• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan Dan Size Perusahaan Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan Dan Size Perusahaan Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan Dan Size

Perusahaan Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

1

Rizki Ramdani,1Yeasy Darmayanti,1Resti Yulistia Muslim

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email: rizkiramdani730@yahoo.co.id

Abstract

Stock split is one way for company maintain of the stock liquidity position when the stock price is too high would create a tendency for stocks to decline, because the purchasing power of investors to the stock would be reduced, therefore stock split activity is needed. In general, this study aims to determine the effect of overpriced stock price, financial performance and the size of the company's decision to conduct a stock. In this study used 70 companies listed in Indonesia Stock Exchange. The data used are secondary data obtained from the Indonesian Capital Market of Directory (ICMD).

The time of observation begin 2008 until 2011. The research use two category variables. First dependent variable is the company's stock split decision, the second variable is independent. The variable consist of level of expensiveness stock price, financial performance covering liquidity and profitability as well as the size of the company. The test of perform of the hypothesis have been using logistic regression models. Based on the results of hypothesis testing found that liquidity is measured by the current ratio significantly influence the company's for stock split decision. The test results also showed that the level of expensiveness stock price, profitability and individual firm size have not significantly influence to the company's stock split decision.

Keywords Stock Split, Stock Price Level expensiveness, Financial Performance and Size PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan umum yang dihadapi hampir setiap perusahaan adalah menyangkut pendanaan, setiap perusahaan yang telah go public relatif kesulitan untuk melakukan pengembangan usaha dan pangsa pasar karena aliran dana yang terbatas. Oleh sebab itu salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut adalah menawarkan saham Sugiantoro (2012). Jika kita mengamati fenomena yang terjadi di pasar modal di tanah air, aktivitas perdagangan dan volume perdagangan saham pada saat ini relatif menunjukan peningkatan

yang signifikan. Menurut Hendarto (2012) terjadinya peningkatan frekuensi dan volume perdagangan saham pada saat ini tidak terlepas dari stabilnya perekonomian di kawasan regional seperti Singapura, Jepang dan Korea Selatan, kecermelangan pertumbuhan kawasan regional di Asia tidak didukung oleh peningkatan pertumbuhan negara Eropa dan Amerika yang masih berada dalam suasana resesi. Dampak membaiknya pertumbuhan perekonomian negara Asia juga mendorong peningkatan indeks di Indonesia yang terlihat dari peningkatan volume dan frekuensi perdagangan.

(2)

2

Menurut Rahman (2012) saat ini Bursa Efek Indonesia telah menunjukan pertumbuhan 400% dari peningkatan indeks gabungan jika dibandingkan tahun 2007 yang lalu. Saat ini indeks telah menyentuh 2.500 poin sedangkan pada bulan Juli 2007 indeks gabungan baru menyentuh angka 550 poin. Peningkatan tersebut tentu sangat membanggakan dan menunjukan bahwa Indonesia telah menjadi pilihan investor sebagai negara tujuan investasi terbaik di dunia.

Menurut Sugema (2012) permasalahan yang terjadi saat ini adalah adanya ketakutan di dalam diri manajemen perusahaan terhadap pergerakan harga pasar saham perusahaan yang terbentuk dipasar sekunder. Pada saat ini peningkatan harga telah begitu jauh melampaui harapan semua pihak, dalam hal ini kecenderungan perusahaan mengalami

over value atau kemahalan harga saham. Melihat kondisi dan trend pasar yang terjadi manajemen perusahaan mulai memikirkan untuk melakukan stock split atau pemecahan saham.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang masalah, maka diajukan beberapa perumusan masalah yang akan dibuktikan di dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah kemahalan harga saham yang diukur dengan price to book value

berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah kinerja keuangan yang diukur dengan likuiditas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia ? 3. Apakah kinerja keuangan yang diukur

dengan profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia ? 4. Apakah size berpengaruh terhadap

keputusan perusahaan melakukan

stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah secara penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang hendak dibuktikan yaitu:

1. Mendapatkan bukti empiris pengaruh kemahalan harga saham terhadap keputusan perusahaan melakukan

stock split di Bursa Efek Indonesia. 2. Mendapatkan bukti empiris pengaruh

kinerja keuangan yang diukur dengan likuiditas terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

3. Mendapatkan bukti empiris pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan profitabilitas terhadap keputusan

(3)

3

perusahaan melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

4. Mendapatkan bukti empiris pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan

size terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia.

LANDASAN TEORI 2.1 Stock Split

Salah satu strategi yang

dikembangkan perusahaan untuk menarik perhatian pelaku pasar untuk segera membeli saham perusahaan ketika harga saham terlalu rendah atau terlalu tinggi adalah dengan cara melakukan pemecahan saham (stock split). Menurut Jogiyanto (2008) stock split adalah pemecahan saham sekunder saham menjadi jumlah tertentu, dimana harga per lembar baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.

Brigham dan Gapeski (2008) stock split atau pemecahan saham merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk menaikan jumlah saham yang beredar. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menormalkan kembali harga saham yang meningkat melebihi harapan pasar.

2.2 Kemahalan Harga Saham

Salah satu alat pengambil keputusan yang digunakan oleh pelaku pasar dalam

berinvestasi adalah harga saham, ketika harga saham dari sebuah perusahaan semakin mahal tentu akan menunjukan kinerja perusahaan mengalami peningkatan, dan sebaliknya. Secara umum ada beberapa indikator penting yang dapat digunakan untuk mengukur kemahalan harga saham yaitu:

2.2.1 Price to book value (PBV) Sebagai Salah Satu Pengukuran Harga Saham

Salah satu alat yang dapat dijadikan untuk mengetahui kemahalan harga saham dapat diamati dari pergerakan rasio pasar. Menurut Madura (2005) untuk mengukur kemahalan harga saham dapat ditentukan dari pergerakan rasio pasar.yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam rasio pasar dapat kita amati pergerakan dan penurunan harga saham dari price earning ratio. Jika nilai price earning ratio melebihi rata rata industri maka harga saham perusahaan berada di dalam kategori over value, dalam kondisi tersebut bukan merupakan saat tepat untuk melepas kepemilikan saham dan sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan atau nilai price earning ratio menurun memperlihatkan pergerakan harga berada dalam keadaan low

sehingga saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk membeli saham.

2.2.2 Kinerja Keuangan

Menurut Sartono (2010)

(4)

4

akan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja operasional yang baik. Secara umum kinerja operasional merupakan sebuah sistem yang terdiri dari likuiditas, hingga profitabilitas. Semakin baik pengelolaan terhadap kinerja keuangan akan memicu sentimen positif yang mendorong menguatnya harga saham, ketika permintaan terhadap saham terlalu tinggi tentu harga saham yang terbentuk meningkat tajam, sehingga pertimbangan untuk melakukan

stock split semakin kuat. Secara umum beberapa kinerja keuangan yang digunakan didalam penelitian ini yaitu:

a. Likuiditas

Pada saat mengamati informasi keuangan di dalam sebuah laporan keuangan, salah satu bagian informasi yang paling penting adalah likuiditas. Menurut Sartono (2010) likuiditas adalah bagian dari kinerja perusahaan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kurang setahun) dengan segera. Likuiditas juga berhubungan dengan aliran dana likuid yang akan digunakan di dalam kegiatan operasional. Oleh sebab itu tanpa adanya likuiditas sebuah perusahaan tidak akan dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya.

b. Profitabilitas

Salah satu bagian terpenting untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan adalah

profitabilitas. Menurut Ross (2005) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin mengisyaratkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya keuangan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Sartono (2010)

mengungkapkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dengan memanfaatkan segala sumber dana baik yang berasal dari modal pemilik (equity)

maupun sumber modal yang berasal dari hutang. Semakin tinggi baik pengelolaan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan akan semakin meningkatkan kemampuan perusahaan dalam emnghasilkan laba.

Husnan dan Pudjiastuty (2003) profitabilitas dapat diungkapkan dengan istilah rentabilitas. Secara teori profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengukur profitabilitas dapat digunakan return on assets. Rasio tersebut menunjukan perbandingan antara laba bersih (setelah dikurangi pajak dan bunga) dengan laba bersih yang dimiliki perusahaan.

2.2.3 Ukuran Perusahaan

Menurut Sudarmadji (2007) besarnya ukuran perusahaan dinyatakan dalam total

(5)

5

aktiva. Penjualan dan kapitalisasi pasar, semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Ketiga variabel tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukuran perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanamkan maka semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi nilai penjualan maka semakin besar nilai perputaran uang di dalam perusahaan. Semakin besar nilai kapitalisasi pasar maka semakin dikenal produk yang dihasilkan perusahaan.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kemahalan Harga Saham Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

Alteza (2008) membuktikan bahwa kemahalan harga saham yang diukur dengan menggunakan price to book value

berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split. Ismail (2012) yang menemukan bahwa kemahalan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan stock split. Hasil yang konsisten juga diperoleh oleh Yulia (2013) yang menemukan bahwa kemahalan harga saham berpengaruh signifikan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian

ringkas tersebut dapat diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H1 Kemahalan harga saham yang diukur

dengan price to book value berpengaruh terhadap keputusan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia

2.3.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

Alteza (2008) dapat membuktikan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh negatif yang signifikan terhadap keputusan melakukan stock split. Almelia (2008) hasil penelitiannya menemukan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan melakukan stock split atau pemecahan saham. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin baik pengelolaan terhadap hutang lancar dan aktiva lancar akan semakin meningkatkan keputusan perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Boedhi dan Lidharta (2011) menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan melakukan stock split, semakin baik pengelolaan likuiditas perusahaan akan semakin meningkatkan keputusan manajemen untuk melakukan stock split untuk kembali

menstabilkan harga saham untuk

meningkatkan kegairahan pasar untuk membeli saham perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H2 Kinerja keuangan yang diukur dengan

likuiditas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock

(6)

6 split pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

Lucynanda dan Angriawan (2011) hasil penelitiannya menunjukan bahwa

financial performance yang diukur dari return on assets berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan stock split. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah memanfaatkan

assets yang dimiliki mendorong meningkatnya harga saham, karena investor cenderung untuk mengamati perkembangan laba. Kelebihan permintaan terhadap saham akan membentuk harga pasar saham yang tinggi sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Almilia (2008) hasil penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan semakin mendorong meningkatnya harga saham sehingga memperkuat keputusan perusahaan melalui manajemennya untuk melakukan pemecahan saham atau stock split. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yaitu:

H3 Kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets berpengaruh terhadap keputusan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Stock Split

Alteza (2008) hasil yang diperoleh di dalam penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan. Almelia (2008) hasil penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan stock split. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan perusahaan yang terlihat dari nilai total assets yang tinggi, tentu akan menciptakan rasa nyaman dalam diri investor untuk melakukan keputusan pemecahan saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan melakukan stock split. Boedhi dan Lidharta (2011) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan dalam melakukan stock split. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H4 Ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap keputusan perusahaan

melakukan stock split pada perusahaan manufaktur di BEI

(7)

7 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Sumber Data

Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Hair et al (2010) data sekunder adalah data yang telah diolah dan telah dipublikasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan meliputi rasio keuangan yang terdapat di dalam financial statement (laporan keuangan) yang diadopasi dari Indonesian

Capital Market of Directory (ICMD) dan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id). Data yang digunakan adalah

data dari tahun 2007 – 2011.

Populasi merupakan kesatuan atribut yang spesifik yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Setelah dilakukan pengamatan diketahui bahwa perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia teridentifikasi banyak, sehingga diperlukan pemilihan sampel. Menurut Hair et al (2010) sampel bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Di dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah beberapa perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia dan berada dalam kelompok manufaktur.

Untuk mendapatkan sampel yang presentatif maka digunakan metode purposive

sampling. Menurut Hair et al (2010)

purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria khusus yang melekat pada populasi. Pada penelitian ini yang menjadi kriteria adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia dan berada pada kelompok perusahaan manufaktur.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki komposisi profitabilitas yang bernilai positif yang dilihat dari nilai ROA selama periode observasi data dilakukan.

3. Perusahaan manufaktur yang memiliki tahun listed dari tahun 2007 sampai 2011.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Secara umum variabel penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Independen

Secara umum yang menjadi variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemahalan Harga Saham (X1)

Menurut Ross (2005) kemahalan harga saham terjadi karena mekanisme pasar untuk mendapatkan sejumlah saham jauh melebihi jumlah saham yang beredar. Untuk

(8)

8

mengukur kemahalan harga saham maka digunakan price to book value.

2. Likuiditas Perusahaan (X2)

Menurut Sartono (2010) likuiditas merupakan bagian dari kinerja keuangan sebuah perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayarkan kewajiban jangka pendeknya dengan segera. Untuk mengukur likuiditas maka digunakan current ratio.

3. Profitabilitas

Menurut Sartono (2010) profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Untuk mengukur profitabilitas digunakan return on assets.

4. Ukuran Perusahaan (Size) (X3)

Menurut Husnan dan Pudjiastuty (2003) ukuran perusahaan menunjukan besarnya skala produksi atau kekayaan yang dimiliki sebuah perusahaan. Salah satu proxy

yang digunakan untuk mengetahui ukuran sebuah perusahaan adalah total assets.

3.2.2 Variabel Dependen Stock Split (y)

Madura (2005) stock split merupakan sebuah aktifitas yang dilakukan manajemen perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham (1/n). Kebijakan tersebut diambil setelah mekanisme permintaan dan penawaran terhadap saham menjadi semakin

tinggi. Untuk kembali menciptakan sentimen positif bagi pelaku pasar manajemen mengambil kebijakan untuk melakukan pemecahan saham dalam rangka menambah jumlah saham yang beredar.

3.3 Metode Analisis

Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Di dalam tahapan analisis tersebut pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik. Secara umum tahapan pengujian statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.3.1 Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka digunakan pengujian normalitas. Agung (2009) pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui pola sebaran variance yang terbentuk di dalam sebuah variabel, apakah telah berdistribusi normal atau sebaliknya. Karena pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS, maka pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Di dalam model tersebut normalnya sebuah variabel ditentukan dari nilai probability (Asymp sig) > alpha 0,05. Setelah seluruh variabel penelitian berdistribusi normal pengujian data dapat dilakukan.

(9)

9 3.3.2 Model Regresi Logistic

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression), karena variabel independennya merupakan kombinasi antara metric dan non metric

(nominal) (Iman, 2005).Model regresi logistik yang digunakan yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :

Prob y = α + β1PBV + β2CR + β3ROA + β4SIZE + e

Keterangan:

Prob Y = 1 bila melakukan stock split dan 0 tidak melakukan stock split

β1 = Koefisien regresi PBV

β2 = Koefisien regresi CR

β3 = Koefisien regresi ROA

β4 = Koefisien regresi SIZE

PBV = Price to book value

CR = Current ratio

ROA = Return on Assets

Size = Ukuran Perusahaan

e = Error Term

3.3.3 Tahapan Pengujian Model Regresi Binary Logistic

Untuk menjawab kebenaran hipotesis maka digunakan model regresi binary logistic. Secara umum tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Hosmer and Lemeshow’s

Hosmer and Lemeshow’s berguna untuk menguji apakah data empiris yang digunakan cocok atau sesuai dengan model (Tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model dapat dikatakan fit).

Jika nilai Hosmer and Lomeshow’s test lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga

Hosmerand Lemeshow’s test tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer anf Lemeshow’s test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena cocok dengan data observasinya (Santoso, 2003).

b. Menilai Model Fit

Adanya pengurangan nilai antara -2 LL awal (initial -2 LL function ) dengan nilai -2 LL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2005). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian ”Sum

of Square Error ” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood

menunjukan model regresi semakin baik.

c. Model Nagelkarke R Square

Bertujuan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Model Nagelkarke R Square

memiliki fungsi yang sama dengan koefisien determinasi di dalam model regresi. Kontribusi hasil pengujian akan semakin baik bilai kontribusi yang diperlihatkan variabel independen terhadap dependen semakin tinggi.

(10)

10 d. Uji t-statistik

Untuk membuktikan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu. Secara umum Gujarati (2004) merumuskan uji t-statistik kedalam persamaan berikut :

t =

Sb b

Keterangan:

b = Koefisien Regresi

Sb = Standar baku masing-masing koefisien regresi

Keputusan Pengambilan Keputusan

a. Jika r-sig < Alpha. Maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen memiliki korelasi yang signifikan dengan variabel dependen secara parsial.

b. Jika r-sing > Alpha. Maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak memiliki hubungan atau korelasi yang signifikan dengan variabel dependen secara parsial.

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas terlihat masing masing variabel penelitian yang terdiri dari kemahalan harga saham, likuiditas perusahaan, profitabilitas

dan ukuran perusahaan telah memiliki nilai

asymp sig (2-tailed) diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel tersebut telah berdistribusi normal, sedangkan untuk keputusan stock split yang memiliki data bersifat dikotomi tidak perlu dinormalkan. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

4.2 Analisis Regresi logistic

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang didukung oleh variabel dependen berukuran dummy maka digunakan model regresi logistic. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh tahapan pengujian seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.3.1 Analisis -2 Log Likelihood

Sesuai dengan hasil pengujian terlihat pada model Block 0 nilai koefisien -2 Log Likelihood yang dihasilkan adalah sebesar 256,847 setelah diamati dengan nilai -2 Log Likelihood tabel Block 1 mengalami penurunan sebesar 11,332 atau menjadi 245,515. Penurunan tersebut menunjukan terjadi peningkatan akurasi hasil penelitian pada saat dilaksanakan pembentukan model

regresi logistic. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

(11)

11 4.3.2 Pengujian Hosmer and Lemeshow

Test

Hasil pengujian terlihat bahwa nilai chi-square yang dihasilkan adalah sebesar 4,533 dengan nilai signifikan sebesar 0,806. Proses pengolahan data menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,806 > α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian yang digunakan memang cocok atau tepat untuk dibentuk kedalam sebuah persamaan regresi logistic. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

4.3.3 Analisis Negelkerke R-Square

Hasil pengujian terlihat bahwa nilai

Negelkerke R-square yang dihasilkan adalah sebesar 0,061 hasil tersebut menunjukan bahwa kemahalan harga saham, likuiditas perusahaan, profitabilitas dan ukuran perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia mampu memberikan kontribusi mempengaruhi keputusan stock split sebesar 6,10% sedangkan sisanya sebesar 93,90% lagi dijelaskan oleh variabel lain yang belum digunakan pada penelitian saat ini.

4.3.4 Pembentukan Model Regresi logistic

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh tingkasan hasil pengujian terlihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Pengujian Hipotesis

Variabel Penelirian Koefisien Regresi logistic Sig α (Constanta) 0,319 -

Kemahalan Harga Saham 0,335 0,071 0,05 Likuiditas Perusahaan 0,537 0,028 0,05 Profitabilitas 0,026 0,513 0,05 Ukuran Perusahaan 0,013 0,904 0,05

Pada tabel terlihat masing masing variabel penelitian yang digunakan memiliki koefisien regresi yang dapat dibentuk kedalam sebuah model regresi logistic seperti terlihat pada persamaan dibawah ini:

Y = 0,319 + 0,335X1 + 0,537X2 + 0,026X3 + 0,013X4

Terlihat pada persamaan bahwa masing masing variabel independen yang ddigunakan didalam model regresi logistic

yang terbentuk dapat dijelaskan secara lengkap dan detail seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.3.4.1 Pengaruh Kemahalan Harga Saham Terhadap Keputusan Stock split

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan variabel kemahalan harga saham diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,335 dengan nilai signifikan sebesar 0,071. Pada tahapan pengujian data digunakan tngkat kesalahan maksimum yaitu 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,071 > 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemahalan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap

(12)

12

keputusan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemahalan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Keadaan tersebut tidak konsisten dengan teori atau pun penelitian terdahulu. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemahalan harga saham bukanlah variabel satu satunya yang mempengaruhi keputusan melakukan stock split, jika harga yang berlaku atau terjadi dipasar relatif

abnormal tentu keputusan untuk melakukan pemecahan saham bukanlah langkah terbaik, akan tetapi keputusan untuk melakukan pemecahan saham dapat saja dipengaruhi oleh variabel lain seperti masalah daya beli pasar yang menurun, muncul ketakutan kemahalan harga saham akan mengurangi likuiditas saham serta berbagai variabel lainnya (Tandelin, 2010).

4.3.4.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Keputusan Stock split

Setelah dilakukan tahapan pengujian untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap stock split diperoleh nilai koefisien

regresi logistic bertanda positif sebesar 0,537 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,028. Tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,028 < alpha 0,05 maka

keputusannya adalah Ho ditolak dan H2

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan stock split

pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa semakin baik pengelolaan posisi likuiditas mulai dari aktiva lancar dan hutang lancar tentu akan menjaga stabilitas kegiatan operasional, situasi tesebut tentu akan membantu perusahaan untuk menjaga stabilitas kinerja keuangan yang lain. Fenomena tersebut tentu mendapat sentiment positif dari pelaku pasar sehingga mereka berlomba untuk membeli saham perusahaan, karena mekanisme permintaan melebihi jumlah saham yang ditawarkan mendorong harga saham meningkat, melihat situasi tersebut kebijakan untuk melakukan pemecahan saham menjadi salah satu solusi (Brigham dan Gapesky, 2008).

4.3.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Stock split

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga yang bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh profitabilitas terhadap stock split diperoleh nilai signifikan sebesar 0,513. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,513 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H3 ditolak sehingga dapat disimpulkan

(13)

13

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan

stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba bukan variabel yang mempengaruhi keputusan stock split didalam perusahaan manufaktur. Keadaan tersebut terjadi karena terjadinya peningkatan profitabilitas belum tentu di iringi peningkatan kinerja keuangan yang lain, kondisi tersebut tentu membuat pelaku pasar menjadi lebih berhati hati dalam berinvestasi. Tidak nampaknya perubahan mekanisme pasar akibat peningkatan atau penurunan laba tentu tidak mempengaruhi harga saham dan keputusan manajemen perusahaan untuk segera melaksanakan stock split (Tandelin, 2010).

4.3.4.4 Pengaruh Size Terhadap Keputusan Stock split

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan variabel size (ukuran perusahaan) diperoleh nilai signifikan sebesar 0,904. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,904 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H4 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa size (ukuran perusahaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan stock split pada perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis keempat tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan, temuan yang diperoleh peningkatan atau pun penurunan ukuran perusahaan yang dilihat dari total assets tidak mempengaruhi keputusan manajemen dalam melakukan pemecahan saham. Situasi tersebut terjadi karena posisi aset yang dimiliki perusahaan belum mengkhawatirkan kondisi kinerja keuangan perusahaan, hal tersebut disebabkan karena posisi aset perusahaan dinilai dapat dikelola dengan baik sehingga kecil terjadinya aset yang menganggur. Kondisi tersebut terus dapat dipertahankan sepanjang periode observasi akibatnya size tidak lagi menjadi perhatian investor dan manajemen sebagai variabel yang mempengaruhi keputusan dilakukannya stock split, akan tetapi kebijakan tetap dilaksanakan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam penelitian ini (Sartono, 2010).

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari sejumlah permasalahan yang dibahas didalam penelitian ini yaitu:

(14)

14

1. Kemahalan harga saham tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. 2. Kemahalan likuiditas berpengaruh

signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

3. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan stock split pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

5.3 Saran

Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran kepada pihak pihak yang berkepentingan dengan topic atau permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu:

1. Perusahaan disarankan untuk terus menjaga stabilitas likuiditas, profitabilitas dan berusaha mengoptimalkan pemanfaatan assets. Hal tersebut tentu dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan yang ketat pada aktiva lancar seperti kas, piutan dan persediaan, serta melakukan perencanaan strategis untuk menciptakan produk inovatif

yang dapat meningkatkan penjualan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan tentu akan menjaga eksistensi perusahaan untuk waktu yang lebih lama.

2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba menambah jumlah sampel perusahaan dengan cara menggunakan kriteria pengambilan sampel yang berbeda, serta memperpanjang periode observasi dan menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan pada penelitian ini seperti dividen per share. Saran tersebut penting untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi. 2005. Dampak Size

Perusahaan Terhadap Kandangan Informasi dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol 13 No 1 Maret 2006.

Alteza Lukman. 2008. Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Stock Split (Event Study Pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Keuangan Volume 2 Nomor 2.

Universitas Gunadarma, Jakarta. Brigham dan Gapezky Houston. 2008.

Fundamentals of Financial Management. Tent Edition. McGrawhill, Irwin.

(15)

15

Boedhi Soelistijono dan Lidharta Princess Diana. 2011. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Spread April 2011 Volume I Nomor 1.

Daniati Nina. 2006. Pengaruh Likuiditas, Size, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Melakukan Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Universiutas Andalas, Padang.

Ghozali, Imam. 2010. Analisis Multivariate

dengan Menggunakan SPSS 19,0.

Badan Penerbit Universitas

Brawidjaya, Semarang.

Hendarto Wijaya. 2012. Fenomena Peningkatan Harga Saham Gabungan di BEI Sebagai Imbas Meningkatnya Mekanisme Pasar Perdagangan Sukuritas. www.kompas.com.

Husnan Suad dan Enny Pujiastuty. 2001.

Dasar-dasar Perbelanjaan Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Ikenbery et al. 1996. Dalam Ross Jeff Fred.

2005. Corporate Financial Statement. McGrawhill, Irwin.

Jogiyanto. 2008. Dasar-Dasar Pasar Modal. Edisi III Badan. Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta.

Jogiyanto. 2006. Dasar-Dasar Pasar Modal. Edisi IV. Badan Penerbit Universitas Gajahmada, Yogyakarta.

Kurniawati, Siregar. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stock Split Pada

Perusahaan LQ-45 di BEI.

Simposioum Nasional Akuntansi IV. Universitas Negeri Jember.

Latifah Nurul. 2008. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Perubahan Laba.

Fokus Ekonomi. Vol 3 Nomor 1 Juni 2008.

Lucyanda Jurica. 2011. Pengaruh Tingkat Kemahalan Harga Saham, Kinerja Keuangan Perusahaan dan Likuiditas

Perdagangan Saham Terhadap

Keputusan Perusahaan Melakukan

Stock Split. Jurnal Akuntansi Volume 9 Nomor 2. Universitas Negeri Jember.

Madura, Jason. 2005. Management Investment. Edisi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

Ross Jeff Fred. 2005. Corporate Financial Statement. McGrawhill, Irwin.

Sartono, Agus. 2010. Dasar-dasar Perbelanjaan Perusahaan. Cetakan IV. BPFE, Yogyakarta.

Sembiring Diana. 2005. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Stock Split Pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Keuangan Volume 2 Nomor 3. Universitas Brawijaya, Malang.

Setiabudi, Agung. 2009. Econometrica dan Implikasi Penggunaan Eviews. Badan Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Sugema Ari. 2012. Langkah Strategis Untuk Menjaga Konsistensi Likuiditas Saham. Financial Artikel Kompas Online. www.kompas.com

Sugiantoro Wibowo. 2012. Fenomena Booming Share of Stock on Indonesian Capital Market 2012. Artikel

www.kompas.com

Sutrisno Joko. 2000. Stock Split Dalam Perspektif Mengurangi Kemahalan Harga Saham. Artikel Manajemen Keuangan. www.article.blogspot.com. Tandelin Eduardus. 2010. Analisis Keputusan

Investasi (Dalam Sebuah Pendekatan). BPFE, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Diakhir proses pembelajaran kegiatan inti, guru kurang membantu siswa mengkaji cara pemecahan masalah yang sudah ditempuh dalam pembelajaran, akibatnya ada sebagian

We’ll take a look at some common practices that can help you focus and improve the flow in your process, such as reduc- ing waiting time, removing blockers, and

Nama peserta yang lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) menggunakan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Computer Assisted

Dengan demikian, empati juga dapat dipahami sebagai pemahaman yang intim bahwa perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan motif-motif seseorang dimengerti secara menyeluruh

If you are logged on to the XenDesktop controller as simply a local user and run the Citrix Group Policy Modeling Wizard from within Citrix Studio, the wizard evaluates

Inpres tersebut mengamanahkan bagi semua Kementerian dan Lembaga Pemerintah untuk mengintegrasikan perspektif gender pada saat menyusun kebijakan, program dan kegiatan

Sebagai maintenance analyst , saya dapat melihat user manual sehingga saya dapat mengetahui cara untuk menggunakan aplikasi dan mengetahui metode dan batasan yang

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan dengan cara menganalisis hubungan intertekstual Ayat Ayat Cinta dengan Surga Yang Tak Dirindukan dalam struktur karya, yaitu