• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yunita Dyah Fitriani 1 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yunita Dyah Fitriani 1 ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Kebidanan Komprehensif Dengan Cara Continuity Of Care Pada Ny. “S” GIIP10001

UK 33-34 Minggu Dengan Kehamilan Makrosomia Di BPM Nisbahningsih, SST Kabupaten Gresik Tahun 2016

Yunita Dyah Fitriani1 ABSTRAK

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi menjadi indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kehamilan makrosomia dapat melahirkan bayi besar yang dapat menimbulkan komplikasi dalam persalinan, kemungkinan bayi dapat lahir dengan gangguan pernafasan atau trauma tulang leher dan bahu hingga kematian, sehingga diperlukan Asuhan Kebidanan Continuity Of Care dari 4 pilar Safe Motherhood yaitu memberikan asuhan yang berlanjut mulai dari ibu hamil yang dianjurkan untuk selalu kontrol kehamilan minimal 4 kali agar dapat mendeteksi adanya kompikasi, persalinan mulai dari kala I, II, III, IV sampai memasuki masa nifas dan asuhan pada bayi baru lahir dalam setiap kunjungan neonatal serta memberikan konseling kepada ibu untuk mengikuti program KB. Tujuannya dapat memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care pada Ny. “S” dengan kehamilan makrosomia.

Metode yang digunakan adalah asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care, dengan sampel satu responden yang diikuti, diperiksa dan dipantau terus dalam bentuk kunjungan rumah sejak kehamilan trimester III hingga responden melakukan KB.

Didapatkan hasil ANC dilakukan 6 kali selama kehamilan dan janinnya dalam keadaan baik. Sehingga tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. INC pada responden dapat teratasi dengan sepenuhnya, ibu selamat dan bayi sehat tanpa ada komplikasi. PNC tidak ditemukan masalah dan komplikasi sehingga tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. BBL dilakukan sebanyak 3 kali selama memberikan asuhan tidak ditemukan masalah yang serius dan komplikasi. KB dilakukan dengan pemberian konseling tentang macam-macam alat kontrasepsi untuk ibu menyusui, ibu dan suami memilih alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

Kata Kunci : continuity of care, Kehamilan Makrosomia ---

(2)

PENDAHULUAN

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara berkembang lebih dari 50% kematian wanita subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai KB juga menjadi penyebab ibu hamil tidak terkontrol, sehingga ibu hamil banyak dikategorikan resiko tinggi yang akan berpengaruh pada peningkatan angka kematian ibu dan bayi (Sarwono, 2010).

Derajat kesehatan maternal di negara berkembang belum optimal sehingga kesepakatan global yang dituangkan dalam MDGs ditegaskan bahwa tahun 2015 setiap negara harus menurunkan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal akibat kehamilan, persalinan, dan nifas tidak termasuk kecelakaan tanpa memperhitungkan umur kehamilan/ lama kehamilan.

Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric.

Di Kabupaten Gresik, pada tahun 2012 terdapat 5.758 ibu hamil risti (risiko tinggi) dari jumlah tersebut 15 orang meninggal dunia (0,27%). Pada tahun 2013 terdapat 4.467 ibu hamil risti (risiko tinggi) dari jumlah tersebut 22 orang meninggal dunia (0,49%). Sementara itu, hingga Juni tahun 2014, terdapat 2.239 ibu hamil risti (risiko tinggi) dari jumlah tersebut 12 orang meninggal dunia (0,53%). Pada tahun 2013 AKB sebanyak 4,63/1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2014 AKB sebanyak 4,15/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Gresik, 2014). Angka kejadian persalinan dengan ketuban pecah dini di BPM Nisbahningsih, SST Kabupaten Gresik pada tahun 2013 sebanyak 4 kasus dari 140 persalinan. Sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 3 kasus dari 118 persalinan, dan

mengalami penurunan menjadi 2 jiwa dari 138 persalinan pada tahun 2015. Dalam hal ini jumlah Ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di BPM Nisbahningsih, SST Kabupaten Gresik menunjukan penurunan dari tahun ke tahun.

Dari 4 pilar Safe Motherhood yaitu memberikan asuhan yang berlanjut mulai dari ibu hamil yang dianjurkan untuk selalu kontrol kehamilan minimal 4 kali agar dapat mendeteksi adanya kompikasi kemudian penulis akan memantau persalinan mulai dari kala I, II, III, IV sampai ibu memasuki masa nifas. Dan penulis juga akan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dalam setiap kunjungan neonatal serta memberikan konseling kepada ibu untuk mengikuti program KB yang berfungsi sangat penting dalam menurunkan AKI dan AKB.

SUBJEK DAN METODE

Metode Penelitian ini menggunakan model Continuity Of Care yang dilakukan di BPM Nisbahningsih, SST Kabupaten Gresik. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi secara langsung dan studi dokumen rekam medik.

Analisis data dilakukan melalui asuhan kebidanan yang telah diberikan baik dari pemeriksaan umum dan khusus yang didapat serta pengaruh pemberian intervensi yang diberikan oleh peneliti kepada klien.

HASIL

Masa Kehamilan

Ketika melakukan kunjungan HPHT tanggal 12-06-2015 sehingga usia kehamilan adalah 33-34 minggu. Pada trimester 3 Ny. “S” 7X melakukan kunjungan ANC, tidak ada keluhan pada pemeriksaan fisik sesuai usia kehamilan dan dalam batas normal, sedangkan pemeriksaan lab di dapatkan Hb:13 mg/dl, albumin (-) negatif. Ny. “S” di beritahu oleh bidan tanda-tanda persalinan. Penulis melakukan asuhan kebidanan ketika usia kehamilan Ny. “S” 33-34 minggu, asuhan yang di berikan adalah menganjurkan untuk tetap menjaga pola nutrisi, istirahat, personal hygien dan mengajarkan cara perawatan payudara serta memberitahu tanda-tanda persalinan.

Selama hamil Ny “S” makan 3X dengan porsi sedang karena selama kehamilan di butuhkan nutrisi lebih banyak di banding sebelum hamil. Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan

(3)

nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri.

Data obyektif antara lain pemeriksaan fisik umum didapatkan hasil TTV dalam batas normal yaitu nadi 80x/menit, suhu 36,3oC, RR 20x/menit, tekanan darah 110/70

mmHg. Kenaikan berat badan 13 kg hal tersebut masih dalam batas normal.

Pemeriksaan palpasi abdomen di dapatkan leopold 1 TFU pertengahan pusat-px (37 cm) teraba bokong, leopold 2 teraba punggung sebelah kanan perut ibu dan ekstremitas pada kiri perut ibu, leopold 3 teraba kepala, leopold 4 bagian terendah janin/kepala janin sudah masuk PAP 4/5.

Taksiran berat janin Ny.”S” 4030 gram adalah melebihi batas normal dan normalnya TBJ adalah tidak boleh lebih dari 4000 gram sehingga TBJ lebih dari 4000 gram di sebut makrosomia.

Penulis juga melakukan konseling pada Ny. “S” untuk dilakukan rujukan dini berencana, karena terdapat makrosomia dan adanya riwayat KPD sehingga ibu harus mendapatkan penanganan oleh dokter di rumah sakit dan penulis menjelaskan kepada ibu tentang rujukan dini berencana.

Masa Bersalin

Pada tanggal 01 April 2016 jam 08.00 WIB Ny. “S” datang ke BPS Nisbaningsih, SST mengatakan merasa kenceng-kenceng sejak jam 05.30 WIB dan mengeluarkan lendIr bercampur darah jam 07.30 WIB. Perkiraan persalinan (HPL) Ny. “S” adalah tanggal 19-03-2016.

Pemeriksaan fisik umum didapatkan hasil TTV dalam batas normal yaitu nadi 85

x/menit, suhu 36,6oC, RR 20 x/menit,

tekanan darah mengalami kenaikan sebesar 110/180 mmHg.

Usia kehamilan yaitu 40-41 minggu. pada abdomen leopold 1 TFU pertengahan px-pusat (37 cm) teraba bokong, leopold 2 teraba punggung sebelah kanan perut ibu dan ekstremitas pada kiri perut ibu, leopold 3 teraba kepala, leopold 4 bagian terendah janin/kepala janin sudah masuk PAP 4/5 (divergen) penulis juga menghitung TBJ dan di dapatkan hasil yaitu (37-11) x 155 = 4.030 gram.

Pemeriksaan dalam jam 08.00 WIB didapatkan hasil yaitu VT Ø 2 cm, efficement 25 %, ket (-), presentasi kepala U, denominator UUK kiri depan, moulage ≠, Hodge II , tidak ada bagian terkecil janin. His

belum adekuat yaitu 2.30’’.10’ dan DJJ normal yaitu 143 x/menit.

Diagnosa inpartu kala 1 fase laten dengan KPD dan Makrosomia, sehingga akan dilakukan rujukan ke RSUD.IBNU SINA karena melihat riwayat persalinan ibu adalah KPD, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan di BPS.

Di UGD IBNU SINA jam 09.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, VT Ø 2 cm, efficement 25 %, ket (-), presentasi kepala U, denominator UUK kiri depan, moulage ≠, Hodge IV, tidak ada bagian terkecil janin. His belum adekuat yaitu 3.30’’.10’ dan DJJ normal 143x/menit.

Petugas melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.OG, untuk melakukan tindakan operasi dan petugas melakukan inform consent terhadap suami Ny “S”. Proses persalinan Ny. “S” dilakukan secara SC

Masa Nifas

6 jam post SC di RSUD IBNU SINA Ny. “S” merasa nyeri pada luka bekas operasi hasil TTV dalam batas normal yaitu nadi 82 x/menit, suhu 36,5oC, RR 20 x/menit, TD

120/80 mmHg. Pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil pada abdomen yaitu TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik/keras, kandung kemih kosong (terpasang kateter), terdapat bekas luka operasi masih basah (tertutup pastovik) sedangkan pada genetalia di dapatkan pengeluaran lochea rubra ± 1,5 pembalut warna merah segar. Lochea rubra, warna merah segar, jumlah lochea ± 1,5 pembalut.

Ibu tidak tidur siang karena ibu menyusui bayinya sedangkan pada malam hari ibu memberikan susu formula.

Kunjungan kedua didapatkan hasil TTV dalam batas normal yaitu nadi 82 x/menit, suhu 36,5oC, RR 20 x/menit, TD

100/70 mmHg. Pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil pada abdomen yaitu TFU pertengahan pusat-symphisis,kontraksi uterus baik/keras,kandung kemih kosong,tedapat luka bekas operasi sudah kering (pastovik sudah dilepas) sedangkan pada genetalia di dapatkan pengeluaran lochea sanguinolenta ± 1 pembalut warna merah kekuningan.

Kunjungan 2 minggu post SC hasil

TTV dalam batas normal yaitu nadi 80 x/menit, suhu 36,6oC, RR 21 x/menit, TD

110/90 mmHg. Pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil pada abdomen yaitu TFU

(4)

tidak teraba, kandung kemih kosong, terdapat luka bekas operasi kering (terpasang pastovik) sedangkan pada genetalia di dapatkan pengeluaran lochea serosa ± 1 pembalut warna kuning kecoklatan. Pada kasus Ny. “S” involusi uterus lebih cepat dari teori yang ada dan lochea yang keluar setelah 2 minggu post partum sesuai dengan teori.

Kunjungan6 minggu post SC di rumah Ny. “S” hasil TTV dalam batas normal yaitu nadi 81 x/menit, suhu 36,7oC, RR 21 x/menit,

TD 110/80 mmHg. Pemeriksaan fisik khusus didapatkan hasil pada abdomen yaitu TFU tidak teraba, kandung kemih kosong,luka bekas operasi kering (pastovik terlepas) sedangkan pada genetalia didapatkan pengeluaran lochea alba ± ¼ pembalut, warna putih.

Neonatus

Usia 2 jam yaitu melakukan pemeriksaan fisik umum didapatkan hasil TTV dalam batas normal meliputi suhu 36,5oC, detak jantung janin 123 x/menit, RR

48x/menit dan antropometri dalam kondisi normal yaitu BB 4000 gram, PB 49 cm, LK 35 cm, LILA 11 cm, dan LD 32 cm. Sedangkan pemeriksaan fisik khusus meliputi pada kepala UUB dan UUK belum menutup, pada abdomen tali pusat basah dibungkus kassa steril dan tidak ada perdarahan. Penulispun memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir meliputi mencegah infeksi, menjaga kehangatan, perawatan tali pusat, memberikan salep mata dan vit. K 1, mengkaji tanda-tanda bahaya pada bayi.

Usia 6 jam dengan hasil TTV dalam batas normal meliputi suhu 37oC, detak jantung janin 130 x/menit, RR 48 x/menit dan bayi BAK 1 x dan tidak BAB.

Hari ketujuh pemeriksaan fisik umum dengan hasil TTV dalam batas normal meliputi suhu 36,9oC, detak jantung janin 139 x/menit, RR 48 x/menit dan bayi BAK 4-6 x/ hari dan BAB 1-2 x/ hari, BB 4000 gram mengalami penurunan dari BB lahir.

Kunjungan Neonatal ke- 3. pemeriksaan fisik umum di dapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal meliputi denyut jantung janin 129 x/menit, suhu 36,7oC, RR 46 x/menit dan antropometri

dalam kondisi normal yaitu BB 3000 gram mengalami kenaikan dari BB awal kelahiran.

Kunjungan Neonatal ke- IV. pemeriksaan fisik umum di dapatkan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal

meliputi denyut jantung janin 139 x/menit, suhu 36,6oC, RR 48 x/menit dan antropometri

dalam kondisi normal yaitu BB 4550 gram mengalami kenaikan dari BB awal kelahiran.

KB

Keputusan dalam memilih KB ibu sudah memiliki rencana untuk memilih menggunakan KB suntik 3 bulan dengan alasan pernah mendengar sedikit tentang penggunaan KB dari keluarganya dan alasan lain ibu juga ingin KB suntik yang tidak menghambat ASI.

PEMBAHASAN Masa Kehamilan

Pada kasus Ny. “S” kehamilan terjadi pada umur 29 tahun, kondisi ini sangat ideal bagi wanita hamil karena termasuk usia reproduksi dimana alat kandungan pada usia wanita tersebut sudah matang. Wanita usia 20 tahun keatas memiliki tahap kematangan kognitif, emosional, maupun aspek-aspek kepribadian lainnya, sehingga usia tersebut dianggap paling aman menjalani kehamilan dan pesalinan. (WHO, 2012)

Kenaikan berat badan 13 kg hal tersebut masih dalam batas normal. Menurut Mochtar, R., 2010 kenaikan berat badan pada ibu hamil kurang lebih 15-16 kg yaitu pada trimester 1 berat badan ibu hamil ± 4 kg pada trimester 2 dan 3 berat badan ibu hamil ± 0,5 kg/minggu.

Menurut cara Bartholomew TFU pertengahan pusat-px sama dengan usia kehamilan 33-34 minggu, sedangkan menurut cara Mc. Donald yaitu TFU 37 cm sama dengan usia kehamilan 33-34 minggu/ 9 bulan (Sulistyawati, 2011). Dalam hal ini cara Bartholomew yang paling mendekati kebenaran menentukan usia kehamilan, sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa kondisi kehamilan Ny.“S” pembesaran uterus sesuai usia kehamilan.

Taksiran berat janin Ny.”S” 4030 gram adalah melebihi batas normal dan normalnya TBJ adalah tidak boleh lebih dari 4000 gram disebut makrosomia, yang berarti berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis dan kekuatan

(5)

membran menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah

Dari data tersebut diatas ditemukan kesenjangan antara kasus dan teori yaitu makrosomia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehamilan Ny “S” adalah kehamilan dengan makrosomia.

Masa Bersalin

Diagnosa inpartu kala 1 fase laten dengan KPD dan Makrosomia, sehingga akan dilakukan rujukan ke RSUD.IBNU SINA karena melihat riwayat persalinan ibu adalah KPD, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan di BPS.

Menurut Varney (2008) menyatakan bahwa faktor resiko ibu dengan KPD adalah infeksi, serviks incompeten, peningkatan tekanan intrauterine seperti riwayat ketuban pecah dini sebelumnya, trauma, gemelli, makrosomia, hidramnion, serta melapresentasi janin, yang dapat menyebabkan kelenturan leher rahim berkurang dan menyebabkan pembukaan dini pada serviks.

Pasien dilakukan persalinan secara SC sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori. Lakukan SC bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor pelviks kurang dari 5 (Manuaba, 2008). Hal ini didukung dalam teori obstetri patologi dimana kondisi Ny. “S” termasuk dalam riwayat obstetri yang buruk sehingga persalinan harus dilakukan dengan fasilitas dan peralatan yang baik.

Masa Nifas

Dari kunjungan ke 1 hingga ke 4 penulis menyimpulkan kunjungan masa nifas telah memenuhi standart. Asuhan yang diberikan sesuai kondisi Ny. “S” dan ibu sangat kooperatif dengan tindakan yang dilakukan dan dianjurkan oleh penulis, sehingga ibu dapat menjalani masa nifasnya dengan lancar dan baik

Neonatus

HB unijeck 1 jam setelah pemberian vit. K 1 Ini sesuai dengan APN, 2008 dimana HB unijeck diberikan di paha kanan anterolateral pada bayi setelah 1 jam pemberian vit. K 1. Pada 4 jam setelah bayi lahir dilakukan rawat gabung.

Hari ketujuh BB bayi mengalami penurunan dari BB lahir. Di dalam teori menyatakan bahwa berat badan bayi pada usia 1 minggu mengalami penurunan 1 ons

hal ini masih dianggap normal, sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa bayi yang berusia 1 minggu akan mengalami penurunan berat badan sampai 10%. Hal ini sesuai

dengan teori dan tidak ada kesenjangan

(Menurut Depkes, JPNK-KR. 2008).

KB

Fase menjarangkan kehamilan dan memilih KB suntik 3 bulan hal ini cocok digunakan karena tidak menghambat produksi ASI, sesuai dengan usia ibu dan juga ibu menginginkannya.

KESIMPULAN

Asuhan antenatal dilakukan sebanyak 6 kali pada usia kehamilan 40-41 minggu sudah sesuai dengan kebijakan program pelayanan/asuhan standart minimal 7T, selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius. Asuhan intranatal pada Ny. “S” dapat teratasi dengan sepenuhnya, ibu selamat dan bayi sehat tanpa ada komplikasi. Selama memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas tidak ditemukan masalah dan komplikasi sehingga tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahi dilakukan sebanyak 3 kali tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. KB yang dipilih alat kontrasepsi suntik 3 bulan

SARAN

Diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kepustakaan, meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, dan klien dapat bertindak secara kooperatif atau dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan, serta peneliti selanjutnya dapat memperhatikan asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dan aktif dalam melakukan pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT BPSP

Dinas Kabupaten Gresik. 2015. Data Kunjungan ibu hamil, Nifas, dan KB. Gresik : Dinkes Kabupaten Gresik

Dinkes jatim. 2013. AKI dan AKB di Provinsi Jatim.

 

http://dinkes.jatimprov.go.id/. Diakses tanggal 08 Oktober 2015

(6)

Kemenkes RI. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes dan JICA

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.Jakarta : EGC

Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: ECG

Mayles. 2012. Buku Ajar Bidan, Jakarta: ECG

Muslihatun, Wafi N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Nur, Wafi. 2009. Pendokumentasian

Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Prawirodiharjo, Sarwono. 2012. Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YPB-SP Prawirodiharjo, Sarwono. 2013. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YPB-SP

Putra, S. Rizema. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : D-Medika Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada

Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika Sariana, CSG. 2014. Angka kematian ibu

bayi.

https://www.academia.edu/5113636/Ang ka_Kematian_Ibu_dan_Bayi_di_Indones ia. diakses tanggal 08 Oktober 2015

Sekretaris Jenderal Kemenkes RI. 2012.

Angka Kematian di Indonesia.www.depkes.go.id/resources/..

./profil-kesehatan-indonesia-2012. Diakses tanggal 08 Oktober 2015

Sondakh, Jenny J. S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Erlangga

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta : Salemba Medika

Tim JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : ECG

Profil jatim. 2012. AKI dan AKB di Jatim. https://bpnjatim.wordpress.com/profil-jawa-timur/. Diakses tanggal 08 Oktober 2015

Harry Oxorn dan William R.Forte. 2010. Buku Ilmu Kebidanan Patologis dan Fisiologis Persalina

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak dedak padi yang memiliki nilai viskositas yang tinggi bisa diturunkan dengan dicampurkan

4.14 Menyusun teks recount lisan dan tulis sederhana tentang pengalaman, acara, peristiwa atau kejadian, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan

Sifat-sifat dasar operator akan disajikan sebagai dasar untuk pengembangan lanjutan, yang sebelumnya sebagian sudah disajikan di dalam beberapa tulisan antara

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kajian Kedalaman Gerusan Pada Pilar Jembatan Tipe Tiang Pancang Bersusun adalah sebagai berikut, Kedalaman gerusan maksimum terjadi pada

Agresifitas pajak dipengaruhi oleh likuiditas dan leverage menurut Likuiditas menurut Subramanyam (2013) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan

Setelah pengimplementasian pembelajaran melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas X.3 SMA Negeri 10

2) Sebagai kriteria penilaian pada setiap unit pusat pertanggungjawaban. 3) Sebagai bahan eveluasi guna meningkatkan performa kinerja manajerial dalam sebuah