naskah terjemahan

masuk dalam penerjemah. Setelah kontrak copyright dibuat, masuk ke

penjadwalan editing, setting, korektor dan persetujuan dari editor untuk masuk

cetak.

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung proses kerja perusahaan antara lain :

1. Membeli dan mempergunakan teknologi baru, guna mendukung proses

percetakan dan penerbitan agar dapat dilakukan lebih cepat.

2. Mencari informasi yang lebih luas dari berbagai kalangan sesuai dengan

perkembangan zaman, guna memenuhi kebutuhan buku-buku ilmiah,

khususnya buku-buku komputer yang diterbitkan oleh penerbit buku umum

(PBU), dan penerbit buku rohani (PBMR) Andi.

3. Menjamin relasi dengan segala pihak baik dalam, maupun luar negeri guna

(56)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di perusahaan ini berbentuk garis. Dimana pimpinan

tertinggi dipegang oleh Direksi atau Pemilik Perusahaan. Adapun dalam struktur

organisasi ini terdapat empat bidang pekerjaan utama, yaitu bidang keuangan,

umum, operasional dan penerbitan. Masing-masing bidang tersebut dikepalai oleh

seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Direktur

Utama ini merupakan bawahan langsung dari Pemilik Perusahaan, selanjutnya

masing-masing Direktur membawahi seorang Manajer, kecuali bidang operasional

dan penerbitan membawahi dua manajer sekaligus.

Untuk melengkapi informasi mengenai struktur organisasi perusahaan,

berikut dijelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

1. Pemilik Perusahaan

Pemilik merupakan penyedia modal. Pemilik berhak meminta laporan

mengenai perkembangan perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan

perusahaan.

2. Direktur Utama

Tugas pokok direktur utama adalah memberikan laporan-laporan hasil

perkembangan perusahaan dan kebijakan-kebijakan perusahaan yang akan

dilaksanakan baik pada saat ini juga, maupun yang akan datang kepada pemilik

perusahaan.

Dalam menjalankan tugas ini, direktur utama dibantu oleh

(57)

bertanggung jawab penuh terhadap berlangsungnya kegiatan-kegiatan dalam

perusahaan. Selama ini direktur utama juga membuat perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan yang dibantu

oleh direktur masing-masing departemen. Direktur utama juga mewakili

perusahaan untuk berhubungan dengan lingkungan di luar perusahaan.

Sekretaris Direktur Utama

Sekretaris direktur utama memiliki tugas pokok membantu memperlancar

pelaksanaan tugas-tugas direktur utama dan menyediakan sarana-sarana guna

membantu pekerjaan direktur utama.

3. Wakil Direktur Utama

Wakil direktur utama bertugas untuk membantu pekerjaan direktur utama.

Wakil direktur utama berhak menggantikan kedudukan direktur utama apabila

direktur utama berhalangan hadir dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang

diambil.

4. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertanggung jawab untuk mengatur agar perusahaan

tetap likuid dalam hal keuangan. Direktur keuangan harus mengawasi keluar

masuknya uang perusahaan dan merekomendasikan penggunaannya secara

profesional. Berkaitan dengan utang piutang, direktur keuangan wajib memeriksa

keadaannya dan melakukan pembayaran dan penagihan sekiranya mungkin.

Dengan alasan khusus, direktur keuangan wajib mengusulkan penghapusan

piutang sekiranya dianggap perlu. Selain itu direktur keuangan juga harus meneliti

(58)

dana pensiun.

Dalam bidang administrasi, direktur keuangan bertanggung jawab atas

data keluar masuknya uang seluruh perusahaan, penyimpangan surat-surat

berharga, penyelenggaraan pencatatan keuangan secara umum dan pembuatan

neraca keuangan secara periodik sesuai dengan kebutuhan dan bersama dengan

direktur utama berkewajiban untuk menandatangani aneka surat perjanjian yang

bersangkutan dengan masalah-masalah keuangan. Direktur keuangan bertanggung

jawab kepada direktur utama.

Direktur keuangan membawahi :

a. Kepala Biro Keuangan

b. Kepala Kasir

c. Kepala Bagian Administrasi Keuangan

d. Kepala Bagian Mineral

e. Kepala Bagian Internal Audit

5. Direktur Produksi

Direktur produksi bertanggung jawab atas kelancaran efektivitas dan

efisiensi proses produksi. Berkaitan dengan tenaga kerja, direktur produksi

berkewajiban mengatur para karyawan di bagian produksi agar dapat menjalankan

tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya, terampil dan profesional.

Berkaitan dengan peralatan, direktur produksi bertanggung jawab untuk

menjamin keberadaan peralatan dalam keadaan baik, bersih dan siap pakai.

(59)

yang dibutuhkan perusahaan untuk memperlancar proses produksinya. Berkaitan

dengan bahan baku (kertas, tinta, plat, dan lain-lain), beliau bertanggung jawab

atas penggunaan secara efektif dan efisien.

Direktur produksi membawahi :

a. Inspektur Produksi

b. Kepala Biro Produksi

c. Kepala Bagian Persiapan Produksi

d. Kepala Bagian Cetak

e. Kepala Bagian Finishing

f. Kepala Bagian Penyela Cetak

6. Direktur Penerbitan

Direktur penerbitan mempunyai tugas dan wewenang untuk menentukan

buku-buku yang akan diterbitkan sebelum diserahkan kepada direktur produksi.

Jadi direktur penerbitan ini bertugas mengkoordinasi penanganan pelaksanaan

penerbitan. Direktur penerbitan juga bertanggung jawab dalam hal tersedianya

persiapan buku sebelum diterbitkan dan naskah yang diterbitkan, menjalin kerja

sama dengan pengarang atau penulis, serta pemilik lisensi dari suatu buku.

Direktur penerbitan membawahi :

a. Kepala Biro Umum

b. Kepala Bagian Editor

c. Kepala Bagian Administrasi

(60)

7. Direktur Umum

Direktur umum bertanggung jawab untuk mengawasi setiap karyawan agar

bekerja dengan baik sesuai dengan kewajibannya masing-masing. Tugas direktur

umum ini antara lain mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan

masalah rumah tangga, lingkungan, keamanan, dan transportasi; memprogramkan

peningkatan sumber daya manusia (karyawan). Selain itu, direktur umum juga

harus mengkoordinasi dan mengusahakan terciptanya ketertiban karyawan, tempat

kerja dan pemeliharaan alat-alat transportasi dan kantor. Ia juga harus berupaya

agar tercipta suasana harmonis dan menyenangkan di kantor.

Direktur umum membawahi :

a. Kepala Biro Umum

b. Kepala Bagian Personalia

c. Kepala Bagian Rumah Tangga dan Umum

d. Kepala Bagian Litbang

e. Kepala Bagian Konsumsi dan Dapur

8. Direktur Pemasaran

Direktur pemasaran bertanggung jawab atas penjualan produk-produk

perusahaan baik berupa barang, maupun jasa. Direktur pemasaran ini memiliki

kewajiban untuk mengusahakan agar penjualan terus mengalami peningkatan,

perluasan daerah pemasaran, dan bertanggung jawab dalam memberikan

(61)

menyusun konsep pemasaran dan distribusi baik dalam jangka pendek maupun

dalam jangka panjang dan memanfaatkan segala kesempatan dan peluang yang

ada.

Di bidang promosi misalnya menggunakan media yang memungkinkan

untuk digunakan dan mendatangkan keuntungan, serta melakukan pengawasan

terhadap penjualan buku, majalah dan order cetakan. Di bidang distribusi, ia harus

membangun relasi dengan para distributor, agen, toko-toko buku baik di daerah

Yogyakarta maupun kota lain yang memiliki potensi. Di bidang administrasi, ia

berkewajiban membuat catatan mengenai penjualan dan data-data lain yang

mendukung pemasaran produk perusahaan. Bersama dengan direktur keuangan,

bertanggung jawab untuk menentukan harga, discount, dan cara-cara pembayaran

yang efektif dan efisien berkaitan dengan situasi yang ada. Direktur pemasaran

membawahi :

a. Direktur Biro Perusahaan

b. Kepala Bagian Promosi

c. Kepala Bagian Administrasi

d. Kepala Bagian Logistik

e. Kepala Bagian Penjualan Buku

f. Kepala Bagian Pemilihan Pasar

g. Bagian Pelayanan Konsumen

C. Kepegawaian

Fungsi bagian personalia (umum) adalah mengkoordinasikan karyawan

(62)

keluar dari perusahaan.

1. Perekrutan

Penarikan karyawan CV. Andi Offset dilakukan melalui mass media yang

kemudian akan diseleksi. Calon karyawan yang berhasil lolos wawancara dan tes

akan dipanggil dan diadakan masa kerja yang bersifat percobaan, masa percobaan

berlangsung selama tiga bulan. Setelah masa percobaan selesai, akan dilihat jika

calon karyawan memiliki potensi dan kemampuan maka ia akan diangkat menjadi

karyawan tetap, tetapi jika calon karyawan tidak dapat menunjukkan

kemampuannya dan tidak memenuhi standar tertentu maka ia akan langsung

dihentikan.

2. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang ada di CV. Andi Offset saat ini terdiri dari 382

karyawan, yaitu :

a. Bagian penerbitan buku majalah rohani : 22 orang

b. Bagian pemasaran : 102 orang

c. Bagian produksi : 133 orang

d. Bagian penerbitan buku umum : 33 orang

e. Bagian keuangan : 50 orang

f. Bagian umum : 26 orang

g. Bagian staff khusus : 2 orang

h. Direktur dan sekretaris direktur : 9 orang

(63)

3. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja untuk karyawan Andi Offset adalah sebagai berikut :

a. Bagian staff pukul 07.25-16.00

b. Bagian produksi pukul 07.25-15.00 dan pukul 15.20-20.20 (lembur)

c. Istirahat pukul 12.00-12.45

d. Hari libur dan libur nasional, karyawan diliburkan

e. Pada hari Senin dan Jumat, sebelum bekerja dilakukan doa dan renungan yang

diikuti oleh seluruh karyawan.

4. Sistem Penggajian

Gaji bersifat pribadi didasarkan atas :

a. Keahlian, kecakapan, serta prestasi dan tanggung jawab

b. Kemampuan perusahaan

c. Kondisi ekonomi pada umumnya

d. Pengalaman kerja

e. Pendidikan

f. Lama kerja

g. Jabatan

h. Tingkat upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah DIY

Pemberian gaji diberikan langsung kepada orang yang bersangkutan.

Apabila karyawan yang bersangkutan berhalangan hadir, maka pemberian gaji

dapat diwakilkan oleh orang yang ditunjukkan dengan surat kuasa diatas materai

(64)

Pengambilan gaji harus disertai kartu presensi yang telah disisakan oleh kepala

bagian personalia.

Sistem penggajian yang berlaku di CV. Andi Offset adalah sebagai berikut :

1) Gaji bulanan

Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Gaji bulanan tidak

tergantung dari presensi, jika karyawan berhalangan hadir maka harus meminta

ijin atau membuat pemberitahuan.

2) Upah harian

Upah harian diberikan sebulan sekali. Dengan sistem ini, jika karyawan

berhalangan hadir tanpa ijin yang sah, maka upah akan dipotong sesuai dengan

jumlah absen karyawan.

3) Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja

yang sudah ditentukan. Biasanya lembur dilakukan saat ada banyak pesanan.

Upah lembur disesuaikan dengan ketentuan pemerintah yang berlaku, yaitu untuk

hari kerja biasa, lembur jam pertama (Pukul 15.20-16.20) diberikan upah satu

setengah kali upah biasa. Untuk lembur jam kedua dan seterusnya (Pukul 16.20

dan seterusnya) akan diberikan upah dua kali upah biasa. Khusus untuk hari libur,

lembur untuk jam pertama (Pukul 08.00-14.00) akan diberikan upah tiga kali upah

biasa. Dan untuk lembur jam kedua, diberikan upah empat kali dari upah biasa.

4) Pemberian bonus

Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa beras 10 kg. Bonus

(65)

5) Jaminan sosial dan kompensasi lainnya

Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) merupakan hasil dari uangnya

sendiri yang berupa tabungan, bukan seratus persen dari perusahaan. Karyawan

mengasuransikan diri dengan jamsostek. Tabungan untuk jamsostek dimulai

setelah mencapai enam bulan kerja di perusahaan. Setelah enam bulan, maka

bagian personalia secara langsung mendaftarkan karyawan tersebut untuk

mengikuti program jamsostek. Karyawan memberikan potongan dua persen gaji

tiap bulan ditambah dengan subsidi dari perusahaan untuk membayar asuransi.

Bentuk dari asuransi ini antara lain berupa jaminan kematian, jaminan kecelakaan,

jaminan hari tua, dan lain-lain.

6) Tunjangan kesejahteraan

Beberapa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan

diluar gaji pokok yang diterima adalah :

 Makan siang sebanyak 1 kali setiap hari.

 Makan sebanyak dua kali apabila seseorang melakukan kerja lembur.

 Pelayanan kesehatan berupa obat-obatan bagi yang mengalami sakit ringan di

perusahaan. Bila ada karyawan yang sakit dan harus ke dokter maka

perusahaan menanggung 50% dari biaya berobat.

 Mengadakan pertandingan olahraga, rekreasi untuk karyawan dan keluarga

sebanyak satu kali setahun.

 Memberikan tunjangan akhir tahun dan tunjangan hari raya (THR).

 Adanya koperasi simpan pinjam untuk melayani kebutuhan karyawan. Jumlah

(66)

sifatnya konsumtif, koperasi memberikan pinjaman maksimal gaji atau upah

setahun, kecuali ada pertimbangan tertentu.

 Karyawan diasuransikan pada asuransi tenaga kerja dan kecelakaan.

 Pemberian cuti kepada karyawan yang memiliki kepentingan tertentu. Cuti

bagi karyawan yang akan melahirkan selama tiga bulan (satu bulan sebelum

melahirkan sampai dua bulan setelah melahirkan). Cuti juga diberikan kepada

karyawan yang sedang berhalangan atau mempunyai kepentingan tertentu,

seperti : menikah, adanya kematian, datang bulan dan sebagainya.

D. Produk

Andi Offset ini memproduksi dua macam produk yaitu produk cetakan dan

produk buku. Adapun untuk masing-masing kelompok adalah :

1. Produk Cetakan

Jenis cetakan yang dihasilkan dari produk tersebut adalah :

 Berbagai cetakan kartu, misalnya kartu nama, kartu natal, kartu lebaran, kartu

ucapan terima kasih, kartu undangan, dan lain-lain.

 Blangko yang dibutuhkan oleh bank, sekolah-sekolah, instansi pemerintah,

kantor-kantor, toko-toko, dan lain-lain.

 Label-label atau cap (etiket) untuk berbagai merek produk, seperti sirup,

kecap, dan lain-lain.

(67)

2. Produk Buku

Jenis buku yang diterbitkan antara lain :

 Buku-buku ilmiah, yang sebagian besar adalah buku-buku perguruan tinggi,

buku-buku komputer, dan buku-buku ilmiah lain seperti : buku ekonomi,

teknik, statistika, hukum, filsafat, pertanian, lingkungan hidup, dan sastra.

 Buku-buku rohani agama Kristen.

 Buku-buku kumpulan cerita pendek.

3. Majalah BAHANA dan REMA

Majalah BAHANA adalah majalah rohani yang diterbitkan oleh Andi

Offset, majalah ini mulai terbit 16 Juli 1989. Ide berdirinya majalah ini datang

dari tiga staff yayasan dan karyawan Andi Offset. Sedangkan REMA (Renungan

Malam) adalah sebuah renungan yang diperuntukkan bagi mereka yang

sehari-hari sudah sangat sibuk dengan pekerjaan rutin, baik di kantor, sekolah,

masyarakat dan sebagainya. Satu renungan biasanya mengarahkan satu tema atau

pesan yang malam itu mungkin sedang dibutuhkan oleh pembaca. REMA

dikemas dengan ilustrasi (kisah, anekdot, peristiwa sehari-hari yang akrab dengan

pembacanya). Pesan yang disampaikan bersifat menghibur, menguatkan, memberi

pengharapan, menggugah semangat, dan lain-lain.

E. Produksi

1. Bahan Baku dan Alat yang Digunakan

Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi, CV. Andi Offset

Gambar

Gambar II.1. Diagram Kontrol
Gambar diagram Kontrol
Tabel V.1

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kothler dalam Sangadji (2013:93) Jasa adalah sebagai tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud

Peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen termasuk kategori tinggi disebabkan karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Prezi Dekstop dapat

Jenis penelitian ini tergolong kualitatif atau dalam penelitian hukum disebut penelitian empiris dengan pendekatan penelitia n yang digunakan adalah: syar’i dan

Kuesioner ini merupakan kuesioner lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan serta arahan pengendalian yang

Pada pekerja dalam suhu lingkungan dingin umumnya kurang mengonsumsi cairan karena banyak buang air kecil dan kulit.. menjadi kering karena kelembaban kulit

Adapun modal tetap yang dimiliki oleh petani pembenih ikan Lele Dumbo di Kelurahan Lembah Sari terdiri dari: biaya pembuatan kolam pemeliharaan induk, bak pembenihan,

Kesebelasan yang baik adalah yang semua pemainnya menguasai tendangan bola dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut

Hasil analisa berupa rekomendasi perbaikan dan peningkatan mutu program studi dan fakultas, yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem penjaminan mutu