• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

Nurhajijah1, Alfaiz2, Rila Rahma Mulyani2 1

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

nurazizahharahap@gmail.com

ABSTRACT

This research is based on the problems encountered in the students who have low self efficacy and low learning motivation. This study aims to describe: 1) self-efficacy picture of learners, 2) description of motivation learners learn, 3) relationship of self efficacy with motivation learners. The type of research used is descriptive quantitative. The population in this study are students of class VIII SMP Negeri 1 Panti. Sampling in this study using stratified random sampling with Slovin formula. From the calculation results obtained a sample of 102 people. The instrument used in this study is a questionnaire. To analyze the data used Pearson Product Moment formula The technique used to analyze the data is stresess and correlation criterium technique using the IBM Statistical Package software for the Social Sciences version 19 for windows (IBM SPSS Version 19). The results of this study reveal that: 1) Self efficacy is in the high category 2) The motivation to learn is also in the high category 3) There is a significant relationship between self efficacy with learning motivation learners with 0.306 ** correlation, and significant level 0.002 with the direction of the relationship 1 positive. Means the better the relationship of self efficacy with learning motivation will increase the motivation of learning in the learners themselves. Based on the findings of this study recommended to the relevant parties that principals and teachers BK to further improve self efficacy and motivation that exist in the students.

Keywords:Self Efficacy, Learning Motivation

PENDAHULUAN

Dalam memperoleh prestasi yang baik sangat diperngaruhi oleh tingkat intelegensi yang dimiliki oleh peserta didik karena seseorang yang memiliki intelegensi yang baik pada umumnya mudah dalam belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cendrung mengalami kesukaran dalam belajar dan prestasi yang rendah, selain itu efikasi diri dan motivasi belajar juga merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam diri peserta didik yang menginginkan prestasi yang baik.

Efikasi diri adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Bandura (Ormrod, 2008:20) menyatakan bahwa perasaan efikasi diri peserta didik mempengaruhi pilihan aktivitas mereka, tujuan mereka, dan usaha serta persistensi mereka dalam aktivitas-aktivitas

(2)

kelas. Dengan demikian, efikasi diri pun pada akhirnya mempengaruhi pembelajaran dan prestasi mereka. Orang menetapkan tujuan yang lebih tinggi bagi diri mereka sendiri ketika mereka memiliki efikasi diri yang tinggi dalam bidang tertentu. Orang dengan perasaan efikasi diri yang tinggi, lebih mungkin mengerahkan segenap tenaga ketika mencoba suatu tugas baru. Mereka juga lebih mungkin gigih dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Sebaliknya, peserta didik dengan efikasi diri yang rendah akan bersikap setengah hati dan begitu cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan.

Motivasi juga merupakan komponen penting dalam menentukan prestasi belajar peserta didik, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menunjukkan adanya kekuatan dalam belajar serta memiliki keyakinan terhadap dirinya, tidak mudah putus asa ketika mendapat kegagalan dalam proses belajar. Motivasi ini dapat dikhususkan pada motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan observasi pada tanggal 12 November 2016 yang

telah dilakukan selama Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PLBKS) di SMP Negeri 1 Panti, peneliti melihat peserta didik yang berpartisipasi menjawab pertanyaan guru hanya peringkat 1-10 besar. Peserta didik lalai dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, menyalin tugas teman, tidak ada persiapan yang matang untuk belajar, mencontek saat ujian, bercerita dengan teman sebangku saat guru menerangkan.

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Gambaran efikasi diri peserta didik SMP Negeri 1 Panti

2. Gambaran motivasi belajar peserta didik SMP Negeri 1 Panti 3. Hubungan efikasi diri dengan

motivasi belajar peserta didik SMP Negeri 1 Panti

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:

1. Gambaran efikasi diri peserta didik SMP Negeri 1 Panti.

2. Gambaran motivasi belajar peserta didik SMP Negeri 1 Panti. 3. Hubungan efikasi diri dengan

motivasi belajar peserta didik SMP Negeri

1 Panti.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif merujuk pada Nazir (Darmawan, 2013:38).

(3)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, penelitian ini dilakukan pada peserta didik di SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman. Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah angket yang merujuk pada Bungin (2005:133). Melakukan penyebaran angket kepada peserta didik di kelas ,

, , , , , di SMP Negeri 1 Panti yang dijadikan sampel dalam penelitian.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang telah terkumpul melalui angket kemudian diolah melalui program

Microsoft Exel 2010 dan program SPSS versi 19. Untuk melihat hubungan efikasi diri dengan motivasi belajar peserta didik SMP N 1 Panti Kab. Pasaman yaitu melalui program SPSS versi 19. Selanjutnya untuk mendeskripsikan analisis data diawali dengan menetapkan kriteria penilaian masing-masing data yang dipilih, dengan batasan sebagaimana dikemukakan Sudjana (2005:47) yaitu:

Nilai Maksimu : (skor tertinggi

jmlh item)

Nilai Minimum : (skor terendah

jmlh item)

Rentang : (nilai maksimum nilai

minimum)

Panjang kelas Interval : Setelah mendapatkan kriteria penilaian melalui rumus di atas

peneliti dapat mengolah data dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:50).

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

Selanjutnya Melakukan uji hipotesis tentang hubungan efikasi diri dengan motivasi belajar peserta didik SMP N 1 Panti Kab. Pasaman menggunakan uji Normalitas, Homogenitas, serta uji Korelasi menggunakan rumus korelasi

product moment yang dibantu

dengan program SPSS versi 19.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Efikasi Diri

Berdasarkan hasil pengolahan angket tentang efikasi diri secara umum terlihat bahwa 56 atau 54,90% efikasi diri peserta didik berada pada kategori sangat bisa melakukan, 44 atau 43,14% efikasi diri peserta didik berada pada kategori bisa melakukan, sedangkan efikasi peserta didik pada kategori tidak bisa melakukan sama sekali, 2 atau 1,96%.

Selajutnya dilihat berdasarkan pengolahan hasil data secara indikator sebagai berikut: a. Dimensi Tingkat (Level)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa efikasi diri peserta

(4)

didik dengan dimensi tingkat

(level) berada pada kategori sangat bisa melakukan sebanyak 40 orang dengan persentase 39,22%, peserta didik yang berada pada kategori bisa melakukan yaitu sebanyak 61 orang peserta didik atau 59,80%, sedangkan pada kategori tidak bisa melakukan sama sekali 1 orang peserta didik dengan persentase 0,98%.

Berdasarkan hasil persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa dimensi tingkat (level) peserta didik SMP Negeri 1 Panti Kab.Pasaman berada pada kategori bisa melakukan dengan persentase 59,80%. b. Dimensi Kekuatan (Strength)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dimensi kekuatan

(strength) peserta berada pada kategori sangat bisa melakukan yaitu sebanyak 57 orang dengan persentase 55,88%, peserta didik yang berada pada kategori bisa melakukan yaitu sebanyak 44 orang atau 43,14%, sedangkan pada kategori tidak bisa melakukan sama sekali 1 orang peserta didik dengan persentase 0,98%. Berdasarkan hasil persentase di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi

kekuatan (strength) peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 1 Panti berada pada kategori sangat bisa melakukan.

c. Dimensi Generalisasi

(Generalitiy)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dimensi generalisasi

(generalitiy) peserta berada pada kategori sangat bisa melakukan yaitu sebanyak 51 orang dengan persentase 50,00%, peserta didik yang berada pada kategori bisa melakukan yaitu sebanyak 49 orang atau 48,04%, sedangkan pada kategori tidak bisa melakukan sama sekali 2 orang dengan persentase 1,96%.

Berdasarkan hasil persentase di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi generalisasi (generalitiy)

peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 1 Panti berada pada kategori sangat bisa melakukan.

2. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah peneliti lakukan, dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka bisa diketahui motivasi belajar peserta didik yang berada pada kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 56 orang dengan persentase 54,90%, peserta didik yang berada pada

(5)

kategori sesuai yaitu sebanyak 44 orang peserta didik atau 43,14%, pada kategori cukup sesuai sebanyak 2 orang peserta didik atau 1,96%, sedangkan pada kategori tidak sesuai dengan sangat tidak sesuai tidak satupun peserta didik atau 0% yang menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

Selajutnya dilihat berdasarkan pengolahan hasil data secara indikator sebagai berikut:

a. Intrinsik (Dorongan dari

Dalam)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa intrinsik (dorongan dari dalam) diri peserta didik berada pada kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 37 orang peserta didik dengan persentase 36,27%, peserta didik yang berada pada kategori sesuai yaitu sebanyak 51 orang atau 50,00%, pada kategori cukup sesuai sebanyak 14 orang peserta didik atau 13,73%, sedangkan pada kategori tidak sesuai dan sangat tidak sesuai tidak satupun peserta didik atau 0% yang menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

b. Ekstrinsik (Dorongan dari

Luar)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa motivasi ekstrinsik

(dorongan dari luar) diri peserta didik berada pada kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 55 orang peserta didik dengan persentase 53,92%, peserta didik yang berada pada kategori sesuai yaitu sebanyak 36 orang dan 35,29%, peserta didik yang berada pada kategori cukup sesuai yaitu sebanyak 11 orang peserta didik atau 10,78%, sedangkan pada kategori tidak sesuai dan sangat tidak sesuai tidak satupun peserta didik atau 0% yang menyatakan tidak sesuai dan sangat tidak sesuai.

3. Hubungan Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar Peserta Didik

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik

SPSS versi 19 dan menggunakan teknik pearson maka pada tabel 14 diperoleh korelasi atau r hitung sebesar 0,306** dan df 102 pada taraf signifikansi 0,05. Selanjutnya barulah dilihat dengan ketentuan nilai r berarti -1 ≤ 0,306** ≤ 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima atau variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat.

1. Gambaran Efikasi Diri

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap efikasi diri peserta didik dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1

(6)

Panti, yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item penyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan efikasi diri peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 1 Panti Kab.Pasaman, dari 102 orang peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 56 orang peserta didik memiliki efikasi diri yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran dengan persentase 54,90%. Terdapat 44 orang peserta didik yang terkategori memiliki efikasi diri yang sedang dengan persentase 43,14%. Serta ditemukan 2 orang peserta didik yang memiliki efikasi diri yang rendah dengan jumlah persentase 1,96%.

Keterangan di atas menunjukkan, bahwa secara rata-rata keseluruhan kemampuan peserta didik untuk yakin dalam memperoleh prestasi yang bagus dalam belajar berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pencapaian peserta didik tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik berada pada kategori efikasi diri yang tinggi dan yakin akan mandapatkan prestasi yang bagus dalam belajarnya. Adapun peserta didik yang memiliki efikasi diri yang rendah dalam penelitian ini ditemukan 2 orang.

a. Dimensi Tingkat (level)

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap dimensi tingkat (level) yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan dimensi tingkat

(level), dari 102 peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 40 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang tinggi dengan persentase 39,22%. Terdapat 61 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang sedang dengan persentase 59,80%. Serta ditemukan 1 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang rendah dengan persentase 0,98%.

b. Dimensi Kekuatan (strength)

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap dimensi kekuatan (strength) yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan dimensi kekuatan (strength) dari 102 peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 57 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang tinggi dengan persentase 55,88%. Terdapat 44 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang sedang dengan persentase

(7)

43,14%. Serta ditemukan 1 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang rendah dengan persentase 0,98%.

c. Generalisasi (generalitiy)

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap dimensi generalisasi (generalitiy)

yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan dimensi generalisasi (generalitiy) dari 102 peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 51 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang tinggi dengan persentase 50,50%. Terdapat 49 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang sedang dengan persentase 48,04%. Serta ditemukan 2 orang peserta didik yang berada pada kategori efikasi diri yang rendah dengan persentase 1,96%.

2. Gambaran Motivasi Belajar

a. Motivasi Intrinsik (Dorongan dari Dalam)

Gambaran motivasi

intrinsik (dorongan dari dalam) dari 102 peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 56 orang peserta didik yang berada pada kategori motivasi belajarnya tinggi dengan persentase 37,27%. Terdapat 51 orang peserta didik yang berada pada kategori motivasi belajar yang sedang dengan

persentase 50,00%. Terdapat 14 pada kategori motivasi belajar yang yang rendah dengan persentase 13,73%. Sedangkan pada kategori motivasi belajar sangat rendah tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tersebut dengan persentase 0,00%. b. Motivasi Ekstrinsik

(Dorongan dari Luar)

Gambaran motivasi

ekstrinsik (dorongan dari luar) yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil yang menggambarkan motivasi

ekstrinsik (dorongan dari luar) dari 102 peserta didik yang dijadikan sampel terdapat 55 orang peserta didik yang berada pada kategori motivasi belajarnya tinggi dengan persentase 53,92%. Terdapat 36 orang peserta didik yang berada pada kategori motivasi belajarnya sedang dengan persentase 35,29%. Terdapat 11 orang peserta didik pada kategori motivasi belajar rendah dengan persentase 10,78%. Sedangkan pada kategori motivasi belajarnya sangat rendah tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tersebut dengan persentase 0,00%.

(8)

3. Hubungan Efikasi Diri dengan Motivasi Belajar

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap hubungan efikasi dengan motivasi belajar peserta didik yaitu melalui pemberian instrumen yang berisikan item-item pernyataan yang dijawab oleh peserta didik, diperoleh hasil korelasi yang menggambarkan hubungan efikasi diri dengan motivasi belajar dimana r hitung sebesar 0,306** dan df 102 pada taraf signifikansi 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa efikasi diri dan motivasi belajar peserta didik berhubungan sangat kuat. Efikasi diri peserta didik yang tinggi mempengaruhi motivasi belajar peserta didik yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar pserta didik yang rendah mempengaruhi efikasi diri peserta didik yang rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan efikasi diri dengan motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman dapat dilihat secara keseluruhan berada pada kategori bisa melakukan dan cukup sesuai, sehingga dapat diambil kesimpulan

sesuai dengan batasan masalah sebagai berikut:

1. Gambaran efikasi diri peserta didik di SMP Negeri 1 Panti, secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan indikator dimensi tingkat (level)

berada pada kategori tinggi, dimensi kekuatan (strength) berada pada kategori tinggi, dimensi generalisasi (generalitiy)

berada pada kategori tinggi. 2. Gambaran motivasi belajar

peserta di SMP Negeri 1 Panti, secara umum berada pada kategori tinggi. Berdasarkan indikator intrinsik berada pada kategori tinggi, ekstrinsik berada pada kategori tinggi.

3. Hubungan efikasi diri dengan motiavsi belajar peserta didik terdapat hubungan yang signifikan karena r hitung sebesar 0,306** dan r tabel 0,193, sehingga sesuai dengan hipotesis penelitian semakin tinggi efikasi peserta didik maka motivasi belajar peserta didik semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.

Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ormord. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Kembang. Jakarta: Erlangga.

(9)

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Ghufron dan Risnawita. 2010. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, di perdesaan Jawa lain yang hanya menggunakan sistem produksi pertanian relatif subsisten (pada usahatani padi) ternyata proses perubahan penguasaan sumberdaya

(1) Izin usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, dan izin Wakil Pialang Berjangka, Wakil

naik.Jika kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu,kemudian distribusi λ/4 tercapai yakni ¼ panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum

kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya, disamping pertanggungan jawab umum debitur terhadap barang-barangnya. Selain istilah jaminan, dikenal juga istilah atau

Mengikut kedudukan geografinya serta taburan penduduk kita dapat mengetahui yang kebanyakannya sekolah Melayu telah ditubuhkan di desa kerana adalah dasar British untuk

Bab III berisi tentang proses pembelajaran biola pada remaja di Gereja Pugeran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran, materi yang harus diajarkan, cara

Berdasarkan hasil analisis, ditemukan betuk-bentuk Pertentangan Kelas menggunakan tinjauan Sosiologi Sastra Marxis dalam cerita novel yang dilakukan oleh ketiga toko sentral

penambahan jantung pisang.. Hal ini disebabkan panelis menyukai abon lokan dengan warna yang agak kekuningan. Semakin tinggi kadar tebu telur semakin kuning warna yang