• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK-BENTUK DIGITAL SIGNATURE YANG SAH DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK-BENTUK DIGITAL SIGNATURE YANG SAH DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK-BENTUK

DIGITAL SIGNATURE

YANG SAH

DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

Oleh:

I Wayan Ariadi1

Abstract

Information technology has become one of Indonesian law’s issues because

of the security in information systems that influence the course of electronic

transactions, so that it is necessary to put signatures on electronic transactions to ensure validity just like some paper basis transactions. The purpose of this study was to determine the forms of digital signatures in any electronic transactions are legitimate. This journal writing is done by using normative method. Signature that can guarantee an electronic transaction so that it can become legal evidence is an electronic or digital signature, forms of electronic signatures is password; scanned signatures or typed names; ok button or the

accept button; biometric; and the use of other electronic signature of a

message-based encryption (digital signature ).

Keywords: Information Technology, Electronic Transactions, Signature

Abstrak

Teknolog nformatka menjad salah satu su hukum d Indonesa karena keamanan sstem nformas mempengaruh jalannya transaks elektronk, sehngga perlu untuk menempatkan tanda tangan pada transaks elektronk unutk memastkan valdtas sepert beberapa transaks secara kertas. Tujuan dar peneletan n adalah untuk menentukan bentuk tanda tangan dgtal dalam transaks elektronk adalah sah. Peneltan jurnal n dlakukan dengan menggunakan metode normatf. Tanda tangan yang dapat menjamn transaks elektronk sehngga bas menjad bukt hukum adalah tanda tangan elektronk atau dgtal, bentuk tanda tangan elektronk adalah password; scan tanda tangan atau dketk naman; tombol ok atau tombol menerma; bometrk; dan penggunaan tanda tangan elektronk lannya dar enkrps berbass pesan (tanda tangan dgtal)

Kata Kunc : Teknolog Informas, Transaks Elektronk, Sgnature.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transaks elektronk akan menyebabkan seseorang memasuk duna maya yang bersfat abstrak, unversal, serta lepas dar keadaan

tempat dan waktu melalu meda elektronk.2 Keberadaan metode atau sstem autentkas dar suatu nformas elektronk yang dsampakan dalam suatu transaks elektronk menjad kunc legaltasnya suatu transaks 1 Mahasswa Magster Ilmu Hukum Unverstas Udayana, Denpasar, Bal. Alamat Jl. Hayam Wuruk

Nomor. 66 Denpasar, e-mal: aryadputra_ajus@yahoo.com

2 Maram Darus Badrulzaman, 2001, Mendambakan Kelahiran Hukum Saiber (Cyber Law) di Indonesia,

(2)

elektronk. Lazmnya, tanda tangan merupakan metode konvensonal dalam menentukan sahnya suatu nformas yang dgunakan dengan berbasskan kertas. Secara hukum, keberadaaan tanda tangan tersebut akan dgunakan sebaga bukt yang sah dar kebenaran atas nformas tersebut, sehngga setap penggunaan tanda tangan berart merepresentaskan adanya suatu keautentkan dan orgnaltas dar suatu dokumen atau nformas, tdak hanya transaks yang berbass kertas namun juga elektronk.

Teknolog nformas saat n telah menjad persoalan hukum dkarenakan perhal pengamanan dalam sstem nformas tu sendr mash perlu dpertanyakan. Tanpa pengamanan yang ketat dan canggh, perkembangan teknolog nformas d Indonesa tdak akan dapat memberkan manfaat yang maksmal bag masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraan latar belakang datas, maka penuls merumuskan permasalahan sebaga berkut :

1. Bagamanakah Pengaturan Tran-saks Elektronk d Indonesa? 2. Bagamanakah bentuk tanda

tangan yang sah dgunakan dalam transaks elektronk d ndonesa ?

1.3. Tujuan Penelitian

Peneltan n secara umum bertujuan untuk memaham dan menganalsa pengaturan transaks

secara elektronk d Indonesa seluruh masyarakat Indonesa dapat melakukan transaks elektronk secara aman dan bertanggungjawab. Sedangkan yang menjad tujuan khusus adalah :

1. Untuk mengkaj dan menganalsa pengaturan transaks elektronk d Indonesa.

2. Untuk menganalsa dan mensstematsas bentuk-bentuk tanda tangan dalam transaks elektronk sebaga suatu alat bukt yang sah.

II. METODE PENELITIAN

Metode peneltan yang dgunakan dalam penulsan n adalah metode peneltan hukum normatf (analss normatf) karena mempergunakan bahan-bahan kepustakaan sebaga sumber data peneltan.3 Oleh karena jurnal n merupakan peneltan hukum normatf, maka data dperoleh melalu data yang telah dtelt dan dkumpulkan oleh phak lan yang berkatan dengan permasalahan peneltan.4

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Informasi dan Transaksi

Elektronik di Indonesia dari Sudut Pandang Lapisan Ilmu Hukum.

Globalsas nformas beserta dampaknya telah menempatkan 3 Amruddn dan Zanal Askn, 2004, Pengantar

Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hlm. 166.

4 Bambang Sunggono, 2010, Metodologi

Penelitian Hukum, Rajawal Pers, Jakarta, hlm. 86.

(3)

Indonesa sebaga suatu bagan dar masyarakat nformas duna, sehngga mengharuskan dbentuknya pengaturan mengena pengelolaan Informas dan Transaks Elektronk. Urgens pengaturan nformas dan transaks

elektronik berpijak pada refleksi

terhadap kebutuhan praktk yang terjad

di era globalisasi. Refleksi terhadap

sebuah perstwa hukum bukanlah semata-mata berada pada ranah yurds emprs, melankan menekankan pada alasan-alasan mengapa hukum atau peraturan mengena nformas dan transaks elektronk tersebut harus dbentuk yang dperkuat dengan landasan filosofis, yuridis, dan

sosologs. Kajan mengena Flsafat

merefleksi merupakan Dalil Filsafat

Hukum (Meuwssen) yang berpjak

pada refleksi terhadap masalah dan

persoalan dalam kehdupan masyarakat yang termasuk dalam bdang hukum, dalam hal n terkat dengan pengaturan nformas dan transaks elektronk yang memusatkan perhatannya khusus pada gejala hukum, dan ttk akhrnya menghaslkan sebuah pengaturan yang memlk legaltas.

Flsafat merupakan suatu tndakan berpkr secara cermat dan hat-hat terhadap suaru gejala yang terjad d masyarakat. Mempelajar

filsafat sama halnya dengan mencari

hakkat atau landasan dar gejala-gejala yang lebh dalam serta cr khasnya. Yang terpentng adalah setap dall

filsafat harus dibuat dan dipahami

secara rasonal (terargumentaskan). Flsafat bukanlah kepercayaan atau

dogmatka. Kepercayaan adalah menerma begtu saja suatu pendran atas dasar kewbawaan seseorang,

sedangkan filsafat tidak demikian dan

harus berdasarkan pada argumentas rasonal. Berdasarkan argumentas yang rasonal, mengartkan bahwa

penalaran-penalaran filsafat harus sah

secara logka serta dalam pemlhan prems maupun kesmpulan harus selalu terbuka bag suatu bantahan rasonal dalam dalog ntersubyektf yang mana kebenaran dapat dan harus dtemukan. Hal n berart bahwa

filsafat tidak bersifat dogmatika (kaku

atau ketadaan tolerans).5

Terdapat tga tataran abstraks

refleksi teoretikal atas gejala hukum,

yakn lmu hukum, teor hukum,

dan filsafat hukum. Filsafat hukum

berada pada tataran tertngg dan meresap semua bentuk pengembanan hukum teortkal dan pengembanan hukumpraktkal. Dalam menganalss pengaturan mengena pengaturan nformas dan transaks elektronk d Indonesa pada tngkatan tertngg lapsan lmu hukum dengan berpjak

pada kajian-kajian filslafat untuk

menemukan hakkat kebenaran dan keadlan yang dntegraskan pada nla-nla dasar peraturan antara lan nla keadlan, kepastan, dan kemanfaatan. Nla-nla tersebut akan dformulaskan dalam tatanan kelmuan yang lebh konkrt yakn 5 Aref Sdahrta, 2007, Meuwissen, tentang

Pengembangan Hukum, Ilmu hukum, teori hukum, Filsafat Hukum, Refika Aditama,

(4)

8 Gagah Sujadmko, 2011, Pengaturan dana

Alokasi Khusus Dalam Hubungan keuangan

Pusat Dan Daerah, (Tess) Program Stud Magster (S2) Ilmu Hukum Pascarjana Unverstas Udayana, Denpasar, hlm. 91.

dalam ranah dogmatka hukum yang terumuskan dalam pasal-pasal hukum postf nformas dan transaks elektronk d Indonesa. Dar sudut pandang lmu perundang-undangan, sebuah peraturan perundang-undangan yang bak sendr haruslah dbuat berdasarkan tga asas, yatu asas

yuridis, sosiologis dan filosofis.6 Hal n berart bahwa logka

tradisional dari cara berpikir positifistik

yang menempatkan lembaga yang berwenang sebaga subyek hukum dan anggota masyarakat manusa hanya sebaga objek hukum, tdak dapat dgunakan lag. Cara berpkr tersebut harus dlengkap dengan cara berpkr yang lebh maju, sepert cara berpkr utltaran, ant utltaran, dan pragmats. Cara berpkr utltaran mengharuskan hukum memlk fungs untuk merah kesejahteraan tertngg bag jumlah terbesar masyarakat. Cara berpkr ant-utltaran mengharuskan kesembangan antara hak masyarakat banyak dengan hak kelompok mnortas dalam masyarakat tersebut.

Analss mengena nla-nla keadlan menurut Arstotles menyatakan bahwa keadlan adalah kebajkan yang berkatan dengan hubungan antar manusa.7 Keadlan sosal sudah merupakan sebuah wacana dan program untuk memajukan penddkan hukum.

Pembentukan peraturan nformas dan transaks elektronk adalah salah satu langkah untuk membuat penddkan hukum mendekatkan dr dengan keadlan sosal. Keadlan sosal lebh menekankan kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat (needs), dbandngkan dengan kengnan masyarakat (wants of the society. Keadlan sosal lebh dekat dengan makna keadlan komutatf, keadlan atas dasar persamaan (equity) tanpa melhat jasa seseorang, bahkan juga tdak melhat status sosal, ekonom dan poltk seseorang. Peraturan Perundang undangan yang bak mutlak menjunjung tngg prnsp keadlan. Dalam metodolog pembentukan hukum sekarang n, teknk perundang-undangan menempat poss sentral. Sebab suatu teknk perundang-undangan yang bak seharusnya mampu mencegah banyak masalah-masalah nterpretas.8

Pada ntnya secara substansal

antara filsafat hukum, ilmu hukum, dan

teor hukum tu salng berkatan tetap juga berbeda. Flsafat hukum memlk ruang lngkup lebh luas karena d

dalam filsafat hukum memuat teori

hukum, tujuan hukum, dan manfaat hukum. Sedangkan teor hukum hanya bersfat memberkan penjelasan tentang sebuah fenomena hukum atau fakta hukum. Ruang lngkupnya lebh sempt dan tdak terlalu mendasar. 6 Sudkno Mertokusumo, 2007, Mengenal

Hukum (Suatu Pengantar), Cetakan ke- 3, Lberty, Yogjakarta, hlm. 8.

7 Darj Darmodharjo & Shdarta, 2006,

Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Grameda Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 156.

(5)

Sedangkan lmu hukum member penekanan pada substans (s) yang bentuknya normat dar hukum sebaga hasl mplementas dar aspeknya yang tekns prosedural.9

Dalam pengembanan hukum teortkal, lmu hukum dogmatk yang palng relevan untuk pembentukan hukum dan penemuan hukum. Dmana lmu hukum dogmatk n mengarahkan kta pada kegatan memaparkan, menganalss, mensstematsas dan mengnterpretas hukum postf yang berlaku. Sedangkan untuk pengembangan hukum praktkal Teor hukum yang memlk tugas untuk mempelajar makna dan struktur dar pembentukan hukum dan penemuan

hukum. Untuk filsafat hukum, tugasnya adalah merefleksi semua

masalah fundamental yang berkatan dengan hukum, tdak hanya hakkat dan metode dar lmu hukum tetap

juga mengkritik pengaruh dari filsafat

lmu modern pada teor hukum. Flsafat hukum bergerak lebh jauh

dan merefleksi persoalan keadilan,

yang bag teor hukum merupakan pertanyaan yang tdak relevan.

Hukum merupakan suatu kadah yang bertujuan untuk memenuh kebutuhan dasar manusa pada segala tngkatan yang bertujuan untuk mencapa kedamaan dalam masyarakat. Pada tatanan dogmatka hukum, Undang-Undang Republk Indonesa nomor 11 tahun 2008 tentang Informas dan Transaks Elektronk (selanjutnya dsebut dengan UU ITE)

adalah jawaban terhadap pembangunan teknolog nformas d Indonesa.

Berdasarkan Pasal 1 UU ITE, pengertan transaks elektronk adalah perbuatan hukum yang dlakukan dengan menggunakan Komputer, jarngan Komputer, dan/atau meda elektronk lannya. Transaks elektronk berkatan dengan sstem pembayaran yatu menyangkut tata cara pembayaran barang ataupun jasa yang akan dbel yang dapat dlakukan secara tuna maupun kredt. Sedangkan alat pembayaran yang dplh dapat berbentuk tuna (uang kartal) maupun non-tuna (uang gral).

3.2. Bentuk-Bentuk Tanda Tangan yang Sah Digunakan dalam Transaksi Elektronik di Indonesia

Perkembangan pentng sebaga akbat dar kemajuan teknolog nformas khususnya nternet adalah semakn menngkatnya transaks dagang yang mengunakan fasltas n. Transaks dagang tdak lag dlakukan secara tradsonal, tdak lag terbatas oleh wlayah, dan dlakukan tanpa melalu dokumen tertuls (scriptless). Transaks dewasa n dapat terjad pada saat bersama tanpa harus bertemu dan dlakukan secara cepat.10 Dengan perdagangan lewat nternet, berkembang pula sstem bsns vrtual, sepert virtual store dan

virtual company, dmana pelaku bsns 10 Huala Adolf, 2006, Dasar-dasar Hukum

Kontrak Internasional, Refika Aditama, 2006,

hlm. 39.

(6)

12 Edmon Makarm, 2011, Notaris dan Tanda

Tangan Elektronik, Cet. I, PT. Rajawal

Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 44. menjalankan bsns dan perdagangan

melalu meda nternet dan tdak lag mengandalkan bass perusahaan yang konvensonal nyata.11

Dalam Burgerlijk Wetboek (yang telah dterjemahkan menjad Ktab Undang-Undang Hukum Perdata), terdapat adanya suatu pengakuan terhadap surat yang bertandatangan, sedangkan surat yang tdak bertandatangan tdak daku karena tdak dapat dketahu sapa pemlknya. Surat yang telah bertandatangan dbuat untuk dpaka sebaga alat bukt dan nantnya dpergunakan untuk keperluan suatu transaks.

Pasal 11 UU ITE telah menegaskan bahwa transaks elektronk yang dtuangkan dalam kontrak elektronk mengkat para phak yang menmbulkan hak dan kewajban bag masng-masng phak, asalkan dtandatangan secara elektronk oleh para phak sesua dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Maka dapat dtark suatu pernyataan bahwa seluruh transaks elektronk dengan tanda tangan elektronk dapat danggap sebaga akta, bahkan kekuatan pembuktannya sama sepert akta. Berdasarkan Pasal 1 angka 12 UU ITE dsebutkan bahwa “Tanda Tangan Elektronk adalah tanda tangan yang terdr atas Informas Elektronk yang dlekatkan, terasosas atau terkat dengan Informas Elektronk lannya

yang digunakan sebagai alat verifikasi

dan autentkas.”

Mengena bentuk tanda tangan elektronk, terdapat beberapa mode

teknolog terhadap bentuk-bentuk dar suatu Tanda Tangan Elektronk (digital signature), yakn:

1. Penggunaan kata kunc

(password) ataupun

kombnasnya (hybrid methods); 2. Tanda tangan yang dpnda

secara elektronk (scanned signature) atau pengetkan nama pada suatu nformas (typed names);

3. Penggunaan fitur tombol

tanda persetujuan atau tanda penermaan secara elektronk (ok button atau accept button) yang dtunjang dengan saluran komunkas yang aman (secured socket layer);

4. Penggunaan tanda yang unk pada anggota badan (biometric); 5. Penggunaan Tanda Tangan

Elektronk yang berbasskan enkrps suatu pesan (digital signature).12

Selanjutnya, pada Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerntah Republk Indonesa nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sstem dan Transaks Elektronk (selanjutnya dsebut PP 82/2012), dsebutkan bahwa Tanda Tangan Elektronk adalah tanda tangan yang terdr atas Informas Elektronk yang dlekatkan, terasosas atau terkat 11 Asrl Stompul, 2004, Perdagangan Elektronik,

Cetakan ke IX, Ctra Adtya Bakt, Bandung, hlm.4.

(7)

dengan Informas Elektronk lannya

yang digunakan sebagai alat verifikasi

dan autentkas. Tanda Tangan Elektronk memlk karakterstk atau sfat yatu:

1. Autentk, dapat djadkan alat bukt d pengadlan (sempurna); 2. Hanya sah untuk dokumen atau

pesan tu saja atau copynya. Dokumen berubah satu ttk saja, tanda tangan jad invalid;

3. Dapat dperksa dengan mudah oleh sapapun, bahkan oleh orang yang belum pernah bertemu

(dengan sertifikat elektronik

tentunya).

Ketentuan-ketentuan lan yang mengatur mengena proses penandatangan pada transaks elektronk yang terkat dengan penggunaan Tanda Tangan Elektronk dalam transaks tersebut telah datur dalam Pasal 52 – 58 PP 82/2012 dmana:

1. Pada Pasal 52 dan Pasal 53 PP 82/2012 menjelaskan mengena penjelasan umum tentang tanda tangan elektronk.

2. Pada Pasal 54 PP 82/2012 mengatur mengena jens-jens tanda tangan elektronk yang terbag menjad tanda tangan

elektronik tersertifikasi dan

tanda tangan elektronk tdak

tersertifikasi.

3. Pada Pasal 55 PP 82/2012 mengatur mengena data pembuatan tanda tangan elektronk.

Pada Pasal 56 PP 82/2012 mengatur mengena proses penandatanganan dalam transaks elektronk.

IV. PENUTUP 4.1. Simpulan

1. Dalam melakukan suatu transaks elektronk dperlukan sesuatu yang berlaku selayaknya tanda tangan pada transaks yang berbass kertas yatu yang dalam UU ITE dsebut tanda tangan elektronk.

2. Bentuk- bentuk dar tanda tangan elektronk tersebut adalah dapat berupa penggunaan kata kunc (password) ataupun kombnasnya (hybrid methods); tanda tangan yang dpnda secara elektronk (scanned signature) atau pengetkan nama pada suatu nformas (typed names); penggunaan fitur tombol

tanda persetujuan atau tanda penermaan secara elektronk (ok button atau accept button) yang dtunjang dengan saluran komunkas yang aman (secured socket layer); penggunaan tanda yang unk pada anggota badan (biometric); penggunaan tanda tangan elektronk yang berbasskan enkrps suatu pesan (digital signature).

4.2. Saran

1. Pengaturan transaks elektronk harus datur dalam aturan yang

(8)

bersfat tekns karena sesua dengan kebutuhan praktk yang semakn berkembang d jaman globalsas sehngga kekosongan hukum terkat dengan transaks elektronk tdak terjad.

2. Klasifikasi bentuk bentuk tanda

tangan elektronk wajb datur dalam peraturan perundangan-undangan yang lebh konkrt karena pengaturan yang saat n mengakomodr bentuk-bentuk tanda tangan elektronk mash bersfat umum dan tdak mengkhusus.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Adolf, Huala, 2006, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional,

Refika Aditama.

Amruddn dan Askn, Zanal 2004,

Pengantar Metode Penelitian

Hukum, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Darmodharjo, Darj, & Shdarta, 2006, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Grameda Pustaka Utama, Jakarta.

Darus Badrulzaman, Maram, 2001, Mendambakan Kelahiran Hukum

Saiber (Cyber Law) di Indonesia, Purna Bhakt, Medan.

Edmon, 2011, Notaris dan Tanda

Tangan Elektronik, Cet. I, PT.

Rajawali Grafindo Persada,

Jakarta.

Aref Sdharta, 2007, Meuwissen,

tentang Pengembangan Hukum,

Ilmu hukum, teori hukum,

Filsafat Hukum, Refika Aditama,

Bandung

Stompul, Asrl, 2004, Perdagangan Elektronik, Ctra Adtya Bakt, Bandung.

Soekanto, Soerjono dan R. Otje Salman, Otje, 1987, Disiplin

Hukum dan Disiplin Sosial, Rajawal Pers, Jakarta.

Sudkno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Cetakan ke- 3, Lberty, Yogjakarta.

Sunggono, Bambang 2010, Metodologi

Penelitian Hukum, Rajawal Pers, Jakarta.

Artikel/Makalah/Tesis

Gagah Sujadmko, 2011, Pengaturan

dana Alokasi Khusus Dalam Hubungan keuangan Pusat Dan

Daerah, (Tess) Program Stud Magster (S2) Ilmu Hukum Pascarjana Unverstas Udayana, Denpasar

Ladjn, Nurjanna, 2008, “Analisis

Kemandirian Fiskal Di Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Di Propinsi Sulawesi Tengah)”,

(Tess) Program Stud Magster (S2) Ilmu ekonom dan Stud Pembangunan Pascarjana Unverstas Dponegoro, Semarang.

(9)

Perundang-undangan

Burgerlijk Wetboek, penerjemah: Subekt, Raden dan R. Tjtrosudbo, 2001, Kitab

Undang-Undang Hukum

Perdata, Cetakan XXXI (eds revs), PT. Pradnya Paramta, Jakarta.

Undang-Undang Republk Indonesa nomor 11 tahun 2008 tentang Informas dan Transaks Elektronk

Peraturan Pemerntah Republk Indonesa nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sstem dan Transaks Elektronk

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada bab III mengenai spektrum laplace graf konjugasi dari grup dihedral bilangan ganjil, maka dapat diperoleh kesimpulan

Dalam konteks Diklatpim Tematik Pariwisata, maka langkah identifikasi masalah (analisis situasi) adalah 1) mengidentifikasi isu aktual yang dalam konteks tematik pariwisata,

Dari berbagai macam permasalahan yang dialami oleh orang tua yang memiliki anak Autism Spectrum Disorder (ASD) dalam penyesuaian diri pada orang tua yang memiliki

Dari sudut pandang salah satu masyarakat (Ketua RT), pekerjaan dari subjek ini sudah diketahui oleh semua masayarakat di desa Belung, hal ini mengindikasikan

Subjek penelitian : usia > 35 tahun Desain penelitian : Case Control Lokasi penelitian : RSUD Ulin Banjarmasin RLPP merupakan indikator obesitas dengan OR = 5,032,

Dari hasil perhitungan dan analisis diperoleh waktu pelayanan di gerbang tol Karawang Barat sebesar 13,5 detik/kendaraan, maka gerbang tol tidak lagi memenuhi Standar

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan exitasi getaran dan karakteristik sinyal getaran, dari pompa yang digunakan pada perusahaan perminyakan, kemudian hasil analisa

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dibahas tentang perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dengan judul “Perencangan Strategi,Operasi, dan Teknologi