• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P

DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA

BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO

KABUPATEN KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH:

CATUR ANDRIONO

NIM. P. 10082

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. P

DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA

BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO

KABUPATEN KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

CATUR ANDRIONO

NIM. P. 10082

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. P DENGAN GASTRITIS PADA KELUARGA Tn. W DI DESA

BULUREJO KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN

KARANGANYAR.’’

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan.

3. Nurma Rahmawati, S. Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan yang nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Amalia Agustin, S. Kep, Ns selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan-masukan, inspirasi, demi sempurnanya studi kasus ini.

(7)

vi

5. Diyah Ekarini, S. Kep, Ns selaku dosen penguji III yang telah memberikan masukan-masukan, inspirasi, demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat selama pendidikan kuliah keperawatan sampai penyelesaian tugas akhir kuliah.

9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan Amin.

Surakarta, Juni 2013

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 5

C. Manfaat Penulisan ... 6

BAB II LAPORAN KASUS A. Data Umum Keluarga ... 7

B. Pengkajian ... 7

C. Diagnosa Keperawatan ... 9

D. Perencanaan Keperawatan ... 9

E. Implementasi Keperawatan... 10

(9)

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan ... 13 B. Simpulan ... 22 C. Saran... . 23 Daftar Pustaka

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Askep Keluarga

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 4. Log Book

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menurut Potter dan Perry (2005), sehat merupakan sebuah keadaan yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisiknya, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit adalah suatu proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Penyakit merupakan suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalannya ( Mansjoer, 2007 ).

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah ( Ardiansyah, 2012 ). Gastritis merupakan inflamasi dari mukosa lambung. Gastritis terbagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan kronik. Gastritis akut yaitu kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda gejala yang khas seperti mual, kembung, muntah. Penyebabnya biasanya obat obatan, alkohol, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung, trauma, luka bakar, sepsis. Sedangkan Gastritis kronik penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi dan biasanya kebanyakan

(12)

2

pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, dan nausea ( Mansjor, 2007). Gerakan lambung terdiri dari gerakan mencampur dan gerakan peristaltik. Derajat kontraksi pylorus dapat dihambat atau ditingkatkan oleh pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari lambung dan duodenum. Kontraksi peristaltik yang ritmis didalam korpus, ketika kontraksi tersebut menjadi sangat kuat dan kontraksi tersebut bersatu menimbulkan kontraksi tetanik berkelanjutan selama 2 sampai 3 menit. Apabila terus berlanjut akan terjadi nyeri mendadak waktu lapar (Ardiansyah,2012).

Badan kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara di dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian gastritis di dunia diantaranya Inggris 22 persen, China 31 persen, Jepang 14,5 persen, Kanada 35 persen dan Prancis 29,5 persen. Sedangkan di indonesia sendiri menurut WHO mencapai 40,8 persen (Gustin, 2011). Dari hasil data yang penulis dapatkan pada bulan april menunjukkan terdapat 235 pasien dengan penyakit gastritis dari 72579 penduduk di kecamantan gondangrejo (Puskesmas Gondangrejo, 2013).

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut fridman (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing masing yang merupakan bagian dari keluarga. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas

(13)

3

dasar perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah (Suprajitno, 2004).

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, tugas keluarga tesebut antara lain : pertama mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004).

Tugas keluarga yang kedua memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Apabila keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga agar memperoleh bantuan. Ketiga merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

(14)

4

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. Keempat memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Kelima memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga (Suprajitno, 2004).

Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di puskesmas Gondangrejo pada Ny. P dimana didapatkan data Ny. P mengeluh mual, nyeri dirasakan saat telat makan. Dan saat penulis kaji keluarga Tn. W mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gastritis serta tidak mengetahui kondisi penyakitnya.

Dari latar belakang itulah, penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawtan Keluarga pada Ny.P dengan Gastritis pada Keluarga Tn. W di Desa BuluRejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.

(15)

5

B.Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum

Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. P. dengan gastritis pada keluarga Tn. W di desa Bulurejo, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. P dengan Gastritis pada keluarga Tn. W

b. Penulis mampu merumuskan diagnos keperawatan pada Ny. P dengan Gastritis pada keluarga Tn. W

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. P dengan Gastritis pada keluarga Tn. W

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. P dengan Gastritis pada keluarga Tn. W

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. P dengan Gastritis pada keluarga Tn. W

(16)

6

C.Manfaat Penulisan

1. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan pengetahuan pada keluarga dengan Gastritis.

2. Bagi profesi

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis, sehingga klien mendapatkan tindakan asuhan keperawatan yang cepat, tepat dan optimal.

3. Bagi institusi

a. Masyarakat Gondangrejo

Sebagai bahan pertimbangan dan peningkatan pengetahuan dalam penanganan kesehatan keluarga.

b. Pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan gastritis dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

(17)

7

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Data Umum Keluarga

Pengkajian dilakukan pada hari senin, tanggal 22 April 2013, jam 17.00 dirumah keluarga Tn. W. Komposisi keluarga Tn. W terdiri dari tiga anggota keluarga yaitu Tn. W berusia 45 tahun sebagai kepala keluarga pendidikan terakhir STM pekerjaan swasta, Ny. P sebagai istri berusia 30 tahun pendidikan terakir SD pekerjaan ibu rumah tangga dan anak laki laki yang berumur 4,5 tahun pendidikannya sekarang masih TK. Keluarga Tn. W beralamat di Desa Bulurejo, Karanganyar. Tipe keluarga Tn. W adalah keluarga inti, dimana didalam keluarga Tn. W terdapat ayah, ibu, dan satu anak yang masih berumur 4,5 tahun.

B. Pengkajian

Dari pengkajian tahap perkembangan keluarga Tn. W didapatkan keluarga Tn. W termasuk dalam keluarga dengan anak prasekolah (anak 2-6 tahun). Tugas perkembangan keluarga Tn. W yang sudah terpenuhi antara lain pemenuhan kebutuhan anggota keluarga meliputi sandang, pangan, papan dan membantu anak dalam bersosialisasi dengan anak-anak tetangga sekitar rumah serta pembagian waktu antara individu, pasangan, dan anak dengan cara makan bersama waktu siang dan sore hari. Sedangkan yang belum terpenuhi

(18)

8

adalah merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak karena waktu Tn. W tersita oleh pekerjaannya.

Riwayat keluarga inti didapatkan keluarga Tn. W sudah menikah lima tahun dengan status kesehatan Tn. W baik tidak ada penyakit keturunan dan tidak merokok, Ny. P mengatakan mual, nyeri pada abdomen, nyeri seperti tertusuk tusuk, nyeri hilang timbul saat telat makan, skala nyeri 4. Saat dilakukan pengkajian pada Ny. P didapatkan nyeri di abdomen kuadran dua, saat ditanya keluarga belum mengerti tentang penyakit Gastritis dan tampak bingung saat ditanya, sedangkan An. A saat dikaji status kesehatanya dalam keadaan baik tidak menderita flu dan batuk, dan pengkajian riwayat keluarga sebelum menikah didapatkan keluarga Tn. W dan keluarga Ny. P tidak memiliki penyakit keturunan seperti Diabetes militus, Hipertensi, Asma, Jantung serta penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan HIV aids.

Pengkajian fungsi keperawatan keluarga didapatkan keluarga Tn. W khususnya Ny. P mengatakan bahwa belum tahu tentang pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab.

Hasil pemeriksaan fisik Ny. P menunjukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 kali per menit, respirasi rate 20 kali per menit, berat badan 56 kilogram, tinggi badan 160 centimeter, pemeriksaan abdomen dilakukan dengan inspeksi tidak ada bekas luka dan jejas, auskultasi bising usus 20 kali per menit, perkusi tympani, palpasi terdapat nyeri tekan kuadran dua keluhannya nyeri pada perut, nyeri seperti tertusuk tusuk, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul saat telat makan.

(19)

9

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada saat pengkajian keluarga Tn. W yaitu nyeri akut pada Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis. Dengan data subyektif Ny. P nyeri pada abdomen, nyeri seperti tertusuk tusuk, nyeri hilang timbul saat telat makan, skala nyeri 4. Data obyektif pada Ny. P didapatkan nyeri di abdomen kuadran dua, saat ditanya keluarga belum mengerti tentang penyakit gastritis dan tampak bingung saat ditanya. Skoring dari diagnosa diatas adalah Sifat masalah aktual dengan skor 3/3x1 didapatkan bobot 1, Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian skor 1/2x2 didapatkan bobot 1, Kemungkinan dapat dicegah cukup skor 2/3x1 didapatkan bobot 2/3, Menonjolnya masalah dirasakan dan harus segera ditangani skor 2/2x1 didapatkan bobot 1, Total dari keseluruhan skor adalah 3 2/3.

D. Intervensi

Tujuan umum pada diagnosa keperawatan nyeri akut pada Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan rumah nyeri berkurang dari skala 4 menjadi skala 3. Tujuan khusus yaitu setelah dilakukan 3 kali kunjungan rumah, Tn. W mampu : mengetahui tentang pengertian gastritis, mengetahui tanda dan gejala gastritis, melakukan tehnik relaksasi nafas dalam. Intervensi keperawatan keluarga yang akan penulis lakukan antara lain pertama kaji nyeri dengan rasional untuk mengkaji tingkatan nyeri dan menentukan intervensi yang

(20)

10

tepat, yang kedua ajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan rasional tenik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri, yang ketiga beri penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan rasional untuk mengenalkan apa itu gastritis, tanda dan gejala gastritis, dan intervensi yang terakir diskusikan dengan keluarga tentang gastritis dengan rasional untuk mengenalkan keluarga tentang Gastritis.

E. Implementasi

Implementasi dilakukan pada hari senin tanggal 22 April 2013 jam 14.00. Implementasinya adalah pertama mengkaji nyeri dengan respon data subyektif Ny. P mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk, di daerah abdomen, nyeri hilang timbul,skala nyeri 4, saat telat makan, dan data obyektif pasien kooperatif menjawab dan terdapat nyeri tekan kuadran dua. Implimentasi yang terakhir mengajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan respon data subyektif pasien mengatakan mau melakukannya, dan data obyektif pasien terlihat mampu melakukan yang diajarkan penulis

Implementasi dilakukan pada hari selasa tanggal 23 April 2013 jam 17.00. Implementasinya adalah pertama mengkaji nyeri dengan respon data subyektif Ny. P mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk, di daerah abdomen, nyeri hilang timbul,skala nyeri 3, saat telat makan, dan data obyektif pasien kooperatif menjawab dan tidak terdapat nyeri tekan kuadran dua. Implimentasi yang kedua mengajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan respon data subyektif pasien mengatakan mau melakukannya, dan data obyektif pasien terlihat mampu melakukan yang diajarkan penulis.

(21)

11

Implementasi yang terakhir memberi penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan respon data subyektif keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian, tanda dan gejala, dan data obyektif pasien tampak memperhatikan.

implementasi dilkukan pada hari rabu tanggal 24 april 2013 jam 17.00 yaitu mendiskusikan dengan keluarga tentang gastritis dengan respon data subyektif keluarga mengatakan senang bisa mengetahui tentang gastritis dan data obyektif keluarga mampu untuk mengenalkan apa itu gastritis,faktor penyebab, tanda dan gejala gastritis.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari Senin, 22 April 2013 jam 14.45, dengan menggunakan metode SOAP didapatkan data subjektif Ny. P mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk, di daerah abdomen, nyeri hilang timbul, skala nyeri 4 . Objektif pasien tampak meringis, ada nyeri tekan pada abdomen kuadran dua. Sehingga masalah nyeri belum teratasi. Dan tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu kaji nyeri, ajarkan klien relaksasi nafas dalam dan beri penkes.

hari Selasa, 23 April 2013 jam 17.35, didapatkan data subjektif Ny. P mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk, di daerah abdomen, nyeri hilang timbul, skala nyeri 3, keluarga mengatakan mengetahui pengertian gastritis, tanda dan gejala gastritis . Objektif pasien tampak meringis, tidak ada nyeri tekan pada abdomen kuadran dua. Sehingga masalah nyeri teratasi. Dan tindakan keperawatan dipertahankan yaitu anjurkan klien untuk relaksasi nafas

(22)

12

dalam saat nyeri muncul lagi, anjurkan klien untuk makan tepat waktu dan diskusikan dengan keluarga tentang gastritris.

Tanggal 24 april 2013 hari rabu jam 17.30 didapatkan data subyektif, keluarga mengatakan mengetahui pengertian gastritis, tanda dan gejala gastritis . Objektif keluarga dan pasien mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala gastritis. Sehingga masalah ketidakmampuan mengenal penyakit gastritis teratasi. Dan tindakan keperawatan dipertahankan yaitu anjurkan klien untuk relaksasi nafas dalam saat nyeri muncul lagi dan anjurkan klien untuk makan tepat waktu.

(23)

13

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Di bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di keluarga Tn. W khususnya pada Ny. P dengan problem nyeri karena gastritis dan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis.

1. Pengkajian

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. Dengan tanda dan gejala yaitu yang pertama nyeri pada epigastrium, yang kedua atau yang terakhir mual dan muntah serta penyebabnya yaitu stres dan tertekan ( Ardiansyah, 2012 ). Berdasarkan teori tesebut sesuai dengan yang di rasakan Ny. P yaitu terasa begah diperut dan terasa mual dengan tanda nyeri di abdomen karena lelah saat mengurus anak. Gerakan lambung terdiri dari gerakan mencampur dan gerakan peristaltik. Derajat kontraksi pylorus dapat dihambat atau ditingkatkan oleh pengaruh sinyal saraf dan hormonal dari lambung dan duodenum. Kontraksi peristaltik yang ritmis didalam korpus, ketika kontraksi tersebut menjadi sangat kuat dan kontraksi tersebut bersatu menimbulkan kontraksi tetanik

(24)

14

berkelanjutan selama 2 sampai 3 menit. Apabila terus berlanjut akan terjadi nyeri mendadak waktu lapar (Ardiansyah,2012). Sesuai teori ny. P juga merasa nyeri pada saat lapar. Penulis memfokuskan pada nyeri menurut Judha (2012), tidak ada cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri seseorang. Tidak ada test yang dapat mengukur intesitas nyeri, tidak ada alat imaging ataupun alat penunjang dapat menggambarkan nyeri, dan tidak ada alat yang dapat menentukan lokasi nyeri dengan tepat, alat bantu yang terbaik untuk mendiagnosa pasien adalah gambaran tentang tipe, durasi dan lokasi nyeri. Penjelasan nyeri seperti tajam atau tumpul, hilang timbul atau menetap, dapat memberi petunjuk yang baik dari penyebab nyeri ( Judha, 2012 ).

Individu yang mengalami nyeri adalah sumber informasi terbaik untuk menggambarkan nyeri yang dialami. Beberapa hal yang harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain : yang pertama intensetas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi bersifat kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10 yang bermakna 0 sama dengan tidak nyeri dan 10 sama dengan nyeri saat hebat. Yang kedua karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama/periodenya (terus menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit

(25)

15

nyeri dalam atau superfisial). Karakteristik nyeri dapat juga dilihat berdasarkan metode PQRST dengan keterangan antara lain yang pertama ( P ) Provocate, yang kedua ( Q ) Qualitas, yang ketiga ( R ) Region, yang ke empat ( S ) Servere, dan terakhir ( T ) Time. Berdasarkan teori tersebut pengkajian yang penulis lakukan yaitu Ny. P, nyeri pada perut, nyeri seperti tertusuk tusuk, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul saat lelah telat makan. Berikut keterangan lengkap tentang teori PQRST antara lain yang pertama P adalah Provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan bagian bagian tubuh mana yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri yang di derita dengan faktor psikologisnya, karena biasanya terjadi nyeri hebat karena dari factor psikologis bukan dari lukanya ( Judha, 2012)

Penjelasan selanjutnya yang kedua Q adalah Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit dalam atau superfisial, atau bahkan seperti di gencet, yang ketiga R adalah Region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman. Untuk melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan daerah yang nyerinya minimal sampai ke arah nyeri yang sangat. Hal ini akan sulit dilakukan apabila nyeri yang dirasakan bersifat menyebar atau

(26)

16

difuse, yang keempat S adalah Server, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana kulitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan skala yang bersifat kuantitas, yang terakhir T adalah Time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering untuk kambuh dan lain lain ( Judha, 2012). Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut ( Mubarak, 2007).

Pengkajian tipe keluarga yang dilakukan pada keluarga Tn. W dengan tahap perkembangan keluarga anak prasekolah antara lain : yang pertama memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti timpat tinggal, privasi, dan rasa aman, yang kedua membantu anak bersosialisasi, yang ketiga mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar), yang keempat pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak, yang terakhir kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak ( Muhlisin, 2012 ). Tahap perkembangan keluarga Tn. W tidak ada perbedaan dengan yang diungkapkan Muhlisin (2012) tetapi ada yang belum terpenuhi yaitu didapatkan keluarga Tn. W termasuk dalam keluarga dengan anak prasekolah (anak 2-6 tahun). Tugas perkembangan keluarga Tn. W yang sudah terpenuhi antara lain pemenuhan kebutuhan angota keluarga meliputi sandang, pangan, papan dan membantuan anak dalam

(27)

17

bersosialisasi dengan anak-anak tetangga sekitar rumah serta pembagian waktu antara individu, pasangan, dan anak dengan cara makan bersama waktu siang dan sore hari. Sedangkan yang belum terpenuhi adalah merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak karena waktu Tn. W tersita oleh pekerjaannya.

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, tugas keluarga tesebut antara lain : pertama mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004). Berdasarkan teori tersebut tidak sesuai yang terjadi pada keluarga Tn. W khususnya Ny. P mengatakan bahwa belum tahu tentang pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab. Mengenal masalah kesehatan keluarga merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadan kesehatan

(28)

18

dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau beresiko ( Mura, 2011). Berdasarkan pengkajian penulis mengangkat diagnosa yaitu nyeri akut pada Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan ( P ) problem yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan ( E ) etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga, dimana untuk ( P ) problem dapat digunakan tipologi dari NANDA maupun doengoes sebagai masalah individu yang sakit dan ( E ) etiologi berkenaan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatan atau keperawatan ( Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini ( P ) problem didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien menurut Judha (2012) yaitu data subyektif nyeri karena asam lambung meningkat, nyeri seperti tertusuk tusuk di daerah abdomen skala nyeri 4 dan nyeri

(29)

19

dirasakan saat telat makan karena sibuk mengurus anak dan pekerjaan rumah. Serta ( E ) etiologi ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis. Dengan data subyektif keluarga Tn. W khususnya Ny. P mengatakan bahwa belum tahu tentang pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab. Orang tua perlu mengenal keadan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya dan seberapa besar perubahannya ( Suprajitno, 2004).

3. Intervensi

Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah ( Mura, 2011). Intervensi dalam kasus gastritis menurut Ardiansyah adalah yang pertama kaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi, yang kedua berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan rasional untuk menetralisasi asam lambung, yang ketiga anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik nafas dalam, mendengarkan musik, menonton televisi dengan rasional teknik relaksasi dapat mengalihkan pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri, intervensi yang terakir berikan obat analgetik dan antasida dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung ( Ardiansyah, 2012 ). Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga menenal masalah antara lain yang pertama

(30)

20

jelaskan kepada keluarga mengenai pengertian penyakit yang diderita, dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala penyakitnya ( Muhlisin, 2012 ). Berdasarkan teori diatas intervensi penulis sesuai antara lain yang pertama kaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkatan nyeri dan menentukan implementasi yang valid, yang kedua ajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan rasional banyak oksigen masuk jaringan memperlancar peredaran darah(vasodilatasi), yang ketiga beri penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan rasional mengenalkan apa itu gastritis, tanda dan gejala gastritis, dan intervensi yang terakir diskusikan dengan keluarga tentang gastritis dengan rasional agar keluarga mampu mengerti tentang gastritis ada satu perbedaan intervensi yaitu tentang pemberian obat, karena penulis berfokus dalam tindakan keperawatan dan tidak berkolaborasi maka pemberian obat tidak direncanakan.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan ( Mura, 2011 ). Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama kaji nyeri dengan tindakan keperawatannya mengkaji nyeri yang bertujuan untuk mentukan intervensi dan mengetahui efek terapi ( Ardiansyah, 2012 ). Yang kedua ajarkan cara relaksasi nafas dalam tindakan keperawatan

(31)

21

mengajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan tujuan mengalihkan perhatian pasien sehingga dapat menurunkan nyeri ( Ardiansyah, 2012). Yang ketiga beri penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan rasional mengenalkan apa itu gastritis, tanda dan gejala gastritis tindakan keperawatan memberi penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan tujuan mengenalkan apa itu gastritis, tanda dan gejala gastritis (Suprajitno, 2004). Rencana keperawatan yang terakhir diskusikan dengan keluarga tentang gastritis tindakan keperawatan mendiskusikan dengan keluarga tentang gastritis yang bertujuan memberikan kemampuan pada keluarga dalam mengenal gastritis ( suprajitno, 2004)

5. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil (Mura, 2011). Evaluasi disusun dengan metode SOAP dengan keterangan antara lain yang pertama subyektif ( S ) adalah hal-hal yang ditemukan keluarga secara subyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, yang kedua obyektif ( O ) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, yang ketiga analisa ( A ) adalahhasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan, yang terakhir perencanaan ( P ) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi ( Muhlisin, 2012 ). Dari hasil evaluasi yang penulis lakukan didapatkan data

(32)

22

subjektif Ny. P mengatakan nyeri karena asam lambung meningkat, nyeri seperti tertusuk tusuk, di daerah perut, nyeri hilang timbul, skala nyeri 2, keluarga mengatakan mengetahui pengertian gastritis, tanda dan gejala gastritis . Objektif pasien tampak ceria, tidak ada nyeri tekan pada abdomen kwadran dua. Sehingga masalah nyeri teratasi. Dan tindakan keperawatan dipertahankan yaitu. : anjurkan klien untuk relaksasi nafas dalam saat nyeri muncul lagi, dan anjurkan klien untuk makan tepat waktu.

B. Simpulan

1. Hasil pengkajian pada keluarga Tn. W khususnya pada Ny. P dengan nyeri akut pada gastritis adalah nyeri pada perut, nyeri seperti tertusuk tusuk, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul saat lelah ketika mengurus anak dan telat makan, dan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah adalah bahwa belum tahu tentang pengertian , tanda dan gejala, faktor penyebab, dan penatalaksanaan penyakitnya.

2. Diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. W khususnya pada Ny. P adalah nyeri akut pada Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis.

3. Rencana keperawatan yang dilakukan pada pasien nyeri akut dan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis adalah kaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkatan nyeri dan menentukan implementasi yang valid, yang kedua diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga dengan rasional agar keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, yang ketiga

(33)

23

ajarkan cara relaksasi nafas dalam dengan rasional banyak oksigen masuk jaringan memperlancar peredaran darah(vasodilatasi), dan intervensi yang terakir beri penyuluhan kesehatan tentang gastritis dengan rasional mengenalkan apa itu gastritis, tanda dan gejala gastritis.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. P dengan nyeri yaitu mengkaji nyeri PQRST untuk mengetahui karakteristik nyeri dan menentukan intervensi yang tepat serta tehnik relaksasi yang tepat, dan memberikan penyuluhan keshatan untuk memberikan informasi kesehatan kepada keluarga.

5. Tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari Rabu, tanggal 24 April 2013 jam 13.00 pada keluarga Tn. W khususnya pada Ny. P adalah nyeri Akut pada Ny. P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W dalam mengenal masalah penyakit gastritis sudah teratasi yaitu skala nyeri berkurang menjadi 2, keluarga mengatakan mengetahui pengertian gastritis, tanda dan gejala gastritis.

C. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

(34)

24

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan klien pada umummya dan pada klien dengangastritis secara khusus.

(35)

DATAR PUSTAKA

Ardiansyah, muhamad. 2012. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA Press.

Judha, Mohamad. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

Yogyakarta : Muha Medika.

Kurnia, Rahmi. 2011 . Artikel Penelitian Gastritis.

https://fatek.unima.ac.id/artikelpenelitiangastritis, diakses pada tanggal 24 April 2013. Jam 18.30.

Mura, Mustafa. 2011. Proses keperawatn. http://proses keperawatan.com, diakses pada tanggal 26 april 2013. Jam 19.45.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid 1. Jakarta : Media

Aesculapius.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi dan Teori dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Patricia, Potter A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep Proses dan Praktek, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Aplikasi dalam Praktik. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa total bulu babi yang ditemukan sebanyak 868 individu yang terdiri dari 1 ordo, 1 famili, 2

Data yang diambil kondisi fisik pantai (panjang pantai, kelandaian pantai, suhu udara, suhu air, pH dan salinitas perairan), sedangkan kondisi biotik pantai (vegetasi

Mencari data dan informasi yang berasal dari berbagai literatur maupun sumber internet yang menerangkan landasan teori tentang prinsip dan aplikasi arsitektur organik pada

Sehingga yang menjadi acuan apakah tindakan monopoli tersebut melanggar Undang-undang atau tidak adalah ada tidaknya sebuah kegiatan yang mengarah kepada praktek

Pelaku utama tidak tersentuh, proses pengadilan yang tidak kompeten, banyaknya putusan bebas bagi perwira militer, vonis terlalu ringan, dan tidak ada reparasi buat

Pantai Pangumbahan dengan panjang 2,8 km terbagi menjadi enam pos pengamatan penyu. Pantai Pangumbahan termasuk dalam Desa Gunung Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.

Indikator yang disajikan dalam buku profil kesehatan adalah data indikator kesehatan yang meliputi : (1) indikator derajat kesehatan yang terdiri dari mortalitas,

Perkembangan teknologi dalam pemanfaatan satelit penginderaan jauh dengan pengolahan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu alternatif tepat dalam