• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Laporan BMN TA 2009 dan Kebijakan Penataan BMN di Lingkungan UAPPB-E1 Setjen Kemdiknas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Laporan BMN TA 2009 dan Kebijakan Penataan BMN di Lingkungan UAPPB-E1 Setjen Kemdiknas"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Laporan BMN TA 2009 dan

Kebijakan Penataan BMN di Lingkungan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Kebijakan Penataan BMN di Lingkungan

UAPPB-E1 Setjen Kemdiknas

Disajikan pada

Bimbingan Teknis SAI

Hotel Garden Permata - Bandung, 28 April 2010

KEPALA BIRO UMUM

1

1

(2)

Pasal 9

Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang

dipimpinnya mempunyai tugas:

f. mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara/lembaga yang

dipimpinnya;

DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003

TENTANG KEUANGAN NEGARA

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

Pasal 44

“Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna

Barang wajib

mengelola

dan

menatausahakan

BMN/D yang berada dalam penguasaannya

dengan sebaik-baiknya”

Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006

Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

1.

96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,

Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindah-tanganan BMN;

2.

120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN;

3.

97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN;

4.

171/PMK.05/2007 SAAP,

(3)

Barang Milik Negara

meliputi :

1. barang yg dibeli/

diperoleh atas

beban APBN

2. barang yg berasal

dari perolehan lain

yg sah

.

PENGERTIAN BMN

Jenis belanja:

Belanja barang (52);

Belanja modal (53);

Belanja hibah (56);

Bantuan sosial (57);

Belanja Lain-lain (58)

Perolehan lainnya yg sah meliputi

barang yang berasal dari :

1. hibah/sumbangan atau yg sejenis.

2. pelaksanaan perjanjian/ kontrak;

3. berdasarkan ketentuan undang-undang;

4. berdasarkan putusan pengadilan yg

(4)

INDIKATOR

INDIKATOR KINERJA

KINERJA

UTAMA

UTAMA

KONDISI

KONDISI

AWAL

AWAL

((2004

2004))

TARGET

TARGET

2005

2005

2006

2006

2007

2007

2008

2008

2009

2009

Opini BPK atas

LK DEPDIKNAS

Disclaimer

Disclaimer

Disclaimer

Disclaimer Disclaimer

Disclaimer

Disclaimer

Disclaimer

W.D.P

W.D.P

W.D.P

W.D.P

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

(Disclaimer)

W.T.P

W.T.P

W.T.P

W.T.P

W.D.P

W.D.P

W.D.P

W.D.P

W.T.P

W.T.P

W.T.P

W.T.P

????

Kenapa Disclaimer …..?

Kenapa Disclaimer …..?

Kenapa Disclaimer …..?

Kenapa Disclaimer …..?

• Laporan Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, Block

grant, dan Tugas Pembantuan

• Kompetensi Pengelola Keuangan dan BMN

• Inventarisasi BMN belum sesuai dengan SA-BMN

Neraca Aset pada LK belum mencerminkan

nilai wajar

• Penyusunan LK tidak berjenjang;

• Perbedaan signifikan SAK dan SABMN

• Satker Dekonsentrasi & TP tidak menyampaikan Laporan;

• Penyajian hampir seluruh akun neraca tidak dapat diyakini

kewajaranannya;

• Perbedaan signifikan SAK dan SABMN;

• Penyajian hampir seluruh akun neraca

tidak dapat diyakini kewajaranannya;

• CaLK belum mengungkapkan informasi

penting terkait LK

• Selisih Nilai Aset Tetap

SAK & SIMAK-BMN;

• Pelaksanaan

Penertiban BMN;

• Pengendalian

Pengelolaan

Persediaan;

(5)

4 (EMPAT) KRITERIA DALAM PENENTUAN OPINI WTP

( UNQUALIFIED OPINION )

1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP).

2. Efektivitas pengendalian intern (SPI)

5

2. Efektivitas pengendalian intern (SPI)

3. Kepatuhan terhadap ketentuan

perundang-undangan

4. Pengungkapan yang memadai dalam

CaLK dan CRBMN

(6)

TUJUAN PENGELOLAAN BMN

TUJUAN PENGELOLAAN BMN

YANG AKAN DICAPAI

YANG AKAN DICAPAI

Administrasi lengkap

Nilai Wajar

Laporan BMN menghasilkan

informasi yang memadai

Sertifikat lengkap a.n.

Tertib Administrasi

Tertib Administrasi

Sertifikat lengkap a.n.

Pemerintah Republik

Indonesia

Penggunaan & pemanfaatan

optimal

Pemindahtanganan &

Penghapusan BMN rusak

Penghematan belanja modal

dan belanja pemeliharaan

Tertib Hukum

Tertib Hukum

Tertib Pengelolaan

Tertib Pengelolaan

(7)

MANAJEMEN PENGELOLAAN BMN

(UU No. 1 Tahun 2004 jo. PP No. 6 Tahun 2006)

PENILAIAN

PENGHAPUSAN

PENGGUNAAN

PEMBINAAN,

PENGAWASAN,

PENGENDALIAN

PENGADAAN

PEMANFAATAN

PEMINDAH-TANGANAN

PERENCANAAN

PENATAUSAHAAN,

PEMELIHARAAN,

PENGAMANAN

(8)

Sertifikasi

Sertifikasi

(UU No. 1/2004 Pasal 49); PP No. 6/2006 Pasal 33)

Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala BPN No. tentang

Pensertipikatan BMN berupa Tanah

Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala BPN No. tentang

Pensertipikatan BMN berupa Tanah

BMN atas tanah harus

disertifikatkan atas nama

Pemerintah RI cq. Kementerian

Negara/Lembaga (K/L) yang

menguasai/ menggunakan BMN.

Memberikan kepastian hukum

Memberikan perlindungan hukum kepada pemegang

hak atas tanah

Melaksanakan tertib administrasi BMN berupa tanah

Mengamankan BMN berupa tanah

186/PMK.06/2009

24/2009

menguasai/ menggunakan BMN.

Mengamankan BMN berupa tanah

K/L

KEMENTERIAN

BPN

Pengajuan anggaran

Pelaporan

Usulan penetapan

status penggunaan

Inventarisasi & identifikasi

Menyelesaikan masalah

penguasaan/persertifikatan

Mengajukan permohonan

sertifikasi

(9)

21.03

23.24

27.60

35.62

75.15

20.00

40.00

60.00

80.00

Nilai (Rp. Triliun)

PERKEMBANGAN NILAI KEKAYAAN BMN KEMDIKNAS

TAHUN 2005 s.d. 2009 (Posisi Dalam Neraca)

-20.00

2005

2006

2007

2008

2009

URAIAN

LAPORAN BMN

TAHUN 2008

LAPORAN BMN

TAHUN 2009

TOTAL NILAI BMN

Nilai Updating Hasil Penertiban

(10)

LAPORAN BMN TA 2009

PER ESELON I DI LINGKUNGAN KEMDIKNAS

1

SETJEN

1.797.659.475.560

2 ITJEN

93.166.697.524

3 DITJEN MANDIKDASMEN

604.533.438.619

TOTAL NILAI ASET (Rp)

NO

SATKER ESELON 1

4 DITJEN PEND. TINGGI

63.548.760.434.559

5 DITJEN PNFI

364.407.246.260

6 DITJEN PMPTK

2.783.241.302.078

7 BALITBANG

49.361.974.398

8 DINAS PENDIDIKAN

5.912.917.025.353

75.154.047.594.351

JUMLAH

(11)

Evaluasi Laporan BMN TA 2009

1.

Masih terdapat selisih nilai neraca aset tetap antara SAK

& SIMAK-BMN sebesar

Rp1.328.727.633,-2.

Masih lemahnya Komitmen Pimpinan untuk melakukan

pengawasan langsung dalam penyusunan laporan BMN;

3.

Masih terdapat pengklasifikasian MAK yang tidak tepat

dalam perencanaan, sehingga tidak menghasilkan aset;

dalam perencanaan, sehingga tidak menghasilkan aset;

4.

Penyajian Laporan Persediaan tidak valid karena semua

persediaan belum tercatat serta tidak didukung BA

Opname Fisik;

5.

Masih tersaji BMN rusak berat dalam aset tetap yang

belum direklasifikasi ke aset lain-lainnya/yang

(12)

lanjutan...

6.

Masih terdapat BMN rusak berat dalam Laporan BMN yang

belum ditindaklanjuti dengan proses penghapusan;

7.

Masih terdapat selisih antara Hasil IP dari KPKNL dengan

Hasil Updating IP dalam SIMAK-BMN

8.

Rekonsiliasi/Pemutahiran data laporan BMN antara Satker

dengan KPKNL per akhir periode belum optimal. (PMK No.

dengan KPKNL per akhir periode belum optimal. (PMK No.

102/PMK.05/2009 tentang

Tata Cara Rekonsiliasi Barang

Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat );

9.

Pemahaman SDM/Petugas BMN tentang Akuntansi BMN

masih belum optimal

(tidak semua berlatar belakang

pendidikan Akuntansi)

10.

Tidak semua petugas penyusun Laporan BMN memperoleh

insentif

(diharuskan oleh Permendiknas 16/2008).

(13)

KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI

KEMAJUAN YANG TELAH DICAPAI

1. Penyusunan Laporan BMN telah berjenjang;

2. Selisih Neraca Aset antara SAK dengan SIMAK-BMN

telah dapat ditelusuri;

3. Telah dilakukan revaluasi BMN dan ter-update ke

SIMAK-BMN pada seluruh Satker di lingkungan Eselon 1 Setjen:

BMN pada seluruh Satker di lingkungan Eselon 1 Setjen:

4. Telah ditetapkannya Tim Pengendalian Intern dalam

penyusunan Laporan Keuangan (operator, validator &

verifikator);

5. Proses Rekonsiliasi antara SAK & SIMAK-BMN telah

mengalami kemajuan;

(14)

1 BALAI PENGEMBANGAN MEDIA RADIO 1.860.559.441 1.803.057.191 11.239.600 SAK lebih besar 2 BALAI BAHASA PROVINSI SULAWESI TENGAH 3.006.091.824 3.011.572.824 5.481.000 SAK lebih besar 3 BALAI BAHASA SEMARANG 2.344.741.462 2.345.206.112 464.650 SIMAK lebih besar 4 KANTOR PUSAT 238.444.150 - (238.444.150) SIMAK lebih besar 5 SEKRETARIAT JENDERAL DEPDIKNAS 6.873.809.297.237 960.892.271.884 (5.912.917.025.353) BMN DK/TP 2001-2005 6 SEAMEO SEAMOLEC 24.716.756.969 24.716.756.969

-7

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI PENDIDIKAN 196.643.620.011 196.643.620.011 -8 PUSAT PERBUKUAN 136.642.013.402 136.642.013.402 -9 PUSAT PENGEMBANGAN KUALITAS JASMANI 4.820.063.760 4.820.063.760

-KETERANGAN SELISIH

Neraca SAK Neraca SIMAK-BMN

NO SATUAN KERJA

REKAPITULASI NILAI NERACA ASET

PER 31 DESEMBER 2009

9 PUSAT PENGEMBANGAN KUALITAS JASMANI 4.820.063.760 4.820.063.760 -10 PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI 146.725.737.995 146.725.737.995 -11 PUSAT INFORMASI DAN HUMAS 10.626.656.810 10.626.656.810 -12 PUSAT BAHASA 79.775.923.713 79.775.923.713 -13 KANTOR DUBES/WRI UNESCO PARIS 1.256.475.923 1.256.475.923 -14 KANTOR BAHASA SULAWESI TENGGARA 5.323.648.525 5.323.648.525 -15 KANTOR BAHASA PROVINSI NTB 4.465.050.735 4.465.050.735 -16 KANTOR BAHASA PROVINSI LAMPUNG 4.891.103.976 4.891.103.976 -17 KANTOR BAHASA PROVINSI JAMBI 4.227.011.654 4.227.011.654 -18 KANTOR BAHASA KALIMANTAN TIMUR 5.496.601.200 5.496.601.200 -19 KANTOR ATDIKBUD KBRI WASHINGTON.DC 11.547.369.507 11.547.369.507 -20 KANTOR ATDIKBUD KBRI TOKYO 607.081.594 607.081.594 -21 KANTOR ATDIKBUD KBRI RIYADH 1.659.256.926 1.659.256.926 -22 KANTOR ATDIKBUD KBRI PORT MORESBY 1.051.974.624 1.051.974.624 -23 KANTOR ATDIKBUD KBRI PARIS 580.572.085 580.572.085

(15)

-REKAPITULASI NILAI NERACA ASET

PER 31 DESEMBER 2009

26 KANTOR ATDIKBUD KBRI KUALA LUMPUR 598.503.212 598.503.212 -27 KANTOR ATDIKBUD KBRI DEN HAAG 583.317.414 583.317.414 -28 KANTOR ATDIKBUD KBRI CANBERRA 15.474.989.045 15.474.989.045 -29 KANTOR ATDIKBUD KBRI CAIRO 800.410.392 800.410.392 -30 KANTOR ATDIKBUD KBRI BERLIN 2.827.664.092 2.827.664.092 -31 KANTOR ATDIKBUD KBRI BANGKOK 525.010.707 525.010.707 -32 BALAI BAHASA BANDA ACEH 2.437.695.103 2.437.695.103 -33 BALAI BAHASA BANDUNG 53.952.211.250 53.952.211.250 -34 BALAI BAHASA BANJARMASIN 5.347.659.660 5.347.659.660 -35 BALAI BAHASA DENPASAR 6.567.059.300 6.567.059.300

-Neraca SIMAK-BMN

NO SATUAN KERJA Neraca SAK SELISIH KETERANGAN

36 BALAI BAHASA JAYAPURA 6.210.303.610 6.210.303.610 -37 BALAI BAHASA MEDAN 4.115.508.610 4.115.508.610 -38 BALAI BAHASA PADANG 3.544.531.213 3.544.531.213 -39 BALAI BAHASA PALEMBANG 4.561.823.700 4.561.823.700 -40 BALAI BAHASA PEKANBARU 2.718.263.100 2.718.263.100 -41 BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN BARAT 6.861.906.943 6.861.906.943 -42

BALAI BAHASA PROVINSI KALIMANTAN

TENGAH 4.665.461.410 4.665.461.410 -43 BALAI BAHASA PROVINSI SULAWESI UTARA 4.796.414.770 4.796.414.770 -44 BALAI BAHASA SURABAYA 3.299.190.285 3.299.190.285 -45 BALAI BAHASA UJUNG PANDANG 8.409.666.927 8.409.666.927 -46 BALAI BAHASA YOGYAKARTA 10.380.363.354 10.380.363.354 -47 BALAI GRAFIKA MAKASAR 13.067.570.017 13.067.570.017 -48 BALAI GRAFIKA MEDAN 17.085.368.951 17.085.368.951 -49 BALAI PENGEMBANGAN MEDIA TELEVISI 4.347.440.931 4.347.440.931

(16)

-Selisih Hasil IP dan Hasil Updating pada SIMAK-BMN

SEBELUM PENILAIAN SESUDAH PENILAIAN SELISIH (+/-)

1 Balai Bahasa Surabaya 2.399.704.287 2.625.041.685 225.337.398 663.599.998 (438.262.600) 2 Balai Bahasa Pekanbaru 1.863.841.204 1.969.127.000 105.285.796 481.015.796 (375.730.000) 3 BP Media TV Surabaya 3.904.493.098 2.598.547.483 (1.305.945.615) (1.001.838.637) (304.106.978) 4 Balai Bahasa Banda Aceh 2.296.787.133 2.210.179.403 (86.607.730) 137.916.270 (224.524.000) 5 SEAMEO Seamolec 20.606.986.438 20.690.577.374 83.590.936 174.771.928 (91.180.992) 6 Kantor Bahasa Lampung 4.287.333.755 4.290.314.750 2.980.995 8.315.807 (5.334.812) 7 Balai Bahasa Yogyakarta 1.719.272.059 9.096.984.139 7.377.712.080 7.380.987.470 (3.275.390) 8 Atdikbud Berlin

2.529.796.890

(2.529.796.890) - -9 Atdikbud Riyadh 495.450.411 (495.450.411) -

-NILAI BMN PER 31 DESEMBER 2007 Transaksi 205 (pada

tingkat Kementerian) Selisih NO Nama Satuan Kerja

9 Atdikbud Riyadh 495.450.411 (495.450.411) - -10 Atdikbud Bangkok 439.019.574 (439.019.574) - -11 Atdikbud Canberra 14.259.299.769 14.087.007.860 (172.291.909) (172.291.909) -12 Atdikbud Cairo 768.691.669 755.808.599 (12.883.070) (12.883.070) -13 Atdikbud Tokyo 940.497.840 555.000.000 (385.497.840) (385.497.840) -14 Atdikbud Washington DC 9.075.411.260 11.434.746.966 2.359.335.706 2.359.335.706 -15 Atdikbud Port Moresby 1.016.729.866 1.014.028.098 (2.701.768) (2.701.768) -16 Balai Bahasa Medan 3.736.141.000 3.831.965.755 95.824.755 95.824.755 -17 Balai Grafika Medan 11.942.823.312 14.906.186.951 2.963.363.639 2.963.363.639 -18 Balai Bahasa Padang 1.279.795.781 2.365.614.877 1.085.819.096 1.085.819.096 -19 Balai Bahasa Palembang 4.432.397.500 4.272.869.000 (159.528.500) (159.528.500) -20 Balai Bahasa Semarang 2.386.488.500 1.658.365.812 (728.122.688) (728.122.688) -21 Balai Bahasa Palu 1.740.333.500 1.611.462.000 (128.871.500) (128.871.500) -22 Balai Bahasa Jayapura 5.995.526.107 5.908.725.006 (86.801.101) (86.801.101) -23 Atdikbud Den Haag 849.549.942 557.717.631 (291.832.311) (291.832.311) -24 Atdikbud Kualalumpur 652.963.005 563.607.000 (89.356.005) (89.356.005)

(17)

-Selisih Hasil IP dan Hasil Updating pada SIMAK-BMN

SEBELUM PENILAIAN SESUDAH PENILAIAN SELISIH (+/-)

25 Atdikbud London 705.590.877 308.183.127 (397.407.750) (397.407.750) -26 Atdikbud Manila 487.760.933 458.714.767 (29.046.166) (29.046.166) -27 Atdikbud Paris 766.418.220 512.064.785 (254.353.435) (254.353.435) -28 Dubes/WRI UNESCO Paris 1.773.270.765 1.169.317.917 (603.952.848) (603.952.848) -29 Pusat Bahasa 19.164.829.200 76.164.973.939 57.000.144.739 57.000.144.739 -30 Pusat Informasi dan Humas 5.888.038.974 5.888.038.974 - -31 Balai Bahasa Ujung Pandang 2.277.358.426 6.337.811.402 4.060.452.976 4.060.452.750 226 32 Kantor Bahasa Kalimantan Timur 504.008.000 499.320.087 (4.687.913) (4.688.387) 474 33 Pusdiklat Pegawai 45.790.081.518 135.717.581.875 89.927.500.357 89.927.290.357 210.000 34 Pusat Pengembangan Kualitas

5.856.266.917

3.867.903.000 (1.988.363.917) (2.011.113.917) 22.750.000 NILAI BMN PER 31 DESEMBER 2007 Transaksi 205 (pada

tingkat Kementerian) Selisih NO Nama Satuan Kerja

34 Pusat Pengembangan Kualitas

Jasmani 5.856.266.917 3.867.903.000 (1.988.363.917) (2.011.113.917) 22.750.000 35 Balai Bahasa Banjarmasin 2.695.191.124 4.547.520.100 1.852.328.976 1.819.486.626 32.842.350 36 Kantor Bahasa Jambi 1.347.348.336 1.677.320.144 329.971.808 91.545.303 238.426.505 37 Kantor Bahasa NTB 3.670.473.700 3.876.919.700 206.446.000 (68.489.000) 274.935.000 38 Balai Bahasa Denpasar 1.684.885.021 5.407.629.400 3.722.744.379 3.406.984.879 315.759.500 39 Balai Bahasa Bandung 696.264.000 53.385.297.650 52.689.033.650 52.265.511.644 423.522.006 40 Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara 4.923.315.140 5.427.132.220 503.817.080 (2.067.293) 505.884.373 41 BP Media Radio Yogyakarta 1.855.480.516 2.137.734.316 282.253.800 (282.253.800) 564.507.600 42 BP Multimedia Semarang 3.375.961.428 3.046.100.697 (329.860.731) (1.194.190.681) 864.329.950 43 Balai Bahasa Palangkaraya 2.721.335.979 4.291.425.900 1.570.089.921 (39.300.077) 1.609.389.998 44 Balai Bahasa Sulawesi Utara 1.195.671.425 4.199.570.670 3.003.899.245 891.186.575 2.112.712.670 45 Balai Grafika Makassar 11.476.839.799 17.877.699.859 6.400.860.060 6.400.860.060 46 Sekretariat Jenderal 287.710.864.207 874.312.503.525 586.601.639.318 572.318.834.896 14.282.804.422 47 Pusat Perbukuan 14.774.264.604 65.211.383.752 50.437.119.148 28.927.941.140 21.509.178.008 48 Pustekkom 49.932.114.251 114.745.729.401 64.813.615.150 12.466.320.040 52.347.295.110 570.892.967.260 1.498.071.754.596 927.178.787.336 830.580.060.731 96.598.726.605 T O T A L

(18)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

(19)

Pertimbangan:

Menunjang pelaksanaan tupoksi

Mengamankan BMN

Jenis Penggunaan:

Penetapan Status Penggunaan

Oleh Pengelola Barang

untuk BMN :

yang mempunyai bukti kepemilikan,

yang nilai perolehan di atas Rp 25 juta per unit/satuan, dan

PENGGUNAAN

BARANG MILIK NEGARA

yang nilai perolehan di atas Rp 25 juta per unit/satuan, dan

yang dari awal direncanakan untuk PMP/hibah

Oleh Pengguna Barang

untuk BMN dengan nilai perolehan s/d Rp 25 juta per unit

Alutsista (TNI & Polri) tidak perlu penetapan status dari Pengelola

Barang

Alih Status Penggunaan

Penetapan Status Penggunaan untuk dioperasikan oleh pihak lain,

dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tupoksi K/L

Penetapan status penggunaan yang digunakan sementara oleh

(20)

PEMANFAATAN

BARANG MILIK NEGARA

Sewa

Pertimbangan :

• Mengotimalkan pemanfaatan BMN • Menunjang pelaksanaan tupoksi

• Mencegah penggunaan BMN oleh pihak lain yang tidak sah

Penerima :

BUMN/BUMD

• Badan hukum lainnya • Perorangan

Jangka waktu :

Kerjasama Pemanfaatan

Pertimbangan :

• Mengotimalkan pemanfaatan BMN • Meningkatkan penerimaan negara

• Mengamankan BMN/mencegah penggunaan yang tidak sesuai ketentuan

Penerima :

BUMN • BUMD

• Badan hukum lainnya

Jangka waktu :

5 tahun dan dapat diperpanjang

Pinjam Pakai

Pertimbangan :

• Mengotimalkan pemanfaatan BMN

• Menunjang pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan daerah

Penerima :

• Pemda

Jangka waktu :

2 tahun dan dapat diperpanjang

30 tahun dan dapat diperpanjang

BGS/BSG

Pertimbangan :

Menyediakan bangunan dan fasilitasnya dalam rangka penyelenggaraan tupoksi K/L yang dana pembangunannya tidak tersedia dalam APBN

Penerima :

BUMN • BUMD

• Badan Hukum lainnya

Jangka waktu :

30 tahun

(21)

PEMINDAHTANGANAN

PEMINDAHTANGANAN

BARANG

BARANG MILIK NEGARA

MILIK NEGARA

Penjualan

Pertimbangan :

• Optimalisasi BMN yang berlebih (Idle)

• Secara ekonomis lebih menguntung-kan

bagi negara

• Sebagai

pelaksanaan

ketentuan

perundangan yang berlaku

• Tidak

boleh

menganggu

pelaksanaan

Tupoksi

Penerima :

Tukar Menukar

Pertimbangan :

• Memenuhi

Kebutuhan

operasional

penyelenggara pemerintahan

• Optimalisasi penggunaan BMN tidak tersedia

dalam APBN

Penerima :

• BUMN

• BUMD

• Badan hukum lainnya

• Swasta

Hibah

Pertimbangan :

• Untuk kepentingan sosial, keagamaan,

kemanusiaan dan,

• Untuk

penyelenggaraan

Pemerintah

Daerah

Penerima :

• Pemda

• Lembaga Sosial

• Lembaga Keagamaan

• Org. Kemanusiaan

• Swasta

Penyertaan Modal Pemerintah

Pertimbangan :

• Akan lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara yang sudah ada maupun yang akan dibentuk

• Dari awal pengadaannya diperuntukkan bagi BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara dalam rangka penugasan pemerintah; atau

Penerima :

• BUMN/BUMD

• Badan hukum lainnya yang dimiliki negara

Tujuan PMP untuk pendirian, pengembangan, dan peningkatan kinerja

(22)

Definisi

Adalah tindakan menghapus BMN dari Daftar Barang dengan

menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang yang

membebaskan PB/KPB/PnB dari tanggungjawab administrasi dan

fisik barang yang berada dalam penguasaannya.

Tanah

dan

bangunan

• Dlm kondisi rusak berat karena bencana alam (

force majeure

)

• Tidak sesuai RUTR/perubahan tata ruang kota

• Tidak memenuh kebutuhan organisasi karena perkembangan

tugas

• Penyatuan lokasi barang dalam rangka efisiensi

P

e

rs

y

a

ra

ta

n

p

e

n

g

h

a

p

u

s

a

n

bangunan • Penyatuan lokasi barang dalam rangka efisiensi

• Pertimbangan rencana strategis pertahanan

Selain

tanah dan

bangunan

• Memenuhi persyaratan tehnis

• Secara fisik tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak

ekonomis jika diperbaiki, akibat modernisasi

• Kadaluarsa

• mengalami perubahan karena penggunan (terkikis, aus, dll)

• berkurang dlm timbangan/ukuran karena penggunaan/susut

dlm penyimpanan/pengangkutan.

• Memenuhi persyaratan ekonomis, lebih baik dihapus (biaya opr >

manfaat).

• Barang hilang, dlm kondisi kekurangan perbendaharaan, atau

kerugian karena kematian hewan/tanaman.

P

e

rs

y

a

ra

ta

n

p

e

n

g

h

a

p

u

s

a

n

(23)

1.Penghapusan meliputi :

o

Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna/KP

o

Penghapusan dari DBMN

2.Pemusnahan :

o

Pemusnahan dapat dilakukan dalam hal :

Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,

PENGHAPUSAN (DAN PEMUSNAHAN)

BARANG MILIK NEGARA

Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan,

dan tidak dapat dipindahtangankan;

Alasan lain sesuai ketentuan UU.

o

Pemusnahan dilakukan dengan cara :

Dibakar;

Dihancurkan;

Ditimbun;

Ditenggelamkan dalam laut;

(24)

KETENTUAN

REKOMENDASI/PERSETUJUAN PENGHAPUSAN

(Kepmenkeu No. 31/KM.6/2008)

Peralatan Kantor (per paket usulan)

1.

KPKNL : s.d. Rp. 500 juta;

2.

Kanwil DJKN : di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1,0

miliar;

3.

Menkeu : di atas Rp. 1,0 miliar.

Kendaraan Bermotor (per paket usulan)

Kendaraan Bermotor (per paket usulan)

1.

KPKNL : s.d. Rp. 500 juta;

2.

Kanwil DJKN : di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1,0

miliar;

3.

Menkeu : di atas Rp. 1,0 miliar.

Bangunan (per paket usulan)

1.

KPKNL : s.d. Rp. 1,0 miliar;

2.

Kanwil DJKN : di atas Rp. 1,0 s.d. Rp. 2,5 miliar;

3.

Menkeu : di atas Rp. 2,5 miliar

Kepmendiknas No. 129/P/2008, 4 November 2008, tentang Pemberian Kuasa

kepada KPB untuk menandatangani surat permohonan persetujuan usul

(25)

1.

Penilaian Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka

penyusunan neraca pemerintah (LKPP), pemanfaatan, dan

pemindahtanganan BMN.

2.

Penilaian Barang Milik Negara dilaksanakan Penilai DJKN

PENILAIAN

2.

Penilaian Barang Milik Negara dilaksanakan Penilai DJKN

tetapi dapat juga melibatkan penilai independen (appraisal).

3.

Penilaian Barang Milik Negara:

tanah dan/atau bangunan

untuk mendapatkan nilai

wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP.

selain tanah dan/atau bangunan

untuk mendapatkan

nilai wajar.

(26)

PENGAMANAN:

Meliputi pengamanan administrasi, fisik dan hukum :

Sertifikasi, bukti kepemilikan bangunan atas nama Pemerintah

Indonesia, dan disimpan oleh pengelola;

Bukti kepemilikan selain T/B atas nama pengguna, dan

disimpan oleh pengguna.

PEMELIHARAAN:

PEMELIHARAAN:

PB/KPB bertanggungjawab atas pemeliharaan BMN yang

dikuasainya, dg berpedoman pada DKPB (daftar kebutuhan

Pemeliharaan Barang), yg dibebankan pada APBN.

KPB wajib membuat daftar hasil pemeliharaan barang yg

berada pada kewenangannya dan melaporkan kepada PB

secara berkala.

PB atau pejabat yg ditunjuk meneliti laporan dan menyusun

daftar hasil pemeliharaan tahunan sebagai bahan evaluasi

mengenai efisiensi pemeliharaan.

(27)

Pengguna/Kuasa Pengguna Barang

Melakukan pemantauan & penertiban terhadap BMN yang dikuasainya

Dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit

tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban.

Menindaklanjuti hasil audit sesuai ketentuan.

Pengelola Barang

Berwenang melakukan pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan

pengelolaan dalam rangka penertiban sesuai dengan ketentuan.

Dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit.

Hasil audit dimaksud disampaikan kepada pengelola untuk ditindaklanjuti

sesuai ketentuan.

(28)

Pembukuan :

kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN kedalam

Daftar Barang menurut penggolongan dan

kodefikiasi

Daftar Barang :

Kuasa Penggunga Barang

: DBKP

Pengguna Barang

: DBP

Pengelola Barang

: DBMN

Penyimpanan dokumen

Inventarisasi : kegiatan pendataan, pencatatan dan

Penatausahaan

adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan

BMN/D sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

INVENTARISASI

INVENTARISASI

PEMBUKUAN

PEMBUKUAN

PELAPORAN

PELAPORAN

Inventarisasi : kegiatan pendataan, pencatatan dan

pelaporan hasil pendataan BMN, meliputi :

Pengguna Barang : sekurangnya sekali dalam 5 tahun

(kecuali persediaan dan KDP) , dan disampaikan

kepada pengelola barang selambatnya 3 bln setelah

sls inventarisasi.

Pengelola Barang : khusus tanah & bangunan yang

berada dalam penguasaannya sekurangnya sekali

dalam 5 tahun

Jenis Laporan :

Kuasa Pengguna Barang: LBKP (S/T)

Pengguna Barang

: LBP (S/T)

Pengelola Barang

: LBMN

(29)

KERANGKA

KERANGKA

SAI

SAI

NERACA

LAPORAN

BMN

LAPORAN

MANAJERIAL

LAINNYA

(30)

ORGANISASI AKUNTANSI BMN K/L

Tingkat Kementerian

Negara/Lembaga

Unit Akuntansi Pengguna Barang

(UAPB)

Tingkat Eselon 1

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna

Barang-Eselon 1 (UAPPB-E1)

Tingkat Wilayah

PMK. 171/2007 Pasal 34 ayat (2)

Tingkat Wilayah

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna

Barang-Wilayah (UAPPB-W)

Tingkat Satuan Kerja

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

Tingkat Pembantu Satuan Kerja ….(opsional)

(31)

Konvensional/Manual

Konvensional/Manual

(Swakelola, Penunjukan

(Swakelola, Penunjukan

Langsung, Pemilihan

Langsung, Pemilihan

Langsung, dan

Langsung, dan

Pelelangan Umum)

Pelelangan Umum)

Jasa Konsultansi

Jasa Konsultansi

Barang

Barang

Jasa Pemborongan/

Jasa Pemborongan/

Konstruksi

Konstruksi

Jasa Lainnya

Jasa Lainnya

1. 1. PersiapanPersiapan 2. 2. PengumumanPengumuman 3. 3. AanwijzingAanwijzing 4.

4. Pemasukan DokumenPemasukan Dokumen 5.

5. Pembukaan DokumenPembukaan Dokumen 6.

6. EvaluasiEvaluasi 7.

7. Usul dan penetapan Usul dan penetapan Pemenang

Pemenang 8.

8. PengumumanPengumuman 9.

9. Masa SanggahMasa Sanggah 10.

10. SPPBJSPPBJ 11.

11. KontrakKontrak

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

dalam lingkup Kemendiknas

Pengadaan

Pengadaan

E

E--Procurement

Procurement

(Pelelangan Umum)

(Pelelangan Umum)

Barang

Barang

Jasa Pemborongan/

Jasa Pemborongan/

Konstruksi

Konstruksi

Jasa Lainnya

Jasa Lainnya

1. 1. PersiapanPersiapan 2.

2. Pembuatan LelangPembuatan Lelang 3.

3. PengumumanPengumuman 4.

4. AanwijzingAanwijzing 5.

5. Pemasukan DokumenPemasukan Dokumen 6.

6. Pembukaan DokumenPembukaan Dokumen 7.

7. EvaluasiEvaluasi 8.

8. Usul dan penetapan Usul dan penetapan Pemenang

Pemenang 9.

9. PengumumanPengumuman 10.

10. Masa SanggahMasa Sanggah 11.

11. SPPBJSPPBJ 12.

12. KontrakKontrak

Paling Cepat 18 Hari Kerja

11.

(32)

1. Efisien;

2. Efektif;

3. Terbuka dan bersaing;

PRINSIP DASAR PENGADAAN BARANG/JASA

(Keppres 80/2003)

3. Terbuka dan bersaing;

4. Transparan;

5. Adil dan tidak diskriminatif;

6. Akuntabel.

(33)

1.

Melaksanakan dengan tertib, tanggung jawab, waktu

dan tujuan.

2.

Profesional, mandiri, jujur dan menjaga kerahasiaan;

3.

Tidak saling mempengaruhi.

ETIKA PENGADAAN

(Pengguna, Penyedia & Para Pihak terkait)

3.

Tidak saling mempengaruhi.

4.

Conflict of interest (pertentangan kepentingan).

5.

Menghindari pemborosan dan kebocoran uang

negara.

6.

Menghindari dan mencegah penyalahgunaan

wewenang.

(34)

Rencana R PP BHP pada 5 PT yang dinegerikan

Politeknik harus BHPP Tahun 2012

(35)

MENTERI KEUANGAN SELAKU BENDAHARA UMUM NEGARA

ADALAH PENGELOLA BMN (PP 6/2006 Ps. 4)

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLA BMN

1.

Merumuskan kebijakan, mengatur, dan menetapkan pedoman pengelolaan BMN;

2.

Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMN;

3.

Menetapkan status penguasaan dan penggunaan BMN;

4.

Mengajukan usul pemindahtanganan BMN berupa tanah dan bangunan yang

memerlukan persetujuan DPR;

5.

Memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan BMN dalam batas kewenangan

Menteri Keuangan;

6.

Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul pemindahtanganan BMN berupa

6.

Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul pemindahtanganan BMN berupa

tanah dan bangunan dalam batas kewenangan Presiden;

7.

Memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan dan penghapusan BMN selain

tanah dan bangunan;

8.

Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul pemindahtanganan BMN selain

tanah dan bangunan kepada Presiden atau DPR;

9.

Menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan;

10.

Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi BMN;

11.

Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan BMN;

(36)

MENTERI SELAKU PIMPINAN K/L

ADALAH PENGGUNA BMN (PP 6/2006 Ps. 6)

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA BMN

1.

Menetapkan kuasa pengguna barang dan menunjuk pejabat yang mengurus dan

menyimpan BMN;

2.

Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran BMN;

3.

Melaksanakan pengadaan BMN;

4.

Mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan;

5.

Menggunakan BMN untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;

6.

Mengamankan dan memelihara BMN;

7.

Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN selain tanah dan

bangunan;

bangunan;

8.

Mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut tukar menukar berupa

tanah dan bangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan

kota;

9.

Mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut penyertaan modal

pemerintah;

10.

Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan kepada pengelola

barang;

11.

Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMN;

12.

Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN;

(37)

KEPALA KANTOR/SATUAN KERJA DALAM LINGKUNGAN K/L

ADALAH KUASA PENGGUNA BMN (PP 6/2006 Ps. 7)

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB KUASA PENGGUNA BMN

1.

Mengajukan rencana kebutuhan BMN kepada pengguna barang;

2.

Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan

dan penggunaan BMN kepada pengguna barang;

3.

Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN yang berada dalam

penguasaannya;

4.

Menggunakan BMN yang berada dalam penguasannya;

5.

Mengamankan BMN yang berada dalam pengusaannya;

5.

Mengamankan BMN yang berada dalam pengusaannya;

6.

Mengajukan usul pemindahtanganan BMN kepada pengguna

barang;

7.

Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan

kepada pengguna barang;

8.

Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMN

yang ada dalam penguasaannya;

9.

Menyusun dan menyampaikan laporan Barang Kuasa Pengguna

Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna

Tahunan (LBKPT) kepada pengguna barang.

Referensi

Dokumen terkait

Dibandingkan dengan indeks komponen lainnya, Indeks Konsumsi Makanan dan Non Makanan tercatat yang mengalami pelambatan paling tinggi antar triwulannya namun merupakan yang

11.1 Menjelaskan perekonomian 2 sektor dan 3 sektor 11.2 Menguraikan karakteristik masing-masing sektor.

Mahasiswa praktikan mendapatkan banyak pengalaman yang sangat bermanfaat bagi pembentukan sikap kompetensi profesional sebagai seorang calon pendidik.Harapan praktikan

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sampel

Hal serupa juga terjadi pada saat latihan sedang berlangsung, menurut pembina ekstrakurikuler siswa sering sekali tidak mampu mengikuti rangkaian latihan yang

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1, proses rekrutmen dilakukan apabila terdapat kurangnya jumlah karyawan dalam bagian produksi dan perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Demonstrasi Interaktif berbantuan multimedia lebih baik daripada siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya simpan pakan ayam broiler dalam bentuk pellet dengan bahan perekat tepung ubi jalar, tepung garut dan onggok serta