• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

1

No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

NOVEMBER 2015 INFLASI 1,27 PERSEN

 Pada November 2015 terjadi inflasi sebesar 1,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

sebesar 125,17. Dari 82 kota IHK, sebanyak 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Merauke sebesar 2,35 persen dengan IHK 127,38 dan terendah terjadi di Pangkal Pinang sebesar -1,02 persen dengan IHK 121,87.

 Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks kelompok

bahan makanan sebesar 1,23 persen; kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,28 persen; kelompok sandang sebesar 0,51 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 4,87 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah angkutan udara,

cakalang/sisik, cabai rawit, bayam, tomat sayur, kacang panjang, apel, sawi hijau, selar/tude dan lemari es/kulkas.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi layang/benggol,

kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, bubara, cumi-cumi, tauge/kecambah, jeruk nipis/limau, pepaya muda, kol putih/kubis, barong dan cabai merah.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, 9 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi

tertinggi terjadi di Baubau sebesar 1,27 persen dan terendah di Kota Kendari sebesar -0,10 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender November 2015 sebesar 2,69 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun

(2)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

2

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di kota Baubau pada November 2015 terjadi inflasi sebesar 1,27 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,60 pada Oktober 2015 menjadi 125,17 pada November 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (November) 2015 sebesar 2,69 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2015 terhadap November 2014) sebesar 6,12 persen.

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang cukup signifikan pada beberapa subkelompok pengeluaran yang disertai oleh sedikit penurunan indeks kelompok pengeluaran lainnya yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,27 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,28 persen; kelompok Sandang sebesar 0,51 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,00 persen; kelompok Pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen; kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 4,87 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2015 adalah angkutan udara, cakalang/sisik, cabai rawit, bayam, tomat sayur, kacang panjang, apel, sawi hijau, selar/tude, kulkas/lemari es.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: layang/benggol, kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, bubara, cumi-cumi, tauge/kecambah, jeruk nipis/limau, pepaya muda, kol putih/kubis, baronang, cabai merah.

Andil/sumbangan inflasi dari masing-masing kelompok pengeluaran pada November 2015, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,3010 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,0427 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,0888 persen; kelompok sandang sebesar 0,0339

(3)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

3

persen; kelompok kesehatan sebesar 0,0000 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,,0011 persen dan kelompok transpor dan komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,8012 persen.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Baubau November 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Oktober 2015 IHK November 2015 Inflasi November 20151) Laju Inflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m 123,60 125,17 1,27 2,69 6,12 1 Bahan Makanan 132,63 134,26 1,23 -2,10 -1,39 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 128,04 128,53 0,38 7,26 9,83 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 113,51 113,83 0,28 1,96 5,90 4 Sandang 118,87 119,48 0,51 4,95 10,51 5 Kesehatan 112,23 112,23 0,00 1,63 3,32 6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 115,98 116,00 0,02 2,09 5,43 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 138,76 145,52 4,87 8,30 15,84

1)

Persentase perubahan IHK November 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2)

Persentase perubahan IHK November 2015 terhadap IHK Desember 2014 3)

Persentase perubahan IHK November 2015 terhadap IHK November 2014

Gambar 1

IHK Kota Baubau (2012=100)

(4)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

4

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Baubau (2012=100) November 2015 (persen)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

(1) (2)

U M U M 1,2687

1. Bahan Makanan 0,3010

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,0427

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,0888

4. Sandang 0,0339

5. Kesehatan 0,0000

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

0,0011

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

0,8012

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Baubau (2012=100) November 2015 (persen)

(5)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

5

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada November 2015 mengalami inflasi 1,23 persen atau terjadi peningkatan angka indeks dari 132,63 pada Oktober 2015 menjadi 134,26 pada November 2015.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 7 subkelompok diantaranya mengalami inflasi; 3 subkelompok mengalami deflasi dan 1 subkelompok tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya sebesar 0,14 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,23 persen; subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 1,45 persen; subkelompok sayur-sayuran sebesar 14,57 persen; subkelompok buah-buahan sebesar 7,38; subkelompk bumbu-bumbuan sebesar 6,92 persen dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,28 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok ikan segar sebesar -5,59 persen; subkelompok ikan diawetkan sebesar -0,43 persen dan subkelompok kacang-kacangan sebesar -0,47 persen. Untuk subkelompok lemak dan minyak tidak mengalami perubahan yang berarti.

Kelompok ini pada November 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,3010 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: cakalang/sisik sebesar 0,2486 persen; cabe rawit sebesar 0,1666 persen; bayam sebesar 0,1641 persen; tomat sayur sebesar 0,1554 persen; kacang panjang sebesar 0,1249. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi antara lain: layang/benggol sebesar -0,5269; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso sebesar -0,1277 persen; bubara sebesar -0,0535 persen; cumi-cumi sebesar -0,0444 persen; tauge/kecambah sebesar -0,0265 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada November 2015 mengalami inflasi 0,38 persen atau terjadi peningkatan angka indeks dari 128,04 pada Oktober 2015 menjadi 128,53 pada November 2015.

Dalam kelompok ini, 2 subkelompok mengalami inflasi,dan 1 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi antara lain subkelompok makanan jadi mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dan subkelompok tembakau dan minuman yang beralkohol sebesar 1,14 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah Subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar -0,06 persen.

Kelompok ini pada November 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0427 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yakni rokok kretek filter sebesar 0,0226 persen, rokok putih sebesar 0,0147 persen, nasi dengan lauk sebesar 0,0050 persen, makanan ringan/snack sebesar 0,0017 persen dan sirop sebesar 0,0009 persen. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi sebesar gula pasir sebesar -0,0022 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen atau terjadi peningkatan angka indeks dari 113,51 pada Oktober 2015 menjadi 113,83 pada November 2015.

Empat subkelompok dalam kelompok ini semuanya mengalami inflasi yakni subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,09 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,38 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 1,41 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumahtangga sebesar 0,22 persen.

Pada November 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0888 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan terhadap inflasi antara lain: kulkas/lemari es sebesar 0,0414

(6)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

6

persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,0229 persen, cat tembok sebesar 0,0112 persen, kayu lapis sebesar 0,0067 persen dan mesin cuci sebesar 0,0022 persen. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi dalam kelompok ini adalah tarif listrik sebesar -0,0004 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,51 persen. Terjadi kenaikan angka IHK bulan November 2015 yakni dari 118,87 pada bulan Oktober 2015 menjadi 119,48 pada bulan November 2015. Dari 4 subkelompok yang menyusun kelompok, dua subkelompok mengalami inflasi, satu subkelompok mengalami deflasi dan satu subkelompok tidak mengalami perubahan yang signifikan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,17 persen dan barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 2,29 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi yakni sandang wanita sebesar -0,02 persen. Sedangkan subkelompok sandang laki-laki tidak mengalami perubahan yang cukup berarti.

Pada November 2015 kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,0339 persen. Komoditas kelompok ini yang memberikan sumbangan inflasi antara lain: ongkos jahit sebesar 0,0179 persen, emas perhiasan sebesar 0,0132 persen, sandal sebesar 0,0018 persen dan pakaian bayi sebesar 0,0013 persen . Sedangkan komoditas penyumbang deflasi untuk kelompok ini adalah daster sebesar -0,0003 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok ini pada November 2015 tidak mmengalami inflasi atau tidak terjadi peningkatan angka indeks dari 112,23 pada Oktober 2015 tetap sebesar 112,23 pada november 2015.

Dari 4 subkelompok dalam kelompok ini,semua subkelompok tidak mengalami perubahan yang cukup berarti jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada November 2015 kelompok ini memberikan andil inflasi sebesar 0,0000 persen. Komoditas pada kelompok ini hampir tidak memberikan sumbangan yang berarti terhadap inflasi.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen. Terjadi peningkatan angka IHK, pada bulan Oktober 2015 sebesar 115,98 menjadi 116,00 pada bulan November 2015.

Dari lima subkelompok dalam kelompok ini, satu subkelompok mengalami inflasi, dan empat subkelompok lainnya tudak mengalami perubahan harga yang cukup berarti. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok rekreasi sebesar 0,05 persen. Adapun subkelompok yang lainnya tidak mengalami perubahan yang berarti.

Kelompok ini pada November 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0011 persen. Komoditas yang berperan memberikan inflasi antara sepeda anak sebesar 0,0011 persen.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada November 2015 mengalami inflasi sebesar 4,87 persen atau terjadi peningkatan angka indeks dari 138,76 pada Oktober 2015 menjadi 145,52 pada November 2015.

Dari 4 subkelompok yang menyusun kelompok ini, dua subkelompok mengalami inflasi dan dua subkelompok tidak mengalami perubahan yang signifikan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok transpor sebesar 6,18 persen dan subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,20 persen .Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman , sarana dan penunjang transpor dan subkelompok jasa keuangan dan tidak mengalami perubahan.

(7)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

7

Kelompok ini pada November 2015 memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,8012 persen. Komoditas yang memberikan kontribusi inflasi antara lain angkutan udara sebesar 0,8002 persen dan ban luar motor sebesar 0,0011 persen. Sedangkan satu-satunya komoditas penyumbang deflasi di kelompok ini adalah solar sebesar -0,0001 persen.

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender (November) 2015 sebesar 2,69 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2015 terhadap November 2014) sebesar 6,12 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, November 2015

Inflasi 2015

(1) (4)

1. November 1,27

2. (November) tahun kalender 2,69

3. November terhadap November (year on year)

(8)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

8

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada November 2015 di Indonesia terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,82. Pada November 2015 dari 82 kota IHK di Indonesia, 69 kota mengalami inflasi sedangkan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,35 persen dengan IHK sebesar 127,38 dan terendah terjadi di Pangkal Pinang sebesar -1,02 dengan IHK 121,87.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota IHK, pada bulan November inflasi tertinggi terjadi di Bukit tinggi sebesar 0,83 persen dengan IHK 119,37. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Pangkal Pinang sebesar -1,02 persen dengan IHK sebesar 121,87. (lihat Tabel 4)

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A November 2015 IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. BUKITTINGGI 119,37 0,83 2. SIBOLGA 120,83 0,78 3. PALEMBANG 119,19 0,68 4. MEDAN 123,02 0,53 5. BATAM 121,34 0,52 6. PADANG 124,87 0,47 7. JAMBI 120,59 0,47 8. PADANGSIDIMPUAN 118,52 0,41 9. PEKANBARU 121,30 0,41 10. LHOKSEUMAWE 116,78 0,34 11. MEULABOH 120,67 0,28 12. PEMATANG SIANTAR 123,87 0,28 13. BANDA ACEH 115,67 0,23 14. LUBUKLINGGAU 118,84 0,23 15. TANJUNG PINANG 121,23 0,18 16. TEMBILAHAN 125,65 0,15 17. BANDAR LAMPUNG 122,47 0,11 18. BENGKULU 127,59 0,09 19. BUNGO 118,90 0,07 20. DUMAI 122,27 -0,02 21. METRO 129,16 -0,25 22. TANJUNG PANDAN 126,38 -0,63 23. PANGKAL PINANG 121,87 -1,02 NASIONAL 121,82 0,21

(9)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

9

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada November 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,79 persen dengan IHK 127,38 dan terendah terjadi di Cilegon dengan inflasi sebesar -0,07 persen dengan IHK sebesar 124,46. (lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A November 2015 IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. SERANG 127,38 0,79 2. TASIKMALAYA 120,32 0,41 3. SURAKARTA 118,66 0,32 4. TANGERANG 128,92 0,31 5. SUMENEP 119,45 0,30 6. SUKABUMI 121,34 0,28 7. BOGOR 120,77 0,27 8. JEMBER 119,77 0,26 9. TEGAL 118,15 0,24 10. DEPOK 120,19 0,23 11. KUDUS 127,05 0,21 12. SEMARANG 120,52 0,21 13. MADIUN 119,34 0,21 14. CILACAP 123,38 0,20 15. BANDUNG 120,77 0,19 16. CIREBON 118,62 0,17 17. PURWOKERTO 119,21 0,16 18. MALANG 122,03 0,16 19. YOGYAKARTA 119,31 0,13 20. DKI JAKARTA 122,47 0,12 21. KEDIRI 120,04 0,11 22. BANYUWANGI 119,25 0,08 23. PROBOLINGGO 120,73 0,05 24. BEKASI 119,02 0,03 25. SURABAYA 120,71 -0,02 26. CILEGON 124,46 -0,07 NASIONAL 121,82 0,21

(10)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

10

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada November 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi yang berjumlah 22, inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,35 persen dengan IHK 127,38 dan terendah terjadi di Sorong sebesar -0,74 persen dengan IHK sebesar 122,13 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2015

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A November 2015 IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. MERAUKE 127,38 2,35 2. TUAL 132,94 1,03 3. PALANGKARAYA 119,98 0,85 4. KUPANG 122,87 0,72 5. TANJUNG 123,65 0,71 6. BIMA 124,14 0,66 7. MAUMERE 116,40 0,59 8. SAMPIT 122,30 0,51 9. BANJARMASIN 120,27 0,41 10. DENPASAR 118,46 0,40 11. SINGARAJA 127,24 0,32 12. SAMARINDA 123,68 0,26 13. MANOKWARI 113,41 0,22 14. JAYAPURA 121,78 0,11 15. MATARAM 120,16 0,05 16. TARAKAN 129,70 0,05 17. TERNATE 125,90 0,02 18. SINGKAWANG 120,79 -0,03 19. PONTIANAK 128,52 -0,14 20. AMBON 121,10 -0,44 21. BALIKPAPAN 125,41 -0,54 22. SORONG 122,13 -0,74 Nasional 121,82 0,21

(11)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

11

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada November 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi yang berjumlah 11, inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau sebesar 1,27 persen dengan IHK sebesar 125,17. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar -0,10 persen dengan IHK 117,46. (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi November 2015 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) K O T A November 2015 IHK Inflasi (%) (1) (2) (3) 1. BAU-BAU 125,17 1,27 2. MAMUJU 120,73 0,62 3. PALU 122,81 0,47 4. PALOPO 119,82 0,44 5. PARE-PARE 118,69 0,30 6. MAKASSAR 121,69 0,26 7. WATAMPONE 117,93 0,21 8. GORONTALO 117,99 0,18 9. BULUKUMBA 126,69 0,05 10. MANADO 123,06 -0,01 11. KENDARI 117,46 -0,10 NASIONAL 121,82 0,21

(12)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

12

Tabel 8

IHK Kota Baubau Bulan November 2015 (2012=100)

No, Kelompok/Sub kelompok

IHK November 2015 % perub thd Oktober 2015 Tahun Kalender Y o Y IHK November 2014 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] U M U M / T O T A L 125,17 1,27 2,69 6,12 117,95 I BAHAN MAKANAN 134,26 1,23 -2,10 -1,39 136,15

1 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 124,98 0,14 10,20 16,27 107,49

2 Daging dan Hasil-hasilnya 99,64 0,23 2,90 8,55 91,79

3 Ikan Segar 136,25 -5,59 -13,56 -17,00 164,15

4 Ikan Diawetkan 118,71 -0,43 22,03 19,52 99,32

5 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 126,43 1,45 5,12 7,52 117,59

6 Sayur-sayuran 155,26 14,57 6,89 2,69 151,20

7 Kacang–kacangan 133,44 -0,47 -0,10 -0,73 134,42

8 Buah–buahan 131,50 7,38 7,83 9,32 120,29

9 Bumbu–bumbuan 152,99 6,92 -12,09 3,84 147,33

10 Lemak dan Minyak 112,53 0,00 0,23 0,74 111,70

11 Bahan Makanan Lainnya 141,56 0,28 12,80 15,66 122,39

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 128,53 0,38 7,26 9,83 117,03

1 Makanan Jadi 136,61 0,12 7,58 9,31 124,97

2 Minuman yang Tidak Beralkohol 118,12 -0,06 8,09 8,87 108,50

3 Tembakau dan Minuman Beralkohol 124,71 1,14 6,15 11,41 111,94

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 113,83 0,28 1,96 5,90 107,49

1 Biaya TempatTinggal 107,58 0,09 0,20 4,64 102,81

2 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 130,71 0,38 4,44 6,98 122,18

3 Perlengkapan Rumahtangga 119,98 1,41 8,14 8,63 110,45 4 Penyelenggaraan Rumahtangga 131,33 0,22 3,73 14,11 115,09 IV SANDANG 119,48 0,51 4,95 10,51 108,12 1 Sandang Laki-laki 117,40 0,00 4,26 10,43 106,31 2 Sandang Wanita 122,31 -0,02 1,43 14,90 106,45 3 Sandang Anak-anak 133,14 0,17 5,29 6,91 124,53

4 Barang Pribadi dan Sandang Lain 105,24 2,29 10,11 10,11 95,58 V KESEHATAN 112,23 0,00 1,63 3,32 108,62

1 Jasa Kesehatan 109,32 0,00 3,84 5,97 103,16

2 Obat-obatan 119,21 0,00 0,14 1,27 117,71

3 Jasa Perawatan Jasmani 134,48 0,00 0,00 0,00 134,48

4 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 107,61 0,00 1,82 3,91 103,56

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 116,00 0,02 2,09 5,43 110,03

1 Pendidikan 103,96 0,00 2,77 2,77 101,16

2 Kursus-kursus / Pelatihan 147,65 0,00 1,23 1,23 145,85

3 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,00 0,00 1,54 1,49 104,44

4 Rekreasi 146,12 0,05 1,33 12,72 129,63

5 Olahraga 115,95 0,00 4,59 7,03 108,33

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 145,52 4,87 8,30 15,84 125,62

1 Transpor 163,79 6,18 10,87 20,89 135,49

2 Komunikasi Dan Pengiriman 97,99 0,00 -1,35 -1,31 99,29

3 Sarana dan PenunjangTranspor 119,16 0,20 2,13 3,67 114,94

(13)

Berita Resmi Statistik BPS Kota Baubau No. 01/12/Th.III, 1 Desember 2015

13

Untuk informasi :

Drs. Mustari

BPS Kota Baubau

Jl. Murhum No. 52 Kota Baubau 93700

Telp: (0402) 2821277

Referensi

Dokumen terkait

pembakaran pun dipraktekkan. Inilah dosa terakhir dari sebuah model pengelolaan yang salah kaprah; dan pembakaran lahan juga merupakan salah satu yang digunakan oleh

Status penguasaan lahan oleh keluarga pertanian di Sub DAS Citarik dapat dibedakan atas tiga golongan, yakni pemilik lahan, pemilik-penggarap lahan, dan penggarap-penyewa lahan..

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan dapat digunakan untuk menggolongkan mangga Gedong gincu berdasarkan rasio kandungan gula asam dengan

KETIGA Dalam melaksanakan tugasnya Forum Penerbit Provinsi Lampung dibantu oleh Sekretariat Forum Penerbit Provinsi Lampung yang berkedudukan di Badan Perpustakaan, Arsip

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media online Detik.com dan Vivanews.com menyampaikan peristiwa di Kebun

Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual harus dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun di sisi

Biasanya keadaan atmosfer yang dipengaruhi oleh radiasi matahari (sumber utama energi pada sistem iklim) adalah (1) radiasi mthr yang diterima di bumi, (2) suhu udara, (3)

Composite yang dilakukan pada Adobe After Effect merupakan penggabungan semua bahan grafis yang sudah dianimasikan satu persatu dengan background dan pemberian transisi