• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN IV TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG, DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN IV TAHUN 2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 08/02/Th.XX, 01 Februari 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR SEDANG,

DAN INDUSTRI MIKRO KECIL PROVINSI ACEH TRIWULAN IV TAHUN 2016

1. PENDAHULUAN

Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Industri Triwulan IV tahun 2016 ini, akan menyajikan pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur di Aceh, yang meliputi pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS), dan pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK). Perlu dijelaskan bahwa pengelompokan perusahaan industri didasarkan pada jumlah tenaga kerja tetap yang dipekerjakan. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut;

 Produksi Industri Manufaktur Besar Sedang (IBS) di Provinsi Aceh pada Triwulan IV Tahun 2016 memperlihatkan penurunan yang cukup besar yaitu -21,43 persen dibandingkan produksi Triwulan III tahun 2016 (q to q).

 Dibandingkan tahun 2015 (y on y), produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang pada Triwulan IV tahun 2016 juga mengalami penurunan produksi yaitu sebesar 3,11 persen.

 Secara keseluruhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Aceh pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 7,38 persen. Sedangkan angka nasional persentasenya sedikit lebih kecil yaitu 4,00 persen.

 Produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan IV tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 6,55 persen dibandingkan produksi IMK pada Triwulan III tahun 2016 (q to q).

 Dibandingkan tahun sebelumnya (y on y), produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil pada triwulan IV juga mengalami penurunan produksi sebesar 8,93 persen.  Secara keseluruhan pada tahun 2016 produksi Industri Mikro dan Kecil mengalami

pertumbuhan positif yaitu sebesar 2,42 persen dibandingkan produksi IMK pada tahun 2015. Sedangkan angka Nasional produksinya juga mengalami pertumbuhan dengan persentase 5,78 persen.

(2)

Tabel 1. Pengelompokan Perusahaan Industri menurut Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Tenaga Kerja Kategori Perusahaan Industri

100 orang atau lebih Industri Besar

20 – 99 orang Industri Sedang

5 – 19 orang Industri Kecil

1 – 4 orang Industri Mikro

Data pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang diperoleh dari Survei IBS Bulanan, untuk produksi bulan Oktober, November dan Desember tahun 2016. Sedangkan data pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil diperoleh dari Survei IMK yang dilaksanakan pada bulan Januari 2017.

2. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG

Secara umum pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Provinsi Aceh pada Triwulan IV Tahun 2016 memperlihatkan penurunan jika dibandingkan produksi Triwulan III (q to q). Pertumbuhan negatif tersebut mencapai -21,43 persen, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Provinsi Aceh dan Nasional, 2016

No KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan %

Tahun 2016

q to q y on y

Trw III Trw IV Trw III Trw IV

1 10 Industri Makanan Manufacture of food product 6.48 -12.99 12.73 -1.04 6.98

2 20

Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia Manufacture of Chemicals and Chemical Products

13.60 -23.46 19.26 -2.81 8.14

IBS

Provinsi Aceh 10.43 -21.43 15.90 -3.11 7.38

Nasional 0.70 -0.34 4.87 2.06 4.00

Pertumbuhan produksi yang terjadi pada industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV 2016 baik kelompok Industri Makanan maupun Industri Bahan Kimia dan

(3)

Barang dari Bahan Kimia merupakan pertumbuhan negatif dengan persentase masing-masing sebesar -12,99 persen dan -23.46 dibandingkan produksi yang sama pada Triwulan III tahun 2016.

Dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya, Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Aceh juga mengalami pertumbuhan negatif. Pada Triwulan IV tahun 2016 Industri Manufaktur mengalami penurunan produksi sebesar 3,11 persen dibandingkan produksi pada triwulan yang sama pada tahun 2015 (y on y). Penurunan produksi terjadi pada Industri Makanan sebesar 1,04 persen, begitu juga Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia juga mengalami penurunan produksi yaitu sebesar 2,81 persen dibandingkan produksi pada triwulan yang sama di tahun 2015 yang lalu.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar Sedang secara nasional untuk Triwulan IV 2016 mengalami penurunan sebesar 0,34 persen dibanding triwulan sebelumnya (q to q). Sedangkan pada triwulan yang sama di tahun 2015 (y on y) pertumbuhan produksi nasional mengalami pertumbuhan positif yang mencapai 2,06 persen. -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 q to q y on y 10,43 15,9 -21,43 -3,11

Grafik 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Aceh, 2016

Triw III Triw IV

(4)

Secara keseluruhan pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Aceh Tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif dengan angka mencapai 7,38 persen. Sementara untuk Nasional angka pertumbuhannya meningkat sebesar 4,00 persen.

3. PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL

Tahun 2016 jumlah sampel Survei IMK Triwulan IV di Provinsi Aceh adalah sebanyak sebanyak 745 usaha yang tersebar menurut potensi usaha IMK di kabupaten/kota kecuali Kabupaten Aceh Jaya dan Bener Meriah. Dari hasil survei ini, diperoleh data pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) sebagaimana terlihat pada Tabel 3. Produksi Industri Mikro dan Kecil pada Triwulan IV tahun 2016 memperlihatkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q), dengan persentase sebesar 6.55 persen. Sebagian besar jenis industri di Aceh pada triwulan ini memperlihatkan pertumbuhan produksi negatif sedangkan yang mengalami peningkatan hanya beberapa jenis industri sebagaimana terlihat dalam grafik berikut :

q to q y on y

-21,43

-3,11

-0,34

2,06

Grafik 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Aceh dan Nasional Triwulan IV, 2016

Aceh Nasional

(5)

Pertumbuhan produksi IMK terbesar terjadi pada jenis kelompok Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya dengan peningkatan sebesar 4,11 persen dibandingkan produksi pada Triwulan III lalu (q to q). Sedangkan jenis industri lain mengalami pertumbuhan negatif yang cukup besar diantaranya Industri Furnitur mengalami penurunan sebesar 18,12 persen, Industri Pengolahan Lainnya sebesar 12,73 persen dan Industri Pakaian Jadi dengan penurunan 10,47 persen.

Tabel 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Aceh Triwulan IV, 2016

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan Triw IV (persen)

q-to-q y-on-y Tahun

2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 10 Industri Makanan -9.38 -14.34 1.41

2. 11 Industri Minuman -0.36 7.80 9.78

3. 12 Industri Pengolahan Tembakau 2.87 14.83 6.72

4. 13 Industri Tekstil 2.61 3.85 10.59

5. 14 Industri Pakaian Jadi -10.47 -14.45 -3.47

6. 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -8.29 -9.55 4.04 -20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 10 11 12 13 14 15 16 18 20 21 23 25 30 31 32 Grafik 3.

Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Provinsi Aceh (q-to-q) Triwulan IV Tahun 2016 Menurut Jenis KBLI 2-digit

(6)

7. 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-1.72 -1.02 10.24

8. 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media

Rekaman 2.42 17.69 21.90

9. 20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan

Kimia -5.51 -16.24 -10.28

10. 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia dan Obat

Tradisonal -4.27 8.76 15.53

11. 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -1.59 -10.50 -7.78

12. 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 4.11 -3.98 -0.77

13. 30 Industri Alat Angkutan Lainnya - -11.98 -3.96

14. 31 Industri Furnitur -18.12 -25.50 -10.93

15. 32 Industri Pengolahan Lainnya -12.73 -5.50 4.77

IMK (Industri Mikro dan Kecil) Aceh -6.55 -8.93 2.42

Nasional 0.51 4.88 5.78

Pada kesimpulannya produksi Industri Mikro dan Kecil triwulan IV tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 6,55 persen, sedangkan angka Nasional memperlihatkan peningkatan produksi sebesar 0,51 persen (q to q). Jika dilihat pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya (year on year) pertumbuhan produksi IMK Provinsi Aceh juga mengalami penurunan sebesar 8,93 persen sedangkan angka Nasional mengalami peningkatan produksi sebesar 4,88 persen.

Secara keseluruhan pada tahun 2016 produksi Industri Mikro dan Kecil di Provinsi Aceh mengalami pertumbuhan positif dengan peningkatan produksi sebesar 2,42 persen. Begitu pula dengan angka Nasional juga mengalami pertumbuhan produksi untuk tahun 2016 yaitu sebesar 5,78 persen.

(7)

-8,00 -6,00 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00

Triw I Triw II Triw III Triw IV

2,50 2,83 -7,53 -6,55 0,76 5,74 -2,06 0,51

Grafik 4. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Aceh dan Nasional, Tahun 2016

Aceh Nasional

Gambar

Tabel 1. Pengelompokan Perusahaan Industri menurut Jumlah Tenaga Kerja
Grafik 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang  Provinsi Aceh, 2016
Grafik 2.  Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang  Provinsi Aceh dan Nasional Triwulan IV,  2016
Tabel 3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Aceh  Triwulan IV, 2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

• Contohnya seperti nilai dari atribut kepentingan dan kepuasan untuk ruang kelas praktikum yang nyaman, nilai atribut kepentingannya bernilai (3,95) dan nilai kepuasannya adalah

Penggunaan yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan ini tidak mewakili kesepakatan pada kualitas bahan / campuran atau penggunaan yang tercantum sesuai dalam kontrak.

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

Masalah penyalahgunaan NAPZA dan Miras di Indonesia menjadi isu yang hangat diperbincangkan belakangan ini. NAPZA dan miras tersebut selanjutnya menjadi penyakit akhlak bagi

Dengan pengujian ini dapat diketahui apakah variabel independen (X) secara tunggal berpengaruh terhadap variabel independen (Y), yaitu dengan membandingkan antara

Isu mengenai pengaruh dari pendapatan regional perkapita, produk domestik regional bruto (PDRB), dana alokasi umum (DAU), pendapatan asli daerah (PAD), dan rasio