• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kebermaknaan Hidup. yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup

Bastaman (2007) mengemukakan bahwa kebermaknaan hidup adalah hal-hal yang dianggap sanggat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia (happiness). Senada dengan Bastaman (2007), Frankl (2003) menyebutkan bahwa kebermaknaan merupakan motivasi utama kekuatan seseorang. Jika individu tidak berjuang untuk kebermaknaan hidup akan mengalami eksistensi-hampa (meaninglessness). Kondisi tersebut apabila berkepanjangan dapat menyebabkan noogenic neurosis, yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan gejala kebosanan dan apatisme. Sebaliknya, apabila kebermaknaan hidup terus diperjuangkan maka individu akan mengalami transendensi diri dan memperoleh pengalaman emosi positif oleh adanya kecocokan dalam pemenuhan.

Sumanto (dalam Fatwa, 2010) mengatakan kebermaknaan hidup adalah kualitas penghayatan individu terhadap seberapa besar diri individu tersebut dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi serta kapasitas yang dimiliki dan terhadap seberapa jauh individu telah mencapai tujuan hidup dalam

(2)

rangka memberi makna kepada kehidupannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Kebermaknaan hidup adalah cara seseorang untuk mengisi kehidupannya dan memberikan gambaran menyeluruh yang menunjukkan arah dalam caranya manusia berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, dan alam atas dasar rasa cinta ke Ilahi. Makna hidup mencuat dalam situasi transendensi, yaitu merupakan gabungan dari penemuan diri individu, penentuan pilihan, penemuan maka ketika merasa diri istimewa dan pembersitan makna dalam tanggung jawab (Aida dalam Fatwa, 2010).

Crumbaugh dan Maholick (dalam Koeswara, 1992) mengartikan makna hidup sebagai kemampuan individu dalam menentukan pola tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang terintegrasi dalam hidup. Atau dengan kata lain kebermaknaan hidup seseorang berkaitan dengan ada tidaknya kemampuan individu menyesuaikan diri secara efisien terhadap berbagai masalah hidupnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kebermaknaan hidup adalah motivasi dan kekuatan seseorang, serta hal-hal yang dianggap sanggat penting dan berharga serta mampu memberikan nilai khusus bagi dirinya sendiri juga orang lain, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi serta kapasitas yang dimiliki.

(3)

2. Sumber – sumber Makna Hidup

Frankl (dalam Bastaman, 2007) menyebutkan bahwa dalam menemukan makna hidup tidak terlepas dari realisasi nilai-nilai. Nilai-nilai itu tidak sama bagi setiap orang dan berbeda dalam setiap situasi. Nilai-nilai itu senantiasa berubah dan fleksibel agar dapat menyadari kemampuan yang dimilikinya. Nilai-nilai ini merupakan sumber-sumber dalam upaya menemukan makna hidupnya. Sumber-sumber tersebut adalah :

a. Nilai-nilai Kreatif (Creative value)

Adalah kegiatan berkarya, bekerja, mencipta, serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya, merupakan salah satu contoh dari kegiatan berkarya. Melalui karya dan kerja individu dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna.

b. Nilai-nilai Penghayatan (Experiental value)

Adalah keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan hidup individu berarti. Cinta kasih dapat menjadikan individu menghayati perasaan berarti dalam hidup. Dengan mencintai dan merasa dicintai, individu akan merasakan hidupnya penuh dengan pengalaman hidup yang membahagiakan.

(4)

c. Nilai-nilai bersikap (Attitudinal value)

Adalah menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian dan menjelang kematian setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan secara maksimal. Adapun yang diubah bukanlah keadaannya melainkan sikap (attitude) yang diambil dalam menghadapi keadaan itu. Sikap menerima dengan penuh ikhlas dan tabah hal-hal tragis yang tidak mungkin dielakkan lagi dapat mengubah pandangan individu dari yang semula diwarnai penderita semata-mata, menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sumber-sumber makna hidup adalah nilai-nilai kreatif (Creative value), nilai-nilai penghayatan (Experiental value) dan nilai-nilai bersikap (Attitudinal value).

3. Komponen-komponen Makna Hidup

Frankl (dalam Bastaman, 2007) menyatakan bahwa komponen-komponen yang menentukan berhasilnya seseorang dalam merubah hidup dari penghayatan hidup tidak bermakna menjadi lebih bermakna. Komponen-komponen tersebut adalah :

a. Kebebasan Berkehendak (The Freedom of will)

Kebebasan berhekendak adalah kebebasan yang dimiliki oleh seseorang untuk menentukan sikap dalam hidupnya, menentukan apa yang dianggap penting dan baik bagi dirinya sendiri. Kebebasan dalam hal ini bukanlah

(5)

kebebasan yang mutlak dan tanpa batas, namun kebebasan yang diimbangi sikap tanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan. b. Hasrat untuk Hidup Bermakna (The Will to Meaning )

Kehendak hidup bermakna adalah hasrat yang memotivasi setiap orang untuk bekerja, berkarya dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya dengan tujuan agar hidupnya berharga dan dihayati secara bermakna. c. Makna Hidup (The Meaning of Life)

Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan didambakan serta memberi nilai khusus bagi seseorang. Bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga. Pengertian mengenai makna hidup menunjukkan bahwa dalam makna hidup terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi.

berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa komponen kebermaknaan hidup itu terdiri dari tiga hal yaitu kebebasan berkehendak, kehendak hidup bermakna dan makna hidup itu sendiri. Tiga hal inilah yang membentuk kebermaknaan hidup menjadi suatu nilai yang memberikan motivasi tersendiri bagi individu untuk menghasilkan sesuatu yang membanggakan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, agar hidup yang dirasakan menjadi lebih berarti dan berharga.

(6)

4. Karakteristik Kebermaknaan Hidup

Menurut Bastaman (2007) terdapat beberapa karakteristik kebermaknaan hidup, yaitu :

a. Unik, pribadi dan temporer

Artinya adalah apa yang dianggap berarti oleh individu yang satu belum tentu dianggap berarti oleh individu yang lainnya. Mungkin pula apa yang dianggap bermakna pada saat ini bagi individu belum tentu sama bermaknanya bagi individu tersebut pada saat yang lain. Makna hidup individu dan apa yang bermakna bagi dirinya biasanya bersifat khusus, berbeda dengan makna hidup orang lain serta mungkin pula dari waktu ke waktu bisa berubah.

b. Spesifik dan nyata

Artinya adalah makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan sehari-hari serta tidak perlu dikaitkan dengan hal-hal yang serba asbstrak-filosofis, tujuan-tujuan idealistis dan prestasi-prestasi akademis. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun melainkan harus dicari dan ditemukan sendiri.

c. Memberi pedoman dan arah terhadap kegiatan individu

Artinya ketika makna hidup ditemukan dan tujuan hidup ditentukan, individu seakan-akan terpanggil untuk melaksanakan dan memenuhinya serta kegiatan-kegiatan menjadi lebih terarah.

Berdasarkan uraian di atas, maka karakteristik kebermaknaan hidup adalah unik, pribadi, temporer, spesifik, dan nyata serta memberikan pedoman arah

(7)

terhadap kegiatan individu. Karakteristik kebermaknaan hidup ini lebih menggambarkan pada sifat khusus dari makna hidup. Dari sifat khusus inilah tujuan hidup dapat ditemukan dan ditentukan sehingga menjadi pedoman yang mengarahkan setiap tindakan individu. Ditemukan berarti dalam proses menemukan makna dalam hidup itu terjadi berbagai peristiwa, baik yang menyenangkan, ataupun yang tidak menyenangkan, yang membentuk individu pada masa saat ini, sedangkan ditentukan berarti individu itu sendiri dapat menentukan bagaimana arah dan tujuan hidup yang ingin dicapai agar lebih bermakna.

5. Proses Pencapaian Makna Hidup

Bastaman (1996) menyatakan bahwa proses keberhasilan mencapai makna hidup adalah urutan pengalaman dan tahapan-tahapan kegiatan seseorang dalam mengubah penghayatan hidup tak bermakna menjadi bermakna. Tahap-tahap penemuan makan hidup oleh bastaman dikategorikan :

a. Tahap derita (peristiwa tragis, penghayatan tanpa makna)

Dalam tahap ini individu berada dalam kondisi hidup tidak bermakna. Bisa jadi ada peristiwa tragis atau kondisi yang tidak menyenangkan. b. Tahap penerimaan diri (pemahaman diri, pengubahan sikap)

Pada kondisi ini muncul kesadaran diri untuk menjadi lebih baik. Kesadaran ini biasanya muncul diakibatkan perenungan, hasik dari konsultasi, mendapat pandangan dari orang lain atau peristiwa-peristiwa tertentu yang secara dramatis selama kehidupannya.

(8)

c. Tahap penemuan makna hidup (penemuan makna dan penentuan tujuan hidup)

Individu sadar akan hal-hal yang sangat penting dalam kehidupannya yang kemudian ditetapkan sebagai tujuan hidup. Hal-hal penting tersebut bisa berupa nilai-nilai kreatif, seperti berkarya, nilai-nilai penghayatan seperti keindahan, keimanan, keyakinan dan nilai-nilai serta sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan.

d. Tahap realisasi makna (keikatan diri, kegiatan terarah dan penemuan makna hidup)

Dalam tahap ini individu memiliki semangat hidup kerja yang meningkat dan dengan penuh kesadaran membuat komitmen untuk melakukan aktifitas yang lebih terarah.

e. Tahap kehidupan bermakna (pengahayatan bermakna, kebahagiaan) Pada tahap ini timbul perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dengan kebahagiaan sebagai hasil sampingnya.

Bastaman (1996) mengatakan bahwa urutan dari pencapaian tersebut tidak harus beurutan akan tetapi disesuaikan dengan konstruksi teori yang ada. Maksudnya adalah setiap orang akan mengalami pemaknaan yang berbeda baik dalam proses maupun urutannya sesuai dengan keadaan yang dialami.

(9)

B. Kanker Payudara 1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah suatu proses penyakit yang dimulai ketika DNA sel normal bermutasi secara genetik dan sel menjadi abnormal. Sel kemudian membelah dan berproliferasi secara abnormal tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan menjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Brunner & Suddarth, 2001).

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes, 2009). Kanker payudara juga dikatakan sebagai suatu proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara (Price, 2005). Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada pada jaringan payudara (Sukardja, 2000).

Kanker Payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (Harianto, 2005). Kanker Payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal

(10)

timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Capenito, 2000).

Kanker Payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada sel-sel jaringan payudara. Payudara wanita terdiri dari lobulus (kelenjar susu), duktus (saluran susu), lemak dan jaringan ikat, pembuluh darah serta limfe. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), serta sebagian kecil bermula di jaringan lain (Novianti & Purnami, 2012).

Berdasarkan teori di atas kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, bersifat ganas dan terdapat pada jaringan-jaringan tubuh khususnya pada jaringan di payudara.

1. Gejala Klinis Kanker Payudara

Menurut Wahyu (2010) gejala awal kanker payudara berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.

Pada stadium awal, jika di dorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah dibawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.Pada kanker payudara stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lain yang mungkin ditemukan : a. Benjolan atau massa di ketiak

(11)

c. Keluar cairan yang abnormal dari putting susu (biasanya berdarah atau warna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)

d. Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwarna coklat tua di sekeliling puting susu)

e. Payudara tampak kemerahan f. Kulit di sekitar puting susu bersisik

g. Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal

h. Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara.

Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa gejala awal dari kanker payudara adalah adanya benjolan yang tidak merasa nyeri di sekitar payudara. Pada stadium lanjut, pada kulit benjolan tersebut terasa kasar, bersisik atau seperti kulit jeruk.

2. Stadium Kanker Payudara

Menurut Wahyu (2010) penentuan stadium kanker (stanging) sangat penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan prognosis.

Stanging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer) :

a. Stadium 0 : kanker ini dimana sel-sel kaker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal.

b. Stadium I : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara.

c. Stadium II A : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm, tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening.

(12)

d. Stadium II B : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm, tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

e. Stadium III A : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak. f. Stadium III B : tumor telah menyusup keluar payudara yaitu kedalam kulit

payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada.

g. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

3. Faktor Penyebab Kanker Payudara

Wahyu (2010) menyatakan bahwa penyebab dari kanker payudara tidak diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi mungkin menderita kanker payudara.

Beberapa factor resiko tersebut adalah : a. Usia

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia di atas 75 tahun.

b. Pernah menderita kanker payudara

Wanita yang pernah mederita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang

(13)

terkena diangkat maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1% pertahun.

c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. d. Faktor genetik dan hormonal

Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.

Gen lainnya yang diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah

p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan

bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.

Faktor hormonal juga penting karena hornon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetic telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.

e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker

Resiko penderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan

(14)

bertambahnya jumlah saluran air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hyperplasia atipik)

f. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.

Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke, sebelum usia 12 tahun.

Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara.

g. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan factor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani meningkatkan resiko kanker payudara dan resiko meningka jika pemakaiannya lebih lama.

h. Obesitas pasca menopause

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obesitas.

(15)

i. Pemakaian alkohol

Pemakaian alcohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

j. Bahan kimia

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pertisida dan produk industry lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

k. DES (dietilstilbestrol)

Wanita dengan mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.

l. Penyinaran

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. m.Faktor resiko lainnya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

4. Pengobatan Ca Mammae

Wahyu (2010) menyatakan bahwa pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyuluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatan terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi, dan obat penghambat hormon.

(16)

Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang

berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormone yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.

Menurut Wahyu (2010) menyatakan bahwa terapi kanker payudara ada 3 (tiga), yaitu :

1. Pembedahan

Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).

2. Radiasi/Penyinaran

Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker. Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik. Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.

(17)

3. Kemoterapi dan penghambat hormon

Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. tetapi tanpa pembedahan maupun penyinaran, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.

Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terluka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara. Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan, tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.

C. Kesimpulan Kebermaknaan Hidup Wanita dengan Kanker Payudara Kanker Payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada sel-sel jaringan payudara. Payudara wanita terdiri dari lobulus (kelenjar susu), duktus (saluran susu), lemak dan jaringan ikat, pembuluh darah serta limfe. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), serta sebagian kecil bermula di jaringan lain (Novianti & Purnami, 2012).

kanker payudara berdampak negatif bagi seseorang yang menderita penyakit tersebut. Penyakit kanker payudara ini mampu membuat seseorang menjadi kehilangan kepercayaan diri, kehilangan semangat hidup, stress, ketakutan,

(18)

dan kesedihan yang tidak kunjung reda. Kondisi emosi yang buruk dapat ditemui pada wanita dengan Ca Mammae adalah perasaan takut. Seorang wanita yang divonis mengidap penyakit kanker payudara dihadapkan pada kemungkinan, hidup yang kecil, penderitaan fisik dan psikis yang berkepanjangan (Diananda, 2009).

Wanita yang divonis mengidap kanker payudara dalam menjalani proses pengobatan yang panjang, seperti pembedahan, penyinaran, kemoterapi, bahkan pengangkatan payudara berpotensi mengalami perasaan takut yang berlebihan, khawatir, membosankan, tidak memiliki tujuan hidup, dan tidak berpengharapan (Mulyani, 2013). Menurut pendapat Hadjam (2000) dan Bastaman (2007) seseorang yang merasa hidupnya hampa, gersang, merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tidak berarti, bosan, selalu merasa cemas, stres, pesimis, merasa diri gagal dan merasa tidak berdaya merupakan ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kebermaknaan hidup rendah.

Menururt Khotijah (2016) seorang penderita penyakit kronis yang telah menemukan makna hidup, akan memacu dirinya untuk lebih bersemangat, selalu berfikir positif, memiliki keyakinan dan cita-cita untuk sembuh serta memiliki tujuan hidup yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap patuh untuk melakukan terapi, rutin minum obat, menjaga pola makan, dan mulai berolahraga rutin. Namun tidak setiap orang mampu menemukan kebermaknaan hidup dalam keadaan sakit dan untuk menemukan kebermaknaan hidup tersebut perlu proses yang panjang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup diasumsikan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada proses pengobatan dan

(19)

kematian pada penderita kanker payudara. Seorang penderita kanker payudara yang memiliki penghayatan hidup bermakna akan menjalani hidup dengan bersemangat karena setiap hari dalam hidupnya merupakan suatu momentum yang mempunyai arti. Seorang penderita kanker payudara yang mampu menghayati hidup akan mempunyai tujuan hidup yang jelas sehingga kegiatan yang dilakukan sehari-hari merupakan upaya untuk memenuhi tujuan hidup, akan merasakan kepuasan dalam hidup ketika tujuan-tujuan dalam hidupnya terpenuhi. Perasaan puas terhadap hidup akan menurunkan atau bahkan menghilangkan kecemasan-kecemasan terhadap proses pengobatan dan kematian karena telah melakukan yang terbaik yang mampu dilakukan dalam hidup dengan memberikan makna pada kehidupan yang telah dilaluinya.

D. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian adalah :

1. Central question

Bagaimana gambaran kebermaknaan hidup wanita dengan kanker payudara ?

2. Sub question

a. Bagaimana proses menemukan kebermaknaan hidup ?

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah apabila pemegang polis tidak dapat mengembalikan pinjamannya pada jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian adalah dengan jalan

Potensi serangga terutama kupu-kupu (Lepidoptera) di Resort Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pang- rango ditemukan sebanyak 17 jenis dari 6 famili. Famili kupu-kupu

Sifat jumlah buku subur, jumlah cabang produktif, berat kering tanaman, luas daun, berat kering akar dan nisbah berat kering akar : berat kering tanaman menunjukkan variasi genetik

Peningkatan produksi Padi disebabkan bertambahnya luas panen sebesar 39,74 ribu hektar (4,04 persen) dan juga meningkatnya produktivitas sebesar 1,95 kuintal per hektar

Kedua lingkaran menampilkan wilayah makna (petanda) kedua bentuk (penanda) Pada bagan pertama, tampak bahwa sebahagian dari kedua wilayah makna itu bertumpang tindih

besaran deformasi yang diberikan kepada baja karbon rendah yang akan mengakibatkan ukuran butir (ferit) yang dihasilkan menjadi bervariasi terhadap ketahanan korosi

Mahasiswa yang tinggal di kos atau jauh dari orang tua tidak ada yang memantau sehingga anak tersebut akan merasa bebas dari tanggungan, jadi mereka tidak fokus

Praktisi di lapangan mengemukakan faktor psikologis dan sosial yang dapat menjadi pemicu kecanduan alkohol pada wanita antara lain sejarah pecandu alkohol dalam keluarga,