BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki peran yang cukup strategis disamping sebagai hamba Allah SWT yang mengabdi diri kepada sang khalik, manusia juga diperintahkan menggunakan potensi yang ada dalam dirinya sebagai khalifah untuk melakukan tugas kemanusiaan berupa menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar.
Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk lainnya yang menempati alam semesta ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak
akan menjadi manusia tanpa melalui proses pendidikan.1
Nana Sudjana mengatakan bahwa: Pendidikan itu adalah usaha sadar memanusiakan manusia, proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual,
sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabat manusia.2
Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi.3
1Sasmi Nelwati, Dasar-dasar pendidikan ( Padang: IAIN IB Press, 2006),h.15, cet.1
2Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,( Bandung: Sinar Baru
Elgasindo,2004),h.2 3
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,( Jakarta: Kalam Mulia,2009),h.83
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting disampaikan kepada setiap manusia untuk menuntutnya supaya mengetahui berbagai ilmu pengetahuan agar terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan.
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Sejak kelahirannya kedunia anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan aktivitas sosial dimasyarakat tempat mereka berada. Suatu kenyataan anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal disekolah.
Menurut Hasan Basri dalam bukunya landasan pendidikan, mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.4
Menurut peraturan pemerintah Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.5
Pendidikan Agama Islam merupakan pondasi yang sangat mendasar dan mempunyai peranan yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan bangsa Indonesia khususnya bagi umat Islam, pada pedidikan formal terkhusus pada mata pelajaran PAI, merupakan mata pelajaran pokok dalam syariat, karena dalam hidup apapun yang dikerjakan tetap bertolak
kepada syariat Islam. Untuk mempelajari syariat maka diperlukan PAI.
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini, penulis mengadakan pra survey pada tanggal 9 Januari 2017 tentang hasil belajar PAI pada siswa kelas X IPA di SMAN 5 Padang tahun ajaran 2016//2017. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 5 Padang, dapat dilihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas X IPA tahun ajaran 2016/2017, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
Persentase Ketuntasan Nilai Ujian Semester 1 Kelas X IPA SMAN 5 Padang Tahun Ajaran 2016/2017
Kelas Jumlah Siwa Ketuntasan Jumlah Tuntas ( % ) Jumlah Tidak Tuntas ( % ) X MIPA 1 30 15 50% 15 50%
X MIPA 2 30 15 50% 15 50%
X MIPA3 32 11 28,75% 26 71,25%
X MIPA 4 30 10 50% 24 50%
X MIPA 5 34 10 30% 24 70,%
X MIPA 6 34 10 30% 34 70%
Sumber: Guru PAI kelas X SMAN 5 Padang
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa siswa kelas X IPA di SMAN 5 Padang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberikan oleh guru bidang studi PAI, yaitu: 75.
Berdasarkan beberapa kali observasi yang penulis lakukan, pada tanggal 9 dan 10 Januari 2017 di Kelas X IPA SMAN 5 Padang, ditemukan beberapa aktivitas antara lain:
1. Guru dalam menerangkan materi masih memakai metode ceramah dan
menggunakan metode tanya jawab.
2. Siswa tidak bisa mengembangkan pola pikir nya, dan hanya menerima
informasi dari Guru saja.
3. Sebagian besar siswa ada keluar masuk saat jam pelajaran, berbicara
dengan teman sebangkunya bahkan ada yang tertidur.
4. Siswa cenderung belajar individu, malas mmbaca, dan tidak bersemangat
dalam belajar.
Dilihat dari permasalahan yang terjadi, pendidik harus menentukan metode, tekhnik, dan cara serta alat yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga materi yang diajarkan sampai pada peserta didik dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Diantara hal yang menentukan keberhasilan peserta didik dalam mengajar adalah pemilihan dan penggunaan metode yang tepat yang dapat mengaktifkan peserta didik. Sebagai alternatif perbaikan dari berbagai permasalahan di atas, maka Penulis menerapkan
pembelajaran dengan memakai metode pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar.
Salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat diterapkan adalah
metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz. Menurut Hisyam Zaini, metode tim
kuiz merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang
membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.6 Dalam pembelajaran tim kuiz
ini, siswa dituntut untuk bekerjasama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau membuat siswa takut. Pembelajaran ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, maksudnya guru tersebut terlebih dahulu menyampaikan materi yang akan dikuiskan nantinya, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi pelajaran tersebut. Mereka mendiskusikan materi, saling memberi arahan, dan membuat pertanyaan. Setelah itu, diadakan suatu pertandingan akademis yaitu kuiz tim, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa
6 Hisyam Zaini, et.all, Strategi Pembelajaran Aktif,(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai
yang tinggi dalam pertandingan.7
Permasalahan inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
melakukan penelitian ini. Karena penulis menduga akan ada perbedaan hasil
belajar Metode pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuiz dengan Metode
Konvensional pada Mata Pelajaran PAI Siswa SMAN 5 Padang.
Berdasarkan persoalan di atas penulis ingin meneliti secara ilmiah permasalahan tersebut dalam bentuk sebuah skripsi yang berjudul:
“Perbedaan Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Antara Metode Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuiz dengan Metode Konvensional di Kelas X SMAN 5 Padang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan
hasil belajar menggunakan metode pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz dengan
hasil belajar menggunakan metode Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang”.
C. Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi diri untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam bentuk batasan masalah yang menjadi fokus perhatian dan penelitian ini. Adapun batasan masalah yang penulis maksudkan adalah :
7Ibid., h. 32
1. Bagaimanakah gambaran pre test hasil belajar menggunakan
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI kelas X di
SMAN 5 Padang?
2. Bagaimanakah gambaran pre test hasil belajar menggunakan metode
Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang?
3. Bagaimanakah gambaran post test hasil belajar menggunakan
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI kelas X di
SMAN 5 Padang?
4. Bagaimanakah gambaran post test hasil belajar menggunakan metode
Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang?
5. Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz dengan hasil belajar menggunakan
metode Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang?
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran pre test hasil belajar menggunakan
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI kelas X di
SMAN 5 Padang
2. Untuk mengetahui gambaran pre test hasil belajar menggunakan metode
Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang
3. Untuk mengetahui gambaran post test hasil belajar menggunakan
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI kelas X di
4. Untuk mengetahui gambaran post test hasil belajar menggunakan metode Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang
5. Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz dengan hasil belajar menggunakan
metode Konvensional pada mata pelajaran PAI kelas X di SMAN 5 Padang.
E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa dengan
menerapkan antara metode pembelajaran atif tipe tim kuiz dengan metode
konvensional.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Sebagai bekal pengetahuan bagi penulis yang nantinya bisa diterapkan di
tempat bertugas.
2. Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi guru PAI dalam memilih
metode yang tepat pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam guna meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.
3. Sebagai syarat penyelesaian program S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam
F. Defenisi Operasional
Agar tidak menimbulkan keraguan dalam memahami judul di atas, maka perlu penulis jelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan.
1. Metode pembelajaran aktif Tipe Tim Kuiz merupakan salah satu metode
pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis Siswa dengan berbentuk kuiz cerdas cermat dengan melempar jawaban dari kelompok satu kekelompok yang lain.
2. Metode Konvensional adalah metode mengajar yang lazim dipakai oleh
Guru atau sering disebut metode tradisional, yang mana Guru memakai metode ceramah dan metode tanya jawab.
3. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dimaksud di sini adalah hasil belajar pada mata pembelajaran PAI di SMAN 5 Padang.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu :
1. Bab I Pendahuluan, yang merupakan awal untuk penulian skripsi dan
merupakan pengantar ke pembahasan berikutnya, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Kerangka Teoritis, yang terdiri dari Pengertian Belajar Aktif (
Active Learning ), Pengertian metode pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz,
Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz,
Metode Konvensional, Metode Ceramah, Metode Tanya jawab, Pengertian Hasil Belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Tipe-tipe Hasil Belajar, dan Pembelajaran Agama Islam.
3. Bab III Metodologi Penelitian, yang terdiri dari Metode penelitian,
populasi, sampel, variabel, instrumen penelitian, tekhnik uji instrumen, tekhnik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari gambaran pre test hasil belajar
metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz, gambaran pre test hasil belajar
metode konvensional, gambaran post test hasil belajar metode
pembelajaran aktif tipe tim kuiz, gambaran post test hasil belajar metode
konvensional, dan perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran
aktif tipe tim kuiz dengan metode konvensional.