• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA

TIM PELAKSANA DAN POKMAS DISTRIBUSI RASKIN

TINGKAT DUSUN OLEH BIDANG KESEJAHTERAAN

SOSIAL DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL

KABUPATEN BANTUL

OLEH :

PESERTA

No. 30/Diklatpim III/VIII/DIY/2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN VIII

YOGYAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang memerlukan penanganan secara serius oleh pemerintah dalam membantu meningkatkan kesejahteraannya. Raskin merupakan program nasional yang cukup strategis dan dikelola secara lintas sektoral, dimana pemerintah daerah mengambil bagian tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan program raskin tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sedangkan pemerintah pusat berperan dalam membuat kebijakan.

Presiden secara khusus telah memberikan instruksi kepada Perum Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi masyarakat miskin dengan tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin dan meningkatkan akses dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan. Berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2011, Tim Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menetapkan jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin (RTS-PM) Tahun 2013.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7/KEP/2013 tentang Penetapan Pagu Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat dan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program Raskin sebanyak 60.485 RTS-PM, dengan jumlah beras 10.887.300 Kg, setiap RTS-PM menerima 15 Kg per bulan, dengan harga tebus Rp. 1.600,- per Kg di Titik Distribusi (Desa). Untuk

(3)

pengendalian dan peningkatan efektivitas pelaporan pelaksanaan distribusi program raskin telah ditetapkan indikator kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas.

Dalam implementasinya pelaksanaan program raskin di lapangan menghadapi permasalahan diantaranya adalah ditribusi raskin yang tidak tepat sasaran, jumlah, kualitas dan pembayaran, yang secara spesifik memerlukan kebijakan dan kearifan lokal. Melalui Musyawarah Desa (MUSDES), Pemerintah Desa bersama unsur terkait membangun kesepahaman dan kesepakatan untuk mengatasi permasalahan tersebut yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara MUSDES.

Sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengatasi permasalahan sosial dan kemiskinan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat. Maka penulis mengambil judul Kertas Kerja Perorangan (KKP) adalah “Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Tim Pelaksana dan Pokmas Distribusi Raskin Tingkat Dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul“.

B. Isu Aktual

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Angkatan VIII Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 mengambil Tema yaitu “Membangun World Class Governance melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur, Pembangunan Berkelanjutan dan Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Berbudaya”.

(4)

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial yaitu menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial, dengan isu strategis pada urusan sosial adalah angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang masih cukup tinggi belum dibarengi dengan penanganan secara intensif dan terintegrasi.

Dalam pelaksanaannya di lapangan saat ini menghadapi permasalahan yaitu kinerja pelaksana ditribusi raskin kurang optimal yang menyebabkan penyaluran raskin tidak tepat sasaran dan terjadi keterlambatan pembayaran.

C. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi

Pengertian visi menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI) adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Visi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015 adalah: “Terwujudnya Tenaga Kerja, Penyandang Masalah Sosial dan Warga Miskin yang lebih mapan secara ekonomi maupun sosial pada tahun 2015”.

2. Misi

Visi tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang diharapkan agar seluruh anggota organisasi, semua pemangku kebijakan dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui peran dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan. Misi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul meliputi:

(5)

a. Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem ketatausahaan dan kinerja aparatur.

b. Meningkatkan kapasitas daya saing tenaga kerja dan penganggur. c. Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan

sosial.

d. Meningkatkan kapabilitas warga miskin dan kepesertaan transmigrasi.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 12 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dan Peraturan Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial sebagai berikut (tabel 1):

Tabel 1.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 1 )

No Tugas Pokok dan Fungsi

1.

2.

Tugas Pokok :

Menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial.

Fungsi :

a. penyusunan rencana kerja Bidang Kesejahteraan Sosial;

b. perumusan kebijakan teknis kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial;

c. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian kesejahteraan sosial;

d. penyelengaraan, pembinaan dan pengendalian rehabilitasi sosial;

e. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian bantuan sosial;

f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja bidak kesejahteraan sosial.

(6)

E. Tujuan Jangka Panjang

Bantuan raskin yang disalurkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu besar manfaatnya bagi keluarga miskin yang penanganannya melibatkan seluruh stakeholder yang prakteknya di lapangan menghadapi kendala dan permasalahan. Sesuai dengan tupoksi Bidang Kesejahteraan Sosial adalah merumuskan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian bantuan raskin, maka tujuan jangka panjang dapat di lihat sebagai berikut (Tabel 2):

Tabel 2.

Tujuan Jangka Panjang Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 2 )

No Tujuan Jangka Panjang

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin

2. Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat

Untuk menentukan prioritas, digunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dilakukan dengan cara menentukan skor tiap tujuan berdasarkan urgensi, keseriusan dan tingkat berkembangnya masalah dengan skala nilai 1 (satu) sampai 5 (lima) sebagai berikut :

1. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi 2. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi

3. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi 4. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah

(7)

Hasil analisis USG tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel sebagai berikut (Tabel 3):

Tabel 3.

USG Tujuan Jangka Panjang Prioritas

Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

No Tujuan Jangka Panjang U S G Total

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin

4 4 3 11

2. Meningkatkan peran lembaga

pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

5 5 5 15

3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat

4 4 4 12

Tujuan Prioritas : nomor 2

Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

Berdasarkan hasil analisis USG tersebut di atas maka yang menjadi tujuan jangka panjang prioritas adalah tujuan yang kedua yaitu ”Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa” dengan total skor USG 15, sedangkan di urutan kedua adalah tujuan nomor 3 dengan total nilai skor USG 12, dan di urutan ketiga adalah tujuan nomor 1 dengan total nilai skor USG 11.

Pemilihan tujuan jangka panjang prioritas tersebut juga berdasarkan pertimbangan bahwa kinerja lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa/dusun sangat berpengaruh terhadap kelancaran distribusi raskin dari titik distribusi ke titik bagi yang mempunyai dampak luas terhadap keberhasilan program raskin di daerah. Dengan demikian tujuan jangka panjang tersebut diharapkan akan dapat mendorong terwujudnya kelancaran distribusi raskin sesuai kriteria Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu,

(8)

Administrasi dan Tepat Kualitas, serta dapat meminimalisir keterlambatan pembayaran.

F. Tujuan Jangka Pendek, Indikator Kinerja dan Perolehan Informasi 1. Tujuan Jangka Pendek

Dengan pembentukan kelompok masyarakat (Pokmas) penerima raskin untuk dapat berperan aktif dalam pendistribusian raskin dari titik distribusi ke titik bagi sesuai dengan tujuan untuk mencapai indikator kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas maka tujuan jangka pendek yang ingin dicapai adalah sebagai berikut (Tabel 4):

Tabel 4.

Tujuan Jangka Pendek Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul (L.3)

No Tujuan Jangka Pendek

1. Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

2. Meningkatnya kesadaran penerima raskin untuk membayar tepat waktu

3. Meningkatnya monitoring, evaluasi dan pelaporan distribusi raskin

Untuk menentukan tujuan jangka pendek prioritas, digunakan teknik analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk mengukur tingkat kepentingan masalah, tingkat keseriusan masalah, dan tingkat berkembangnya masalah dengan skala nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) sebagai berikut :

a. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi b. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi

(9)

c. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi d. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah

e. Angka 1 memiliki USG yang relatif sangat rendah

Hasil analisis USG tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel sebagai berikut (Tabel 5):

Tabel 5.

USG Tujuan Jangka Pendek Prioritas

Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

No Tujuan Jangka Pendek U S G Total

1. Meningkatnya kinerja tim

pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

5 5 5 15

2. Meningkatnya kesadaran penerima raskin untuk membayar tepat waktu

4 5 4 13

3. Meningkatnya monitoring, evaluasi dan pelaporan distribusi raskin

4 4 4 12

Tujuan Prioritas : nomor 1

Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

Berdasarkan analisa USG, prioritas pertama yang ingin dicapai dalam tujuan jangka pendek adalah Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun, dengan tujuan untuk mempercepat tercapainya indikator kinerja, yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas sehingga dapat mempercepat pelaporan hasil distribusi, monitoring dan evaluasi raskin di tingkat desa.

2. Indikator Kinerja

Indikator adalah satuan, variabel, besaran-besaran yang dapat dikuantitatifkan sebagai petunjuk alat ukur yang dipergunakan untuk

(10)

mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja harus jelas dan mudah dipahami serta memiliki syarat yaitu:

- S = Specific artinya bersifat khusus atau sederhana,

- M = Measurable artinya dapat diukur,

- A = Achievable artinya dapat dicapai,

- R = Relevant artinya bersifat sesuai dengan ketentuan perundangan

- T = Time Related artinya dimensi waktunya jelas.

Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Penerima raskin tepat sasaran, satuan indikator kinerjanya adalah keluarga.

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun, satuan indikator kinerjanya adalah jumlah.

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin, satuan ukuran indikator kinerjanya adalah hari.

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa, satuan indikator kinerjanya adalah desa.

3. Perolehan Informasi

Dari rumusan Tukadek (L.3.A), kemudian akan dirumuskan prioritas tukadek, indikator kinerja, satuan ukuran dan perolehan informasi (L.3.B) dengan menganalisis atau membahas dengan mencoba menguraikan hubungan sebab dan akibat dari fakta-fakta yang diselidiki dan disimpulkan melalui indikator kinerja (performance indicators).

(11)

Sumber data berasal dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2011, Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat selaku Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Pusat yang di kirim kepada Gubernur DIY., Bupati, yang diteruskan kepada Tim Koordinasi Raskin Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Tim Pelaksana Raskin Tingkat Desa.

Tujuan jangka pendek, indikator kinerja, satuan ukurannya serta diperolehnya informasi dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel 6) :

Tabel 6.

Prioritas Tukadek, Indikator Kinerja dan Perolehan Informasi Pada Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 3B )

No Prioritas

Tukadek Indikator Kinerja

Satuan Ukuran Perolehan Informasi Diperoleh Di Dicari Di 1. Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun a. Penerima raskin tepat sasaran Keluarga Seksi Bansos Desa / dusun b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun Jumlah Seksi Bansos Desa / dusun c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin Hari Seksi Bansos Desa / dusun d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa Desa Seksi Bansos Tim koordinasi raskin kabupaten Keterangan:

Tim Koordinasi Raskin Kabupaten adalah pelaksana Program Raskin di kabupaten yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

(12)

12

GAMBARAN KEADAAN

A. Keadaan Tingkat Kinerja Sekarang 1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 9 tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dan Peraturan Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari : 1). Sub Bagian Umum; 2). Sub Bagian Kepegawaian 3). Sub Bagian Keuangan; 4). Sub Bagian Perencanaan. c. Bidang Tenaga Kerja, terdiri dari :

1). Seksi Pelatihan, Produktivitas, Penempatan dan Perluasan; 2). Seksi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja;

3). Seksi Pengembangan dan Pengawasan Ketenagkerjaan; dan 4). Seksi Transmigrasi

d. Bidang Kesejahteraan Sosial, terdiri dari : 1). Seksi Bina Sosial;

(13)

2). Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial; 3). Seksi Bantuan Sosial.

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Latihan Kerja; f. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul termasuk UPT Balai Latihan Kerja per 30 Juni 2013 berjumlah 107 pegawai dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan golongan/ruang

1). Golongan I : 1 orang 2). Golongan II : 14 orang 3). Golongan III : 80 orang 4). Golongan IV : 12 orang b. Berdasarkan jenjang pendidikan

1). SLTP : 7 orang

2). SLTA : 40 orang

3). Sarjana Muda (D3) : 5 orang 4). Sarjana (S1) : 51 orang 5). Pasca Sarjana (S2) : 4 orang

c. Berdasarkan jabatan struktural sebanyak 17 orang, yaitu: 1). Eselon II-b : 1 orang

2). Eselon III-a : 1 orang 3). Eselon III-b : 2 orang 4). Eselon IV-a : 11 orang 5). Eselon IV-b : 1 orang

(14)

d. Berdasarkan jabatan fungsional

1). Mediator : 4 orang

2). Pengawas Ketenagakerjaan : 5 orang 3). Pengantar Kerja : 1 orang

4). Instruktur : 28 orang

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan operasional Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul sebagai berikut :

a. Gedung kantor : 1 unit

b. Gedung BLK : 1 unit

c. Kendaraan roda 4 : 6 buah

d. Kendaraan roda 2 : 39 buah

e. Komputer / laptop : 33 buah

f. Printer : 19 buah

g. Mesin tik : 14 buah

h. Meja / Kursi kerja : 229 buah

i. Almari kayu : 22 buah

j. Filing cabinet : 32 buah

4. Tingkat Kinerja Sekarang

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul mempunyai tugas yang penting untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan di bidang tenaga kerja dan kesejahteraan sosial. Berdasarkan indikator kinerja dalam pencapaian tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan

(15)

yaitu peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun maka gambaran tingkat kinerja sekarang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Penerima raskin tepat sasaran

Berdasarkan data dari Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TPKD) jumlah Kemiskinan di Kabupaten Bantul sebesar 15,85%, sedangkan menurut data dari BPS sebesar 10,43%. Data yang diterima dari TNP2K, di tetapkan dengan SK Bupati Bantul Nomor 31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program Raskin sebanyak 60.485 keluarga (RTS-PM), sebagai dasar distribusi Raskin di Kabupaten Bantul Tahun 2013.

Dalam pelaksanaan distribusi raskin di Kabupaten Bantul tahun 2013 masih dijumpai beberapa permasalahan diantaranya tidak Tepat Sasaran, Jumlah beras yang diterima kurang dari 15 Kg, Harga tebus raskin lebih dari Rp 1600,- per kg. Dari jumlah penerima raskin di Kabupaten Bantul sebanyak 60.485 keluarga tersebut, yang tepat sasaran hanya 51.412 keluarga.

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun

Pemerintah Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun. Dari jumlah dusun sebanyak 1.212 tersebut, belum semua dusun sudah terbentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang menangani raskin sehingga distribusi raskin menjadi kurang optimal. Saat ini jumlah Pokmas yang sudah terbentuk di Kabupaten Bantul sebanyak 912 Pokmas sehingga masih ada kekurangan Pokmas untuk 300 dusun.

(16)

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin

Permasalahan lain yang saat ini dihadapi dalam pelaksanaan distribusi raskin di Kabupaten Bantul yaitu masih seringnya terjadi keterlambatan pembayaran raskin. Sesuai peraturan yang ditetapkan bahwa pelaksanaan pembayaran maksimal selama 3 hari, namun dalam prakteknya seringkali dijumpai pembayaran raskin yang lebih dari batas waktu 3 hari bahkan sampai 10 hari.

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa

Laporan distribusi raskin tingkat desa harus segera disusun dan dilaporkan kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten. Namun dalam kenyataannya di lapangan masih banyak dijumpai laporan tim pelaksana distribusi raskin yang tidak segera dibuat / dikirim, tidak tertib administrasi, dan belum semua desa melaksanakan Musdes, sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, dalam hal ini Bidang Kesejahteraan Sosial sebagai tim koordinasi kabupaten kesulitan dan mengalami keterlambatan dalam menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan. Saat ini pelaporan raskin yang sudah tertib dan tepat waktu baru sebanyak 72 desa dari 86 desa yang ada di Kabupaten Bantul.

B. Keadaan Tingkat Kinerja yang Diinginkan

Berdasarkan uraian tingkat kinerja sekarang, maka diperlukan adanya tindakan perbaikan yang lebih komprehensif dalam rangka meningkatkan kinerja Tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun di Kabupaten Bantul. Harapan yang diinginkan adalah tercapainya indikator kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat

(17)

Kualitas, laporan berjalan sesuai dengan mekanisme yang ditentukan sehingga permasalahan tersebut dapat segera diatasi pada program kerja tahun 2014.

Deskripsi tentang tingkat kinerja yang diinginkan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penerima raskin tepat sasaran yang saat ini sebanyak 51.412 keluarga, diharapkan pada tahun mendatang akan dapat meningkat menjadi 60.000 keluarga.

2. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun yang saat ini baru terdapat 912 pokmas, diharapkan pada tahun mendatang jumlah tersebut akan meningkat menjadi 1.212 pokmas.

3. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin yang saat ini hingga mencapai 10 hari, diharapkan dengan semakin meningkatnya pembinaan dan pengawasan maka pembayaran raskin akan semakin tepat waktu yaitu maksimal 3 hari.

4. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa yang saat ini sebanyak 72 desa, diharapkan pada tahun mendatang seluruh desa akan dapat dapat melaporkan distribusi rakisn di desa masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian Keadaan Tingkat Kinerja Sekarang dan Kinerja yang Diinginkan (L.4), maka dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 7):

(18)

Tabel 7.

Tujuan Jangka Pendek, Tingkat Kinerja Sekarang dan Tingkat Kinerja Yang Diinginkan Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul (L. 4)

Tukadek Indikator Kinerja Satuan

Ukuran

Tingkat Kinerja

Sekarang (2013)

Tingkat Kinerja Yang Diinginkan (Thn 2014) 3 bln 6 bln 9 bln 12 bln Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun a. Penerima raskin tepat sasaran Keluarga 51.412 53 rb 56 rb 58 rb 60 rb b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun Pokmas 912 950 1100 1150 1212 c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin Hari 10 8 6 4 3 d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa Desa 72 76 79 82 86

(19)

19

KEKUATAN PENGHAMBAT DAN KEKUATAN PENDORONG

A. Identifikasi dan Analisis Kekuatan Penghambat Utama Kinerja 1. Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Dalam rangka pelaksanaan rencana kerja peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul, tidak terlepas dari adanya kekuatan penghambat yang akan menghalangi pencapaian tukadek. Kekuatan penghambat yang ada dan diperkirakan akan muncul harus dapat diidentifikasi dan diantisipasi sedini mungkin.

Berdasarkan gambaran kinerja sekarang dan gambaran kinerja yang diinginkan dalam upaya meningkatkan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun maka disajikan beberapa faktor yang menjadi kekuatan penghambat dalam upaya mencapai tujuan jangka pendek tersebut. Pada langkah ini adalah mengidentifikasikan kekuatan penghambat utama (L.5) yang dapat dianggap sebagai kekuatan yang merintangi tercapainya tujuan, yang berjumlah 6 (enam) berasal dari 3 (tiga) kelemahan (Weaknesses) dan 3 (tiga) ancaman (Threats).

Dalam membuat L.5 diklasifikasikan menurut dimensinya yang meliputi sumber daya manusia, prosedur, dana, sarana dan prasarana, mekanisme kerja dan koordinasi yang berasal dari dalam atau luar organisasi. Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 8):

(20)

Tabel 8.

Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2013 ( L. 5 )

No Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

H6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu

2. Analisis Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Untuk pemberian nilai atau bobot besarnya hambatan (dampak) dari kekuatan penghambat serta tingkat kemudahan dalam pemecahan kekuatan penghambat maka perlu dilakukan analisis terhadap kekuatan penghambat yang teridentifikasi. Dengan analisis tersebut dapat diketahui kekuatan penghambat dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan jangka pendek. Analisis tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

H.1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal

Petunjuk teknis distribusi raskin saat ini masih belum maksimal karena belum dapat dipahami dengan baik oleh seluruh aparatur yang terlibat dalam pelaksanaan distribusi raskin. Hal ini mengakibatkan masih adanya pelaksanaan distribusi raskin yang tidak sesuai aturan. H.2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

Penjadwalan distribusi raskin sering kali molor / terlambat dari yang telah ditetapkan sehingga distribusi raskin kepada masyarakat menjadi terlambat. Keterlambatan jadwal distribusi tersebut antara lain

(21)

disebabkan oleh adanya perubahan data pada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM).

H.3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

Sosialisasi distribusi Raskin adalah kegiatan untuk memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada seluruh pihak terkait dengan Program Raskin secara berjenjang untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Raskin sehingga dapat mencapai target 6 (enam) Tepat. Sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya selama ini belum maksimal dan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

H.4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

Data keluarga penerima raskin (RTS-PM) di Kabupaten Bantul berasal dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Seringkali data RTS-PM yang diterima tersebut masih kurang akurat sehingga distribusi Raskin menjadi tidak tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya perbedaan jumlah data rumah tangga miskin (RTM) dengan kondisi riil di masyarakat sehingga rawan menimbulkan gejolak dan kecemburuan sosial di masyarakat.

H.5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

Pokmas tingkat dusun merupakan pelaksana distribusi raskin langsung kepada masyarakat. Selama ini peran pokmas tingkat dusun masih kurang optimal dalam pelaksanaan distribusi raskin karena belum meratanya pemahaman anggota pokmas terhadap program raskin. Disamping itu, belum seluruh dusun yang ada di Kabupaten Bantul telah terbentuk pokmas.

(22)

H.6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu

Berdasarkan pengalaman selama ini, pembayaran raskin masih seringkali terlambat dari ketentuan yang ditetapkan, bahkan banyak yang menunggak. Umumnya keterlambatan pembayaran terjadi di tingkat desa/dusun, sedangkan dari masyarakat tidak ada masalah terkait pembayaran karena pembayaran dari masyarakat diberikan secara langsung (cash and carry).

3. Dampak Relatif dan Kemudahan Pemecahan Kekuatan Penghambat

Setelah kekuatan penghambat terhadap pencapaian tujuan diidentifikasi dan dianalisis, maka diperoleh gambaran akan pemecahan kekuatan penghambat utama dalam rangka pencapaian Tukadek. Pada KKP ini untuk menentukan dampak relatif dan mudahnya memecahkan (L.6) melalui Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama (L.5), kemudian dianalisis dengan memberikan nilai atau bobot terhadap 2 (dua) hal yaitu: a. Besarnya dampak kekuatan penghambat dianalisis melalui pengukuran

dengan skala interval angka 5 (dampak sangat kuat menghambat) sampai angka 1 (dampak sangat kurang menghambat).

b. Tingkat kemudahan dalam memecahkan kekuatan penghambat dianalisis melalui pengukuran dengan skala interval dari angka 5 (hambatan sangat mudah dipecahkan) sampai angka 1 (sangat sukar dipecahkan).

Untuk lebih jelas memberikan gambaran mengenai besarnya dampak relatif kekuatan penghambat tersebut maka perlu dilakukan penilaian dengan menggunakan skala ukuran kuantitatif sebagai berikut: a. Angka 5 : Menyatakan dampak sangat kuat menghambat

(23)

b. Angka 4 : Menyatakan dampak kuat menghambat.

c. Angka 3 : Menyatakan dampak cukup kuat menghambat. d. Angka 2 : Menyatakan dampak kurang kuat menghambat.

e. Angka 1 : Menyatakan dampak sangat kurang kuat menghambat. Skala penilaian kuantitatif terhadap mudah tidaknya pemecahan kekuatan penghambat dapat digunakan skala bobot sebagai berikut:

a. Angka 5 : Menyatakan hambatan sangat mudah dipecahkan. b. Angka 4 : Menyatakan hambatan mudah dipecahkan.

c. Angka 3 : Menyatakan hambatan cukup mudah dipecahkan. d. Angka 2 : Menyatakan hambatan sukar dipecahkan.

e. Angka 1 : Menyatakan hambatan sangat sukar dipecahkan.

Hasil analisis kekuatan penghambat dan kemudahan pemecahannya tersebut dapat disajikan sebagai berikut (Tabel. 9):

Tabel 9.

Kekuatan Penghambat, Dampak Relatif dan Kemudahan Pemecahannya Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten

Bantul Tahun 2013 ( L. 6 )

No Kekuatan Penghambat Dampak

Relatif

Kemudahan Pemecahannya

H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum

maksimal 3 3

H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang

maksimal 4 4

H3 Sosialisasi distribusi raskin belum

maksimal 4 3

H4 Data keluarga penerima raskin kurang

akurat 4 3

H5 Peran pokmas di dusun kurang

optimal 4 3

H6 Kurang kesiapannya pembayaran

(24)

B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan Pendorong Utama Kinerja 1. Identifikasi Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

Disamping kekuatan penghambat yang ditemui dalam upaya pencapaian tujuan jangka pendek yaitu meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul, juga terdapat sejumlah kekuatan pendorong yang akan membantu dalam pemecahan dalam rangka peningkatan kinerja yang diinginkan. Hasil identifikasi kekuatan pendorong utama (L.7) dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel.10) :

Tabel 10.

Identifikasi Kekuatan Pendorong Utama

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2013 ( L. 7 )

No Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat.

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

2. Analisis Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

Penjelasan tentang kekuatan pendorong yang membantu dalam penyajian tujuan jangka pendek dapat diuraikan sebagai berikut:

D.1 Adanya SOP Distribusi Raskin

Dalam pelaksanaan distribusi raskin, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul mengacu pada Standar Operasional dan

(25)

Prosedur (SOP) yang telah ada. Dalam SOP telah diatur mengenai mekanisme pelaksanaan distribusi raskin sejak dari perencanaan sampai dengan pengendalian dan pelaporan.

D.2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

Untuk menunjang pelaksanaan distribusi raskin maka dibutuhkan dana operasional yang terdiri dari belanja pegawai untuk honor tim dan belanja barang untuk menunjang operasional seperti alat tulis kantor. Dukungan dana untuk distribusi raskin saat ini telah dirasakan cukup memadai.

D.3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan distribusi Raskin bertujuan untuk mengetahui ketepatan realisasi pelaksanaan Program Raskin dan permasalahannya. Hasil monitoring dan evaluasi dibahas secara berjenjang sesuai dengan lingkup dan bobot permasalahannya untuk ditindaklanjuti, serta sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan program.Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi dan pelaporan.

D.4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

Forum Lintas Pelaku (FLP) adalah lembaga independen yang memantau pelaksanaan distribusi raskin. Dengan adanya dukungan dari FLP tersebut maka diharapkan pelaksanaan distribusi raskin akan lebih tepat sasaran dan memenuhi target 6 (enam) Tepat.

D.5 Adanya partisipasi warga masyarakat

Partisipasi warga masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan distribusi raskin dalam rangka mewujudkan target 6

(26)

(enam) Tepat. Masyarakat berperan dalam hal pengawasan dan pelaporan terkait penyimpangan pelaksanaan distribusi raskin. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan raskin, maka Pemerintah Kabupaten Bantul telah menyediakan layanan pengaduan dari masyarakat sehingga masyarakat berani melaporkan kesalahan yang dilakukan oknum dalam penyaluran raskin.

D.6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

Tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat sehingga keberhasilan program raskin tersebut sangat tergantung pada kinerja dari tim pelaksana dan pokmas. Oleh karena itu kinerja tim pelaksana dan pokmas tersebut harus selalu ditingkatkan sehingga dapat mewujudkan target 6 (enam) Tepat yaitu Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Harga dan Tepat Administrasi.

3. Dampak Relatif dan tingkat Kendali Kekuatan Pendorong

Untuk menganalisis dampak relatif dan tingkat kendali kekuatan pendorong (L.8) berdasarkan kekuatan pendorong utama (L.7), dengan memberikan nilai atau bobot terhadap 2 (dua) hal yaitu :

a. Besarnya dampak relatif terhadap pencapaian Tukadek, dianalisis melalui pengukuran dengan skala interval angka 5 (dampak sangat kuat mendorong) sampai angka 1 (dampak sangat kurang mendorong) sebagai berikut:

1) Angka 5 menyatakan dampak sangat kuat mendorong 2) Angka 4 menyatakan dampak kuat mendorong

(27)

3) Angka 3 menyatakan dampak cukup kuat mendorong 4) Angka 2 menyatakan dampak kurang mendorong

5) Angka 1 menyatakan dampak sangat kurang mendorong

b. Besarnya tingkat kendali kekuatan pendorong yang ada di bawah pengaruh, dianalisis melalui pengukuran dengan skala interval angka 5 (seluruhnya di bawah kendali dan atau pengaruh penyusun) sampai angka 1 (sangat kecil di bawah kendali) sebagai berikut:

1) Angka 5 menyatakan seluruhnya di bawah kendali 2) Angka 4 menyatakan sebagian besar di bawah kendali 3) Angka 3 menyatakan sebagian di bawah kendali 4) Angka 2 menyatakan sebagian kecil di bawah kendali

5) Angka 1 menyatakan sebagian sangat kecil di bawah kendali

Adapun analisis Kekuatan Pendorong, Dampak Relatif dan Tingkat Kendali dari kekuatan pendorong (L.8) dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 11) :

Tabel 11.

Kekuatan Pendorong, Dampak Relatif dan Tingkat Kendali Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 8 )

No Kekuatan Pendorong Dampak

Relatif Tingkat Kendali Pihak Lain Yang Berpengaruh

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

5 4 Bupati

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin

dari APBD cukup 3 3 DPRD, TAPD

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan

pelaporan secara periodik 4 3 Bappeda

D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas

Pelaku (FLP) 4 2 FLP

D5 Adanya partisipasi warga

masyarakat 4 3 Masyarakat

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas

(28)

C. Perkiraan Tingkat Kekuatan Relatif Pendorong dan Penghambat

Pada tahapan ini dilaksanakan pembobotan kembali kekuatan-kekuatan yang telah diperoleh dalam rangka menentukan tingkat kekuatan relatif dari kekuatan pendorong dan penghambat. Dalam menetapkan tingkat kekuatan relatif penilaiannya didasarkan atas professional judgement yaitu pertimbangan-pertimbangan profesional yang sejalan dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan oleh profesi yang dianut, termasuk di dalamnya pengetahuan dan dengan membandingkan antara tingkat kekuatan penghambat dengan kemudahan pemecahannya dan tingkat kekuatan pendorong dengan besarnya tingkat kendalinya.

Untuk membobot tingkat kekuatan relatif dari kekuatan pendorong dan penghambat (L.9) dipergunakan pengukuran dengan skala interval mulai dari angka 5 (mewakili kekuatan relatif yang sangat kuat) sampai angka 1 (mewakili kekuatan relatif yang sangat lemah) sebagai berikut:

1. Angka 5 : mewakili tingkat kekuatan relatif sangat kuat 2. Angka 4 : mewakili tingkat kekuatan relatif yang kuat 3. Angka 3 : mewakili tingkat kekuatan relatif cukup kuat 4. Angka 2 : mewakili tingkat kekuatan relatif yang lemah 5. Angka 1 : mewakili tingkat kekuatan relatif sangat lemah

Hasil analisis penilaian tingkat kekuatan relatif dari kekuatan pendorong dan penghambat tersebut (L.9) dapat disajikan sebagai berikut (Tabel. 12) :

(29)

Tabel 12.

Tingkat Kekuatan Relatif Pendorong dan Penghambat

Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 9 )

No Kekuatan Pendorong Tingkat Kekuatan Relatif No Kekuatan Penghambat Tingkat Kekuatan Relatif

D1 Adanya SOP Distribusi

Raskin. 5

H1 Petunjuk teknis distribusi

raskin belum maksimal 3 D2 Dukungan dana distrisbusi

raskin dari APBD cukup 3

H2 Penjadwalan distribusi

raskin kurang maksimal 4 D3 Adanya monitoring,

evaluasi dan pelaporan

secara periodik 4

H3 Sosialisasi distribusi

raskin belum maksimal 4 D4 Adanya dukungan dari

Forum Lintas Pelaku (FLP) 4

H4 Data keluarga penerima

raskin kurang akurat 4

D5 Adanya partisipasi warga

masyarakat 4

H5 Peran pokmas di dusun

kurang optimal 4

D6 Adanya tim pelaksana dan

pokmas distribusi raskin 4

H6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu

3

D. Diagram Medan Kekuatan

Untuk menemukan kekuatan mana yang mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam upaya pencapaian tujuan jangka pendek maka perlu digambarkan besarnya kekuatan-kekuatan penghambat dan kekuatan pendorong tersebut dalam sebuah diagram yang disebut diagram medan kekuatan. Besarnya kekuatan relatif dari masing-masing kekuatan baik kekuatan penghambat maupun kekuatan pendorong digambarkan dengan menggunakan anak panah.

Agar anak panah dalam diagram memperlihatkan setiap kekuatan yang panjangnya berbanding dengan kekuatan relatif yang dimiliki, maka penetapan anak panah tersebut ditempatkan secara selang seling, hal ini dimaksudkan untuk menghindari penafsiran bahwa masing-masing kekuatan saling berhadapan. Untuk dapat mengenali dengan cepat dan untuk memperjelas

(30)

diagram pada masing-masing anak panah ditulis kekuatan relatif yang dimiliki. Panjang anak panah menyesuaikan dengan kekuatan relatif yang dimilikinya.

Nilai skor / angka 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) pada diagram merupakan gambaran nilai tingkat kekuatan. Sedangkan titik 0 pada garis tegak lurus menggambarkan keadaan kinerja saat ini. Diagram medan kekuatan ini dapat menunjukkan tingkat kekuatan relatif dari setiap kekuatan baik pendorong maupun penghambat.

Gambaran diagram medan kekuatan tersebut adalah sebagai berikut (Gambar 1) :

∑D = 24 ∑H = 22

Gambar 1.

Diagram Medan Kekuatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 10 )

Arah Yang Diinginkan

H1 = 3 D1 = 5 H2 = 4 D2 = 3 H3 = 4 D3 = 4 H4 = 4 D4 = 4 H5 = 4 D5 = 4 H6 = 3 D6 = 4 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5

(31)

E. Keterkaitan Antar Kekuatan

Kekuatan penghambat dan pendorong dimungkinkan untuk mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut dapat terjadi antara kekuatan pendorong dengan kekuatan pendorong lainnya, kekuatan pendorong dengan kekuatan penghambat, dan antara kekuatan penghambat dengan kekuatan penghambat lainnya.

Keterkaitan antar kekuatan akan memberikan gambaran terhadap kekuatan organisasi dalam mengantisipasi/menghadapi hambatan-hambatan serta memanfaatkan kekuatan pendorong sehingga eksistensi organisasi dapat dipertahankan dan ditingkatkan agar visi, misi dan tujuan organisasi dapat terwujud.

Dari keterkaitan antara kekuatan tersebut kemudian dapat dicari kekuatan kunci yang selanjutnya dituangkan menjadi ide-ide strategis dan langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan sebagai alternatif untuk menanggulangi dampak negatif atas kekuatan penghambat dengan harapan akan mempunyai dampak positif guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Untuk menilai besar keterkaitan antar kekuatan digunakan nilai pembobotan sebagai berikut:

Angka 5 : menyatakan besar sekali keterkaitannya. Angka 3 : menyatakan besar keterkaitannya. Angka 1 : menyatakan kecil keterkaitannya. Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya.

Gambar keterkaitan antara kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat adalah sebagai berikut ( Gambar 2 ) :

(32)

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin 5

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup 3 1

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik 1 5 1

D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

1 5 3 1

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

5 3 3 3 1

D6

Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

3 1 1 3 1 1

H1

Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal

3 1 3 1 3 1 5

H2

Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

3 3 3 1 3 3 1 1

H3

Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

3 3 1 3 1 3 1 3 3

H4

Data keluarga penerima raskin kurang akurat

5 1 1 1 3 3 1 1 1 3

H5

Peran pokmas di dusun kurang optimal 1 1 1 1 5 3 1 5 1 1 1 H6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu . Jumlah Nilai Keterkaitan 33 29 21 21 27 29 19 27 23 25 21 21 D1 D2 D3 D4 D5 D6 H1 H2 H3 H4 H5 H6 Gambar 2.

Keterkaitan Antar Kekuatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 11 )

F. Kekuatan Kunci Pendorong dan Penghambat 1. Proses Pemilihan Kekuatan Kunci

Dalam proses penentuan kekuatan kunci perlu mempertimbangkan sebagai berikut:

a. Ditentukan oleh tingkat kekuatan relatif pendorong dan penghambat yang lebih besar.

b. Apabila tingkat kekuatan relatif sama, maka dipilih berdasarkan tingkat keterkaitan yang lebih besar.

(33)

c. Apabila tingkat keterkaitan sama besarnya, maka dipilih berdasarkan tingkat kendali kekuatan pendorong dan kemudahan pemecahan kekuatan penghambat yang lebih besar.

d. Apabila tingkat kendali kekuatan pendorong atau kemudahan pemecahan kekuatan penghambat sama besarnya, maka dipilih yang dampaknya lebih besar.

e. Apabila juga masih sama, diserahkan pada pertimbangan sendiri untuk memilih berdasarkan kemampuan yang dimiliki (professional judgement).

Untuk lebih jelasnya mengenai proses pemilihan kekuatan kunci dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 13) :

Tabel 13.

Proses Pemilihan Kekuatan Kunci

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 (L. 12A) No Kekuatan L.5 & l.7 Dampak L.8 & L.6 Kemuda-han Peme-cahan L.6 Tk. Kendali L.8 Tk. Kekuatan Relatif L.9 Tk. Keterkaitan L.11 Prioritas Kekuatan Kunci 1. D1 5 - 4 5 33 I 2. D2 3 - 3 3 29 VI 3. D3 4 - 3 4 21 IV 4. D4 4 - 3 4 21 V 5. D5 4 - 3 4 27 III 6. D6 4 - 3 4 29 II 1. H1 3 3 - 3 19 VI 2. H2 4 2 - 4 27 I 3. H3 3 2 - 4 23 III 4. H4 4 2 - 4 25 II 5. H5 4 2 - 4 21 IV 6. H6 3 3 - 3 21 V

(34)

2. Kekuatan Kunci

Kekuatan kunci pada dasarnya merupakan kekuatan-kekuatan yang besar dampaknya terhadap pencapaian tujuan jangka pendek atau yang mempunyai pengaruh terhadap kemudahan, serta kekuatan pendorong yang ada di bawah kendali. Dengan mempertimbangkan kembali tingkat kekuatan relatif dan keterkaitan, maka dapat ditentukan Kekuatan Kunci (L. 12. B) sebagai berikut (Tabel 14) :

Tabel 14.

Kekuatan Kunci ( L. 12B )

Kode Kekuatan Pendorong Kode Kekuatan Penghambat

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin. H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat D5 Adanya partisipasi warga

masyarakat

H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal.

(35)

35 A. Ide-Ide Strategis

Setelah kekuatan kunci dipilih, langkah berikutnya adalah menentukan strategi dan rencana aksi yang akan dilakukan agar kinerja yang diinginkan dapat tercapai. Strategi merupakan rencana tindakan yang tepat dan dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan pengaruh kekuatan kunci atau keunggulan organisasi agar terarah pada pencapaian kinerja (tujuan) yang telah ditetapkan.

Proses penyusunan strategi dilakukan melalui serangkaian pengembangan visi, misi, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, identifikasi peluang dan kekuatan, dan identifikasi kelemahan dan ancaman, serta menganalisanya guna menentukan kekuatan kunci. Strategi kegiatan ini diarahkan untuk dapat mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat yang ada, serta diharapkan pula dapat memacu kekuatan pendorong.

Rumusan strategi dibuat dalam bentuk pernyataan positif atau kalimat yang bersifat operasional, spesifik dan terarah pada indikator kinerja yang ingin dicapai / ditingkatkan. Ada 2 (dua) strategi utama yang dapat ditetapkan terhadap kekuatan kunci organisasi yaitu :

1. Strategi optimalisasi atau efektifitas terhadap kekuatan kunci pendorong yang diandalkan / diunggulkan.

2. Strategi perubahan atau perbaikan atau eliminasi terhadap kekuatan kunci penghambat.

(36)

Adapun ide-ide strategis pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dalam rangka meningkatkan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 15) :

Tabel 15. Ide-Ide Strategis

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul ( L. 13 )

No Kode Kekuatan Pendorong dan

Penghambat Kunci

Strategi

1. D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

Tingkatkan pelaksanaan distribusi raskin sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

2. D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

Tingkatkan kinerja tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin melalui monitoring dan evaluasi secara periodik

3. D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

Manfaatkan partisipasi warga masyarakat untuk meningkatkan pengawasan distribusi raskin melalui penyediaan layanan pengaduan 4. H2 Penjadwalan distribusi raskin

kurang maksimal

Tingkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin, pelaporan dan pembayaran tepat waktu

5. H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

Tingkatkan akurasi data keluarga penerima raskin melalui

Musyawarah Desa (MUSDES) 6. H3 Sosialisasi distribusi raskin

belum maksimal

Tingkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat

7. H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

Tingkatkan peran pokmas dalam pelaksanaan distribusi raskin melalui pendampingan

(37)

B. Rencana Kegiatan Terkoordinasi

Setelah strategi dan kegiatan-kegiatan diiventarisasi dalam satu format maka langkah selanjutnya menentukan siapa atau unit mana yang akan melaksanakan kegiatan tersebut dan siapa yang akan bertanggung jawab serta menentukan jadwal waktunya.

Untuk Rencana Kegiatan Terkoordinasi (L.14) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 16) :

Tabel 16.

Rencana Kegiatan Terkoordinasi

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 14 ) No Ko de Kekuatan Kunci Pendorong & Penghambat Strategi Langkah Kegiatan Penanggung Jawab Jadwal Waktu (2014) 1 2 3 4 5 6 7 1. D1 Adanya SOP Distribusi Raskin Tingkatkan pelaksanaan distribusi raskin sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan a. Mensosialisasi kan SOP distribusi raskin kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun b. Melaksanakan pengendalian penerapan SOP distribusi raskin secara rutin Kabid Kesejahteraan Sosial Kabid Kesejahteraan Sosial Jan Jan - des 2. D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin Tingkatkan kinerja tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin melalui monitoring dan evaluasi secara periodik a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik b. Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana dan pokmas dalam distribusi raskin Kabid Kesejahteraan Sosial Kabid Kesejahteraan Sosial Jan – des Jan - des

(38)

No Ko de Kekuatan Kunci Pendorong & Penghambat Strategi Langkah Kegiatan Penanggung Jawab Jadwal Waktu (2014) 1 2 3 4 5 6 7 3. D5 Adanya partisipasi warga masyarakat Manfaatkan partisipasi warga masyarakat untuk meningkatkan pengawasan distribusi raskin melalui penyediaan layanan pengaduan a. Menyediakan layanan pengaduan distribusi raskin melalui surat, sms dan telepon b. Menyusun rencana tindak lanjut setiap pengaduan dari masyarakat Kabid Kesejahteraan Sosial Kabid Kesejahteraan Sosial Jan Setiap ada aduan 4. H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal Tingkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin, pelaporan dan pembayaran tepat waktu a. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin b. Mensosialisasi

kan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin c. Memberikan teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa Kabid Kesejahteraan Sosial Kabid Kesejahteraan Sosial Kepala dinas Setiap 3 bulan Jan Jan - des 5. H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat Tingkatkan akurasi data keluarga penerima raskin melalui Musyawarah Desa (MUSDES) a. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin b. Mengupdate data keluarga penerima raskin sesuai berita acara MUSDES Kabid Kesejahteraan Sosial Kabid Kesejahteraan Sosial Setiap 3 bulan Setiap 3 bulan

(39)

No Ko de Kekuatan Kunci Pendorong & Penghambat Strategi Langkah Kegiatan Penanggung Jawab Jadwal Waktu (2014) 1 2 3 4 5 6 7 6. H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal Tingkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat a. Menyusun jadwal sosialisasi program raskin kepada masyarakat b. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat Kasi Bansos Kasi Bansos Mar Mar 7. H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal Tingkatkan peran pokmas dalam pelaksanaan distribusi raskin melalui pendampingan a. Mendata pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin b. Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin Kasi Bansos Kasi Bansos Feb Feb - Mar

(40)

40

PENGATURAN UNTUK PELAKSANAAN

A. Pembentukan Tim Kerja dan Perumusan Peranannya

Agar rencana kerja peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bantul dapat berjalan dengan lancar dan sukses, maka perlu dibentuk tim kerja yang akan melibatkan Bidang Kesejahteraan Sosial pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dan seluruh unit kerja terkait lainnya yang diharapkan akan dapat mendukung pencapaian tujuan jangka pendek tersebut. Pembentukan tim kerja dibuat secara sederhana namun disusun seefektif mungkin. Pembentukan tim kerja ini terdiri dari :

1. Susunan Tim Kerja

2. Tugas dan Peran Tim Kerja 3. Jadwal Tim Kerja

Untuk Susunan Tim Kerja, Tugas dan Peranannya (L. 15) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel 17) :

Tabel 17.

Susunan Tim Kerja, Tugas dan Peranannya Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul (L. 15)

No Jabatan dalam Tim Jabatan dalam Dinas Tugas dan Peranannya 1. Penanggung jawab Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

a. Memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap rencana kerja dan pengoperasian kerja Tim;

b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian terhadap program kerja;

(41)

No Jabatan dalam Tim Jabatan dalam Dinas Tugas dan Peranannya

2. Ketua Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial

a. Memimpin rapat

b. Menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program serta

pertanggungjawaban;

3. Sekretaris Kasi Bansos a. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi;

b. Mengkoordinir pengumpulan data dan laporan;

c. Mengkoordinir penyiapan bahan-bahan pembinaan tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun; d. Menyajikan data perencanaan e. Membuat laporan perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program. 4. Anggota 1). Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial 2). Kasi Bina Sosial 3). Kasubbag Perencanaan 4). Kasubbag Umum

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi atau bidang tugas masing-masing;

b. Menyiapkan bahan perencanaan; c. Menyampaikan laporan

pelaksanaan;

d. Mengusulkan langkah-langkah peningkatan kinerja Tim

pelaksana dan pokmas tingkat dusun; 5. Staf Sekretariat Staf Bidang Kesejahteraan Sosial a. Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan kegiatan; b. Membuat notulensi rapat; c. Menyiapkan dokumentasi

kegiatan;

d. Menyiapkan penjilidan dan pencetakan naskah beserta pendistribusiannya;

e. Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban keuangan.

Jadwal waktu tim kerja selama dua belas bulan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2014 dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal/rencana yang sudah ditentukan. Untuk lebih jelasnya mengenai

(42)

kegiatan peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyusun anggaran kegiatan : Januari – Maret 2014

2. Pelaksanaan program kegiatan : Bulan Januari –Desember 2014 3. Pelaksanaan Monev : Bulan Januari –Desember 2014

B. Perkiraan Kesulitan Dalam Pelaksanaan dan Strategi Menanggulanginya

Dalam pelaksanaan rencana kerja peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial di Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul tentu ada kendala atau kesulitan yang dperkirakan mungkin akan terjadi pada pelaksanannya nanti. Kendala atau kesulitan tersebut harus diiventarisir sehingga dapat dicarikan alternatif penanggulangannya dan untuk mengantisipasi kesulitan tersebut ditempuh melalui strategi yang terbaik.

Perkiraan kesulitan dan strategi menanggulangi (L.16) dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 18) :

Tabel 18.

Perkiraan Kesulitan dan Strategi Menanggulanginya

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 (L. 16)

No Kesulitan Yang Diperkirakan

Terjadi

Strategi Menanggulanginya

1.

2.

Distribusi raskin terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan Tim pelaksana dan pokmas belum terbentuk di seluruh dusun yang ada di Kab. Bantul

a. Koordinasikan dengan Perum BULOG b. Lakukan penjadwalan ulang kegiatan a. Fasilitasi pembentukan Pokmas tingkat

dusun

b. Tingkatkan peran pemerintah desa / dusun dalam distribusi raskin

(43)

C. Musyawarah Hal-Hal Utama Dengan Pihak Terkait

Untuk mengantisipasi atau meminimalisir kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan maka perlu dimusyawarahkan hal-hal utama yang berpotensi sebagai penghambat kelancaran kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan atau persetujuan bersama. Hal-hal utama yang dimusyawarahkan adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan penggunaan tenaga, dana, sarana dan prasarana serta kebijaksanaan lain yang mengikat. Dimungkinkan anggota tim kerja kurang memiliki akses dalam penyediaan sumber daya, oleh karena itu pimpinan harus mampu memberikan kemudahan penyediaan sumber daya yang diperlukan dengan mengkoordinasikan, memusyawarahkan, menyepakati dengan instansi / pejabat yang berwenang.

Untuk Musyawarah Hal - Hal Utama Dengan Instansi Terkait (L.17) sebagai berikut (Tabel. 19) :

Tabel 19.

Musyawarah Hal-Hal Utama Dengan Pihak Terkait

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2014 ( L. 17 )

No Hal-Hal Utama Yang

Dimusyawarahkan Kesepakatan/Kerjasama Dengan Instansi Lain 1. 2. Penjadwalan dan pelaksanaan distribusi raskin di Kabupaten Bantul

Pembentukan Pokmas tingkat dusun

a. Perum BULOG

b. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten c. Kecamatan

d. Desa / Dusun

e. Tim Pelaksana / Pokmas

a. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten b. Kecamatan

c. Desa / Dusun

D. Tata Urutan Program Kegiatan

Agar terwujud sinkronisasi program kegiatan maka ditempuh melalui penataan program-program kegiatan sehingga program kegiatan

(44)

merupakan kegiatan berurutan sesuai dengan skala prioritasnya dengan menetapkan juga kapan kegiatan itu dimulai serta berakhirnya.

Untuk Tata Urutan Program Kegiatan (L. 18) dapat dijelaskan sebagai berikut ( Tabel. 20):

Tabel 20.

Tata Urutan Program Kegiatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 18 )

No Langkah Kegiatan Jadwal Waktu ( 2014 )

Mulai Berakhir

1. Mensosialisasikan SOP distribusi raskin kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun

Januari Januari 2. Menyediakan layanan pengaduan distribusi

raskin melalui surat, sms dan telepon

Januari Januari 3. Mensosialisasikan batas waktu pelaporan

pelaksanaan distribusi raskin

Januari Januari 4. Melaksanakan pengendalian penerapan SOP

distribusi raskin secara rutin

Januari Desember 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

distribusi raskin secara periodik

Januari Desember 6. Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana

dan pokmas dalam distribusi raskin

Januari Desember 7. Menyusun rencana tindak lanjut setiap

pengaduan dari masyarakat

Januari Desember 8. Memberikan teguran terhadap keterlambatan

pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa

Januari Desember 9. Mendata pokmas tingkat dusun dalam distribusi

raskin

Februari Februari 10. Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat

dusun dalam distribusi raskin

Februari Maret 11. Menyusun jadwal sosialisasi program raskin

kepada masyarakat

Maret Maret

12. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat

Maret Maret

13. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin

Maret Desember 14. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan

RTS-PM raskin

Maret Desember 15. Mengupdate data keluarga penerima raskin

sesuai berita acara MUSDES

Maret Desember

16. Melakukan monitoring Januari Desember

17. Melakukan evaluasi Januari Desember

(45)

E. Jadwal Peninjauan Kembali Untuk Perbaikan

Untuk mengetahui apakah rencana kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu disusun jadwal peninjauan kembali. Jadwal Peninjauan Kembali (L.19) dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 21) :

Tabel 21.

Jadwal Peninjauan Kembali

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2014 ( L. 19 )

No Kegiatan Evaluasi Waktu Pelaksanaan ( 2014 )

1. 2. 3. 4. Evaluasi I Evaluasi II Evaluasi III Evaluasi IV Akhir Maret 2014 Akhir Juni 2014 Akhir September 2014 Akhir Desember 2014

F. Bagan Jadwal Kegiatan

Bagan jadwal kegiatan merupakan alat kontrol untuk mengetahui kemajuan dari suatu kegiatan yang menggambarkan jadwal dalam bagan secara jelas, sederhana dan memuat antara lain kapan sesuatu kegiatan dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk Bagan Jadwal Kegiatan (L.20) dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel . 22) :

(46)

Tabel 22.

Bagan Jadwal Kegiatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 20 )

No Program Kegiatan Tahun 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Mensosialisasikan SOP distribusi raskin

kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun

2 Menyediakan layanan pengaduan distribusi

raskin melalui surat, sms dan telepon

3 Mensosialisasikan batas waktu pelaporan

pelaksanaan distribusi raskin

4 Melaksanakan pengendalian penerapan SOP

distribusi raskin secara rutin

5 Melaksanakan monitoring dan evaluasi

distribusi raskin secara periodik

6 Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana

dan pokmas dalam distribusi raskin

7 Menyusun rencana tindak lanjut setiap

pengaduan dari masyarakat

8 Memberikan teguran terhadap keterlambatan

pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa

9 Mendata pokmas tingkat dusun dalam

distribusi raskin

10 Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat

dusun dalam distribusi raskin

11 Menyusun jadwal sosialisasi program raskin

kepada masyarakat

12 Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin

kepada masyarakat

13 Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait

dalam penjadwalan distribusi raskin

14 Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES

penentuan RTS-PM raskin

15 Mengupdate data keluarga penerima raskin

sesuai berita acara MUSDES

16 Melakukan monitoring

17 Melakukan evaluasi

(47)

47 A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari Bab I sampai Bab V dalam upaya peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja tim pelaksana dan Pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

di Kabupaten Bantul masih belum optimal, hal ini terlihat dari masih belum tercapainya target 6 (enam) Tepat yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat harga dan tepat administrasi. 2. Untuk meningkatkan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin

tingkat dusun terdapat 3 (tiga) kekuatan kunci pendorong utama kinerja yaitu :

a. Adanya SOP Distribusi Raskin.

b. Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin. c. Adanya partisipasi warga masyarakat

3. Sedangkan kekuatan kunci penghambat utama dalam upaya peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun yaitu :

a. Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal. b. Data keluarga penerima raskin kurang akurat. c. Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal. d. Peran pokmas di dusun kurang optimal.

(48)

B. Rekomendasi

Dari hasil kesimpulan tersebut di atas maka dalam upaya peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik. 2. Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi

raskin.

3. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat.

4. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin agar data penerima raskin lebih tepat sasaran.

5. Meningkatkan pembentukan Pokmas tingkat dusun di seluruh dusun di Kabupaten Bantul agar distribusi raskin lebih optimal.

6. Mensosialisasikan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin dan memberikan teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Adiwidjoyo dan Napitupulu P, 2008, Kertas Kerja Perseorangan ( KKP ), Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2010, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015, Bantul.

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2012, Bantul.

Sianipar JPG dan Entang HM, 2008 Teknik-Teknik Analisis Manajemen, Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Sudirman dan Wijanarko. T, 2008, AKIP dan Pengukuran Kinerja, Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Peraturan-Peraturan :

Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7/KEP/2013 tentang Penetapan Pagu Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 12 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul

Peraturan Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program

Gambar

diagram pada  masing-masing anak  panah  ditulis  kekuatan relatif  yang  dimiliki.  Panjang anak panah menyesuaikan dengan kekuatan relatif yang dimilikinya
Tabel 15.  Ide-Ide Strategis

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kepada Wajib Pajak badan dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5)

(2) Dalam hasil penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memenuhi persyaratan pengajuan berpredikat WBBM, maka SKPD diusulkan kepada Bupati untuk

Pengaruh Perlakuan Zeolit Alam Memperhatikan konsentrasi logam besi hasil proses adsorpsi dengan zeolit alam yang tidak diaktivasi dan penyerapan oleh ad- sorben

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang rekrutmen, pendidikan dan pelatihan yang pada penelitian ini berpengaruh terhadap produktivitas

Forfatteren konkluderer med; ”(...) her finnes det imidlertid ingen systematisk kunnskap i dag, og temaet fortjener oppfølgning i fremtidig forskning” (s. I tillegg til

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada perbedaan minat kewirausahaan antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran VCT dan siswa yang belajar menggunakan model

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Suspek Tb Paru yang terdiri dari umur, pendidikan, pendapatan, status

Pelaksanaan kegiatan Evaluasi hasil kegiatan Penyusunan Laporan Kegiatan 64 Penyediaan Sarana Sekolah bagi Siswa.