• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik harus mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat dijadikan acuan agar terciptanya pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami peserta didik. Seperti menuangkan ide dalam membuat animasi atau simulasi yang digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016).

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian suatu pesan. Proses komunikasi pada pembelajaran memiliki beberapa komponen, diantaranya adalah isi ajaran dalam kurikulum sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran sebagai media perantara, dan peserta didik sebagai penerima pesan. Miarso dalam minarni (2016) menyatakan bahwa segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang perhatian, perasaan, pikiran, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai sebuah media pembelajaran.

Media memiliki peran dalam proses pembelajaran, penggunaan media dalam proses pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Media juga dapat

(2)

berguna untuk membangkitkan semangat belajar, memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuannya. Media merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran, karena dapat membantu peserta didik dan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran (Ratnasari, 2016).

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi maka media pembelajaran semakin menarik, interaktif dan komprehensif. Ini menjadi tantangan bagi pendidik, karena disamping harus mampu menggunakan media yang ada, pendidik juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk memiliki kompetensi tekonologi informasi dan komunikasi yang memadai, bahkan tidak hanya cukup pada tingkatan literasi teknologi. Dalam implementasi kurikulum 2013 terdapat tuntutan bahwa proses pembelajaran harus terintegrasi dengan tekonologi informasi dan komunikasi (Nugraha, dkk., 2017).

Salah satu esensi dari kurikulum 2013 adalah mengajarkan peserta didik dengan menggunakan pendekatan scientific. Pada pendekatan ini, proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Kemampuan ini dikembangkan melalui

(3)

pengalaman langsung dengan melakukan penyelidikan atau percobaan di laboratorium atau kelas. Penyelidikan atau percobaan ini dapat meningkatkan keterampilan proses IPA peserta didik (Hartono dan Putra, 2017).

Fisika merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari IPA. Dengan demikian, Fisika mempunyai karakteristik yang tidak berbeda dengan IPA pada umumnya yang menitik beratkan pada produk dan proses IPA. Konsep dasar fisika tidak hanya mendukung perkembangan ilmu fisika saja, namun juga mendukung perkembangan ilmu lain dan teknologi. Melihat fundamentalnya ilmu fisika, maka peserta didik harus dapat memahami manfaat dan aplikasi dari ilmu fisika yang peserta didik pelajari dikelas (Marisda, 2017).

Fisika bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan proses dan produk tentang pengkajian gejala alam. Fisika merupakan ilmu yang sistematis dan menyatu. Sistematis karena produk yang berkaitan dengan produk lain, dan menyatu karena produk yang satu dengan yang lainynya menunjang. Sifat materi fisika sendiri tersusun oleh konsep-konsep yang konkret dan abstak. Materi fisika yang bersifat abstrak sebagian besar sulit untuk divisualisasikan sehingga menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menelaah konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Hal ini yang membuat peserta didik beranggapan bahwa fisika menjadi sulit dan membosankan (Rahmawati dkk., 2016).

(4)

Materi suhu dan perubahannya merupakan salah satu materi yang dipelajari di jenjang Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester ganjil. Pada materi suhu dan perubahanya terdapat beberapa konsep abstrak sepert i mengkonversi satuan yang kurang di pahami secara optimal melalui bahan ajar cetak. Konsep-konsep abstrak tersebut dapat dibuatkan animasi, sehingga pemahaman materi suhu dan perubahannya dapat di pahami secara optimal oleh peserta didik. Oleh karena materi ini adalah materi dasar yang sangat penting dan harus dipelajari dengan baik. Disinilah pentingnya media pembelajaran pada materi ini. Materi yang di bahas dalam media ini adalah suhu dan perubahannya.

Media dapat menyajikan pembelajaran lebih menarik seperti dengan menggunakan gambar kejadian ataupun suara sehingga selain dapat menambah minat belajar peserta didik. Media pembelajaran juga dapat membuat peserta didik sadar bahwa suhu dan perubahannya sangat penting dan berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya sehingga peserta didik tertarik untuk mempelajari materi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu tanggal 3 Mei 2017 dengan pendidik IPA kelas VII Ibu Rina di MTsN 4 Padang, banyak Madrasah telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, seperti laboratorium dan LCD proyektor. Namun, pemanfaatan yang digunakan dalam pembelajaran fisika masih belum dimanfaatkan secara optimal. Media yang digunkan masih menggunakan media pembelajaran biasa seperti LKS dan buku paket fisika serta powerpoint. Pendidik tidak memiliki cukup

(5)

kemampuan dalam membuat media pembelajaran yang lebih inovatif, ditambah lagi dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pendidik dalam membuat media pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik kelas VII, peserta didik tersebut beranggapan bahwa media pembelajaran yang digunakan pendidik seperti LKS, buku cetak fisika sudah biasa mereka gunakan dan powerpoint maupun charta yang peserta didik lihat tidak memiliki warna yang menarik dan tidak menggunakan animasi pada media tersebut sehingga tidak ada hal baru yang membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan pendidik menjelaskan pelajaran dan peserta didik tersebut mengaku bosan dan sering mengantuk di kelas.

Pengamatan yang dilakukan di dalam kelas pada hari Kamis tanggal 4 Mei 2017 di kelas VII, hasil pengamatan ini menyatakan bahwa minat belajar yang dimiliki peserta didik cukup rendah. Peserta didik lebih memilih bercerita dengan temannya atau tidur di dalam kelas dan sering keluar masuk sehingga mengganggu proses pembelajaran. Terlebih banyak peserta didik yang tidak suka menulis dan kurang suka membaca kalimat- kalimat panjang yang berbelit- belit, sehingga saat di kelas peserta didik hanya menulis seadanya namun tidak dipelajari lagi ketika di rumah. Padahal seharusnya peserta didik memaksimalkan pembelajaran di kelas karena peserta didik tidak memiliki buku pendamping secara menyeluruh, hanya ada satu buku paket untuk satu meja, hal ini pastinya menyulitkan siswa untuk belajar di rumah.

(6)

Seorang pendidik juga harus memperhatikan trend yang sedang di gemari peserta didik saat ini, contohnya adalah gadget. Anak-anak yang lahir pada kisaran tahun 1998- 2009 adalah anak-anak yang lahir pada era Generasi Z. Generasi Z sendiri merupakan generasi yang disebut dengan generasi net, yaitu mereka yang hidup pada masa digital. Generasi Z memiliki karakteristik yang khas dimana internet mulai berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital atau elektronik (Rini, 2016).

Peserta didik lebih senang belajar menggunakan gadget karena lebih praktis. Peserta didik lebih menyukai belajar melibat kan indera penglihatan (menonton) dan pendengaran (audio). Adanya media video akan mempengaruhi gaya belajar peserta didik, terutama pada materi suhu dan perubahannya sehingga peserta didik tidak terlalu banyak mengkhayal dan peserta didik lebih bisa menerima pelajaran. Pendidik yaitu Ibu Rina yang di wawancarai sependapat bahwa adanya media pembelajaran berbentuk video dapat mempengaruhi minat belajar peserta didik.

Salah satu media yang dapat di buat dengan memanfaatkan teknologi adalah VideoScribe. VideoScribe merupakan software yang bisa kita gunakan dalam membuat design animasi berlatar seperti pada papan tulis dengan sangat mudah. VideoScribe adalah sebuah media presentasi dengan efek presentasi yang lebih menarik, lebih terkesan baru dan berbeda dari media presentasi lain seperti powerpoint yang biasa digunakan pendidik. VideoScribe merupakan sebuah aplikasi editing video berbasis dekstop yang mendukung installasi di berbagai device dengan sistem operasi Windows (Hayati, 2017).

(7)

Pada dasarnya VideoScribe merupakan Aplikasi editing video, Seperti

Moviemaker, FlashPlayer, dan AVS Video Editor. Dibandingkan dengan

berbagai software editing video lainnya, VideoScribe memiliki sebuah keistimewaan tersendiri, yaitu efek tangan sedang menggambar pada setiap video yang akan kita produksi atau ilustrasi yang menggambarkan konsep seperti catatan yang dibuat pendidik di papan tulis (Absor, 2015).

Pada VideoScribe dapat dimasukkan berupa suara rekaman ataupun musik yang sudah jadi, serta dapat pula dimasukkan gambar animasi yang dapat menjadi ilustrasi dalam pembelajaran. Dengan adanya efek presentasi yang unik dan baru dirasa dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan pembelajaran dengan menggunakan VideoScribe. Keuntungan mengembangkan VideoScribe diantaranya menjadikan konsep yang selama ini abstrak dalam pembelajaran fisika dan kurang terfikirkan oleh peserta didik menjadi lebih nyata dan jelas dengan bantuan animasi komputer. Selain dapat di buat animasi, VideoScribe juga dapat di desain semenarik mungkin dengan kombinasi warna, gambar yang konstekstual, dan musik. Keuntungan bagi pendidik adalah dapat menerapkan pembelajaran berbasis tekonologi informasi dan komunikasi dan memudahkan dalam menyampaikan materi yang di ajarkan. Disisi lain keuntungan bagi peserta didik adalah mendapatkan sumber belajar yang praktis, menarik, dan menyenangkan.

(8)

Sudah banyak dilakukan pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe. Penelitian dilakukan oleh Yasinta (2016) tentang media pembelajaran Mekanika Teknik berbasis VideoScribe dan Aurora 3D Presentation pada materi konstruksi pelengkung tiga sendi yang terdiri dari silabus, materi KPTS berupa video animasi, latihan soal. Media pembelajaran selanjutnya dikemas dalam format exe. Dengan ukuran file exe. Sebesar 553 MB. Penelitian kedua dilakukan oleh Yusup (2016) tentang Media Audio Visual Menggunakan Videoscribe Sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran Pada Kelas Sistem Operasi. Media yang dikembangkan berupa foto, gambar, teks, musik, dan background yang dapat dipilih sesuai keinginan. Penelitian ketiga dilakukan oleh Taufik (2016) tentang Pengembangan Media Materi Keadaan Alam Di Indonesia Menggunakan Perangkat Lunak VideoScribe Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII. Dalam komponen diketahui tampilan video menarik, warna background cukup, tampilan media video mudah dipahami, suara dan instrumen di dalam video sesuai, video mudah dipahami, durasi dalam video pembelajaran baik, dengan penjelasan visual yang cukup mudah untuk dimengerti, kontras video pembelajaran yang baik. Media yang telah dikembangkannya sudah baik.

Berdasarkan penelitian pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe yang sudah ada sebelumnya peneliti mengembangkan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe dengan materi yang berbeda yaitu suhu dan perubahannya kemudian media VideoScribe ini cocok digunakan di sekolah MTsN 4 Padang. Media

(9)

pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe dilengkapi dengan apersepsi, KI/KD, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi, contoh soal, dan kuis semua dirangkum menjadi sebuah video pembelajaran. Di tambahkan video animasi/pratikum, audio dan suara yang memberikan keterangan materi sesuai capaian indikator pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan VideoScribe Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Mata pelajaran fisika memiliki karakteristik yang relatif sulit karena abstrak, sehingga membutuhkan media dalam proses pembelajarannya. Pada materi suhu dan perubahanya terdapat beberapa konsep abstrak seperti mengkonversi satuan yang kurang di pahami secara optimal melalui bahan ajar cetak. Konsep-konsep abstrak tersebut dapat dibuatkan animasi, sehingga pemahaman materi suhu dan perubahannya dapat di pahami secara optimal oleh peserta didik. 2. Media pembelajaran yang digunakan masih menggunakan media

pembelajaran biasa seperti LKS dan buku cetak fisika serta powerpoint.

(10)

3. Pendidik tidak memiliki cukup kemampuan dalam membuat media pembelajaran yang lebih inovatif, ditambah lagi dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pendidik dalam membuat media pembelajaran.

4. Peserta didik beranggapan bahwa media pembelajaran yang digunakan pendidik seperti LKS, buku cetak fisika sudah biasa mereka gunakan dan powerpoint maupun charta yang peserta didik lihat tidak memiliki warna yang menarik dan tidak menggunakan animasi pada media tersebut sehingga tidak ada hal baru yang membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan pendidik menjelaskan pelajaran.

5. Minat belajar yang dimiliki peserta didik cukup rendah. Peserta didik lebih memilih bercerita dengan temannya atau tidur di dalam kelas dan sering keluar masuk sehingga mengganggu proses pembelajaran. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini difokuskan pada poin 1 dan 3. Batasan penelitian pada penelitian dan pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe pada materi suhu dan perubahannya d kelas VII Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:

1. Materi yang dikembangkan dalam Media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe hanya pada materi suhu dan perubahannya. 2. Materi yang ditampilkan dalam media pembelajaran fisika masih

terbatas pada beberapa sub pokok bahasan.

(11)

4. Media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kriteria valid dilihat dari aspek isi, susunan media, dan bahasa. Kriteria praktis dilihat dari aspek kemudahan dalam proses penggunaan dan kemudahan dari penjabaran konsep dan materi. Kriteria efektif dilihat dari aspek inisiatif dan disiplin peserta didik dalam menggunakan media pembelajaran fisika sebagai media belajar mandiri.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana desain media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe pada materi suhu dan perubahannya di kelas VII Madrasah Tsanawiyah?

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe pada materi suhu dan perubahannya yang valid, praktis dan efektif di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran fisika dengan menggunakan VideoScribe yang mengacu pada rumusan masalah:

1. Menghasilkan produk pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe pada materi suhu dan perubahannya di kelas VII Madrasah Tsanawiyah.

(12)

2. Menghasilkan media pembelajarn fisika menggunakan VideoScribe pada materi suhu dan perubahannya dengan kualitas produk yang valid, praktis, dan efektif di kelas VII Madrasah Tsanawiyah.

F. Manfaaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah dengan menggunakan media VideoScribe sebagai dalam pembelajaran berbentuk video akan terciptanya pembelajaran yang efektif karena media presentasi yang paling canggih adalah media yaang menyampaikan lima bentuk informasi berupa: gambar, garis, simbol, suara dan gerakan.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pendidik, dapat menggunakan media VideoScribe dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik perhatian belajar siswa.

b. Peserta Didik, sebagai sumber belajar yang bisa meningkatkan motivasi dan pemahaman dalam mempelajari Fisika.

c. Peneliti Lain, sebagai sumber ide dan referensi dalam mengembangkan lebih luas penelitian yang sejenis atau bidang lainnya.

(13)

d. Bagi Madrasah, Media yang telah dikembangkan diharapkan mampu memberi manfaat positif dalam meningkatkan proses pembelajaran dan lebih mengembangkan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

G. Spesifikasi Produk

Spesikasi Produk yang dikembangkan:

1. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah media presentasi yang dibuat menggunakan software VideoScribe dalam bentuk video pembelajaran yang dikemas kedalam compact disk (CD) atau flasdisk. 2. Produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran untuk materi suhu

dan perubahannya di kelas VII Madrasah Tsanawiyah semester ganjil. 3. Bagian-bagian pada media pembelajaran fisika yang telah

dikembangkan antara lain: Halaman Awal, Halaman petunjuk penggunaan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi, Video Animasi/Pratikum, kuis dan Profil peneliti.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi

Beberapa asumsi dari penelitian yang telah dikembangkan adalah: a. Media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe dapat

(14)

b. Madrasah memiliki fasilitas memadai seperti listrik, wifi, proyektor, dan layar proyeksi yang akan mendukung pembelajaran menggunakan media pembelajaran fisika menggunakan VideoScribe.

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Media pembelajaran yang dikembangkan berisi materi suhu dan perubahannya dalam mata pelajaran IPA kelas VII. Terbatas pada beberapa sub pokok bahasan yaitu tentang termometer dan skala pada termometer.

b. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah uji efektifitas tidak dilakukan dengan skala yang besar pada beberapa sekolah namun hanya pada satu sekolah dengan 1 kelas saja. Pada uji efektifitas hanya digunakan untuk mengukur aspek minat belajar peserta didik, tidak melihat hasil belajar.

I. Defenisi Operasional

Untuk menghindari terjadi kesalahan pengertian dan penafsiran judul dalam skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu:

1. Pengembangan media pembelajaran fisika

Pengembangan media pembelajaran fisika adalah pembuatan media dengan mengembangkan bentuk penyajian media pembelajaran sehingga ada pembaharuan terhadap media-media yang sudah ada sebelumnya.

(15)

2. VideoScribe

VideoScribe adalah software yang digunakan dalam membuat

video dengan design animasi berlatar putih dengan sangat mudah dan menarik. Software ini dikembangkan pada tahun 2012 oleh sparkol salah satu perusahaan yang ada di Inggris. Membuat video pembelajaran sangat mudah dengan menggunakan VideoScribe.

Referensi

Dokumen terkait

pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin

yang mempengaruhi sensasi nyeri. Jika seseorang menerima jumlah stimulasi yang berlebihan, brainstem menstranmisikan impuls yang menutup gate dan menghambat impuls

Pengetahuan tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan air bersih Dapat menuliskan semua kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan air

Asal benih jabon merah dari Bolaang Mongondow menunjukkan pertambahan tinggi bibit kontrol dan tergenang tidak berbeda jauh persentase pertambahan tingginya dan

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. Pembelajaran sebagai suatu sistem intruksional

Kultivar White Fiji dan Yellow Fiji mempunyai respon yang sama terhadap la- ma penambahan cahaya buatan sehingga tidak terdapat perbedaan yang nyata pada semua

Dapat menghitung biaya yang diperlukan untuk melilitkan enam buah penampang drum yang berbentuk lingkaran dengan diketahui harga per meter tali dan jari-jari dari drum tersebut!.